• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Larvasida Infusa Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) terhadap Aedes sp. sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Larvasida Infusa Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) terhadap Aedes sp. sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

EFEK LARVASIDA INFUSA DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm. f.) TERHADAP Aedes sp. SEBAGAI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE

Selly Laurencia Rudolfo, 2014 ; Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,M.Sc.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, vektor utamanya adalah Aedes aegypti. Salah satu upaya pengendalian vektor DBD yaitu menggunakan larvasida sintetis, namun memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sehingga digunakan larvasida alami yang efektif dan ramah lingkungan yaitu daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.). Tujuan penelitian untuk mengetahui efek larvasida infusa daun gandarusa (IDG) terhadap

Aedes sp. dan nilai LD50-nya.

Desain penelitian eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Data yang dihitung adalah jumlah larva mati setelah pemberian bahan uji selama 24 jam. Larva yang digunakan adalah larva instar III dengan 6 kelompok perlakuan dan setiap perlakuan menggunakan 25 ekor. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan

uji LSD α = 0,05.

Hasil penelitian rerata larva mati pada kelompok I (IDG 0,8%), kelompok II (IDG 1,6%), kelompok III (IDG 3,2%), kelompok IV (IDG 6,4%), kelompok V (temefos 1%), kelompok VI (akuades) berturut-turut sebesar 17,6%, 32%, 43,2%, 61,6%, 100%, 0% yang masing-masing berbeda sangat signifikan (p<0,01).

Konsentrasi LD50 larvasida IDG 24 jam 4,586%.

Simpulan IDG mempunyai efek larvasida terhadap Aedes sp. dan konsentrasi LD50 larvasida IDG 24 jam 4,586%.

Kata kunci : infusa daun gandarusa, larvasida, Aedes sp.,

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE EFFECT OF GANDARUSA LEAVES INFUSION (Justicia gendarussa Burm. f.) AS LARVICIDE AGAINST Aedes sp.

AS AN VECTOR OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER

Selly Laurencia Rudolfo, 2014 ; Tutor : Rita Tjokropranoto, dr.,M.Sc.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that can be found in tropical

and subtropical regions. This disease is caused by dengue virus, the main vector is Aedes aegypti. An effort to control the disease is by using synthetic larvicides, but it has negative impact towards environment so we used an effective and eco friendly natural larvicides such as gandarusa leaves (Justicia gendarussa Burm. f.). The purpose of this study is to find out the larvicides effect of gandarusa leaves infusion (GLI) against Aedes sp. and the value of LD50.

The design of this study is a real experimental laboratory study with comparative method of complete random design. Calculated data is number of dead larvae after it has been given the test material for 24 hours. The larvae used here were instar III larvae with 6 treatment groups and each treatment used 25 heads. Data analysis used one way ANAVA and followed by LSD test α=0.05. The result of this study is the averages of dead larvae on first group (GLI 0.8%), second group (GLI 1.6%), third group (GLI 3.2%), fourth group (GLI 6.4%), fifth group (temefos 1%), sixth group (akuades) were 17.6%, 32%, 43.2%, 61.6%, 100%, 0% and each of these group has very significant difference (p<0.01). LD50 concentration of GLI larvicides for 24 hours 4.586%.

The conclusion is GLI has larvicides effect against Aedes sp. and LD50

concentration of GLI larvicides for 24 hours 4.586%.

Key Words : gandarusa leaves infusion, larvicides, Aedes sp.,

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) ... 5

2.1.1 Epidemiologi ... 5

2.1.2 Etiologi dan Transmisi ... 6

2.1.3 Patogenesis ... 7

2.1.4 Gejala Klinis ... 8

2.1.5 Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) ... 10

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.7 Penatalaksanaan ... 12

2.1.8 Metode Pengendalian Vektor DBD ... 13

2.2 Aedes sp. ... 15

2.2.1 Morfologi ... 16

2.2.2 Bioekologi ... 18

2.3 Gandarusa ... 20

2.3.1 Taksonomi ... 20

2.3.2 Morfologi ... 21

2.3.3 Ekologi dan Penyebaran ... 21

2.3.4 Kandungan Kimia ... 22

2.3.5 Kegunaan ... 22

2.4 Daun Gandarusa sebagai Larvasida ... 23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian... 25

3.1.1 Alat Penelitian ... 25

3.1.2 Bahan Penelitian ... 25

3.1.3 Subjek Penelitian ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 26

3.2.1 Desain Penelitian ... 26

3.2.2 Penentuan Besar Sampel ... 26

3.2.3 Variabel Penelitian ... 27

3.3 Prosedur Kerja ... 27

3.3.1 Persiapan Bahan Uji ... 27

3.3.1.1 Pembuatan Simplisia ... 28

3.3.1.2 Pembuatan Infusa ... 28

3.3.2 Persiapan Hewan Coba ... 28

3.3.3 Prosedur Penelitian ... 29

3.4 Metode Analisis ... 29

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan... 31

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 40

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Patogenesis Perdarahan pada DBD ... 8

2.2 Fase dan Gambaran Klinis Dengue ... 9

2.3 Klasifikasi Infeksi Virus Dengue ... 11

2.4 Telur Aedes aegypti ... 16

2.5 Larva Aedes aegypti ... 17

2.6 Pupa Aedes aegypti ... 17

2.7 Nyamuk Dewasa Aedes aegypti ... 18

2.8 Siklus Hidup Aedes aegypti ... 18

2.9 Daun Gandarusa ... 20

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Prosedur Perhitungan Konsentrasi ... 40

Lampiran 2 Hasil ANAVA dan Post Hoc Test ... 41

Lampiran 3 Probyt Analysis ... 43

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan sebagai vektor utamanya adalah Aedes aegypti. Virus dengue ditularkan ke manusia melalui cucukan nyamuk betina yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian akibat kebocoran plasma, pendarahan, akumulasi cairan, gangguan pernapasan atau kerusakan organ (WHO, 2013).

Insidensi DBD meningkat di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir ini. Lebih dari 40 % populasi dunia sekarang berisiko terkena DBD (WHO, 2013). Indonesia masih merupakan negara dengan kasus penyakit DBD tertinggi di Asia Tenggara (Listyorini, 2012). Jumlah kasus DBD di seluruh Indonesia pada tahun 2009 mencapai 158.912 kasus dengan jumlah kematian sebesar 1.420 (Kemenkes RI, 2010).

Vaksin atau obat antivirus untuk penyakit DBD hingga kini belum ditemukan. Dengan demikian, tindakan pencegahan yang terbaik adalah dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh larva serta nyamuk dewasa. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan meliputi pengendalian secara kimiawi, biologis dan lingkungan (Listyorini, 2012).

Pengendalian kimiawi dengan menggunakan insektisida seperti temefos merupakan cara yang paling banyak digunakan saat ini karena paling efektif dan hasilnya cepat. Namun hal ini memiliki dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, dapat terjadi resistensi, kematian predator dan bahkan dapat menyebabkan kematian manusia. Oleh karena itu perlu adanya insektisida yang ramah lingkungan seperti insektisida yang berasal dari tumbuhan (Panghiyangani, Rahmiati, & F, 2009).

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha

pagar, tanaman ini juga memiliki khasiat bagi tubuh. Oleh masyarakat daun gandarusa sering digunakan untuk mengatasi memar, sakit kepala, rematik dan lain sebagainya (Julian, 2008). Selain itu, tanaman ini juga memiliki efek sebagai larvasida, antifungal, antimikroba dan antelmintik (Sugumaran, Kowsalya, Karthic, & Seshadri, 2013).

1.2Identifikasi Masalah

Apakah infusa daun gandarusa memiliki efek larvasida terhadap Aedes sp.

 Berapa konsentrasi infusa daun gandarusa dengan efek larvasida LD50

terhadap Aedes sp.

1.3Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efek larvasida infusa daun gandarusa terhadap Aedes sp.

 Untuk mengetahui nilai LD50 infusa daun gandarusa sebagai larvasida

terhadap Aedes sp.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan farmakologi dan parasitologi dalam bidang tanaman obat herbal yang memiliki efek sebagai larvasida.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah menambah wawasan kepada masyarakat mengenai daun gandarusa yang dapat digunakan sebagai larvasida.

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Daun gandarusa mengandung alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin (Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI, 2000). Tanin menghambat aktivitas enzim pencernaan dengan membentuk ikatan kompleks dengan protein pada enzim yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan (Sumilih, Ambarwati, & Astuti, 2010).

Alkaloid berperan sebagai racun kontak dan racun perut. Alkaloid masuk ke dalam tubuh larva melalui permukaan tubuh maupun melalui jalur pencernaan, kemudian mengganggu kerja sistem saraf. Alkaloid bekerja sebagai penghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin dalam tubuh larva yang dapat menyebabkan kematian pada larva (A.K & Prasetyowati, 2012). Penimbunan asetilkolin akan mengakibatkan gangguan pada aktivitas saraf sehingga organ efektor mendapatkan stimulasi yang berlebihan yang akan mengakibatkan kontraksi otot yang terus menerus, kejang dan akhirnya larva akan mati (Ridha & Nisa, 2011).

Flavonoid bekerja sebagai racun pernapasan dan menghambat daya makan serangga. Flavonoid masuk ke dalam tubuh larva melalui sistem pernapasan yang kemudian akan menimbulkan kelayuan pada saraf serta kerusakan pada sistem pernapasan dan mengakibatkan larva tidak dapat bernapas dan akhirnya mati (B & Setyanimgrum, 2013).

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha

pencernaan dan penyerapan makanan, sehingga mekanisme kerja saponin adalah sebagai racun perut (Sumilih, Ambarwati, & Astuti, 2010).

1.5.2 Hipotesis

(13)

36 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Infusa daun gandarusa mempunyai efek larvasida terhadap Aedes sp.

 Konsentrasi LD50 larvasida infusa daun gandarusa 24 jam 4,586%.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, maka perlu dilanjutkan dengan :

 Menggunakan sediaan galenik lain seperti ekstrak

 Menggunakan spesies larva yang berbeda

 Menggunakan stadium perkembangan nyamuk yang berbeda

 Mencari senyawa aktif daun gandarusa yang paling efektif sebagai

larvasida

 Penelitian mengenai onset dan durasi dari efek infusa daun gandarusa

sebagai larvasida

(14)

37 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

A.K, W. S., & Prasetyowati, H. (2012). Daya Larvasida Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa) dengan Rentang Waktu Penyimpanan yang Berbeda Terhadap Larva Culex quinquefasciatus. Universitas Jendral Soedirman .

B, E. C., & Setyanimgrum, E. (2013). Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva Aedes aegypti. Medical Journal of

Lampung University , 2.

Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. (2000). Inventaris Tanaman

Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan.

Doggett, S. L. (1999, Januari 7). Retrieved September 28, 2014, from NSW

Arbovirus Surveillance Program Web Site:

http://medent.usyd.edu.au/arbovirus/index.html

Farmakope Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia (4 ed.). Jakarta: Departemen Republik Indonesia.

Firdausi, A., Siswoyo, T. A., & Wiryadiputra, S. (2013). Identifikasi Tanaman Potensial Penghasil Tanin-protein Kompleks Untuk Penghambatan Aktivitas Alfa-amylase Kaitannya Sebagai Pestisida Nabati. Pelita

Perkebunan , 29, 31-43.

Hadinegoro, S. R. (2004). Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia (III ed.). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hadinegoro, S. R. (2012, Mei). The revised WHO dengue case classification: does

the system need to be modified. Retrieved November 30, 2014, from

National Center for Biotechnology Information:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3381438/

Hanafiah, K. A. (2005). Prinsip Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Husna, S. N., Priyono, B., & Darwi, A. (2012). Efikasi Ekstrak Daun Lengkuas Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Anopheles aconitus. Unnes Journal of

(15)

38 Universitas Kristen Maranatha

Julian, M. I. (2008). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Gandarussa (Justicia gendarussa Burm) Terhadap Kadar Asam Urat dalam Darah Tikus Putih Jantan yang dibuat Hiperurisemia dengan Kalium Oksonat.

Universitas Indonesia .

Kemenkes RI. (2010, Agustus 2). Demam Berdarah Dengue di Indonesia Tahun 1968-2009. Buletin Jendela Epidemiologi , 1-14.

Kemenkes RI. (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Listyorini, P. I. (2012). Uji Keamanaan Kayu Jati (Tectona grandis l.f) Sebagai Bio-Larvasida Aedes Aegypti Terhadap Mencit. Unnes Public Health

Journal .

Nirwani, Z. (2011). Keanekaragaman Tumbuhan Bawah yang Berpotensi Sebagai

Tanaman Obat di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Sub Seksi Bukit

Lawang. Retrieved Agustus 27, 2014, from

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22749/4/Chapter%20II.pdf

Palgunadi, B. U., & Rahayu, A. (2012, Febuari 2). Retrieved Agustus 2, 2014,

from E Library Fakultas Kedokteran UWKS:

http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol2.no1.Januari2011/AEDES %20AEGYPTI%20SEBAGAI%20VEKTOR%20PENYAKIT%20DEMAM %20BERDARAH%20DENGUE.pdf.

Panghiyangani, R., Rahmiati, & F, N. A. (2009). Potensi Ekstrak Daun Dewa (Gynura pseudochina Ldc) Sebagai Larvasida Nyamuk Aedes Aegypti Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kedokteran Indonesia ,

1/No.2.

Pratiwi, Y. C., Haryono, T., & Rahayu, Y. S. (2013). Efektivitas Ekstrak Daun Ceremai (Phyllantus acidus) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti.

Lentero Bio , 2, 197-201.

Ridha, M. R., & Nisa, K. (2011). Larva Aedes Aegypti sudah Toleran Terhadap Temepos di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Vektora Vol. III

No. 2 .

Soegijanto, S. (2006). Patogenesa dan Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus

Dengue. Retrieved Agustus 5, 2014, from

(16)

39 Universitas Kristen Maranatha

Sudjana, P. (2010). Diagnosis Dini Penderita Demam Berdarah Dengue Dewasa.

Buletin Jendela Epidemiologi , 2, 21-25.

Sugumaran, P., Kowsalya, N., Karthic, R., & Seshadri, S. (2013). Biomass Production and Antibacterial Activity of Justicia Gendarussa: A Valuable Medicinal Plant. The Journal of Tropical Life Science , III/No 1, 8-13.

Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., & Pohan, H. T. (2009). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam (V ed.). Jakarta: Interna Publishing.

Sulkani. (2013, Mei 27). Tanaman Biduri, Gandarusa. Retrieved September 26, 2014, from Kementrian Pertanian - Direktorat Jendral Perkebunan:

http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/berita-214-tanaman-biduri-gandarusa.html

Sumilih, S., Ambarwati, & Astuti, D. (2010). Efektivitas Ekstrak Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val.) dalam Membunuh Larva Aedes aegypti.

Jurnal Kesehatan , 3, 78-88.

West Umatilla Mosquito Control District. (2006). Mosquito Life Cycle. Retrieved Oktober, 2014, from http://www.wumcd.org/mosquito/lifecycle.gif

WHO. (2013, September). Dengue and Severe Dengue. Retrieved Januari 20,

2014, from World Health Organization (WHO):

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/

WHO. (2005). Guidelines For Laboratory and Field Testing Of Mosquito

Larvicides. Retrieved November 26, 2014, from World Health Organization

(WHO):http://whqlibdoc.who.int/hq/2005/who_cds_whopes_gcdpp_2005.1 3.pdf

Zettel, C., & Kaufan, P. (2013, Maret). Entomology and Nematology. Retrieved

September 28, 2014, from University of Florida:

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi selain menggunakan asumsi di atas, pemilihan metode regresi data panel dalam penelitian ini akan ditentukan dengan pengujian statistik, yaitu menggunakan 3

Untuk menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasionaln dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Mengikuti pendidikan sekolah formal dan memperoleh ijazah Pendidikan dan pelatihan fungsional dengan memperoleh Surat Tanda Tamat DIKLAT (SPPTL) 1.. Doktor Pasca Sarjana

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kesadaran merek berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian, kesan kualitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak

For the first case, a new object based multi-temporal high resolution classification methodology is proposed and consists of four steps: respective multi-temporal images

Jaminan Terbatas ini tidak berlaku atas kerusakan karena pemakaian yang normal (normal wear and tear) atau apabila suatu komponen Peranti Keras BlackBerry dibuka atau diperbaiki

Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dgn bidan. Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi