• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

72

PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Nadya Widanty1, Ir. Rosnani Ginting, MT2, Aulia Ishak, ST, MT2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155 Email: [email protected]1

Email: [email protected]2 Email: [email protected]2

Abstrak. Perkembangan teknologi yang semakin pesat di dunia industri dan persaingan dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk mampu merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor persaingan seperti harga, kualitas, dan kecepatan menghantarkan produk ke pasar. PT ABC merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi spring bed. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah ketidaksesuaian output komponen produk spring bed 3 feet dengan persentase kecacatan produk sebesar 7,39%. Hal ini menyebabkan adanya penyesuaian rancangan komponen produk sehingga waktu produksi menjadi panjang dengan hasil produksi bulanan hanya mencapai 21,71% dari kapasitas produksi per unit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan terjadinya pemborosan waktu produksi di PT ABC dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen yang dihubungkan dengan karakteristik teknis produk spring bed. Karakteristik teknis produk dengan nilai tertinggi menunjukkan bahwa karakteristik teknis tersebut menjadi fokus permasalahan yang dihadapi PT ABC, sedangkan atribut kebutuhan konsumen dengan nilai tertinggi merupakan atribut yang harus diperbaiki untuk mengatasi permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil pendekatan yang dilakukan dengan metode QFD diperoleh karakteristik teknis “standarisasi struktur komponen” dengan nilai tingkat kepentingan tertinggi yakni 20% dan atribut kebutuhan konsumen tertinggi yaitu ukuran tebal foam pada matras untuk produk spring bed 3 feet dengan nilai relative weight 12,91% yang menjadi fokus utama dalam upaya perbaikan.

Kata kunci: Spring Bed, Quality Function Deployment (QFD), Perbaikan Rancangan

Abstract: The rapid development of technology in the industry and business competition demand companies to be able to design and develop products that fit consumer needs with considering factors such as price competition, quality, and speed of delivering products to the market. PT ABC is a manufacture company producing spring bed. The problem that occur in the company is the component output of spring bed 3 feet can’t reach the product standard with the percentage of deject product about 7,39%. This causes redesigning the product component of spring bed and make the longer production times with the output about 21,71%

of production capacity per unit. This study aims to identify the cause of the waste of production time of PT ABC by using Quality Function Deployment (QFD). QFD is used to translate customer needs associated with the technical characteristics of spring bed products.

Technical characteristics of products that have the highest value shows that these technical characteristics are the focus of the problem faced by the company, while the attributes of consumer needs that has the highest value are things that should be fixed to address existing problems. The result showed that the highest technical characteristic "standardization structure component" with the value degrees interests about 20%, while the highest attributes of consumers needs that gain the highest relative weight is the thickness of mattress foam with the value of relative weight about 12,91% which are the first priority in improvement.

Keywords: spring bed , quality function deployment (QFD) , design improvements

1Mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

2Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

(2)

73

1. PENDAHULUAN

Kemampuan untuk memasarkan produk baru dengan cepat merupakan dasar kesuksesan bagi setiap perusahaan yang berbasis pelanggan.

Namun, lingkungan yang kompetitif saat ini membuat kegiatan ini lebih sulit dilakukan dari sebelumnya. Pelanggan tidak hanya menuntut tingkat kualitas yang lebih tinggi dalam produk baru, tetapi juga menuntut inovasi terbaru. Produk berkualitas tinggi merupakan prasyarat utama untuk perusahaan kompetitif (Augusto, 2007).

Perusahaan harus mampu melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Lee-Mortimer, 1995). Perusahaan dapat melakukan inovasi dengan menerapkan tools dan metode berkaitan dengan upaya inovasi (Davidsen, 2004). Metode dan tools diterapkan perusahaan untuk mengkomersialkan produk dan menciptakan inovasi yang akan meningkatkan nilai produk.

Qualituy Function Deployment (QFD) merupakan salah satu metode untuk pengembangan produk berorientasi pelanggan (Augusto, 2007).

QFD merupakan sebuah pendekatan yang menerjemahkan suara pelanggan ke dalam bahasa teknis dan menentukan karakteristik desain.

Metodologi ini telah digunakan untuk menghubungkan teknik manufaktur dan permintaan pasar dari perspektif konsumen (Shamsuddin, 2010). QFD dirancang sebagai fasilitas dalam pengembangan produk baru atau perbaikan rancangan produk untuk meningkatkan kepuasan konsumen. QFD telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang dan merupakan salah satu tools dari Concurrent Engineering yang digunakan untuk meminimisasi biaya dan waktu produksi (Tseng dan Chau-Chen, 2010).

QFD terbagi menjadi empat fase yang digunakan untuk menghubungkan kebutuhan konsumen dengan karakteristik perancangan produk (fase 1), dan kemudian menerjemahkannya ke dalam karakteristik part (fase 2), operasi manufaktur (fase 3) dan karakteristik produksi (fase 4). QFD fase 1 dan fase 2 diaplikasikan pada tahap perancangan produk (Chen, 2006). Tujuan utama dari QFD adalah menentukan prioritas kriteria rancangan yang menjadi fokus utama dalam perancangan dan pengembangan produk (Reilly, 1999).

Sejak metode QFD diperkenalkan pertama kali, metode ini telah membantu perusahaan dalam hal (1) perencanaan produk baru, (2) perancangan spesifikasi produk, (3) penentuan karakteristik proses, (4) pengendalian proses manufaktur dan (5) pembuatan dokumen spesifikasi produk yang sudah ada (Shamsuddin

dan Francis, 2010). Alat perencanaan utama yang digunakan dalam QFD adalah House of Quality.

House of Quality menerjemahkan suara pelanggan ke dalam persyaratan desain yang memenuhi target nilai tertentu dan menyesuaikannya dengan organisasi atau perusahaan yang akan merancang persyaratan desain tersebut (Mahesh, 2010).

Penelitian ini dilaksanakan pada pabrik pembuatan produk spring bed PT. ABC, Medan Sumatera Utara. Penelitian dibuat karena perusahaan ingin meningkatkan kualitas produk spring bed dengan perancangan desain produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah ketidaksesuaian output komponen produk spring bed 3 feet dengan persentase kecacatan produk sebesar 7,39%. Data persentase cacat produk spring bed PT ABC dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Produk Cacat Spring Bed PT ABC Periode Maret 2013 – Juni 2013

Periode

Spring Bed 6 Feet Spring Bed 3 Feet Jumlah

Produksi (unit)

Jumlah Cacat (unit)

Jumlah Produksi

(unit)

Jumlah Cacat (unit) Maret

2013 335 23 312 22

April 2013 357 14 327 21

Mei 2013 361 19 320 27

Juni 2013 329 11 312 24

Total 1382 67 1271 94

Persentase

cacat 4,85 7,39

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa persentase cacat produk spring bed 3 feet lebih tinggi dibandingkan dengan produk spring bed 6 feet, sehingga penelitian ini dilakukan pada produk spring bed 3 feet. Ketidaksesuaian output komponen produk mengakibatkan adanya penyesuaian rancangan komponen produk pada proses produksi sehingga waktu produksi menjadi panjang dengan hasil produksi bulanan hanya mencapai 21,71% dari kapasitas produksi per unit.

Data penjualan produksi spring bed 3 feet PT ABC dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Produksi Spring Bed 3 Feet PT ABC

Periode

Kapasitas Produksi

(unit)

Pencapaian Produksi

(unit)

Juni 2012 1560 329

Juli 2012 1560 333

Agustus 2012 1320 305

(3)

74

Tabel 2. Jumlah Produksi Spring Bed 3 Feet PT ABC (Lanjutan)

Periode

Kapasitas Produksi (unit)

Pencapaian Produksi

(unit)

September 2012 1500 322

Oktober 2012 1500 327

Nopember 2012 1380 310

Desember 2012 1380 314

Januari 2013 1500 317

Februari 2013 1440 314

Maret 2013 1440 312

April 2013 1560 327

Mei 2013 1500 320

Juni 2013 1440 312

Total 19080 4142

Persentase Pencapaian Produksi

21,71%

Tabel 2 menunjukkan bahwa pencapaian produksi PT ABC hanya sebesar 21,71% dari kapasitas produksi yang ada dikarenakan waktu produksi yang panjang untuk penyesuaian komponen produk. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya pemborosan waktu produksi dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD).

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi atribut kebutuhan konsumen, (2) mengetahui prioritas dari tingkat kepentingan karakteristik teknis produk.

Langkah awal dimulai dengan cara mengidentifikasi kebutuhan konsumen terhadap produk spring bed. Keinginan responden akan produk dihubungkan dengan karakteristik teknis produk menggunakan metode QFD. Karakteristik teknis produk dengan nilai tertinggi menjadi fokus permasalahan yang dihadapi PT ABC, sedangkan atribut kebutuhan konsumen dengan nilai tertinggi merupakan prioritas utama yang harus diperbaiki untuk mengatasi permasalahan yang ada.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT ABC yang bergerak di bidang produksi spring bed.

Perusahaan ini berlokasi di Kota Medan. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Juli 2013 sampai dengan September 2013.

2.2. Objek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan penelitian action research. Penelitian

deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek tertentu. Penelitian action reasearch merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan suatu solusi yang akan diaplikasikan pada perusahaan sebagai bentuk perbaikan dari sistem semula (Sinulingga, 2011).

Objek penelitian yang diamati adalah karakteristik (atribut-atribut) produk spring bed 3 feet.

2.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ditetapkan berdasarkan literatur Strategies for Product Design (John Wiley

& Sons, 2008), Pengantar Perkayuan (Basar, 1974) dan Beds And Bedroom Furniture (Taunton Press, 1997) serta dari brochure produk spring bed yang menunjukkan tipe-tipe konsumen dan kebutuhan konsumen, yaitu:

1. Pertimbangan utama model rangka sandaran spring bed

2. Bahan kayu rangka sandaran spring bed 3. Bahan kain sandaran spring bed 4. Jenis foam untuk sandaran spring bed 5. Jenis foam untuk matras spring bed 6. Ketebalan foam untuk matras spring bed 7. Bahan kain matras spring bed

8. Pertimbangan utama model rangka divan spring bed

9. Bahan kayu rangka divan atas spring bed 10. Bahan kayu rangka divan bawah spring bed 11. Faktor yang menjadi pertimbangan dari segi

spesifikasi teknis pada desain spring bed 12. Faktor penentu daya tahan dan lama rata-rata

umur produk spring bed

2.4. Metode Sampling

Ada tiga jenis konsumen yaitu konsumen unit, konsumen internal dan konsumen eksternal.

Potensial konsumen dalam tahapan conceptual design idealnya merupakan karyawan perusahaan (Edosomwan, 1995). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen internal yaitu semua karyawan bagian perakitan spring bed 3 feet dari PT ABC yang berjumlah 36 orang.

Penelitian ini, menggunakan teknik total sampling. Total sampling adalah teknik sampling yang keseluruhan jumlah anggota sampel sama dengan anggota populasinya dengan tujuan mendapatkan data yang representatif (Joker dan Bartjan, 2010). Jumlah responden yaitu 36 orang masih dalam jangkauan peneliti dan telah homogen dikarenakan telah sesuai dengan tujuan penelitian.

(4)

75

2.5. Instrumen dan Jumlah Sampel

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner yang digunakan didasarkan pada bentuknya yaitu kuesioner terbuka dan tertutup (Ginting, 2009). Kuesioner terbuka digunakan sebagai survei awal untuk membantu penentuan atribut keinginan responden terhadap produk spring bed 3 feet sedangkan kuesioner tertutup yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala likert. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 36 orang.

2.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan didalam menyusun matriks House of Quality (Cohen, 1995). Tahapan-tahapan tersebut yaitu :

1. Tahap awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya. Tujuannya agar mempermudah didalam menyusun pertanyaan didalam kuesioner terbuka.

2. Membuat matriks House of Quality (HoQ) untuk menerjemahkan kebutuhan responden ke dalam karakteristik teknis produk spring bed.

3. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Analisis dilakukan terhadap hasil identifikasi metode Quality Function Deployment (QFD) untuk kemudian diambil kesimpulannya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengolahan Hasil Kuesioner

Dari hasil rekapitulasi kuesioner terbuka diperoleh 12 atribut produk spring bed yang menjadi keinginan responden. Atribut-atribut tersebut digunakan sebagai butir pertanyaan pada kuesioner tertutup. Atribut yang menjadi butir pertanyaan pada kuesioner tertutup yaitu (1) kayu menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka sandaran pada produk spring bed 3 feet, (2) kayu jati putih merupakan jenis bahan kayu rangka sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (3) kain oskar merupakan jenis bahan kain pada sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (4) busa warna cream merupakan jenis foam pada sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (5) busa warna cream merupakan jenis foam pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (6) 6 cm merupakan ketebalan foam pada

matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (7) kain zakat merupakan jenis bahan kain pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (8) kayu yang menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka divan pada produk spring bed 3 feet, (9) kayu jati putih merupakan jenis bahan kayu rangka divan bagian atas yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (10) kayu jati putih merupakan jenis bahan kayu rangka divan bagian bawah yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet, (11) tinggi per merupakan faktor yang menjadi pertimbangan dari segi spesifikasi teknis pada desain produk spring bed 3 feet dan (12) per dan busa merupakan faktor yang menjadi penentu daya tahan (umur pakai) produk spring bed 3 feet dan 10 tahun merupakan waktu rata-rata umur produk tersebut.

3.2. Validitas dan Reliabilitas Data

Dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas data terhadap hasil kuesioner. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa seluruh variabel dinyatakan valid dan reliabel.

3.3. Membangun Matriks House of Quality (HoQ) Bagian terpenting dari QFD adalah membangun House of Quality (HoQ). Penentuan atribut Keinginan Konsumen (Customer Requirement/CR) ditentukan bedasarkan literatur Beds And Bedroom Furniture (Taunton Press, 1997). Penentuan Karakteristik Teknis (Engineering Characteristic) dilakukan dengan melakukan wawancara dengan manajer produksi. Penentuan Relation Matrix dilakukan untuk menentukan tingkat hubungan antara keinginan konsumen dan karakteristik teknis produk yang dimulai dari skala kuat, sedang, lemah, dan tidak berhubungan sama sekali. Ukuran kinerja dari HoQ terdiri dari tiga aspek yaitu tingkat kesulitan, tingkat kepentingan dan perkiraan biaya. Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan karakteristik teknis. House of Quality penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Dari Gambar 1 dapat dilihat importance weight untuk setiap variabel. Importance weight menunjukkan total tingkat kepentingan responden terhadap suatu atribut perancangan produk, sedangkan relative weight menunjukkan nilai bobot kepentingan relative terhadap atribut perancangan produk lainnya (Cohen, 1995).

Atribut perancangan produk spring bed 3 feet yang memiliki relative weight tertinggi adalah pada ukuran tebal foam pada matras yang paling sesuai produk spring bed 3 feet, dengan nilai 12,91%.

Atribut ini menjadi atribut utama yang perlu diperbaiki dalam perancangan produk spring bed.

(5)

76

Ukuran kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya dapat dihitung berdasarkan karakteristik teknis produk.

Karakteristik teknis perancangan produk spring bed 3 feet dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah standarisasi struktur komponen dengan nilai 20%.

Hal ini dapat menjadi prioritas pertama pihak perusahaan sebagai acuan perbaikan rancangan produk spring bed 3 feet.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan QFD dilakukan pada penelitian ini diperoleh 12 atribut produk spring bed 3 feet dengan atribut produk yang memiliki relative weight tertinggi adalah pada ukuran tebal foam pada matras yang paling sesuai produk spring bed 3 feet, dengan nilai 12,91%.

Karakteristik teknis perancangan produk spring bed 3 feet dengan derajat kepentingan tertinggi adalah standarisasi struktur komponen dengan nilai 20%. Atribut produk tebal foam pada matras dapat menjadi prioritas pertama pihak perusahaan sebagai acuan perbaikan rancangan produk spring bed 3 feet dengan karakteristik teknis standarisasi struktur komponen menjadi faktor utama perbaikan rancangan produk spring bed 3 feet.

DAFTAR PUSTAKA

Augusto, Paulo. 2007. Innovative New Product Development: A Study of Selected QFD case Studies. Brazil: University of Sao Paulo.

Basar, Soerjanto. 1974. Pengantar Perkayuan Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Chen, S. S. 2006. The Relation between Ideology and Decision-Making, The Journal of Global Business Management, Vol. 2, No. 3, pp.

140-50.

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment:

How to Make QFD Work for You. USA:

Addison-Wesley Publishing Company.

Edosomwan, Johnson A. 1995. Customer and Market-Driven Quality Management. New Delhi: ASQC.

Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jonker, Jan dan Bartjan Pennink. 2010. The Essence of Research Methodology. Netherland:

Springer, 2010.

Lee-Mortimer, A. (1995), “Managing Innovation and Risk”, World Class Design to Manufacture, Vol. 2 No. 5, pp. 38-42.

Mahesh Patil. 2010. Quality Function Deployment (QFD) for Product Design. India: TIME 2010.

Reilly, Norman B. 1999. The Team based Product Development Guidebook. Milwaukee: ASQ Quality Press.

Shamsuddin, Ahmed dan Francis Amagoh. 2010.

Application of QFD in Product Development of a Glass Manufacturing Company in Kazakhstan. Purdue University.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian.

Medan: USU Press.

Taunton Press. 1997. Beds And Bedroom Furniture.

Connecticut: Taunton Press Inc.

Tseng, Chun-Chieh dan Chau-Chen Tong. 2010.

Prioritization Determination of Project Tasks in QFD Process Using Design Structure Matrix. Taiwan: National Yunlin University of Science and Technology.

(6)

77

Kayu pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka sandaran pada produk spring bed 3 feet Kayu Jati Putih jenis bahan kayu rangka sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet Kain Oskar jenis bahan kain pada sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet

Busa Warna Cream jenis foam pada sandaran yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet

Busa Warna Cream jenis foam pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet

Kain Zakat jenis bahan kain pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet

Kayu yang menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi desain model rangka divan pada produk spring bed 3 feet Kayu Jati Putih jenis bahan kayu rangka divan atas yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet Kayu Jati Putih jenis bahan kayu rangka divan bawah yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet

Derajat Hubungan :

V = Hubungan poitif kuat =4

√ = Hubungan positif sedang =3 x = Hubungan negatif sedang =2 X = Hubungan negatif kuat =1

4 3 5 5 4 5 5 5

Tingkat Kesulitan Derajat Kepentingan Perkiraan Biaya

3 3 2 2 2 3

17 17 7 10 15 20

18 18 12 12 12 18

Customer Requirement

Customer Importance KARAKTERISTIK TEKNIK

Net Sales

6 cm merupakan ketebalan foam pada matras yang paling sesuai dengan desain produk spring bed 3 feet

9

9 3

4

Keakuratan Geometri Komponen Kesamaan Dasar Struktur Komponen Skalabilitas Maintainable Design Part Family Standarisasi Stuktur Komponen

5

Importance Weight

Relative Weight 1,2

1,0

5,71

6,78

6,96 8,25

5,86 3,63 12,61 12,91 5,39

10,53 8,91 8,91 1,0

1,0 1,5 1,5 1

1,2 1,0 1,0

4,81 2,98 10,36 10,61 4,43

8,65 7,32

7,32

1 9 9

9

9 9 1 9 3

9

9 1 3 9 9

1

1 1 9 1 9

9

9 9 3 9 9

9

9 9 3 9 9

1

1 1 9 1 9

9

9 1 3 9 9

0

9 1 3 9 9

9

9 1 3 9 9

V

V X

V

V

V

V

V V

X

Tinggi per faktor yang menjadi pertimbangan dari segi spesifikasi teknis pada desain produk spring bed 3 feet Per dan Busa faktor yang menjadi penentu daya tahan (umur pakai) produk spring bed 3 feet dan 12 tahun lama rata-rata umur produk tersebut

4 4

7,64 8,40 1,2

1,5

6,27 6,90 0

9 1 3 9 9

9

9 1 3 9 9

Durability

2 12 12 9

3 9 9 9 9

9 9 9 9

9 9

V

V

Gambar 1. House of Quality Spring Bed 3 Feet

Gambar

Tabel 1. Persentase Produk Cacat Spring Bed PT  ABC Periode Maret 2013 – Juni 2013
Tabel 2. Jumlah Produksi Spring Bed 3 Feet   PT ABC (Lanjutan)  Periode  Kapasitas Produksi  (unit)  Pencapaian Produksi (unit)  September 2012  1500  322  Oktober 2012  1500  327  Nopember 2012  1380  310  Desember 2012  1380  314  Januari 2013  1500  317

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan yang menggunakan jasa computer maka efisiensi kerja akan lebih cepat dan mudah dalam menyelesaikan suatu masalah dan mendapatkan suatu informasi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Standar Biaya Entry Data Arsip

Karena mendukung konsep pemrograman berorientasi objek bahasa C++ banyak dipergunakan untuk mengembangkan perangkat lunak di berbagai bidang salah satunya dalam bidang hiburan

Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan tanpa ada

Website ini dibuat dengan menggunakan pemrograman PHP dan MySQL, sehingga memberikan kemudahan bagi server untuk mengolah data dan informasi baru dengan cepat serta

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perpres 54/ 2010, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan

Hasil analisis kadar iodium (K103) pada garam yang dikemas dengan menggunakan kemasan plastik bening, plastik berwarna hitam gelap, gelas bening dan gelas benvarna merah

kclompok ibu. Data yang sudah didiskusikan dan diformulasikan dicek kebenarannya dengan melakukan pengamatan di Posyandu dan wawancara dengan ibu-ibu yang mempunyai bayi berumur 3-18