• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stationeries dan Company Profile AMS

Dalam dokumen BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG (Halaman 23-37)

Gambar 3.22. Proses Perancangan Stationeries dan Company Profile AMS

PT. Aditya Mandiri Sejahtera (AMS) adalah sebuah perusahaan fashion retail asal Indonesia yang dikembangkan menggunakan metode vertical integrated (integrasi vertikal). Yang dimaksud dengan vertical integrated yaitu desain yang dihasilkan, distribusi, penjualan, manufaktur, dan penjualan ke toko berada di bawah lisensi perusahaan. Metode yang digunakan tersebut menjadikan AMS sebagai pelopor dalam trend fashion retail Indonesia. Objektif dari proyek bersama AMS ini yaitu untuk menciptakan identitas visual yang tepat bagi AMS untuk menunjukkan kredibilitas dari perusahaan dan mempersiapkan AMS untuk menghadapi persaingan bisnis di masa yang akan datang.

34

Selama menjalani masa magang, penulis mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan stationeries, ID card, dan company profile dari AMS. Sebelumnya, EGGHEAD telah mengerjakan konsep dan identitas baru dari AMS yang telah dikerjakan oleh Senior Brand Designer EGGHEAD, yaitu Cynthia Sinjaya. Penulis hanya melakukan implementasi dari logo yang telah dikerjakan sebelumnya.

Penulis pertama kali ditugaskan oleh Stefanus Hansel selaku Senior Brand Manager untuk mengerjakan revisi stationeries dari AMS yang sebelumnya telah dikerjakan oleh Cynthia Sinjaya yang terdiri dari business card, letterhead, dan envelope. Untuk stationeries, penulis menggunakan color palette dan font yang telah ditentukan sebelumnya sehingga sejelan dengan konsep awal. Penulis mengajukan beberapa alternatif desain business card untuk diperlihatkan pada Cynthia Sinjaya dan Stefanus Hansel yang kemudian diteruskan pada FX. Aris Hwanggara selaku Art Director untuk asistensi.

Gambar 3.23. Desain Business Card AMS yang Terpilih Setelah Asistensi

35

Penulis mendapatkan feedback untuk menghilangkan outline logo yang penulis gunakan sebagai supergraphic pada background business card. Untuk desain business card yang dipilih dan diajukan pada klien, penulis menggunakan logo AMS yang telah dibuat sebelumnya di bagian depan business card dan melakukan layout bagian belakang business card dengan align center.

Gambar 3.24. Revisi Desain Business Card AMS yang Terpilih Setelah Asistensi

Penulis juga mengerjakan desain envelope AMS dengan nuansa biru sesuai dengan color palette yang ditentukan. Pada desain envelope, penulis mengajukan 2 alternatif desain yang kemudian mendapatkan feedback dari Cynthia Sinjaya hingga akhirnya dipilihlah desain dengan bagian depan envelope serupa dengan business card AMS yang penulis buat dan untuk bagian belakang, penulis

36

menggunakan garis pembagi untuk informasi alamat, nomor telepon, fax, dan website AMS.

Gambar 3.25. Desain Envelope AMS yang Penulis Ajukan

Gambar 3.26. Desain Envelope AMS yang Penulis Revisi

Letterhead yang dikerjakan oleh penulis di software Microsoft Word juga memiliki benang merah dengan envelope, yaitu menggunakan garis pembagi untuk informasi alamat, nomor telepon, fax, dan website AMS yang diletakkan pada bagian bawah letterhead.

37

Gambar 3.27. Desain Letterhead AMS

Selanjutnya, penulis mengerjakan cover depan dan belakang dari company profile AMS beserta draft desain isi company profile AMS. Desain yang telah penulis kerjakan tersebut langsung penulis asistensikan pada FX. Aris Hwanggara.

Ketika asistensi dengan Art Director, ia tidak memiliki masalah dengan desain isi company profile yang penulis ajukan. Namun, terdapat revisi untuk cover company profile. Pada desain sebelumnya, penulis mencantumkan tulisan “Company Profile” dengan ukuran yang besar dan menggunakan warna biru pada cover.

Penggunakan ukuran besar tersebut penulis gunakan dengan maksud menyerupai desain referensi yang klien inginkan, yaitu Kering. FX. Aris Hwanggara menyarankan untuk tidak menggunakan tulisan “Company Profile”, melainkan meminta penulis untuk membuat judul company profile serta tidak menggunakan logo yang diperbesar sebagai supergraphic. Menurutnya, approach seperti itu jarang disukai oleh pihak AMS. Penulis kemudian melakukan revisi berdasarkan

38

saran Art Director sebelumnya dan mengajukan 2 alternatif, menggunakan foto pada cover dan tanpa foto. Art Director menyetujui desain cover company profile tanpa menggunakan foto.

Gambar 3.28. Desain Awal Cover Company Profile AMS

Gambar 3.29. Revisi Desain Cover Company Profile AMS

39

Gambar 3.30. Beberapa Desain Isi Company Profile AMS yang Disetujui Art Director

Desain stationeries dan company profile yang telah penulis desain tersebut kemudian diajukan pada klien. Hasil dari meeting tersebut, klien menyetujui desain stationeries yang penulis kerjakan. Namun, terdapat revisi pada desain company profile. Penulis disampaikan oleh Senior Brand Manager bahwa menurut klien, desain tersebut “kurang EGGHEAD”. Klien juga meminta untuk didesainkan ID Card untuk AMS. Penulis kemudian segera mengerjakan revisi yang telah diberikan dan mendapatkan insights yaitu menggunakan pendekatan desain yang lebih seamless setelah berdiskusi dengan Stefanus Hansel, Cynthia Sinjaya, dan FX. Aris Hwanggara. Desain yang telah direvisi oleh penulis selanjutnya diasistensikan kembali pada Art Director.

Gambar 3.31. Stationeries yang Disetujui Klien

40

Desain untuk isi dari company profile disetujui oleh FX. Aris Hwanggara dan untuk cover dari company profile mendapatkan saran referensi untuk layout menggunakan gambar yang menampilkan tekstil untuk menunjukkan bahwa AMS adalah perusahaan yang berhubungan dengan pakaian. Sedangkan untuk ID card, penulis mendapatkat saran untuk merevisi layout dan pemilihan foto employee yang digunakan. Desain yang telah direvisi tersebut akhirnya disetujui oleh Art Director.

Gambar 3.32. Revisi 1 Desain Cover Company Profile yang Disetujui Art Director

Gambar 3.33. Revisi 1 Desain Isi Company Profile yang Disetujui Art Director

41

Gambar 3.34. Desain ID Card AMS yang Disetujui Art Director

Sebelum desain diajukan pada klien, Senior Brand Manager berinisiatif untuk menunjukkan desain company profile dan ID card pada salah satu Head of Division yang bertanggung jawab pada proyek AMS, yaitu Kenneth Gouw.

Menurut Kenneth Gouw, desain tersebut masih kurang sesuai dengan company profile pada umumnya, sehingga penulis melakukan revisi kembali sebelum diajukan pada klien pada minggu berikutnya.

Gambar 3.35. Revisi 2 Desain Cover Company Profile AMS

42

Gambar 3.36. Revisi 2 Desain Isi Company Profile AMS

Setelah desain yang penulis revisi tersebut disetujui oleh Art Director, Senior Brand Manager langsung mengajukan desain pada klien dan disetujui untuk kemudian dilakukan finalisasi dari company profile berisi konten isi dan foto dari pihak klien. Penulis kemudian juga diminta untuk membuat desain template untuk slide presentasi AMS.

Gambar 3.37. Finalisasi Cover Company Profile AMS

43

Gambar 3.38. Finalisasi Isi Company Profile AMS

Gambar 3.39. Finalisasi ID Card AMS

44 3.4.4. Identitas Visual Selulung

Gambar 3.40. Proses Perancangan Identitas Visual Selulung

Selulung merupakan produk babi premium yang berasal dari Desa Selulung, Kintamani, Bali. Konsep yang ditawarkan oleh produk babi premium ini adalah peternakan di mana babi yang diternakkan ditempatkan di atas kandang yang tidak menapak pada tanah dan diberikan makanan yang organik, sehingga daging babi yang dihasilkan tersebut higenis dan premium.

Penulis berkesempatan untuk membantu Cynthia Sinjaya selaku Senior Brand Designer untuk membuat naming dan logo dari produk babi premium tersebut. Pada awalnya, penulis menyarankan beberapa nama, seperti Ba’duwur yang memiliki arti “di atas” dan Bagalang yang merupakan gabungan dari babi dan

“galang” yang berarti terang. Namun, nama yang dipakai adalah Selulung, mengacu pada desa di mana terdapat peternakan babi tersebut.

Selanjutnya, penulis membuat logo dengan konsep yang disampaikan oleh Cynthia Sinjaya yang merupakan saran dari Head of Division, Adam Mulyadi, yang bertanggung jawab pada proyek ini, yaitu seperti konsep logo emblem dengan kesan vintage. Kemudian penulis menentukan konsep yang ingin penulis tawarkan sebelum melanjutkan ke dalam tahap sketsa. Konsep yang ditawarkan yaitu dengan menampilkan bentuk babi yang keempat kakinya tidak menapak pada tanah, seolah-olah babi tersebut melayang, sesuai dengan konsep peternakan yang ditunjukkan oleh produk babi tersebut.

45

Gambar 3.41. Contoh Referensi Logo yang Diinginkan

Penulis mengajukan 5 alternatif logo pada Senior Brand Designer yang kemudian disampaikan pada Adam Mulyadi selaku Head of Division. Adam Mulyadi memilih salah satu logo yang telah penulis buat dengan menyertakan beberapa revisi seperti menambahkan shadow pada logotype “SELULUNG”.

Penulis hanya sampai pada pengerjaan logo yang kemudian dilanjutkan kembali oleh Cynthia Sinjaya.

Gambar 3.42. Proses Sketsa Logo Selulung

46

Gambar 3.43. Alternatif Logo yang Diajukan

Gambar 3.44. Logo yang Terpilih dan Telah Direvisi

47

Dalam dokumen BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG (Halaman 23-37)

Dokumen terkait