Hal
40 dari 101
Rancang Bangun Pengolahan Zakat, Infak, dan Sedekah
1Arif Andi Susanto, 2Aristoteles, 3Machudor Yusman M.
1Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 3Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila
Email :1aas.beastmaster@gmail.com, 2aristo_tole@yahoo.com, 3machudoryusman@yahoo.com Abstract
Zakat, infak, and sedekah management was regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2011 includes planning, collection, distribution, and utilization. They should also be managed institutionally with accordance of Islamic Shari'a, trusting, benefiting, justice, rule of law, integrated, and accountability. One objective of the Lembaga Amil Zakat (LAZ) is to colect and manage deposited of zakat, infak, and sedekah (ZIS) from muzakki to be distributed and utilized to mustahik accordance with Islamic Shari'a. Using and developing of System Information for ZIS is necessary, so zakat management on LAZ can be managed by an accountable and transparent. With ZIS System Information, it can be easier for officers in zakat data processing, provide the public in general and muzakki in particular to look directly existing information, and speed up the process of presenting information regarding the collecting and utilization of ZIS.
Keywords: collection, infak, management, sedekah, utilization, zakat.
7 Pendahuluan
“Dirikanlah oleh kalian shalat dan tunaikanlah zakat.”[1]
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. 9:60)[1]
Zakat merupakan salah satu unsur terpenting dalam ajaran Islam. Sesuai dengan Syariat Islam, zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang harus ditunaikan. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. [2] Selain itu, zakat adalah sesuatu yang sangat khusus karena memiliki persyaratan dan aturan yang jelas mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan yang terkena zakat, perhitungannya, bahkan siapa yang memberi dan siapa yang boleh menerima harta zakat pun telah diatur. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.[3]
Berbeda dengan zakat, infak dilakukan oleh sorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allah, dan harta yang dikeluarkan sebagai infak jumlahnya sesuai dengan kerelaan dan kehendak muslim tersebut.[3] Sedangkan, sedekah adalah segala kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT, yang tidak hanya memberikan sesuatu dalam bentuk harta tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. [3]
Hal
41 dari 101
Rancang Bangun Pengolahan Zakat, Infak, dan Sedekah
1Arif Andi Susanto, 2Aristoteles, 3Machudor Yusman M. 1Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila
2Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 3Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila
Email : 1aas.beastmaster@gmail.com, 2aristo_tole@yahoo.com, 3machudoryusman@yahoo.com Abstract
Zakat, infak, and sedekah management was regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2011 includes planning, collection, distribution, and utilization. They should also be managed institutionally with accordance of Islamic Shari'a, trusting, benefiting, justice, rule of law, integrated, and accountability. One objective of the Lembaga Amil Zakat (LAZ) is to colect and manage deposited of zakat, infak, and sedekah (ZIS) from muzakki to be distributed and utilized to mustahik accordance with Islamic Shari'a. Using and developing of System Information for ZIS is necessary, so zakat management on LAZ can be managed by an accountable and transparent. With ZIS System Information, it can be easier for officers in zakat data processing, provide the public in general and muzakki in particular to look directly existing information, and speed up the process of presenting information regarding the collecting and utilization of ZIS.
Keywords: collection, infak, management, sedekah, utilization, zakat.
1
Pendahuluan
“Dirikanlah oleh kalian shalat dan tunaikanlah zakat.”[1]
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. 9:60)[1]
Zakat merupakan salah satu unsur terpenting dalam ajaran Islam. Sesuai dengan Syariat Islam, zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang harus ditunaikan. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. [2] Selain itu, zakat adalah sesuatu yang sangat khusus karena memiliki persyaratan dan aturan yang jelas mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan yang terkena zakat, perhitungannya, bahkan siapa yang memberi dan siapa yang boleh menerima harta zakat pun telah diatur. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.[3]
Berbeda dengan zakat, infak dilakukan oleh sorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allah, dan harta yang dikeluarkan sebagai infak jumlahnya sesuai dengan kerelaan dan kehendak muslim tersebut.[3] Sedangkan, sedekah adalah segala kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT, yang tidak hanya memberikan sesuatu dalam bentuk harta tetapi juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. [3]
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia yang mengatur tentang pengolahan zakat, dijelaskan bahwa zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan Syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas. [2] Pengolahan zakat yang
Hal
42 dari 101
diatur dalam undang-undang ini meliputi kegiatan perencanaan, penerimaan, pendistribusian, dan penyaluran. [2]Salah satu tujuan didirikannya Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah untuk menghimpun dan mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dititipkan oleh masyarakat pemberi zakat (muzakki) untuk disalurkan dan didayagunakan kepada yang berhak menerima (mustahik) sesuai dengan Syariat Islam.[2]
Program penerimaan dan penghimpunan ZIS ditujukan untuk masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih, mau, mampu untuk berzakat, dan tidak terbatas tempat dan usia. ZIS yang dihimpun selanjutnya akan didistribusikan dan didayagunakan kepada orang yang berhak menerima sesuai dengan Syariat Islam misalnya penanganan fakir miskin, beasiswa pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi mandiri.
LAZ harus melaporkan secara berkala kepada BAZNAS atas pelaksanaan penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit syariat dan keuangan. Selain itu LAZ juga perlu untuk mempublikasikan informasi kepada publik (masyarakat) tentang penghimpunan ataupun pendayagunaan ZIS yang dilakukan oleh Badan LAZ tersebut secara realtime dan merata. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada muzakki, mustahik ataupun kepada pihak-pihak lain yang berhubungan. Selain itu, dengan dipublikasikan informasi pendayagunaan ZIS secara akuntabel dan transparan, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyalurkan zakat, infak, atau sedekahnya. Masyarakat juga dapat berperan serta dalam pembinaan dan pengawasan terhadap ZIS yang disalurkan melalui LAZ. [2]
Salah satu cara untuk mewujudkan pengolahan ZIS adalah dengan peran serta ilmu dan teknologi. Sistem informasi dikembangkan untuk memecahkan masalah bagi organisasi sehingga sistem informasi sangat penting dan terintegrasi dengan sebuah organisasi. Hampir setiap perubahan dalam organisasi mengharuskan peningkatan sistem informasi atau pembuatan sistem informasi yang baru.[4] Penyebaran informasi yang tidak merata adalah salah satu kendala dalam proses penyajian informasi yang efektif dan efisien. Selain itu publikasi informasi yang dilakukan oleh LAZ kepada masyarakat umum sebagian besar hanya menggunakan media cetak (buletin) yang terbit satu atau dua bulan sekali. Hal ini tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Penggunaan sistem informasi sangat diperlukan untuk mempublikasikan informasi tentang penghimpunan dan pendayagunaan ZIS yang diterima oleh LAZ kepada masyarakat luas. Sistem informasi dikembangkan untuk mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam suatu organisasi. Selain mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja menganalisis masalah, memvisualisasikan pelajaran yang kompleks, dan menciptakan produk-produk baru.[5] Selain mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, menyebarkan data dan informasi, sistem informasi menyediakan umpan balik yang bertujuan untuk membantu organisasi (dalam hal ini LAZ) untuk mencapai tujuan mereka untuk meningkatkan keuntungan atau meningkatkan layanan pelanggan.[6]
Tujuan utama dari pembuatan sistem informasi ZIS adalah untuk merancang sistem informasi yang memberikan kemudahan dalam mencatat, mengelola dan melaporkan pengelolaan data zakat, infak, dan sedekah (penghimpunan dan pendayagunaan ZIS) yang dilakukan oleh LAZIS, serta merancang dan mengembangkan sistem informasi yang mampu menyajikan hasil penghimpunan dan pendayagunaan donasi ZIS secara akuntabel dan transparan kepada masyarakat. Penggunaan dan pengembangan sistem informasi ZIS sangat diperlukan agar manajemen zakat yang ada pada LAZ dapat dikelola dengan akuntabel dan transparan. Diharapkan, dengan adanya sistem informasi ZIS dapat memudahkan petugas LAZ dalam
Hal
43 dari 101
mengolah data zakat dan memberi kemudahan kepada masyarakat secara umum dan muzakki khususnya untuk melihat langsung informasi yang ada. Selain itu, juga dapat mempercepat waktu dalam proses penyajian informasi terkait penghimpunan dan pendayagunaan ZIS.Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi yang dapat mencatat, menyimpan, menampilkan, dan mencetak laporan penghimpunan dan pendayagunaan ZIS pada suatu badan LAZ. Sistem informasi tersebut dapat diakses sebagai media untuk melihat laporan penghimpunan dan pendayagunaan ZIS yang diterima oleh LAZ kepada masyarakat umum dan muzakki khususnya.
2. Metode Penelitian 2.1 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data-data serta informasi yang terkait dengan pengolahan zakat, infak, dan sedekah yaitu:
1. Observasi, yaitu penelitian dengan cara meninjau dan mengamati langsung proses
penghimpunan dan penyebaran dana ZIS.[7] Penelitian ini menggunakan sample data dari LAZIS Dewan Dakwah Lampung, mengamati proses pendataan muzakki ZIS dan melihat bentuk laporan penghimpunan dan pendayagunaan ZIS yang dijadikan tolak ukur dalam pembuatan sistem.
2. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab langsung, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan yang diwawancarai (responden).[7] Proses wawancara diwakilkan oleh Sekretaris Umum Dewan Dakwah Lampung yaitu Bapak Ansori yang sebelumnya sudah mengetahui sistem seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Ada tiga pengguna sistem yaitu :
1. Petugas yang mencatat setiap data muzakki, data penghimpunan ZIS, dan pendayagunaan ZIS.
2. Muzakki, orang yang memberikan ZIS, yang dapat melihat riwayat zakat, infak, atau sedekah mereka masing-masing, informasi penghimpunan ZIS, dan informasi pendayagunaan ZIS.
3. Masyarakat umum yang melihat laporan yang ditampilkan.
Proses wawancara dilakukan hingga diperoleh data dan informasi yang diharapkan. Hasil wawancara dilakukan untuk analisis desain sistem seperti yang dibutuhkan pengguna yang mencatat setiap data transaksi ZIS dan data muzakki ZIS.
3. Studi pustaka, yaitu membaca dan mempelajari buku, artikel, jurnal, atau skripsi yang
berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem informasi, pemrograman web, serta buku dan artikel yang berhubungan dengan zakat, infak, dan sedekah. [7]
2.2 Kebutuhan Sistem
a. Kebutuhan Muzakki, pada sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan input dari sistem yaitu muzakki melakukan login dan meng-update data pribadi.
2. Kebutuhan output dari sistem yaitu sistem dapat menampilkan riwayat zakat, infak atau sedekah dari muzakki secara pribadi, menampilkan informasi penghimpunan ZIS, dan menampilkan informasi pendayagunaan ZIS.
3. Storage yaitu sistem dapat menyimpan data muzakki yang di-update. b. Kebutuhan Operator, pada sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan input dari sistem yaitu operator harus melakukan login. Sistem dapat
menampilkan form untuk input data muzakki baru (nama, alamat, dan nomor telepon), data penghimpunan ZIS baru (nomor, tanggal, nama muzakki, jenis zis yang diberikan, dan jumlah yang diberikan), dan data pendayagunaan ZIS baru (nomor, tanggal, keterangan untuk apa zis digunakan dan jumlah yang disalurkan). Operator juga dapat
Hal
44 dari 101
mengubah dan menghapus data muzakki, data penghimpunan ZIS, dan data pendayagunaan ZIS.2. Kebutuhan output dari sistem yaitu sistem menampilkan seluruh data muzakki, data
penghimpunan ZIS, dan data pendayagunaan ZIS.
3. Storage yaitu sistem dapat menyimpan data-data muzakki, penghimpunan ZIS, dan
pendayagunaan ZIS.
c. Kebutuhan Masyarakat. Pada sistem ini masyarakat dapat melihat rekap data penghimpunan donasi ZIS dan data pendayagunaan ZIS.
2.3 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem informasi Pengelolaan ZIS ini menggunakan metode System Development
Life Cycle (SDLC)yaitu proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodelogi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik. [7]
Desain awal dari sistem yang diajukan pada penelitian ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD),yaitu representasi grafik yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level abstraksi. DFD menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output). [7]
Desain DFD adalah sebagai berikut:
a. Desain DFD Level 0 yang menggambarkan keseluruhan dari desain sistem yang dibuat.
Gambar 1 DFD level 0
Sistem
muzakki Operator
edit profil pribadi
riwayat donasi ZIS
login Informasi muzakki data donatur login pesan login pesan login
public Informasi penghimpunan ZIS
Informasi pendayagunaan ZIS
Informasi penghimpunan ZIS Informasi pendayagunaan ZIS
Informasi penghimpunan ZIS Informasi pendayagunaan ZIS
data penghimpunan ZIS data pendayagunaan ZIS
Hal
45 dari 101
b. Desain DFD Level 1 yang merupakan hasil breakdown DFD level 0 yang sebelumnya telah dibuat. DFD level 1 ini digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam sistem yang dikembangkan.Gambar 2 DFD level 1
1.0 login muzakki Operator login login 2.0 user (muzakki/ operator) logi n loginpesan login pesan login
muzakki ubah
user
tambah/ ubah/ hapus user 3.0 penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS user user 4.0 pendayagunaan ZIS pendayagunaan ZIS kategori pendayagunaan ZIS pendayagunaan ZIS pend ayagunaa n Z IS penghimpunan ZIS tambah/ ubah / hapu s tambah/ ubah / hapus donatur riwayat zis
masyarakat pendayagunaan ZIS
pendayagunaan ZIS kategori penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS penghimpunan ZIS pendayagunaan ZIS peng himpunan ZIS
Hal
46 dari 101
c. Desain Entity Relational Diagram (ERD) yang merupakan bentuk awal sebelummerancang database relasional.
Gambar 3 ERD Rancang Bangun Pengolahan ZIS
d. Desain User Interface atau halaman antarmuka. Pada sistem ini, user interface dibangun dan disesuaikan berdasarkan desain DFD dan ERD. Dibuat juga desain perancangan form (input) dan perancangan laporan transaksi (output).
Setelah proses pengajuan desain awal selesai maka dilakukan revisi. Setelah itu dilakukan
perancangan database yang relasional dan proses programming. Proses programming
yaitu tahap implementasi (coding) sistem ke dalam bentuk bahasa program yang
dimengerti mesin. Tahap coding ini merupakan tahap supaya sistem siap untuk
dioperasikan. Perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Dreamweaver CS5 dan
Notepad ++ sebagai software editor, XAMPP yang meliputi Apache sebagai web server,
PHP sebagai bahasa pemrograman, dan MySQL sebagai database.
user penghimpunan ZIS Id_user nama hp tanggal jumlah id_penghimpunan memberikan zis n n id_user alamat login
login jenis user
username Id_donatur password jenis user id_jenis_user id_jenis_user nama_jenis_user id_kategori_penghimpunan kategori penghimpunan kategori penghimpunan id_kategori_penghimpunan nama_kategori pendayagunaan ZIS id_pendayagunaan id_kategori pendayagunaan tanggal keterangan jumlah kategori pendayagunaan kategori pendayagunaan id_kategori_pendayagunaan nama_kategori
Hal
47 dari 101
3.Pembahasan
3.1 Tampilan Sistem
Berikut ini adalah beberapa tampilan pada sistem informasi ZIS yang telah dibuat.
Gambar 4. Halaman Home
Gambar 4 menampilkan halaman home, yaitu halaman awal dari sistem. Pada saat sistem diakses, halaman inilah yg pertama kali muncul.
Gambar 5. Halaman About
Halaman about seperti pada gambar 5 adalah halaman yang menampilkan deskripsi
singkat tentang LAZ.
Hal
48 dari 101
Gambar 6. Halaman Rekening ZIS
Halaman Rekening ZIS seperti yang ditunjukan pada gambar 6 adalah nomor-nomor
rekening dari bank yang digunakan oleh LAZ untuk menghimpun dana ZIS.
Gambar 7. Halaman profile muzakki
Halaman profile muzakki seperti yang ditunjukan pada gambar 7 menampilkan profile
pribadi dari muzakki dan riwayat donasi ZIS yang telah dilakukannya. Untuk
Hal
49 dari 101
Gambar 8. Halaman Data MuzakkiHalaman Data Muzakki seperti yang ditunjukan pada gambar 8 berisi list dari seluruh
data muzakki yang tersimpan di dalam sistem.
Gambar 9. Halaman Penghimpunan ZIS
Halaman Penghimpunan ZIS, seperti yang ditunjukan pada gambar 9 menampilkan
rekapitulasi penghimpunan ZIS untuk satu bulan.
Hal
50 dari 101
Gambar 10. Halaman tambah Penghimpunan ZIS
Halaman tambah penghimpunan ZIS seperti yang ditunjukan pada gambar 10, berisi
form untuk menambahkan data penghimpunan ZIS.
Gambar 11. Halaman Pendayagunaan ZIS
Halaman pendayagunaan ZIS, seperti yang ditunjukan pada gambar 11 menampilkan
rekapitulasi pendayagunaan ZIS untuk satu bulan.
Gambar 12. halaman tambah Pendayagunaaan ZIS
Halaman tambah pendayagunaan ZIS seperti yang ditunjukan pada gambar 12, berisi form untuk menambahkan data pendayagunaan ZIS.
Hal
51 dari 101
3.2 Hasil Pengujian
Pengujian terhadap aplikasi menggunakan teknik Equivalence Partitioning yang
termasuk ke dalam metode pengujian black box. Pengujian yang dilakukan meliputi
pengujian fungsional yang dilakukan untuk menemukan kesalahan yang mungkin
terdapat pada aplikasi dan untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi pada aplikasi yang
telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan rancangan dan kebutuhan, pengujian
interface, dan pengujian untuk menemukan kesalahan pada struktur data atau akses
database.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perancangan sistem informasi ini mampu menyajikan laporan hasil penghimpunan dan pendayagunaan ZIS.
2. Terintegrasinya data muzakki dan pengolahan data zakat ini memudahkan user dalam mengelola data zakat, infak, dan sedekah yang sudah dihimpun dan didayagunakan oleh LAZIS.
3. Sistem yang berbasis jaringan ini dapat memudahkan user dalam mengakses sistem ini di banyak komputer.
5. Referensi
[1] Al-Quranul Karim dan terjemahan. Tafsir. Bandung: Sygma Publishing [2] Republik Indonesia. 2011. UU No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat.
[3] Nurhayati, Sri & Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. [4] Stair, Ralph M. and George W. Reynolds. 2010. Principles of Information Systems, A
Managerial Approach, 9th Edition. USA: Course Technology.
[5] Laudon, Kenneth C. and Jane P. Laudon. 2007. Management Information System. New Jersey: Pearson Education, Inc.
[6] Satzinger, John W., Robert B. Jackson, and Stephen D. Burd. 2010. Systems Analysis and
Design in a Changing World, 5th Edition. USA: Course Technology.