• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

Kedudukan dan Koordinasi

Terdapat susunan kedudukan dan koordinasi kerja yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan praktek kerja magang di EGGHEAD Branding Consultants.

1. Kedudukan

Selama penulis menjalani praktek kerja magang di EGGHEAD Branding Consultants selama 3 bulan, penulis ditempatkan sebagai Graphic Designer Intern. Sebagai Graphic Designer Intern, penulis memiliki tugas dalam melakukan riset, membuat moodboard desain, mengembangkan konsep, dan membuat desain sesuai brief serta konsep yang telah disetujui oleh klien.

Penulis juga dibimbing oleh Brand Manager yang memberikan brief serta mengatur timeline kerja selama penulis menjalani magang. Selain itu, untuk menghasilkan visual yang sesuai dengan brief dan konsep yang telah ditentukan, penulis juga mendapat bimbingan dari Art Director, Senior Brand Designer, dan Junior Brand Designer. Penulis ditempatkan dalam sebuah tim yang dibawahi oleh Stefanus Hansel selaku Senior Brand Manager, bersama dengan dua anggota desainer lainnya yaitu Cynthia Sinjaya dan Rian Wijaya selaku Senior Brand Designer.

2. Koordinasi

Koordinasi kerja yang terjadi di EGGHEAD dimulai ketika klien yang tertarik

dengan jasa yang ditawarkan oleh EGGHEAD, melaksanakan meeting bersama

Brand Manager serta Head of Division untuk membahas hal-hal yang

dibutuhkan klien dari EGGHEAD. Kemudian Brand Manager atau Head of

Division akan menyusun dan memberikan brief kepada Art Director dan Brand

Designer. Brand Manager juga bertanggung jawab dalam menyusun timeline

(2)

12

kerja yang harus diikuti oleh Art Director dan Brand Designer. Selanjutnya, Art Director dan Brand Designer akan berdiskusi mengenai perancangan konsep yang ingin ditawarkan sesuai dengan brief yang diberikan oleh klien. Ketika kebutuhan visual sudah selesai dirancang, maka Brand Manager, Head of Division, serta Brand Designer akan kembali mengadakan meeting untuk mempresentasikan visual pada klien.

Selaku Graphic Designer Intern, penulis berada dalam sebuah tim yang dibimbing oleh seorang Brand Manager. Dalam berhubungan dengan klien, Brand Manager bertanggung jawab sebagai jembatan yang menghubungkan antara desainer dengan klien. Penulis memperoleh brief dari Brand Manager dan dibimbing secara kreatif dengan Art Director dan Brand Designer.

Tugas yang Dilakukan

Berikut adalah pekerjaan yang dilakukan oleh penulis selama menjalani praktek kerja magang di EGGHEAD Branding Consultants.

Tabel 3.1. Detail Pekerjaan yang Dilakukan Selama Proses Magang

No. Minggu Proyek Keterangan

1. 1 • Ateria - Mengerjakan alternatif logo, implementasi, dan presentasi untuk Ateria

2. 2 • TAT

• TACTIC

• Billions

• Instagram EGGHEAD

- Mengerjakan portfolio EGGHEAD: TAT - Mengerjakan Instagram

Story TACTIC untuk greetings holiday (Isra Mi’raj)

- Mengerjakan logo Billions - Mengerjakan desain post

Instagram EGGHEAD 3. 3 • Instagram

EGGHEAD

• Taste Paradise

• PaperOne

• AMS

- Mengerjakan desain post Instagram EGGHEAD - Research brand

competitors Taste Paradise

- Typo checking PaperOne

(3)

13

- Mengerjakan desain stationeries dan company profile AMS

4. 4 • AMS

• Imperial Group

- Mengerjakan desain stationeries dan company profile AMS

- Mengerjakan moodboard Imperial Group (Gyzoa Bar)

- Mencari naming untuk Imperial Group (Gyoza Bar)

5. 5 • Imperial Group

• AMS

• Duniatex

• Selulung

- Mencari naming untuk Imperial Group (Gyoza Bar)

- Revisi company profile AMS

- Copywrite dan revisi Duniatex

- Mencari naming brand babi Bali (Selulung)

- Mengerjakan desain ID card AMS

6. 6 • Selulung

• Start Up M&A

• Imperial Group

- Mengerjakan logo babi Bali (Selulung)

- Mencari naming start up M

& A company

- Mencari alternatif naming Imperial Group (Gyoza Bar)

7. 7 • AMS

• IP

- Melakukan diskusi revisi company profile AMS - Revisi company profile

AMS

- Mengerjakan packaging IP - Revisi company profile dan

ID card AMS

8. 8 • AMS

• Izuka Gyoza

- Revisi company profile dan ID card AMS

- Mengerjakan logo Izuka Gyoza opsi 1

- Mengerjakan implementasi logo Izuka Gyoza opsi 1 - Mengerjakan logo Izuka

Gyoza opsi 2

- Mengerjakan implementasi

logo Izuka Gyoza opsi 2

(4)

14

9. 9 • AMS

• Izuka Gyoza

- Revisi ID card AMS - Mengerjakan draft menu

opsi 1 dan 2 Izuka Gyoza 10. 10 • Ikan Bakar Cianjur

(IBC)

• AMS

• Izuka Gyoza

- Mencari moodboard dan photoguide IBC

- Finalisasi company profile AMS

- Revisi bagian belakang ID card AMS

- Final Artwork (FA) logo Izuka Gyoza

- Mengerjakan mockup company profile AMS 11. 11 • Sorong Modern City

• Keris Minerals

• AMS

- Mengerjakan marketing tools (brosur dan website) Sorong Modern City - Mengerjakan logo Keris

Minerals

- Mengerjakan template Powerpoint AMS

- Mengerjakan karier AMS - Mengganti foto pada

company profile AMS 12. 12 • Keris Minerals

• Izuka Gyoza

• TACTIC

- Mengerjakan GSM Keris Minerals

- Mengerjakan draft menu Izuka Gyoza

- Mengerjakan desain website TACTIC

Uraian Pelaksanaan Kerja Magang

Menjalani praktek kerja magang selama 3 bulan memberikan banyak pengalaman bagi penulis, seperti branding, layouting, dan implementasi visual. Berbagai proyek yang dikerjakan oleh penulis selama magang diperoleh dan dimbimbing oleh beragam tim, seperti Adam Mulyadi, Stefanus Hansel, Marcella Adna, Nabilah Yasya, Rosemarie Vania, dan Stella Amadea.

Sejak awal menjalani magang, penulis diberikan kepercayaan untuk

membuat alternatif logo untuk Ateria yang kemudian membawa penulis

memperoleh berbagai proyek branding, seperti Billions, Selulung, Izuka Gyoza

(Imperial Group), dan Keris Minerals. Tak hanya mengerjakan logo, penulis juga

(5)

15

dipercaya untuk membuat naming untuk beberapa brand, seperti Selulung dan Izuka Gyoza (Imperial Group). Selain itu, penulis juga dipercaya untuk menyusun layout, seperti stationeries dan company profile AMS, draft menu Ikan Bakar Cianjur (IBC), marketing tools Sorong Modern City (SMC), serta keperluan post untuk Instagram EGGHEAD dan TACTIC.

Proses Pelaksanaan

Berbagai proyek yang dikerjakan oleh penulis selama praktek kerja magang di EGGHEAD memiliki proses pelaksanaan yang berbeda antara satu dan lainnya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Berikut adalah proyek-proyek yang dikerjakan oleh penulis selama melaksanakan magang di EGGHEAD.

3.4.1. Identitas Visual Izuka Gyoza (Imperial Group)

Gambar 3.1. Proses Perancangan Identitas Visual Izuka Gyoza

Imperial Group merupakan salah satu grup perusahaan di Indonesia yang membawahi berbagai macam restoran yang seringkali dijumpai di pusat perbelanjaan, seperti Imperial Kitchen, Imperial Tables, Imperial Shanghai, The Yumz, Bonello, Happy Day, Imperial Steampot, dan Imperial Cakery. Salah satu restoran milik Imperial Group, yaitu The Yumz ingin mengubah keseluruhan konsep restoran, mulai dari target market, menu makanan, nama restoran, hingga identitas visual (logo). Sebelumnya, menu andalan yang disajikan oleh The Yumz adalah cheese baked rice. Namun, Imperial Group sendiri ingin mengubah konsep menjadi sebuah restoran Japanese fusion yang menyajikan gyoza sebagai menu utamanya. Gyoza tersebut disajikan pada wadah penyajian berbentuk tangga.

Penulis berkesempatan diberikan tanggung jawab untuk memegang proyek

ini. Ruang lingkup yang penulis kerjakan adalah dari penysusunan moodboard,

(6)

16

naming restoran, pembuatan logo, hingga implementasi pada print media dan draft menu. Sebelum memulai, penulis mendapatkan brief dari Stefanus Hansel selaku Senior Brand Manager dan Nabilah Yasya selaku Junior Brand Manager. Penulis juga mendapat penjelasan mengenai brand competitors dan visual benchmarks yang ingin ditawarkan pada klien oleh Sherly Listianti selaku Junior Brand Strategist. Setelah memahami brief yang diberikan, penulis kemudian mencari moodboard dari 3 visual benchmarks, antara lain bold & playful, modern &

minimalist, dan authentic & warmth. Moodboard yang penulis temukan tersebut akan menjadi konsep keseluruhan dari identitas visual.

Selanjutnya, penulis memasuki tahap naming, di mana penulis mencari

nama restoran yang sekiranya sesuai dengan brief dari klien dan moodboard yang

telah dihasilkan pada tahapan sebelumnya. Target market dari restoran ini adalah

keluarga dan pekerja dengan rentang usia 20-40 tahun. Selain itu, klien

menginginkan ketika makan ke restoran, pengunjung seperti datang ke restoran

Jepang dengan suasana yang dibawanya. Maka dari itu, penulis mencari naming

berupa nama-nama Bahasa Jepang ataupun penggabungan kata yang masih

terdengar seperti Bahasa Jepang. Dalam proses ini, penulis melakukan asistensi dan

menanyakan pendapat pada Adam Mulyadi selaku Head of Division, Stefanus

Hansel selaku Senior Brand Manager dan Nabilah Yasya selaku Junior Brand

Manager, serta Michelle Leonie selaku Junior Brand Designer. Pencarian naming

ini melatih penulis dalam menentukan nama restoran yang tepat, tak haya menarik

dan unik melainkan mudah untuk dibaca dan diingat oleh target market.

(7)

17

Gambar 3.2. Moodboard Untuk Naming

(8)

18

Gambar 3.3. Naming Sebelum Revisi

Setelah menemukan 3 nama yang masing-masing dirasa sudah mewakili 3

moodboard dan brief klien, yaitu Hōyō, Gyazā, dan Kamezuka, kemudian ketiga

nama tersebut dipresentasikan pada klien. Hasil dari meeting, klien sudah

menyetujui konsep yang ingin dibawa oleh restoran, yaitu mengarah pada

moodboard modern & minimalist. Namun, ketiga nama yang diajukan tersebut

belum terpilih dan diterima oleh klien. Feedback yang didapatkan dari klien yaitu

menambahkan kata ‘Gyoza’ di belakang nama restoran. Penulis kemudian mencari

dan mengajukan sekali lagi 3 nama pada klien, yaitu Izuka Gyoza, Izaya Gyoza,

dan Gyoza Toru. Dari ketiga nama tersebut, klien memilih nama Izuka Gyoza yang

merupakan gabungan kata dari I (saya) dan suka, tetapi juga merupakan kata

berbahasa Jepang yang memiliki arti community yang juga sejalan dengan target

market, yaitu keluarga dan pegawai kantor atau rekan kerja. Semua nama yang

diajukan oleh penulis sudah melalui tahap pengecekan di website Direktorat Jendral

Kekayaan Intelektual (DJKI).

(9)

19

Gambar 3.4. Revisi Naming

Penulis selanjutnya memasuki tahapan perancangan logo dari Izuka Gyoza.

Untuk perancangan logo, penulis merancang 2 alternatif logo dari konsep yang terpilih, yaitu modern & minimalist. Sebelum melakukan digitalisasi logo, penulis membuat sketsa terlebih dahulu sebagai gambaran logo untuk kemudian ide logo tersebut disempurnakan dalam proses digitalisasi.

Gambar 3.5. Proses Sketsa Logo Izuka Gyoza Opsi 1 dan 2

(10)

20

Pada logo pertama, big idea yang disampaikan adalah kehadiran gyoza yang menjadi menu favorit dapat membawa harapan dan semangat baru ketika bertemu dengan kerabat dekat. Logomark pada logo pertama ini memiliki makna pada setiap elemennya. Lingkaran utuh melambangkan community (one circle) dan sebuah piring yang menyajikan gyoza. Kemudian 8 gyoza yang melingkar dengan makna angka 8 yang membawa keberuntungan. Matahari yang terbentuk dari irisan susunan gyoza yang memutar ini melambangkan suatu harapan baru.

Gambar 3.6. Isi Presentasi Konsep Logo 1 Izuka Gyoza

Untuk color palette, penulis menggunakan warna merah dan biru, di mana

merah merupakan warna yang identik dengan Jepang dan warna yang mampu

menggugah selera, sedangkan warna biru sebagai secondary color bagi masyarakat

Jepang membawa keberuntungan.

(11)

21

Gambar 3.7. Opsi Logo 1 Izuka Gyoza dan Secondary Logo

Untuk logo kedua, big idea yang ingin penulis sampaikan adalah kehadiran

Izuka Gyoza di tengah masyarakat yang mampu menyatukan tiap individu menjadi

lingkaran yang utuh. Penulis mengibaratkan tiap individu sebagai potongan puzzle

tak beraturan yang kemudian menyatu menjadi lingkaran yang membentuk

singkatan dari Izuka Gyoza, yaitu huruf IZK. Untuk menyampaikan kesan Jepang,

maka penulis memberikan efek brush pada lingkaran di logo.

(12)

22

Gambar 3.8. Isi Presentasi Konsep Logo 2 Izuka Gyoza

Color palette yang penulis gunakan adalah warna emas dan merah, di mana

warna emas memiliki makna good quality, kemakmuran, dan cinta, sedangkan

warna merah sebagai secondary color adalah warna yang identik dengan Jepang

dan warna yang mampu menggugah selera.

(13)

23

Gambar 3.9. Opsi Logo 2 Izuka Gyoza dan Secondary Logo

Untuk memberikan gambaran pada klien mengenai pemakaian logo, maka

tahapan selanjutnya adalah penulis membuat implementasi logo pada kartu nama,

kaca restoran, poster, dan draft menu. Pada draft menu sendiri, penulis merancang

2 konsep sesuai dengan kedua logo. Desain draft menu pada logo opsi pertama

menggunakan warna merah dari color palette yang pada cover depan terdapat buku

kecil berisi sejarah mengenai gyoza. Penulis menyarankan untuk jilid dari draft

menu menggunakan screw.

(14)

24

Gambar 3.10. Implementasi Logo 1 Izuka Gyoza

(15)

25

Sedangkan untuk draft menu pada opsi kedua, penulis mengadaptasi dari konsep penyajian gyoza yang ingin dijalankan oleh restoran, yaitu gyoza yang disajikan pada wadah berbentuk tangga. Penulis merancang setiap bagian bab menu disusun seperti tangga pada sisi samping. Untuk finishing penulis menyarankan menggunakan kayu sebagai alas menu dan pita karet sebagai jilid. Warna yang digunakan yaitu warna hitam dan emas sesuai color palette.

Gambar 3.11. Implementasi Logo 2 Izuka Gyoza

(16)

26

Setelah semua yang dibutuhkan selesai, maka dilakukan presentasi logo beserta implementasinya pada klien untuk dipilih salah satu dari kedua opsi yang ditawarkan. Pada akhirnya, klien memutuskan untuk memilih logo opsi pertama dan penulis segera melakukan Final Artwork (FA) untuk logo dari Izuka Gyoza.

Gambar 3.12. Final Artwork Logo Izuka Gyoza

(17)

27

3.4.2. Alternatif Logo Ateria (Nusantara Pasifik Capitalindo)

Gambar 3.13. Proses Perancangan Alternatif Logo Ateria

Nusantara Pasifik Capitalindo adalah sebuah holding company yang bergerak di bidang food and beverages dengan membawa konsep fast casual dan lifestyle brand. Nusantara Pasifik Capitalindo menunjuk EGGHEAD untuk mengerjakan naming, identitas visual, hingga implementasi pada berbagai media.

Ateria merupakan proyek pertama yang dikerjakan oleh penulis ketika menjalani masa praktek kerja magang di EGGHEAD. Di hari pertama menjalani magang, penulis diberikan brief oleh Stefanus Hansel selaku Senior Brand Manager untuk membantu Rian Wijaya selaku Senior Brand Designer untuk membuat alternatif logo Ateria, yang merupakan naming baru dari Nusantara Pasifik Capitalindo. Penulis diberikan waktu selama 1 hari untuk dipresentasiakan pada hari Rabu pada Head of Division yang bertanggung jawab pada proyek ini, yaitu Kenneth Gouw dan FX. Aris Hwanggara sebagai Art Director. Penulis segera membuat konsep, sketsa, dan digitalisasi untuk alternatif logo Ateria sekaligus dengan implementasi pada stationeries.

Konsep yang ditawarkan penulis adalah ingin menunjukkan bahwa sebuah

menu makanan terbentuk saat ini merupakan sebuah inovasi dan proses yang

dilakukan oleh seseorang, dengan menggabungkan berbagai bahan makanan yang

ada. Pada logo yang dirancang, penulis menggunakan inisial huruf A yang diputar

menjadi sebuah lingkaran yang diartikan sebagai piring. Goresan pada huruf A yang

memutar tersebut juga diartikan sebagai ingredients yang membentuk sebuah menu

makanan. Bentuk memutar ini juga menunjukkan sebuah proses. Setelah proses

sketsa dan digitalisasi, kemudian penulis melakukan asistensi pada Stefanus Hansel

dan Rian Wijaya.

(18)

28

Gambar 3.14. Moodboard Logo Ateria

Gambar 3.15. Proses Sketsa Logo Ateria

(19)

29

Gambar 3.16. Isi Presentasi Konsep Logo Ateria

Dari logo tersebut kemudian penulis menerapkan implementasinya pada

stationeries. Implementasi logo ini bertujuan memberikan gambaran pada klien

mengenai penggunaan logo dan penempatan logo tersebut.

(20)

30

Gambar 3.17. Implementasi logo Ateria

Pada keesokan harinya, penulis melakukan presentasi untuk asistensi pada Kenneth Gouw selaku Head of Division dan FX. Aris Hwanggara selaku Art Director. Pada presentasi tersebut, logo penulis dianggap masih kurang menggambarkan konsep yang dibawakan dengan baik dan masih kurang simple sesuai dengan konsep yang diinginkan klien. Setelah mendapatkan feedback, penulis segera melakukan revisi untuk kemudian dipresentasikan kembali pada Kenneth Gouw dan FX. Aris Hwanggara.

Penulis selanjutnya menentukan konsep dan mencari moodboard kembali.

Untuk konsep dari revisi logo Ateria ini, penulis menawarkan sebuah konsep

mengenai bagaimana sebuah hubungan koneksi antar satu orang dan yang lainnya

terjalin ketika mereka bertemu dan bersosialisasi sambil menikmati makanan.

(21)

31

Gambar 3.18. Moodboard Revisi Konsep Logo Ateria

Konsep tersebut penulis realisasikan dengan sebuah logotype, yang mana pada huruf “r” dan “i” menggambarkan 2 orang yang sedang bersosialisasi atau bercengkrama. Setelah disetujui oleh Stefanus Hansel dan Rian Wijaya, penulis kemudian melakukan implementasi kembali pada stationeries.

Gambar 3.19. Proses Sketsa Revisi Logo Ateria

(22)

32

Gambar 3.20. Isi Presentasi Revisi Konsep Logo Ateria

Logo hasil revisi tersebut kemudian diimplementasikan kembali pada stationeries guna memberikan gambaran penempatan logo bagi klien. Kemudian, logo Ateria yang telah penulis revisi tersebut dipresentasikan kembali pada Kenneth Gouw selaku Head of Division dan FX. Aris Hwanggara selaku Art Director.

Setelah menjelaskan konsep dan menampilkan logo yang telah dirancang, logo

penulis pada akhirnya disetujui dan diajukan pada klien sebagai pilihan logo

alternatif.

(23)

33

Gambar 3.21. Implementasi Revisi Logo Ateria

3.4.3. Stationeries dan Company Profile AMS

Gambar 3.22. Proses Perancangan Stationeries dan Company Profile AMS

PT. Aditya Mandiri Sejahtera (AMS) adalah sebuah perusahaan fashion retail asal

Indonesia yang dikembangkan menggunakan metode vertical integrated (integrasi

vertikal). Yang dimaksud dengan vertical integrated yaitu desain yang dihasilkan,

distribusi, penjualan, manufaktur, dan penjualan ke toko berada di bawah lisensi

perusahaan. Metode yang digunakan tersebut menjadikan AMS sebagai pelopor

dalam trend fashion retail Indonesia. Objektif dari proyek bersama AMS ini yaitu

untuk menciptakan identitas visual yang tepat bagi AMS untuk menunjukkan

kredibilitas dari perusahaan dan mempersiapkan AMS untuk menghadapi

persaingan bisnis di masa yang akan datang.

(24)

34

Selama menjalani masa magang, penulis mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan stationeries, ID card, dan company profile dari AMS. Sebelumnya, EGGHEAD telah mengerjakan konsep dan identitas baru dari AMS yang telah dikerjakan oleh Senior Brand Designer EGGHEAD, yaitu Cynthia Sinjaya. Penulis hanya melakukan implementasi dari logo yang telah dikerjakan sebelumnya.

Penulis pertama kali ditugaskan oleh Stefanus Hansel selaku Senior Brand Manager untuk mengerjakan revisi stationeries dari AMS yang sebelumnya telah dikerjakan oleh Cynthia Sinjaya yang terdiri dari business card, letterhead, dan envelope. Untuk stationeries, penulis menggunakan color palette dan font yang telah ditentukan sebelumnya sehingga sejelan dengan konsep awal. Penulis mengajukan beberapa alternatif desain business card untuk diperlihatkan pada Cynthia Sinjaya dan Stefanus Hansel yang kemudian diteruskan pada FX. Aris Hwanggara selaku Art Director untuk asistensi.

Gambar 3.23. Desain Business Card AMS yang Terpilih Setelah Asistensi

(25)

35

Penulis mendapatkan feedback untuk menghilangkan outline logo yang penulis gunakan sebagai supergraphic pada background business card. Untuk desain business card yang dipilih dan diajukan pada klien, penulis menggunakan logo AMS yang telah dibuat sebelumnya di bagian depan business card dan melakukan layout bagian belakang business card dengan align center.

Gambar 3.24. Revisi Desain Business Card AMS yang Terpilih Setelah Asistensi

Penulis juga mengerjakan desain envelope AMS dengan nuansa biru sesuai

dengan color palette yang ditentukan. Pada desain envelope, penulis mengajukan 2

alternatif desain yang kemudian mendapatkan feedback dari Cynthia Sinjaya

hingga akhirnya dipilihlah desain dengan bagian depan envelope serupa dengan

business card AMS yang penulis buat dan untuk bagian belakang, penulis

(26)

36

menggunakan garis pembagi untuk informasi alamat, nomor telepon, fax, dan website AMS.

Gambar 3.25. Desain Envelope AMS yang Penulis Ajukan

Gambar 3.26. Desain Envelope AMS yang Penulis Revisi

Letterhead yang dikerjakan oleh penulis di software Microsoft Word juga

memiliki benang merah dengan envelope, yaitu menggunakan garis pembagi untuk

informasi alamat, nomor telepon, fax, dan website AMS yang diletakkan pada

bagian bawah letterhead.

(27)

37

Gambar 3.27. Desain Letterhead AMS

Selanjutnya, penulis mengerjakan cover depan dan belakang dari company profile AMS beserta draft desain isi company profile AMS. Desain yang telah penulis kerjakan tersebut langsung penulis asistensikan pada FX. Aris Hwanggara.

Ketika asistensi dengan Art Director, ia tidak memiliki masalah dengan desain isi company profile yang penulis ajukan. Namun, terdapat revisi untuk cover company profile. Pada desain sebelumnya, penulis mencantumkan tulisan “Company Profile” dengan ukuran yang besar dan menggunakan warna biru pada cover.

Penggunakan ukuran besar tersebut penulis gunakan dengan maksud menyerupai

desain referensi yang klien inginkan, yaitu Kering. FX. Aris Hwanggara

menyarankan untuk tidak menggunakan tulisan “Company Profile”, melainkan

meminta penulis untuk membuat judul company profile serta tidak menggunakan

logo yang diperbesar sebagai supergraphic. Menurutnya, approach seperti itu

jarang disukai oleh pihak AMS. Penulis kemudian melakukan revisi berdasarkan

(28)

38

saran Art Director sebelumnya dan mengajukan 2 alternatif, menggunakan foto pada cover dan tanpa foto. Art Director menyetujui desain cover company profile tanpa menggunakan foto.

Gambar 3.28. Desain Awal Cover Company Profile AMS

Gambar 3.29. Revisi Desain Cover Company Profile AMS

(29)

39

Gambar 3.30. Beberapa Desain Isi Company Profile AMS yang Disetujui Art Director

Desain stationeries dan company profile yang telah penulis desain tersebut kemudian diajukan pada klien. Hasil dari meeting tersebut, klien menyetujui desain stationeries yang penulis kerjakan. Namun, terdapat revisi pada desain company profile. Penulis disampaikan oleh Senior Brand Manager bahwa menurut klien, desain tersebut “kurang EGGHEAD”. Klien juga meminta untuk didesainkan ID Card untuk AMS. Penulis kemudian segera mengerjakan revisi yang telah diberikan dan mendapatkan insights yaitu menggunakan pendekatan desain yang lebih seamless setelah berdiskusi dengan Stefanus Hansel, Cynthia Sinjaya, dan FX. Aris Hwanggara. Desain yang telah direvisi oleh penulis selanjutnya diasistensikan kembali pada Art Director.

Gambar 3.31. Stationeries yang Disetujui Klien

(30)

40

Desain untuk isi dari company profile disetujui oleh FX. Aris Hwanggara dan untuk cover dari company profile mendapatkan saran referensi untuk layout menggunakan gambar yang menampilkan tekstil untuk menunjukkan bahwa AMS adalah perusahaan yang berhubungan dengan pakaian. Sedangkan untuk ID card, penulis mendapatkat saran untuk merevisi layout dan pemilihan foto employee yang digunakan. Desain yang telah direvisi tersebut akhirnya disetujui oleh Art Director.

Gambar 3.32. Revisi 1 Desain Cover Company Profile yang Disetujui Art Director

Gambar 3.33. Revisi 1 Desain Isi Company Profile yang Disetujui Art Director

(31)

41

Gambar 3.34. Desain ID Card AMS yang Disetujui Art Director

Sebelum desain diajukan pada klien, Senior Brand Manager berinisiatif untuk menunjukkan desain company profile dan ID card pada salah satu Head of Division yang bertanggung jawab pada proyek AMS, yaitu Kenneth Gouw.

Menurut Kenneth Gouw, desain tersebut masih kurang sesuai dengan company profile pada umumnya, sehingga penulis melakukan revisi kembali sebelum diajukan pada klien pada minggu berikutnya.

Gambar 3.35. Revisi 2 Desain Cover Company Profile AMS

(32)

42

Gambar 3.36. Revisi 2 Desain Isi Company Profile AMS

Setelah desain yang penulis revisi tersebut disetujui oleh Art Director, Senior Brand Manager langsung mengajukan desain pada klien dan disetujui untuk kemudian dilakukan finalisasi dari company profile berisi konten isi dan foto dari pihak klien. Penulis kemudian juga diminta untuk membuat desain template untuk slide presentasi AMS.

Gambar 3.37. Finalisasi Cover Company Profile AMS

(33)

43

Gambar 3.38. Finalisasi Isi Company Profile AMS

Gambar 3.39. Finalisasi ID Card AMS

(34)

44

3.4.4. Identitas Visual Selulung

Gambar 3.40. Proses Perancangan Identitas Visual Selulung

Selulung merupakan produk babi premium yang berasal dari Desa Selulung, Kintamani, Bali. Konsep yang ditawarkan oleh produk babi premium ini adalah peternakan di mana babi yang diternakkan ditempatkan di atas kandang yang tidak menapak pada tanah dan diberikan makanan yang organik, sehingga daging babi yang dihasilkan tersebut higenis dan premium.

Penulis berkesempatan untuk membantu Cynthia Sinjaya selaku Senior Brand Designer untuk membuat naming dan logo dari produk babi premium tersebut. Pada awalnya, penulis menyarankan beberapa nama, seperti Ba’duwur yang memiliki arti “di atas” dan Bagalang yang merupakan gabungan dari babi dan

“galang” yang berarti terang. Namun, nama yang dipakai adalah Selulung, mengacu pada desa di mana terdapat peternakan babi tersebut.

Selanjutnya, penulis membuat logo dengan konsep yang disampaikan oleh

Cynthia Sinjaya yang merupakan saran dari Head of Division, Adam Mulyadi, yang

bertanggung jawab pada proyek ini, yaitu seperti konsep logo emblem dengan

kesan vintage. Kemudian penulis menentukan konsep yang ingin penulis tawarkan

sebelum melanjutkan ke dalam tahap sketsa. Konsep yang ditawarkan yaitu dengan

menampilkan bentuk babi yang keempat kakinya tidak menapak pada tanah,

seolah-olah babi tersebut melayang, sesuai dengan konsep peternakan yang

ditunjukkan oleh produk babi tersebut.

(35)

45

Gambar 3.41. Contoh Referensi Logo yang Diinginkan

Penulis mengajukan 5 alternatif logo pada Senior Brand Designer yang kemudian disampaikan pada Adam Mulyadi selaku Head of Division. Adam Mulyadi memilih salah satu logo yang telah penulis buat dengan menyertakan beberapa revisi seperti menambahkan shadow pada logotype “SELULUNG”.

Penulis hanya sampai pada pengerjaan logo yang kemudian dilanjutkan kembali oleh Cynthia Sinjaya.

Gambar 3.42. Proses Sketsa Logo Selulung

(36)

46

Gambar 3.43. Alternatif Logo yang Diajukan

Gambar 3.44. Logo yang Terpilih dan Telah Direvisi

(37)

47

3.4.5. Marketing Tools Sorong Modern City (SMC)

Gambar 3.45. Proses Perancangan Marketing Tools Sorong Modern City (SMC)

Sorong Modern City (SMC) merupakan sebuah proyek pembangunan kawasan komersial yang terletak di Kota Sorong, Papua Barat. Konsep yang ditawarkan oleh Sorong Modern City adalah kawasan komersial terintegrasi dengan pemandangan laut Papua yang indah (Water-front view). Pada proyek ini, Stefanus Hansel selaku Senior Brand Manager akan melakukan pitching pada klien. Stefanus Hansel kemudian menjelaskan brief pada penulis dan Rian Wijaya selaku Senior Brand Designer untuk mengerjakan masing-masing satu alternatif marketing tools SMC, yaitu folding brochure dan website. Untuk logo, font, dan color palette telah disediakan oleh pihak SMC.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah mencari konsep dan moodboard untuk folding brochure dan website. Konsep yang ditawarkan oleh penulis yaitu kehadiran Sorong Modern City sebagai lokasi yang tepat untuk memulai impian baru dalam berbisnis di daerah bagian timur dari Indonesia. Pada konsep ini, penulis mengandaikan impian baru yang dimiliki tersebut sebagai matahari yang baru terbit, menandakan hari baru yang datang. Untuk mendukung konsep yang ditawarkan, pada desain menggunakan warna oranye dan kuning dari color palette. Konsep ini juga diterapkan pada desain website sehingga memiliki benang merah dengan folding brochure.

Setelah menentukan konsep dan moodboard dan disetujui oleh Stefanus

Hansel dan Rian Wijaya, penulis mulai memasuki tahap layouting. Untuk konten

dan gambar telah disediakan oleh pihak SMC. Namun, penulis juga tetap membuat

copywrite untuk folding brochure dan website. Penulis kemudian terus melakukan

update progres asistensi pada Stefanus Hansel dan Rian Wijaya sehingga dapat

diberikan saran dan revisi hingga mencapai tahapan finalisasi. Untuk pembuatan

(38)

48

website, penulis juga diarahkan oleh Stefanus Hansel dan Rian Wijaya dengan menggunakan software Figma.

Gambar 3.46. Perancangan Layout Folding Brochure Sorong Modern City (SMC)

Gambar 3.47. Hasil Cetak Folding Brochure SMC

(39)

49

Gambar 3.48. Contoh Halaman Website SMC

Kendala yang Ditemukan

Selama penulis menjalani praktek kerja magang di EGGHEAD, tentunya terdapat berbagai kendala yang dihadapi oleh penulis. Kendala tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kendala Pribadi

Untuk kendala pribadi yang dialami oleh penulis adalah jaringan internet di rumah penulis yang terkadang mengalami error sehingga menghambat penulis dalam mencari referensi visual, mengunduh file, dan melakukan komunikasi ketika bekerja dari rumah. Selain itu, EGGHEAD merupakan branding agency dengan sifat fast paced, maka terkadang penulis merasa kewalahan dalam mengerjakan proyek.

2. Kendala Eksternal

Dikarenakan adanya pandemi yang terjadi pada saat ini, maka penulis

diharuskan untuk bekerja dari rumah. Hal tersebut juga merupakan

kebijakan dari pihak EGGHEAD sendiri. Kondisi seperti ini membuat

penulis harus melakukan asistensi secara online.

(40)

50 3. Kendala Koordinasi

Terdapat kendala koordinasi ketika melakukan sebuah proyek yang dialami oleh penulis bersama Brand Manager, Brand Designer, Art Director, dan Head of Division dengan klien yang menyebabkan salah satu proyek yang dikerjakan ditolak oleh klien dan perlu direvisi berulang kali dengan alasan penolakan yang kurang jelas dari klien.

Solusi Atas Kendala yang Ditemukan

Meski terdapat kendala ketika menjalani magang, penulis menemukan solusi-solusi untuk menyelesaikan kendala yang dialami oleh penulis. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kendala Pribadi

Untuk mengatasi koneksi jaringan internet yang terkadang error, penulis berinisiatif untuk menggunakan fitur tethering pada handphone untuk menghubungkan laptop penulis dengan internet sehingga komunikasi dapat tetap berjalan dan pekerjaan tidak terhambat. Untuk mengatasi kewalahan dalam mengerjakan proyek, penulis membuat list pekerjaan dan target kerja.

2. Kendala Eksternal

Dalam mengatasi hal tersebut, penulis sebisa mungkin melakukan update progress secara berkala pada penanggung jawab melalui Whatsapp dan Google Meet sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan konsep dan jadwal yang ditentukan.

3. Kendala Koordinasi

Penulis meminta bimbingan dan berdiskusi dengan Art Director dan Brand

Designer sehingga dapat menyajikan alternatif desain dengan pendekatan

visual lainnya yang memungkinkan untuk disetujui oleh klien.

Gambar

Gambar 3.6. Isi Presentasi Konsep Logo 1 Izuka Gyoza
Gambar 3.10. Implementasi Logo 1 Izuka Gyoza
Gambar 3.11. Implementasi Logo 2 Izuka Gyoza
Gambar 3.12. Final Artwork Logo Izuka Gyoza
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Penggantian cairan harus dimulai dengan memasukkan larutan Ringer laktat atau larutan garam fisiologis secara cepat. Kecepatan pemberian dan jumlah aliran

Hal ini penting karena pemindahan material juga dapat disebut sebagai fungsi dari perpindahan material yang benar pada tempat yang benar, pada waktu yang benar, dalam

Pengalaman mahasiswa etnis Papua di kota Semarang akan mengalami situasi baru sebagai akibat berpindahnya mahasiswa tersebut dari daerah asalnya menuju daerah

NAMA DOSEN KODE DOSEN NO MATA KULIAH.. KODE

MDA mungkin melayani satu atau lebih IDA, HDA, dan EDA dalam data center, dan juga satu atau lebih telecommunication room yang terletak di luar computer room

Setelah penulis menyelesaikan desain vending machine, dan tidak ada revisi desain maka kemudian penulis diminta untuk membuat beberapa merchandise sebagai isi dari vending machine

Berdasarkan populasi yang ada maka dapat ditentukan sampelnya, teknik sampling untuk menentukan sampel Aparat Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten

Setelah judul dan permasalahan disetujui oleh Dosen Pembimbing maka mahasiswa dapat langsung membuat dan menyelesaikan laporan Proyek Akhir berupa BAB I - BAB III sesuai