• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program Letulet melalui localhost

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program Letulet melalui localhost"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

67

LAMPIRAN

(2)

68 Lampiran 1. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program Letulet melalui localhost

Instalasi program letulet membutuhkan seperangkat PC dengan speksifikasi minimal sebagai berikut : 1. Satu set Personal Computer (PC) atau laptop dengan prosesor Pentium III, RAM min. 128 MB.

2. Layar monitor 1024x 768 pixel. 3. CD-ROM.

4. Ruang kosong pada harddisk harus sebesar 10MB. 5. Sistem operasi Linux atau Windows.

6. PC telah terinstal web server dan database MySQL.

7. PC telah terinstal internet browser seperti Mozilla Firefox atau Internet Explorer. Petunjuk Instalasi Program Letulet melalui localhot :

1. Masukkan CD Letulet ke dalam CD-ROM.

2. Copy file Letulet ke dalam drive C folder xampp/htdocs dan ganti nama folder dengan ‘letulet’.

3. Import database Letulet ke dalam database MySQL.

4. Setelah itu program dapat langsung digunakan melalui browser dengan alamat http://localhot/letulet

5. Keluarkan CD dari CD-ROM dan simpan di tempat aman. 6. Selamat menggunakan program Letulet.

Menu Utama

Tampilan awal dari program Letulet disajikan dalam bentuk halamn utama website yg teridiri atas menu informasi dan menu penunjang keputusan, seperti gambar di bawah ini :

Pada halaman beranda, ditampilkan halaman penjelasan singkat mengenai definisi sutera, sejarah dan legenda sutera, jenis produk olahan sutera, Halaman services memuat halaman registrasi pengguna yang akan masuk ke dalam untuk mulai menggunakan sistem penunjang keputusan yang diaplikasikan pada model-model yang telah tersedia serta menampilkan bahasan singkat mengenai keempat model tersebut. Sementara pada halaman galeri dimuat beberapa foto yang dapat menggambarkan siklus budidaya ulat sutera hingga mencapai tahap produksi menjadi thrown silk.

(3)

69 Lampiran 2. Hasil Rekapan Kuisioner dengan Pakar

a. Model Pemilihan Produk Prospektif Pakar : Drs. Wariso

Raw Silk Thrown Silk Kain

1 Potensi Produk di Pasaran 5 2 3 5

2 Ketersediaan Sarana Produksi 4 4 4 3

3 Ketersediaan SDM 3 4 3 2

4 Keuntungan (harga) 5 3 4 5

5 Nilai Tambah 5 4 4 5

Pakar : Prof. Dr. Drh. Clara M. Kusharto, M.Sc

Raw Silk Thrown Silk Kain

1 Potensi Produk di Pasaran 5 1 3 5

2 Ketersediaan Sarana Produksi 4 4 4 3

3 Ketersediaan SDM 3 4 3 3

4 Keuntungan (harga) 5 3 4 5

5 Nilai Tambah 5 4 4 5

Pakar : Dra. Lincah Andadari, M. Si

Raw Silk Thrown Silk Kain

1 Potensi Produk di Pasaran 4 4 3 5

2 Ketersediaan Sarana Produksi 4 4 4 3

3 Ketersediaan SDM 3 4 4 3

4 Keuntungan (harga) 5 3 4 5

5 Nilai Tambah 5 4 4 5

Hasil Keseluruhan

Raw Silk Thrown Silk Kain

1 Potensi Produk di Pasaran 5 2 3 5

2 Ketersediaan Sarana Produksi 4 4 4 3

3 Ketersediaan SDM 3 4 3 2

4 Keuntungan (harga) 5 3 4 5

5 Nilai Tambah 5 4 4 5

No Kriteria Bobot Alternatif

No Kriteria Bobot Alternatif

No Kriteria Bobot Alternatif

(4)

70 b. Model Pemilihan Pasar Potensial

Pakar : Bapak Rido

Garut Tasikmalaya Sukabumi

1 Potensi Pasar 5 5 4 3

2 Kemudahan Menjangkau Pasar 4 3 2 4

3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana 3 4 4 2

4 Penawaran Harga 5 3 3 3

5 Biaya Distribusi 4 4 4 3

Pakar : Prof. Dr. Drh. Clara M. Kusharto, M.Sc

Garut Tasikmalaya Sukabumi

1 Potensi Pasar 4 5 5 1

2 Kemudahan Menjangkau Pasar 4 4 3 4

3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana 3 4 4 2

4 Penawaran Harga 5 3 3 3

5 Biaya Distribusi 4 4 4 5

Pakar : Dra. Lincah Andadari, M. Si

Garut Tasikmalaya Sukabumi

1 Potensi Pasar 4 5 4 2

2 Kemudahan Menjangkau Pasar 3 4 4 5

3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana 3 5 5 1

4 Penawaran Harga 5 4 4 3

5 Biaya Distribusi 4 4 3 5

Hasil Keseluruhan

Garut Tasikmalaya Sukabumi

1 Potensi Pasar 4 5 5 2

2 Kemudahan Menjangkau Pasar 4 4 3 4

3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana 3 4 4 2

4 Penawaran Harga 5 3 3 2

5 Biaya Distribusi 4 4 4 5

Bobot Alternatif

No Kriteria Bobot Alternatif

Bobot Alternatif

No Kriteria Bobot Alternatif

No Kriteria

(5)

71 KUISIONER

Penggunaan Analytical Hierarchy process (AHP) untuk

PENENTUAN STRATEGI PEMILIHAN PLASMA UNGGUL

Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan memenuhi tugas akhir (skripsi) oleh Kusuma Ratih (F34062004) di Departemen Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Nama Responden :

Jabatan :

Tanggal Pengisian : Tandatangan :

(6)

72 PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

I. Umum

1. Isi kolom indentitas yang terdapat di halaman depan kuisioner.

2. Berikan penilaian terhadap Hirarki Penentuan Strategi Pemilihan Plasma Unggul dengan cara mengisi Lembar Penilaian.

3. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen-komponen dalam 1 level hirarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya menggunakan Skala Penilaian yang terdapat pada petunjuk bagian II.

4. Lembar Penilaian berisi penjelasan masing-masing elemen yang

diperbandingkan, pertanyaan, dan kolom-kolom untuk menuliskan hasil penilaian.

5. Penilaian dilakukan dengan mengisi titik-titik pada kolom yang telah disediakan.

II. Skala Penilaian

Skala yang digunakan adalah 1, 3, 5, 7, dan 9 serta 2, 4, 6, dan 8 untuk penilaian diantara skala tersebut. Apabila hasil penilaian menunjukkan sebaliknya maka yang digunakan adalah 1, ½, 1/3, ... dan 1/9. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut:

• Jika A sama pentingnya dengan B 1

• Jika A sedikit lebih penting daripada B 3

Jika sebaliknya (B sedikit lebih penting daripada A) 1/3

• Jika A jelas lebih penting daripada B 5

Jika sebaliknya (B jelas lebih penting daripada A) 1/5

• Jika A sangat lebih penting daripada B 7

Jika sebaliknya (B sangat lebih penting daripada A) 1/7

• Jika A mutlak lebih penting daripada B 9

Jika sebaliknya (B mutlak lebih penting daripada A) 1/9

• Nilai skala 2, 4, 6, 8 atau ½, ¼, 1/6, 1/8 diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan dengan patokan tersebut di atas.

(7)

73

Penentuan strategi pemilihan plasma unggul dalam agroindustri sutera alam menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan struktur AHP sebagai berikut :

1. Penentuan Bobot FAKTOR dalam Penentuan Strategi Pemilihan Plasma

Unggul

Faktor yang dipertimbangkan dalam rangka penentuan strategi pemilihan plasma unggul adalah sebagai berikut :

a. Lokasi Pemeliharaan (LP)

Lokasi pembesaran ulat dan produksi kokon sangat menentukan hasil akhir dari produk turunan sutera ini. Kondisi lingkungan yang baik dalam pemeliharaan ulat besar adalah pada suhu 22-25oC dan kelembapan 70-75% pada daerah dengan ketinggian 400-900 m dpl. Sementara, murbei yang merupakan pakan utama ulat, tumbuh di ketinggian 200-1200 m dpl dan suhu 24-28oC.

b. Sarana dan Prasarana (SP)

Titik pemeliharaan ulat instar IV yaitu diitekankan pada pemeliharaan lingkungan yang bebas penyakit dan cukup pakan daun murbei segar serta bergizi tinggi sehingga ulat sutera akan tumbuh dengan baik dan sehat. Sementara pada instar V, pemberian pakan menjadi kunci utama pemeliharaan. Ruang pemeliharaan juga harus mendapatkan cahaya dan aliran udara yang baik serta tidak berdekatan dengan bau-bau yang menyengat seperti bau kandang sapi atau kambing, dan bau sampah.

c. Jumlah Anggota Plasma (JAP)

Sebuah mitra plasma biasanya terdiri atas beberapa orang anggota. Mereka yang tergabung menjadi satu kelompok plasma biasanya mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan jarak rumah yang berdekatan.

d. Kualitas Kokon (KK)

Kualitas kokon merupakan salah satu factor penentu untuk menghasilkan benang sutera yang baik disamping peralatan produksi dan kualitas air yang digunakan serta keterampilan tenaga yang mengolahnya. Baik buruknya kualitas kokon ditentukan oleh beberapa

(8)

74

factor, antara lain jenis ulat sutera, teknologi, dan peralatan yang digunakan, kondisi lingkungan, dan penanganan pasca panen.

e. Teknologi dan Keuletan (TK)

Teknologi yang digunakan dalam pembesaran ulat dan produksi kokon serta keuletan dari tenaga yang menanganinya, juga merupakan salah satu hal terpenting yang dapat meningkatkan kualitas kokon yang dihasilkan. Faktor LP SP JAP KK TK LP 1/2 3 1/5 1/3 SP 5 1/3 1/5 JAP 1/4 1/5 KK 2 TK

2. Penentuan Bobot AKTOR dalam Penentuan Strategi Pemilihan Plasma

Unggul

Aktor yang dipertimbangkan dalam rangka penentuan strategi pemilihan plasma unggul adalah sebagai berikut :

a. Badan Litbang atau Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

(RLPS)

Pihak pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap pelaku budidaya persuteraan alam dan penyuluhan dalam rangka penyebaran informasi dan peningkatan pengetahuan untuk mengembangkan kegiatan persuteraan alam.

b. Kelompok Petani Ulat (Plasma)

Pihak yang melakukan serangkaian kegiatan mulai dari membesarkan ulat pada instar IV dan V, memproduksi kokon, melakukan penanganan pasca panen sampai pada menjual hasil produksi kepada perusahaan inti.

(9)

75

c. Perusahaan Inti

Pihak yang menjalin mitra dengan kelompok plasma dalam membantu kegiatan agroindustri persuteraan alam. Pihak ini bertanggung jawab dalam mendistribusikan ulat-ulat kepada plasma untuk dipelihara, membeli hasil produksi plasma berupa kokon, dan mengontrol kinerja kelompok plasma.

1) Dalam kaitannya dengan faktor Lokasi Pemeliharaan, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini :

Aktor RLPS Kelompok

Plasma Perusahaan Inti

RLPS 2 1/5

Kelompok

Plasma 1/4

Perusahaan Inti

2) Dalam kaitannya dengan faktor Sarana dan Prasarana, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini :

Aktor RLPS Kelompok

Plasma Perusahaan Inti

RLPS 2 1/5

Kelompok

Plasma 1/4

Perusahaan Inti

3). Dalam kaitannya dengan faktor Jumlah Anggota Plasma, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini :

Aktor RLPS Kelompok

Plasma Perusahaan Inti

RLPS 1/3 1/3

Kelompok

Plasma 2

(10)

76

4). Dalam kaitannya dengan faktor Kualitas Kokon, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini :

Aktor RLPS Kelompok

Plasma Perusahaan Inti

RLPS 1/5 1/3

Kelompok

Plasma 3

Perusahaan Inti

5). Dalam kaitannya dengan faktor Teknologi dan Keuletan, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini :

Aktor RLPS Kelompok

Plasma Perusahaan Inti

RLPS 1/3 2

Kelompok

Plasma 5

Perusahaan Inti

3. Penentuan Bobot STRATEGI dalam Penentuan Strategi Pemilihan

Plasma Unggul

Strategi yang dipertimbangkan dalam rangka penentuan strategi pemilihan plasma unggul adalah sebagai berikut :

a. Memilih Lokasi Produksi sesuai Topografi Terbaik (LPT)

Lokasi pembesaran ulat dan produksi kokon sangat menentukan hasil akhir dari produk turunan sutera ini. Kondisi lingkungan yang baik dalam pemeliharaan ulat besar adalah pada suhu 22-25oC dan kelembapan 70-75% pada daerah dengan ketinggian 400-900 m dpl. Sementara, murbei yang merupakan pakan utama ulat, tumbuh di ketinggian 200-1200 m dpl dan suhu 24-28oC.

b. Memiliki Sarana dan Prasarana yang Memadai (SPM)

Titik pemeliharaan ulat instar IV yaitu diitekankan pada pemeliharaan lingkungan yang bebas penyakit dan cukup pakan daun murbei segar serta bergizi tinggi sehingga ulat sutera akan tumbuh dengan baik dan sehat. Sementara pada instar V, pemberian pakan menjadi kunci utama pemeliharaan. Ruang pemeliharaan juga harus mendapatkan cahaya dan aliran udara yang baik serta tidak berdekatan dengan bau-bau yang menyengat seperti bau kandang sapi atau kambing, dan bau sampah.

(11)

77

c. Memiliki Jumlah Anggota Mitra yang Riil (JMR)

Sebuah mitra plasma biasanya terdiri atas beberapa orang anggota. Mereka yang tergabung menjadi satu kelompok plasma biasanya mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan jarak rumah yang berdekatan.

d. Mengikuti Pelatihan (MP)

Pelatihan mengenai budidaya sutera biasanya diberikan oleh RLPS yang bekerja sama dengan perusahaan inti untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kinerja yang dimiliki oleh petani plasma.

e. Membesarkan Ulat dan Memproduksi Kokon sesuai Prosedur

(MMP)

Dalam membesarkan ulat dan memproduksi kokon, plasma sebaiknya menggunakan prosedur yang telah ditetapkan, karena tidak sedikit plasma yang beranggapan bahwa kondisi dalam prosedur pemeliharaan berbeda dengan kondisi nyata di lapangan sehingga banyak plasma yang mengambil tindakan sendiri.

1). Dalam kaitannya dengan aktor RLPS, bandingkanlah besarnya peranan strategi-strategi berikut ini :

Strategi LPT SPM JMR MP MMP LPT 1/5 3 1/2 ¼ SPM 5 2 1/3 JMR 1/2 1/3 MP 1/4 MMP

2). Dalam kaitannya dengan aktor Perusahaan Inti, bandingkanlah besarnya peranan strategi-strategi berikut ini :

Strategi LPT SPM JMR MP MMP LPT 3 7 2 1/3 SPM 5 3 1/2 JMR 1/5 1/7 MP 1/5 MMP

(12)

78

3). Dalam kaitannya dengan aktor Plasma, bandingkanlah besarnya peranan strategi-strategi berikut ini :

Strategi LPT SPM JMR MP MMP LPT 1/3 1/3 2 1/4 SPM 5 5 1/2 JMR 2 1/4 MP 1/5 MMP

(13)

62 Lampiran 3. Produksi kokon dan raw silk di wilayah Indonesia dalam waktu lima tahun

(14)
(15)

63 Lampiran 4. Standar mutu kokon kering berdasarkan SNI

Kokon adalah materi yang dibuat oleh alat sutera (Bombyx Mori L.). Pada fase metamorfosa (proses pembentukan pupa), yang terdiri dari kulit kokon dan pupa. Kulit kokon merupakan materi lapisan serat sutera alam yang terdiri dari seirisin dan fibroin yang berfungsi sebagai pembungkus pupa.

Adapun klasifikasi kokon segar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kokon normal dan kokon tidak normal (cacat). Kokon normal adalah kokon yang bersih, sehat, dan tidak cacat dan pada umumnya berbentuk telur. Kokon tidak normal adalah kokon cacat yang bentuk dan warna fisiknya tidak normal, terdiri atas :

1. Kokon yang berbentuk aneh adalah kokon yang bentuknya tidak wajar seperti kerucut, besar sebelah atau tidak beraturan.

2. Kokon bertekuk adalah kokon yang bagian tengah atau tepinya bertekuk. 3. Kokon berlubang adalah kokon yang kulit kokonnya berlubang.

4. Kokon tercetak adalah kokon yang yang mempunyai noda disebabkan teretak oleh alat pengokon.

5. Kokon ujung tipis adalah kokon yang kulit bagian ujungnya tipis. 6. Kokon kembar merupakan kokon yang berisi dua pupa atau lebih.

7. Kokon kotor dalam adalah kokon yang kulit bagian dalamnya mengandung kotoran. 8. Kokon kotor luar adalah kokon yang kulit bagian luarnya terkena kotoran yang berasal

dari ulat lain atau ulat mati.

9. Kokon lembek adalah kokon yang sebagian besar kulitnya tipis. Untuk berat kokon kering, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

No Parameter yang Diuji Satuan

Utama Pertama Kedua Ketiga

1 Berat kokon gr/butir >-2.0 1.7-1.9 1.3-1.6 <1.3

2 Kulit kokon % >-23.0 20.0-22.9 17.0-19.9 <17.0

3 Kokon cacat % >-2.0 2.0-5.0 5.1-8.0 <8.0

(16)

64 KUISIONER

Penggunaan Analytical Hierarchy process (AHP) untuk

STRATEGI PEMILIHAN ATRIBUT PENILAIAN KINERJA RANTAI PASOK SUTERA ALAM

Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan memenuhi tugas akhir (skripsi) oleh Kusuma Ratih (F34062004) di Departemen Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Nama Responden :

Jabatan :

Tanggal Pengisian : Tandatangan :

(17)

65 PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

I. Umum

1. Isi kolom indentitas yang terdapat di halaman depan kuisioner.

2. Berikan penilaian terhadap Hirarki Penentuan Strategi Pemilihan Atribut Penilaian Kinerja Rantai Pasok Sutera Alam dengan cara mengisi Lembar Penilaian.

3. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen-komponen dalam 1 level hirarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya menggunakan Skala Penilaian yang terdapat pada petunjuk bagian II.

4. Lembar Penilaian berisi penjelasan masing-masing elemen yang

diperbandingkan, pertanyaan, dan kolom-kolom untuk menuliskan hasil penilaian.

5. Penilaian dilakukan dengan mengisi titik-titik pada kolom yang telah disediakan.

II. Skala Penilaian

Skala yang digunakan adalah 1, 3, 5, 7, dan 9 serta 2, 4, 6, dan 8 untuk penilaian diantara skala tersebut. Apabila hasil penilaian menunjukkan sebaliknya maka yang digunakan adalah 1, ½, 1/3, ... dan 1/9. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut:

• Jika A sama pentingnya dengan B 1

• Jika A sedikit lebih penting daripada B 3

Jika sebaliknya (B sedikit lebih penting daripada A) 1/3

• Jika A jelas lebih penting daripada B 5

Jika sebaliknya (B jelas lebih penting daripada A) 1/5

• Jika A sangat lebih penting daripada B 7

Jika sebaliknya (B sangat lebih penting daripada A) 1/7

• Jika A mutlak lebih penting daripada B 9

Jika sebaliknya (B mutlak lebih penting daripada A) 1/9

• Nilai skala 2, 4, 6, 8 atau ½, ¼, 1/6, 1/8 diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan dengan patokan tersebut di atas.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Učni načrt iz leta 2011 kot cilj poučevanja slovenščine pri književnem pouku opredeljuje razvijanje sporazumevalne zmožnosti, ki vključuje bralno, literarno, kulturno in

Mendengarkan uraian singkat tentang materi pelajaran 4ang akan disampaikan serta mengaitkann4a dengan aplikasi dalam kehidupan sehari9hari sehingga 1isa menam1ah motiasi

Untuk menganalisis kinerja pelayanan atau tingkat capaian kinerja sasaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2019 dan Tahun

Adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat faktor eksogen/endogen, dengan manifestasi klinis efloresensi polimorfik (eritema, papul, vesikel, krusta, skuama,

Dari empat periode tersebut, pembentuk karakterisitik lanskap Melayu terlihat jelas pada masa Senapelan menjadi ibukota Kerajaan Siak dan masa Propinsi Negeri

Konsep zero delta Q policy (ZDQP) diatur pada PP Nomor 26 Tahun 2008 merupakan salah satu upaya pengelolaan limpasan di dalam persil bangunan sendiri dengan tujuan untuk

Seperti pada ekstraksi etanol, dengan pelarut n-heksana juga diperoleh prosen- tase terbesar dalam minyak biji ketumbar adalah

Penggunaan campuran yang paling kuat untuk membantu menaikan kuat tekan adalah campuran dengan abu ampas tebu 8% + abu cangkang kerang 14% pada umur 28 hari dan