• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN TANAH ENAM RATUS MEDAN MARELAN T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN TANAH ENAM RATUS MEDAN MARELAN T.A. 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH

DASAR NEGERI DI KELURAHAN TANAH

ENAM RATUS MEDAN MARELAN

T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Prasekolah dan Sekolah Dasar

Oleh:

RAYI SUCIPPITARI

NIM: 1103111051

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala kekuatan, keridhoan dan

rahmat-Nya yang amat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Di Universitas Negeri

Medan.

Penulis juga menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Alm.

Ayahanda, H. Sucipto dan ibunda tercinta, Hj. Sulehawaty yang selalu

memberikan kasih sayang, dukungan, ilmu dan semangat yang amat berguna bagi

penulis dalam menjalani setiap tahap kehidupan.

Selanjutnya penulis secara khusus mengucapkan ribuan terima kasih

kepada dosen pembimbing skripsi, bapak Drs. Rahim Sitompul, M.S yang telah

sangat professional dalam memberikan bimbingan, nasihat, dukungan, dan arahan

kepada penulis hingga proses penulisan skripsi ini selesai.

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi

Belajar Siswa Sekolah Dsar Negeri Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan

Marelan T.A 2013/2014”.

Selama dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat masukan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Drs. Nasrun Nasution, M.S Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

3. Prof.Dr. Yusnadi, M.S Pembantu Dekan I, Drs. Aman Simare-mare,

M.S Pembantu Dekan II, dan Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Pembantu

Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Khairul Anwar, M.Pd Ketua jurusan PPSD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(6)

5. Drs. Ramli Sitorus, M.Ed Sekretaris jurusan PPSD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan.

6. Drs. Wildansyah Lubis, M.Pd, Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd,

Dra. Rusmina Kasmah, M.Pd selaku Dosen penyelaras dan penguji

skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan yang penuh kesabaran dan

keikhlasan dalam memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti

perkuliahan.

8. Khairani H, S.Pd, H. Saiful Bahri, S.Pd, Hj. Nelia Hastuti, S.Pd, M.

Ahyar, S.Pd, dan Hj. Nuraisah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri

yang terdapat di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan yang

telah memberikan bantuan selama proses penelitian.

9. Susi Efiani, SE, Anita Yuslianti, SE, Tri Widya Rini, A.Md, Dian

Silvianti, Surya Agus Riyanto, SE selaku kakak dan abang tersayang

yang telah banyak memberikan nasihat, kasih sayang, dan dukungan

baik moral maupun materi selama penulis menempuh pendidikan.

10.Eka Satria Putra, yang dengan sabar selalu memberikan motivasi,

kasih sayang, dukungan, masukan dan menemani penulis dalam suka

dan duka.

11.Terkhusus kepada sahabat tersayang Suci Perwita Sari, Nurul

Hidayatunnisa, Indah Mutia, dan Laili Fahlia Harahap

12.Seluruh teman seperjuangan, Kautsar Iranda, Maisarah, Siska Erviani,

Siti, Sari, Eza, Risa, Mahrani Lubis, Putri Listya Rini, Rina Isnaini,

Fahrun Khairunnisya, seluruh teman-teman B-Reguler, dan seluruh

teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah memberikan bantuan,

candaan, juga memori yang sangat indah selama perkuliahan, juga M.

Amri yang selalu membantu penulis dalam kondisi apapun.

13.Kepada seluruh keponakanku, Farhan Farizi, Farel Farizi, Rafi Noval,

Wianda Alma Dewi, Dhanesh Adisty, Gavrillan Hafiz, Ghaozan Aflah,

Ghayyas Rajwa, Hayfa Azka, dan Faiqa Nazili yang selalu

(7)

14.Kepada seluruh staf pengajar dan Tata Usaha di sekolah dasar negeri

yang ada di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan.

15.Kepada seluruh siswa/siswi sekolah dasar negeri di kelurahan Tanah

Enam Ratus Medan Marelan.

16.Kepada seluruh orang yang menyayangi penulis, penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang ada, skripsi ini tentu masih

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan saran dan

kritikan yang bermanfaat demi perbaikan dari semua pihak.

Medan, 17 Maret 2014

Penulis,

(8)

ABSTRAK

Rayi Sucippitari. NIM. 1103111051. Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A. 2013/2014.

Medan, Jurusan PPSD, Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED Tahun 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui hubungan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014. Manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan baik bagi guru, calon guru maupun pengelola pendidikan untuk lebih peduli terhadap kualitas kinerja guru khususnya dalam hal kemampuan berkomunikasi.

Penelitian ini dilakukan di lima sekolah dasar negeri yang terdapat di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan. Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik Random Sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 137 siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala Likert yang terdiri dari 4 opsional, yakni sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah. Dari hasil pengujian instrumen yakni validitas dan reabilitas maka diperoleh 12 item valid dari masing-masing variabel.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan menggunakan Product Moment pada uji korelasi, dan uji t pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan analisis deskriptif dan statistik, variabel kemampuan berkomunikasi guru yang ditandai oleh empat aspek, yakni kemampuan berkomunikasi secara lisan, berkomunikasi secara tulisan, berkomunikasi secara nonverbal, dan berkomunikasi melalui alat bantu/media berada pada kategori sedang. Sedangkan variabel motivasi belajar yang ditandai dengan aspek tekun & ulet, aspek minat, aspek mandiri, dan aspek hasrat berada pada kategori baik.

Hasil statistik uji korelasi Carl Pearson antara kedua variabel tersebut diperoleh: rxy > rtabel yaitu 0,491 > 0,176. Maka hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014, diterima.

(9)
(10)
(11)

4.4.2 Analisis Deskriptif Variabel Y ... 56

4.5 Analisis Statistik Data Penelitian ... 59

4.5.1 Analisis Statistik Variabel X ... 59

4.5.2 Analisis Statistik Variabel Y ... 60

4.5.3 Uji Korelasi ... 61

4.5.4 Uji Keberartian ... 62

4.6 Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 66

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah siswa kelas V SDN di Kel. Tanah Enam Ratus ... 36

2. Kisi-kisi Angket Variabel Penelitian ... 39

3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 45

4. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

5. Hasil Uji Validitas Angket ... 48

6. Hasil Uji Realibilitas Angket ... 49

7. Kisi-kisi Angket setelah Uji Coba ... 50

8. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Lisan ... 53

9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Tulisan ... 54

10. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Nonverbal ... 54

11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Melalui Alat Bantu/Media... 55

12. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Tekun & Ulet ... 56

13. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Minat Yang Tinggi 57

14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Mandiri ... 57

15. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Hasrat ... 58

16. Interval Kelas Variabel X ... 59

17. Interval Kelas Variabel Y ... 60

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Instrumen Variabel X dan Y ... 68

2. Instrumen Variabel X dan Y setelah Validasi ... 72

3. Uji Coba Instrumen Kemampuan Berkomunikasi ... 74

4. Perhitungan Validitas Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 75

5. Perhitungan Realibilitas Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 92

6. Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar ... 94

7. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Belajar ... 95

8. Perhitungan Realibilitas Angket Motivasi Belajar ... 108

9. Data Mentah Jawaban Angket variabel X ... 110

10. Data Mentah Jawaban Angket variabel Y ... 112

11. Data Penelitian ... 114

12. Perhitungan Statistik Deskripsi ... 117

13. Perhitungan Korelasi ... 123

14. Perhitungan Keberartian (Uji t) ... 124

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berkomunikasi guru diukur berdasarkan empat aspek utama,

yaitu kemampuan berkomunikasi secara lisan, kemampuan berkomunikasi

tulisan, kemampuan berkomunikasi secara nonverbal, dan kemampuan

berkomunikasi melalui alat bantu/media.

2. Kemampuan berkomunikasi lisan dengan aspek mudah dipahami, sopan

dalam berbicara, tepat sasaran, dan logat berada pada kategori baik.

Sementara satu aspek lainnya yaitu kejelasan berada pada kategori cukup.

3. Kemampuan berkomunikasi tulisan dengan aspek kerapian berada pada

kategori baik.

4. Kemampuan berkomunikasi nonverbal yang ditandai dengan ekspresi wajah

dan gerakan tangan secara keseluruhan berada pada kategori baik.

5. Kemampuan berkomunikasi melalui alat bantu/media yang ditandai dengan

empat aspek, yakni mengajar dengan urutan, menceritakan ilustrasi,

menggunakan pengulangan, dan menyanyikan kata kunci, masing-masing

(15)

6. Pada kenyataannya tingkat kemampuan berkomunikasi guru Sekolah Dasar

Negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014

berada pada kategori baik.

7. Motivasi belajar siswa diukur berdasarkan empat aspek utama, yakni tekun &

ulet, minat yang tinggi, mandiri, dan hasrat.

8. Aspek tekun dan ulet yang ditandai dengan bekerja dalam waktu lama,

mencari solusi, memperhatikan, tidak tergantung kepada orang lain,

keseluruhannya berada pada kategori baik.

9. Aspek minat yang tinggi ditandai dengan tiga hal. Dua di antaranya yakni

menyiapkan alat tulis, dan antusias terhadap persoalan berada pada kategori

baik, sementara itu aspek tentang menyerahkan tugas tepat waktu berada pada

kategori cukup.

10. Aspek mandiri yang ditandai dengan percaya diri dan mencari cara baru juga

berada pada kategori baik.

11. Aspek hasrat yang di tandai dengan tiga hal, dua di antaranya, yakni hasrat

mendapatkan pujian dan hasrat membahagiakan orangtua berada pada

kategori baik, sementara hasrat untuk berprestasi berada pada kategori cukup.

12. Secara keseluruhan, tingkat motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di

kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014 berada pada

kategori baik.

13. Hasil pengujian hipotesis antara kemampuan berkomunikasi guru dengan

(16)

kebenarannya. Hal ini berarti semakin baik kemampuan komunikasi guru,

maka semakin meningkat pula motivasi belajar siswa.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan berkomunikasi guru dari keempat aspek keseluruhan

yang telah disebutkan berada pada kategori baik. Hal ini tentu masih dapat

ditingkatkan menjadi sangat baik melalui berbagai upaya baik dari pihak

penyelenggara maupun pihak pelaksana pendidikan.

2. Tingkat motivasi belajar siswa yang ditandai dengan empat aspek secara

keseluruhan berada pada kategori baik sehingga dapat dipertahankan atau

ditingkatkan menjadi lebih baik dengan bantuan dari orangtua, guru, maupun

masyarakat lingkungan sekitar.

3. Karena terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan

berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa, maka hal-hal yang

berkaitan dengan kemampuan dan kompetensi guru khususnya dalam hal

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Dengan adanya pendidikan, manusia dapat merubah tingkah lakunya menjadi

pribadi yang bermartabat dan berbudi pekerti mulia. Dalam Pasal 1

Undang-undang No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional adalah usaha

secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan,

kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan berhasil mencapai hasil

belajarnya apabila ia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk belajar, keinginan

untuk mencari tahu dan kebutuhan untuk meraih cita-cita. Keinginan dan

dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. Menurut W.A Gerungan ( dalam

Hamzah, 2008: 3): “Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang

untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam

memenuhi kebutuhannya.” Terkait dalam kegiatan pembelajaran, Sadiman

(2003:84) menjelaskan bahwa: “Kegiatan belajar sangat memerlukan motivasi”.

(18)

ada motivasi. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar bagi

para siswa (peserta didik).

Motivasi yang mendorong siswa untuk belajar baik intrinsik maupun

ekstrinsik sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Motivasi intrinsik

muncul dari dalam diri siswa itu sendiri sehingga membuatnya memiliki kekuatan

untuk terus belajar. Hal ini sangat menguntungkan mengingat siswa yang

memiliki motivasi intrinsik tidak bergantung dari faktor luar. Sebaliknya siswa

yang tidak memiliki motivasi intrinsik cenderung mengandalkan motivasi

ekstrinsik, yaitu rangsangan dari luar diri yang menunjang keinginan dan

kebutuhannya untuk belajar. Dalam hal ini, guru memiliki tugas untuk

membangkitkan dan mengarahkan siswa agar memiliki motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sehingga siswa mampu berprestasi dalam belajar.

Selain itu, motivasi juga menentukan kualitas perilaku seseorang. Rendah

tingginya kualitas seseorang dapat dilihat dari kualitas perilakunya, yaitu yang

ditunjukkan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian, dan ketabahan. Seperti yang

diungkapkan oleh Anderson C.R dan Faust G.W bahwa: “Motivasi dalam belajar

dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut ketabahan,

perhatian, konsentrasi, dan ketekunan siswa”.

Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan

sikap antusiasme dan perhatian yang penuh dalam setiap tugas belajar. Ia akan

memusatkan hati dan pikirannya kepada kegiatan belajar tanpa terpengaruh oleh

apapun. Hal ini secara otomatis akan meningkatkan kualitas dirinya sebagai

(19)

dari minimnya usaha yang ia lakukan dalam pembelajaran. Siswa dengan minat

yang rendah enggan untuk berpartisipasi aktif di dalam kegiatan dan tugas-tugas

belajar. Ia cepat merasa bosan dengan pelajaran yang dipelajari dan sulit

berkonsentrasi.

Kenyataan yang terjadi dilapangan memperlihatkan bahwa masih banyak

siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari

keseharian siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran. Banyak siswa yang tidak

antusias di dalam belajar. Beberapa diantaranya kurang memperhatikan saat guru

menerangkan materi, tidak selesai mengerjakan PR, sering absen, mengobrol saat

jam belajar, mengganggu teman, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan

banyaknya siswa yang tidak mampu mencapai nilai kriteria kelulusan minimum

dan kompetensi yang diharapkan.

Faktor-faktor yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa lebih

diperankan kepada faktor eksternal. Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah (2008:

33): “Seorang anak yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi,

apabila orang tuanya memuji dan menghargainya, begitu pula dengan siswa

sekolah dasar akan senang dan berhasil belajar Matematika jika pada ulangan

pertamanya ia mendapatkan nilai yang tinggi”. Dari pernyataan tersebut dapat

diidentifikasikan bahwa peran faktor eksternal sangat mempengaruhi tinggi

rendahnya motivasi anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak motivasi

intrinsik belum terbentuk secara sempurna. Untuk itu mereka membutuhkan

dorongan, ajakan, pujian dan pengkondisian sedemikian rupa sehingga mereka

tertarik untuk melakukan sesuatu. Demikian halnya dalam kegiatan pembelajaran,

(20)

mengajar, persaingan, media pembelajaran yang digunakan, keadaan lingkungan,

teman bermain, dan pemberian penguatan.

Dari beberapa faktor diatas, peneliti menganggap bahwa cara guru

mengajarlah yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa khususnya

dalam bidang kemampuan berkomunikasi guru. Alasan yang mendasari

pernyataan ini adalah komunikasi merupakan kegiatan mengantarkan pesan dari

sumber kepada penerima. Dalam pembelajaran, sumber yang dimaksud adalah

guru, pesan yang disampaikan adalah materi pelajaran, sedangkan penerimanya

adalah siswa. Apabila materi pelajaran disampaikan dengan cara yang benar,

maka dapat dipastikan bahwa siswa akan mudah mengerti dan menerima maksud

yang sama dari sumber.

Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik akan mampu

menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Komunikasi yang

baik bagi guru ditandai dengan penggunaan bahasa yang relevan, suara yang jelas,

tulisan yang mudah dibaca, serta penambahan komunikasi nonverbal seperti

acungan jempol ataupun tepukan pada pundak sehingga memicu semangat siswa

serta membangun kesan yang bersahabat. Dengan kemampuan berkomunikasi

yang baik, guru secara otomatis dapat membangkitkan gairah siswanya untuk

belajar sehingga siswa diharapkan mampu untuk berpartisipasi aktif dan menjadi

yang terbaik di dalam kelas. Hal ini sangat memungkinkan siswa untuk menikmati

proses pembelajaran dan menjadikannya sebagai siswa yang berprestasi. Tidak

hanya itu, dengan komunikasi yang baik guru dapat dipastikan mampu

membangun hubungan yang sehat antara guru dengan siswa, guru dengan guru,

(21)

merupakan suatu fondasi awal yang sangat berpengaruh kepada kualitas kegiatan

belajar mengajar yang akan berdampak baik pada siswa.

Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

masalah dengan judul “Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil pemaparan permasalahan diatas, peneliti mengidentifikasi

masalah yang ada antara lain:

1. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh metode belajar yang

digunakan oleh guru

2. Motivasi belajar siswa muncul dengan adanya pemberian

penguatan

3. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh komunikasi guru yang

baik

4. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh teman sebaya

5. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh adanya saingan/kompetisi

6. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kecerdasan siswa

dalam berbahasa

7. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kualitas

(22)

8. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi motivasi belajar

siswa

9. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi prestasi siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar

siswa, maka peneliti membatasi masalah pada kajian tersebut. Adapun yang

menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan kemampuan

berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri di

Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah, yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar

Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di

(23)

2. Mengetahui adakah hambatan belajar siswa yang dikaitkan dengan

kemampuan berkomunikasi guru di dalam kelas

3. Melihat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan kemampuan

guru dalam berkomunikasi

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi baru untuk

lebih mampu mengartikan sikap dan materi pembelajaran yang

diberikan oleh guru.

2. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi diri dalam

konteks kemampuan berkomunikasi di dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu membuat

pengelola pendidikan lebih peduli dan memahami betapa besarnya

pengaruh kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar

siswa sehingga motivasi siswa dapat ditingkatkan.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi

yang terkait dengan hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa,

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-dasar Pedagogik Modern. Jakarta: Indeks

Effendi, Uchjana. 2003. Ilmu, Teory, dan Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press

Januari Medio. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi .Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Medan

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Saud, Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sulistyo, Joko. 2007. 6 Hari Jago SPSS. Jakarta: Rineka Cipta

Tanjung, B. & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana

Uno, Hamzah. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Uzer, 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Widjaja. 2008. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Majlis Permusyawaratan Ulama adalah sebuah lembaga yang berjalan dalam struktur pemerintahan Aceh dalam rangka membantu memfatwakan, mengambil kebijakan dan

Konsep stories dan knowledge, objektivitas materi, karakteristik positivistik, konsep dasar diskursus, diskursus gender, diskursus rasionalitas, diskursus modernitas, power,

Data lain yang didapatkan dari tabel 4.2 yaitu adanya penurunan semua tingkat insomnia berat saat pretest menjadi insomnia ringan dan sedang saat posttest,

Anda akan lakukan apabila bacaan yang diambil pada alat aras didapati kurang tepat ( terdapat ralat ). KAEDAH MELAKUKAN PELARASAN SEMENTARA. i) Dirisiapkan tripot ( kaki tiga )

Perencanaan pembangunan daerah bagi sebuah daerah adalah kegiatan yang dilakukan pada setiap tahunnya oleh pemerintah tingkat satu ataupun dua, dalam proses perencanaan

1) Agar pekerja sosial memahami tugas pokok dan fungsinya, mengingat bahwa program terpadu tentunya membutuhkan kesiapan yang lebih baik, sehingga dalam

Wijaya, Lanni : "Identifikasi dan Penetapan Kadar Zat Warna Merah dalam Dawet yang Dijual di Sepanjang Jalan "X" Secara KLT-Densitometri. Untuk uji

Terlaksananya jasa administrasi perkantoran 1.500.000 276.042.000 76.400.000 2 3 4 5 6 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem