HUBUNGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH
DASAR NEGERI DI KELURAHAN TANAH
ENAM RATUS MEDAN MARELAN
T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan
Prasekolah dan Sekolah Dasar
Oleh:
RAYI SUCIPPITARI
NIM: 1103111051
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala kekuatan, keridhoan dan
rahmat-Nya yang amat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Di Universitas Negeri
Medan.
Penulis juga menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Alm.
Ayahanda, H. Sucipto dan ibunda tercinta, Hj. Sulehawaty yang selalu
memberikan kasih sayang, dukungan, ilmu dan semangat yang amat berguna bagi
penulis dalam menjalani setiap tahap kehidupan.
Selanjutnya penulis secara khusus mengucapkan ribuan terima kasih
kepada dosen pembimbing skripsi, bapak Drs. Rahim Sitompul, M.S yang telah
sangat professional dalam memberikan bimbingan, nasihat, dukungan, dan arahan
kepada penulis hingga proses penulisan skripsi ini selesai.
Skripsi ini berjudul “Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi
Belajar Siswa Sekolah Dsar Negeri Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan
Marelan T.A 2013/2014”.
Selama dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat masukan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Drs. Nasrun Nasution, M.S Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Prof.Dr. Yusnadi, M.S Pembantu Dekan I, Drs. Aman Simare-mare,
M.S Pembantu Dekan II, dan Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Pembantu
Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Khairul Anwar, M.Pd Ketua jurusan PPSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
5. Drs. Ramli Sitorus, M.Ed Sekretaris jurusan PPSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
6. Drs. Wildansyah Lubis, M.Pd, Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd,
Dra. Rusmina Kasmah, M.Pd selaku Dosen penyelaras dan penguji
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan yang penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti
perkuliahan.
8. Khairani H, S.Pd, H. Saiful Bahri, S.Pd, Hj. Nelia Hastuti, S.Pd, M.
Ahyar, S.Pd, dan Hj. Nuraisah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri
yang terdapat di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan yang
telah memberikan bantuan selama proses penelitian.
9. Susi Efiani, SE, Anita Yuslianti, SE, Tri Widya Rini, A.Md, Dian
Silvianti, Surya Agus Riyanto, SE selaku kakak dan abang tersayang
yang telah banyak memberikan nasihat, kasih sayang, dan dukungan
baik moral maupun materi selama penulis menempuh pendidikan.
10.Eka Satria Putra, yang dengan sabar selalu memberikan motivasi,
kasih sayang, dukungan, masukan dan menemani penulis dalam suka
dan duka.
11.Terkhusus kepada sahabat tersayang Suci Perwita Sari, Nurul
Hidayatunnisa, Indah Mutia, dan Laili Fahlia Harahap
12.Seluruh teman seperjuangan, Kautsar Iranda, Maisarah, Siska Erviani,
Siti, Sari, Eza, Risa, Mahrani Lubis, Putri Listya Rini, Rina Isnaini,
Fahrun Khairunnisya, seluruh teman-teman B-Reguler, dan seluruh
teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah memberikan bantuan,
candaan, juga memori yang sangat indah selama perkuliahan, juga M.
Amri yang selalu membantu penulis dalam kondisi apapun.
13.Kepada seluruh keponakanku, Farhan Farizi, Farel Farizi, Rafi Noval,
Wianda Alma Dewi, Dhanesh Adisty, Gavrillan Hafiz, Ghaozan Aflah,
Ghayyas Rajwa, Hayfa Azka, dan Faiqa Nazili yang selalu
14.Kepada seluruh staf pengajar dan Tata Usaha di sekolah dasar negeri
yang ada di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan.
15.Kepada seluruh siswa/siswi sekolah dasar negeri di kelurahan Tanah
Enam Ratus Medan Marelan.
16.Kepada seluruh orang yang menyayangi penulis, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang ada, skripsi ini tentu masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan saran dan
kritikan yang bermanfaat demi perbaikan dari semua pihak.
Medan, 17 Maret 2014
Penulis,
ABSTRAK
Rayi Sucippitari. NIM. 1103111051. Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A. 2013/2014.
Medan, Jurusan PPSD, Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED Tahun 2013/2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui hubungan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014. Manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan baik bagi guru, calon guru maupun pengelola pendidikan untuk lebih peduli terhadap kualitas kinerja guru khususnya dalam hal kemampuan berkomunikasi.
Penelitian ini dilakukan di lima sekolah dasar negeri yang terdapat di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan. Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik Random Sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 137 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala Likert yang terdiri dari 4 opsional, yakni sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah. Dari hasil pengujian instrumen yakni validitas dan reabilitas maka diperoleh 12 item valid dari masing-masing variabel.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan menggunakan Product Moment pada uji korelasi, dan uji t pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan analisis deskriptif dan statistik, variabel kemampuan berkomunikasi guru yang ditandai oleh empat aspek, yakni kemampuan berkomunikasi secara lisan, berkomunikasi secara tulisan, berkomunikasi secara nonverbal, dan berkomunikasi melalui alat bantu/media berada pada kategori sedang. Sedangkan variabel motivasi belajar yang ditandai dengan aspek tekun & ulet, aspek minat, aspek mandiri, dan aspek hasrat berada pada kategori baik.
Hasil statistik uji korelasi Carl Pearson antara kedua variabel tersebut diperoleh: rxy > rtabel yaitu 0,491 > 0,176. Maka hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014, diterima.
4.4.2 Analisis Deskriptif Variabel Y ... 56
4.5 Analisis Statistik Data Penelitian ... 59
4.5.1 Analisis Statistik Variabel X ... 59
4.5.2 Analisis Statistik Variabel Y ... 60
4.5.3 Uji Korelasi ... 61
4.5.4 Uji Keberartian ... 62
4.6 Pembahasan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 66
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Jumlah siswa kelas V SDN di Kel. Tanah Enam Ratus ... 36
2. Kisi-kisi Angket Variabel Penelitian ... 39
3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 45
4. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46
5. Hasil Uji Validitas Angket ... 48
6. Hasil Uji Realibilitas Angket ... 49
7. Kisi-kisi Angket setelah Uji Coba ... 50
8. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Lisan ... 53
9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Tulisan ... 54
10. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Nonverbal ... 54
11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Melalui Alat Bantu/Media... 55
12. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Tekun & Ulet ... 56
13. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Minat Yang Tinggi 57
14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Mandiri ... 57
15. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Hasrat ... 58
16. Interval Kelas Variabel X ... 59
17. Interval Kelas Variabel Y ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Instrumen Variabel X dan Y ... 68
2. Instrumen Variabel X dan Y setelah Validasi ... 72
3. Uji Coba Instrumen Kemampuan Berkomunikasi ... 74
4. Perhitungan Validitas Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 75
5. Perhitungan Realibilitas Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 92
6. Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar ... 94
7. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Belajar ... 95
8. Perhitungan Realibilitas Angket Motivasi Belajar ... 108
9. Data Mentah Jawaban Angket variabel X ... 110
10. Data Mentah Jawaban Angket variabel Y ... 112
11. Data Penelitian ... 114
12. Perhitungan Statistik Deskripsi ... 117
13. Perhitungan Korelasi ... 123
14. Perhitungan Keberartian (Uji t) ... 124
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan berkomunikasi guru diukur berdasarkan empat aspek utama,
yaitu kemampuan berkomunikasi secara lisan, kemampuan berkomunikasi
tulisan, kemampuan berkomunikasi secara nonverbal, dan kemampuan
berkomunikasi melalui alat bantu/media.
2. Kemampuan berkomunikasi lisan dengan aspek mudah dipahami, sopan
dalam berbicara, tepat sasaran, dan logat berada pada kategori baik.
Sementara satu aspek lainnya yaitu kejelasan berada pada kategori cukup.
3. Kemampuan berkomunikasi tulisan dengan aspek kerapian berada pada
kategori baik.
4. Kemampuan berkomunikasi nonverbal yang ditandai dengan ekspresi wajah
dan gerakan tangan secara keseluruhan berada pada kategori baik.
5. Kemampuan berkomunikasi melalui alat bantu/media yang ditandai dengan
empat aspek, yakni mengajar dengan urutan, menceritakan ilustrasi,
menggunakan pengulangan, dan menyanyikan kata kunci, masing-masing
6. Pada kenyataannya tingkat kemampuan berkomunikasi guru Sekolah Dasar
Negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014
berada pada kategori baik.
7. Motivasi belajar siswa diukur berdasarkan empat aspek utama, yakni tekun &
ulet, minat yang tinggi, mandiri, dan hasrat.
8. Aspek tekun dan ulet yang ditandai dengan bekerja dalam waktu lama,
mencari solusi, memperhatikan, tidak tergantung kepada orang lain,
keseluruhannya berada pada kategori baik.
9. Aspek minat yang tinggi ditandai dengan tiga hal. Dua di antaranya yakni
menyiapkan alat tulis, dan antusias terhadap persoalan berada pada kategori
baik, sementara itu aspek tentang menyerahkan tugas tepat waktu berada pada
kategori cukup.
10. Aspek mandiri yang ditandai dengan percaya diri dan mencari cara baru juga
berada pada kategori baik.
11. Aspek hasrat yang di tandai dengan tiga hal, dua di antaranya, yakni hasrat
mendapatkan pujian dan hasrat membahagiakan orangtua berada pada
kategori baik, sementara hasrat untuk berprestasi berada pada kategori cukup.
12. Secara keseluruhan, tingkat motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di
kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014 berada pada
kategori baik.
13. Hasil pengujian hipotesis antara kemampuan berkomunikasi guru dengan
kebenarannya. Hal ini berarti semakin baik kemampuan komunikasi guru,
maka semakin meningkat pula motivasi belajar siswa.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan berkomunikasi guru dari keempat aspek keseluruhan
yang telah disebutkan berada pada kategori baik. Hal ini tentu masih dapat
ditingkatkan menjadi sangat baik melalui berbagai upaya baik dari pihak
penyelenggara maupun pihak pelaksana pendidikan.
2. Tingkat motivasi belajar siswa yang ditandai dengan empat aspek secara
keseluruhan berada pada kategori baik sehingga dapat dipertahankan atau
ditingkatkan menjadi lebih baik dengan bantuan dari orangtua, guru, maupun
masyarakat lingkungan sekitar.
3. Karena terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa, maka hal-hal yang
berkaitan dengan kemampuan dan kompetensi guru khususnya dalam hal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dengan adanya pendidikan, manusia dapat merubah tingkah lakunya menjadi
pribadi yang bermartabat dan berbudi pekerti mulia. Dalam Pasal 1
Undang-undang No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional adalah usaha
secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan,
kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan berhasil mencapai hasil
belajarnya apabila ia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk belajar, keinginan
untuk mencari tahu dan kebutuhan untuk meraih cita-cita. Keinginan dan
dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. Menurut W.A Gerungan ( dalam
Hamzah, 2008: 3): “Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya.” Terkait dalam kegiatan pembelajaran, Sadiman
(2003:84) menjelaskan bahwa: “Kegiatan belajar sangat memerlukan motivasi”.
ada motivasi. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar bagi
para siswa (peserta didik).
Motivasi yang mendorong siswa untuk belajar baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Motivasi intrinsik
muncul dari dalam diri siswa itu sendiri sehingga membuatnya memiliki kekuatan
untuk terus belajar. Hal ini sangat menguntungkan mengingat siswa yang
memiliki motivasi intrinsik tidak bergantung dari faktor luar. Sebaliknya siswa
yang tidak memiliki motivasi intrinsik cenderung mengandalkan motivasi
ekstrinsik, yaitu rangsangan dari luar diri yang menunjang keinginan dan
kebutuhannya untuk belajar. Dalam hal ini, guru memiliki tugas untuk
membangkitkan dan mengarahkan siswa agar memiliki motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sehingga siswa mampu berprestasi dalam belajar.
Selain itu, motivasi juga menentukan kualitas perilaku seseorang. Rendah
tingginya kualitas seseorang dapat dilihat dari kualitas perilakunya, yaitu yang
ditunjukkan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian, dan ketabahan. Seperti yang
diungkapkan oleh Anderson C.R dan Faust G.W bahwa: “Motivasi dalam belajar
dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut ketabahan,
perhatian, konsentrasi, dan ketekunan siswa”.
Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan
sikap antusiasme dan perhatian yang penuh dalam setiap tugas belajar. Ia akan
memusatkan hati dan pikirannya kepada kegiatan belajar tanpa terpengaruh oleh
apapun. Hal ini secara otomatis akan meningkatkan kualitas dirinya sebagai
dari minimnya usaha yang ia lakukan dalam pembelajaran. Siswa dengan minat
yang rendah enggan untuk berpartisipasi aktif di dalam kegiatan dan tugas-tugas
belajar. Ia cepat merasa bosan dengan pelajaran yang dipelajari dan sulit
berkonsentrasi.
Kenyataan yang terjadi dilapangan memperlihatkan bahwa masih banyak
siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari
keseharian siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran. Banyak siswa yang tidak
antusias di dalam belajar. Beberapa diantaranya kurang memperhatikan saat guru
menerangkan materi, tidak selesai mengerjakan PR, sering absen, mengobrol saat
jam belajar, mengganggu teman, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan
banyaknya siswa yang tidak mampu mencapai nilai kriteria kelulusan minimum
dan kompetensi yang diharapkan.
Faktor-faktor yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa lebih
diperankan kepada faktor eksternal. Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah (2008:
33): “Seorang anak yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi,
apabila orang tuanya memuji dan menghargainya, begitu pula dengan siswa
sekolah dasar akan senang dan berhasil belajar Matematika jika pada ulangan
pertamanya ia mendapatkan nilai yang tinggi”. Dari pernyataan tersebut dapat
diidentifikasikan bahwa peran faktor eksternal sangat mempengaruhi tinggi
rendahnya motivasi anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak motivasi
intrinsik belum terbentuk secara sempurna. Untuk itu mereka membutuhkan
dorongan, ajakan, pujian dan pengkondisian sedemikian rupa sehingga mereka
tertarik untuk melakukan sesuatu. Demikian halnya dalam kegiatan pembelajaran,
mengajar, persaingan, media pembelajaran yang digunakan, keadaan lingkungan,
teman bermain, dan pemberian penguatan.
Dari beberapa faktor diatas, peneliti menganggap bahwa cara guru
mengajarlah yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa khususnya
dalam bidang kemampuan berkomunikasi guru. Alasan yang mendasari
pernyataan ini adalah komunikasi merupakan kegiatan mengantarkan pesan dari
sumber kepada penerima. Dalam pembelajaran, sumber yang dimaksud adalah
guru, pesan yang disampaikan adalah materi pelajaran, sedangkan penerimanya
adalah siswa. Apabila materi pelajaran disampaikan dengan cara yang benar,
maka dapat dipastikan bahwa siswa akan mudah mengerti dan menerima maksud
yang sama dari sumber.
Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik akan mampu
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Komunikasi yang
baik bagi guru ditandai dengan penggunaan bahasa yang relevan, suara yang jelas,
tulisan yang mudah dibaca, serta penambahan komunikasi nonverbal seperti
acungan jempol ataupun tepukan pada pundak sehingga memicu semangat siswa
serta membangun kesan yang bersahabat. Dengan kemampuan berkomunikasi
yang baik, guru secara otomatis dapat membangkitkan gairah siswanya untuk
belajar sehingga siswa diharapkan mampu untuk berpartisipasi aktif dan menjadi
yang terbaik di dalam kelas. Hal ini sangat memungkinkan siswa untuk menikmati
proses pembelajaran dan menjadikannya sebagai siswa yang berprestasi. Tidak
hanya itu, dengan komunikasi yang baik guru dapat dipastikan mampu
membangun hubungan yang sehat antara guru dengan siswa, guru dengan guru,
merupakan suatu fondasi awal yang sangat berpengaruh kepada kualitas kegiatan
belajar mengajar yang akan berdampak baik pada siswa.
Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
masalah dengan judul “Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari hasil pemaparan permasalahan diatas, peneliti mengidentifikasi
masalah yang ada antara lain:
1. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh metode belajar yang
digunakan oleh guru
2. Motivasi belajar siswa muncul dengan adanya pemberian
penguatan
3. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh komunikasi guru yang
baik
4. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh teman sebaya
5. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh adanya saingan/kompetisi
6. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kecerdasan siswa
dalam berbahasa
7. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kualitas
8. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi motivasi belajar
siswa
9. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi prestasi siswa
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa, maka peneliti membatasi masalah pada kajian tersebut. Adapun yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan kemampuan
berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri di
Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah, yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar
Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di
2. Mengetahui adakah hambatan belajar siswa yang dikaitkan dengan
kemampuan berkomunikasi guru di dalam kelas
3. Melihat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan kemampuan
guru dalam berkomunikasi
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi baru untuk
lebih mampu mengartikan sikap dan materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
2. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi diri dalam
konteks kemampuan berkomunikasi di dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu membuat
pengelola pendidikan lebih peduli dan memahami betapa besarnya
pengaruh kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar
siswa sehingga motivasi siswa dapat ditingkatkan.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi
yang terkait dengan hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa,
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-dasar Pedagogik Modern. Jakarta: Indeks
Effendi, Uchjana. 2003. Ilmu, Teory, dan Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press
Januari Medio. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi .Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Medan
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Saud, Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sulistyo, Joko. 2007. 6 Hari Jago SPSS. Jakarta: Rineka Cipta
Tanjung, B. & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana
Uno, Hamzah. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, Uzer, 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Widjaja. 2008. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara