G A
MBA
RA
N
KE
PADATAN
lr-f,KTO. R I}E
I,T4M
B f, R:DARAII
,
DEI{GUE
{
LARVA
Aedes
aeglpti
danAides alo-opiAas
}
DI BAI\DAR
PURUS
KODYA PADAI\G
I : .
SKRIPSI
Diajufrai:ke
Fekultds
Kedohteran'Uniierslias
Aidalas Padaagiebagoi
Pemernthano ada F aku I t as Ke do la er
an
{J n iv e r s i t a s Andal asOleh:
F_Iffir_TAUfAN
Bp.001t004?
F'AKULTAS
KEFOKTERAN
UNTVERSITAS
ANDALAS
PADANG
EPADATAI{ YEKTOR
DEFI{M
BEEDAIi4H
"'pgNCUS
pagVa
Aedes
aegpti
den
Aeda
albopic*ts]
,DI BANDAR
PURUS
KODYA
PADANG
SIGIPSI
Oleh
.
,
1,.FIIGTTAITAN
NBP.00 r20M7
Telah disetuj
ui
oleh Pembimbingskripsi
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas...:
Pembimbing
SkriPsi
Nama
Jab*tan
Tandatangan
Drs.:Adrial,M.Kes
NrP.132125729
Bacian
Parasitologi
Pernbimbing
I
ry
dr. Nurhayati,
M.Biomed
NrP.132
206715
Baeian
Parasitologi
GA}TBA
RAN
KE
PADATAN
V-EKTOR
DE
1}'A}T
BERDARAH
DENGUE
(
LARVA
Aedes
aegtpti
dan
Aeda
alboptan
)
"'t,-;,i
..,.,-,-ti*r*
KODYA PADAl\r€'.-'
"=,.'i':t::
:.,
.
:. ',..: .,6Aa/.fevortsi
Tufrary antai engfou flermumfi 6art palafur.
*Lem uter wa{t u 6agi&u nmgfrikng
[ai
tentpatiti
tufr ary{uafu t;6entnianca6a*nrta'u*tuftfu
4"L"Wfr
Apaftgfrafut 6qitu 6er{osanya? Antputt+*fiat a{u muafrfisini 'UnL
naqrtiW
agfonbehanaryfrnuini?franya untudfjan
kgi2Un b
ngfu
1erd,arafr frnedanini, n"d$u 1erparut 6unta, jiwafut tifadf,tsini,%futnati,
uni
Ghaffe.fuo:
t"fi"i
afty flertosaA
Ftkfi
framfomuyng
taNfuerryuLurtatqan tiagg6&n afur
[akn
foterpunfuntui
Afu
tifaLncfifr4t ni(gwtm4 afty 6uta tufianSrtta
&*
6isu ds{am {eranqian,:' r',
.'frtaryasan
ftfrW.
ffioLp!-roftunaranifut','
tufran, jangan tinggafurn afur
takn
gekp'Umi, tBu1n, naafunaftY
fl
Lukfr E*inyg
tafrtafru 6ert erinoftgsifi'r@'th*,thwq:
,rtufrxnfu4 apafotfr ini hofia*a krgltm.ul (Pes an rafrmatmu
lnng nes ti frujaknLt
Ap a
f
gfr ini tila 6{c o 6 aangvl:'U ?jfurnutainengetitufian
t0ntafrthayqn
$ordag drofq safz6ct,
pwdofiat
, f,an
ABSTRACT
Dengue Haemoragic fever
(DHF)
is
a
spreading desease whichis
hauntrng thervorld
for
the victims.It
is
estimated about 100 millions cases ev€ry year and 50C.000 amongit
needs to be treathedin
hospital.DIIF
is always be exist because the vacctne tocures this desease not be found yet. The only way to solve this desease by controlling the vector, Aedes spp.
Dt{F
has been globally becoming health problern becauseol
the hunan kind civilization development.This
research has beenheld
in
Bandar Purus kelurahan Padang Pasir Kodl'a padang, in June-
September 2003. The design is Descriptive Survey reseacrh rnetnode.The nunber of sarnples rvas 40, taken by Stratified Random Sarnpling rnethode'
The result showed that Container Index
is
29,137o, Houselndex:50,310l
an<1Breteau
Index:
22,45o/o. The mostkind
of
Aedes spp. is Ae. aegypti(94,81%)ani
thebreeding piace was found more in the house (58,5770).
The research showed a conclution that The most cornfortable breedrrg place for tire vectors are the bath thanks which are rnade from cement and
the
kind ofDlfF
'' ectorABSTRAK
Penyakit
Demam Berdarah Dengue
(DBD)
adalah penyakit
-yang menghantui dunia karena banyak menimbulkan korban. Diperkirakan terdapat 100iuta kasus setiap tahunnya dan 500.000 diantaranya memerlukan rawat inap.
DBD
akan selalu ada karena belurn adanya vaksin yang dapat menvembuhkan penyakitini.
Satu-
satunya cara penanggulangannya adalah dengan memberantas vektor.Aedes
spp.
DBD
sudah menjadi
masalah kesehatanglobal
dengan
semakin rnajunya peradaban manus ia.Penelitian
ini
dilaksanakandi
Bandar Purus Kelurahan
Padang PasirKodya
Padang padabulan
Juni
-
September2003.
Desain penelitian adalah Survei Deskriptif denganjumlah
sampel40 buah rumah yang diambil dengan caraSr rat tfie <t Random Sa mpl ing.
Hasil
penelitian
menunjukkanbahwa
tempat perindukan
yang positii
sebesar 29,13oh, angka rumah 50,31Vo dan angka Breteau 22-45oh. Jenis nyamuk Aedes spp yang paling banyak ditemukan adalah Ae.aegtpti
(94,87oA) dan tempat perindukan lebihbanyak di dalam rumah (58,57%).KATA PENGAI{TAR
Bi smill ahirrahmaninahiim
Syukur
alhamdulillah penulis
ucapkan kehadiratAllah
SWT
yang telahmelimpahkan rahmat
dan
karunia-Nya
sehinggapenulis
dapat menyelesaikanskripsi
yang berjudul "Gambaran Kepadatan
Vektor
Demam Berdarah
I)engue(Larva
AedesAegpti
dan AedesAlbopictus)
Di
Bandar Purus Kodya
Padang".
Skripsi
ini
disusun
sebagaisalah satu
syaratuntuk
memperoleh gelarSa{ana Kedo}leran (S.Ked)
pada Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Begitu banyak yang rnemberikan bantuanbaik
secara moral maupun materil, oleh karenaitu
izin kan penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh penghargaan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1.
Bapak
Drs. Adrial, M.Kes dan
Ibu
dr.
Nurhayati,
M.Biomed.
selaku pembimbingI
dan Pembimbingtr
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan sumbanganpikiran
dalam penulisan skripsiini.
2.
Bapak Dekandan
seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran UnversitasAndalas yang
telah
memberikan pendidikan
dan
pengajaran kepada penulis.3.
Tim
penguji skripsi.4.
Umi,
Buya, danAdik
atas do'a dan harapannya5.
untukLT,
untuk semua ini..
6.
Mbak YuI, Roz4
Riko
,
Dedi,
Eka" Tomi,Ronggo,Hestikzanto,
Andri
dan Isan,untuk
senang maupunduk4
dan semua kawan-
kawan
2000 atas dukungannya.7
.
Kawan- kawanHMI
cabang Padang.8.
Adik-adik komisariatHMI
kedoheran Universitas Andalas.9.
Kawan-kawanDLM
Fakultas Kedokteran UniversitasAndalas
periode2003-2004.
10. Kawan-kawan
BEM
FakultasKedokteran Universitas Andalas
periode 2002-2003Penulis
sepenuhnyamenyadari bahwa
skripsi
ini
sangat
jauh
dari kesempurnaan.Oleh
karena
itu
penulis
mengharapkan sarandan
lritik
dan pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.Akhirnya
penulis berharapskripsi
ini
dapat bermanfaatuntuk
kemajuanilmu
pengetahuan serta menjadi ibadahdi
Sisi-Nya.Padang, Februari 2005
Penulis
DAFTAR ISI
Ilahman
ABSTRACT
ABSTRAK
vi
KATA PENGA}ITAR
DAFTAR
TABEL
BAB
L
PENDAHT'LUA}I
A.
tatarbelakangB.
RumusanMasalahC.
TujuanPenelitianBAB
IL
D.
Manfaat PenelitianTINJAUAN PUSTAKA
A.
KlasifikasiB.
Morfologi dan Siklus HidupC.
PerilakuNyamukD.
Peranan Aedes spp dalam Dunia Kedokteran dan Cara PenularanIX
xl
xll
vll
t2
15 17 19 20 10 E. F, G. H.virus Dengue
AspekKlinis
EpidemiologiDemamBerdarah.
Indikator Kepadatan Vekior
..:
Upaya PenaggulanganDBD
BAB
M.METODAPEI\IELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian.B.
Desain PenelitianC.
Populasi dan Sampel...D.
Cara Pengumpulan Data...E.
Analisa Data ...F.
Definisi
Operasional...BAB
[V.
HASILPENELITIAN...
BAB
V.
PEMBAHASAN...
BAB
VI.
KESIMPUI-AI\I DAN
SARAN
A.
KesimpulanB.
Saran...DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
RTWAYAT
HIDUP
25
2s
26
27
32
36
GAIBAR
Gambar
1.
TelurAedes spp...:.--.Gambar
2.
LarvaAedes spp ...:Gambar
3.
LawaAedes aeg5ptiGambar
4.
LarvaAedes albopictusGambar
5.
Pupa Aedes aegyptiGambar
6.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa...7
7
8
9
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
DAFTAR TABEL
Distribusi
KepadatanVektor
Demam Berdarah Dengue(DBD)
di Bandar Purus, Kelurahan PadangPasr,
Padang
pada survei Juni September tahun 2003 ...Kepadatan
Vektor
Demam Berdamh Dengue
Berdasarkan LetakKontainer (tempat perindukan)
di
dalam atau
di
luar
Rumah
di bandar Purus, Kelurahan PadangPasr,
Padang
pada survei Juni-september2003
...Kepadatan
Vektor
Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan Jenis Tempat Perindukannyadi
Bandar Purus, Kelurahan Padang Pasir, Padang, pada suvei Juni- September 2003Kepadatan
Vektor
Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan JenisVektor
DBD
pad bulan
Juni-
September2003
di
Bandar Purus, Kelurahan Padang pasir, Pada suvei bulan Juni- September2003
....28
30
3i
BAB
I
PENDAHT]LUAI\
A.
Latar
BelakangDemam
Berdarah Dengue(DBD)
adalah suatupenyakit menular
yang menghantuidunia
karena banyak menimbulkankorban. Diperkirakan
terdapat 100juta
kasusDBD
dan 500.000 kasus yang memerlukanrawat inap
di
rumahsakit
setiap tahun dengan90%
penderitanya adalah anak-anak dibawahusia
15tahun.
Di
Asia
Tenggara angka kematian mencapai 57o denganjumlah
kematian mencapai 25.000jiwa
per tahun.(l)Kasus
DBD
akan selalu ada karena pada saatini
belum ditemukan vaksinyang dapat mengobati penyakit
ini,
sehingga
penanggulanganDBD
lebih ditekankan pada pengendalian vektornyayaitu
nyamuk Aedes spp.@ Salah satucara
pemberantasanveldor
DBD
adalah pemberantiman sarangnyamuk
atau tempat perindukan veklor.(2) Tempat perindukan bagtr, Aedes spp. seperti tempayanatau gentong, tempat penyimpanan
air
minum, bak
mandi, jambangan atau pot bunga, kaleng,botol, drum
dan banmobil
yang terdapatdi
halaman rumah dan berisi air hujan, selainitu
dapat juga ditemukan tempat perindukan alamiah sepertikelopak
daun tanaman
umpamanyadaun
keladi dan
pisang dan
juga
dapat ditemukan pada tempurung kelapa, tonggak bambu dan lubang pohon yang berisi air hujan.(3'a)yang
lebih kecil
di
negara-negara yang endemik. Penyakitini
mempunyai pola epidemik berdasarkan musim dansiklus,
dengan wabah besardi
temukan pada interval 2-3 tahun. Sepanjang 1980-arL pada negara-negara yang endemik sepertiCina,
Malaysia, Myanmar,
Filipina, Thailand dan Vietnam
demam
berdaratr menyebar secaraperifer,
menyerang daerah pedesaan. Wabah yang sangat besar terjadi di Vietnam denganjumlah
kasus 354.517 pada tahun 1987.(5).Di
Indonesia pada saat letusan wabahDBD
pertamakali
pada tahun 1968,jumlah
penderita semakin meningkat dan tempat penyebarannyapun
semakianluas. Sejak
tahun
1973 demam berdarah
menjadi
masalah
kesehatan bagi masyarakat.(a'6)Hal
ini
berkaitan
dengan
penyebaranpenduduk
dan
makin
mudahnya transportasi sehingga mobilitas penduduk semakin tinggi. (5)Propinsi
SumateraBarat
adalah daerahepidemik
pertamadi
luar
PulauJar,va. (s) Pada tahun 2003,
jumlah
penduduk Sumatera Barat mencapai 4.243.520jiwa,
terdapat
penderitaDBD
sebanyak147 orang sampai pada
bulan
Mei.Kotamadya Padang dengan
jumlah
penduduk 72A.780jiwa
pada
tahun
2001 adalah daerah dengan angka kesakitantertinggi
dibandingkan dengan daerahlain
di
Propinsiini.
Pada tahun 1996 dilaporkan sebanyak 103 orang penderitaDBD
sedangkanpada
tahun
1997
menjadi 107
orang,
sementaraangka
kematian terhadapDBD di
Kotamadya Padang masih cukuptinggi
yaitu 4,18o/o pada tahun1996
dan
5,9a/o padatahun
1997.
Padatahun
1998 dilaporkan kasus DBD
.
Kelurahan Padang Pasir adalah suatu daerah yang terletak di Kota Padang.Pada
tahun
1998-2002
DBD
menjadi
masalah
keseharanyang penting
di kelurahantersebut,
pada tahun 2002 mencapai 102 kasus, seOangtan pada tahun 2003 sampai bulanMei
sudah terdapat 21 orang penderita DBD.o
Daerah Bandar Purus merupakan salah satu daerahdi
Keluratran Padang Pasir yangmemiliki
tingkat kerawanan
tinggi
terhadap DBD. (8)B.
RumusanMasalah
Mengingat
belakanganini
terjadi
peningkatan insiden
DBD
di
Kota Padang,untuk
itu
dilasanakanpenelitian
tentang
kepadatanvektor
DemamBerdarah Dengue.
C.
Tujuan
Penelitian
1.
TujuanUmum
Untuk
mengetahui kepadatan larva nyamukveklor DBD
di
Bandar Purus, Padang.2.
Tujuan Khususa.
Mengetahui angka wadah (Container Index)b.
Mengetahui angka rumah (House Index)c.
Mengetahui Breteau (Breteau Index)d.
Mengetahui jenis containerD,
Manfaat Penelitian
Dengan
mengetahui kepadatanvektor
DBD
dan
jenis
kontainer
yang disenangi vektorDBD
diharapkan memberikan manfaat seperti:1.
Untuk
instansi yang
berwenang memberikan
informasi yang
barutentang
kepadatanveltor DBD
di
Bandar Purus
Padang
sehingga memberikan masukan untuk pengarrbilan keputusan.2.
Untuk
institusi
pendidikan memberikaninformasi
terbaru tentang datakepadatan
vektor
DBD
dan diharapkan memperkaya kepustakaan yangdimiliki.
B.
1.
BAB
tr
TINJAUAI{ PUSTAKA
A.
Klasifikasi
Aedes
spp.
termasuk
Filum
Arthropoda, kelas
Insecta,Ordo
Diptera,Famili
Culicidae,
Sub Genus Stegloma, Genus Aedes- (e)Nyamuk Aedes, adalah spesies nyamuktropis
dan subtropis,terletak
antara garis 350 lintangUtara
dan35o Lintang Selatan. (1)
l\{orfologi
dan Siklushidup
Morfologi
Telur
Aedes spp. mempunyaidinding
bergaris-garis berbentuk bangunanyang
menyerupai gambarankain
kasa,
lonjong
seperti torpedo
dengan kedua ujungnya membentuksudut
sedikit lancip,
panjang+
0,6 mm
dan beratnya + 0,0013 mg. Pada waktudi
letakkantelur
benvarnaputih,
15 menit kemudianjadi
abu-abudan
setelah40 menit
menjadi hitam.
('''o)Nyu*,rk
betina
meletakkantelurnya dalam
keadaan
menempel
dekat
permukaan
air
pada
tempat perindukannya. Seekor nyamuk betina dapat meletakkantelur
sebanyak rata-rata:1,::.1 -: ..,::::.1;i:+rr:. .
:-i.i:: ., r. ::i:::i.rii,.:: . _ .
iii::, rtii : ]r .i:ii:: i;.iitt .,::
t;i:,:,: : r.:t'fi:]..i r.1: , t.,:
.'
.;l
I . ' . ;:lri'' :I - ,.., t
^;-. .
', .:::i r. '
. ':r'li:: :
.: ir ,:- :ii:t.':1:tr:
-.]:1,...::1:,t::,1;l:--::.ii i , :
: I j. tr',:i iliij! r.
l.::::r:: '":
[image:18.491.143.372.73.274.2]:
-
... .:,... :,Gambar 1. Telur Aedess spp.
Larva
Aedesspp.
terdiri
ataskepala,
torak,
abdomen, yang berjumlah8
segmen. Padaujung
abdomenterdapat
segmenanal dan sifon.
Larva
Ae. albopictus hampir sama dengan Ae.aegtptl,
namun Ae- albopictus tidakmemiliki
gigi
sisir lateral. Lawa Aedes spp. sangat lincah dan sensitif terhadap rangsangan getaran maupun cahaya.Bila
ada semacarn rangsangan makalawa
segera akan menyelam,lalu
dalam beberapadetik
akan muncul
lagi
di
permukaan.Lawa
mengambil
makanandari
dasartempat perindukan.
sehinggadisebut
bottomfeeder.
Pada saatlarva
mengambil oksigendari
udara makalarva
meletakkan** * - *a&dsarFn
[image:19.461.108.341.57.459.2]- *** "*** hiu|'dr;G
Gambar 2. Lanta Aedes spp
( :*s!lt!t t 1..r.{ i.tr r I i',,jr.,i ji':;'l'r:+ i}\:$ikr.,i:{:r ii! 1 .!it;
[image:19.461.106.321.496.673.2].
Pupaterdiri
atas sefalothorax, abdomen dankaki
pengayuh. Sefalothorax punya semacam corong pernafasan yang berbentuk segitigauntuk
pengambilan oksigen. Pada bagian distal abdomen terdapat sepasangkaki
pengayuh yang lurusdan runcing. Seperti larva,
bila
pupa diganggu maka ia akan menyelam dan dalam beberapa detik ia akan muncul lagi ke permukaan.('0)t'i:.;- ?4 3" .l'l:gr I ',a .li r:rt'i:,.r j:j-.
: ':;,'! , .r rr. : Ilr;r,. rrr,!
i ;_'. r*t- ;r;;ii:3 Firr:r1,. { ,";i.-:i,r:;i{^ J:;.:i
[image:20.481.77.347.226.471.2]i'"',::::iL. I"s;irr'-. l ;:.r- l:; ; :-.-.1{il_i7,li
Gambar 5. Pupa Aedes
aegtpti
Nyamuk Aedes
rpp.
dewasaberukwan
kecil
(4-13 mm), lebih
kecil
dannyamuk
rumah,
terdiri
atas
kepala, torak, dan
abdomen.Nyamuk
tersebut mempunyai dasarwama
hitam
dan
belang-belangputih
pada badan dan kakr. Padakepala terdapat probosis
yang halus,
panjangnyamelebihi
kepala
danprobosisnya, sedangkan
betina,
palpinya
lebih
pendek. Antena pada
nyamuk jantan berambut lebat (plumose/ sedangkan betina rambutnya jarang (pytose).oa)-[l& ?41. A..tn eFvrrli 9, lirt lrtl <rf i' t.iflrt Sr4tr an{ lts{:in..l- $Lal'
[image:21.483.137.326.139.327.2].lJaL-r: S,r:-- l. t:)-t1.i
Gambar 6. Nyamuk Aedes
aeg/pti
dewasaBagian torak
yangkelihatan
di
sebut mesonotum. Pada mesonotum iruterlihat
bentuklyre (lyteform), yaitu
sepasang garisputih
yang sejajardi
tengah dan garis lengkungputih
yanglebih tebal
pada setiap sisinya. Bagian posteriordari
mesonotum terdapat sktttellum yang mempunyaitiga
lengkungan(trilobus)
da4
mempunyaisisik
lebar berwama
putih.
Abdomen berbentuk selinder
danterdiri dari
siklus segmen, dua segmen terakhir berubahjadi
alat kelamin. Ujung abdomenlancip
disebutpointed,
abdomen bagian basal dan tarsuskaki
belakang berpita putih.(rz).Ae. albopiclzs
dewasa sepintasmirip
Ae-aegtpti
tetapi
hanya pada mesonotumnya saja terdapat garis putih yang memanjang.(12)2..
Sirkulasi
Hidup
Aedes
spp.
merniliki siklus hidup yang
sempurna
(metamorfosis sempurna)yaitu
daritelur
-
larva - pupa-
dewasa Lama perttmbuhan dari telur menjadi dewasa kira-kira membutuhkan rvaktut
hari. Perkembangan hidup Aedesmenjadi
dewasa membutuhkan rvaktulebih
kurang
l0
-
12hari.
Stadium pra dewasa (telur-larva-pupa)hidup
dalamair,
sedangkan stadium dewasahidup
di darat atau udara.Telur
diletakkan satu persatu dalam tempat perindukan. Dalamwaktu 1
atau
2
hari telur
menetasmenjadi larva yang disebut
lawa instar
I kemudian berkembangmenjadi larva
instctr2,3
dan4. Lawa
instar
4 memiliki
tanda khasyaitu
pelana terbuka pada segmenanal,
sepanjangbulu
sifon,
dan pakten. Setiap pergantian instar ditandai dengan pengelupasankulit
yang disebut ekdisis.Dalam
keadaanoptimal
maka perkembanganlarva
sekitar6-8 hari
dan pupa 2-
4 hari. Pupa tidak makan tapi masih butuh oksigen yang diambil melaluilubang pernapasan. Pupa
jantan
menstasterlebih dahulu,
nyamukjantan
tidak beradajauh
dari tempat perindukan karena menunggu betina untuk menetas dansiap berkopulasi.(12)
Setelah
kopulasi
nyamukbetina
akan menghisap darah yang diperlukanuntuk
pembentukantelur.
Tiga
hari
setelah nyamukbetina
menghisap darah ia akan bertelur denganjurnlah
80-
125butir
setiapkali
bertelur. Biasanya nyarnukbertelur
pada sorehari
menjelang matahari terbenam. Setelahbertelur
nyamuk betina menghisap darahlagi,
umur nyamukdi
dalam bebaslebih
kurang 10 hari, umur ryramukjantan lebih pendek dari betina.(li)C.
Perilaku Nyamuk
Nyamuk
dewasabetina
menghisap darah manusia pada sianghari
yang dilakukandi
dalam rumahmauprn
luar rumah. Pengisapan darah dilakukan pagi sampai petang dengan dua puncakwaktu
yaitu
setelah matahariterbit
(08-00-10.00) dan
sebelum
matahari
terbenam (15.00-17.00;.tttl Puncak
menggigitnyamuk
.4e.
aegtpti
tergantung
pada musim
dan lokasi. Apabila
alcivitasmenggr$t
terganggu makaAe.
aegtptl
menggigit oranglebih dari
satu sehinggaada
beberapaanggota keluarga
yang terinfeksi dalam waklu
24
jam.
Pada umumnyaAe. aegtpti
tidak
menggrgrtpada malam
hari
tapi
mungkin
akanmenggigit
dalam ruangan
yang
terang pada malam
hari.
Ae.
albopictus mempunyai kecenderungan untuk menggigit binatang daripada Ae. aeg,,pti.oa)Ternpat. istirahat nyamuk Aedes spp. berupa semak-semak, atau tanaman rendah termasuk rumput-rumputan yang terdapat
di
halaman, kebun, pekarangan rumah, benda yang tergantung dirumah seperti pakaian, sarung, kopiah dan juga pada perabotan rumah tangga yangterletak
di
tempat 1'ang gelap, lembab atau berbau. (ls)Tempat perindukan Aedes
aegtpti
adalah tempat-tempat penampungan airyang
mengandungair jernih
atau
yang sedikit
terkontaminasi
seperti kamar mandi. Biasanya letak tempat perindukanitu
tak
rnelebihijarak
500 meter dari ntmah. Tempat perkembangan nyamukini
tidak bisa kalau berhubungan langsungdengan tanah atau terkena sinar matahari langsung.
.
(3) Jenis tempat perindukan Aedesaegtpti
dapat dikelompokkan menjaditigajenis
yaitu'(11)1.
Tempat penampungan air untuk keperluan rumah tangga" seperhtanglil
air, drum, tempayan, bak mandi, ember dan
lainlain.
2.
Tempat penampungan air bukan untuk keperluan rumah tangga, seoertijambangan bunga,
tempat minum
burung, perangkap semut, barang-barang bekasyang
dapat menampungair
sepertiban,
kaleng, botol plastik dan sebagainya.3,
Tempat penampunganair
alamiah seperti lobangdi
pohon atau batu, potongan bambu/ pagar bambu, tempurung kelapa, pelepah daun atau yang lain-lain.Ae.
albopicferssendiri
dapat berkembangbiak
padatempat
perindukan yang alamiah seperti lobangdi
pohon, tunggul bambu,ketiak
daundi
hutan dan wadah lingkungan buatandi
perkotaan. Karena adanya tempat perindukan yang hampir sama antaraAe.
aegtpti
dan Ae. albopictus sehingga akan terdapat larva keduanya secara bersama-sama.(t6) Kemampuan terbangdai
Aedes aegypti dapat mencapai2 km
walau
pada umumnyajarak
terbangnya adalahlebih
kurang 40{ ll')
m.'
D.
Peranan
Aedesspp dalam
Ilunia
Kedokteran dan
Cara
Penularan
virus
Dengue1.
Feranan
Aedes spp dalamDunia Kedokteran
' \.
'Aedes
spp.
memiliki
peran yang amat penting dalam dunia kedokteran karena dapat menularkan penyakit-penyakitinfeksi
yang berbahaya. Aedes spp.berperan sebagai
vektor penyakit
demam berdarahyang
disebabkanoleh
virusDengue,
selain
itu
juga
merupakan
vektor Yellow
Fever
yang
dapat rnenyebabkan penyakit Chikungunya. Pada penyakit DBD Aedesaegtpti
berperan sebagai veklor utama sedangkan Albopictus berperan sebagai vektor potensial.tl6)2.
Molekuler
Virus
I)engue
Virus
Dengue adalah anggota GenusFlavivirus
danFamili Floviviridae.
Virus
berukurankecil
(50nm)
ini
memiliki
strultturRNA.Virionnya
terdiri
atasnucloeocapsld dengan
bentuk kubus
simetris yang
terbungkusdalam
sampul lipoprotein. Genom (rangkaian kromosom) dariVirus
Dengue berukuran panjang sekitar 1 1.000 basepairs,dan
terbentuk dari tiga gen protein strktural yaitu. : .(17)a.
Nucleocapsid atauprotein
core (C)b.
Membraneassociatedprotein
(M)
c.
Gen protein non struktural (NS)a,
Virus
Dengue membentuk suatu kompleks ,vang
nyata
dalamkelompok
GenusFlcvivirtts
berdasarkan karal<teristikantigenik
danbiologiknya.
Terdapat4
tipe
serotipevirus yaitu
:
DEN-I,
DEN-2, DEN-3, danDEN4
.oDTerinfeksinya
seseorang dengansalah satu serotipe diatas maka
akan menyebabkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan.Meskipun
ke
4
serotipe tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda dalam menimbulkanproteksi
silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah satu dari mereka.(]7).
Virus dengue dapat bertahan hidup melalui dua mekanisme,yaitu
: (IDa.
Transmisi
vertikal
dalam tubuh nyamuk.
Virus
dapat
ditularkan melalui nyamukbetina.b.
Transmisi
dari
nyamuk
ke
vertebrata. Vertebrata
yang
dimaksudadalah manusia dan kelompok kera tertentu.
3.
Cara Penularan virus I)engue
Hospes
alami virus
Dengue adalah manusia, prirnata yanglebih
rendalr,dan nyamuk.
Penularan
virus
dengue
terjadi
dengan beberapa
cara,
yaitu: transmisivertikal
dalam tubuh nyamuk ,virus ditularkan melalui telurnya, kontak seksual antaranyamuk
dan melalui
gtgttan nyamuk
pada manusia. Nyamukbetina
dewasa biasanya
akan terinfeksi
virus
apabila
dia
menghisap darah seseorangyang dalam fase demam akut.
Setelah
melalui periode
inkubasiekstrinsik
selama8-10
hari
maka kelenjar ludah nyamuk
akanterinfeksi.
Bila
nyamuk tersebut menggrgrt orang makacairan
ludahnya akan masukke
dalamtubuh
orang tersebut.
Virus
Dengue
ditularkan melalui gigitan
nyamuk
dari manusiake
manusia lainnya.Virus
memasuki fubuh manusia dengan menembuskulit.
Manusia akan menjadi sumber penularan apabila dalam tubuhnya terdapat virus.(17)Menurut WHO siklus penularan demam berdarah itumeliputi
. .(l)a.
Vektor
adalahAe.aegtpti
dan spesies Aedes yang lainnya.b.
Periode inkubasi ekstrinsik selama 8-10 hari.Infeksi
virus
dengue pada manusia dari grgitan nyamuk Inkubasi instrinsik selama 3-10 hari (rata-rata 4-6 hari)c.
d
Viraemia tampak
sebelumawal
munculnya
gejala dan berlangsung selama kurang lebih lima hari pada awal timbulnya penyakit.Pola penularan
vertikal
kemungkinan merupakan hal yang penting bagivirus untuk
mempertahankanhidup
namun
tidak
ada
siklus KLB
(Kejadian Luar Biasa) atau wabah.
E.
AspekKlinik
DemamBerdarah
Virus
Dengueyang
masuk
ke
dalam
tubuh
manusiaakan
mengaiami beberapa proses. Setelahvirus
masuk akandiikuti
oleh
periode tenang selamalebih
kurang4
hari,virus
melakukan replikasi yang cepat dalam tubuh manusia.Apabila
jumlah virus
sudahcukup maka
virus
akan memasukisirkulasi
darah (viraemia), dan pada saatitu
manusia akan mengalami gejala infeksi dan panas. Bentuk reaksi yangterjadi
pada satuindividu
adalah berbeda antara satu denganyang
lain,
perbedaanini
akan
memanifestasikangejala
klinis
dan perjalanan-perjalanan penyakit. Pada prinsipnya bentuk reaksi tubuh manusia terhadap riru-sdengue adalah sebagai
berikut
:1.
Padareaksi
pertama.
terjadi
netralisasivirus,
dan
di
su-sul dengan mengendapkan bentuk netralisasivirus
pada pembuluh darahkecrl
dikulit
berupa gejala ruam(rash).2.
Pada reaksi kedua :terjadi
ganggu€lnfirttgsi
darah sebagaiakibat dari penurunan
jumlah
dan kualitas komponen-komponen beku darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.\
j.
pada reaksi
ketiga
:
terjadi
kebocoranpada pembuluh
darah1'ang
mengakibatkan
keluarnya komponen plasma darah
dan
pemLruluhe.
.
menuju
ronggaperut
berupa gejala asitesdan
rongga pleura berupa gejala efusi pleura. Apabilatuhrh
manusia mengalami reaksiI
dan 2saja, disebut demam Dengue dan apabila
ia
mengalami reaksi ketiga,diseo-ut Demam Berdarah Dengue
(DBD).(tt)
Gejala
klinis DBD
amat bervariasi,dari
yang ringan sampai )'anghrat-Pada pemeriksaan frsik akan ditemui suhu yang meningkat secara tiba-tiba"disertai keluhan
sakit
kepala,nyeri otot
yang hebat,nyeri
tulang,mual,
kadang-kadang muntah-muntah danbatuk
ringan.Sakit
kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada daerah supraorbital
atauretro
obrital.
Ekgantema dapat ditemukan pada gejala awal demam yang terlihat jelas pada muka dan dada, dan akan menghilangpada suhu kembali normal.
Kadang-kadang
ditemukan
pembesaran limpa,manifestasi
perdarahanseperti ekimosis,
purpura,
hemtemesis,melena
dan epistaksis merupakan suatuhal
yang penting dan dapat ditemukan. Pembesaran dan nyeri tekan pada hati dapat ditemukan tetapi tidak ada tanda ikterus.(l8)Kriteria
diagnosis demam berdarah menurutWHO
: .(l)1.
Demam akut, yaitu tetaptinggi
sampai 2-7 haf., kemudian turun secaralisis. Demam disertai
gejalatidak
spesifit
seperh anoreksi, nyeri pada punggung, tulang, persendian dan kepala.2.
Manifestasi perdarahanmeliputi
uji
torniket
positif,
ptekie, purpua,
ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi dan hematemesis dan melena.
3.
Perbersaran hati dan nyeri tekan, tanpa ikterus4.
Dengan atau tanpa renjatan5.
Kenaikannilai
hematokrit.(1).
Pada pemeriksaan laboratorium akanditemukan:
.(18)1.
Leukopenia yangterlihat
padahari
ke-2
atauhari
ke3
fugrlft
terendah pada saat peningkatan suhu untuk ke-2
kalinya
2.
Pada urine bisa ditemukan albuminuria ringan3.
Sumsum tulang pada awalnya akan hiposeluler, kemudianhipersffi
pada
hari
ke-5 dengan gangguan maturasi sedangkan padahri
ko-l0
biasanya sudah kembali normal untuk semua sistem.Menurut WHO
pemeriksaanlaboratorium
yaitu
:
trombositopeniadm
hematokrit meningkat sampai 20Yo atau lebih, kedua hal diatas sudah cukup untulimenegakkan diagnosis DBD.(r)
F.
Epidemiologi
Epidemiologi
Denguedi
Indonesia pertamakali
dilaporkan
pada tahun 1779di
Batavia olehDavid Bylon.
Demam berdarah pertamakali
berjangkit
di Surabaya pada tahun 1968, dan kepastianvirologiknya
diperoleh pada tahun 1970.Selama tahun 1960-an dan 1970-an, demam berdarah secara progresif meningkat sebagai masalah kesehatan, menyebar dari lokasi primernya
di
kota-kota besar ke kota yang lebih kecil. Penyakitini
mempunyai pola epidemik berdasarkan musimdan siklus,
dengan tvabah besardi
temukan
padainterval
2-3 tahun.
Selamaperiode
1970-an,
n7.207
kasus
di
temukan
denganjumlah
kematian
yang mencapai 42.808 orang sebagian besarterdiri
dari anak-anak.(l)Wabah
DBD
sejak
tahun
1968
cenderung
meningkat
dan
tempat penyebarannyapun
semakinluas.
Sejaktahun
1973 demam berdarah menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat.(a) Halini
tegadi karena virus penular maq)rmvektor
tersebar luasdi
seluruh pelosok tanahair
dan terus ada sepan3ang tahun dengan peningkatan kepadatan populasi padamusim hujan.
Jumlah kasus dari tahun ke tahun mernperlihatkan pola kenaikan 5 tahunan,dimulai
dari tahun 1968,1973,1983 dan tahun 1988 dengan sektar 50.000 kasus. Kenaikan tersebut dapat disebabkan
oleh
penurunan kekebalan setiap5
tahun,
atauakibat
mutasi virus setiap 5 tahun sehingga muncul strain baru yangvirulen,
atau karena peningkatan pelaporan (s w'v a i I e nc e).Qe)Seharusnya
terjadi
peningkatan kasuspada
1993
tapi
ternyatajumlah
kasus
lebih
rendahdari tahun
1992,hal
tersebutmungkin
disebabkan karena pemerintah dan masyarakat telah mengantisipasinya dengan kegiatan pencegahan yang terorganisir. Padatahun
1984-
1985 kasusDBD
hanyaterjadi
pada anakdibawah 15 tahun
tetapi
sejak
itu
kasusDBD
di
atas
umur 15
tahun
mulai meningkat bahkan ditemukan kasusDBD
pada dewasa.(1e)KLB
terbesarterjadi tahun
1998 dengan InsidenceRate
(lR)
35,19 per 100.000 penduduk dengan CaseFatality
Rate (CFR)
2o/o. Padatahun
1999IR
menurun
tajam
sebesarl0,l7o/o,
namun tahun-tahunberikutnya
IR
cenderung meningkat I 5,99Vo tahun 2000, 21,660/o2ffi
t
rlan 19 )4o/o tahrm 2W2.{2a)Meningkatnya kasus dan bertambahnya
jrtmlah wilayah
_vang terjangkitdisebabkan semakin
baiknya
saranatransporasi pendudub
adanya pemukimanbaru,
kurangnyaperilaku
masyarakatterhadap pembersihan
sarang nyamuk, terdapatnya veklor hampirdi
seluruh Indonesia serta adanya empat tipe virus yangbersikulasi
sepanjangtahun.
Pusat-pusat penularanDBD
diperkirakan
adalah sekolah-sekolah rumahsakit,
daerah yang padat penduduknya, pusat keramaian seperti pasar dan lain-lainya.(21)G. Indikator
KepadatanVektor
Kepadatan Aedes,
Spp
dapatdiukur
dengan mengumpulkanlarva
atau nyamuk dewasa kemudiandihitung
angkalindeks sebagaib€rikut
: -G6)1.
Angka
rumah (HouseIndex)
:
persentase rumah yangpositif
dengan lawaAedes.2.
Angka
wadah (Container
Index)
:
Persentasewadah atau
tempat perindukan yangpositif
dengan larvaAedes.3.
Angka
Breteau (Breteau
Index)
:
jumlah
wadah
atau
tempat perindukanyang
positif
dengan larva Aedesyang
ditemukan dalamangka 100 rumah yang diperiksa
Hal-hal yang
mempengaruhi kepadatanlawa
Aedes
spp
di
antaranya adalah musim,tinggi
permukaan suatu daerahdari laut
dan tempat perindukan. ketika musim hujan kepadatanvektor
akan meningkat dan menurun pada musimkemarau.(I5)
Faklot
lain
yang berhubungan dengan kepadatan Ae.aeg,pti
adalah ketinggian.,4e.
aeg/pti tidak
akan ditemukandi
daerah dengan ketinggian lebihdari
1000meter
diatas permukaan laut.@l)lni
berkaitanerat
dengan suhu dan kelembaban.Walaupun ketinggian
akan mempengaruhi kepadatan Aedesspp-tetapi hal
ini
tidak
akan mempengaruhi banyak perkembanganAedes spp., apablla mobilisasi, transportasi penduduk sertakepadatan
yang meningkat. Danini
akan dipengaruhibila
penebangan kayu semakin tak terkendali.lla)Kepadatan
Aedes spp.
juga
dipengaruhi
oleh
keadaan
fisik
tempatpenampungan
air,
yang meliputi
kasar
halusnya
dinding
TPA
(Tempat penampunganair),
warna
TPA,
ulQran
TPA
danjumlah air
yang
terdapatdi
dalamnya.
TPA
yang berwarna gelap akan memberikan rasa aman dan tenang pada waktu bertelur, sehinggatelur
yang diletakkan lebih banyak dan lanra yang terbentukjuga
lebih
banyak, begitupula
denganTPA
yang banyak airnya. PadaAe. albopictus
terdapat beberapa persamaan terhadap perlakukan warna"yaitu
:warna
hitam paling
banyak memberikan
perangkapyang
mengandung telur, disusul merah, sedangkanhijau
dan kuning hanya sedikit memberikan perangkapyang berisi telur.(22)
Ae.
albopictus
memiliki
korelasi yang
kuat
dengan
makin
luasnya pertamanan.Hal ini
dapat dimengerti bahwa tanaman adalah tempat perindulian alami bagi spesiesini.
Tumbuhan akan menghasilkan keteduhan daniklim
mikro
yang cenderung memberikan kelembabanyang
memadai sedangkan tumbuhan rendah akan memberikan kemudahan untuk tempat istirahat, sehingga kepadatanAe. albopictus
akanlebih tinggi
pada
daerah dengantumbuhan
hijau
gelapdibandingkan dengan yang lebih terang.(22)
H.
Upaya PenanggulanganDBD
Mengingat sarnpai saat
ini
belum
ditemukannya vaksin demam berdarah, sehinggaupaya
pemberantasanlebih
dititik
beratkan kepada
pemberantasan nyamuk penularannya dalam halini
adalah Ae- aegtpti-t6)Gerakan yang dipopulerkan pemerintah saat
ini
adalah 3M,
yaitu'
-(20'23)a.
Menguras tempat-tampat penampunganair
secara berkala atauteratw
sekurang-kurangnya
I
kali
dalam seminggu\
b.
Menutup rapat-rapat tempat penampunganar
. c.
Mengubur
atau menyingkirkan
barang-barangbekas yang
dapat menampung air seperti : kaleng, plastik dan sebagainya.Usaha
pencegahan
dilakukan
dengan memutus
rantai
penularan berdasarkan siklus hidup dari virusDBD yaitu
:1.
Menghilangkan sumber penularan dengan melenyapkanvirus
dengue yang terdapat dalam darah penderita.Hal
ini
belum
dapat dilakukankarena antivirus yang belum dapat ditemukan
2.
Memberikan
kekebalanpada
orang
sehat sehinggatak jatuh
sakitrvalaupun
digigit
nyamuk Aedesspp.
yang mengandungvirus
denguetetapi
hal
ini
tidak
dapatdilakukan,
karena sampai saatini
belumditemukan vaksin yang
efelsif.
Berdasarkan
surat
keputusan
Menteri
Kesehatan
KepMenKes
No.581a11992 tentang pemberantasan penyakit
DBD,
maka upaya pemberantasanini
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat yang dapatmeliputi
suatu wilayah secara keseluruhan.Dengan
prioritas
pada
wilayah yang
cenderung endemis DBD. (ie)l.
Strategi
Strategi pemberantasan dengue
meliputi
:a.
Kewaspadaandini
guna mencegahkejadian
luar
biasa dengan kegiatan bulan 3M.b.
Pemberantasan vektor yangmeliputi
: (24)1). Penyemprotan
tfosgind
pada daerah yang ditemui kasus DBD.2).
Penyuluhan terhadap masyarakat dengan berbagai sarana yang ada.
3).
Abatisasiefektif
dan selektif (.sweepingjenik)
4).
Kerjabatti
gerakan3M
2.
Teknis PemberantasanAda beberap& caradalam pemberantasan nyamuk demam berdarah seperti yang dipaparkan oleh WHO,
yaitu
: .(rs)a.
PengelolaanLingkungan
Pengelolaan lingkungan
meliputi
berbagai perubahan yang mencakupupaya
pencegahan
atau
mengurangi
perkembangbiakan
veklor sehingga mengurangi kontak antara manusia dengan vektor. Ada juga jenis pengelolaan lingkunganyakni
:1).
Mengubah lingkungan
yaitu
perubahan
fisik
habitat
vektor sehingga tidak bertahan lama.2).
Pemanfaatan lingkunganyaitu
memanfaatkan wadah yang pentingdan tak penting serta menghilangkan tempat perindukan alami.
3).
Mengupayakan perubahan prilat-u seseorang pada lokasi setempat. Tiga konsep diatas akanmeliputi
berbagaihal
seperti: pemberantasansarang nyamuk,
pengelolaan
sampah padat, modifikasi
tempatperindukan
buatan,
dan
perbaikan desain
rumah.
Modifrkasilingkungan
meliputi
beberapahal, yaitu
:
perbaikan saluranair
danperbaikan desain tempat penampungan air
b.
Perlindungan
Diri
Perlindungan
diri ini
meliputi
hal-hal tertentu, yakni .1). Memakai pakaian pelindung
3).
Tirai
dan
kelambu, dimana kelambu sangat
efeltif
dalam melindungi bayi dan pekerja malam yang sedangtidrn siang.c.
Pengendalian BiologisPengendalian
biologis
adalah pengendalian yangditulukan
langsung terhadap larva vektorDBD
terbatas pada daerah skalakecil.
Adapunpengendalian secara biologis itu
meliputi
: (s)1).
IkanIkan yang
dapat digunakan adalah
ikan
larvivotus
(Gambusiaffinis
dan Poeciliareticulata)
2).
BakteriDua bakteri yang
dinilai
efektif
terhadap dengue adalah . Bacillust hur ingi en s i s s er otyp e H- 1 4 dan B a c ill us sphar ! cus
3).
CyclopoidsPeranan Cyclopoids
ini
dilaporkan pada suatu riset yang dilakukandi
Tahiti,
dilaporkan bahwa
Mesocyclops
aspericornis
dapatmempengaruhi
tingkat
kematian
larva
Aedes
spp.
Sebanyak 9931,oh.4). Autocidal
ovitrapsAutocidal
ovitraps adalah suatu alat yang dimodifrkasi sebagai alat perangkaplawa
dengan menggunakan bahan plastikIni
dilakukandi
Singapurayaitu
di
ChangrAirport
danjuga
Thailand
namun\.
kurangsukses..
d.
Pengendalian Secara BahanKimirwi
Bahan
kimiawi
telah banyak digunakan dalam mengendalikan Ae.aegtpti
sejak pergantian abad. Pada awal kampanyedi
Kuba dan Panama untuk melawanveltor DBD,
habitat larva Aedesspp.
di
basmi
denganminyak
dan disemprot dengan Plryerthrins. Pada saat insektisida ditemukan padatahun
1940-an bahanini
menjadi
insektisida utama dalam melawan wabah Aedesspp.
Organofosfat digunakan dalam mengendalikan nyamuk dewasa yangmeliputi
Fenilthrothiott,Fenthion
dan
Malathion,
sedangkan Temephos
sebagai pembasmi
lan'a(Larvasida).
Metode
terakhir dalam
penggunaaninsektisida
adalah
dengan penggrffiIan larvasida dan penyemprotan. (l 5' 23)BAB
Itr
METODA PENELITIAN
A.
Lokasi
danWaktu
Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
Bandar Purus pada bulan
Juni
sampai Septernber 2003.B.
DesainPenelitian
Penelitian
ini
dilakukan denganjenis
survei Deskriptif.C.
Poputasi dan SamPeIPopulasi adatah semua
rumah
di
Bandar Purusberjumlah
478
rumah.Sampel adalah
40
buah
rumah
di
Bandar Purus.
Pengambilan
sampel menggunakan carastratified
random sampling. Bandar Purusterdiri
dari
2
RW
yaituRW
3 danRW
4,terpilih RW
IV
yangmemiliki
4 buahRT
danterpilih
10rumah
tiaptiap
RT tersebut.D.
Cara
PengumPulanData
Secara
garis besar tahapan penelitian pada
tiap
daerah
penelitian direncanakan dengan tahap sepertiberikut
:1.
SurveiLarva Aedes sPP.Survei larva dilakukan
di
datam dan luar rumah dengan cara menciduk larva pada semua tempat perindukan nyamttk.Aedes spp.,baik
yarrg\
berada
dalam rumah
maupunluar
rumah
seperti:'penyimpanan
airminum, bak
mandi,
tempayan, gentongan, sedangkandiluar
rumatt.
seperti vas bunga,
tong
penampungair,
lubang pohon,
tempurungkelap4
kaleng-kaleng bekas dan sebagainya.2.
Pemeriksaandi
laboratoriumUntuk
mengetahuijenis
spesiesAedes
maka larva
diidentifikasi
dibawah mikroskop dengan buku acuan Read (1968).Instrumen
yang digunakan
:
mikroskop, objek
glass, kacatutup,
pipet, botol kecilberlabel/
bertutup, cidukan atau saringan larva, dan senter.E.
Analisis
DataData yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
F.
Definisi Operasional
1.
House Inde:c:
persentase rumah yangpositif
denganlawa
Aedsg vektor DBD.Jumlah rumah yang
positif
xl00o/o Jumlah rumah yang diperiksa
2.
BreateuIndex: jumlah
tempat perindukan yangpositif
denganlartz
Aedes vektorDBD
dalamtiap
100 rumahJumlahlarva
positif
x I00o/o
100 rumah yang diperiksa
3.
Container Index : persentase tempat perindukan yangpositif
dengan larvaAedes veklor
DBD
:.lumlahcontainer yang
positif
dengan larv'a,
100 o/oJumlah container yang diperiksa
4.
KepadatanLawa:
jumlah
larva rata-rata yang didapat dalam beberapakali
cidukan.
,"BAB
Iv
HASIL PENELITIAN
Bandar Purus merupakan salah daerah
di
Kelurahan Padang Pasir yang terletakdi
Kecamatan Padang Barat. Bandar Purus sebelumnya merupakan satukelurahan
tersendiri
sebelurndilebur menjadi
satu
dengan Kelurahan Padans Pasir, yangterdiri
atas2
RW
denganjumlah
Kepala Keluarga(KK)
478 orang. Dibandingkan dengan wilayahlain
dalam Kelurahan Padang Pasir, Bandar Purus merupakan wilayah yang cenderung rawan terhadap DBD.(25)Penduduk Bandar Purus pada umumnya adalah pendatang terutama para mahasiswa
yang
kos,
kebetulan
di
Bandar
Purusberlokasi
sebuah PerguruanTinggi
swasta. Pada umumnya profesi warganyaadalah
wiraswasta, mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam,jumlah
KK
yangtamat SD
76 orang. SLTP 121 Orang dan SLTA 281 orang.(25)Munculnya wabah demam berdarah Dengue
di
Bandar Purusini
mungkindisebabkan
oleh:
susunan perumahan
yang
padat,
sehingga
memudahkan perpindahan nyamuk Aedes spp.yanglarak
terbangnya mencapai 40-100 m. Padaperumahan masyarakat
juga
ditemukan banyak tempat
penampunganair
yangtidak
dikelola
denganbaik
sehinggaberpotensi
menjadi tempat
perindukan (breedingplace)baikyang
terletakdi
dalam rumah maupun di luar rumah.Hal
iru mungkinterjadi
karenatingkat
pendidikan maupunekonomi masyarakat
pada umumnya menengah ke bawah..
Berbagai upayatelah dilakukan
untuk
mencegah perkembanganveklor
DBD di
Bandar Purus namun ternyatatidak
menyentuh semua kalangan, menurutpenduduk
setempat
bahkan
tak
pernah dilaksanakan
penyuluhan
apalagr pengasapanuntuk
memberantas perkembanganveklor
DBD
dalam
satu tahun terakhir,jadi
tak
mengherankan apabiladari
data lapangan ditemukan kepadatan velrtor yangrelatif
besar.Dari
penelitian yang
telah dilakukan
terhadap
Gambaran KepadatanVeklor
Demam Berdarah Dengue (larva Aede,s spp.)di
Bandar Purus, KelurahanPadang Pasir, Kecamatan Padang Barat,
Kodya Padang
sejak bulan Juni sampai denganbulan
September 2003, didapatkanhasilnya
sepertitertera
pada Tabel berikut.Tabel 1. Distribusi Kepadatan
Veklor
Demam Berdarah Dengue(DBD)
di BandarPurus, Kelurahan
PadangPasir,
Padang,
pada suwei bulan
Juni
-September 2003
No. Indikator
Pengamatan
Waktu Penqamatan
Junrlah Rerata
Juni Juli Azustus September
I
il
m
IV V VT VII VItrI Container Index 38,86 47,51 33.97 31,34 28,30 27,O0 20,s8 8,57 26i.1
i
to <t)
House Index s5,00 47,50 62,50 67,50 52,54 57,50 40,00 20,0 402.50 50,31t Breteau Index 30,00 34,40 28,40 25,20 24,O0 21,60 14,00 6.00 183 60
))
a<4 RH (%) 68,50 70,50 66,50 61,84 84,50 81.50 62,00 71,5 566.84 70,86
5 T CC) 31,15 31,75 30,75 31,00 27.50 29,50 32,50 3 1,0 245.75 30,72
6 Kasus DBD 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 o?{
Keterangan: RH
(%):
kelembaban udara Tf
C)
:
temperatur udara.
BerdasarkanTabel
1.
terlihat
bahwa
kepadatanveklor
DBD
padaperiode
Juni
sampai September2003
ContainerIndex
(CI)
:
29,52yo, House Index (FII):
50,310
dan Breteau Index(BI)
:
2285o/o. Kasusditemukan
bulan Agustus pada pengamatan kelima.Tabel
2.
Kepadatanveklor
Demam Berdarah Dengpe(DBD)
berdasarkan letak kontainer (tempat perindukan)di dalan
ataudi
luar
rumahdi
BandarPurus, Kelurahan
PadangPasir,
Padang pada survei bulan
Juni
-September 2003.Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa berdasarkan letak kontaineq ternyata
larva
vektor
Demam Berdarah Dengue(DBD)
di
Bandar Purus Padang lebih menyukai tempat perindukan di dalam rumah di bandingkan di luarrumah-Hal
ini
terlihat dari kontainerdi
dalam rumah yangpositif
denganlawa
Aedes spp.yaitu
263 kontainer (17,06Yo) dari
jumlah
806 kontainer yang diperiksa. Sedangkankontainer di
luar rumah yangpositif
dengan lawa Aedesspp.yaitu
186 kontainerQ2,47%)
darr735 kontainer yang diperiksa.Letak Kontainer Jumlah Kontainer
I
Jumlah
(9/o)
Ii
i
Yang diperiksa (+) larva
Di
dalam rumahDi
luar rumah806 735
263
186
17,06
12,07
Total 1541
M9
29,13 [image:41.512.49.463.271.397.2]Tabel 3.
Kepadatanvekior
Demam Berdarah Dengue(DBD)
berdasarkan jemstempat
Perindukannya
di
Bandar Purus, Kelurahan
Padang
Pasir, Padang, pada survei Juni-
September 2003.Berdasarkan Tabel
3.
terlihat
bahwa tempat perindukanvektor
DBD
di Bandar Purus Padang yang terbanyakpositif
dengan lawa Aedes spp.adalah bakmandi
yang terbuatdari
semenyaitu
seban-vak6,68
o/o,kemudian
diikuti
ban bekas sebesar 5,32 Vo sedangkan pada pot bunga yang berada padadi
luar rumahtidak ditemukan larva.
No Jenis Container
Junlah kontaintr yang diperiksa
Persentase
(o/")
Ddam Imah Luarrumah
Yang dipedksa (+) larva Yang diperiksa (+) larva
I Bak mandi dari keramik 80 39 2,53
2. Bak mandi terbuat dari semen 216 103 6.68
J Akuarium bekas l6 4 0.26
4. Kolam ikan dalam rumah 40 6 0.03
5. Jambangan bunga berisi air dalam rumah 120 40 2-6
6. Tatakan pot bunsa dalam
rumah
i
160 36 !.JJ7. Bak WC 96 30 1,95
8. Drum bekas untuk Denampuns air dalam rumah 24 J 0. l9
9. Ernber penyimpan air
minum
i
54 z 0,1310. Ban bekas 240 82 5.32
ll
Kaleng bekas l2a 42 1 '7)t2. Tempat bekas minuman buruns tz 4 026
13. Bak air di luar rumah 64 l3 0,84
t4 Drum/tone Denamoung air di luar rumah 80 7 045
15. Ternouruns kelana 40 l0
0.&
t6. Kolam di luar rumah 26 J 0.19
17. Tatakanpot
diluarrumah
,
- 98 25 r,62l8 Pot bunga 35 0 000
Total
Kontainer
806 263 735 186 (29.13\154tTabel
4.
Kepadatanvektor
Demam Berdarah Dengue(DBD)
berdasarkanjenis
vektor
DBD
pada
bulan
Juni-September
2004
di
Bandar
Purus, Kelurahan Padang Pasir, Padang, pada surveibulan Juni
-
September2003
Padang.Dari
Tabel
4.
terlihat
bahwa
berdasarkanjenis
larva
yang
ditemukan selamapenelitian ternyata didominansi
oleh
jenis
Ae.aegpti
yang
mencapai 94,87o/o dan Ae.albopictus sekitar5,l2oh.
Berdasarkan
letak kontainer terlihat lawa Ae.aegtpti
lebih banyak menempati kontainer yang beradadi
dalam rumahyaitu
58.57 o/o dandi
luar
rumah 36.30 7o, sedangkan larva Ae. albopictus hanyaditemukan pada kontainer yang berada
di
luar rumah(5.12%).
Letakkontainer
Jenis larva Persentase
(o/o)
Ae.
Aegtpti
o/o Ae.albopictusDalam rumah Luar rumah
263
163
58,57 36,30
0
23
0
5,I2
Jumlah 426 94,87 23 5,12
[image:43.499.45.459.79.278.2]BAB
V
PEMBAHASAN
Dari hasil
surveijentik
I
lawa
yangdilakukan
di
Bandar Purus Padang padabulan Juni
sampai September 2003 diperoleh gambaran velslorDBD
dantempat
perindukannya sertajenis
nyamuk
Aedesyang
menempati kontainer(Tabel
1,2,3
dan4).
Dari
penelitian yangtelah dilakukan
didapatkan HouseIndex
(HI)
:
5A3lVo, Container Index(CI)
:29,13yo
dan BreteauIndex (BI)
:
22,45a/o.
Pada Tabel 1. terlihat House Index mencapai
rata-ratas}3f
, angka yangcukup tinggr hal
ini
terjadi karenastruLt$
pemukiman yang amat padat, di Bandar Purus terdapat banyak rumah kontrakan yang berbentuk rumah petak, sehingga memudahkannyamuk
untuk
berpindahdari
saturumah
ke
rumah yang
lain. House Index mencapai angka tertinggi pada bulanJuli
pada rninggu pengamatan yang kedua (67,5Ao/o) dan mencapaititik
terendah pada bulan September mingguterakhir
pengamatan(20,00%)
. Hal
diatasterjadi
karena perubahan suhu dan kelembabanyang signifikan
misalnyaketika
bulan
Juni tidak
adahujan
pada waktu pengamatan sedangkan padabulan
September seringterjadi
hujan(RH
:
62%).
Hal
ini
rnenyebabkansiklus hidup
nyamuk yang
terjadi
selama lebihkurang
2
minggu
terganggu,ketika volume hujan
meningkat banyak
tempat perindukanyang
sebelumnya sudahterisi
denganlarva
veklor DBD
terganggu perkembangannya terutama yang berada diluar rumah, air hujan menyebabkan air dalamtempat
perindukan tertumpah karena melimpah.Hal
ini
didukung
olehpenelitian
Suwasono
(2000)
yang
dilaksanakan
di
Groban Jawa
Tengahmemperlihatkan
fluktuasi
pada daerah penelitian yangdiamati
selama5
bulan karena perubahan cuaca, memasukibulan
ketiga penelitianhujan
sering terjadi sehinggaterjadi
penumnan tempat perindukan yang potensial karenajumlah
air
yang melimpah dan menggangu siklus hidup veklor. Container Index denganrata-rata
29,31Vo, tergolongtinggi
karenakondisi
pemukimanyang kurang
bersih, banyak kontainer potensial, seperti bak mandi, ban-
ban bekas, kaleng-
kaleng bekas, tempat penampungan air minum, yang tidak dikelola denganbaik
sehinggamemudahkan
bagr
veklor
untuk
perkembangbiakannya.Tingginya
angkakontainer
ini
juga
tidak
terlepas
dari
perilaku
masyarakat setempat
yaitu terdapatnya tempat - tempat kos mahasiswa, umumnya mahsiswa yang kos adalah orang --orang yang berasal dari daerah luar kota padang dan sekitarnya, merekaini
memiliki
kebiasaan untuk pulang kampung ketika perkuliahan memasuki liburan,sehingga lingkungan
tempat
kos
sering
terabaikan,
bak
mandi
jarang dikuras,sehingga berpotensi menjadi tempat perindulian. Angka kontainerini
bila
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Nurhayati (1999),di
komplekAir
Tawar
sebesar 28,76Votidak jauh
berbeda.(26)Br"tuou Index
sebesar 22,450 menggambarkanderah
Bandar Purus rawan
Dengue,
angka
ini
mengalamifluktuasi
yang nyata karena pengaruhmusim.
Padabulan
Juni
sampai Agustus musim ketnarau,tetapi
memasukibulan
Septernbermusim hujan
mulai
datang, frekuensi hujan meningkat, sehingga didapatkan kepadatan vektor yang cenderungmenurun. Kasus
DBD
hanya
ada
pada
pengamatanpertama
bulan
Agustus sebanyak1
kasus,meskipun demikian
daerah Bandar Pu,sr.stetap
merupakan daerahrawan
Dengue sesuai dengankriteria
WHO
bahwa suatu daerah rawanDengue apabila House Index
(HI)
Besar dari 5o/a dan Breteau Index @1) besar dari20 Vo.6)
Pada Tabel 2.
terlihat
kepadatanveklor
Demam Berdarah Dengue(DBD)
menurut letak kontainerrlya. ContainerIndex
(C,
di
dalam rumah (32,63%)lebih
tinggi
daripadadi
luar
rumah {25,3%).Kondisi
ini
berarti bahwa veklorDBD
di
Daerah Bandar
Purus
lebih
menyukai tempat
perindukan
di
dalam
rumah dibandingkan luar rumah.Hal ini
terjadi
karena banyak tempat perindukan yang kondusif bagi vektor untuk meletakkan telurnya, di antara tempat perindukan yangpaling
potensial antaralain bak
mandi,
ember penampungair
dan sebagainya. Perbedaan antaradi
dalam dan luar rumah takterlalu
nyata karenadi
luar rumah banyak sekali kontainer yang tah terurus dengan baik bahkan ada yangdi
biarkan begitu saja sehingga berpotensi menjadi tempat perindukan (breeding place).Pada Tabel 3.
terlihat
bak mandi yang terbuat dari semen (6,68%) sebagai kontainer terbanyak yang mengandunglarva
disusul ban bekas (5,32o/o).Hal
ini
sama denganpenelitian Nuzulia Irawati
(1999)
yang melakulianpenelitian
di Perumnas Siteba Padang padatahun
1999, kontainer yang terbanyak adalah bak mandi yang terbuat dari semen.(2t)Hal
ini
diduga mungkin karena bak mandi yangjarang
dikuras,
permukaan
dinding
bak
mandi
yang
kasar,
sehingga memungkinkan nyamukuntuk
meletakkan telurnya.Dari
Tabel 3
dapatterlihat
bahwa satu-satunya kontainer yang
tidak
ditemukan larva Aedes spp. pot bunga yang terletakdiluar
rumahhal
ini
terjadi
karena pot bunga tersebut berisi tanah, walaupun tergenangair,
veisor$BD
tidak
dapat berkembangbiak
di
sini karenasifat vektor yang tidak menyukai air yang langsung berkontak dengan tanah.
.
Pada Tabel4
dapatdilihat
bahwadari
semuavektor
yang adalebih
dari g4,87oh adalahAe-aegtpti
sedangkanAe.albopicrzs hanya
5,12o/o.Dari
total
jumlah
Ae.aeg,,pti sebanyak 58,57o/o beradadi
dalam rumah
sedangkan yang beradadi
luar
rumahhanya
36,300/o,hal
ini
membuktikan bahwaAe.
aegtpti
adalahnyamuk
yang menyukaitempat
aktifitas
dan istirahat
di
dalam
rumah.Hal
ini
serupa denganpenelitian Nurhayati (1999) bahwa
Ae.aegtpti
lebih
menyukai tempat perindukan dalam rumah (96,90/o).Nyamuk Ae.albopiclzs
tidak
terdapatdi
dalam rumah, vektor
ini
lebih
menyukai
tempat
perindukandi
luar
rumah (5,12%).
Hal
ini
memperlihatkan bahwa Ae.albopicrarslebih
menyukai tempat
perindukanyang
beradadi
luarrumah,
hal
ini
sejalan dengan
teori
bahwa Ae.aegtpti
memiliki
tempat peristirahatandi
dalamrumah
(indoor)
dan
Ae.albopictusdi
luar
rumah
(ozrdoor1.
BAB
VI
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilalrukan
di
Bandar purusKelurahan Padang Pasir Kodya padang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1.
Container Index (CI):
29,I3yo.2.
House Index(tli)
:
50,31oh.3.
Breteau Index(BI):
22,45yo.4.
Jenis kontainer
di
dalam rumah yang
disenangivekror
adalah bak mandi yang terbuatdari
semen (6,69%) dan kontainerdi
luar
rumah adalah ban bekas (5,32%).5.
Jenis vektorDBD
yangditemukanAe.aegtpti
dan Ae.alpbopictus.6.
Bandar Purus merupakan daerah rawan DengueB.
SARAN
Berdasarkan hal di atas disarankan:
1.
Menganjurkankepada
masyarakat untuk melaksanakan gerakan3
M
di
lingkungan
rumah
masing-
masing
untuk
menghindariperkembangbiakan vekfor
DBD
sehingga menimbulkan wabah2.
Menganjurkan kepada masyarakatuntuk
mengadakan gotong royongmembersihkan lingkungan Bandar purus secara
rutin
sehingga tempat _tempat perindukan pada daerah yang tak terurus dapat
di
atasi
..
::
4.
Perlunya
pc-ran
aktif
Puskecms
se*ry€.,
pe,ngetahnmffiupun perilah
maslm,aka*
.5.
Kepadaiwtansi terkait
agar rnelakukanpeay,ul&q:r:@8ffi
,,,, 1
DBD
anpa
mernitrih ataermerMh*.kelas
swi+l
ffiffi,,
DAFTAR PUSTAKA
1.
WHO.
Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta, 19972.
Depkes
RI.
Direklorat Jenderal
PemberantasanPenyakit
Menular
danPenyehatan Lingkungan Pemuki man. Jakarta; I 997
3.
Hasyimi
M,
Lestari
EW,
Sukowati
S.
KesenanganBertelur
Aedes
spp.Maj alah Cermin Duni a Kedokteran, 1 99 4;9219 -21
4.
Sumarmo. Demam Berdarah Dengue Pada Anak. .Iakarta: UI-Press, 19835.
Sumarmo,
Poerwo,
Soedarmo.
Masalah
Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Dalam Naskah Lengkap Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Balai PenerbitFKUI,
19996.
Hadi
S.R.A.
Yunarti,
PengamatanEntomologi Daerah Endemis dan
Non EdemisDBD
Di
Kabupaten Groban Jarva Tengah. Jurnal Kedokteran Yarsi.2044;92.52.58.
7.
Depkes Sumatera Barat. Laporan Perkembangan PenyakitDBD dari
Tahun 1998-2003. Padang, 20A4.8.
Puskesmas Padang Pasir. Tingkat InsidenDBD
dari Tahun Ke Tahun. Padans. 2004.9.
SafarR.
Entomologi Kedokteran. Padang: Laboratorium ParasitologiFKUA
Padang, 1996:7 -15 dan 42-45.10. Service
MW.
MedicalEntomolory
For Student,lthedition.
Toronto. Chapman AndHall,
19961
l.
Lubis
I.Z
PencegahanDemam Berdarah Dengue. Majalah
Kedolleran
Nasional Medan, 1998;27 .222-6
12. Read CP, Chandler
AC.
Introduction To Parasitology., 10e ed, NewYork:
]v{cCann, 1960.747-9
13.
Sugito. Aspek Entomologi
DBD.
Semiloka Berbagai Aspek
DBD
danPenanggulangannya.
UI
depok,Bogor,
198915. Hasymi
M,
Wiku BB,
Adisusanto.Dampak
Peran Serta Masyarakat dalam PencegahanDemam
Berdarah
Dengue terhadap
Kepadatan
Vektor
di
Kecamatan
Pulo
Gadung
Jakarta
Timur.
Majalah
CerminKedokteran,1997'.119: 1 3- 1 6
16.
Wuryadi S.
Masalah PenyakitDBD
PadaPelita
VI.
Majalah Cennin
Dunia Kedokteran, 1994',92'.1 1 -1317.
Kristina
l,
WulandaryL,
Demam Berdarah Dengue, diaksesdari
:Http/www:
DepkesRI.com. September 200418. Suroso
T,
Ali
lmran Umar, Epidemiologi dan Penanggulangan PenyakitDBD
di
lndonesia.Dalam
Naskah LengkapDemam
Berdarah Dengue. Jakarta :Balai Penerbit
FKUI,
199919.
Hadi S.R.A. Yunarti,
PengamatanEntomotogi Daerah Endemis dan
Non EdemisDBD
Di
Kabupaten Groban Jawa Tengah.iurnal
Kedokteran Yarsi,2004 , 92'.52'.58.
20. Pranoto,
Munif
A.
Kaitan
Tempat PerindukanVektor
dengan Pengetahuandan
Sikap
Masyarakat terhadapPenyakit
DBD
rli
Kodyr
Batam.
Majalah Cennin Kcdokteran, l9g4'"92.22-2721. Seregeg I. (epadatan Aedes albopictus
Di
Lingkungan Beberapa Rumah SakitDi
Jakarta Selatan. Mat alah Cermin Dunia Kedokteran, 1996;107 :23-25. 22.Sr-rkana
B
Pemberantasan
Vektor
DBD
di
lndonesia,.MediaLITBANGKES;1993:9-13
23. Sumarno, Suroso
T,
Kadir
AA,
Lubis
L
The Epidemiology,
Control,
and Prevention of Dengue Haemoragic Feverin
Indonesia,I994;92'.5-924. Suwasono
H.
Berbagai Cara PemberantasanLarva
Aedesaegtpti.
Majalah Cennin Kedokteran,l99T ;1 1 9'.32-3 425.
Boesri
H,
Suwasono
H,
Tiiboewon
to
D.
Jurnal
Kedokteran
Yarsi, 2000.8"727526. Kelurahan Padang Pasir. Laporatr kependudukan tahun 2002. Padang, 2002.
Nama
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
:
Fikri
Taufan NomorBP
:
00
120 047Tempat
I
tanggallahir
:Air
Talang/
l0
Septemberl98l
Agama
:Islam
Alamat
: Jl. Sawahan DalamIV
No 2d, PadangOrang Tua :
Ayah :
(Alm)
H.Muhiddin
RalbaIbu :
Hj.Zalidar
LubisRiwayat Pendidikan :
I
.
TK
BustanulAtfal
Air
bangis
: Tahun 1987-
19882.
SDN 001 Rimba SekampungDumai
: Tahun 1988-
19943.
MTS PesantrenAl
-
HudaDumai
: Tahun 1994-
199'14.
SMUNegeri
1
Padang
: Tahun 1997-2000