1
2 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt atas telah selesainya penyusunan buku saku
“Pengembangan Kosakata Bahasa Arab Berbasis Anti Radikalisme” bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan atas Rasulullah SAW. Buku saku sederhana ini dibuat sebagai sumbangsih keilmuan terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa PBA dibidang matakuliah Al-mufradat (kosakata) yang semakin kaya, hanya buku ini membatasi pada kosakata istilah radikalisme dan anti aradikalisme dan cakupannya.
Buku saku ini diharapkan mampu memperluas wawasan mahasiswa terhadap isu-isu dunia dan juga update berita dari media cetak maupun elektronik terutama dibidang penambahan kosakata baru, dan kosakata radikalisme dan anti radikalisme adalah bagian dari ikhtiar akademik yang dimaksud, dan mewanti wanti generasi muda
3 (mahasiswa) untuk tidak terjebak dan ikut dalam paham radikal yang semakin mereshkan, tetapi sebaliknya melawan isu isu itu dengan pemikiran dan kegiatan kegiatan positif serta tentu peningkatan prestasi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dan dalam prosesnya sudah barang tentu banyak pihak yang telah memberi kontribusi baik secara materil maupun sprituil.Untuk itu, selayaknya peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga kontribusi semua pihak di samping bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, juga dicatat sebagai amal ibadah kepada Allah, swt, amin..
Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, sudah dapat dipastikan penelitian ini banyak kekurangan.Untuk itu semoga kekurangan yang ada menjadi inspirasi peneliti selanjutnya untuk melakukan hal yang lebih baik.Segala kritik dan saran pembaca sangat
4 peneliti harapkan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya.Segala kritik dapat disampaikan melalui karimbumiarsyal@gmail.com.
Mataram, 25 Oktober 2018 peneliti
Abdul Karim, M.Hum
5 DAFTAR ISI
COVER ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
1.Pengertian Kosakata (Mufradat ...1
2.Tujuan Pembelajaran Mufradat ...1
3.Jenis-Jenis... 2
4.Makna dan Fungsi Kosakata (al- Mufradât)... 3
5.Bentuk-Bentuk (Shiyagh) Kosakata Bahasa Arab... 5
6.Pembelajaran Kosakata (al- Mufradât)... 6
7.Dasar-Dasar Pemilihan Kosakata (al- Mufradât)... 7
8.Pemilihan Kosa kata Radikalisme... 8
6
KOSAKATA BAHASA ARAB (MUFRADAT)
1. Pengertian Kosakata (Mufradat)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kosakata berarti perbendaharaan kata atau dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-mufradât (Inggris:
vocabulary) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau etnis lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu dengan kata lain,1 defenisi kosakata Bahasa Arab adalah perbendaharaan kata yang diketahui dan dimiliki sekelompok orang/etnis dalam Bahasa Arab.
Menurut Al-khuli dan Mahmud Ali dalam yang dikutip oleh Syaiful dalam bukunya, kosakata merupakan kumpulan
1 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik: Edisi Ketiga, (Jakarta: Gramedia. Pustaka Umum, 1993), Hal 127
7 kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem.
Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relatif stabil.
Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata mu’allim ( ملعم) dalam bahasa arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-muallim (ملعملا) mempunyai dua morfem yaitu ا dan ملعم . Adapun kata yang terdiri dari tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem dimana masing-masing morfem morfem memiliki arti khusus. Misalnya kata al-mu’allimun (نوملعملا ) yang terdiri dari tiga morfem yaitu لا, ملعم dan 26 نو.
2. Tujuan Pembelajaran Mufradat
8 Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufradat) bahasa arab adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik melalui bacaan maupun fahm al-masmu’
b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar, karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar.
c. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu.
d. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan maupun tulisan sesuai dengan konteksnya.
3. Jenis-Jenis Kosakata
9 Rusydy Ahmad Tha’imah memberikan klasifikasi kosakata (al-mufradât) menjadi 4 (empat) yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagai berikut:2
a. Pembagian kosakata dalam konteks Kemahiran Kebahasaan
1) Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan (عامـتسلاا) maupun teks ( ةءارقلا).
2) Kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaraan perlu penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan informal (ةيداع) maupun formal (ةيفقوم)
2 Rusydy A. Tha’imah, Al-Marja’ fî Ta’lîm al-Lughah al-
‘Arabiyyah li al-Nâthiqîn bi Lughâtin Ukhra, Jâmi’ah Ummu al-Qurâ, Ma’had al-Lughah al-‘Arabiyyah, Wahdat al-Buhûts wa al-Manâhij, Silsilah Dirâsât fi Ta’lîm al-‘Arabiyyah, juz II, hlm. 616-617.
10 3) Kosakata untuk menulis (writing vocabulary). Penulisan pun membutuhkan pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalahartikan oleh pembacanya.
Penulisan ini mencakup penulisan informal seperti catatan harian, agenda harian dan lain-lain dan juga formal, misalnya penulisan buku, majalah, surat kabar dan seterusnya.
4) Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari kosakata context yang dapat diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analysis yakni kosakata yang dapat dianalisa berdasarkan karakteristik derivasi kata unuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.
b. Pembagian kosakata menurut maknanya
11 1) Kata-kata inti (content vocabulary).
Kosakata ini adalah kosakata dasar yang membentuk sebuah tulisan menjadi valid, misalnya kata benda, kata kerja, dll.
2) Kata-kata fungsi (function words).
Kata-kata ini yang mengikat dan menyatukan kosakata dan kalimat sehingga menbentuk paparan yang baik dalam sebuh tulisan.
Contohnya hurûf jâr, adawât al- istifhâm, dan seterusnya.
3) Kata-kata gabungan (cluster words).
Kosakata ini adalah kosakata yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain sehingga membentuk arti yang berbeda-beda. Misalnya kata بغر dapat berarti menyukai bila kata tersebut dipadukan dengan يف
12 menjadi يف بغر. Sedangkan bila diikuti dengan kata نع menjadi نع بغرartinya pun berubah menjadi benci atau tidak suka.
c. Pembagian kosakata menurut karakteristik kata (takhassus).
1) Kata-kata tugas (service words) yaitu kata-kata yang digunakan untuk menunjukan tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun formal dan sifatnya resmi.
2) Kata-kata inti khusus (special content words). Kosa kata ini adalah kumpulan kata yang dapat mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan di berbagai bidang ulasan tertentu, yang biasa juga disebut local words atau utility words.
13 d. Pembagian kosakata menurut
penggunaannya.
1) Kosakata aktif (active words), yakni kosakata yang umumnya banyak digunakan dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau bahkan banyak didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan.
2) Kosakata pasif (passive words), yaitu kosakata yang hanya menjadi perbendaharaan kata seseorang namun jarang ia gunakan. Kosakata ini diketahui lewat buku-buku cetak yang biasa menjadi rujukan dalam penulisan makalah atau karya ilmiah.3
4. Makna dan Fungsi Kosakata (al- Mufradât)
3 M.Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran, (Bandung: ITB, 1996), hlm. 43
14 Kosakata sebagai khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna. Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif (ىلصأ) dan makna konotatif (ىفاضإ). Makna denotatif (ىلصأ) terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah. Misalnya kata al-Umm (ملأا) dalam bahasa Arab, makna hakikinya adalah “ibu yang melahirkan anak”, sedang makna kiasan terlihat bila kata al-Umm (ملأا) digunakan dalam Umm al-Kitâb (باتكلا مأ).
Makna asal misalnya terdapat kata al-Hâtif (فتاهلا) yang berarti “orang yang berbisik”, sedang makna istilah maksudnya adalah
“telepon”.4
4 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005), hlm.
97
15 Makna konotatif adalah makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa. Menurut Harimurti11 makna konotatif adalah makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-Umm (ملأا) makna konotattifnya adalah kasih sayang atau perlindungan.
Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (al- mufradât) dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
a. Al-Mufradât al-Mu’jamiyah ( ( تادرفملا ةيمجعملاyaitu kosakata yang mempunyai makna dalam kamus seperti kata ، تيب ملق ،رمق.
b. Al-Mufradât al-Wadzîfiyah ( تادرفملا ةيفيظولا) yaitu kosakata yang mengemban
16 suatu fungsi tertentu, misalnya hurûf al- jar, asmâ al-Isyârah, asmâ al-Maushûl, dlamâir, dan lain-lain yang sejenis dengannya.
Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradât al-Mu’jamiyah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
a. Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata ىأر, رظن, ظحلا, دهاش (melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan).
b. Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun mengandung makna konotattif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaanya, seperti kata تام , يـفوتyang dapat diartikan dalam
17 bahasa Indonesia dengan “mati, meninggal, tewas, wafat atau mampus”.
c. Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata لصف yang bisa berarti “kelas” ,”musim” atau
“pasal” dan “bab”.
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-mufradât) tersebut perlu diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar bahasa khususnya bahasa Arab.
5. Bentuk-Bentuk (Shiyagh) Kosakata Bahasa Arab
Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua, pertama: kosakata yang dapat mengalami perubahan (musytaq) yakni kata yang diambil dari kata yang lain antara keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya berubah seperti kata مسرم,
18 بوتكم, مكاحyang berasal dari مسر, بتك, مكح dan sebagainya. Kedua : kosakata yang tidak berubah (jâmid) yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata شمش, سوماج, رجش dan sejenisnya.5 Kata-kata yang mengalami perubahan bentuk (musytaq) tidak hanya berubah bentuk saja tetapi berubah makna dan pengertian, misalnya kata حتاف dan حوتفم, kata pertama berarti pembuka atau penakluk sedangkan kata kedua berarti terbuka atau tertaklukkan. Cara membentuk kedua kata (isim fâ’il dan isim maf’ûl) tersebut yang mana tergolong dalam kata kerja tsulâtsi mujarrad adalah dengan mengikuti wazan لوعفم – لعاف.6
Kata yang berasal dari kata kerja lebih dari tiga huruf (tsulâtsi mazîd) bentuk isim fâ’il dan isim maf’ûlnya hanya dibedakan dengan huruf
5 Sukamta, dkk., Bahasa Arab (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Suka, 2005), hlm. 91
6 Sayyid Ahmad al-Hâsyimi, al-Qawâ’id al-Asâsiyyah li al- Lughah al-‘Arabiyyah (Beirut: Dâr al-Kotob al-Ilmiyyah, 2007), hlm. 239 dan 241.
19 harakat kasrah ( – ) pada huruf sebelum akhir ِ untuk bentuk isim fâ’il dan harakat fathah (- ِ) untuk isim maf’ûl, seperti kata بلاطمjika dibaca muthâlib berarti bentuk isim fâ’il yang artinya penuntut. Tetapi bila dibaca muthâlab, berarti pembaca menginginkan bentuk maf ‘ûl yang artinya yang dituntut. Metode atau cara pembentukannya melalui bentuk mudlâri’
dengan merubah huruf yang paling depan (harf al-mudlâra’ah) menjadi huruf mim (م). Untuk menentukan apakah bacaan yang tepat dalam suatu teks itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya yang menjadi pertimbangan.7
Contoh :
1. دجب سردن نأ نوب لاطم نحن 2. دجب ذاتـسلأا انسردي نأ نوب لاطم نحن
Dari konteks kedua kalimat tersebut dapat ditentukan bahwa kata yang digarisbawahi pada
7 Sukamta, dkk., Bahasa….hlm. 92
20 kalimat pertama adalah bentuk isim maf ‘ûl yang artinya dituntut, jadi harus dibaca muthâlabûn karena arti kalimat adalah kita dituntut untuk belajar dengan sungguh- sungguh. Adapun kata yang bergaris bawah pada kalimat kedua adalah bentuk isim fâ’il artinya menuntut, olehnya itu dibaca muthâlibûn karena arti kalimat yang tepat adalah kita menuntut agar dosen mengajar kita dengan sungguh-sungguh.
6. Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât) Menurut Ahmad Djanan Asifuddin, pembelajaran kosakata (al-mufradât) yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata atau perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa Arab.8Oleh karena itu pembelajaran bahasa Arab yang diselenggarakan pada suatu lembaga
8Ahmad Djanan Asifuddin, “Workshop Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab” dalam
http://www.umy.ac.id/berita, diakses tanggal 11 Mei 2008.
21 pendidikan perlu membersamakannya dengan pembelajaran beberapa pola kalimat yang relevan.
Dalam pembelajaran kosakata ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut:9
a. Pembelajaran kosakata (al-mufradât) tidak berdiri sendiri. Kosakata (al-mufradât) hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan sangat terkait dengan pembelajaran muthâla’ah, istimâ’, insyâ’, dan muhâdatsah.
b. Pembatasan makna. Dalam pembelajaran kosakata hendaknya makna harus dibatasi sesuai dengan konteks kalimat saja, mengingat satu kata dapat memiliki beberapa makna. Bagi para pemula, sebaiknya diajarkan kepada makna yang
9 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi ….hlm. 97-98.
22 sesuai dengan konteks agar tidak memecah perhatian dan ingatan peserta didik. Sedang untuk tingkat lanjut, penjelasan makna bias dikembangkan dengan berbekal wawasan dan cakrawala berpikir yang lebih luas tentang makna kata dimaksud.
c. Kosakata dalam konteks. Beberapa kosakata dalam bahasa asing (Arab) tidak bisa dipahami tanpa pengetahuan tentang cara pemakaiannya dalam kalimat.
Kosakata seperti ini hendaknya diajarkan dalam konteks agar tidak mengaburkan pemahaman siswa.
d. Terjemah dalam pengajaran kosakata.
Pembelajaran kosakata dengan cara menerjemahkan kata ke dalam bahasa ibu adalah cara yang paling mudah, namun mengandung beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut antara lain dapat mengurangi spontanitas siswa ketika
23 menggunakannya dalam ungkapan saat berhadapan dengan benda atau objek kata, lemah daya lekatnya dalam ingatan siswa, dan juga tidak semua kosakata bahasa asing ada padanannya yang tepat dalam bahasa ibu. Oleh karena itu, cara penerjemahan ini direkomendasikan sebagai senjata terakhir dalam pembelajaran kosakata, digunakan untuk kata-kata abstrak atau kata-kata yang sulit diperagakan untuk mengetahui maknanya.
e. Tingkat kesukaran. Bila ditinjau dari tingkat kesukarannya, kosakata bahasa Arab bagi pelajara di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain:
1) Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannya dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti : ، يسرك ، ةمحر ءاملع ، باتك.
24 2) Kata-kata yang sedang dan tidak sukar meskipun tidak ada persamaannya dalam bahasa Indonesia, seperti : ، ةـنيدم بهذ ، قوس.
3) Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya, misalnya : ىلوتسا ، روهدت ، قلزنا.
7. Dasar-Dasar Pemilihan Kosakata (al- Mufradât)
Dasar atau asas-asas yang menjadi prinsip acuan pemilihan kata atau kosakata dapat diuraikan sebagai berikut :10
a. Frequency, yaitu frekuensi penggunaan kata-kata yang tinggi dan sering itulah yang harus menjadi pilihan.
b. Range, yaitu mengutamakan kata-kata yang banyak digunakan baik di negara Arab maupun di negara-negara non Arab atau di suatu negara tertentu yang mana kata-kata itu lebih sering digunakan.
10 Rusydy A. Tha’imah, Al-Marja’…..hlm. 618-620.
25 c. Availability, mengutamakan kata-kata atau kosakata yang mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau wacana.
d. Familiarity, yakni mendahulukan kata-kata yang sudah dikenal dan cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata سْم ش lebih sering digunakan dari pada kata ءاك ذ, padahal keduanya sama maknanya.
e. Coverage, yakni kemampuan daya cakup suatu kata untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya.
Misalnya kata تبيlebih luas daya cakupannya dari pada kata لزـنم.
f. Significance, yakni mengutamakan kata- kata yang memiliki arti yang signifikan untuk menghindari kata-kata umum yang banyak ditinggalkan atau kurang lagi digunakan.
g. Arabism, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata serapan yang diarabisasi dari bahasa lain. Misalnya kata
26 فتاهلا, عاـيذملا, زافلتلاsecara berurutan ini harus diutamakan pemilihannya dari pada kata نوفيلتلا, ويدارلاdan نويزفلتلا.
Terkait dengan dasar-dasar pemilihan kosakata bahasa Arab buku ini mengangkat tema tentang kosakata yang berkaitan dengan radikalisme dan anti radikalisme.11 Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa aksi terorisme belakangan bukan saja terjadi di Timur Tengah, tapi kini merambah ke Tanah Air, Para teroris umumnya pernah belajar di Timur Tengah yang bahasa utamanya adalah bahasa Arab.12 Dari peristiwa demi peristiwa terorisme juga dapat terlihat, para pelaku umumnya masih berusia muda atau bahkan kalangan remaja maupun pernah menempuh pendidikan perguruan tinggi. Kebutuhan akan pengenalan kosakata kebahasaan
11 Ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kompetensi mahasiswa di bidang pengusaan kosakata baru.
12https://www.liputan6.com/news/read/3034980/radikalisme- ancaman-nyata-pemuda-tanah-air, akses 22 Oktober 2018.
27 tentang pengertian radikalisme maupun anti radikalisme kepada mahasiswa perlu diberikan sesuai matakuliah yang mereka tempuh. Beberapa pengertian radikalisme yang bisa dikemukakan diantaranya adalah pertama, paham atau aliran yang radikal dalam politik; kedua, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; dan ketiga, sikap ekstrem dalam aliran politik.13 Berikut adalah beberapa contoh kosakata yang mengandung pengertian radikal dan kosakata anti radikalisme.
KOSAKATA RADIKALISME
ARTI KATA
Radikal ف ّر ط تُم ،ّي رْذ ج
Ujung jari- فْي را طَّتلا
13 Pengertian-Sejarah-Ciri-Kelebihan-dan-Kekurangan- Radikalisme-adalah.html, akses 23 Oktober 2018.
28 jari ف ُّر ط ت ل ل عا فلا ُمسا-ف ّر ط تُمْلا Yang
melampaui batas
طرفُمْلا
Menjadi lurus
: ل د تْعا ما ق تْسا
Berada ditengah tengah diantara dua hal
(moderat)
نْي لا ح نْي ب طَّس و ت :ل د تعا
Hal melewati batas
ُت لاا غُمْلا و ُّوُلُغلاو ُءا وْلُغلا
Hal berlebih lebihan
ُةغ لا بُملا :ُءا ولُغلا
Anti س كا عُم ،ض را عُم ،ّد ض
Netral ّي دا ي ح
Sikap netral د ُّر ج ت
Yang netral د يا حُم
29 Idiologi ،ة دْي ق ع ،ةَّي جوُلوُيْديإ ،ا ي جوُلوُيْدي
ب هْذ م ،ة ف سْل ف Kapitalisme ةَّي لا مُسْأ ر
Sekuler ّي ن م ز
Komunisme ةَّي ع ْوُيُش
Yang liberal ةَّي ع ْوُيُش
Imperialism را مْع تْس ا
Global ءا ي ْو ر ك ،ا ي ْو ر ك ،ّي و رُك ،ّي م لا ع
Globalisasi ةم ل ْوعلا
Kedaulatan ة دا ي س ،نا طْلُس
Ancaman ت
ْه د ْي د
،
و ع ْي د
30 Yang
ekstrim
ُلا تم ّر ط ُف ض : ُّد ْعم ُلا ت ل د
Yang radikal ة سا ي ّسلا يف ُف ّر ط تمُلا
Keramahan, kelemah lembutan
ل : ُقْف ّرلا ّي ُن ج ْلا ب نا
Yang halus, ramah
َّرلا ف ْي ُر ج( ُق ف ق َّللا :)ءا ط ُف ْي
Memperlaku kan dengan kejam, bengis, keras
فُنع – 14
ُفُعني ع ن ف و ا ع ن فا ة –
َّرل اب ل ُج ْو أ(
ع ل ْي ه ُه ف نْع أو ُه فَّنعو )
Mencela keras
ُه م لا :ُه فَّنع ةَّد شب
Mengambiln ya dengan
رْم لأا ف ن تْعا و ف نْع أ
14Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, (Surabaya:
Pustaka Progressif: 1997), hlm. 687.
31 kekerasan,
kasar (merampas)
memulai ُه د أ ْب ت إ : ئ ْي َّشلا ف تعا Kekejaman,
kebengisan
ُةّد ّشلا : ُفْنعلا
Yang bengis, kejam
ُدْي دَّشلا : ُف نْع لااو ) ة فْي ن ع م( ُفْي ن علا
Kata ف ّر ط تُم ،ّي رْذ ج (radikal) diatas kontra terhadap kata طَّس و ت ، ما ق تْسا ، ل د تْعا yang berarti lurus, pertengahan atau moderat. Lebih jauh bila kita menilik dalam ayat Alquran terdapat kata ummatan wasathan yang berbunyi: اونوكتل اطسو ةمأ مكانلعج كلذكو نوكيو سانلا ىلع ءادهش
32 نم ملعنل لاإ اهيلع تنك يتلا ةلبقلا انلعج امو اديهش مكيلع لوسرلا نيذلا ىلع لاإ ةريبكل تناك نإو هيبقع ىلع بلقني نمم لوسرلا عبتي
15.ميحر فوءرل سانلاب الله نإ مكن اميإ عيضيل الله ناك امو الله ىده
“Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu, ummatan wasathan agar kamu menjadi saksi (patron) atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi (patron) atas (perbauatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblat kamu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui dalam dunia nyata siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia.
Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu wahai umat Islam ummatan wasathan
15al-Baqarah ayat: 143
33 (pertengahan) moderat dan teladan, sehingga dengan demikian keberadaan kamu dalam posisi pertengahan itu, sesuai dengan posisi ka’bah yang berada di pertengahan pula.
Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya Al-Mishbah mengenai ayat ini posisi pertengahan menjadikan manusia tidak memihak ke kiri dan ke kanan, suatu hal dimana dapat mengantar berlaku adil. Posisi pertengahan menjadikan seseorang dapat dilihat oleh siapapun dalam penjuru yang berbeda, dan ketika itu ia dapat menjadi teladan bagi semua pihak. Posisi itu juga menjadikannya dapat menyaksikan siapapun dan dimanapun. Allah menjadikan umat Islam pada posisi pertengahan agar kamu wahai umat islam menjadi saksi atas perbuatan manusia yakni umat yang lain, tetapi ini tidak dapat kalian lakukan kecuali jika kalian menjadikan Rasulullah saw Syahid yakni saksi yang menyaksikan kebenaran sikap dan perbuatan
34 kamu dan beliau pun kalian saksikan, yakni kalian jadikan teladan dalam segala tingkah laku.16
Ada juga yang memahami ummatan wasathan dalam arti pertengahan dalam pandangan tentang Tuhan dan dunia. Tidak mengingkari wujud Tuhan, tetapi tidak juga menganut paham poleteisme (banyak Tuhan). Pandangan Islam adalah Tuhan Maha Wujud, dan Dia Yang Maha Esa. Pertengahan juga adalah pandangan umat Islam tentang kehidupan dunia ini; tidak mengingkari, dan menilainya maya, tetapi juga tidak perpandangan bahwa kehidupan bahwa kehidupan dunia adalah segalanya. Pandangan Islam tentang hidup adalah disamping ada dunia ada juga akhirat. Keberhasilan di akhirat, ditentukan oleh iman dan amal saleh di dunia.
Manusia tidak boleh tenggelam dalam materialisme, tidak juga membumbung tinggi dalam spiritalisme, ketika pandangan mengarah ke
16 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Ciputat: Lentera Hati, 2001), hlm.
347
35 langit, kaki harus tetap berpijak di bumi. Islam mengajarkan umatnya agar – meraih materi yang bersifat duniawi, tetapi dengan nilai-nilai samawi.17
KOSAKATA ISTILAH POLITIK
ARTI KATA
Makar ُر ك م ْلا
Referendum ءا تْف تْس لاا
Komprehensif ل ما شلا
Moratorium طاشنلا فيقوت
Jaminan ة لا ف كلا
Oposisi ة ض را عُملا
Pengunduran Diri ةلاقتسلاا
Aliansi فُلا ح تلا
Uni Eropa يبورولأا داحتلاا
17 Quraish Syihab, Tafsir Al-Mishbah...., hlm.348
36
Ancaman دْي دْه تلا
Pos-pos Polisi ةطرشلا ماسقأ
Antipati ر ْوُفُنلا
Senjata Rakitan/Manual ةيلآ ةحلسأ
Demokrasi ّي طا رْقُم دلا
Aksi Kekerasan فنعلا لامعأ
Dinas Intelejen تا را بْخ تْس ا ُة لا ك و
Diplomasi ّي سا موُلْبي دلا
Kios/pos jaga كاشكلأا
Lalu lintas Lumpuh Macet Total
يرورم للش
Preventif ّي طا ي تْح لإا
Kontak Senjata نارينلا قلاطلإ لدابت
Federasi دا ح ّت لاا
Tantangan Kekinian ةنهارلا تايدحتلا Hukum/Perundang-undangan ن ْوُنا قلا
Tuduhan تاماهتلاا
Inspeksi ة ب قا رُملا
Pengambilan sumpah jabatan ةيروتسدلا نيميلاءادأ
Penangkapan ضبقلا ءاقلإ
Sumpah Jabatan ةيروتسدلا نيميلا
37
Insubordinasi د ُّر م تلا
Laporan ريراقتلا
Aksi Duduk تاماصتعلاا
Investigasi تاقيقحتلا
Perjanjian ة د ها عُملا
Bentrok Berdarah ةيماد تاكابتشا
Pos Polisi ةطرشلا ةطقن
Komposisi cabinet يرازولا ليكشتلا
Perjuangan دا ه جلا
Intervensi لخدتلا
Perundingan ة ض وا فُملا
Penangkapan لاقتعلاا
Kapitalis ّي لا مُسْأ رلا
President terkudeta terlengser لوزعملا سيئرلا
Eskalasi kekerasan فنعلا دعاصت
Keamanan nasional يموقلا نملأا
Pembubaran demonstrasi تارهاظملا قيرفت
Revolusi ة ر ْو ثلا
Revolusioner ّي و ر ْو ثلا
Dewan komando revolusi ة ر ْوَّثلا ة دا ي ق س لْج م Jumlah korban simpang siur ىلتقلا دادعأ تبراضت
38
Dewan keamanan نْم لأْا س لْج م
Dewan menteri/kabinet ءا ر ز ُوْلا س لْج م Dewan militer ّي ر كْس ع س لْج م Dewan masyarakat/parlemen بْعَّشلا س لْج م Dewan peperangan ّي ب ْر ح س لْج م
Dewan komisaris ءا ن م أ س لْج م
Dewan keamanan نْم لأْا س لْج م
Konsistensi ة فا ث كلا
Inkonsistensi ضُقا ن تلا
Kolonialisme را مْع تْس لاا
Konfrontasi ة ه جا وُملا
Back up mileter ةيركسع تازيزعت
Kongres ر م تْؤُملا
Fasilitas Umum ةماعلا تاكلتمملا
Solusi Persoalan اياضقلا لح
Konstitusi ر ْوُتْسُدلا
Krisis ة م ْزلأا
Presiden Sementara تقؤملا سيئرلا
Delegasi دْف ولا
Pos Kementerian ةيرازولا بئاقحلا
Juru Bicara ثدحتملا
39
Bom Molotov فوتولوملا تاجاجز
Kedutaan ة را ف سلا
Foto Bersama ةيعامج ةروص
Mahkamah/Pengadilan ة م كْح ملا
Skenario Rusuh ىضوفلا ويرانيس
Majelis Tinggi تا د ْروُّللا س لْج م
Rasa Kebangsaan ينطولا ريمضلا
Oligarchy ةيلقلأا مكُح
Perang Kota/Jalanan عراوش برح
Oportunis ّي ل ْوُص ُولا
Oposisi ة ض را عُملا
Saksi Mata نايع دوهش
Otonomi ل ق تْسُملا
Respon لعفلا دودر
Situasi Gawat Darurat ئراوطلا ةلاح
Liga Arab ةيبرعلا ةعماجلا
Waktu Setempat يلحملا تيقوتلاب
Semua Pihak فارطلأا عيمج
Menahan Diri سفنلا طبض
Jam Malam لوجتلا رظخ
Pasukan Keamanan نملأا تاوق
40
Langkah Konkret ةيلمع تاوطخ
Pemrotes نيجتحملا
Gas Air Mata زاغلا لبانق
Etalase ةيجاجزلا تاهجاولاو
Senapan ةشاشر عفادم
Pos Jaga Perbatasan دودحلا سرحل ةطقن
Mirip Perang برح هبشي ام
Upaya Penyerangan ءادتعلا تلاواحم
Kemarin lusa ةيضاملا لبق ةليللا
Jabatan Pemerintahan ةموكحلا بصانملا
Masa Transisi ةيلاقتنلاا ةلحرملا
Api dalam Sekam دامرلا تحت ران
Fasilitas Vital ةيويحلا تآشنملا
Upaya Damai حلاصلإا تلاواحم
Pro-Mursi يسرم يديؤم
Lapak Toko ةيراجتلا لاحملا
Apartemen ةينكسلا تارامعلا
Pendukung Fanatik IM ناوخلإا تاباصع
Perlawanan Sengit ةفينع ةمواقم
Meja Perundingan تاضوافملا ةلواط
Sikap Bijaksana
41 Salah satu kosakata yang berkaitan dengan radikalisme adalah kata مكحلا yang dalam bahasa Indonesia yang berarti hukum. Kebijakan hukum terhadap radikalisme, pada khakekatnya sesuai dengan fungsi primer hukum pidana, yaitu sebagai sarana untuk melindungi masyarakat dari kejahatan dan penjahat, di samping fungsi sekundernya sebagai kontrol terhadap tindakan negara yang menggunakan pidana secara tidak benar. Dalam konteks politik berarti amat keras menuntut perubahan kebijakan ataupun perubahan pemerintahan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa, dalam radikalisme, terkandung tiga unsure, yaitu pertama, keyakinan yang kuat terhadap ideologi. Kedua, berusaha untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang berlaku dengan ideologi yang diyakini, dan ketiga dalam perjuangannya sering menggunakan aksi-aksi kekerasan. Unsur yang pertama dan yang kedua merupakan unsur yang selalu ada
42 dalam konsep radikalisme secara umum. Sedangkan unsur yang ketiga tidak mutlak ada. Unsur pertama dan kedua merupakan unsur subjektif, sedangkan unsur ketiga merupakan unsur objektif.
Unsur radikalisme, yang pertama, yaitu keyakinan terhadap ideologi. Unsur ini merupakan unsur kesalahan yang berada pada tataran sikap batin seseorang (mens rea) 18. Sikap batin saja tanpa ada hubungannya dengan perbuatan (actus reus) maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu perbuatan melawan hukum. Dalam hal memenuhi unsur yang kedua, yaitu berusaha untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang berlaku dengan ideologi yang diyakini, maka pada tahap ini, sudah mengarahkan pada suatu perbuatan nyata dari radikalisme. Wujudnya dapat berupa persiapaan untuk melakukan tindakan radikal.
Meskipun demikiana berdsarkan peraturan yang berlaku saat ini perbuatan tersbut bukan merupakan tindak pidana.Namun dalam hal niat itu
18Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT Reneka Cipta, 2014), hlm. 11
43 diwujudkan dalam perbuatan konkrit dengan cara kekerasan atau ancaman kekerasan maka sudah jelas telah memenuhi semua unsur radikalisme, sehingga merupakan perbuatan yang dapat dihukum. Selain itu juga telah memenuhi unsure actus reus dan mens rea. Disamping itu kepentingan hukum yang dilanggar sudah jelas, tidak saja kepentingan hukum negara dan masyarakat tetapi dapat juga berupa kepentingan individu. Perbuatan tersebut dalam wujudnya dapat berbentuk makar (ركملا) sebagaimana diatur di dalam KUHP atau tindak pidana terorisme sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menurut Romli Atmasasmita, dalam rangka mewujudkan undang-undang yang bertujuan mencegah dan memberantas terorisme secara menyeluruh, maka perlu disepakati lebih dahulu paradigma yang akan digunakan, sehingga arah pencegahan dan pemberantasan tersebut dipahami oleh seluruh komponen bangsa
44 Indonesia.19 Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan 3 (tiga) paradigma yang dipandang cocok dalam konteks kultur politik yang berkembang, yaitu: pertama, perlindungan kedaulatan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia; kedua, perlindungan hak asasi warga negara Republik Indonesia, baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri; dan ketiga, perlindungan hak asasi tersangka/terdakwa pelaku tindak pidana terorisme yang sudah merupakan hak universal dan oleh karenanya tidak boleh diabaikan.20
Dengan demikian mengubah kemungkaran harus tetap dengan memperhatikan sikap bijaksana (bil-hikmah), sebagaimana kaidah hukum
dikatakan:
لحاصلما بلج ىلع مدقم دسافلما ءرد
19 Romli Atmasasmita, Masalah Pengaturan Terorisme Dan Perspektif Indonesia, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM RI, 2002), hlm. 2
20 Ibid
45
“Menolak kerusakan itu didahulukan daripada menarik kebaikan “21
ا دسفلما عمتجا اذ نيررضلا فخأ باكربا اهمدحأ يعر و نتا
“Apabila berkumpul dua mafsadah (kerusakan), maka dijaga salah satu di antara keduanya, dengan menempuh yang lebih ringan bahayanya”.22 KOSAKATA ISTILAH CINTA DAN KASIH
SAYANG
ARTI KATA
Cinta ةَّب ح م ، دا د و ، ٌّبُح Cinta karena Allah الله ي ف ُّبُحلا
Cahaya cinta ّبُحلا ُر ْوُن
Cinta dunia ا يْنُّدلا ُّبُح
Cinta damai م لاَّسلا ُّبُح
Cinta abadi ُّي د ب لأا ُّبُحلا
Cinta kasih ةَّد و م
21 Muslih Usma, Kaidah-kaidah Ushuliyyah dan Fiqhiyyah Pedoman Dasar dalam Istimbath Hukum Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1997), hlm.140
22 Ibid, hlm. 141.
46 Mencintai ْب بْح أ- ُّب حُي- َّب ح أ Pencinta ن ْوُّب حُم ـج ٌّب حُم Cinta yang dalam قْي م ع ٌّبُح
Cinta Banget اًّم ج اًّبُح
Kerinduan قا وْش أ- ق ْو ش
Rindu/Kangen ْق تْش ا - ُقا تْش ي - قا تْش ا ى ل إ
Puisi cinta ل ز غلا ُرْع ش
Puisi cinta ا قْش ع- ُق شْع ي- ق ش ع
Yang jatuh cinta ق شا ع
Kasih sayang نا ن ح ، فْط ع
Kekasih (lk) با بْح أ ـج بْي ب ح Kekasih (pr) تا بْي ب ح ـج ة بْي ب ح Yang penuh kasih sayang ن ْوُن ح ، ف ْوُط ع Sedih ْن ز ْح ا- ُن ز ْح ي- ن ز ح Cinta dalam diam ي ف ُّبُحلا ، ُت ماَّصلا ُّبُحلا تْمَّصلا
Cinta buta ى مْع أ ٌّبُح
Cinta sejati ُّبُحلا ،ي قْي ق حلا ُّبُحلا ُق داَّصلا
Hati ب ْوُلُق ـج بْل ق
47 Dengan senang hati ة ما ر ك و اًّبُح Ketulusan cinta دا د ولا ُوْف ص
Agama harus menjunjung prinsip-prinsip toleransi, menghargai kehidupan, saling mencintai sesama, menciptakan perdamaian, bertindak adil, dan menghormati hak-hak asasi manusia. Dan Islam adalah agama yang menjunjung itu semua dengan konsep Islam Rahmatan Lil Alamin yaitu islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
Konsep Islam Rahmatan Lil Alamin adalah merupakan tafsir dari ayat 107 surat al- Anbiya23 sebagaimana dikemukakan di atas. Ayat ini oleh Ahmad Musthafa Al Maragy ditafsirkan sebagai
23 Ayat yang lalu menegaskan bahwa al-Qur’an merupakan peringatan, atau bekal menuju kebahagiaan abadi serta kecukupan bagi siapa yang siap untuk menjadi pengabdi yang tulus kepada Allah swt.al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad saw.untuk beliau sampaikan kepada umat manusia. Atas dasar itulah agaknya maka Allah menegaskan disini bahwa: dan tidaklah kami mengutusmu wahai Muhammad, melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Tafsir Al-Mishbah, Kelompok v ayat 107 Surat al-Anbiya’, hlm. 518
48 berikut. “Ai wamaa arsalnaaka bi haadza wa amtsaligi min al-syara’ii wa al-ahkaami all althi biha manaaathu al-sa’adah fi al-darain illa rahmat al-naas wa hidayatahum di syu’ub ma’asyihim wa ma’adihim”. Artinya : yakni tidaklah aku mengutus engkau Muhammad dengan Alqur’an ini dan yang serupa dengan itu berupa syari’at dan hukum yang menjadi pedoman kehidupan bahagia di dunia dan akhirat, melainkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan mereka dunia dan akhirat.
Sementara Quraish Shihab dalam Tafsirnya al-Mishbah24 menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan: Rasul adalah rahmat bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran, tetapi juga kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugerahkan Allah SWT kepada beliau.
Kepribadian Rasulullah SAW yang demikian itu dijelaskan lebih lanjut dalam surat Al Imran, (3) ayat 159 yang artinya: Maka berkat rahmat Allah
24 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Kelompok v ayat 107 Surat al-Anbiya’, hlm. 519
49 engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkan ampun mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.
Beribadah adalah wujud cinta seseorang kepada Sang Pencipta merupakan Wujud cinta kepada Allah yang dalam kosakata bahasa Arab disebut sebagai الله ي ف ُّبُحلا . Semakin tinggi tingkat ibadah seseorang , semakin tinggi kadar cintanya kepada Sang Pencipta.
Dalam takaran yang lazim diketahui, beribadah di sini adalah menjalankan setiap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Rasalullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْمُك لْب ق نا ك ْن م ك لْه أ ا مَّن إ ف نْي ّدلا ى ف َّوُلُغْلا و ْمُكاَّي إ نْي ّدلا ى ف ّوُلُغْلا ب
50 Hindarilah oleh kalian tindakan melampaui batas (ghuluw) dalam beragama sebab sungguh ghuluw dalam beragama telah menghancurkan orang sebelum kalian.25
Diantara bentuk sikap melampaui batas adalah bersikap radikal dengan segala bentuknya yang menyelisihi syariat. Dalam bahasa Arab kata ( ّوُلُغْلا) yang berarti radikal, kekerasan dan kekakuan kembali kepada sebuah kalimat yang bermakna sesuatu yang berlebih-lebihan dan melampaui batas dan ukuran. Sebagaimana yang dikatakan ibnu Fâris rahimahullah dalam kitabnya Mu’jam maqâyis Lughah. Berlebih-lebihan dalam agama adalah dengan melakukan sesuatu yang melampaui batas dengan kekerasan dan kekakuan, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Manzhûr rahimahullah dalam kitab Lisânul Arab.
Beribadah memang menjadi perwujudan yang paling utama dalam hal cinta kepada Sang Pencipta.
25 HR. An-Nasâ’i dan Ibnu Mâjah.
51 Ibadah pula yang menjadi pembeda seseorang di mata Allah swt. Orang yang taat beribadah dapat dikatakan kadar memiliki kadar kecintaan yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak taat beribadah. Cinta kepada Allah merupakan konsekuensi keimanan. Tidak akan sempurna tauhid (peng-Esaan) kepada Allah hingga seorang hamba mencintai Tuhannya secara sempurna. Kecintaa tidak bisa didefinisikan dengan lebih jelas keculai dengan kata “kecintaan” itu sendiri.
Dan tidak bisa disifatkan dengan yang lebih jelas seperti kata “kecintaan” itu sendiri. Tidak ada sesuatu yang esensinya patut dicintai dari segala sisi selain Allah,
yang memang tidak boleh ada penyembahan,
peribadatan, ketundukan dan kepatuhan serta kecintaan yang sempurna kecuali hanya kepada Nya –subhanahu wa ta’ala.
Cinta kepada Allah, bukanlah sembarang cinta; tidak ada suatu apapun yang lebih dicintai dalam hati seseorang selain Sang Penciptanya, Kreatornya. Dialah Tuhannya, Sesembahannya, Pelindungnya, Pengayomnya, Pengaturnya, Pemberi rezekinya, dan Pemberi hidup dan