• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menulis. Orang yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis atau bisa di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. menulis. Orang yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis atau bisa di"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Literasi

Literasi pada dasarnya mempunyai pengartian yaitu membaca dan menulis. Orang yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis atau bisa di sebut tidak buta huruf dikatakan literat. Lalu literasi berkembang tidak hanya membaca dan menulis melainkan juga menyimak dan berbicara. Seiring berkembangnya zaman. Semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi dan multimedia. Literasi juga mempunyai makna yang mencakup lebih besar dan meluas tidak hanya membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Sekarang banyak perkembangan teknologi yang membuat literasi juga ikut berkembang.

Contohnya dalam hal visual audio, kita telah mengalami pergeseran budaya teks yang lebih luas, menuju satu titik di mana modus visual lebih menonjol atas bantuan teknologi baru (Mills, 2012) dalam Yunus dkk (2017:2).

Tak dapat dipungkiri bawasannya teknologi memang sangat mempengaruhi segala jenis sesuatu. Termasuk literasi, dengan berkembangya teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Di dunia pendidikan guru juga harus mampu untuk memfikirkan bawasannya teknologi semakin hari semakin berkembang dan mampu untuk memanfaatkannya. Lalu ada lagi konsepan literasi baru yang di sebut konsep multiliterasi (kist, 2005:12) dalam Yunus dkk (2017:4)

(2)

“Mulriliterasi merupakan kemampuan membaca, menulis puisi, membagi, melukis, menari, menulis novel, ataupun kemampuan berkontak dengan berbagai media yang memerlukan literasi”. Dapat diartikan literasi mampu menyatu dengan kemampuan yang lain seerti halnya yang sudah dijelaskan di atas. Lebih detailnya multiliterasi juga bisa diumpamakan dapat menggunakan berbagai media baik cetak, audio maupun dalam segi yang spasial.

Kesimpulan dari beberapa sumber di atas adalah literasi tidak hanya budaya membaca saja. Ada banya gerakan literasi selain membaca buku dan sebagainya. Dan literasi juga dapat di umpamakan menggunak berbagai media seperti cetak maupun visual audio.

2. Landasan literasi a. Landasan Filosofi

Kemendikbud (2016:4) dalam buku gerakan literasi kemendikbud landasan filosofi terdapat pada “Sumpah Pemuda butir ketiga (3) yang menyatakan “menjunjung Bahasa persatuan Bahasa Indonesia” yang memiliki makna pengakuan terhadap keberadaan ratusan Bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang penggunaan Bahasa asing sesuai dengan keperluannya”.

Pengertian tersebut menjelaskan bawasanny pembelajaran mengenai baasa itu penting untuk pendidikan national

b. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31, Ayat 3: “ Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak

(3)

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”

2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)

3. Arah pendidikan berbasis literasi

Pendidikan berbasis sekolah mempunyai arah yang menggikuti perkembangan literasi dari zaman ke zaman. Pada saat ini menurut Yunus A, dkk (2017:25) memiliki tujuan seperti berikut:

a. Membentuk peserta didik menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang strategis.

b. Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikir pada peserta didik.

c. Meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar peserta didik.

d. Mengembangkan kemandirian peserta didik sebagai seorang pemelajar yang kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter.

(4)

B. Tinjauan umum Gerakan Literasi Sekolah 1. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah pertama kali digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan Literasi Seklah pertama kali di gencarkan pada bulan Maret tahun 2016. Menurut Kemendikbud di tahun 2016 Pada program Indonesia National Assessment Program (INAP) atau Asesmen Kompetensi Peserta didik Indonesia (AKSI) telah menguji peserta didik dengan beberapa ketrampilan membaca, matematika, dan sains peserta didik kelas IV.

Khusus dalam segi membaca mempunyai hasil adalah 46,83% pada kategori kurang, 47,11% pada kategori cukup, dan hanya 6,06% dalam kategori baik (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 2).

Pemerintah melalui program GLS mengupayakan dengan membuat suatu kebiasaan di sekolah supaya peserta didik memiliki keinginan dalam hal membaca dengan membiasakan peserta didik untuk membaca apa saja sebelum pelajaran di mulai. Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan yang memupuk nilai budi pekerti peserta didik. Seperti yang di tuangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Kegiatan tersebut yaitu “Kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Program tersebut dilaksanakan pada 15 menit awalsebelum memasuki pelajaran. Dengan program tersebut pemerintah sudah berusaha untuk mengurai kemalasan dalam budaya membaca.

Gerakan Literasi Sekolah Menurut Kemendikbud (2016:07) adalah:

“Suatu usaha kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas

(5)

seklah, komite sekolah, orang tua/ wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, nedia masa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapatmempresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll), dan pemangku kepentingan dibawah kordinasi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan”.

2. Tahapan Program Gerakan Literasi Sekolah

Adapun tiga tahapan menurut Kemendikbud (2017:281) meliputi

1. Tahapan ke-1: pembiasaan kegiatan membaca yang menyenanglkan di ekosistem sekolah. Pembiasaan ini bertujuan menumbuhkan minat terhadap bacan dan kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

Penumbhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan litrerasi peserta didik

2. Tahapan ke-2: pengembangan minat baca untuk meningkatka kemampuan literai. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menaggapi bacaan pengayaan.

3. Tehap ke-3: pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya denga pengalamam pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan

(6)

buku pelajaran. Dalam tahap ini, ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Pada tahap ini kegiatan membaca dilakukan untuk mendukung pelakasanaan kurikulum 2013, yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran. Buku nonteks pelajaran ini dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, serta dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi peserta didik SD, 12 buku bagi peserta didik SMP, dan 18 buku bagi peserta didik SMA/SMK. Buku laporan laporan kegiatan membaca pada tahap ini biasanya disediakan oleh wali kelas.

C. Tinjauan Umum Minat Baca 1. Pengertian Minat

Menurut Bahasa minat adalah rasa suka serta ketertatikan terhadap sesuatu aktifitas maupun kegiatan tanpa adanya dorongan dan dilakukan dengan rasa senang oleh dirinya sendiri. Noeng Muhajir dalam Dwi Sunar Prasetyono (2008:54), mengatakan “minat adalah kecenderungan afektif (perasaan, emosi) seseorang untuk membentuk aktifitas”. Dari situ mampu dilihat bawasannya minat juga mengikutsertakan kondisi psikis atau kejiwaan.

Minat merupakan sesutau yang memang itu timbul dari kringinan seseorang itu sendiri tanpa adanya sesuatu yang menyuruh. Seperti yang dikataka oleh Slameto dalam bukunya (2010:180) “minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang mempengaruhi”.

(7)

Merujuk pada beberapa penadapat di atas. Minat dapat di simpulkan dengan artian ketertarikan terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa keingin tahuan tanpa adanya dorongan atau paksaan dari manapun.

2. Pengertian Motivasi

Banyak yang dapat kita ketahui mengenai motivasi, menurut ngalim purwanto (1990:73) dalam Kurniawan (2013:10) bahwa motifasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkahlaku seseorang agar ia tergerak hatiya untukbertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Banyak para ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua yang sering dikenal dengan motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik ialah dorongan yang aktif atau berfungsi

Karena adanya rangsangan dari dalam diri dan tidak perlu dirangsang dari luar (Sudirman A. M, 2007:89) dalam Kurniawan (2013:14). Berarti bahwa motivasi instrinsik bisa di umpamakan bahwasanya dorogan yang di peroleh sejak lahir, sebab tidak adanya rangsangan ataupun pengaruh dari luar dirinya. Sehingga semua kegiatan tersebut bisa dianggap keinginan dari hatinya sendiri.

Segala sesuatu yang didasari oleh motivasi instrinsik lebih bisa dipertahankan lebih lama darrpada motivasi yang didapatkan dari hal yang lainnya. Jadi didalam diri peserta didik harus ditingkatkan lagi motivasi instrinsik ini.

(8)

b. Motifasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari luar (Sudirman A. M, 2007:91) dalam Kurniawan (2013:14). Motivasi ekstrinsik dapat dilihat dari segi motivasi siwa tersebut tertarik membaca karena sebab dari luar, seperti contohnya ketika melihat buku bacaan yang menarik, ajakan teman sebaya, atau dorongan dari guru. Motivasi ekstrinsik juga bisa menguatkan individu untuk meningkatkan keinginan dirinya dalam membaca. Sebab dorongan dari luar juga berpengaruh terhadap keinginan peserta didik dalam membaca

3. Pengertian Membaca

Membaca adalah kegiatan untuk mendapatkan hal-hal baru atau bisa disebut dengan informasi ataupun pesan. Informasi atau pesan tersebut dapat di peroleh melalui berbagai media baik tuli, cetak, gambar maupun simbol dan lambang.

Pengertian dalam Bahasa Indonesia adalah “kegiatan meresepsi, menganalisis, dan menginteroretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan”.

Menurut Farida Rhim dalam bukunya (2011:02) mebaca adalah “suatu proses yang besrifat fisik dan psikologis”. Yang dimaksut dengan fisik adalah kegiatan berupa mengamati tulisan dataupun secara visual dan proses dalam membacanya tersebut. Desakan psikologis ketika mata melihat dan mengirimkan sinyal kepada syaraf yang bersangkutan atupun ketika telinga sedang mendengar.

(9)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses mencari atau ingin tau informasi atau pesan denga mengandalakan multi sensorik. Tidak hanya dengan melihat secara visual bahkan dengan cara berpikir, audio dapat dipergunaka untuk mengambil informasi atau pesan yang terkandung dalam bacaan.

4. Manfaat Membaca

Manfaat dari membaca banyak sekali yang diperoleh. Mampu menambahkan wawasan pengetahuan, menambah informasi baru, menambah gagasan maupun ide baru. Dapat diketahui bahwa membaca adalah aktifitas yang mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan dan cara seseorang untuk berfikir.

Menurut Bruns, dalam Farida Rahim (2011:01), Mengemukakan bahwa

“kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat yang terpelajar”. Sejalan dengan itu Samsu Somadayo dalam bukunya (2010:01), mengatakan bahwa “membaca merupakan sarana untuk mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan”.

Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa mwmbaca adalah hal yang sangat penting bagi kita untuk kehidupan yang berpendidikan. Sebab dari membaca baca pengetahuan informasi yang dapat kita ketahui atau juga memperluas wawadan pengetahuan kita.

5. Pengertian minat baca

Minat baca seseorang tidak muncul dengan cepat. Namun membutuhkan proses untuk memunculkan minat baca tersebut. Melalui beberapa tahapan

(10)

tahapan mulai dari tahapan awal pengenalan dari situ mampu memunculka minat dalam budaya membaca.

Upaya yang mampu untuk kita kerjakan yaitu membuat inovasi baru untuk menarik minat dalam budaya membaca. Dengan memunculkan hal-hal yang bersifat baru dan pemanfaatan sesuatu yang nantinya berguna untuk meningkatkan minat baca.

6. Pengertian Gazebo

Gazebo merupakan fasilitas yang biasanya di buat dengan ruang-ruang yang terbuka sebagai tempat alternatif untuk berkumpul dan melakukan kegiatan diskusi, bersantai, maupun istirahat bersama kelurga. Gazebo berasal dari kata GAZE yang artinya memandang, dan Ebo yang berasal dari bahasa latin yang

artinya luar, jadi mempunyai makna tempat untuk memandang ke luar. Biasanya gazebo di tempatkan di halaman rumah, taman, teras belakang, ataupun di pelataran sekolah.

Gazebo merupakan tempat yang nyaman untuk bersantai bercengkrama antar sesama individu maupun kelompok. Sehingga dengan memanfaatkan gazebo untuk tempat literasi bisa berguna untuk membantu peserta didik dalam program literasi sekolah. Diharapkan dengan pemanfaatan gazebo peserta didik bisa membaca buku dengan suasana yang nyaman.

7. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian dilakukan oleh Ridwan Santoso yang berjudul Pengaruh Program Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Peserta didik Di SMA Negeri 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2017/2018 yang bertujuan untuk mengetahu

(11)

bagaimanakah pengaruh pelaksanaan Gerakal Literasi Sekolah Guna Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik di SMA Negeri 2 Gadingrejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan teknis pengambilan sempel disamakan sesuai dengan populasi penelitian Perbedaanya terkandung dalam objek yang diteliti. Penulis menggunakan objek penelitian pada manfaat gazebo sekolah untuk penerapa program literasi. Selain itu sekolahan yang diteliti yaitu Sekolah Dasar.

(12)

8. Kerangka Pikir

Kondisi Ideal

1. Mampu meningkatkan motivasi peserta didik dalam budaya membaca.

2. Meningkatkan angka kemelekan huruf pada masarakat

Kondisi Lapang

kurangnya minat peserta didik dalam budaya membaca dikarenanakan banyaknnya faktor yang menghalangi.

Contohnya dalam segi perkrmbangan tekologi yaitu permainan yang terdapat di ponsel.

Masalah yang melandasi yaitu kurangnya minat baca peserta didik di sekolah.

Butuhnya sesuatu yang baru untuk membangkitkan minat baca peserta didik dan tentunya membantu Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diprogramkan oleh KEMENDIKBUD.

Metode Penelitian Deskriptis kualitatif menggunakan teknik angket, wawancara, dokumentasi

1. Mengetahui motivasi peserta didik terhadap gerakan literasi sekolah yang dilakukan di gazebo literasi

2. Memanfaatkan fasilitas sekolah untuk menunjang gerakan literasi sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengetahui bahwa keragaman dan pengambilan keputusan memiliki pengaruh terhadap elaborasi informasi tim serta berdampak terhadap kinerja tim, maka diharapkan

Berdasarkan validasi menggunakan CRM dari IAEA dan penggunaan kurva kalibrasi efisiensi untuk analisis sampel uji profisiensi yang diadakan oleh IAEA diperoleh hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelompok sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pendewasaan usia perkawinan pada rema- ja, namun tidak terdapat

Program akademik yang melibatkan akreditasi dari badan professional boleh melaksanakan peperiksaan akhir secara bersemuka tertakluk kepada ketetapan semasa Majlis Keselamatan

burnout seperti di bawah ini... 1) Kelebihan beban kerja (work overload) Kelebihan beban kerja cenderung dialami oleh seorang individu akibat adanya ketidakpahaman antara

Program Pengabdian Masyarakat ini, diselenggarakan dalam bentuk workshop selama 2 hari untuk (1) Menjelaskan tentang Pemodelan Matematika, (2) Menyusun model matematika dari

Fungsi sebagai wadah; menjadikan literasi untuk membiasakan membaca dan menulis kepada peserta didik yang mengarah pada menghasilkan karya-karya peserta didik,

Penelitian diagnosis toksoplasmosis kongenital menggunakan teknik PCR dengan target gen SAG-1 isolat lokal (IS-1) belum pernah dilaporkan sebelumnya, oleh sebab itu penelitian