• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di kelas V SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di kelas V SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat."

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Halawa, Rismawati. 2016. Pengembangan Modul Tanaman Obat untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan di Kelas V SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat. Skripsi: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang didasari dengan potensi dan masalah. Potensi dalam penelitian ini adalah manfaat tanaman obat sebagai bahan pengobatan dan penghias pekarangan. Sedangkan masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat dalam melestarikan tanaman-tanaman obat yang berada di sekitar lingkungannya. Dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa di SDN No. 075046 Lolofitu, peneliti mendapatkan data jika siswa dan guru membutuhkan produk berupa modul tanaman yang dapat membantu pemahaman akan pentingnya melestarikan tanaman obat. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar mereka dapat mengetahui pentingnya melestarikan tanaman obat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan enam langkah dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” dan mendeskripsikan kualitas produk tersebut. Modul tanaman obat divalidasi oleh dua validator yaitu ahli bahasa dengan skor 4,15 (layak) dan ahli IPA dengan skor 4,41 (layak), dengan demikian modul tanaman obat “Daun Ajaib” layak diuji cobakan.

Uji coba dilakukan pada kelas V di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat dengan jumlah responden 27 siswa. Hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman obat yang dikembangkan sangat baik dan sangat layak digunakan. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji coba kualitas modul tanaman obat yang memperoleh skor rata-rata 4.55 yang berarti sangat baik dan sangat layak digunakan.

(2)

ABSTRACK

Halawa, Rismawati. 2016. Development of Medicine Plants Module for Environment Conservation Education in Grade V SDN No 075046 Lolofitu West Nias Regency. Skripsi: Yogyakarta: Sanata Dharma University

This research is research and development that based on potentials and problems. The potential in this research is the benefit of medicine plants as medical

ingredient and yard decoration. Mean while the problem in this research is people’s

lack of understanding in medical plants conservation in their surroundings. From the result of the teachers and students analisys of need in SDN No 075046 Lolofitu, the researcher got data that the teacher that the teachers and students need a product in the form of module that will help their understanding in how important it is to conserve the medical plants. That is why the researcher want to develop a product in

form of medicine plants module “Daun Ajaib” for grade V elementary school in

order to help them understand the importants of medical plants conservation.

The method used in this research is research and development (R & D). This research used six steps from Sugiyono, those are: (1) potentials and problems, (2) collectiry data, (3) product design, (4) validation design, (5) revision design, and (6)experiment product. The purpose of this research is to describe the ocess of

medical plants module “Daun Ajaib” development and its quality.

The module of medicinal plants was validated by two experts: a linguist with a score of 4.15 (decent) and a science expert with a score of 4.41 (decent). Thus, the module of medicinal plants "Daun Ajaib" is decent to be tested. Tests were performed on fifth-graders of SDN No. 075046 Lolofitu West Nias by the number of respondents of 27 students. The results of students' perception on the quality of medicinal plant modules were developed very good and very fit for use. This can be seen in the test results that obtained an average score of 4.55, which means very good and very fit for use.

(3)

PENGEMBANGAN MODUL TANAMAN OBAT

UNTUK PENDIDIKAN KONSERVASI LINGKUNGAN

DI KELAS V SDN NO 075046 LOLOFITU

KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Rismawati Halawa

NIM: 121134136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENGEMBANGAN MODUL TANAMAN OBAT

UNTUK PENDIDIKAN KONSERVASI LINGKUNGAN

DI KELAS V SDN NO 075046 LOLOFITU

KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Rismawati Halawa

NIM: 121134136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamat dan sumber kekuatan dalam hidupku. 2. Kedua orang tuaku tercinta Eliasa Halawa dan Yuliana Gulo yang selalu

memberikan semangat, perhatian, nasehat dan kasih sayang.

3. Abangku Krisman Halawa, Adikku Happy Arianto Halawa, Adikku Widar Lavhaty Halawa, dan Adikku Melta Halawa yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

4. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata Dharma. 5. Seluruh pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu

dan mempercayai peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata.

6. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa, dukungan dan nasehat. 7. Teman-temanku PGSD angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan dan

semangat selama studi di PGSD Universitas Sanata. 8. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

(8)

MOTTO

“ Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN”

* Yeremia 17:7 *

“Hal yang paling penting bukanlah hasil akhir,

melainkan proses yang telah dilewati”

* Wahyu Wido Sari *

“ Hidup adalah anugerah,

tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik ”

* Kutipan lagu “Jangan Menyerah”*

(9)
(10)
(11)

ABSTRAK

Halawa, Rismawati. 2016. Pengembangan Modul Tanaman Obat untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan di Kelas V SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat. Skripsi: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang didasari dengan potensi dan masalah. Potensi dalam penelitian ini adalah manfaat tanaman obat sebagai bahan pengobatan dan penghias pekarangan. Sedangkan masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat dalam melestarikan tanaman-tanaman obat yang berada di sekitar lingkungannya. Dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa di SDN No. 075046 Lolofitu, peneliti mendapatkan data jika siswa dan guru membutuhkan produk berupa modul tanaman yang dapat membantu pemahaman akan pentingnya melestarikan tanaman obat. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar mereka dapat mengetahui pentingnya melestarikan tanaman obat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan enam langkah dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan produk berupa

modul tanaman obat “Daun Ajaib” dan mendeskripsikan kualitas produk

tersebut. Modul tanaman obat divalidasi oleh dua validator yaitu ahli bahasa dengan skor 4,15 (layak) dan ahli IPA dengan skor 4,41 (layak), dengan demikian modul tanaman obat “Daun Ajaib” layak diuji cobakan.

Uji coba dilakukan pada kelas V di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat dengan jumlah responden 27 siswa. Hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul tanaman obat yang dikembangkan sangat baik dan sangat layak digunakan. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji coba kualitas modul tanaman obat yang memperoleh skor rata-rata 4.55 yang berarti sangat baik dan sangat layak digunakan.

Kata kunci : pengembangan, modul, pendidikan konservasi, tanaman obat.

(12)

ABSTRACT

Halawa, Rismawati. 2016. Development of Medicine Plants Module for Environment Conservation Education in Grade V SDN No 075046 Lolofitu West Nias Regency. Skripsi: Yogyakarta: Sanata Dharma University

This research is research and development that based on potentials and problems. The potential in this research is the benefit of medicine plants as medical ingredient and yard decoration. Mean while the problem in this

research is people’s lack of understanding in medical plants conservation in

their surroundings. From the result of the teachers and students analisys of need in SDN No 075046 Lolofitu, the researcher got data that the teacher that the teachers and students need a product in the form of module that will help their understanding in how important it is to conserve the medical plants. That is why the researcher want to develop a product in form of medicine

plants module “Daun Ajaib” for grade V elementary school in order to help

them understand the importants of medical plants conservation.

The method used in this research is research and development (R & D). This research used six steps from Sugiyono, those are: (1) potentials and problems, (2) collectiry data, (3) product design, (4) validation design, (5) revision design, and (6)experiment product. The purpose of this research is to

describe the ocess of medical plants module “Daun Ajaib” development and

its quality.

The module of medicinal plants was validated by two experts: a linguist with a score of 4.15 (decent) and a science expert with a score of 4.41 (decent). Thus, the module of medicinal plants "Daun Ajaib" is decent to be tested. Tests were performed on fifth-graders of SDN No. 075046 Lolofitu West Nias by the number of respondents of 27 students. The results of students' perception on the quality of medicinal plant modules were developed very good and very fit for use. This can be seen in the test results that obtained an average score of 4.55, which means very good and very fit for use.

Keywords: development, module, conservation education, medicinal plants.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: PENGEMBANGAN MODUL TANAMAN OBAT UNTUK PENDIDIKAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN NIAS

BARAT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR, skripsi ini

disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan, waktu, pikiran dan tenaga selama proses penyusunan skripsi ini.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan saran, kritik, waktu, semangat, dorongan, pikiran dan tenaga untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

4. Seluruh dosen dan staff karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.

5. Validator instrumen pra-penelitian dan validator produk.

6. Sarudin Halawa, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN No. 075046 yang telah mengijinkan peneliti dalam melakukan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

(14)

7. Para guru dan siswa kelas V SDN No. 075046 Lolofitu yang telah membantu peneliti mengambil data analisis kebutuhan.

8. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Eliasa Halawa dan Ibu Yuliana Gulo yang selalu memberikan semangat, doa, harapan, perhatian, dan kasih sayang.

9. Abang Krisman Halawa, Adik Happy Arianto Halawa, Widar Lavhati Halawa dan Melta Halawa yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

10. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan nasehat. 11. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah memberikan dukungan dan

semangat selama studi di PGSD Universitas Sanata Dharma.

12. Teman terdekat Riza Ristiyanti, Ag Wulan Rosanti dan Fransiska Tessa yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti.

13. Teman seperjuanganku mahasiswa beasiswa jalur kerja sama angkatan 2012 dari Kabupaten Nias Barat Poppy, Rathy, Rohani, Dewi, Yosefin, Fiber, Maria, Sri, Wasri, Metina, Timo, Frans, Petra, Jefri, Silvester, Otami, Firminus, Legi dan Postinus yang memberikan semangat dan dukungan. 14. Teman Asramaku Sintya, Lina, Ermin, Rebana, Rara, Santi, Lia, Ningsih,

Vinsen, Puput dan Sisil yang selalu memberi dukungan dan semangat. 15. Temanku Merpin Saogo (teman beasiswa jalur kerja sama) yang selalu

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

16. Teman-temanku PGSD angkatan 2012 yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Para susterku di asrama Syantikara yang selalu memberikan doa dan semangat.

18. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungan hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. 19. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Defenisi Operasional ... 6

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Kabupaten Nias Barat ... 8

2.1.2 Tanaman Obat ... 9

2.1.2.1 Pengertian Tanaman Obat ... 9

2.1.2.2 Tanaman Obat di Kabupaten Nias Barat ... 10

(16)

2.1.3 Pendidikan sebagai Sarana Konservasi ...11

2.1.4 Media Pembelajaran ... 13

2.1.4.1 Media Cetak ... 14

2.1.5 Modul ... 15

2.1.5.1 Pengertian Modul ... 15

2.1.5.2 Karakteristik Modul ... 16

2.1.5.3 Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Modul ... 17

2.1.6 Perkembangan Anak ... 18

2.2 Penelitian yang Relevan ... 19

2.3 Desain Diagram ... 23

2.4 Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Setting Penelitian ... 26

3.2.1 Subjek Penelitian ... 26

3.2.2 Objek Penelitian ... 27

3.2.3 Tempat Penelitian ... 27

3.2.4 Waktu Penelitian ... 27

3.3 Prosedur Penelitian ... 27

3.3.1 Potensi dan Masalah ... 29

3.3.2 Pengumpulan Data ... 29

3.3.3 Desain Produk ... 29

3.3.4 Validasi Desain ... 30

3.3.5 Revisi Desain ... 30

3.3.6 Uji Coba Produk... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 31

3.4.1 Jenis Instrumen ... 31

3.4.2 Kuesioner ... 33

3.4.3 Validasi ... 37

3.4.3.1 Validasi kuesioner analisis kebutuhan oleh ahli bahasa... 41

(17)

3.4.3.2 Validasi kuesioner analisis kebutuhan oleh

ahli IPA... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 43

3.6.1 Data kualitatif ... 43

3.6.2 Data kuantitatif ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 45

4.1.2 Hasil Pengumpulan Data ... 46

4.1.3 Desain Produk ... 51

4.1.4 Validasi Desain ... 59

4.1.5 Revisi Desain ... 61

4.1.6 Uji Coba ... 63

4.1.6.1 Uji Coba ProdukTanggal 14 Januari 2016... 64

4.1.6.2 Deskripsi Kualitas Modul Tanaman Obat ... 66

4.2 Pembahasan ...68

4.2.1 Produk berisi informasi tanaman obat ... 70

4.2.2 Produk menjadi sarana pendidikan konservasi lingkungan ...71

4.2.3 Produk dikembangkan dalam bentuk modul tanaman obat ... 71

4.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Modul ... 72

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Siswa ... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Guru ... 32

Tabel 3.3 Kondisi Awal Siswa terhadap Tanaman Obat ... 33

Tabel 3.4 Kondisi Awal Guru terhadap Tanaman Obat ... 34

Tabel 3.5 Persepsi Siswa terhadap Kualitas Modul ... 35

Tabel 3.6 Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa ... 37

Tabel 3.7 Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ... 38

Tabel 3.8 Instrumen Kelayakan Produk ... 40

Tabel 3.9 Pedoman Kelayakan Produk ... 41

Tabel 3.10 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan oleh ahli bahasa ... 42

Tabel 3.11 Hasil Validasi Analisis Kebutuhan oleh ahli IPA ... 42

Tabel 3.12 Skala Likert ... 44

Tabel 4.1 Kondisi Awal Siswa terhadap Tanaman Obat ...47

Tabel 4.2 Perhitungan Kelayakan Produk ... 60

Tabel 4.3 Pedoman Kelayakan Produk ... 60

Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk Awal ...60

Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk Revisi ...61

Tabel 4.6 Proses Pelaksanaan Uji Coba Produk ... 64

Tabel 4.7 Persepsi Siswa terhadap Kualitas Produk ... 67

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Validasi Modul ... 69

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian ... 23

Gambar 3.1 Prosedur pengembangan ...28

Gambar 4.1 Sampul Halaman ... 51

Gambar 4.2 Sketsa Awal ... 52

Gambar 4.3 Sketsa setelah diwarnai ... 52

Gambar 4.4 Tanaman Cocor Bebek ... 53

Gambar 4.5 Kata Pengantar ... 53

Gambar 4.6 Daftar Isi ... 54

Gambar 4.7 Nama dan Deskripsi Tanaman Kaki Kuda ... 55

Gambar 4.8 Manfaat Tanaman Daun Kaki Kuda ... 56

Gambar 4.9 Lembar Kerja Siswa ... 57

Gambar 4.10 Aktivitas Siswa ... 57

Gambar 4.11 Daftar Kata ... 58

Gambar 4.12 Bagian dan Bentuk Daun ... 58

Gambar 4.13 Sumber Referensi ... 59

Gambar 4.14 Biografi Peneliti ... 59

Gambar 4.15 Perbaikan Sampul Halaman dan Warna ... 62

Gambar 4.16 Perbaikan Bahasa dan Warna ... 62

Gambar 4.17 Perubahan Aktivitas Siswa ... 63

Gambar 4.18 Kegiatan Pelaksanaan Uji Coba Produk ... 66

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ...80

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ...81

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Analisis kebutuhan siswa dan guru ...83

Lampiran 4. Lembar Analisis Kebutuhan Siswa ...84

Lampiran 5. Lembar Analisis Kebutuhan Guru ...87

Lampiran 6. Lembar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ...96

Lampiran 7. Lembar Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...102

Lampiran 8. Lembar Validasi Produk dari Ahli Bahasa dan Ahli IPA ...108

Lampiran 9. Lembar Instrumen Persepsi Siswa terhadap Produk ...120

Lampiran 10. Presensi Kehadiran Uji Coba Produk ...128

Lampiran 11. Dokumentasi Uji Coba Produk ... 131

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) latar belakang, (1.2) rumusan masalah, (1.3) tujuan penelitian (1.4) manfaat penelitian (1.5) definisi operasional dan (1.6) spesifikasi yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten di Pulau Nias Sumatera Utara. Kabupaten Nias Barat terkenal dengan kekayaan alam berupa tanaman obat. Desa Lolofitu adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lolofitu Moi Kabupaten Nias Barat Provinsi Sumatera Utara yang memiliki tanaman obat. Tanaman obat biasanya bisa ditemukan di kebun, di pinggir jalan, di taman, bahkan di pekarangan rumah. Banyak jenis tanaman obat seperti sambiloto, iler, cocor bebek, ketepeng cina dan sebagainya yang lebih memudahkan masyarakat dalam mencari obat alami/tradisional. Banyak jenis tanaman dengan berbagai bentuk dan ukuran yang dapat dimanfaatkan masyarakat, misalnya sebagai bahan pengobatan dan hiasan pekarangan rumah.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai salah satu warga masyarakat di Kabupaten Nias Barat, peneliti melihat bahwa masyarakat di Kabupaten Nias Barat khususnya di desa Lolofitu kurang menyadari arti pentingnya konservasi tanaman. Sekarang ini, banyak jenis tanaman obat yang sangat jarang ditemukan atau berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Penyebab kerusakan tanaman ini disebabkan masyarakat tidak merawat tanaman-

(22)

tanaman obat dengan memanfaatkan lingkungan hidup.

Kesadaran konservasi yang seharusnya hidup dan tumbuh di masyarakat masih belum ada. Sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa tanaman yang berada di sekitarnya dapat menjadi pertolongan pertama ketika menderita sakit, namun masyarakat tidak berusaha membuat apotek hidup. Oleh karena itu, suatu cara yang dapat dilakukan untuk menyadarkan masyarakat yaitu melakukan konservasi baik di sekolah maupun di kalangan masyarakat.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menyediakan lingkungan yang ideal kepada anak-anak. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sepadan dengan pengertian tersebut Mudyahardjo (2006: 3) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Lingkungan akan diterima anak sebagai sejumlah pengalaman yang ke semua pengalaman itu telah disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

(23)

tanaman obat, dan (4) sarana yang diperlukan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat.

Berdasarkan hasil kuesioner yang peneliti peroleh dari 27 siswa kelas V (lima) SD Negeri No. 075046 Lolofitu pada Desember 2015, didapatkan data: 100% siswa mengetahui bahwa di lingkungan tempat tinggalnya terdapat jenis-jenis tanaman obat, 93% siswa menyatakan bahwa di lingkungannya tanaman obat tidak terpelihara dengan baik, selanjutnya 100% siswa memerlukan buku berupa modul tanaman obat yang dapat membantu mereka mengenal dan melestarikan tanaman obat.

Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada guru di SDN No. 075046 Lolofitu maka diperoleh hasil bahwa para guru mengetahui jenis-jenis tanaman obat. Mereka pun menyebutkan jenis-jenis obat yang diketahuinya antara lain: daun sirih, cocor bebek, sambiloto, bunga kembang sepatu, kumis kucing, daun pepaya, kunyit, daun meniran dan masih banyak jenis tanaman obat lainnya. Bahkan beberapa di antara mereka telah memiliki tanaman obat seperti kembang sepatu, tanaman pepaya, kunyit, daun kumis kucing, dan daun meniran. Para guru di SDN No. 075046 Lolofitu menyatakan bahwa tanaman obat di lingkungan Kabupaten Nias Barat tidak semua terpelihara dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat akan manfaat tanaman obat sehingga mereka lebih mengandalkan obat di rumah sakit. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum mengenal jenis-jenis tanaman obat.

(24)

terjangkit penyakit dan mengurangi biaya. Bahkan mereka juga menyatakan bahwa buku berupa modul tanaman obat sangat membantu anak-anak dalam mengenal dan melestarikan tanaman obat karena dengan adanya buku berupa modul tanaman obat, anak-anak dapat mengetahui jenis tanaman obat dan manfaatnya. Buku berupa modul akan menjadi pedoman bagi anak dalam mengenal dan melestarikan tanaman obat.

Data-data di atas menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun sebuah produk berupa modul tanaman obat di Kabupaten Nias Barat dengan judul “Daun Ajaib”. Modul

tanaman obat berisi nama tanaman, deskripsi tanaman, manfaat tanaman dan aktivitas siswa. Dengan adanya modul tersebut diharapkan anak-anak di usia dini menyadari pentingnya merawat dan melestarikan tanaman obat. Oleh sebab itu, penelitian ini berjudul “Pengembangan Modul Tanaman Obat

untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan di Kelas V SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan modul tanaman obat “Daun

Ajaib” untuk siswa kelas V (lima) dalam konteks pendidikan

konservasi di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat?

(25)

Lolofitu Kabupaten Nias Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan produk berupa modul tanaman obat dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan proses pengembangan modul tanaman obat

“Daun Ajaib” untuk siswa kelas V (lima) dalam konteks

pendidikan konservasi di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas modul tanaman obat dapat membantu siswa kelas V (lima) untuk memelihara tanaman obat dalam konteks konservasi lingkungan di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1.4.1 Peneliti

Peneliti mampu melakukan penelitian pengembangan dengan menghasilkan produk berupa modul tanaman obat yang dapat digunakan untuk siswa kelas V (lima) di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat.

1.4.2 Guru

(26)

pembelajaran di kelas V sekolah dasar.

1.4.3 Siswa

Siswa memperoleh sumber belajar berupa modul tanaman obat. Produk berupa modul tanaman obat dapat membantu siswa mengenali jenis-jenis tanaman obat.

1.5 Definisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 Modul

Modul merupakan salah satu bahan ajar atau sumber belajar yang dapat digunakan siswa atau guru.

1.5.2 Tanaman obat

Tanaman obat merupakan kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mengobati berbagai penyakit dengan jenis tanaman yang berbeda.

1.5.3 Konservasi

(27)

1.6 Spesifikasi yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan adalah:

1.6.1 Produk berupa modul tanaman obat dengan judul “Daun Ajaib”

1.6.2 Produk berupa modul tanaman obat terdiri dari sampul halaman, kata pengantar, daftar isi, gambar dan deskripsi tanaman, kegiatan siswa, referensi dan biografi peneliti.

1.6.3 Produk berupa modul tanaman obat disusun sesuai dengan jenis tanaman obat yang terdapat di Kabupaten Nias Barat.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, landasan teori dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah (2.1) kajian pustaka (2.2) penelitian yang relevan (2.3) desain diagram dan (2.4) kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di dalam wilayah Pulau Nias Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias Barat terletak di sebelah barat Pulau Nias dengan jarak ± 60 KM dari kota Gunungsitoli. Luas wilayah kabupaten Nias Barat adalah 544,09 km2 (niasbaratkab.go.id diakses 18 Januari 2016 ). Kabupaten Nias Barat terdiri dari 8 kecamatan yaitu kecamatan Lahomi, Mandrehe, Mandrehe Utara, Sirombu, Lolofitu Moi, Mandrehe Barat, Moro’o dan Ulu Moro’o. Penelitian ini dilaksanakan di Lolofitu Moi yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Nias Barat.

Lolofitu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lolofitu Moi Kabupaten Nias Barat. Desa Lolofitu memiliki kekayaan alam berupa tanaman obat. Tanaman obat dapat ditemukan seperti di pekarangan, di kebun, di jalan dan di sekitar lingkungan lainnya. Namun, tanaman-tanaman obat tersebut tidak dipelihara dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat justru mengabaikan tanaman-tanaman yang terdapat di sekitar lingkungannya. Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai warga masyarakat Kabupaten Nias Barat, peneliti melihat bahwa hampir semua masyarakat sudah tidak

(29)

mempedulikan tanaman- tanaman obat. Mereka tidak menyadari bahwa tanaman obat sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia sehingga perlu dipelihara dengan baik. Anak-anak sebagai generasi penerus perlu memahami akan pentingnya konservasi tanaman obat. Pemberian pemahaman ini dapat diterapkan melalui pendidikan. Pendidikan konservasi bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.

2.1.2 Tanaman obat

2.1.2.1 Pengertian Tanaman

Menurut Purwodarminto (1988) dalam Untung (2007: 2) tanaman adalah jenis-jenis tumbuhan yang dibudidayakan dan diusahakan manusia untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Sedangkan Tilaar (2010: 25) berpendapat bahwa tanaman bukan merupakan objek yang tidak organik tetapi merupakan objek yang organik, suatu makhluk yang juga bisa bernafas seperti manusia. Peneliti mengartikan bahwa tanaman merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan manusia dalam keberlangsungan hidupnya.

Menurut UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, dikatakan bahwa “Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk

mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan”. Organisme pengganggu tumbuhan yang dimaksudkan adalah semua organisme yang dapat merusak tumbuhan, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan (Untung, 2007: 1).

(30)

(2010: 25) bahwa tanaman merupakan penyeimbang yang bekerja dengan fungsi tubuh sehingga tubuh dapat sembuh dan mengatur dirinya Tanaman yang dapat digunakan sebagai obat berupa akar, batang, kulit, daun, bunga maupun buah (Suhadi, 1990: 17). Keanekaragaman hayati akan tanaman obat merupakan sumber daya yang cukup potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai bahan baku obat (Wasito, 2011: 57).

2.1.2.2 Tanaman Obat di Kabupaten Nias Barat

Kekayaan alam yang terdapat di Kabupaten Nias Barat adalah kekayaan tanaman atau tumbuhan. Sebagian besar warga masyarakat bekerja sebagai petani. Namun, peneliti sebagai salah satu warga masyarakat melihat bahwa banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara benar mengenai tanaman-tanaman di lingkungan Kabupaten Nias Barat. Bahkan masih terdapat masyarakat yang menganggap bahwa tanaman-tanaman yang terdapat lingkungannya sebagai rumput yang tidak berguna.

Tanaman-tanaman yang terdapat di lingkungan Kabupaten Nias Barat dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bahkan lebih memudahkan masyarakat dalam proses pencariannya. Tanaman obat tersebut pun memiliki manfaat yang berbeda-beda. Ada tanaman yang dapat dimanfaatkan daunnya, akarnya, bunga,biji dan buahnya.

Tanaman yang daunnya bermanfaat sebagai obat yaitu daun cocor bebek, daun sirih, daun sambiloto, daun iler, daun kumis kucing, daun kaki kuda, daun ungu, daun tanduk rusa, daun kembang sepatu, daun kembang pukul empat, daun meniran, daun pepaya, daun salam, daun tapak dara, daun kecubung, daun ketepeng cina dan sebagainya. Tanaman yang bunga, biji,

(31)

kembang sepatu, jeruk nipis, pare dan sebagainya. Tanaman yang akarnya bermanfaat sebagai obat yaitu pepaya, lengkuas, temulawak, kunyit, dan sebagainya (Wasito, 2011: 72).

Tanaman obat sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus memelihara tanaman obat dengan baik demi keberlangsungan hidupnya. Tanaman obat akan dituangkan dalam modul yang berdampak pada konservasi lingkungan.

2.1.3 Pendidikan sebagai Sarana Konservasi

Konservasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “Conservation

yang berarti pelestarian atau perlindungan. Clayton (2014: 3) mengemukakan istilah konservasi sebagai sesuatu yang terkait dengan pelestarian sumber daya alam. Konservasi diartikan sebagai pengelolaan biosphere secara bijaksana bagi keperluan manusia, sehingga menghasilkan manfaat secara berkelanjutan bagi generasi kini dan menetapkan potensi untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang (Alikodra, 2012: 36). Konservasi merupakan satu-satunya jalan menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan.

(32)

Sumber lain menyatakan bahwa tujuan konservasi (www.kehutanan.org) meliputi: pertama, perlindungan sistem ekologis yang penting sebagai pendukung kehidupan. kedua, pelestarian keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya dan ketiga, pemanfaatan sumberdaya biologis dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa konservasi adalah usaha melindungi dan melestarikan keanekaragaman sumber daya alam baik flora maupun fauna serta ekosistemnya.

Ki Hajar Dewantara dalam Mulyasana (2011: 3) sebagai tokoh pendidikan menyatakan bahwa, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dalam buku yang sama Driyakara mendefinisikan pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Pendidikan meliputi seluruh aspek kehidupan baik cipta, rasa, karsa, dan karya. Dari kedua pendapat tersebut peneliti mengartikan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang membangun manusia seutuhnya yang bersifat kompetisi sehingga diperlukan wawasan yang luas dan mendalam serta melibatkan seluruh potensinya. Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya potensi siswa secara manusiawi sehingga menjadi diri sendiri yang memiliki kemampuan dan kepribadian unggul.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu No. 20 Tahun 2003 dikatakan bahwa: “Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

(33)

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sukardjo, 2009: 14). Peneliti mengartikan bahwa pendidik sebagai pelaksana pendidikan membantu peserta didik mengembangkan diri, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

Pendidikan konservasi dalam artikel “Konservasi Biodiversitas Raja4” menyatakan bahwa, “Pendidikan konservasi adalah program yang bertujuan

untuk memberikan pengetahuan kepada banyak orang agar lebih sadar dan lebih perhatian dalam melestarikan lingkungan dan peduli melindungi dan memanfaatkan sumberdaya hayati secara bijaksana dan berkelanjutan”. Usaha melindungi dan melestarikan sumber daya menjadi suatu kewajiban dan tanggung jawab warga masyarakat. Penanaman nilai cinta lingkungan terhadap sumber daya alam dapat dilakukan melalui pendidikan konservasi. Pendidikan konservasi sendiri dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran.

2.1.4 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar (Sanaky, 2013: 3). Pendapat lain mengatakan bahwa “Media pembelajaran adalah alat yang

dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas

makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna” (Kustandi, 2011: 9). Dari

(34)

merupakan sarana pendidikan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

Tujuan media pembelajaran (Sanaky, 2013: 6) antara lain: (1) mempermudah proses pembelajaran di kelas, (2) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, (3) menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan (4) membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran bertujuan membantu proses kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pembelajaran.

Manfaat media pembelajaran bagi siswa dalam Sanaky (2013: 7) adalah: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi siswa, (3) memudahkan siswa untuk belajar, (4) merangsang siswa untuk berfikir dan beranalisis, (5) pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekana, dan (7) siswa dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.

Berdasarkan perkembangan teknologi, menurut Arsyad (2014: 31) media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: (1) media hasil teknologi cetak (2) media hasil teknokogi audio-visual (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi dan komputer. Dari empat klasifikasi media di atas, media berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” dapat diklasifikasikan ke

dalam media hasil teknologi cetak.

2.1.4.1 Media Cetak

(35)

adalah buku teks, modul, jurnal, majalah ilmiah, lembaran lepas, workbook, surat kabar dan sebagainya. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi (Arsyad, 2014: 39). Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. Salah satu media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran adalah media cetak berupa modul.

2.1.5 Modul

2.1.5.1 Pengertian Modul

Modul merupakan suatu sumber atau bahan ajar. Menurut Abdul Majid (Prastowo, 2014: 207) pengertian modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia modul adalah unit kecil dari suatu pelajaran yang beroperasi sendiri (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002: 662). Peneliti mengartikan bahwa sebuah modul dapat dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi pendidik, dimana siswa dapat mempelajarinya sendiri. Oleh karena itu, modul yang akan digunakan harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sehingga lebih memudahkan siswa dalam menanggapi isi dan tujuan dalam modul.

(36)

tujuan instruksional khusus yang akan dicapai oleh siswa, keempat, pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan, kelima, kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang lebih luas, keenam, peranan guru di dalam proses belajar mengajar, ketujuh, alat-alat dan sumber yang akan dipakai, kedelapan, kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, kesembilan, lembaran kerja yang harus diisi anak, dan kesepuluh, program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini. Modul sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.

2.1.5.2 Karakteristik modul

Menurut Sakiman (2012: 133), menyatakan bahwa modul memiliki lima karakteristik meliputi: (1) Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. (2) Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul utuh. (3) Stand alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media. (4) Adaptif, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/akrab dengan pemakaiannya. (5) Konsistensi, konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.

(37)

2.1.5.3Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Modul

Dalam penggunaan modul terdapat keuntungan dan kekurangan. Tjipto (1991: 72) mengemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain: pertama, motivasi tinggi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya. kedua, sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil. ketiga, siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya. keempat, beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester. kelima, pendidikan lebih berdaya guna.

Hampir sama dengan pendapat Suntayasa (Suryaningsih, 2010: 31) bahwa beberapa keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dalam penerapan modul antara lain meliputi: pertama, meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuannya. kedua, setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada modul mana yang mereka belum berhasil. ketiga, bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester. keempat, pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran yang disusun menurut jenjang pendidikan.

(38)

fasilitator untuk terus menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkannya. Berdasarkan kekurangan dalam penggunaan modul tersebut di atas peneliti simpulkan bahwa dalam penggunaan modul guru sebagai fasilitator harus mampu membagi waktu dan selalu memantau hasil belajar peserta didik.

2.1.6 Perkembangan anak

Dalam penyusunan modul ini, peneliti terlebih dahulu mempertimbangkan tahap perkembangan anak. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (Yusuf, 2010: 15). Menurut Piaget (Nuryanti, 2008: 19) proses perkembangan kognisi merupakan rangkaian dari beberapa tahap atau periode waktu di mana pikiran dan perilaku anak dalam beberapa situasi merupakan refleksi atau pantulan dari tipe struktur mental tertentu yang mendasarinya. Tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget (Crain, 2007: 171) yaitu tahap sensori-motorik, tahap pra-operasional konkret, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Penelitian ini akan membahas perkembangan anak dengan usia 10-11 tahun atau berada pada tahap operasional konkret.

(39)

perkembangan anak yang dapat menghubungkan satu dimensi dengan dimensi lain menjadi satu kemampuan yang tinggi.

Peneliti melihat bahwa anak usia 10-11 tahun memiliki kemampuan cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan belajar dan bermain. Anak-anak merasa senang apabila pembelajaran berkaitan dengan kehidupan yang nyata. Bahkan anak-anak akan lebih mudah memahami apabila suatu pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti menyusun media pembelajaran berupa modul sesuai dengan pemahaman anak usia 10-11 tahun. Penyusunan modul sendiri akan peneliti tempuh melalui langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development).

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibagi menjadi 2 yaitu penelitian yang berhubungan dengan modul dan pendidikan konservasi.

2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan modul

Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.

(40)

inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, dan pakar bahasa. Produk yang dikembangkan memiliki kualitas baik dan layak digunakan.

Agusta Mistiyah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan modul internalisasi nilai-nilai ”berjiwa besar” St. Fransiskus Asisi di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Subyek dalam penelitian ini adalah guru SD Fransiskus 2 SD Bandar Lampung. Sampel berjumlah 30 orang. Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini berupa wawancara dan kuesioner. Produk yang dihasilkan dalam penelitian mendapat kriteria baik dengan skor 4. Skor tersebut diperoleh dari hasil validasi empat orang yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru SD yang berkarya di SD Fransiskus Bandar Lampung.

Vinsensia Septy Restiningsih (2014) dalam penelitiannya berjudul “Pengembangan modul bimbingan belajar berbasis kecerdasan musikal pada siswa berprestasi rendah kelas V di SD Kanisius Gayam”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 siswa. Pengambilan sampel berdasarkan hasil trianggulasi data peneliti yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi nilai. Validitas kualitas desain modul meliputi aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi modul, topik dalam modul, dan metodologi mendapatkan nilai rata-rata 2,96 termasuk dalam kategori tinggi.

2.2.2 Penelitian yang berhubungan dengan pendidikan konservasi

Tri Sayektiningsih, dkk (2007) dengan judul “Strategi pengembangan

(41)

Nasional Bromo Tengger Semeru”. Tujuan penelitian ini adalah menentukan

strategi pembangunan pendidikan konservasi bagi masyarakat suku Tengger. Pengambilan data diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner dan observasi dengan masyarakat suku Tengger. Masyarakat suku Tengger di desa Enclave umumnya memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah, yaitu SD, sehingga tidak semua informasi atau pesan konservasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Masyarakat desa Enclave memiliki anggapan bahwa pendidikan cukup sebatas membaca, menulis dan menghitung. Strategi pendidikan konservasi yang berfokus pada peningkatan keterampilan masyarakat dalam mengelola sumberdaya lokal merupakan strategi yang berupaya untuk menghindari ancaman adanya persepsi masyarakat yang menganggap pendidikan hanya sebatas membaca, menulis, dan menghitung. Peningkatan keterampilan dimaksudkan agar masyarakat mau dan mampu mengelola sumberdaya lokal sehingga dapat dijadikan produk unggulan lokal yang bernilai ekonomi tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi utama ini dapat tercapai dengan melaksanakan berbagai strategi kunci dan strategi pendukung secara beriringan.

Ervrizal A.M. Zuhud (2006) yang berjudul “Tri Stimulus AMAR (Alamiah Manfaat Religius) Sebagai Pendorong Sikap Konservasi Kasus Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr) di Taman Nasional

Meru Betiri”. Penelitian ini mengambil lokasi di TNMB sebagai habitat

(42)

maupun sikap pengelola untuk aksi konservasi. Penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu terdiri dari penelitian pendahuluan untuk merumuskan pernyataan-pernyataan stimulus dan selanjutnya dilakukan penelitian untuk menguji stimulus yang menjadi pendorong sikap dan perilaku masyarakat bagi aksi konservasi kedawung. Penelitian tahap pendahuluan dilakukan melalui wawancara mendalam indepth study terhadap 5 tokoh pendarung kedawung dan 5 tokoh pengelola taman nasional yang dianggap banyak berpengalaman mengenai kendawung. Penelitian tahap selanjutnya melakukan wawancara dengan masyarakat secara sensus kepada 80 orang pendarung kedawung dan 40 orang pengelola taman nasional dengan mengunakan kuesioner pernyataan artikulasi stimulus kedawung yang telah disusun. Pernyataan direspon baik oleh masyarakat pendarung maupun pengelola yang memiliki rata-rata skor di atas 4.

Johan Iskandar (2006) yang berjudul “Konservasi Daerah Mandala dan

Keanekaragaman Hayati Oleh Orang Baduy”. Penelitian ini menggunakan

(43)

2.3 Desain Diagram

Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian

Modul Konservasi

Krisdiantoro, Agustinus (2014) Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Produk yang dikembangkan memiliki kualitas baik dan layak digunakan.

Mistiyah, Agusta (2014)

Pengembangan Modul

Internalisasi Nilai-nilai ”Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Produk yang dihasilkan dalam penelitian mendapat kriteria baik dengan skor 4.

Septy Restiningsih, Vinsensia (2014) Pengembangan Modul Bimbingan Belajar Berbasis Kecerdasan Musikal pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas V di SD Kanisius Gayam. Kualitas modul yang dihasilkan mendapatkan nilai rata-rata 2,96 termasuk dalam kategori tinggi.

Ervrizal_A.M. Zuhud (2006) Tri Stimulus AMAR (Alamiah Manfaat Religius) Sebagai Pendorong Sikap Konservasi Kasus Konservasi Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) di Taman Nasional Meru Betiri. Pernyataan pada penelitian ini direspon baik oleh masyarakat pendarung maupun pengelola yang memiliki rata-rata skor di atas 4.

Johan Iskandar (2006) Konservasi

Daerah Mandala dan

Keanekaragaman Hayati Oleh Orang Baduy. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang Baduy telah mampu melakukan pelestarian keanekaragaman hayati di daerahnya berdasarkan sistem zonasi yang selaras dengan pengelolaan modern yaitu sistem zonasi cagar biosfer.

Tri Sayektiningsih, dkk (2007)

dengan judul strategi

pengembangan pendidikan konservasi pada masyarakat suku Tengger di desa Enclave Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Strategi utama dapat tercapai dengan melaksanakan berbagai strategi kunci dan strategi pendukung secara beriringan.

(44)

2.4 Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan melalui kegiatan belajar di sekolah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sebagai pendidik harus menyadari bahwa ia memiliki peranan yang sangat penting dalam tahap perkembangan siswa. Pendidik tidak hanya memiliki tugas untuk mengajar, namun juga membimbing dan membentuk siswa supaya mampu mengatasi masalah-masalah yang dialaminya, seperti permasalah-masalahan lingkungan dan sumber daya alam.

Dalam lingkungan alam terdapat banyak jenis tanaman atau tumbuhan. Tanaman atau tumbuhan tersebut sering kali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu fungsi tanaman atau tumbuhan adalah mengobati berbagai macam penyakit. Tanaman obat yang dapat dimanfaatkan terdiri dari daun, akar, biji, buah, batang, dan herba. Namun, pada kenyataannya tanaman obat sangat jarang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pengobatan. Bahkan, tanaman atau tumbuhan obat sering diabaikan. Masyarakat lebih mengandalkan obat yang mengandung zat kimia.

Masyarakat kurang menyadari bahwa tanaman-tanaman yang ada di lingkungan sekitarnya sangat penting bagi keberlangsungan hidupnya. Bahkan tanaman-tanaman tersebut dapat mengobati penyakit yang diderita masyarakat. Kurangnya pemahaman akan pentingnya menjaga dan melestarikan tanaman menjadi masalah.

(45)

kepada masyarakat untuk merawat dan melestarikan alam dan lingkungan sekitarnya. Anak-anak sebagai generasi muda khususnya yang duduk dibangku sekolah dasar perlu diterapkan nilai-nilai cinta terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.

Pendidik harus mampu membangun kesadaran siswa dengan menanamkan nilai cinta terhadap alam dan lingkungan sekitarnya sehingga mereka mampu bertanggung jawab untuk melindungi dan melestarikan alam dan sekitarnya. Banyak usaha dan upaya yang dapat dilakukan supaya alam dan lingkungan sekitarnya tetap terlindungi dan terlestarikan dengan baik. Sebuah gerakan konservasi lingkungan dapatlah membantu siswa dalam berhubungan dengan alam.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini metodologi penelitian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi: (3.1) jenis penelitian, (3.2) setting penelitian, (3.3) prosedur pengembangan, (3.4) uji coba produk, (3.5) instrumen penelitian, (3.6) teknik pengumpulan data, dan (3.7) teknik analisis.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development (R & D). Research and Development (R & D) dalam Bahasa Indonesia merupakan penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2012: 297) Research and Development (R & D) merupakan metode penelitian yang digunakam untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan berupa modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di kabupaten Nias Barat.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) sekolah dasar di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat berjumlah 27 siswa pada tahun ajaran 2015/2016.

(47)

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di Kabupaten Nias Barat pada tahun ajaran 2015/2016.

3.2.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 075046 Lolofitu di Jalan Nias Tengah KM 34 Desa Lolofitu, Kecamatan Lolofitu Moi, Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara.

3.2.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai bulan April 2016. Penelitian ini dilakukan melalui 12 tahap, antara lain: (1) membuat instrumen analisis kebutuhan siswa dan guru, (2) memvalidasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru, (3) menyebarkan kuesioner yang telah divalidasi, (4) studi pustaka Bab I sampai Bab III, (5) membuat produk, (6) melakukan validasi desain produk, (7) merevisi produk, (8) melakukan uji coba produk, (9) mengolah data, dan (10) menyusun Bab IV dan Bab V, (11) persiapan ujian, dan (12) ujian skripsi.

3.3 Prosedur Pengembangan

(48)

dan masalah pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain dan uji coba produk. Pembatasan langkah penelitian dan pengembangan ini dikarenakan keterbatasan waktu peneliti. Adapun enam langkah tersebut yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Prosedur pengembangan Tahap I

Potensi dan Masalah

Potensi : manfaat tanaman obat

Masalah: masyarakat kurang peduli terhadap tanaman obat

Tahap III Desain Produk

- Menentukan judul modul - Membuat sketsa

- Merancang produk berupa modul

Tahap IV Validasi Desain

Validasi produk dilakukan oleh dua dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli IPA

Tahap II

Pengumpulan Data

- Pembagian kuesioner untuk guru - Pembagian kuesioner untuk siswa

Tahap VI Uji Coba Produk

Produk Pengembangan Modul Tanaman Obat untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan di SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat

Tahap V Revisi Desain

(49)

(1) Potensi dan Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi dan masalah mengenai tanaman obat yang ditemukan oleh peneliti melalui hasil pengamatan dan analisis kebutuhan kepada siswa kelas V (lima) dan guru di SDN No. 075046 Lolofitu Kecamatan Lolofitu Moi Kabupaten Nias Barat. Analisis kebutuhan didapatkan dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa dan guru. Lembar kuesioner diberikan kepada siswa dan guru untuk mengetahui kebutuhan guru maupun siswa terhadap modul tanaman obat dalam meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya melestarikan tanaman.

(2) Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti membagikan lembar kuesioner kepada 27 siswa dan 3 guru di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat untuk analisis kebutuhan, pada bulan Desember 2015. Peneliti akan melakukan pengumpulan data sebagai salah satu cara untuk mengetahui bentuk perencanaan modul yang akan dibuat sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat membantu pemahaman siswa dan guru di SDN No.075046 Lolofitu terhadap tanaman obat.

(3) Desain Produk

Pada tahap desain produk ini, peneliti memulai langkah dengan menentukan judul terlebih dahulu. Peneliti mulai mendesain modul tanaman

obat untuk kelas V (lima) sekolah dasar dengan judul “Daun Ajaib”. Alasan

(50)

tanaman obat memiliki banyak manfaat, misalnya untuk mengobati dan menyembuhkan penyakit sehingga tanaman perlu dilestarikan.

Setelah memilih judul, peneliti mulai menggambar beberapa jenis tanaman obat yang ada di lingkungan Kabupaten Nias Barat. Ada 10 jenis tanaman obat yang digunakan peneliti sebagai materi pada modul yang dikembangkan. Konsep yang dikembangkan peneliti dalam mengembangkan modul adalah peneliti ingin mengenalkan kepada siswa jenis dan manfaat tanaman obat. Selanjutnya, peneliti juga ingin menyadarkan siswa sebagai masyarakat supaya menjaga dan melestarikan tanaman –tanaman obat yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

(4) Validasi Desain

Produk yang dikembangkan, divalidasi oleh dua dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli tanaman obat. Validasi produk ini bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang peneliti kembangkan. Melalui kegiatan validasi juga, peneliti akan mendapatkan saran dan komentar dari validator. Saran dan masukan tersebut akan menjadi masukan bagi peneliti untuk mengembangkan produk yang lebih baik.

(5) Revisi Desain

(51)

(6) Uji Coba

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam menentukan kualitas modul tanaman obat “Daun Ajaib”. Data diperoleh dari hasil validasi dua dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli tanaman obat. Dari hasil validasi, maka produk layak diuji cobakan kepada siswa kelas V (lima) di SDN No. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat. Selanjutnya, produk akan di uji cobakan dengan tujuan mengetahui apakah produk berupa modul tanaman obat ini layak dan berkualitas untuk diajarkan kepada siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden (Gulo, 2005: 123). Instrumen penelitian dibedakan menjadi dua yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes.

3.4.1 Jenis Instrumen

(52)

tertutup. Kuesioner tipe terbuka dalam penelitian ini berupa kuesioner analisis kebutuhan guru. Sedangkan kuesioner tipe tertutup berupa kuesioner analisis kebutuhan siswa dan kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas produk. Adapun kisi-kisi analisis kebutuhan siswa dan guru sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Siswa

No Aspek Nomor

Item 1 Manfaat tanaman obat bagi masyarakat 1 - 5 2 Keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat 6 - 9 3 Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk

mengkonservasi tanaman obat

10 - 14 4 Sarana yang diperlukan untuk menyadarkan

masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat

15

Saran:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Guru

No Aspek Nomor

Item 1 Manfaat tanaman obat bagi masyarakat 1 - 5 2 Keadaan tanaman obat di lingkungan masyarakat 6 - 9 3 Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk

mengkonservasi tanaman obat

10 - 14 4 Sarana yang diperlukan untuk menyadarkan

masyarakat pentingnya mengkonservasi tanaman obat

15

(53)

3.4.2 Kuesioner

Dalam penelitian ini, guru yang terlibat dalam pengisian kuesioner terbuka berupa analisis kebutuhan guru berjumlah 3 guru. Sedangkan siswa yang terlibat dalam pengisian kuesioner tertutup berupa analisis kebutuhan siswa dan persepsi siswa terhadap kualitas modul berjumlah 27 siswa.

Tabel 3.3 Kondisi Awal Siswa terhadap Tanaman Obat

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak 1 Saya mengetahui bahwa di lingkungan tempat

tinggal saya terdapat jenis-jenis tanaman obat. 2 Saya memiliki salah satu jenis tanaman obat

(misalnya: tanaman iler (bulu jari-jari soyo), cocor bebek (zini-zini), kembang pukul empat (bunga böji öfa), kembang sepatu (bulu söma-söma), sambiloto (buku zafeto), dan sebagainya).

3 Saya mengetahui bahwa tanaman obat sangat bermanfaat bagi kesehatan.

4 Saya mengetahui manfaat lain dari tanaman obat misalnya dapat dijadikan hiasan di pekarangan rumah.

5 Saya pernah melihat masyarakat menanam tanaman obat (misalnya: tanaman iler (bulu jari-jari soyo), cocor bebek (zini-zini), kembang pukul empat (bunga böji öfa), kembang sepatu (bulu söma-söma), sambiloto (buku zafeto), dan sebagainya). 6 Saya mengetahui bahwa masyarakat pernah

menggunakan tanaman di lingkungan sekitar sebagai obat.

7 Saya mengetahui bahwa di lingkungan tempat tinggal saya, tanaman obat dipelihara dengan baik. 8 Saya mengetahui salah satu cara memelihara

tanaman obat misalnya menanam dan merawatnya dengan baik.

9 Saya sudah diajarkan mengenai cara memelihara tanaman obat.

(54)

No Pernyataan Jawaban Ya Tidak 11 Saya pernah mengikuti kegiatan mengenai cara

menanam tanaman obat.

12 Saya memerlukan buku atau bahan ajar (modul) mengenai tanaman obat yang dapat membantu saya mengenal dan melestarikan tanaman obat.

Tabel 3.4 Kondisi Awal Guru terhadap Tanaman Obat

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis-jenis tanaman obat? Sebutkan!

2 Jenis tanaman obat apa saja yang Bapak/Ibu miliki?

3 Apakah Bapak/Ibu pernah

mengonsumsi tanaman obat tersebut? Jelaskan!

4 Apakah Bapak/Ibu mengetahui manfaat tanaman obat selain untuk dijadikan bahan pengobatan?

5 Menurut Bapak/Ibu penyakit apa saja yang dapat disembuhkan oleh tanaman obat yang telah diketahui?

6 Apakah tanaman obat di lingkungan Kabupaten Nias Barat terpelihara dengan baik atau sebaliknya? Mengapa? 7 Bagaimana cara masyarakat

memanfaatkan tanaman obat tersebut? 8 Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat

perlu melestarikan tanaman obat? Mengapa?

9 Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara menyadarkan masyarakat di lingkungan Bapak/Ibu pentingnya melestarikan tanaman obat?

10 Usaha apa saja yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam melestarikan tanaman obat?

11 Apakah anak-anak perlu mengetahui tentang tanaman obat? Mengapa? 12 Apakah ada pelajaran di sekolah yang

(55)

No Pertanyaan Jawaban

topik mengenai tanaman obat? Jelaskan! 13 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengajarkan tentang tanaman obat pada anak?

14 Apakah Bapak/Ibu dan masyarakat pernah mengikuti penyuluhan mengenai cara memelihara atau melestarikan tanaman obat? Jelaskan!

15 Menurut Bapak/Ibu apakah buku berupa modul tanaman obat akan membantu anak-anak dalam mengenal dan melestarikan tanaman obat?

Tabel 3.5 Persepsi Siswa terhadap Kualitas Produk berupa Modul

Keterangan:

(1)sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) kurang baik, (4) baik, (5) sangat baik

No Pernyataan Skor Komentar

1 2 3 4 5 1 Saya mampu memahami

bahasa yang digunakan pada modul tanaman obat “Daun Ajaib”

2 Gambar dan penjelasan pada modul tanaman obat “Daun

Ajaib” menanamkan rasa

kepedulian terhadap tanaman obat

3 Saya tertarik dengan ukuran dan huruf pada modul tanaman obat “Daun Ajaib”

4 Modul tanaman obat “Daun

Ajaib” membuat saya ikut

terlibat untuk merawat dan melestarikan tanaman obat

5 Modul tanaman obat “Daun

Ajaib” memberikan informasi yang jelas mengenai manfaat tanaman obat

(56)

7 Modul tanaman obat “Daun

Ajaib” berisi tanaman obat yang terdapat di daerah saya. 8 Melalui modul tanaman obat

“Daun Ajaib” saya mengerti manfaat tanaman obat 9 Saya memahami penjelasan

dalam modul tanaman obat “Daun Ajaib”

10 Modul tanaman obat “Daun

Ajaib” mendorong saya untuk

merawat dan melestarikan tanaman

11 Modul tanaman obat “Daun

Ajaib”membuat saya

mengenali jenis-jenis tanaman obat

12 Saya bangga sebagai

(57)

3.4.3 Validasi

Instrumen validasi telah dilakukan oleh validator. Instrumen analisis kebutuhan siswa dan guru serta validasi produk akan divalidasi oleh ahli (expert judgement). Sementara untuk persepsi siswa terhadap kualitas produk hanya dilakukan oleh dosen ahli yang memvalidasi produk.

Kuesioner analisis kebutuhan siswa dan kuesioner analisis kebutuhan guru yang telah divalidasi oleh ahli bahasa dan ahli tanaman obat berpedoman pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.6 Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa

No Komponen yang dinilai

(58)

No Komponen yang dinilai

Tabel 3.7 Instrumen Analisis Kebutuhan Guru

No Komponen yang dinilai Skor Saran

(59)

No Komponen yang dinilai

(60)

Tabel 3.8 Instrumen Kelayakan Produk berupa Modul

Keterangan:

(1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) kurang baik, (4) baik, (5) sangat baik

No Komponen yang dinilai Skor

1-5 Saran

1. Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan

b. Pilihan kata sesuai dengan karakteristik siswa

c. Kalimat mudah dipahami oleh siswa kelas V (lima) sekolah dasar di Kabupaten

a. Format sesuai dengan kaidah penulisan buku

b. Gambar dalam buku disertai dengan penjelasan gambar

3. Isi Buku

a. Judul buku sesuai dengan tujuan konservasi tanaman Barat untuk melakukan aksi demi melestarikan kekayaan tanaman obat.

Gambar

Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian
Gambar 3.1 Prosedur pengembangan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Siswa
Tabel 3.3 Kondisi Awal Siswa terhadap Tanaman Obat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu dibutuhkan adanya sebuah tempat di luar kota Jakarta, yang dapat menampung kebutuhan musisi dan penikmat musiknya dengan kualitas akustik dan fasilitas pendukung

Pertemuan terakhir di semifinal Thomas Cup, pasangan Indonesia mampu melakukan 39 kali short service 3 pukulan lainnya gagal berbanding Korea yang berhasil

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa eksperimen pengukuran faktor kualitas akustik resonator menjadi relatif murah dan mudah dengan memanfaatkan

Setelah memasuki saluran cerna, bakteri  Helicobacter pylori, harus menghindari aktifitas bakterisidal yang terdapat dalam isi lumen lambung, dan masuk ke dalam lapisan

Hasil penelitian secara keseluruhan mempunyai hubungan linier terhadap kinerja sebesar 55,3% yang artinya 44,7% kemungkinan dipengaruhi oleh variabel lain yang

Sistem penanaman monokultur kacang tanah menghasilkan tingkat erosi lebih rendah dari sistem monokultur jagung, hal ini disebabkan karena dalam pertumbuhannya tajuk

Selain itu, kulit yang demikian sangat peka terhadap perlakuan invigorasi sehingga perlakuan priming selama periode konservasi berpeluang meningkatkan potensi perkecambahan