• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Pengolahan Zakat, Infak, dan Sedekah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Pengolahan Zakat, Infak, dan Sedekah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Hal

40 dari 101

Rancang Bangun Pengolahan Zakat, Infak, dan Sedekah

1Arif Andi Susanto, 2Aristoteles, 3Machudor Yusman M.

1Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 3Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila

Email :1aas.beastmaster@gmail.com, 2aristo_tole@yahoo.com, 3machudoryusman@yahoo.com Abstract

Zakat, infak, and sedekah management was regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2011 includes planning, collection, distribution, and utilization. They should also be managed institutionally with accordance of Islamic Shari'a, trusting, benefiting, justice, rule of law, integrated, and accountability. One objective of the Lembaga Amil Zakat (LAZ) is to colect and manage deposited of zakat, infak, and sedekah (ZIS) from muzakki to be distributed and utilized to mustahik accordance with Islamic Shari'a. Using and developing of System Information for ZIS is necessary, so zakat management on LAZ can be managed by an accountable and transparent. With ZIS System Information, it can be easier for officers in zakat data processing, provide the public in general and muzakki in particular to look directly existing information, and speed up the process of presenting information regarding the collecting and utilization of ZIS.

Keywords: collection, infak, management, sedekah, utilization, zakat.

7 Pendahuluan

“Dirikanlah oleh kalian shalat dan tunaikanlah zakat.”[1]

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. 9:60)[1]

Zakat merupakan salah satu unsur terpenting dalam ajaran Islam. Sesuai dengan Syariat Islam, zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang harus ditunaikan. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. [2] Selain itu, zakat adalah sesuatu yang sangat khusus karena memiliki persyaratan dan aturan yang jelas mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan yang terkena zakat, perhitungannya, bahkan siapa yang memberi dan siapa yang boleh menerima harta zakat pun telah diatur. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.[3]

Berbeda dengan zakat, infak dilakukan oleh sorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allah, dan harta yang dikeluarkan sebagai infak jumlahnya sesuai dengan kerelaan dan kehendak muslim tersebut.[3] Sedangkan, sedekah adalah segala kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT, yang tidak hanya memberikan sesuatu dalam bentuk harta tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. [3]

(2)

Hal

41 dari 101

Rancang Bangun Pengolahan Zakat, Infak, dan Sedekah

1Arif Andi Susanto, 2Aristoteles, 3Machudor Yusman M. 1Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila

2Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 3Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila

Email : 1aas.beastmaster@gmail.com, 2aristo_tole@yahoo.com, 3machudoryusman@yahoo.com Abstract

Zakat, infak, and sedekah management was regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2011 includes planning, collection, distribution, and utilization. They should also be managed institutionally with accordance of Islamic Shari'a, trusting, benefiting, justice, rule of law, integrated, and accountability. One objective of the Lembaga Amil Zakat (LAZ) is to colect and manage deposited of zakat, infak, and sedekah (ZIS) from muzakki to be distributed and utilized to mustahik accordance with Islamic Shari'a. Using and developing of System Information for ZIS is necessary, so zakat management on LAZ can be managed by an accountable and transparent. With ZIS System Information, it can be easier for officers in zakat data processing, provide the public in general and muzakki in particular to look directly existing information, and speed up the process of presenting information regarding the collecting and utilization of ZIS.

Keywords: collection, infak, management, sedekah, utilization, zakat.

1

Pendahuluan

“Dirikanlah oleh kalian shalat dan tunaikanlah zakat.”[1]

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. 9:60)[1]

Zakat merupakan salah satu unsur terpenting dalam ajaran Islam. Sesuai dengan Syariat Islam, zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang harus ditunaikan. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. [2] Selain itu, zakat adalah sesuatu yang sangat khusus karena memiliki persyaratan dan aturan yang jelas mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan yang terkena zakat, perhitungannya, bahkan siapa yang memberi dan siapa yang boleh menerima harta zakat pun telah diatur. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.[3]

Berbeda dengan zakat, infak dilakukan oleh sorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allah, dan harta yang dikeluarkan sebagai infak jumlahnya sesuai dengan kerelaan dan kehendak muslim tersebut.[3] Sedangkan, sedekah adalah segala kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT, yang tidak hanya memberikan sesuatu dalam bentuk harta tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. [3]

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia yang mengatur tentang pengolahan zakat, dijelaskan bahwa zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan Syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas. [2] Pengolahan zakat yang

(3)

Hal

42 dari 101

diatur dalam undang-undang ini meliputi kegiatan perencanaan, penerimaan, pendistribusian, dan penyaluran. [2]

Salah satu tujuan didirikannya Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah untuk menghimpun dan mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dititipkan oleh masyarakat pemberi zakat (muzakki) untuk disalurkan dan didayagunakan kepada yang berhak menerima (mustahik) sesuai dengan Syariat Islam.[2]

Program penerimaan dan penghimpunan ZIS ditujukan untuk masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih, mau, mampu untuk berzakat, dan tidak terbatas tempat dan usia. ZIS yang dihimpun selanjutnya akan didistribusikan dan didayagunakan kepada orang yang berhak menerima sesuai dengan Syariat Islam misalnya penanganan fakir miskin, beasiswa pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi mandiri.

LAZ harus melaporkan secara berkala kepada BAZNAS atas pelaksanaan penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit syariat dan keuangan. Selain itu LAZ juga perlu untuk mempublikasikan informasi kepada publik (masyarakat) tentang penghimpunan ataupun pendayagunaan ZIS yang dilakukan oleh Badan LAZ tersebut secara realtime dan merata. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada muzakki, mustahik ataupun kepada pihak-pihak lain yang berhubungan. Selain itu, dengan dipublikasikan informasi pendayagunaan ZIS secara akuntabel dan transparan, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyalurkan zakat, infak, atau sedekahnya. Masyarakat juga dapat berperan serta dalam pembinaan dan pengawasan terhadap ZIS yang disalurkan melalui LAZ. [2]

Salah satu cara untuk mewujudkan pengolahan ZIS adalah dengan peran serta ilmu dan teknologi. Sistem informasi dikembangkan untuk memecahkan masalah bagi organisasi sehingga sistem informasi sangat penting dan terintegrasi dengan sebuah organisasi. Hampir setiap perubahan dalam organisasi mengharuskan peningkatan sistem informasi atau pembuatan sistem informasi yang baru.[4] Penyebaran informasi yang tidak merata adalah salah satu kendala dalam proses penyajian informasi yang efektif dan efisien. Selain itu publikasi informasi yang dilakukan oleh LAZ kepada masyarakat umum sebagian besar hanya menggunakan media cetak (buletin) yang terbit satu atau dua bulan sekali. Hal ini tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Penggunaan sistem informasi sangat diperlukan untuk mempublikasikan informasi tentang penghimpunan dan pendayagunaan ZIS yang diterima oleh LAZ kepada masyarakat luas. Sistem informasi dikembangkan untuk mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam suatu organisasi. Selain mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja menganalisis masalah, memvisualisasikan pelajaran yang kompleks, dan menciptakan produk-produk baru.[5] Selain mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, menyebarkan data dan informasi, sistem informasi menyediakan umpan balik yang bertujuan untuk membantu organisasi (dalam hal ini LAZ) untuk mencapai tujuan mereka untuk meningkatkan keuntungan atau meningkatkan layanan pelanggan.[6]

Tujuan utama dari pembuatan sistem informasi ZIS adalah untuk merancang sistem informasi yang memberikan kemudahan dalam mencatat, mengelola dan melaporkan pengelolaan data zakat, infak, dan sedekah (penghimpunan dan pendayagunaan ZIS) yang dilakukan oleh LAZIS, serta merancang dan mengembangkan sistem informasi yang mampu menyajikan hasil penghimpunan dan pendayagunaan donasi ZIS secara akuntabel dan transparan kepada masyarakat. Penggunaan dan pengembangan sistem informasi ZIS sangat diperlukan agar manajemen zakat yang ada pada LAZ dapat dikelola dengan akuntabel dan transparan. Diharapkan, dengan adanya sistem informasi ZIS dapat memudahkan petugas LAZ dalam

(4)

Hal

43 dari 101

mengolah data zakat dan memberi kemudahan kepada masyarakat secara umum dan muzakki khususnya untuk melihat langsung informasi yang ada. Selain itu, juga dapat mempercepat waktu dalam proses penyajian informasi terkait penghimpunan dan pendayagunaan ZIS.

Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi yang dapat mencatat, menyimpan, menampilkan, dan mencetak laporan penghimpunan dan pendayagunaan ZIS pada suatu badan LAZ. Sistem informasi tersebut dapat diakses sebagai media untuk melihat laporan penghimpunan dan pendayagunaan ZIS yang diterima oleh LAZ kepada masyarakat umum dan muzakki khususnya.

2. Metode Penelitian 2.1 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data-data serta informasi yang terkait dengan pengolahan zakat, infak, dan sedekah yaitu:

1. Observasi, yaitu penelitian dengan cara meninjau dan mengamati langsung proses

penghimpunan dan penyebaran dana ZIS.[7] Penelitian ini menggunakan sample data dari LAZIS Dewan Dakwah Lampung, mengamati proses pendataan muzakki ZIS dan melihat bentuk laporan penghimpunan dan pendayagunaan ZIS yang dijadikan tolak ukur dalam pembuatan sistem.

2. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab langsung, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan yang diwawancarai (responden).[7] Proses wawancara diwakilkan oleh Sekretaris Umum Dewan Dakwah Lampung yaitu Bapak Ansori yang sebelumnya sudah mengetahui sistem seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Ada tiga pengguna sistem yaitu :

1. Petugas yang mencatat setiap data muzakki, data penghimpunan ZIS, dan pendayagunaan ZIS.

2. Muzakki, orang yang memberikan ZIS, yang dapat melihat riwayat zakat, infak, atau sedekah mereka masing-masing, informasi penghimpunan ZIS, dan informasi pendayagunaan ZIS.

3. Masyarakat umum yang melihat laporan yang ditampilkan.

Proses wawancara dilakukan hingga diperoleh data dan informasi yang diharapkan. Hasil wawancara dilakukan untuk analisis desain sistem seperti yang dibutuhkan pengguna yang mencatat setiap data transaksi ZIS dan data muzakki ZIS.

3. Studi pustaka, yaitu membaca dan mempelajari buku, artikel, jurnal, atau skripsi yang

berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem informasi, pemrograman web, serta buku dan artikel yang berhubungan dengan zakat, infak, dan sedekah. [7]

2.2 Kebutuhan Sistem

a. Kebutuhan Muzakki, pada sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan input dari sistem yaitu muzakki melakukan login dan meng-update data pribadi.

2. Kebutuhan output dari sistem yaitu sistem dapat menampilkan riwayat zakat, infak atau sedekah dari muzakki secara pribadi, menampilkan informasi penghimpunan ZIS, dan menampilkan informasi pendayagunaan ZIS.

3. Storage yaitu sistem dapat menyimpan data muzakki yang di-update. b. Kebutuhan Operator, pada sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan input dari sistem yaitu operator harus melakukan login. Sistem dapat

menampilkan form untuk input data muzakki baru (nama, alamat, dan nomor telepon), data penghimpunan ZIS baru (nomor, tanggal, nama muzakki, jenis zis yang diberikan, dan jumlah yang diberikan), dan data pendayagunaan ZIS baru (nomor, tanggal, keterangan untuk apa zis digunakan dan jumlah yang disalurkan). Operator juga dapat

(5)

Hal

44 dari 101

mengubah dan menghapus data muzakki, data penghimpunan ZIS, dan data pendayagunaan ZIS.

2. Kebutuhan output dari sistem yaitu sistem menampilkan seluruh data muzakki, data

penghimpunan ZIS, dan data pendayagunaan ZIS.

3. Storage yaitu sistem dapat menyimpan data-data muzakki, penghimpunan ZIS, dan

pendayagunaan ZIS.

c. Kebutuhan Masyarakat. Pada sistem ini masyarakat dapat melihat rekap data penghimpunan donasi ZIS dan data pendayagunaan ZIS.

2.3 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi Pengelolaan ZIS ini menggunakan metode System Development

Life Cycle (SDLC)yaitu proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodelogi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik. [7]

Desain awal dari sistem yang diajukan pada penelitian ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD),yaitu representasi grafik yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level abstraksi. DFD menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output). [7]

Desain DFD adalah sebagai berikut:

a. Desain DFD Level 0 yang menggambarkan keseluruhan dari desain sistem yang dibuat.

Gambar 1 DFD level 0

Sistem

muzakki Operator

edit profil pribadi

riwayat donasi ZIS

login Informasi muzakki data donatur login pesan login pesan login

public Informasi penghimpunan ZIS

Informasi pendayagunaan ZIS

Informasi penghimpunan ZIS Informasi pendayagunaan ZIS

Informasi penghimpunan ZIS Informasi pendayagunaan ZIS

data penghimpunan ZIS data pendayagunaan ZIS

(6)

Hal

45 dari 101

b. Desain DFD Level 1 yang merupakan hasil breakdown DFD level 0 yang sebelumnya telah dibuat. DFD level 1 ini digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam sistem yang dikembangkan.

Gambar 2 DFD level 1

1.0 login muzakki Operator login login 2.0 user (muzakki/ operator) logi n login

pesan login pesan login

muzakki ubah

user

tambah/ ubah/ hapus user 3.0 penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS user user 4.0 pendayagunaan ZIS pendayagunaan ZIS kategori pendayagunaan ZIS pendayagunaan ZIS pend ayagunaa n Z IS penghimpunan ZIS tambah/ ubah / hapu s tambah/ ubah / hapus donatur riwayat zis

masyarakat pendayagunaan ZIS

pendayagunaan ZIS kategori penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS pendayagunaan ZIS peng himpunan ZIS

(7)

Hal

46 dari 101

c. Desain Entity Relational Diagram (ERD) yang merupakan bentuk awal sebelum

merancang database relasional.

Gambar 3 ERD Rancang Bangun Pengolahan ZIS

d. Desain User Interface atau halaman antarmuka. Pada sistem ini, user interface dibangun dan disesuaikan berdasarkan desain DFD dan ERD. Dibuat juga desain perancangan form (input) dan perancangan laporan transaksi (output).

Setelah proses pengajuan desain awal selesai maka dilakukan revisi. Setelah itu dilakukan

perancangan database yang relasional dan proses programming. Proses programming

yaitu tahap implementasi (coding) sistem ke dalam bentuk bahasa program yang

dimengerti mesin. Tahap coding ini merupakan tahap supaya sistem siap untuk

dioperasikan. Perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Dreamweaver CS5 dan

Notepad ++ sebagai software editor, XAMPP yang meliputi Apache sebagai web server,

PHP sebagai bahasa pemrograman, dan MySQL sebagai database.

user penghimpunan ZIS Id_user nama hp tanggal jumlah id_penghimpunan memberikan zis n n id_user alamat login

login jenis user

username Id_donatur password jenis user id_jenis_user id_jenis_user nama_jenis_user id_kategori_penghimpunan kategori penghimpunan kategori penghimpunan id_kategori_penghimpunan nama_kategori pendayagunaan ZIS id_pendayagunaan id_kategori pendayagunaan tanggal keterangan jumlah kategori pendayagunaan kategori pendayagunaan id_kategori_pendayagunaan nama_kategori

(8)

Hal

47 dari 101

3.Pembahasan

3.1 Tampilan Sistem

Berikut ini adalah beberapa tampilan pada sistem informasi ZIS yang telah dibuat.

Gambar 4. Halaman Home

Gambar 4 menampilkan halaman home, yaitu halaman awal dari sistem. Pada saat sistem diakses, halaman inilah yg pertama kali muncul.

Gambar 5. Halaman About

Halaman about seperti pada gambar 5 adalah halaman yang menampilkan deskripsi

singkat tentang LAZ.

(9)

Hal

48 dari 101

Gambar 6. Halaman Rekening ZIS

Halaman Rekening ZIS seperti yang ditunjukan pada gambar 6 adalah nomor-nomor

rekening dari bank yang digunakan oleh LAZ untuk menghimpun dana ZIS.

Gambar 7. Halaman profile muzakki

Halaman profile muzakki seperti yang ditunjukan pada gambar 7 menampilkan profile

pribadi dari muzakki dan riwayat donasi ZIS yang telah dilakukannya. Untuk

(10)

Hal

49 dari 101

Gambar 8. Halaman Data Muzakki

Halaman Data Muzakki seperti yang ditunjukan pada gambar 8 berisi list dari seluruh

data muzakki yang tersimpan di dalam sistem.

Gambar 9. Halaman Penghimpunan ZIS

Halaman Penghimpunan ZIS, seperti yang ditunjukan pada gambar 9 menampilkan

rekapitulasi penghimpunan ZIS untuk satu bulan.

(11)

Hal

50 dari 101

Gambar 10. Halaman tambah Penghimpunan ZIS

Halaman tambah penghimpunan ZIS seperti yang ditunjukan pada gambar 10, berisi

form untuk menambahkan data penghimpunan ZIS.

Gambar 11. Halaman Pendayagunaan ZIS

Halaman pendayagunaan ZIS, seperti yang ditunjukan pada gambar 11 menampilkan

rekapitulasi pendayagunaan ZIS untuk satu bulan.

Gambar 12. halaman tambah Pendayagunaaan ZIS

Halaman tambah pendayagunaan ZIS seperti yang ditunjukan pada gambar 12, berisi form untuk menambahkan data pendayagunaan ZIS.

(12)

Hal

51 dari 101

3.2 Hasil Pengujian

Pengujian terhadap aplikasi menggunakan teknik Equivalence Partitioning yang

termasuk ke dalam metode pengujian black box. Pengujian yang dilakukan meliputi

pengujian fungsional yang dilakukan untuk menemukan kesalahan yang mungkin

terdapat pada aplikasi dan untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi pada aplikasi yang

telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan rancangan dan kebutuhan, pengujian

interface, dan pengujian untuk menemukan kesalahan pada struktur data atau akses

database.

4. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perancangan sistem informasi ini mampu menyajikan laporan hasil penghimpunan dan pendayagunaan ZIS.

2. Terintegrasinya data muzakki dan pengolahan data zakat ini memudahkan user dalam mengelola data zakat, infak, dan sedekah yang sudah dihimpun dan didayagunakan oleh LAZIS.

3. Sistem yang berbasis jaringan ini dapat memudahkan user dalam mengakses sistem ini di banyak komputer.

5. Referensi

[1] Al-Quranul Karim dan terjemahan. Tafsir. Bandung: Sygma Publishing [2] Republik Indonesia. 2011. UU No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat.

[3] Nurhayati, Sri & Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. [4] Stair, Ralph M. and George W. Reynolds. 2010. Principles of Information Systems, A

Managerial Approach, 9th Edition. USA: Course Technology.

[5] Laudon, Kenneth C. and Jane P. Laudon. 2007. Management Information System. New Jersey: Pearson Education, Inc.

[6] Satzinger, John W., Robert B. Jackson, and Stephen D. Burd. 2010. Systems Analysis and

Design in a Changing World, 5th Edition. USA: Course Technology.

Gambar

Gambar 1 DFD level 0
Gambar 2 DFD level 1 1.0loginmuzakki Operatorloginlogin2.0user (muzakki/ operator)loginlogin
Gambar 3 ERD Rancang Bangun Pengolahan ZIS
Gambar 4. Halaman Home
+4

Referensi

Dokumen terkait

analisis tersebut, memperlihatkan bahwa ekstrak metanol daun sernai (wedelia biflora) memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan parasit Plasmodium falciparum dengan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan penggunaan model inkuiri terbimbing pada pembelajaran sains materi bagian-bagian tumbuhan dan kegunaannya

Tetapi berhubungan dengan sebagian kelompok mengajukan beberapa pendapat yang hampir-hampir membawa kepada penolakan terhadap banyak kaidah Islam, maka para tokoh ilmu tauhid

59 Tabel 4.3 Ringkasan Analisis Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Aktivitas

(5) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kota Sorong yang telah ditetapkan dapat diubah untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan berdasarkan hasil peninjauan

Penginderaan jauh saat ini telah berkembang sangat pesat, mulai dari bertambahnya citra baru dan gratis untuk diakses siapa saja hingga pemanfaatanya yang kian bervariasi

Vaksin sel utuh yang dibuat dari isolat tersebut dapat menimbulkan respon antiverotoksik antibodi dalam hewan percobaan mencit, kelinci dan sapi perah bunting, dapat dideteksi

Penelitian yang dilaksanakan di kelompok A BA ‘Aisyiyah Kalikotes I Klaten sebanyak dua siklus dengan enam kali pertemuan serta adanya analisis data selama penelitian berlangsung,