28 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2020/2021 dengan akreditasi A yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, No. 445, Pajang, Laweyan, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan secara bertahap. Berikut merupakan tahapan- tahapan dari penelitian secara umum yang akan dilakukan :
a. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan terdiri dari permohonan pembimbing penelitian, pengajuan proposal penelitian, pembuatan produk, validasi produk kepada ahli dan permohonan ijin penelitian. Tahapan persiapan dilakukan bulan Oktober 2020 – April 2021.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari pengambilan data berupa uji skala terbatas dan uji skala lapangan. Tahapan pelaksanaan dilakukan bulan Mei 2021.
c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengolah dan menganalisis data yang telah didapatkan. Tahapan pengolahan data dan penyusunan laporan dilakukan pada bulan Juni - Oktober 2021. Tahapan-tahapan dari penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat secara rinci pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
B. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung data kuantitatif dengan metode Research and Development (R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model Four-Door (4D) termasuk model pengembangan prosedural yang bersifat deskriptif, menunjukkan tahapan yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk, yaitu media pembelajaran.
Model 4D yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, & Semmel (1974), tahapannya meliputi: a. Define (pendefinisian), b.
Design (perancangan), c. Develop (pengembangan), d. Dissemination (penyebaran).
2. Prosedur Penelitian
Prosedur pengembangan produk media pembelajaran biologi berupa video pembelajaran berbasis masalah menggunakan model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, & Semmel (1974). Namun dimodifikasi menjadi 3D, tahapan hanya sampai dengan tahap Develop.
Mengacu pada penelitian Zakaria, Ismail, & Kiu (2015), tahapan tidak
Kegiatan Penelitian Bulan
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Tahap Persiapan a. Permohonan
pembimbing penelitian b. Pembuatan
proposal penelitian c. Pembuatan produk d. Validasi produk e. Permohonan ijin
penelitian
2. Tahap Pelaksanaan a. Uji skala terbatas b. Uji skala besar
3. Tahap pengolahan data a. Analisis data
b. Menyusun laporan
menyertakan tahap Dissemination dikarenakan tujuan dari penelitian adalah mengembangkan media pembelajaran berbentuk video pembelajaran berbasis masalah (develop). Tahapan pengembangan media pembelajaran menggunakan model 3D meliputi:
a. Define (Pendefinisian)
Pada tahap ini dilakukan penetapan dan pendefinisian syarat-syarat pembelajaran dengan melakukan observasi awal kondisi sekolah, meliputi kebutuhan pembelajaran, perkembangan peserta didik, kondisi sekolah, dan permasalahan di sekolah. Observasi awal tersebut yang akan menjadi penguat untuk mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.
Tahap pendefinisian dilakukan dalam 6 tahapan, yaitu : 1) Analisis Awal
Analisis awal dilakukan untuk menemukan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran biologi di SMA. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara pada guru biologi di SMA Batik 1 Surakarta.
2) Analisis Siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran. Pada tahap ini peneliti membagikan angket analisis kebutuhan siswa kelas X MIPA di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2020 / 2021.
3) Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran dengan merinci tugas isi materi ajar yang dimasukkan dalam konten video pembelajaran yang dikembangkan. Materi disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Kurikulum 2013 (K-13). Materi yang dikembangkan adalah materi perubahan dan pelestarian lingkungan hidup namun lebih dispesifikan ke materi limbah.
4) Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan untuk menjabarkan fakta dan mengidentifikasi konsep terkait materi yang akan dikembangkan. Konsep disusun secara sistematis dan rinci, selanjutnya dimasukkan ke dalam video pembelajaran.
5) Spesifikasi Tujuan Pembelajaran
Spesifikasi tujuan pembelajaran dilakukan untuk merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan KD 3.11 yaitu menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi kehidupan serta KD 4.11 yaitu merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar dalam kurikulum 2013.
Tujuan pembelajaran yang dibuat menjadi dasar untuk menyusun lembar evaluasi.
6) Penyusunan Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen penelitian merupakan langkah yang menghubungkan tahap pendefinisian dan tahap perancangan. Peneliti menyusun daftar pertanyaan wawancara untuk guru dan beberapa angket, antara lain : angket analisis kebutuhan siswa, angket penilaian ahli materi, angket penilaian ahli media, angket penilaian ahli pembelajaran, angket respon siswa dan angket respon guru.
b. Design (Perancangan)
Tahapan ini meliputi pembuatan perangkat pembelajaran yaitu penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai syntax PBL, kemudian membuat rancangan video pembelajaran berbasis masalah pada materi limbah, langkah pembuatan video adalah menentukan tujuan dan sasaran instruksional utama video, memperhatikan kebutuhan siswa, akses video dan desain yang cocok untuk siswa dan guru, pendekatan umum, menyiapkan storyboard, mengedit dan merevisi rencana, menyiapkan komponen video, praktik, merekam video, mereview dan mengedit kembali serta membagikan video kepada siswa, setelah itu membuat lembar kerja
siswa (LKS) langkah-langkahnya adalah menganalisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan, menentukan judul, dan menulis LKS.
c. Develop (Pengembangan)
Rancangan video pembelajaran berbasis masalah dan perangkat pembelajaran yang telah selesai selanjutnya di uji validitasnya untuk mengetahui kriteria kelayakannya serta untuk mengetahui apakah video pembelajaran yang telah dirancang dapat melatihkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Berikut tahapannya :
1) Expert Appraisal (Validasi Ahli)
Proses validasi yang dilalui meliputi uji validasi ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran untuk menilai kelayakan produk. Penilaian, komentar dan saran digunakan untuk memperbaiki rancangan video, LKS, dan RPP agar memenuhi kriteria yang baik. Setelah proses validasi, dilakukan revisi 1 sesuai dengan penilaian, komentar dan saran dari ahli materi, ahli media dan ahli pembelajaran.
2) Developmental Testing (Pengujian Pengembangan)
Pada tahap ini dilakukan uji coba pada subjek yaitu siswa SMA untuk menentukan bagian yang perlu diperbaiki dalam rancangan video, LKS, dan RPP berdasarkan penilaian, komentar dan saran. Terdapat 2 tahap pengujian, yaitu :
a) Uji Skala Terbatas
Uji skala terbatas dilakukan pada 10 siswa kelas X MIPA di SMA Batik 1 Surakarta. Saran dan komentar pada uji skala terbatas akan menjadi bahan revisi 2.
b) Uji Skala Besar
Setelah revisi 2, langkah selanjutnya adalah uji skala besar pada 67 siswa kelas X MIPA SMA Batik 1 Surakarta disertai oleh guru biologi SMA Batik 1 Surakarta sebagai praktisi. Sebelum melakukan uji, dilakukan pre test untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan awal siswa, dan setelah melakukan uji kemudian dilakukan post test untuk mengukur perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada
siswa sesudah implementasi video pembelajaran berbasis masalah.
Langkah uji skala besar dilakukan untuk mendapatkan produk akhir yang layak digunakan untuk pembelajaran. Hasil penilaian dari uji skala besar akan menjadi bahan revisi 3 untuk menyempurnakan produk akhir.
C. Data dan Sumber Data 1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data hasil dari wawancara, hasil pre test, hasil post test, penugasan, penyebaran angket validasi untuk ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran serta angket respon guru dan siswa kelas X MIPA di SMA Batik 1 Surakarta.
2. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh pada penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berasal dari angket penilaian ahli materi, angket penilaian ahli media, angket penilaian ahli pembelajaran, angket respon guru angket respon siswa, pre test dan post test. Sementara data kualitatif berasal dari hasil wawancara guru, saran dan komentar ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran, guru dan siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik penambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional stratified random sampling (sampel acak proporsional berstrata) dimana suatu sampel diambil secara acak pada populasi yang memiliki unsur heterogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2015 : 120). Alasan peneliti menggunakan teknik tersebut karena yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X MIPA di SMA Batik 1 Surakarta yang terbagi menjadi 5 kelas berjumlah 205 siswa. Agar dapat terwakili seluruh kelas, maka diambil sampel dari masing- masing kelas secara proporsional. Pengambilan sampel dari masing-masing kelas bersifat acak. Berikut merupakan uraian dari teknik pengambilan sampel :
1. Uji Skala Terbatas
Menurut Sadiman et al, (2014 : 84) diambil 10-20 siswa untuk uji coba skala terbatas yang dapat mewakili populasi target. Peneliti mengambil 10 siswa dari masing-masing kelas X MIPA SMA Batik 1 Surakarta. Berikut tabel 3.2 yang menunjukkan daftar sampel uji skala terbatas :
Tabel 3.2. Daftar Sampel Uji skala terbatas
No Kelas Sampel
1. X MIPA 1 2
2. X MIPA 2 2
3. X MIPA 3 2
4. X MIPA 4 2
5. X MIPA 5 2
Total 10
2. Uji Skala Besar
Sampel uji skala besar didapatkan berdasarkan rumus Slovin dengan taraf kesalahan yang diambil 10%. Berikut rumus Slovin yang digunakan untuk menentukan sampel uji skala besar :
= + 1
Keterangan : n = Ukuran sampel N = Populasi e = Taraf kesalahan
Perhitungan ukuran sampel uji skala besar :
= 205
205 0,1 + 1
= 67,21 ≈ 67
Menurut hasil perhitungan, sampel yang digunakan untuk uji skala besar adalah 67 siswa. Selanjutnya diambil sampel dari masing-masing kelas (strata) dengan teknik pengambilan sampel secara acak proporsional
menggunakan rumus alokasi proporsional. Berikut merupakan rumus alokasi proporsional :
ni = x Keterangan =
ni = Jumlah anggota sampel menurut strata n = Jumlah anggota sampel seluruhnya Ni = Jumlah anggota populasi menurut strata N = Jumlah anggota populasi seluruhnya
Perhitungan jumlah anggota sampel masing-masing kelas : a) Kelas X MIPA 1
ni = x 67 = 13,72 ≈ 14 b) Kelas X MIPA 2
ni = x 67 = 14,05 ≈ 14 c) Kelas X MIPA 3
ni = x 67 = 13,4 ≈ 13
d) Kelas X MIPA 4
ni = x 67 = 13,07 ≈ 13 e) Kelas X MIPA 5
ni = x 67 = 12,74 ≈ 13
Hasil dari perhitungan jumlah anggota sampel masing-masing kelas dapat disajikan dalam tabel. Berikut tabel 3.3 yang menunjukkan daftar sampel uji skala besar :
Tabel 3.3. Daftar Sampel Uji skala besar
No Kelas Sampel
1. X MIPA 1 14
2. X MIPA 2 14
3. X MIPA 3 13
4. X MIPA 4 13
5. X MIPA 5 13
Total 67
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4. Teknik Pengumpulan Data
Berikut merupakan uraian teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian :
1. Wawancara
Wawancara adalah dialog antara peneliti dengan tujuan memperoleh informasi responden. Pada penelitian ini digunakan jenis wawancara berstruktur.
Jenis wawancara berstruktur seperti angket tertulis, dan data yang diperoleh tidak kaya karena terdapat batasan dalam daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan guru.
No Data
Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen Sumber Data 1. Data Awal Angket
Wawancara
Angket Analisis Kebutuhan
Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan
Siswa Guru 2. Validitas Media
Pembelajaran
Angket Angket Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Ahli
Pembelajaran 3. Uji Skala
Terbatas
Angket Angket Respon Siswa
4. Uji Skala Besar Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Angket
Pre test Post test
Angket Respon
Siswa
Guru Siswa
2. Angket
Angket yaitu sebuah daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban, dirancang untuk keperluan survei atau studi statistik dan harus ditanggapi oleh responden sendiri. Terdapat beberapa tahapan pembuatan angket, antara lain : a. Menetapkan tujuan
Tujuan penyusunan angket untuk menentukan bahwa media pembelajaran yang dibuat memenuhi kriteria layak.
b. Menetapkan Aspek yang Ingin diungkap
Kisi-kisi angket sebagai pedoman untuk memperjelas aspek yang ingin diungkap.
c. Menentukan Jenis dan Bentuk Angket Pada penelitian ini digunakan angket tertutup.
d. Menyusun Angket
Susunan angket terdiri dari komponen angket yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang dibuat dengan pedoman berupa kisi-kisi angket.
e. Menentukan Skor
Pada tiap komponen angket terdapat alternatif jawaban berserta skornya.
Dalam penelitian untuk mengukur skor jawaban digunakan Skala Likert.
Skala Likert memberikan skor pada jawaban dengan interval skor 1-4, dengan uraian : 1 = sangat tidak setuju, 2 = kurang setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. Penilaian dilakukan dengan memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pemberian skor oleh responden.
Ada beberapa angket yang dibuat untuk penelitian ini, antara lain:
angket analisis kebutuhan siswa, angket penilaian ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran, angket produk guru dan siswa.
3. Pre Test dan Post Test
Pre test adalah suatu tes untuk menguji pengetahuan dan keterampilan siswa terhadap materi yang akan disampaikan oleh siswa. Post test adalah suatu tes yang diberikan setelah materi disampaikan oleh siswa. Bentuk dari pre test dan post test yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian.
4. Dokumentasi
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dokumen pembelajaran, seperti : kisi-kisi materi, perangkat pembelajaran, dan lembar kerja siswa, dan nilai tugas pada materi limbah.
F. Instrumen Pengumpulan Data 1. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
Lembar wawancara analisis kebutuhan guru terdiri atas komponen seperti identitas, petunjuk pengisisan, dan butir pertanyaan. Butir pertanyaan yang ditujukan kepada guru terkait dengan kegiatan pembelajaran biologi secara online. Pada angket analisis kebutuhan guru tidak diberikan skor. Kisi-kisi lembar wawancara analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Angket Analisis Kebutuhan Siswa
Angket analisis kebutuhan siswa terdiri atas komponen seperti identitas, petunjuk pengisisan, dan butir pertanyaan. Butir pertanyaan yang ditujukan kepada siswa terkait dengan kebutuhan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran biologi. Pada angket analisis kebutuhan siswa tidak diberikan skor, namun sudah diberi beberapa opsi pilihan objektif yang merujuk pada indikator pada kisi-kisi angket. Kisi-kisi instrumen angket analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Angket Ahli Materi
Angket yang dibuat dan ditujukan kepada ahli materi, yang terdiri atas komponen seperti identitas, petunjuk pengisisan, butir penilaian, komentar dan saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket materi. Butir penilaian yang ditujukan kepada ahli materi secara umum terkait aspek isi dan aspek pembelajaran. Kisi-kisi instrumen angket penilaian untuk ahli materi dapat dilihat pada lampiran 6.
4. Angket Ahli Media
Angket yang dibuat dan ditujukan kepada ahli media, yang terdiri atas komponen seperti identitas, petunjuk pengisisan, butir penilaian, komentar dan saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket media. Pertanyaan
secara umum yang ditujukan terkait kriteria video dan LKS yang baik. Kisi-kisi instrumen pengumpulan data menggunakan angket penilaian ahli media dapat dilihat pada lampiran 7.
5. Angket Penilaian Ahli Pembelajaran
Angket yang dibuat dan ditujukan kepada ahli pembelajaran, yang terdiri atas komponen seperti identitas, petunjuk pengisisan, butir penilaian, komentar dan saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket media. Pertanyaan secara umum yang ditujukan terkait kelengkapan RPP. Kisi- kisi instrumen pengumpulan data menggunakan angket penilaian ahli pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 8.
6. Angket Respon Guru
Angket yang dibuat dan ditujukan kepada guru, yang terdiri atas komponen seperti identitas, petunjuk pengisisan, butir penilaian, komentar dan saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket respon guru.
Pertanyaan secara umum yang ditujukan terkait aspek materi dan aspek media.
Kisi-kisi instrumen angket respon guru dapat dilihat pada lampiran 9.
7. Angket Respon Siswa
Angket yang dibuat dan ditujukan pada siswa, yang terdiri atas komponen seperti identitas siswa, petunjuk pengisisan, butir penilaian, komentar dan saran, kisi-kisi aspek penilaian dan deskripsi penilaian angket respon siswa.
Pertanyaan secara umum yang ditujukan terkait aspek materi dan aspek media.
Kisi-kisi instrumen angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran 10.
8. Pre Test dan Post Test
Pre test dan post test ditujukan pada siswa untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum dan sesudah implementasi media pembelajaran, formatnya terdiri atas identitas siswa, petunjuk pengisisan, dan butir pertanyaan. Pertanyaan dibuat sesuai dengan kisi-kisi pre test dan post test. Kisi-kisi pre test dan post test dapat dilihat pada lampiran 19.
G. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari wawancara guru untuk mengetahui kebutuhan guru dalam kegiatan pembelajaran biologi, kemudian saran dan komentar yang ada pada angket penilaian dari ahli materi, angket penilaian ahli media, angket produk guru dan angket produk siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis data ini digunakan sebagai bahan revisi video yang dikembangkan.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian ahli materi, angket penilaian ahli media, angket penilaian ahli pembelajaran, pre test, post test, angket respon guru dan angket respon siswa.
a. Analisis Kelayakan Produk
Video pembelajaran dinilai oleh ahli media dan ahli materi, sementara perangkat pembelajaran dinilai oleh ahli pembelajaran. Kriteria yang digunakan untuk penilaian produk adalah angket rating scale seperti yang digunakan oleh Sugiyono (2015 : 141). Berikut merupakan teknik analisis datanya :
1) Memeriksa kelengkapan dan mengurutkan kode angket yang telah diisi oleh responden.
2) Memberikan skor dengan bobot yang telah ditentukan pada jawaban setiap pertanyaan untuk proses kuantifikasi data.
3) Mentabulasi data.
4) Menghitung persentase pada komponen angket menggunakan rumus berikut :
Skor = !"# $%$"! &'%( )*+,!","+
!"# &'%( "'&, x 100%
5) Mentrasformasikan persentase yang telah diperoleh ke dalam tabel, kemudian ditentukan kriteria kualitatifnya sesuai pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5. Range Persentase dan Kriteria Penilaian
No Interval Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
< 21%
Sangat Layak Layak
Cukup Layak Tidak Layak
Sangat Tidak Layak
(Sumber : Arikunto & Safruddin , 2018 : 35)
b. Analisis Respon Guru dan Siswa
Angket respon digunakan untuk mengetahui pendapat guru dan siswa terhadap penerapan media yang dikembangkan. Berikut merupakan rumus digunakan dan tabel 3.6 yang menunjukkan kriteria respon guru dan siswa berdasarkan persentase yang diperoleh :
Persentase (%) = !"# -"."/"+ (*&)%+0*+
1'%( $*($,+22, x 100%
Tabel 3.6. Kriteria Respon Guru dan Siswa berdasarkan Persentase Respon Guru dan Siswa
No Angka Persentase Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%
Sangat Layak Layak
Cukup Layak Tidak Layak
Sangat Tidak Layak
(Sumber : Riduwan, 2013 : 15)
c. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah
Analisis hasil belajar dilakukan dari data hasil pre test dan post test sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Data berupa hasil pre test dan post test yang merupakan bentuk kompetensi kognitif siswa berupa kemampuan pemecahan masalah dan dianalisis menggunakan teknik analisis nonparametrik, untuk mengetahui
adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum dan sesudah implementasi video pembelajaran yang di uji dengan Wilcoxon Signed Rank Test. Pengujian dan analisis hasil kemampuan pemecahan msalah siswa menggunakan program SPSS versi 28.0.0.0 (190). Pengambilan kesimpulan berdasarkan angka probabilitas (sig) yang mengacu pada Santoso (2015 : 396), dengan ketentuan apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka H0 diterima dan apabila nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Berikut uraian dari hipotesisnya :
H0 = tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada siswa sebelum dan sesudah menggunakan video pembelajaran berbasis masalah.
H1 = terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada siswa sebelum dan sesudah menggunakan video pembelajaran berbasis masalah.