ULTRASONIK DAN ARDUINO
M. BAGUS HESANANTA 121402089
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
PERANCANGAN ALAT MUSIK VIRTUAL BONANG (GAMELAN JAWA) BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN
SENSOR ULTRASONIK DAN ARDUINO
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah sarjana Teknologi Informasi
M. BAGUS HESANANTA
121402089
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN ALAT VIRTUAL
BONANG (GAMELAN JAWA) BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN ARDUINO
Kategori : SKRIPSI
Nama : M. BAGUS HESANANTA
Nomor Induk Mahasiswa : 121402089
Program Studi : TEKNOLOGI INFORMASI
Fakultas : FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Komisi Pembimbing :
Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I
( Seniman, S.Kom, M.Kom ) ( Baihaqi Siregar, S.Si., MT ) NIP. 198705252014041001 NIP. 197901082012121002
Diketahui / disetujui oleh
Program Studi S-1 Teknologi Informasi Ketua,
( Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc., M.Sc ) NIP. 198603032010121004
PERNYATAAN
PERANCANGAN ALAT MUSIK VIRTUAL BONANG (GAMELAN JAWA) BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN
SENSOR ULTRASONIK DAN ARDUINO
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.
Medan, Januari 2018
M. Bagus Hesananta 121402089
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan izin- Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, pada Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
Banyak bantuan berupa uluran tangan, budi baik, buah pikiran dan kerjasama yang telah penulis terima selama menempuh studi sampai dengan penyelesaian studi (skripsi) ini. Oleh karena itu, seyogianya penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul selaku Dekan Fasilkom-TI USU.
3. Bapak Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc., M.Sc selaku Ketua Program Studi S-1 Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Baihaqi Siregar S.Si., MT selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Seniman, S.Kom, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II.
5. Seluruh tenaga pengajar dan pegawai di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU.
6. Yang teristimewa ayahanda Prof. Drs H. Heru Santoso Ms,c,. Ph.D dan ibunda Rosrita Kaban dan kedua kakak saya Ayudia Hesarika S.km, Adelia Hesarika S.km, M.km dan abangda Supriyadi Sebayang S.hum,.
M.hum yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan kasih sayang nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Kepada sahabat-sahabat saya Andrizal Siregar, Rizki Yuda Pratama, Auliya Doli Siregar, S.Kom, Ikram Hadi Simatupang, Andrian Junaidi, Novira Ginting, T.Aulia Adha, Panca Gundari S.Kom, Nouval Aziz, salomo, Mutiara Sianipar, Agung Hermowo dan Kami Kom A yang selalu memberikan dukungan moral dan semangat juang kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi.
8. Kepada sahabat-sahabat saya Arep Sinaga, Arif Rahman Lubis, Akbar Indirwan, Samba Siregar, Doni Aji dan Kenta Group yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
9. Kepada Abua Khupie, Tibor Khupie, Western Coffee, Pagasta Warkop, Killiney, Partner 8 telah bersedia menyediakan tempat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabat saya Tamara Redina, Ovvy Dara Risli, Adly Farizan, Oki Hermansyah, Mhd Prawira, Dika Eka Putra, Mhd Shogi dan Herlambang Mohammad yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
ABSTRAK
Musik gamelan merupakan salah satu musik tradisional Indonesia yang telah menjadi identitas budaya dan bertahan dalam kurun waktu yang lama. Bonang adalah salah satu alat musik gamelan yang dimainkan dengan cara dipukul pada bagian atasnya yang menonjol. Pentingnya melestarikan budaya musik tradisional menyadarkan kita agar musik tradisional tidak hilang di era teknologi saat ini.
Pada penelitian ini perancangan alat musik virtual bonang menggunakan mikrokontroler Arduino dan Sensor Ultrasonik sebagai identifikasi nada pada gamelan bonang. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah alat musik virtual bonang yang dapat dimainkan dan mengeluarkan suara nada ke android.
Kata Kunci : Robotika, Sensor Ultrasonik, Arduino Mega2560, Android, Gamelan
ABSTRACT
Designing Virtual Musical Intruments Bonang (Javanese Gamelan) Based On Android Using Ultrasonic Sensor and Arduino
Gamelan music is one of traditional music in indonesia. Which has been a curtural identity in a long time. A bonang is one of the gamelan music instruments which played with hitting on a prominent top part. Pricipally, we need to be aware of the importance of conserving music traditional culture. Otherwise, it will be disappeared in this technological era. The aim of this study is to create a bonang virtual music tool with utilizing an arduino microcontroller and ultrasonic sensor as a tone identification on the bonang gamelan. An outcome of this research is a bonang virtual music instrument which can be played and sounding out in android.
Keywords : Robotics, Ultrasonic Sensor, Arduino Mega2560, Android, Gamelan
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ... ii
Penyataan ... iii
Ucapan Terima Kasih ... iv
Abstrak ... vi
Abstract ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Metodologi Penelitian ... 3
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Robotika ... 5
2.1.1 Sejarah Robot ... 5
2.1.2 Karakteristik Robot ... .. 5
2.2 Musik ... 6
2.2.1 Alat Musik ... ... 6
2.2.1.1 Gamelan Jawa ... ... 6
2.2.1.2 Bonang ... ... 7
2.3 Arduino ... 8
2.3.1 Arduino Mega2560 ... ... 9
2.4 Bluetooth HC-05 ... 11
2.5 Sensor Ultrasonik HC-SR04 ... 12
2.6 Android ... 13
2.7 Virtual……… .………... 13
2.8 Penelitian terdahulu ... 14
Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem ... 16
3.1.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 16
3.1.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem ... 17
3.2 Analisis Pemodelan Sistem ... 17
3.2.1 Use-Case Diagram ... 18
3.2.2 Activity Diagram ... 19
3.2.3 Sequence Diagram ... 20
3.3 Arsitektur Umum ... 21
3.3.1 Flowchart ... 22
3.4 Perancangan Komunikasi Bluetooth ... 23
3.5 Perancangan Pembaca Pukulan Bonang ... 25
3.6 Format Pengiriman Data ... 26
3.7 Perancangan Antar Muka ... 26
Bab 4 Implementasi dan Pengujian 4.1 Implementasi Sistem ... 29
4.1.1 Tampilan Interface ... 29
4.1.1.1 Tampilan Halaman Pairing Device ... 29
4.1.1.2 Tampilan Halaman Gamelan Bonang Virtual ... 30
4.1.2 Perangkat keras ... 31
4.2 Pengujian Sistem ... 34
4.2.1 Pengujian Jarak Tangan ke Sensor Ultrasonik ... 36
4.2.2 Pengujian Sistem Kontroller ... 37
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ... 39 5.2 Saran ... 39 Daftar Pustaka ... 40
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Nama Tabel Halaman
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu 14
3.1 Tabel Format Pengiriman Data 26
3.2 Tabel Perangkat 27
4.1 Tabel Hasil Pengukuran Jarak Bluetooth 35
4.2 Tabel Pengujian Jarak Tangan ke Sensor Ultrasonic 36 4.3 Tabel Data Pengujian Keberhasilan Nada 38
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Nama Gambar Halaman
2.1 2.2
Bonang Barung Pemukul Bonang
8 8
2.3 Arduino Mega2560 10
2.4 3.1
Sensor Ultrasonik HC-SR04 Diagram Ishikawa
12 16
3.2 Diagram Use-Case 18
3.3 Activity Diagram Pengoperasian Alat 19
3.4 Sequence Diagram 20
3.5 Arsitektur Umum Sistem 21
3.6 Flowchart 22
3.7 Diagram Blok Komunikasi Bluetooth 23
3.8 3.9 3.10 3.11
Flowchart Pengiriman Data Melalui Bluetooth Perancangan Kabel Pembaca Pukulan
Layout Main Aplikasi
Perancangan Perangkat Keras
24 25 27 28
4.1 Tampilan Halaman Pairing Device 30
4.2 Tampilan Halaman Gamelan Bonang 30
4.3 Perangkat Keras Gamelan Virtual 31
4.4 Sensor Ultrasonik 31
4.5 Bluetooth HC-05 32
4.6 Arduino Mega2560 32
4.7 4.8 4.9 4.10
Kontruksi Arduino dan Finalisasi Pemasangan Sensor Kabel USB Penghubung ke Listrik
Kontruksi Utama
Kontruksi Utama Dengan Label Pin Gamelan
33 33 34 37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dirasakan dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri telah membantu perkembangan teknologi. Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk menciptakan teknologi yang mempermudah pekerjaan manusia.
Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun waktu yang sangat panjang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gamelan didefinisikan sebagai “seperangkat alat musik jawa (Sunda,Bali) yang terdiri atas saron, bonang, rebab, gambang, gendang, gong dan sebagainya”.
(Bagja Subakti Abdullah, 2014).
Bonang barung adalah salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa.
Bonang terdiri menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang penerus. Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya.
Dewasa ini budaya gamelan perlahan-lahan ditinggal oleh masyarakat khususnya dikalangan para pemuda. Seiring berjalannya waktu, alat musik tradisional ini tidak lagi menjadi populer di pandangan anak-anak muda. Anak- anak muda terutama di daerah Jawa cenderung lebih ingin menekuni alat-alat musik elektronik seperti DJ, Keypad, dan lain sebagainya.
Penelitian dengan judul perancangan dan implementasi sensor parkir pada mobil menggunakan sensor ultrasonik yang ditulis oleh Rudyanto Susanto.
Berhasil membuat sistem untuk memperingatkan pengemudi mengenai jarak antara mobil dengan halangan, mobil dengan mobil, atau gangguan yang berada di belakangnya dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik. Pembacaan jarak oleh sensor akurat pada jarak 2 – 40 cm. Jarak pengukuran sensor PING yang efektif
adalah 2 – 3 cm untuk objek bergerak. Sistem ini dapat dikatakan cukup andal karena tingkat reliability-nya mencapai 98%.
Implementasi sensor ultrasonik untuk mengukur panjang gelombang suara berbasis mikrokontroller yang ditulis oleh Zully Budiarso dan Agung Prihandono tahun 2015. Sensor ultrasonik dan mikrokontroler arduino dapat menggantikan sistem analog menjadi digital. Sistem digital dengan arduino hanya mengubah jarak analog menjadi digital dengan menampilkan pada LCD. Alat pengukur jarak resonasi masih berdiri sendiri belum terpadu dengan alat yang lain, yaitu sumber suara dan tabung resonasi. LCD display hanya menunjukkan jarak resonasi saja belum menunjukan besarnya freakuensi suara.
Pada penelitian ini, Penulis akan membuat sebuat alat musik virtual yang fungsinya sama dengan alat musik gamelan (Bonang). Alat ini dibuat dengan Arduino dan sensor ultrasonik, Suara yang dihasilkan dari alat ini keluar dari perangkat arduino. Komunikasi data antara arduino dan android menggunakan bluetooth. Pada papan bonang di pasang sensor ultrasonik. Cara memainkan alat ini sama dengan bonang, yaitu di pukul, namun pada kasus ini, yang di pukul adalah sensor ultrasonik yang telah di tentukan masing-masing nadanya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah tidak tersedia nya alat musik virtual bonang yang dapat dimainkan secara langsung menggunakan tangan.
1.3. Batasan Masalah
Agar fokus penelitian ini tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah ditetapkan, makan dibuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Jenis alat musik yang digunakan adalah bonang (Gamelan Jawa).
2. Jenis bonang yang dibuat hanya bonang barung.
3. Hanya bisa memainkan satu persatu, tidak sekali dua secara bergantian.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuat sebuat alat musik virtual menggunakan mikrokontroler arduino dan sensor ultrasonik yang dapat dihubungkan dengan android.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan penulis dalam merancang alat musik virtual bonang (Gamelan Jawa) berbasis android menggunakan sensor ultrasonik dan arduino.
2. Mempermudah penggunaan gamelan bonang bagi para penggunanya.
1.6. Metodologi Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan peninjauan pustaka dari beberapa sumber berupa buku-buku, skripsi dan hasil penelitian –penelitian terkait.
2. Pengumpulan dan Analisa Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan analisa data yang berhubungan dengan penelitian ini seperti datasheet mikrokontroller dan cara kerja komponen yang digunakan.
3. Perancangan Sistem
Merancang sistem sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, yaitu meliputi perancangan desain sistem, hardware dan software. Proses perancangan ini berdasarkan pada batasan masalah dari penelitian ini.
4. Implementasi Sistem
Pada tahap ini perancangan sistem telah selesai dilaksanakan dan menambahkan algoritma ke dalam sistem dengan metode trial and error.
5. Pengujian Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.
6. Dokumentasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan dokumentasi sistem mulai dari tahap awal hingga pengujian sistem, untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk laporan penelitian berbentuk skripsi.
1.7. Sistematika penulisan
Penulisan ini terdiri dari beberapa bagian utama, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Berisi penjelasan mengenai teori yang berkaitan dengan Robot, Bonang (Gamelan Jawa), Arduino, Bluetooth HC-05 dan Sensor Ultrasonik.
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
Berisi penjelasan mengenai perancangan yang akan dibangun dengan melakukan identifikasi setiap komponen, perangkat sistem (hardware) dan antarmuka pengendalian sistem (software).
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Merupakan implementasi secara nyata dari sistem yang telah dirancang sebelumnya, dalam bentuk hardware (papan gamelan ultrasonik), dalam bentuk elektronika (mikrokontroller) dan dalam bentuk software (IDE dan Android).
Bab ini juga meliputi tahap pengujian yang bertujuan memperbaiki bug dari sistem.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan uraian bab - bab dan beberapa saran yang diharapkan bermanfaat dalam pengembangan sistem lebih lanjut dan dapat dijadikan bahan rujukan pada penelitian berikutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Robotika 1.1.1. Sejarah Robot
Kata robot berasal dari Czech yaitu robota yang berarti bekerja. Istilah ini diperkenalkan ke publik oleh Karel Capek pada saat mementaskan RUR (Rossum’s Universals Robots) pada tahun 1921. Robot adalah peralatan elektro- mekanik atau bio-mekanik, atau gabungan peralatan yang menghasilkan gerakan yang otonomi maupun gerakan berdasarkan gerakan yang diperitahkan.
Awal kemunculan robot dapat dirunut dari bangsa Yunani Kuno yang membuat patung yang dapat dipindah-pindah. Pada tahun 270 SM, Ctesibus seorang insinyur Yunani, membuat organ dan jam air dengan komponen yang dapat dipindahkan. Pada zaman Nabi Muhammad SAW telah dibuat mesin perang dengan menggunakan roda dan dapat melontarkan bom. (Cholik Indriyanto, 2016)
Robotika telah mencapai keberhasilan terbesar hingga saat ini dibidang industry. Robot lengan, atau manipulator, terdiri dari 2 miliar dolar industri.
Untuk posisi tertentu dalam jalur perakitan, lengan robot dapat bergerak dengan kecepatan tinggi dan akurasi untuk melakukan tugas-tugas yang berulang seperti pengelasan spot dan lukisan. Dalam industry elektronik, manipulator dapat menempatkan komponen dengan presisi super, memungkinkan membuat telepon portable dan komputer laptop. (Siegwart & Nourbakhsh, 2004)
1.1.2. Karakteristik Robot
Sebuah robot secara umum memiliki karakteristik sebgai berikut (Cholik Indriyanto, 2016) :
1. Sensing, yaitu robot harus dapat mendeteksi lingkungan sekitarnya (halangan, panas, suara, posisi, dan image).
2. Mampu bergerak, yaitu robot umumnya bergerak dengan menggunakan kaki maupun roda dan pada beberapa kasus robot lainnya diharapkan dapat
3. Cerdas, yaitu robot memiliki kecerdasan bantuan agar dapat memutuskan aksi yang tepat dan akurat.
4. Membutuhkan energy yang memadai, yaitu robot membutuhkan catu daya yang menandai agar unit pengontrol dan actuator dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
2.2. Musik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) musik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. Musik tidak hanya sekedar komposisi nada yang dimainkan dan diperdengarkan. Musik mampu membuat pendengarnya merasakan emosi tertentu. (Satria Sakti, 2010)
2.2.1. Alat Musik
Alat musik merupakan segala perangkat yang dibutuhkan untuk bermain musik. Salah satu definisi yang paling sering dikutip adalah formulasi Hornbostel.
“semua hal yang menghasilkan suara dengan sengaja dapat dikatakan sebagai alat musik”
Dari definisi diatas telah dapat disimpulkan bahwa alat musik merupakan perangkat yang dapat mengeluarkan bunyi atau nada yang jika disusun dengan sedemikian rupa akan menghasilkan nada yang bervariasi. (Tellef Kvife, 2008) 2.2.1.1. Gamelan Jawa
Nama gamelan sendiri sebenarnya berasal dari dua suku kata "gamel" dan "an".
Adapun “Gamel” dalam bahasa jawa berarti memukul atau menabuh, sedangkan “an” dalam bahasa jawa berarti kata benda. Jadi gamelan merupakan suatu aktifitas menabuh yang dilakukan oleh orang jaman dahulu yang kemudian menjadi nama alat musik ansambel. Gamelan sendiri termasuk dalam jenis musik ansamble yang mana dimainkan secara bersama-sama dengan alat musik lain untuk menciptakan alunan suara yang merdu. Gamelan terdiri dari bermacam-
macam instrument berikut kendang, bonang, bonang penerus, demung, saron, peking, kenong, gong, rebab dan suling.
2.2.1.2. Bonang
Bonang merupakan salah satu alat musik yang digunakan dalam gamelan Jawa.
Bonang juga merupakan instrumen melodi terkemuka. Dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh pada bagian atasnya yang menonjol atau disebut dengan pencu (pencon) dengan menggunakan dua pemukul khusus yang terbuat dari tongkat berlapis yang disebut dengan sebutan bindhi.
Alat musik Ini terdiri dari koleksi gong kecil yang biasa disebut ceret atau pot. Gong-gong kecil tersebut ditempatkan secara horizontal ke string dalam bingkai kayu (rancak), baik satu atau dua baris lebar. Semua ceret memiliki bos pusat, tetapi di sekelilingnya yang bernada rendah memiliki kepala datar, sedangkan yang lebih tinggi memiliki melengkung satu. Masing-masing sesuai untuk lapangan tertentu dalam skala yang sesuai, sehingga ada yang berbeda untuk bonang pelog dan slendro. Mereka biasanya dipukul dengan tongkat berlapis (tabuh). Bonang dapat dibuat dari perunggu dipalsukan, dilas dan dingin - dipalu besi, atau kombinasi dari logam. Selain bentuk gong-berbentuk ceret, bonang ekonomis terbuat dari besi dipalu atau kuningan pelat. Jenis bonang ada 3 macam, yaitu:
1. Bonang Penerus, Bonang jenis ini adalah bonang yang memiliki nada tertinggi dari jenis bonang lainnya, dan menggunakan ketel terkecil. Pada umumnya mencakup dua oktaf . Bonang penerus dimainkan dengan irama tercepat atau bermain di dua kali kecepatan dari bonang barung.
2. Bonang Barung, Ini merupakan bonang yang bernada satu oktaf di bawah bonang panerus, dan juga secara umum mencakup dua oktaf. Ini adalah salah satu instrumen yang paling penting dalam ansambel tersebut, karena banyak memberikan isyarat untuk pemain lain dalam gamelan.
Gambar 2.1 Bonang Barung
3. Bonang Penembung, untuk yang satu ukurannya terbesar dari dua bonang diatas. Namun nada yang dihasilkan dari bonang panembung ini nada yang paling rendah.
Gambar 2.2 Pemukul Bonang
2.3. Arduino
Arduino adalah kit elektronika atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel yaitu menggunakan Atmega8, Atmega168 dan Atmega328. Arduino dapat digunakan untuk mengembangkan objek interaktif, mengambil masukan dari berbagai switch atau sensor, dan mengendalikan berbagai lampu, motor dan output fisik lainnya. (Anggita Amindya Rarasari, 2012)
Bahasa pemrograman Arduino menggunakan bahasa C yang merupakan implementasi dari Wiring, sebuah Platform komputasi yang didasarkan pada pengolahan multimedia.
Arduino terdiri dari hardware berupa Arduino Board dan software berupa Arduino IDE (Integrated Development Environment). IDE adalah sebuah software yang berperan untuk menuliskan program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory mikrokontroller. (Anggita Amindya Rarasari, 2012),
2.3.1. Arduino Mega2560
Arduino Mega 2560 merupakan salah satu jenis dari kartu Arduino, dimana papan tersebut mengandung mikrokontroller dan sejumlah proyek elektronika yang dikhususkan untuk menangani tujuan tertentu.
Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset. Board ini sudah sangat lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang dibuthkan untuk sebuah mikrokontroller. Dengan penggunaan yang cukup sederhana, anda tinggal menghubungkan power dari USB ke PC anda atau melalui adaptor AC/DC ke jack DC..
Spesifikasi Arduino Mega2560
Chip Mikrokontroller : ATmega2560
Tegangan operasi : 5V
Tegangan input : 7V – 12V
Tegangan input via jack DC : 6V - 20V
Digital I/O pin : 54 buah, 6 diantaranya menyediakan PWM
Analog Input pin : 16 buah
Arus DC per pin I/O : 20 mA
Memori Flash : 256KB (ATmega 2560)
SRAM : 8KB
EEPROM : 4KB
Clock speed : 16 Mhz
Dimensi : 101.5 mm x 53.4 mm
Berat : 37 g
Gambar 2.3 Arduino Mega2560
Arduino Mega 2560 memiliki jumlah pin terbanyak dari semua papan pengembangan Arduino. Mega 2560 memiliki 54 buah digital pin yang dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digital(Read). Pin-pin tersebut bekerja pada tegangan 5V, dan setiap pin dapat menyediakan atau menerima arus sebesar 20mA, dan memiliki tahanan pull-up sekitar 20-50k ohm (secara default dalam posisi disconnect). Nilai maximum adalah 40mA, yang sebisa mungkin dihindari untuk menghindari kerusakan chip mikrokontroller Beberapa pin memiliki fungsi khusus :
Serial, memiliki 4 serial yang masing-masing terdiri dari 2 pin. Serial 0 : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX). Serial 1 : pin 19 (RX) dan pin 18 (TX). Serial 2 : pin 17 (RX) dan pin 16 (TX). Serial 3 : pin 15 (RX) dan pin 14 (TX). RX digunakan untuk menerima dan TX untuk transmit data serial TTL. Pin 0 dan pin 1 adalah pin yang digunakan oleh chip USB-to-TTL ATmega16U2
External Interrups, yaitu pin 2 (untuk interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18 (interrupt 5), pin 19 (interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2). Dengan demikian Arduino Mega 2560 memiliki jumlah interrupt yang cukup melimpah : 6 buah. Gunakan fungsi attachInterrupt() untuk mengatur interrupt tersebut.
PWM: Pin 2 hingga 13 dan 44 hingga 46, yang menyediakan output PWM 8-bit dengan menggunakan fungsi analogWrite()
SPI : Pin 50 (MISO), 51 (MOSI), 52 (SCK), dan 53 (SS) mendukung komunikasi SPI dengan menggunakan SPI Library
LED : Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan oleh digital pin no 13. Set HIGH untuk menyalakan led, LOW untuk memadamkan nya.
TWI : Pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL) yang mendukung komunikasi TWI dengan menggunakan Wire Library
2.4. Bluetooth HC-05
HC-05 merupakan modul komunikasi nirkabel pada frekuensi 2.4 GHz dengan pilihan koneksi sebagai slave ataupun sebagai master. Modul bluetooth HC-05 dapat digunakan dengan mikrokontroller untuk membuat aplikasi wireless.
Interface yang digunakan adalah serial RXD, TXD, VCC dan GND. Built-in LED sebagai indicator koneksi bluetooth.
Tegangan input antara 3.6 – 6V, tidak dapat dihubungkan dengan sumber daya lebih dari 7 volt. Arus saat unpaired sekitar 30mA, dan saat paired (terhubung) sebesar 10mA. 4 pin interface 3.3 V dapat langsung dihubungkan ke berbagai macam mikrokontroller. Jarak efektif jangkauan sebesar 10 meter, meskipun dapat mencapai lebih dari 10 meter, namun kualitas koneksi makin berkurang.
Berikut beberapa fitur dari modul bluetooth HC-05 (Akhiruddin Nur, 2016):
Memiliki port serial bluetooth nirkaberl.
Memiliki regulator yang bekerja dengan baik. Pengguna dapat menghubungkan 3.3 untuk 5V DC dan menghubungkan TX dan RX untuk mengontrol I/O.
Mudah untuk menghubungkan modul ini dengan PC dengan hanya memasukkan kode “1234”.
Memiliki LED indikator sebagai penanda status koneksi bluetooth.
2.5. Sensor Ultrasonik HC-SR04
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi suatu benda dengan frekuensi tertentu.
HC-SR04 adalah sensor ultrasonik yang memiliki dua elemen, yaitu elemen pendeteksi gelombang ultrasonik dan juga sekaligus elemen pembangkit gelombang ultrasonik. Spesifikasi dari sensor ultrasonik HC-SR04 yakni :
Tegangan sumber operasi tunggal 5.0 V
Konsumsi arus 15 mA
Frekuensi operasi 40 KHz
Minimum pendeteksi jarak 0.02 m
Maksimum pendeteksi jarak 4 m
Sudut pantul gelombang pengukuran 15 derajat
Minimum waktu penyulutan 10 mikrodetik
Dimensi 45 x 20 x 15 mm
Gambar 2.4 Sensor Ultrasonik HC-SR04
2.6. Android
Android sendiri adalah sebuah sistem operasi yang dirancang untuk perangkat seluler seperti Telepon Pintar (Smartphone) dan Komputer Tablet. Sistem operasi Android ini berbasis Linux yang mengartikan bahwa pondasi dasar sistem operasi ini adalah Linux, Linux adalah sistem operasi yang dirancang untuk perangkat komputer android versi mobile touchscreen ( smartphone dan tablet). Sehingga sistem operasi yang berada di dalam smartphone saat ini memang menyesuaikan dari kelas low-end hingga high-end, sehingga perkembangan sistem Android memang cukup meningkat tajam.
Android merupakan sistem operasi yang terbuka (open source) yang mana berarti jika pihak Google memperbolehkan dan membebaskan bagi pihak manapun untuk dapat mengembangkan sistem operasi tersebut. Bahkan user sendiri pun juga dapat mengembangkan sistem android yang memang sesuai dengan keinginan.
2.7. Virtual
Virtual berasal dari kata visual, yang artinya adalah proses pengubahan suatu konsep dan pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan, drafik dan lain-lain agar dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata) untuk disajikan.(H.M Jogiyanto, 2013
).
Musik virtual adalah musik yang dihasilkan ataupun dimainkan secara digital yakni tidak nyata . musik virtual ini sangat trend di dunia musik zaman sekarang . musik virtual pastinya dengan bantuan software yang menjadikan musik-musik yang dibuat menjadi karya yang indah. Dalam penggunaannya di suatu bunyi/sound melibatkan data (bit komputer). Jadi bukan benar-benar gelombang suara (sound wave) yang secara langsung disebarkan melalui kabel audio ke tujuan, melainkan dalam penyebarannya di-konversi (dirubah) terlebih dahulu menjadi bit data, yang kemudian ditransmisikan atau dikirimkan melalui berbagai metode komunikasi data, untuk kemudian dikonversi kembali di titik tujuan dimana bunyi tersebut ingin dikeluarkan.
2.8.Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti dan Judul
Penelitian Tahun Kesimpulan
1 Sidangoli, Andrew J. dalam skripsi yang berjudul Aplikasi
android menggunakan media bluetooth berbasis
Mikrokontroller
2015 Jarak melewati 15 meter memperngaruhi hasil yang
dikirim alat ke Aplikasi karena dalam proses pengiriman menggunakan
media bluetooth yang jaraknya terbatas.
2 Prihandoro, A dan Budiarso, Z dalam penelitian yang berjudul Implementasi Sensor Ultrasonik
untuk Mengukur Panjang gelombang Suara Berbasis
Mikrokontroller
2015 Alat pengukur jarak resonansi menggunakan sensor ultrasonik parallax
ping dan mikrokontroller arduino UNO dapat menggantikan sistem analog
menjadi sistem digital. Alat pengukur jarak resonansi masih berdiri sendiri belum
terpadu dengan alat yang lain, yaitu sumber suara dan
tabung resonansi.
3 Sulistyowati,R , Sujono,Hari A , Musthofa, A.K. dalam penelitian yang berjudul Sistem Pendeteksi
Banjir Berbasis Sensor Ultrasonik dan Mikrokontroller dengan Media Komunikasi SMS
Gate Way
2015 Sensor ultrasonik PING yang digunakan dapat bekerja dengan baik dengan
tingkat kakurasian yang baik dalam pengukuran kecepatan ketinggian air
yang berubah – ubah dengan tingkat kesalahan 1
cm dan untuk nilai error tertinggi 0,47 % terjadi pada kecepatan penambahan air 3
liter/10 detik.
4 Susanto,R., Kristanto,Y., Ridwanto,S., Hisnuaji,D dalam
penelitian yang berjudul Perancangan dan Implementasi
Sensor Parkir pada Mobil Menggunakan Sensor Ultrasonik
2007 Pembacaan jarak oleh sensor akurat pada jarak 2 –
40 cm. jarak pengukuran sensor ping yang efektif adalah 2 cm – 3cm untuk
objek tidak bergerak.
5 Bonni., Hakim,L., Edilla dalam penelitian yang berjudul Perancangan Laser Harpa
2016 Penggunaan sensor Ping sebagai pembagi jarak aktivasi nada oktaf tinggi
dan nada oktaf rendah sangat tergantung kepada
posisi sensor dan permukaan tangan yang memutus cahaya laser. Ini disebabkan sistem kerja dari
sensor ping yang bekerja berdasarkan pantulan sinyal
ultrasonik.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan (Whitten, 2007).
3.1.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem meliputi analisis kebutuhan fungsional dan non- fungsional. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh sebuah sistem untuk mencapai tujuan. Sedangkan kebutuhan non- fungsional mendeskripsikan fitur lain seperti karakteristik, batasan sistem, performa, dokumentasi dan yang lainnya agar sistem berjalan sukses (Whitten, 2007).
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa
Diagram Ishikawa pada gambar 3.1 menjelaskan implementasi sistem Perancangan alat musik Bonang Gamelan berbasis Android menggunaan Sensor UltraSonik dan Arduino.
Pada Sistem perancangan alat musik bonang gamelan, user dapat memainkan alat musik dengan hanya mendekatkan tangan atau alat pemukul ke sensor yang udah di sediakan agar suara gamelan dapat terdengar yang akan keluar melalui smartphone. Penghubung antara Arduino dengan Android menggunakan koneksi Bluetooth.
3.1.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan fungsional yang harus dimiliki oleh sistem alat music virtual Gamelan Bonang adalah:
a. Persyaratan Fungsional
1. User dapat memainkan gamelan bonang tanpa harus ada wujud asli dari alat musik tersebut.
b. Persyaratan Nonfungsional
Persyaratan nonfungsional yang harus dipenuhi adalah:
1. Performa
Alat musik dapat di bawak kemana mana dikarenakan hanya sebuah alat musik virtual.
2. Mudah digunakan
Alat musik yang akan di buat sangat mudah digunakan.
3. Dokumentasi
Sistem yang akan di bangun memiliki panduan penggunaan aplikasi.
4. Ekonomi
Aplikasi yang akan dibangun tidak membutuhkan biaya dan perangkat tambahan.
3.2 Analisis Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem bertujuan untuk menampilkan kebutuhan dari sebuah perangkat lunak. Salah satu jenis pemodelan kebutuhan sistem adalah model berbasis
skenario, model ini menggambarkan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dari berbagai sudut pandang aktor di dalam perangkat lunak. (Pressman, 2010)
3.2.1 Use-Case Diagram
Use-case diagram adalah diagram use-case yang digunakan untuk menggambarkan secara ringkas siapa yang menggunakan sistem dan apa saja yang bisa dilakukannya. Diagram use-case tidak menjelaskan secara detail tentang penggunaan use-case, namun hanya memberi gambaran singkat hubungan antara use-case, aktor dan sistem. Sebuah relasi dari sebuah base use-case ke sebuah inclusion use-case dihubungkan dengan garis putus- putus dengan keterangan include sedangkan relasi dari sebuah extension use-case ke sebuah base use-case di hubungkan dengan garis putus-putus dengan keterangan extend.
Pada penelitian ini use-case dapat ditujukan melalui gambar 3.1.
Gambar 3.2 Diagram Use-case
Gambar 3.1 menunjukan use-case diagram dari sistem yang akan dibangun, dimana terdapat seorang actor yaitu pemain gamelan. Pemain harus menyatukan device Bluetooth dari smartphonenya agar dapat tersambung ke gamelan virtual. Kemudian keluaran dari gamelan virtual hanya nada yang akan di korelasikan dalam bentuk permainan gamelan.
3.2.2 Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan proses kerja dalam sebuah sistem yang sedang berjalan. Dalam diagram aktivitas ini maka akan dijelaskan proses kerja dari sistem yaitu pemain gamelan yang akan mengoprasikan aplikasi yang bertindak sebagai user.
Berikut ini merupakan gambar activity diagram untuk menjalankan alat:
Gambar 3.3 Activity Diagram pengoprasian alat
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa user akan melakukan pencocokan perangkat terlebih dahulu sebelum user memulai aplikasi dan memulai untuk memainkan gamelan virtual, jika user tidak dapat mencocokan perangkatnya maka user tidak akan bisa memainkan gamelan virtualnya.
3.2.3 Sequence Diagram
Sequence diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar objek yang mengindikasikan komunikasi diantara objek-objek tersebut. Diagram ini menunjukan serangkaian pesan yang di pertukarkan oleh objek-objek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu.
Berikut merupakan sequence diagram untuk enkripsi ditunjukan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Sequence Diagram
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa user membuka aplikasi yang dilakukannya pertama adalah mengecheck koneksi apakah device sudah terhubung atau tidak, kemudian jika device belum terhubung user akan kembali ke halaman awal.
3.3 Arsiterktur Umum
Gambar 3.5 Arsitektur Umum Sistem Keterangan :
1. User memukul papan bonang virtual bonang yang sudah diberi sensor ultrasonik.
2. Sensor yang mendapat masukan sentuhan akan mengirimkan data input kepada Arduino.
3. Arduino menerima inputan dan menyesuaikan data dari sensor ultrasonic yang disentuh untuk mengirimkan keluaran data yang sesuai ke Android melalui Bluetooth HC-05.
4. Android menerima kiriman data dari Arduino dan menyesuaikannya menjadi nada yang sudah tersimpan sebelumnya, lalu mengeluarkan output berupa nada melalui speaker.
3.3.1 Flowchart
Flowchart merupakan diagram alur dari bagan-bagan tertentu yang memiliki arus penggambaran mengenai langkah-langkah penyelesaian suatu permasalahan.
Selain itu, flowchart juga memiliki fungsi memudahkan proses pengecekan terhadap sistem yang akan dibuat.
Berikut merupakan flowchart sistem yang akan dibangun:
Gambar 3.6 Flowchart Sistem
Pada flowchart diatas di jelaskan jika di mulai maka proses selanjutnya menghubungkan Android dengan Arduino melalui Bluetooth jika sudah terhubung dapat dimainkan dengan dipukul sensor ultrasonik nya agar data posisi sensor yang dipukul dikirim ke android lalu android akan memutarkan nada gamelan yang telah di pukul sesuai posisi sentuhan.
3.4 Perancangan Komunikasi Bluetooth
Gambar 3.7 Diagram Blok Komunikasi Bluetooth
Gambar diatas dijelaskan bagaimana diagram blok komunikasi bluetooth di proses. Dimulai dari sensor ultrasonik jika di pukul maka data akan terkirim ke arduino, arduino memproses data tersebut lalu data yang sudah diproses akan dikirim ke android sebagai output suara yang akan keluar melalui speaker, pengiriman data yang dari arduino akan dikirim melalui bluetooth ke android.
Sensor Ultrasonik
Arduino
Bluetooth HC-05
Android
Gambar 3.8 Flowchart Pengiriman Data Melalui Bluetooth
Gambar di atas dijelaskan proses pengiriman komunikasi data melalui bluetooth. Dimulai dari membaca data jarak ketika dipukul di sensor ultrasonik jika jarak lebih besar dari 2 cm dan lebih kecil dari 8 cm, maka proses selanjutnya data yang dipukul akan diproses lalu bluetooth mengirim perintah dari arduino ke android agar nada nya dapat diputar atau dimainkan. Jika tidak ada data yang terbaca maka user akan mengulangi pukulan terhadap ultrasonik nya.
3.5 Perancangan Pembaca Pukulan Bonang
Gambar 3.9 Perancangan Kabel Pembaca Pukulan Keterangan:
1. Kabel Pink : kabel ini berfungsi sebagai penghubung dari ultrasonik dengan arduino.
2. Kabel Merah : positive (VCC) kabel ini berfungsi sebagai pengantar listrik.
3. Kabel Hitam : negative (GRD) kabel ini berfungsi sebagai pengantar listrik.
4. Kabel Hijau : Rx (Reciver) sebagai penerima data.
5. Kabel Kuning : Tx (Transmitter) sebagai pengirim data.
3.6 Format Pengiriman Data
Tabel 3.1 Tabel Format Pengiriman Data
Penjelasan :
Kode adalah perintah yang di daftarkan di dalam program Arduino yang digunakan untuk membedakan masing-masing nada yang akan berbunyi. Variabel
“Kode” yang digunakan adalah string. Variabel “Kode” akan di isi sesuai dengan gamelan(Sensor Ultrasonic) yang di pukul. Jika sensor yang di pukul adalah sensor “A1”, maka variabel “Kode” akan berisi “A1”. Kode ini yang akan di kirim ke Android melalui jalur komunikasi bluetooth. Kode-kode yang di terima oleh aplikasi android akan di periksa dan di sesuaikan dengan nada masing- masing. Contohnya, jika kode yang diterima oleh Android adalah “A1”, maka nada yang akan berbunyi adalah nada “n1” dan “n1” adalah kunci dari “6”, begitu juga seterusnya.
3.7 Perancangan Antar Muka
Sistem akan dibangun menggunakan bahasa pemrograman java dengan menggunakan software netbeans. Rancangan Interface disesuaikan dengan
No Sensor / Kode Nada Susunan Kunci Gamelan
1 A1 n1 6
2 A2 n2 5
3 A3 n3 3
4 A4 n4 2
5 A5 n5 1
6 A6 n6 2
7 B1 n7 1
8 B2 n8 2ˬ
9 B3 n9 3ˬ
10 B4 n10 5ˬ
11 B5 n11 6ˬ
12 B6 n12 1ˬ
kebutuhan dan software yang digunakan. Interface menggunakan 1 layout yaitu main aplikasi.
:
Gambar 3.10 Layout Main Aplikasi
Komponen yang dipakai untuk membangun Interface Layout main aplikasi pada gambar 3.5 diatas adalah sebagai berikut:
1. Label “Paired Device” label yang berfungsi untuk mengkoneksikan Bluetooth di Android dan mikrokontroler.
2. Button 1-12 adalah virtualisasi dari Gamelan yang di integrasikan melalui smarthphone sebagai wujud visual dari Gamelan.
Pada Tabel di bawah ini dapat dilihat rincian- rincian perangkat keras yang digunakan dalam membangun aplikasi:
Tabel. 3.2 Perangkat
No Nama Barang Banyak Fungsi
1 Arduino UNO 1 Processor Utama
2 HC-05 1 Koneksi Bluetooth
3 Sensor UltraSonik 12 Sensor Utama
Gamelan
Sementara itu, rancangan perangkat keras kontroler tersebut, dapat dilihat pada gambar 3.7 yang ada di bawah ini.
Gambar 3.11 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras dilakukan dari aplikasi Proteus dimana dapat menampilkan simulasi dalam perancangan perangkat keras. Proteus adalah sebuah software aplikasi untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke PCB sehingga sebelum PCB nya di cetak kita akan tahu apakah PCB yang akan dicetak akan bekerja atau tidak.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem sesuai dengan analisis dan perancangan dan kemudian melakukan pengujian sistem.
4.1 Implementasi Sistem
Tahap impelementasi sistem merupakan lanjutan dari tahap perancangan sistem. Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem kedalam bahasa pemrograman berdasarakan hasil analisis dan perancangan sistem. Pada tahap implementasi ini digunakan perangkat lunak dan perangkat keras, sehingga sistem yang di bangun dapat diselesaikan dengan baik.
Pada Sistem perancangan alat musik bonang gamelan, user dapat memainkan alat musik dengan hanya mendekatkan tangan atau alat pemukul ke sensor yang udah di sediakan agar suara gamelan dapat terdengar yang akan keluar melalui smartphone. Penghubung antara Arduino dengan Android menggunakan koneksi Bluetooth.
4.1.1 Tampilan Interface
Tampilan interface dari sistem ini diimplementasikan berdasarkan tahap analisis dan perancangan sistem. Tampilan Interface sistem ini terdiri dari 2 halaman utama yaitu:
1. Pairing device 2. Gamelan Virtual
4.1.1.1 Tampilan Halaman Pairing Device
Halaman Pairing Device merupakan halaman yang muncul pertama kali pada saat sistem pertama kali dijalankan. Pada halaman pairing device, user harus memilih Bluetooth agar android dan arduino mega 2560 dapat berkomunikasi. Tampilan halaman pairing device dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Pairing Device
4.1.1.2 Tampilan Halaman Gamelan Bonang Virtual
Halaman gamelan bonang virtual yang digunakan untuk visualisasi agar user dapat mengetahui nada mana yang di ketuk yang terdapat pada aplikasi smartphone. Berikut adalah tampilan halaman game yang dapat dilihat pada gambar 4.2
.
Gambar 4.2 Tampilan Halaman Gamelan Bonang
4.1.2 Perangkat Keras
Sistem perancangan Gamelan Bonang yang telah di bangun dapat membuat user dapat memainkan gamelan secara virtual dengan tidak harus membawa gamelan asli dengan tujuan melestarikan alat musik tradisional Indonesia.
Gambar 4.3 Perangkat Keras Gamelan Virtual
Perancangan Gamelan Virtual memakai 3 perangkat utama yaitu Arduino Mega2560, Bluetooth HC50 serta sensor Ultrasonik. Terlihat pada gambar 4.3 diatas
Gambar 4.4 Sensor Ultrasonik
Pada gambar 4.4 diatas adalah sensor ultrasonik yang dipakai untuk sistem yang telah dirancang. Pada sistem ini dipakai 12 buah sensor Ultrasonik dimana
ke 12 sensor tersebut masing masing mempunyai peran terhadap satu nada gamelan.
Gambar 4.5 Bluetooth HC05
Pada gambar 4.5 dapat dilihat sebuah perangkat Bluetooth yang dipakai pada sistem untuk mengkoneksikan Arduino sebagai Otak dari sistem ke Android sebagai media keluaran output pada sistem gamelan virtual ini.
Gambar 4.6 Arduino Mega2560
Pada gambar 4.6 dapat dilihat sebuah perangkat arduino Mega2560 yang dipakai untuk memproses inputan dari sensor ultrasonik yang dihubungkan melalui komunikasi Bluetooth.
(a) (b)
Gambar 4.7 (a) Kontruksi Arduino (b) Kontruksi Finalisasi Pemasangan Sensor
Pada gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa arduino pada sistem ini terletak di bawah papan board gamelan yang telah diletakan 12 buah sensor ultrasonik.
Pada kontruksi diatas Arduino diposisikan dekat Bluetooth.
Gambar 4.8 Gambar Kabel USB Penghubung ke Listrik
Pada gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa kabel USB sebagai penghubung ke listrik agar papan board gamelan dapat dihidupkan dan dimainkan.
Gambar 4.9 Kontruksi Utama
Pada gambar 4.9 diatas dapat dilihat kontruksi utama sistem perancangan Gamelan Bonang yang telah di bangun dapat membuat user dapat memainkan gamelan secara virtual dengan tidak harus membawa gamelan asli dengan tujuan melestarikan alat musik tradisional Indonesia.
4.2 Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui jarak maksimal untuk pengiriman data dari Bluetooth pada Arduino Mega2560 ke Android. Untuk pengujian ini menggunakan komunikasi Bluetooth.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Jarak Bluetooth
Nomor Jarak
(Meter)
Hasil Durasi Penerimaan
data
Keterangan
1 5 Terhubung 2.16s Respon Cepat
2 8 Terhubung 2.25s Respon Cepat
3 11 Terhubung 2.40s Respon Cepat
4 14 Terhubung 2.55s Respon Cepat
5 17 Terhubung 3.00s Respon Cepat
6 20 Terhubung 3.15s Respon
Lambat
7 21 Terhubung 3.15s Respon lambat
8 22 Terhubung 3.50s Respon sangat
lambat
9 26 Tidak
terhubung
- Tidak ada
respon
10 30 Tidak
terhubung
- Tidak ada
respon
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa hasil pengukuran jarak bluetooth di jarak 5 sampai 17 meter terhubung dengan durasi waktu penerimaan data bagus dengan respon cepat. Di jarak 20 sampai 22 meter terhubung dengan durasi waktu penerimaan data cukup memakan waktu dengan respon lambat. Dan di jarak 26 sampai 30 meter tidak dapat terhubung karena jarak yang jauh.
4.2.1 Pengujian Jarak Tangan ke Sensor Ultrasonik
Untuk pengujian jarak tangan ke Sensor UltraSonik pengambilan data menggunakan sensor ultrasonic. Jika tangan terlalu jauh pada saat memainkan gamelan maka data yang di terima oleh arduino akan tidak bisa terbaca yang mengakibatkan suara tidak akan keluar. Trafic data pada sistem akan di tampilkan pada table berikut.
Table 4.2 Pengujian Jarak Tangan ke Sensor Ultrasonik
Nomor Gamelan
Jarak ( cm )
Hasil Delay
Waktu Penerimaan
(detik)
Respon Sistem
A1 1 Tidak terbaca - Suara tidak
keluar
A2 1,25 Terbaca 1.1 detik Suara keluar
A3 1,38 Terbaca 1.1 detik Suara keluar
A4 1,44 Terbaca 1.1 detik Suara keluar
A5 1,56 Terbaca 1.1 detik Suara keluar
A6 2 Terbaca 1.2 detik Suara keluar
B1 3 Terbaca 1.2 detik Suara keluar
B2 4 Terbaca 1.2 detik Suara keluar
B3 5 Terbaca 1.2 detik Suara keluar
B4 6 Terbaca 1.3 detik Suara keluar
B5 7 Terbaca 1.3 detik Suara keluar
B6 8 Terbaca 1.3 detik Suara keluar
Dapat dilihat pada table diatas bahwa jarak tangan mempengaruhi terhadap sistem yang di rancang untuk memainkan gamelan bonang virtual. Jika terlalu dekat user meletakan tangan di atas sensor maka sistem tidak akan bisa menerima
masukan data sehingga menyebabkan suara gamelan tidak akan keluar. Jika terlalu jauh juga akan mengakibatkan suara gamelan tidak akan keluar. Sinyal output modul sensor ultrasonic dapat langsung dihubungkan dengan mikrikontroler tanpa tambahan komponen apapun. Modul sensor ultrasonic hanya akan mengirimkan suara ultrasonic ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroller (Pulsa High selama 5μS). Suara ultrasonic dengan frekuensi sebesar 40KHz akan dipancarkan dengan kecepatan 344.424m/detik. Selama menunggu pantulan sinyal ultrasonik dari bagian transmitter, modul sensor ultrasonik ini akan menghasilkan sebuah pulsa. Pada data diatas juga dapat dilihat delay penerimaan sensor ultrasoniknya adalah pada kisaran waktu 1 – 1.3 detik dengan jarak tangan tidak kurang dari 1 cm dan lebih dari 8 cm.
4.2.2 Pengujian Sistem Kontroler
Dalam pengujian sistem kontrol dilakukan karena berhubungan dengan pengujian sebelumnya yaitu dalam output nada dengan taknik ketukkan gembyang.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan hasil proses output nada ketika diketuk secara gembyang atau ketukan 2 nada sekaligus.
Gambar 4.10 Kontruksi Utama Dengan Label Pin Gamelan
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa setiap sensor ultrasonik dikasih tanda label pin gamelan dimulai dari A1 sampai A6 berada di bagian atas dan B1 sampai B6 berada di bawah.
Tabel 4.3 Data Pengujian Keberhasilan Nada
No Metode Ketukan Gamelan
A1 dan B1
A2 dan B2
A3 dan B3
A4 dan B4
A5 dan B5
A6 dan B6 1 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
2 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
3 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
4 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
5 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
6 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
7 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
8 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
9 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
10 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
Pada table data diatas dapat lihat bahwa semua ketukan nada gamelan berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil dari penelitian, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gamelan Bonang dapat di jalankan dengan baik ketika tangan terhadap sensor tidak melebihi minimal 1 cm sampai 8 cm.
2. Gamelan Bonang virtual dibuat dengan berbasis android dapat memainkan gamelan sesuai dengan keingan user
3. Sistem ini dapat berkomunikasi menggunakan komunikasi serial.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Untuk pengembangan selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan Sensor Gyroscope dengan kombinasi algoritma Kalman filtering agar Gamelan dapat dimainkan dengan leluasa.
2. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan dapat ditambahi fitur save agar nada yang dimainkan dapat di dengar kembali oleh user.
3. Untuk pengembangan selanjutnya posisi pin gamelan untuk tidak sejajar dan disarankan berposisi zig zag agar jika dipukul menggunakan tangan tidak terjadi bug.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Bagja Subakti. 2014. Analisis komposisi music gamelan “noname and nothing” karya Iwan Gunawan. Universitas Pendidikan Indonesia:
Jakarta.
Budiarso,Zuly., Prihandono,Agung. 2015. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Vol 20, No 2, halaman 171-177. Implementasi Sensor Ultrasonik untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara berbasis Mikrokontroller.
Universitas Sitikubank: Semarang.
Bonni., Hakim,Lukman., Edilla. 2016. Jurnal ELEMENTER Vol 2., No.1.
Perancangan Laser Harpa. Politeknik Caltex Riau: Riau.
Gilski,Przemyslaw., Stefanski,Jacek. 2015. Volume 4 No 1. Android OS: A Review. Gdansk University of Technology, Faculty of Electronics, Telecomunications and Informatics, Department of Radio Communication Systems and Networks: Polandia.
Indriyanto, Cholik. 2015. Implementasi Algoritma Fuzzy Logic pada Robot Autopilot Line Follower berbasis Mikrokontroler ATMega32A (Studi Kasus: Miniatur Bus Lintas USU). Universitas Sumatera Utara: Medan.
Kvifte, Tellef. 2008. Halaman 45 – 46. What is a musical instrument ?.
Researchgate.
Rarasari, Anggita Amindya. 2012. Peningkatan Kompetensi Komunikasi Wireless melalui penggunaan Bluetooth berbasis Arduino pada Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Hamong Putera II PAKEM. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Sakti, Satria. 2010. Eksperimen Mengenai Emosi Oleh Musik Bahagia dan Sedih dengan Volume Tertentu. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Siegwart, Roland., Nourbakhsh, Illah R. 2004. Halaman 1 – 2. Autonomous Mobile Robots. The MIT Press: London.
Suistyowati,Riny., Sujono,Hari A., Musthofa,Ahmad K. 2015. Sistem Pendeteksi Banjir berbasis Sensor Ultrasonik dan Mikrokontroller dengan Media Komunikasi SMS Gate Way.
Susanto,Rudyanto., Kristanto,Yohannes., Ridwanto,Sonny., Hisnuaji,Diptyo.
2007. CommIT, Vol.1 No.1 halaman 18-29. Perancangan dan Implementasi Sensor Parkir pada Mobil menggunakan Sensor Ultrasonik. Universitas Bina Nusantara: Jakarta.
Sidangoli, Andrew J. 2015. Aplikasi Android menggunakan Media Bluetooth berbasis Mikrokontroller. Politeknik Negeri Manado: Manado.
“Arduino,”[online].https://www.arduino.cc/en/main/arduinoBoardUno.[Diakses Mei 2017]
“HC-Sr04,”[online]. https://depokinstruments.com/2016/02/23/hc-sr04-ultrasonic- sensor/.[Diakses Juli 2017]