• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Teh Putih (Camellia sinensis L.) terhadap Konsentrasi dan Kewaspadaan pada Pria Dewasa Muda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Teh Putih (Camellia sinensis L.) terhadap Konsentrasi dan Kewaspadaan pada Pria Dewasa Muda."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH TEH PUTIH (Camellia sinensis L.) TERHADAP KONSENTRASI DAN KEWASPADAAN PADA PRIA DEWASA MUDA Aprilia Katarina, 2015. Pembimbing I : Fen Tih, dr., M. Kes

Pembimbing II : Harijadi Pramono, dr., M. Kes

Konsentrasi dan Kewaspadaan diperlukan oleh pria dewasa muda seperti pada mahasiswa saat perkuliahan, mengerjakan tugas, maupun aktivitas di luar perkuliahan. Kandungan kimia dalam teh putih seperti L-theanine dapat menstimulasi gelombang  dalam otak yang akan meningkatkan kewaspadaan, serta bila dikombinasikan dengan kafein dapat meningkatkan konsentrasi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian teh putih terhadap peningkatan konsentrasi dan kewaspadaan pada pria dewasa muda. Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan penelitian pre dan post-test yang dilakukan terhadap 30 pria dewasa muda berusia 18 – 25 tahun. Data yang diukur adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Labyrinth Test sebagai pengukur konsentrasi dan Johnson Pascal Test sebagai pengukur kewaspadaan, sebelum dan setelah meminum teh putih. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan   0,05.

Hasil penelitian yang didapat adalah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Labyrinth Test lebih cepat 2.7133 detik dengan perbedaan yang sangat signifikan (p  0.01) dan pada Johnson Pascal Test lebih cepat 19.533 detik dengan perbedaan yang sangat signifikan (p  0.01) setelah meminum teh putih dibandingkan dengan sebelum meminum teh putih.

Simpulan dari penelitian ini adalah teh putih dapat meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan pada pria dewasa muda.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF WHITE TEA (Camellia sinensis L.) TOWARDS THE CONCENTRATION AND THE AWARENESS OF YOUNG MEN

Aprilia Katarina, 2015. 1st Counselor : Fen Tih, dr., M. Kes

2nd Counselor : Harijadi Pramono, dr., M. Kes

Concentration and awareness is needed by mature young men like college students during lecture hours, assignment, and out of campus activities. Chemical content in the white tea like L-theanine can stimulate alpha wave inside the brain that can enhance awareness, and when combined with caffeine, it can also enhance concentration.

The aim of this research was to know the effect of white tea towards the enhancement of concentration and awareness of young men.

This research was quasi experimental with pre and post-test research design that was applied to 30 young men with age ranged between 18 – 25 years old. The measurement scales were time that were needed to finish the Labyrinth Test as concentration measurement tool and Johnson Pascal Test as awareness measurement tool, before and after consuming the white tea. The data were analyzed with paired “t” test with   0,05.

The result acquired from this research showed that the average time needed to finish the Labyrinth Test was 2.7133 seconds faster, with a highly significant difference (p  0.01) and on the Johnson Pascal Test was 19.533 seconds faster, with a highly significant difference (p  0.01) after consuming the white tea compared to before consuming the white tea.

The conclusion of this research was white tea can enhanced concentration and awareness of young men.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsentrasi dan Kewaspadaan ... 5

2.1.1 Definisi... 5

2.1.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi dan Kewaspadaan ... 5

(4)

2.2 Anatomi Sistem Saraf Pusat ... 7

2.2.1 Serebrum ... 8

2.2.2 Diensefalon ... 8

2.2.3 Serebelum ... 9

2.2.4 Batang Otak ... 9

2.2.5 Formasio Retikularis... 10

2.2.6 Reticular Activating System ... 11

2.3 Teh (Camellia sinensis L.) ... 11

2.3.1 Taksonomi Teh ... 12

2.3.2 Jenis Teh ... 13

2.3.3 Kandungan Kimia Teh Putih ... 14

2.3.4 Mekanisme Kerja L-theanine Terhadap Otak ... 18

2.3.5 Mekanisme Kerja Kafein Terhadap Otak ... 18

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 20

3.2 Subjek Penelitian ... 20

3.3 Tempat dan Waktu ... 21

3.4 Metode Penelitian... 21

3.4.1 Desain Penelitian ... 21

3.4.2 Variabel Penelitian ... 21

3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 22

3.4.4 Perhitungan Besar Sampel ... 22

3.5 Prosedur Penelitian... 23

3.5.1 Pengumpulan Bahan ... 23

3.5.2 Persiapan Bahan Uji... 23

3.5.3 Persiapan Orang Percobaan ... 23

(5)

3.6 Metode Analisis ... 25

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.1.1 Labyrinth Test ... 27

4.1.2 Johnson Pascal Test... 28

4.2 Pembahasan ... 29

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 32

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 35

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cerebrum ... 10

Gambar 2.2 Camellia sinensis L. ... 13

Gambar 2.3 Struktur Molekul Katekin ... 15

(7)
[image:7.595.133.511.113.555.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata – Rata Waktu Dalam Satuan Detik yang Diperlukan untuk Menyelesaikan Labyrinth Test sebelum dan sesudah Meminum Teh Putih ... 27 Tabel 4.2 Rata – Rata Waktu Dalam Satuan Detik yang Diperlukan untuk

[image:7.595.183.433.288.515.2]
(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian

(Informed Consent) ... 35

Lampiran 2 Labyrinth Test (pre test) ... 36

Lampiran 3 Labyrinth Test (post test) ... 37

Lampiran 4 Johnson Pascal Test (pre test) ... 38

Lampiran 5 Johnson Pascal Test (post test) ... 39

Lampiran 6 Pengaruh Teh Putih Terhadap Konsentrasi Menggunakan Labyrinth Test Pada Subjek Penelitian ... 40

Lampiran 7 Pengaruh Teh Putih Terhadap Kewaspadaan Menggunakan Johnson Pascal Test Pada Subjek Penelitian ... 41

Lampiran 8 Hasil Uji t Berpasangan Labyrinth Test Sebelum dan Sesudah Meminum Teh Putih ... 42

Lampiran 9 Hasil Uji t Berpasangan Johnson Pascal Test Sebelum dan Sesudah Meminum Teh Putih ... 43

Lampiran 10 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 44

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Konsentrasi diperlukan dalam menjalankan setiap aktivitas, baik dalam belajar,

bekerja, maupun aktivitas lainnya. Pada proses belajar, dengan adanya konsentrasi akan lebih cepat memahami bahan pembelajaran. Pekerjaan juga akan dikerjakan lebih cepat dan hasilnya akan lebih baik dengan adanya konsentrasi. Konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan (Slameto, 2003).

Selain konsentrasi, kewaspadaan juga diperlukan dalam menjalankan aktivitas. Kewaspadaan pada proses belajar dapat membuat bahan pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami serta informasi yang diterima lebih maksimal. Kewaspadaan merupakan sikap dimana seseorang beradaptasi dengan suatu lingkungan yang mempengaruhi pengambilan keputusan berdasarkan pada informasi yang didapatkan di lingkungan dan selalu siaga dalam menghadapi masalah yang akan terjadi (Amsyah Z, 2001).

Konsentrasi dan kewaspadaan diperlukan oleh pria dewasa muda seperti pada mahasiswa. Mahasiswa membutuhkan konsentrasi yang penuh dan juga kewaspadaan pada saat perkuliahan, mengerjakan tugas, maupun aktivitas di luar perkuliahan.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan, seperti istirahat yang cukup, membiasakan sarapan pagi, olahraga

yang teratur, maupun dengan menggunakan suplemen (vitamin otak). Suplemen mempunyai manfaat bagi tubuh, tetapi disamping manfaatnya, suplemen yang

digunakan dalam waktu yang panjang mempunyai efek samping terhadap tubuh (Kinanti, 2013). Penggunaan suplemen sebagai tambahan dapat diganti dengan mengonsumsi minuman teh.

(10)

teh yang lain, sehingga mempunyai efek samping yang lebih kecil terhadap jantung.

Teh putih adalah teh yang terbuat dari helaian pucuk daun Camellia sinensis yang sangat muda dan belum mekar, yang dipetik secara hati – hati, dimana pucuk muda ini masih diselaputi rambut halus berwarna putih perak, yang nantinya bila mengering akan berubah warna menjadi putih. Teh putih juga diproses secara

alami, tanpa mengalami proses oksidasi atau fermentasi maupun penggilingan, sehingga tidak merusak bentuk teh yang sebenarnya (Towaha, 2012). Teh putih mempunyai kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti antioksidan yang tinggi (katekin), maupun L-theanine (Hartoyo, 2003). L-theanine yang terdapat dalam teh dapat menstimulasi gelombang otak alfa untuk meningkatkan kewaspadaan, namun menghasilkan efek menenangkan, serta dapat meningkatkan konsentrasi dengan kombinasi L-theanine dan kafein (Towaha, 2012).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh teh putih terhadap konsentrasi dan kewaspadaan pada pria dewasa muda.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah teh putih dapat meningkatkan konsentrasi pada pria dewasa muda. 2. Apakah teh putih dapat meningkatkan kewaspadaan pada pria dewasa

muda.

1.3Maksud dan Tujuan

(11)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh teh putih terhadap tingkat konsentrasi dan kewaspadaan pada pria dewasa muda.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama mahasiswa tentang pengaruh teh putih terhadap konsentrasi dan kewaspadaan.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Konsentrasi dan kewaspadaan terutama diatur oleh formasio retikularis yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat. Formasio retikularis merupakan anyaman sel serabut saraf yang saling berhubungan, terletak dalam medulla spinalis, medulla oblongata, pons, mesensefalon, subtalamus, hipotalamus, dan talamus (Ganong, 2002). Secara fisiologis formasio retikularis terbagi atas dua bagian, yaitu pusat eksitasi yang terletak di tegmentum dorsalis dan pusat inhibisi yang terletak di tegmentum ventralis. Bila pusat eksitasi terangsang, maka

konsentrasi dan kewaspadaan akan meningkat. RAS (Reticular Activating System) merupakan bagian dari formasio retikularis, bertanggung jawab terhadap

kesadaran yang mempengaruhi konsentrasi dan kewaspadaan (Ganong, 2002). Teh putih mempunyai beberapa kandungan, seperti katekin (polifenol), L-theanine, dan kafein yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Teh

(12)

maupun penggilingan, sehingga mempunyai polifenol (antioksidan) yang lebih tinggi (Towaha, 2012).

Polifenol termasuk golongan Flavonoid yang merupakan antioksidan eksogen yang bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel akibat stress oksidatif. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antioksidan, dapat secara langsung maupun tidak langsung. Flavonoid sebagai antioksidan secara langsung adalah dengan

mendonorkan ion hidrogen, sehingga dapat menetralisir efek toksik dari radikal bebas. Flavonoid sebagai antioksidan secara tidak langsung, yaitu dengan meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen. Antioksidan dapat melindungi otak dari radikal bebas, sehingga dapat mempertahankan fungsi memori (Sumardika & Jawi, 2012).

L-theanine (Nγ-Ethyl-L-Glutamine) dalam teh putih merupakan suatu senyawa aktif asam amino. L-theanine meningkatkan aktivitas neurotransmitter inhibisi GABA, yang mempunyai efek menenangkan. L-theanine juga meningkatkan dopamin dan menstimulasi gelombang alfa di otak yang dapat meningkatkan kewaspadaan (Suherman, 2015). L-theanine juga dapat mendegradasi serotonin yang dapat memberikan ketenangan (Alam Syah  Sumangat, 2005).

Kandungan kafein dalam teh putih sangat rendah dibandingkan dengan jenis teh yang lain. Kafein dapat menstimulasi Sistem Saraf Pusat. Efek stimulasi kafein dapat menghambat adenosin dengan berikatan pada reseptor yang sama, sehingga menyebabkan meningkatnya aktivitas neurotransmiter dopamin dan glutamat yang dapat meningkatkan konsentrasi (Safari, 2012).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Teh putih meningkatkan konsentrasi pada pria dewasa muda.

(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Konsumsi teh putih dapat meningkatkan konsentrasi pada pria dewasa muda.

2. Konsumsi teh putih dapat meningkatkan kewaspadaan pada pria dewasa muda.

5.2 Saran

1. Masyarakat disarankan meminum teh putih sebelum beraktivitas, terutama saat melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi dan kewaspadaan yang baik.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai teh putih terhadap konsentrasi dan kewaspadaan dengan menggunakan metode yang berbeda.

3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai dosis teh putih yang tepat dalam meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan.

4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai manfaat lain dari teh putih.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alam Syah, A. N., & Sumangat, D. (2005). Proses dan Pengolahan Hasil. Teknologi Inovatif Pascapanen Untuk Pengembangan Industri Berbasis

Pertanian (pp. 681-685). Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Amsyah, Z. (2001). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT Pustaka Utama.

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC.

Greenberg, J. (2011). Behavior in Organization (10th ed.). England: Pearson Education.

Guyton, A. C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (9 ed.). Jakarta: EGC.

H., M. F. (2004). Fundamentals of Anatomy and Physiology (6 ed.). San Francisco: Pearson Education Inc.

Hartoyo, A. (2003). Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta.

Janeiro, P., & Brett, A. M. (2004). Cathecin Electrochemical Oxidation Mechanisms. Analytica Chimica Acta, 110.

Jouvet, M. (1969). Handbook of Clinical Neurology (Vol. 3). Amsterdam: North Holland Publishing Company.

(15)

Kirchheimer, S., & Smith, M. W. (2004). Retrieved from www.howstuffworks.com.

RI, D. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia 1 (2 ed.). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Safari, T. M. (2012, Maret 6). Retrieved Januari 24, 2015, from

http://www.scribd.com/doc/84064754/Efek-Kafein-Pada-Susunan-Saraf-Pusat.

Setyamidjaja, D. (2000). Teh : Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

Sherwood, L. (2011). Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem (6 ed.). Jakarta: EGC.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Spillane, J. J. (1992). Komoditi Teh Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Sumardika, I. W., & Jawi, I. M. (2012, Mei). Ekstrak Air Daun Ubijalar Ungu Memperbaiki Profil Lipid dan Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus yang Diberi Makanan Tinggi Kolesterol. MEDICINA, 43.

Towaha, J. (2012, November 29). Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Retrieved from balitrri.litbang.pertanian.go.id.

Towaha, J. (2013, Juni 17). Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Retrieved from balittri.litbang.pertanian.go.id.

Gambar

Gambar 4.1  Grafik Hasil Labyrinth Test dan Johnson Pascal Test .......................
Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang harus dibuat supaya hidup dengan sesama di bumi ini bisa bermakna

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Gambar Seri Flanel pada Siswa Kelompok A2 TK.. Muslimat Al-Mustofa Gemekan Sooko

Indikator terampil menerapkan konsep/ prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan identifikasi transaksi- transaksi keuangan ke dalam persamaan

Hasil perhitungan throughput yang diperoleh berdasarkan penerapan skema pengkodean CS- 2, CS-3 dan CS-4 dengan jumlah kanal satu buah pada jaringan akan menghasilkan

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui persebaran prevalensi penyakit kusta secara spasial menggunakan sistem informasi geografik di Kecamatan Bangsri

harga komoditas, harga tahun yang laly dan produMivitas t a b yang lalu berpengaruh positif terhadap produktivitas kakao maupun udang, sedangkan biaya. produksi,

(1) Setiap badan atau perorangan yang melakukan pengambilan air bawah tanah sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) Peraturan Daerah ini, berkewajiban

The negative elevation bias (negative mean error) exhibited by GDEM v3 in open land cover areas is important because it is indicative of the overall performance of