• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

63 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS DALAM PEMBELAJARAN KONSEP JURNAL KHUSUS

PERUSAHAAN DAGANG DI KELAS XII IPS SMA NEGERI 3 TANJUNG Endang Handajani

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung tahun ajaran 2014/2015 pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang dengan menggunakan model kooperatif STAD dan kuis. Penelitian dilaksanakan di Kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung dengan subyek 16 orang siswa SMAN 3 Tanjung kelas XII IPS. Pengambilan data menggunakan metode observasi, tes tulis dan perbuatan, serta dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan dua siklus dengan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat melalui model pembelajaran kooperatif STAD dan kuis pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang.

Kata Kunci: STAD, kuis, perusahaan dagang

PENDAHULUAN

Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja (Nur, 2003).

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Th. 2003). Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran Ekonomi/Akuntansi yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan infomasi atau mengkomunikasikan gagasan.Sehingga Ekonomi/Akuntansi merupakan bidang ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi era global yang penuh dengan kompetitif tersebut.

Ekonomi/Akuntansi sebagai disiplin ilmu turut andil dalam pengembangan dunia teknologi yang kini telah mencapai puncak kecanggihan dalam mengisi berbagai dimensi kebutuhan hidup manusia. Era global yang ditandai dengan kemajuan teknologi informatika, industri otomotif, perbankan, dan dunia bisnis lainnya, menjadi bukti

nyata adanya peran Ekonomi/Akuntansi dalam revolusi teknologi.

Melihat betapa besar peran Ekonomi/

Akuntansi dalam kehidupan manusia, bahkan

masa depan suatu bangsa, maka sebagai guru di

Sekolah Menengah Atas yang mengajarkan Mata

Pelajaran Ekonomi/Akuntansi merasa terpanggil

untuk senantiasa berusaha meningkatkan

pembelajaran dan hasil belajar

Ekonomi/Akuntansi. Apalagi kenyataan di

lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar

Ekonomi/Akuntansi selalu berada di tingkat

bawah dibandingkan dengan mata pelajaran

lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

ulangan harian Ekonomi/Akuntansi yang pertama

pada kompetensi dasar Mencatat

transaksi/dokumen ke dalam jurnal khusus hanya

mencapai rerata 57,8 dan hanya 50% siswa

mencapai nilai 60 atau >60 . Padahal idealnya

minimal harus mencapai 100% siswa mendapat

60 atau >60. Sedangkan Jurnal Khusus dalam

Perusahaan Dagang merupakan dasar bagi

kompetensi dasar berikutnya seperti Menghitung

Harga Pokok Penjualan, Menyusun Laporan

Keuangan Kondisi tersebut disebabkan oleh

kenyataan sehari-hari yang menunjukkan bahwa

siswa kelihatannya jenuh mengikuti pelajaran

Ekonomi/Akuntansi. Pembelajaran sehari-hari

menggunakan metode ceramah dan latihan-latihan

soal secara individual, dan tidak ada interaksi

antar siswa yang pandai, sedang, dan normal. Hal

ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh apabila

diajak belajar Ekonomi/Akuntansi. Sering jika

diberi tugas tidak selesai tepat waktu, dan lebih

suka bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran

Ekonomi/Akuntansi memusingkan dan lain-lain.

(2)

64

Menyikapi kondisi tersebut penulis sebagai guru Ekonomi/Akuntansi yang harus menyiapkan peserta didik menuju Ujian Nasional (UN) sekolah dan mampu bersaing untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri, selalu berusaha memperbaiki pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan, mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan diwujudkan dalam suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan pembelajaran STAD dan bermain kuis.

Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision) adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan teori belajar Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya Vygotsky memiliki keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. (Depag RI, 2004).

STAD juga memiliki keunggulan bahwa siswa yang dikelompokkan secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa terhadap Ekonomi/Akuntansi akan terjadi interaksi yang positif dalam menyelesaikan masalah, seperti tutor sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar individu, maka dalam STAD siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sampai semua anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah.

Kelompok dikatakan tidak selesai jika ada anggotanya belum selesai.

Bermain kuis adalah permainan yang mengasyikkan bagi anak-anak usia sekolah . Untuk itu pembelajaran dilanjutkan dengan bermain kuis antar kelompok agar Ekonomi/Akuntansi yang dianggap membosankan akan berubah menjadi menyenangkan, mengasyikkan, dan akhirnya aktivitas belajar.

Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah (1) Meningkatkan aktivitas siswa kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung tahun ajaran 2014/2015 pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang dengan menggunakan model kooperatif STAD dan kuis; dan (2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung tahun ajaran 2014/2015 pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang dengan menggunakan model kooperatif STAD dan kuis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada (1) Siswa, agar mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan mengasyikkan; (2) Guru, agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan berbagai bentuk- bentuk strategi pembelajaran, khususnya pembelajaran Ekonomi/Akuntansi; (3) Lembaga pendidikan, diharapkan dapat memberikan informasi dalam peningkatan kualitas pendidikan; dan (4)

Penelitian lanjutan, sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas Belajar

Aktivitas menurut Mulyono (2001:26), adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Gibbs dalam Mulyasa (2003:106) menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika (1) dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa takut; (2) memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah; (3) melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya; (4) memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter; dan (5) melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

Kendatipun begitu, menurut Mulyasa (2003:107), kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru dengan segala kompetensi profesionalnya.

Aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam mempersiapkan rencana pembelajaran, penyampaian dan pengembangan materi pelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran, serta penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Pendekatan mana yang digunakan, harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, kebutuhan peserta didik, dan tujuan yang ingin dicapai.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan

aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk

kegiatan yang dilakukan oleh siswa terutama

dalam proses pembelajaran di kelas atau di

sekolah. Bentuk kegiatan yang disebut aktivitas

belajar itu dapat bermacam-macam, bisa berupa

mendengarkan, mencatat, membaca, membuat

ringkasan, bertanya, menjawab pertanyaan,

berdiskusi, melakukan eksperimen, dan lain

sebagainya, yang dengan itu semua dapat

diketahui bahwa kegiatan pembelajaran berpusat

(3)

65 pada siswa dan bukan pada guru. Guru hanya

sekedar berperan untuk memfasilitasi, membelajarkan, membimbing dan mengarahkan, serta mengkoreksi dan mengevaluasi hasil belajar dari siswa. Menurut Mulyana (2007) proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya seringkali kita tidak sadar, bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Apa yang diungkapkan diatas dapat dilihat dalam proses pembelajaran dikelas yang pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, dimana kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan, dan ingatan. Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa–apa yang dianggap penting oleh guru dan menghafalnya. Guru pada umumnya kurang menyenangi situasi dimana para peserta didik banyak bertanya mengenai hal-hal yang berada diluar konteks yang dibicarakannya.

Dengan kondisi yang demikian, maka aktivitas dan kreatifvitas para peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal.

Hasil Belajar

Nawawi (1981:100) mengemukakan pengertian hasil belajar sebagai keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Selanjutnya Nawawi (1981:127) membedakan hasil belajar menjadi tiga macam yaitu (1) Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat; (2) Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, dan (3) Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

Menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (affective domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain).

Menurut Ella Yulaelawati(2007) dalam dunia pendidikan penilaian merupakan hal yang mutlak dilakukan, dan menelaah (1) Pencapaian hasil belajar peserta didik; dan (2) Penggunaan hasil belajar tersebut untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan perbaikan program pembelajaran.

Karakteristik Konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang

Penelitian tindakan kelas ini mengangkat mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi sebagai obyek penelitian. Peneliti mengangkat mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi karena mata pelajaran tersebut memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam mendukung kemajuan teknologi dan segala aspek kehidupan yang menyangkut kehidupan di zaman modern sekarang ini. Menurut struktur program Kurikulum 2004 jam pelajaran Ekonomi/Akuntansi sebanyak 4 jam pelajaran per minggu.

Dilihat dari tersedianya jam pelajaran dengan tingkat kesulitan siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang ada, masih belum imbang.

Karena kenyataan yang terjadi masih banyak siswa yang belum menguasai secara tuntas terhadap kompetensi dasar yang ditetapkan.

Kompetensi dasar untuk kelas XII IPS adalah (1) Mencatat transaksi/dokumen ke dalam Jurnal Khusus; (2) Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar; (3) Menghitung harga pokok penjualan; (4) Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang; (5) Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang.

Dalam penelitian ini mengangkat kompetensi dasar mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal khusus yang meliputi: Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar, Menghitung harga pokok penjualan, Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang, Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif ini

dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-

konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu

tentang penekanan pada hakikat sosiokulturaldari

pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi

(4)

66

mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu.

Implikasi dari teori Vygotsky ini dapat berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual teaching and learning), yaitu tentang learning community (Depag RI, 2004). Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif Student Teams Achievment Division (STAD) seperti pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Fase Tingkah laku Guru Fase 1

Menyampaikan kompetensi yang diharapkan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan, dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok bekerja dan belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien.

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya hasil belajar individu maupun kelompok.

Bermain Kuis

Bermain kuis atau dikenal dengan strategi pembelajaran Team Quiz. Langkah-langkah pembelajaran Team Quiz adalah (1) Guru membentuk tiga kelompok (disesuaikan jumlah siswa); (2) Membagi tugas secara bergantian untuk membuat soal, jawaban dan penilaian; dan (3) Buat skor masing-masing jawaban tiap kelompok (Depag. RI, 2001).

Team Quiz adalah suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak membosankan. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan ”Berfikir itu sendiri adalah bertanya” (Hasibuan dan Moejiono, 2004).

Pengertian bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya

merupakan stimulus efektif yang mendorong berfikir (Hasibuan dan Moejiono, 2004).

Dari pendapat dan pengertian tersebut, bertanya menunjukkan bahwa, baik yang bertanya maupun yang menjawab telah terjadi proses berfikir dari dirinya. Sedangkan berfikir merupakan proses belajar. Pemecahannya adalah mengajukan pertanyaan tentang semua informasi penting. Di samping itu, pertanyaan-pertanyaan tentang fakta yang disampaikan dengan kata-kata sendiri, bukannya mengulang tepat seperti yang tertulis, membantu siswa mempelajari makna teks itu dan bukannya sekedar menghafalkannya (Mohamad Nur,1998). Pendapat ini mendukung bahwa memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman adalah sama dengan memberi kesempatan belajar kepada siswa, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa atau student center.

METODOLOGI

Penelitian berlangsung di kelas XII IPS SMAN 3 Tanjung yang beralamat di Jl. Basuki Rahmad Komplek Karya Bakti TNI Rt 02 Desa Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari 4 September 2014 sampai dengan 23 November 2014.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berada di SMA Negeri 3 Tanjung Desa Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.

Jumlah siswa yang peneliti teliti berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 11 putra dan 5 putri.

Kondisi kemampuan dalam bidang mata pelajaran Akuntansi sangat kurang karena hasil ulangan harian pada pembelajaran sebelumnya hanya mencapai rata-rata 57,8.

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Yatim Riyanto, 2001) merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang seperti berikut.

Gambar 1. Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas ini menerapkan

model pembelajaran kooperatif STAD (Student

Team Achievement Devisions) dengan variasi

bermain kuis. Cara pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan (1) Tes, digunakan untuk

(5)

67 mengumpulkan data hasil belajar; (2) Lembar

observasi yang digunakan untuk mengumpulkan kegiatan pembelajaran klasikal; (3) Lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kelompok; (4) Lembar observasi untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kuis, baik penjawab, penanya maupun pengamat.

Analisis data masing-masing adalah (1) Data hasil belajar dianalisis berdasarkan pada ketuntasan belajar, yaitu 100% siswa mencapai 60 - >60; (2) Data aktifitas pembelajaran klasikal diharapkan dapat mencapai nilai rerata 70%; (3) Data aktifitas pembelajaran kelompok ditargetkan dapat mencapai rerata 70%; (4) Data aktifitas pada pembelajaran kuis diharapkan tiap siswa mampu melaksanakan lima aktifitas dengan benar yaitu:

penampilan bertanya, menilai jawaban, membuat kunci jawaban, penampilan menjawab, dan kualitas jawaban. Namun target minimal dapat mencapai rerata sampai 70%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hari Rabu, tanggal 27 September 2014 dimulai pertemuan I siklus I. Pelaksanaan tindakan diawali dengan pembelajaran klasikal, di mana peneliti/Guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan menjelaskan bahwa pada hari ini kita belajar Ekonomi/Akuntansi ditemani oleh Ibu Tri Hariati Ningsih, S.Pd dan Ibu Nyek Nurhayati, S.Pd (sebagai observer), dilanjutkan apersepsi.

Pada kegiatan ini dapat dijelaskan hasil pengamatan dari pengamat I dan II seperti berikut.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat

I

No. Nama

Kegiatan

Jumlah Siswa yang Melakukan

Prosentase Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Melihat Mendengar Mencatat Bertanya Menjawab

16 16 0 0 11

100 % 100%

0 0 68,75%

Jumlah siswa 16 Prosentase=

jumlah yang melakukan : jumlah yang hadir x 100

Rata-rata = 268,75 : 5 = 53,75 % (Pengamat I)

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil pengamatan belajar klasikal manunjukkan rerata 53,75% menurut pengamat I. Sedangkan hasil pengamat II sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat II

No. Nama

Kegiatan

Jumlah Siswa yang Melakukan

Prosentase Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Melihat Mendengar Mencatat Bertanya Menjawab

15 16 - - 13

93,75 100 0 0 81,25

Jumlah siswa 18 Prosentase=

jumlah yang melakukan : jumlah yang hadir x 100

Rata-rata = 273,08 : 5 = 55,00 % (Pengamat II)

Tabel 3 menunjukkan hasil pengamatan pengamat II dengan rerata 55,00%. Jika hasil

kedua pengamat diambil rerata, maka hasilnya sebagai berikut:

Pengamat I = 53,75 % Pengamat II = 55,00 % +

Rata-rata = 108, 75 : 2 = 54,38 % Dari data di atas belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70%. Kegiatan bertanya dan mencatat masih belum ada sama sekali. Untuk siklus II perlu ada motivasi untuk melakukan kegiatan bertanya dan mencatat. Pada kegiatan klasikal pengamat I dan II menemukan beberapa temuan yaitu (1) Seorang siswa bernama Ridani memukul-mukul bangku; (2) Seorang siswa bernama Siswanto melamun sambil memainkan kukunya.

Dari beberapa temuan tadi disarankan agar pada kegiatan klasikal berikutnya semua siswa diberi LKS seperti yang dipakai oleh guru sehingga semua siswa aktif belajar. Kemudian dilanjutkan kegiatan membentuk kelompok sesuai pengarahan guru sebelumnya. Masing-masing ketua kelompok membagikan kartu identitas kepada anggotanya. Siswa dengan sendirinya mengelompok sesuai dengan nama kelompok dan kartu identitasnya. Setelah semua siswa duduk tenang pada kelompok masing-masing, guru memberi pengarahan tugas kelompok, yaitu setiap siswa membuat satu soal beserta jawabannya. Soal dan jawaban yang dibuat disesuaikan dengan nama kelompoknya. Misalnya kelompok penjual, harus membuat soal tentang Junal Khusus Penjualan. Guru memberi pengarahan bahwa, setiap anggota kelompok mempunyai tanggungjawab membuat satu soal dan jawabannya. Namun, jika ada anggota yang kesulitan, anggota lain harus membantu mengajari sampai berhasil. Setelah pengarahan guru membagikan lembar kegiatan siswa kepada setiap siswa. Selama kegiatan kelompok berjalan, guru berkeliling sambil memberi bimbingan kepada kelompok yang kesulitan. Sedangkan pengamat I mengamati kelompok A dan B. Dan pengamat II mengamati kelompok C dan D. Kegiatan kelompok ini berjalan cukup lancar, walaupun masih ada beberapa kelompok yang masih sering bertanya, terutama kelompok Pembeli. Ketika waktu yang disediakan selama 35 menit habis, masih ada kelompok yang belum selesai yaitu kelompok Pembeli. Hasil pengamatan kegiatan kelompok dari pengamat I dan II dapat disampaikan dalam tabel berikut.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus I

No Kegiatan Kelompok

Jumlah Anggota

Jumlah/Rerata

A B C D

1.

2.

3.

4.

Kerjasama Berpendapat Semangat Hasil Kerja

4 4 4 4

4 4 4 4

4 3 4 4

4 1 4 4

16 12 16 16 Prosentase 100 100 93,75 81,25 93,75%

(6)

68

Data di atas menunjukkan nilai yang sangat tinggi yaitu nilai rerata 93,75%, jauh di atas yang diharapkan yaitu 70%. Pada kegaiatan kelompok ini memang hampir semua siswa aktif melakukan kegiatan belajar sesuai tugasnya masing-masing.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kuis atau bertanya menjawab.

Dalam kegiatan bertanya dan menjawab setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menanyakan soal-soalnya kepada kelompok penjawab. Kelompok penjawab berasal dari beberapa kelompok yang berbeda duduk di bangku depan yang sudah disediakan. Kegiatan kuis berjalan dengan lancar. Setiap individu baik dari kelompok penanya maupun kelompok penjawab telah melaksanakan tugasnya masing- masing. Namun dari kelompok Pembeli hasil kerja membuat soal betul, namun jawabannya masih salah semua. Pada kelompok Penjual hasil kerja membuat soal benar tiga orang dan satu orang gagal membuat soal yang benar tetapi hasil kunci jawabannya salah. Namun kelompok penjawab dapat menjawab soal Penjual dengan benar dan satu orang tidak menjawab karena soalnya salah.

Sehingga kelompok Penjual tidak dapat menilai jawaban kelompok penjawab karena soalnya sendiri salah. Sedangkan kelompok lainnya yaitu kelompok Pembeli, Pemilik Modal, dan Pengusaha hasil kerja membuat soal dan jawaban betul semua dan dapat dijawab oleh kelompok penjawab dengan benar juga. Hasil observasi dari pengamat I yang mengamati kelompok penanya dapat dijelaskan pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus I

No. Nama

Kelompok

Perolehan Nilai dalam Persen 1.

2.

3.

4.

Pembeli Penjual Pemilik Modal Pengusaha

76,25 73,75 80,00 75,00

Rerata 76.25

Data kegiatan kuis kelompok penanya pada tabel tersebut mencapai rerata 76,25%.

Tercapainya rerata 76,25% pada kegiatan kuis melalui observasi kelompok penanya telah mencapai jauh di atas yang diharapkan yaitu 60- 70%. Sedangkan hasil observasi kegiatan penjawab dapat dilaporkan seperti pada tabel berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus I

No. Nama Kelompok

Perolehan Nilai dalam Persen 1.

2.

3.

4.

I II III IV

67,50 67,50 73,75 73,75

Rerata 70,63

Tercapainya rerata 70,63% pada kegiatan kuis melalui observasi kelompok penjawab telah mencapai target yang diharapkan yaitu 70%.

Apabila diambil rerata dari kelompok penanya dan penjawab dapat dilihat sebagai berikut:

(76,25% + 70,63% ) : 2 = 73,44 %

Maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa proses pembelajaran melalui kegiatan kuis telah mencapai target yang telah ditentukan, bahkan mencapai di atas target yang diharapkan.

Adapun hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilaporkan pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No Kode Nomor Soal Jumlah

Benar Nilai Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas

2 A2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70 Tuntas

3 A3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 60 Tuntas

4 A4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 50 Tak Tuntas

5 B1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas

6 B2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 50 Tak Tuntas

7 B3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas

8 B4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40 Tak Tuntas

9 C1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Tuntas

10 C2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 50 Tak Tuntas

11 C3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 40 Tak Tuntas

12 C4 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 50 Tak Tuntas

13 D1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas

14 D2 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 50 Tak Tuntas

15 D3 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 50 Tak Tuntas

16 D4 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 60 Tuntas

Jumlah Salah

/Rerata 99 61,88 50% Tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 8 siswa telah mencapai ketuntasan belajar atau 50%

telah mencapai nilai 60 - >60. Masih ada 8 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau 50%

masih mendapat nilai < 60. Maka target hasil belajar pada siklus I belum dapat tercapai. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya sesuai dengan masukan-masukan baik dari pengamat maupun dari peneliti sendiri.

Ditinjau dari jumlah kesalahan siswa pada soal nomor 8 dan 9 lebih dari separoh siswa yaitu 17/18 siswa masih mengalami kesalahan. Maka perlu penjelasan ulang tentang penyelesaian soal nomor 8 dan 9 tersebut. Penjelasan ulang itu dilakukan pada waktu sebelum melanjutkan siklus II. Sedangkan siswa-siswa yang belum tuntas diberi bimbingan di luar jam efektif dan diberi tugas latihan soal-soal untuk dikerjakan di rumah.

Setelah diselesaikan siklus I, tim peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas hal-hak positif maupun negatif yang muncul dalam siklus I. Pertemuan Tim peneliti terdapat beberapa masukan untuk perbaikan-perbaikan pada siklus II yaitu (1) Pengamat I menyarankan agar semua siswa diberi LKS pada pembelajaran klasikal;

(2) Pengamat II menyarankan agar dua orang siswa yang kurang memperhatikan pada saat pembelajaran klasikal dipanggil dan diberi pengarahan; (3) Peneliti berinisiatif pada saat presentasi kuis, siswa lain tidak hanya melihat dan mendengar saja, tapi juga diberi tugas untuk ikut mengerjakan soal-soal yang disampaikan oleh teman-temannya agar juga ikut aktif belajar.

Karena jika tidak ikut aktif mengerjakan sebagian

(7)

69 ada yang bicara dan ramai. Bagi yang

mengerjakan akan diberi motivasi penilaian.

Pembelajaran pada siklus II ini siswa diajak belajar tentang membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang dan menyusun laporan keuangan perusaan dagang. Sehari sebelum pelaksanaan tindakan siswa diajak membahas tentang tugas pembuatan soal pada tiap-tiap kelompok. Pada saat pelaksanaan tindakan, pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana.

Pada saat pembelajaran klasikal semua siswa diberi LKS contoh soal.Setelah guru menjelaskan tentang penyelesaian soal tersebut siswa diberi kesempatan bertanya dan mencatat. Sebagian besar siswa mencatat dan ada empat siswa yang mengajukan pertanyaan.

Pada pembelajaran klasikal tim pengamat mengadakan pengamatan bersama-sama. Tidak seperti pada siklus I dimana kedua pengamat mengamati sendiri-sendiri. Pemeblajaran klasikal berjalan lebih baik dari siklus I, karena terjadinya interaksi yang semkin hidup antara siswa dan guru dan antara siswa dan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel 8 hasil observasi pembelajaran klasikal berikut ini:

Tabel 8. Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus II

No. Nama Kegiatan

Jumlah Siswa

Aktif Prosentase Keterangan 1.

2.

3.

4.

5.

Melihat Mendengar Mencatat Bertanya Menjawab

16 16 14 9 8

100 100 87,50 56,25 50,00

Jumlah siswa 16 Prosentase= jumlah yang melakukan : jumlah yang hadir x 100

Rerata : 393,75 : 5 = 78,75%

Hasil pengamatan belajar klasikal menunjukkan rerata 78,75%. Hal ini menunjukkan kenaikan rerata dari siklus I yang hanya mencapai rerata 54,38%. Kenaikan rerata ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan pembelajaran mencatat dan bertanya sebagaimana dijelaskan pada uraian di atas.

Belajar kelompok juga berjalan dengan lancar. Semua kelompok bekerja membuat soal dan jawaban dengan menggunakan LKS dan buku paket. Sedangkan guru berkeliling memberikan bimbingan pada semua kelompok. Hasil pengamatan kerja kelompok, dapat dilaporkan pada tabel berikut.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus II

No Kegiatan Kelompok

Jumlah Anggota

Rerata

A B C D

1.

2.

3.

4.

Kerjasama Berpendapat Semangat Hasil Kerja

4 4 4 4

3 4 3 4

3 3 3 3

3 2 3 4

13 13 13 15

Prosentase 100 93,75 100 93,75 96,88

Tabel di atas menunjukkan angka rerata dari belajar kelompok sebesar 96,88%. Sedangkan pada siklus I belajar kelompok telah menunjukkan rerata 93,75%. Maka terdapat peningkatan yang sangat tipis yaitu 3,13% dari siklus I. Hal positif

yang perlu dijelaskan adalah bahwa semua siswa bekerja menyelesaikan tugas dengan senang tanpa ada gangguan teman-temannya yang biasanya suka mengganggu karena mereka yang suka mengganggu pun juga asyik bekerja dengan senang. Munculnya situasi positif tersebut karena adanya LKS.

Membuat soal dan jawaban dalam kerja kelompok telah selesai sesuai waktu yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan kuis.

Ada sedikit perbedaan pada saat kegiatan kuis siklus I dan siklus II. Pada siklus I penanya menyampaikan soal dengan lisan tetapi pada siklus II penanya menyampaikan soal dengan menuliskan di papan tulis. Begitu juga indikator penilaian pada instrumen juga ada perubahan sedikit pada aspek penampilan pada siklus I ada penilaian suara pada siklus II diganti penyelesaian LKS. Hasil kerja masing-masing kelompok penanya menunjukkan LKS yang cukup rumit, sehingga tim pengamat harus cepat bekerja untuk menyelesaikan jawaban dari soal-soal yang ditampilkan oleh kelompok penanya. Karena untuk memberi penilaian kinerja masing-masing kelompok dan individu kelompok diperlukan kunci jawaban yang benar dari soal-soal yang dibuat oleh penanya. Kadang-kadang siswa lebih cepat selesai dari pada pengamat karena siswa hanya menyelesaikan satu soal sedangkan pengamat harus menyelesaikan empat soal.

Sedangkan guru bekerja mengatur jalannya kuis.

Untuk mengetahui hasil observasi pengamat I sebagai pengamat kelompok penanya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus II

No. Nama Kelompok

Perolehan Nilai dalam Prosen 1.

2.

3.

4.

A B C D

87,50 88,75 87,50 90,00

Rerata 88,44

Tabel 10 menunjukkan keberhasilan kinerja kelompok penanya yang mencapai rerata 88,44%.

Keberhasilan tersebut di samping mencapai target yang ditentukan yaitu 70%, juga mengalami kenaikan dari siklus I yang telah mencapai 76,25%. Sedangkan hasil observasi kinerja kelompok penjawab dapat dijelaskan pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus II

No. Nama

Kelompok

Perolehan Nilai dalam Prosen 1.

2.

3.

4.

I II III IV

90,00 91,25 86,25 92,50

Rerata 90,00

(8)

70

Tabel 11 menunjukkan hasil kegiatan kelompok penjawab yang mencapai rerata 90,00%. Keberhasilan yang dicapai kelompok penjawab selain mencapai target yang ditentukan 70% juga mengalami kemajuan yang berarti dibandingkan dari siklus I yang baru mencapai 70,63%. Apabila diambil rerata dari kelompok penanya dan penjawab dapat dilihat sebagai berikut: ( 88,44% + 90,00% ) : 2 = 89,22%

terdapat kenaikan dari siklus I (73,44%). Dari beberapa kenaikan proses kegiatan pembelajaran yang dicapai, maka dapat dilihat keberhasilan hasil belajar pada tabel 12 berikut.

Tabel 12. Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Kode Nomor Soal Jumlah

Benar Nilai Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas

2 A2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6 60 Tuntas

3 A3 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas

4 A4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 60 Tuntas

5 B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas

6 B2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6 60 Tuntas

7 B3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 Tuntas

8 B4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 Tuntas

9 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas

10 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas

11 C3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas

12 C4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 60 Tuntas

13 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas

14 D2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas

15 D3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60 Tuntas

16 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas

Rerata 119/160 74,38 100% Tuntas

Dari tabel 12 dapat dilihat siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 100%.

Setelah seluruh kegiatan siklus II selesai maka dilanjutkan dengan pertemuan tim peneliti untuk merefleksi kegiatan siklus II. Beberapa masukan yang perlu diperhatikan adalah (1) Dari Pengamat I: untuk menghemat waktu pada saat pembelajaran klasikal berpindah ke pembelajaran kelompok, diperlukan penataan tempat duduk secara kelompok; (2) Dari Pengamat II: supaya tetap diusahakan memperbanyak tuga porto polio untuk semua siswa agar kegiatan pembelajaran klasikal meningkat; (3) Peneliti berinisiatif untuk memberikan banyak latihan-latihan soal untuk dikerjakan di rumah, karena materi pelajaran semakin sulit.

Karena hasil penelitian dari siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian dapat dilakukan sampai siklus II saja. Dapat disimpulkan bahwa model kooperatif STAD dan Kuis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung Tahun Ajaran 2014/2015.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran model kooperatif STAD dan kuis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran konsep Jurnal

Khusus Perusahaan Dagang di kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung; (2) Pembelajaran model kooperatif STAD dan kuis dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang di kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung;

Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil simpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran Model Kooperatif STAD dengan variasi KUIS. Beberapa saran yang perlu disampaikan adalah (1) Bagi teman-teman guru, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran Ekonomi/Akuntansi yang cenderung tidak disukai oleh siswa , maka sebagai alternatif penyelesaiannya adalah menerapkan model kooperatif STAD; (2) Juga untuk teman-teman guru, untuk menerapkan Strategi pembelajaran kuis seperti pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya;

(3) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan kuis. Juga disarankan agar tim pengamat minimal dua orang, karena menurut pengalaman peneliti tim pengamat sangat sibuk dalam menilai soal dan jawaban yang dibuat siswa pada saat kegiatan kuis.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto,S., Suharjono., & Supardi. (2006).

Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

DePorter, B. (2001). Quantum Teaching, Bandung: Kaifa.

Departemen Agama RI. (2001). Bahan Penataran (Modul Metodologi Pendidikan Agama Islam) Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Departemen Agama RI. (2004). Strategi Pembelajaran Matematika untuk Tingkat Madrasah Aliyah. Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan.

Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. (2005).

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.

Sidoarjo: Dinas Pendidikan Kabupaten

Sidoarjo

(9)

71 Hasibuan & Mujiono. (2004). Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Makmun, A. S. (2003). http://massholeh.webs.

com/PTK_FATIMAH/PTK-FATIMAH- BAB2.htm. diakses tanggal 21 februari 2014: 23.00

Mulyana, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya:

Bandung

Mulyasa. (2003). http://massholeh.webs.com /PTK FATIMAH/PTK-FATIMAH-BAB2.htm.

diakses tanggal 21 februari 2014: 23.00 Mulyono, A. M. (2001). http://massholeh.

webs.com/PTK_FATIMAH/PTK-

FATIMAH-BAB2.htm. diakses tanggal 21 februari 2014: 23.00

Nawawi. (1981). http://massholeh.webs.com/

PTK_FATIMAH/PTK-FATIMAH-

BAB2.htm. diakses tanggal 21 februari 2014: 23.00

Nur, M. (1998). Teori Pembelajaran Kognitif.

Surabaya: PPS IKIP Surabaya.

Nur, M. (2003). Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran sebagai Salah Satu Prasyarat Utama Pengimplementasian

Kebijaka-kebijakan Inovatif Depdiknas dalam Merespon Tuntutan dan Tantangan Masa Depan. Makalah disajikan dalam Wisuda VII Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 20 Desember 2003.

Pujawan. (2004). http://suaidinmath.wordpress.

com/2013/03/31/meningkatkan-aktivitas- dan-hasil-belajar-matematika-melalui- penerapan-model-pembelajaran-kooperatif- tipe-jigsaw-pada-siswa-kelas-xii-ipa-sma- negeri-1-dompu-semester-1-tahun-

pelajaran-20122013/. Diakses 21 februari 2014: 24.00

Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta: Cemerlang.

Wardani, I.G.A.K. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Yulaelawati, E. (2007). Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya.

(10)

72

Gambar

Gambar 1. Siklus PTK
Tabel 2. Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus  I dari Pengamat I  No.  Nama  Kegiatan  Jumlah Siswa yang  Melakukan  Prosentase  Keterangan  1
Tabel  5.  Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok  Penanya Siklus I  No.  Nama  Kelompok  Perolehan Nilai dalam Persen  1
Tabel di atas menunjukkan angka rerata dari  belajar  kelompok  sebesar  96,88%.  Sedangkan  pada siklus I belajar kelompok telah menunjukkan  rerata  93,75%

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan simpulan diatas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti adalah sebagai berikut (1) Guru matematika dalam pembelajaran materi segi empat dapat

Terjadinya pola aktifitas antara guru dan siswa antara lain: proses pembelajaran terletak pada siswa, guru sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan

Guru yang berada di MTs Islamiyah tersebut sangat bertanggung jawab dengan hasil kerjanya, (3) Reward yang diberikan kepala madrasah kepada guru di MTs Islamiyah Suluh

Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui bahwa sebagian guru geografi di SMA Negeri 8 Surakarta sudah menggunakan media pembelajaran namun belum tepat sehingga berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerepan sistem informasi akuntansi, dan pemahaman akuntansi berbasis SAK-ETAP terhadap kualitas laporan keuangan studi

Dengan demikain pengunaan permainan bola gantung damal materi pasing bawah dapat meningkatkan hasil belajar siswaDari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan

Dari hasil tersebut diperoleh bahwa: (1) pembelajaran PKn di kelas cenderung didominasi oleh guru dengan menggunakan metode ceramah yang kemudian dilanjutkan

Sementara itu saran yang dikemukakan adalah perlu tindak lanjut dalam bentuk penyusunan bahan ajar yang lebih sistematis dalam bentuk buku atau diktat, perlu penelitian lanjutan