• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL {PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA}

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JURNAL {PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA}"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI FMIPA UNISBA

Disusun oleh :

Disa Fauzia Nurazizah 10060113009

Fahmi Mohamad Alwi 10060113010

ABSTRAK

Motivasi kerja merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan sedangkan prestasi kerja yang terarah dan dilandasi mutu serta keterampilan yang tinggi akan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien, yang dengan demikian prestasi kerja pegawai itu menentukan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja dalam berorganisasi di Fmipa Unisba. Penelitian ini merupakan penelitian dengan data primer dengan metode survey kuisioner pada mahasiswa yang aktif organisasi di KM FMIPA. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus ukuran sampel minimal (slovin) dengan derajat kesalahan 15%. Dari perhitungan sampel tersebut diperolehlah sampel sebanyak 38.

Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana, Uji F, Uji t (t- test), dan Uji

Koefisien determinasi (R2), Uji asumsi juga digunakan dalam penelitian ini, antara lain: uji normalitas, uji linieritas, uji heteroskedastisitas. Data diolah dengan bantuan software SPSS 21.

(2)

Kata kunci : Motivasi Kerja dan Prestasi Kerja

A. PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia tengah mengalami perubahan dengan pecepatan yang cukup tinggi, baik pada bidang ekonomi, social maupun politik. Arah kecenderungannya mengikuti arus perubahan global, antara lain kesejahteraan penduduk yang terus menignkat, proses politik yang semakin terbuka, tersebar dan terdesentralisasi, serta posisi masyarakat yang menjadi lebih otonom di hadapan pemerintah. Menghadapi kecenderungan semacam itu, peran pemerintah dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara memperoleh tantangan untuk dikaji ulang.

Paradigma yang bercorak kebapakan, dimana pemerintah mendudukan diri sebagai pelaku sentral pembangunan, perlu untuk digeser ke corak yang eigaliter dan partisipatif. Tuntutan akan pergeseran peran tersebut menuntut adanya oragnisasi – organisasi sebagai bentuk pengelompokkan sosial yang paling rasional dan efisien. Masyarakat merupakan pengelompokkan dan berlangsungnya interaksi manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Karena pada dasarnya manusia dilahirkan di dalam organisasi dan hampir sebagian besar masa hidup dan bekerja untuk kepentingan organisasi, bahkan matipun melalui organisasi.

Melalui organisasi manusia dapat mengkoordinasikan sejumlah besar tindakan – tindakan dan organisasi mampu menciptakan alat – alat sosial yang ampuh dan dapat diandalkan. Organisasi mampu manggabungkan sumber daya yang dimilikinya dengan didukung sumber – sumber daya lain di luar organisasi, yakni dengan menjalin para pemimpin organisasi, kelompok pekerja atau tenaga ahli, mesin dan bahan mentah menjadi satu. Pada saat bersamaan, organisasi secara terus menerus mengkaji sejauhmana telah berfungsi serta berusaha menyesuaikan diri sebagaimana tujuan yang diharapkan agar tercapai secara optimal.

(3)

masyarakat. Pencapaian tujuan organisasi yang berkembang di dalam masyarakat baik yang berbentuk organisasi swasta maupun organisasi publik senantiasa berusaha secara optimal untuk mewujudkan sasaran dan target yang ingin dicapainya yang merupakan perwujudan dari hasil kerja dari anggota organisasi tersebut. Keberhasilan organisasi mencapai tujuannya sangat bergantung pada upaya pemotivasian dan prestasi kerja anggota organisasi tersebut.

Penyelenggaraan roda pemerintahan di daerah, pimpinan tidak dapat bekerja dengan baik tanpa adanya unsur dinas yang membantu penyelenggaraan roda pemerintahan. Keberadaan organisasi yang dipimpin oleh pemimpin yang merupakan unsur pelaksana pemerintahan yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan sangat diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah yang baik dan optimal dalam pelayanan kepada masyarakat.

Fakultas MIPA sebagai perguruan tinggi yang dipimpin oleh seorang pemimpin harus mencapai akuntabilitas instansi Pemerintahan yang baik selaku unsur pembantu pimpinan, dan dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja.

FMIPA Unisba sebagai suatu organisasi yang merupakan pelayan masyarakat dituntut untuk menignkatkan kemampuan aparaturnya seperti peningkatan prestasi kerja dalam menunjang pelaksaan pemberian pelayanan informasi yang sebaik – baiknya, karena tidak menutup kemungkinan bahwa dalam lingkup juga memiliki hambatan – hambatan dalam penyelenggaraan organisasi yang tidak lain disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia dan berbagai aspek laninnya yang tidak mendukung. Jika hal demikian terjadi maka sulit bagi organisasi tersebut mencapai visi dan misinya.

(4)

berkualitas dalam rangka memberikan kepuasan kepada masyarakat untuk mendapat pelayanan yang baik dan cepat.

Keberhasilan organisasi dalam melaksanakan kebijakan pimpinan tersebut tidak terlepas dari pegawainya yang menjadi pelaksana teknis dari kebijakan tersebut. Dengan peranan itu, kedudukan pegawai negeri sebagai aparat Negara merupakan factor penentu bagi kelancaran pemerintahan dan pembangunan.

Prestasi kerja yang terarah dan dilandasi mutu serta keterampilan yang tinggi akan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien, yang dengan demikian prestasi kerja pegawai itu menentukan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Usaha untuk membina , mendorong dan mengarahkan para pegawai negeri perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja. Peningkatan prestasi kerja pegawai negeri sipil bukanlah suatu hal yang timbul begitu saja dari pegawai, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi kerja yang tinggi, pegawai tidak akan mendapat dorongan dan hanya menuggu perintah dan kurang inisiatif dan kurang tanggung jawab.

Motivasi kerja merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan sedangkan prestasi kerja yang terarah dan dilandasi mutu serta keterampilan yang tinggi akan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien, yang dengan demikian prestasi kerja pegawai itu menentukan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Usaha untuk membina, mendorong dan mengarahkan para pegawai perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja, karena prestasi kerja merupakan faktor penentu bagi kelancaran pemerintahan, pembangunan dan menentukan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Usaha untuk membina, mendorong dan mengarahkan para pegawai negeri perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja.

(5)

1. Kualitas Kerja yaitu bahwa pegawai kurang memperhatikan ketepatan waktu dalam kedisiplinan bekerja. Contohnya masih terlihat pegawai yang tidak dapat menggunakan waktu dengan baik saat waktu bekerja seperti telat masuk dan keluar pada waktu jam kerja untuk melaksanakan pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan urusan kantor dinas.

2. Kuantitas Kerja yaitu pegawai yang kurang memperhatikan pekerjaanya yang mengakibatkan banyak pekerjaan memerlukan waktu lama dalam penyelesaiannya. Contohnya masih terjadi penundaan dalam melaksanakan pekerjaan.

Permasalahan tersebut terjadi di duga oleh adanya faktor – faktor sebagai berikut :

1. Kurangnya perhatian dari pimpinan, contoh : para pegawai tidak mendapat pengakuan yang memuaskan dari pimpinan dalam melaksanakan proses pekerjaan.

2. Kurangnya komuknikasi dalam pencapaian tugas, contoh : jarang diadakannya rapat setiap bidang dalam usaha proses pencapaian tujuan.

Tidaklah mengherankan apabila masyarakat masih banyak yang menilai bahwa ekonomi tinggi itu disebabkan oleh derajat pelayanan aparatur pemerintahan kepada masyarakat yang rendah. Pemerintah menyadari kebiasaan butuk dan penyelesaian urusan yang mengalami hambatan itu, beberapa kebijakan dilakukan, baik untuk menyederhanakan maupun memperbaikinya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh kurang dilancarkannya motivasi pimpinan.

Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah :

Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja ?

Tujuan penelitian

(6)

B. Kajian Pustaka 1. Motivasi Kerja

Mengacu pada teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow, maka definisi konseptual variabel penelitian Motivasi adalah kondisi dinamis kebutuhan pegawai dalam bekerja dan melaksanakan tugas yang terungkap dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan berkelompok, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

Operasionalisasi variabel penelitian Motivasi mencakup 5 dimensi yakni Dimensi Kebutuhan Fisiologis, Dimensi Kebutuhan Keamanan, Dimensi Kebutuhan Penghargaan, Dimensi Kebutuhan Berkelompok, dan Dimensi Kebutuhan Aktualisasi Diri. Kelima dimensi tersebut dioperasionalkan dalam konsep operasional sebagai berikut :

Dimensi Kebutuhan Fisiologis, dijabarkan menjadi 3 indikator penelitian, yakni Indikator Penyediaan ruang kerja, Indikator Penyediaan sarana kerja, dan Indikator Penyediaan fasilitas kerja.

Dimensi Kebutuhan Keamanan, dijabarkan menjadi 3 indikator penelitian, yakni Indikator Jaminan keamanan lingkungan pekerjaan, Indikator Dukungan pengamanan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan Indikator Perlindungan terhadap resiko pekerjaan.

Dimensi Kebutuhan Penghargaan, dijabarkan menjadi 3 indikator penelitian, yakni Indikator Insentif, Indikator Penghargaan pimpinan, dan Indikator Penghargaan instansi terkait.

Dimensi Kebutuhan Berkelompok, dijabarkan menjadi 3 indikator penelitian, yakni Indikator Hubungan antar sesama petugas, Indikator Dukungan sesama petugas, dan Indikator Hubungan petugas dengan unit kerja terkait.

(7)

2. Prestasi Kerja

Dimensi dan Indikator Prestasi Kerja Sutrisno (2010:152) mengatakan pengukuran prestasi kerja diarahkan pada enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi organisasi, yaitu:

a) Hasil kerja. Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan.

b) Pengetahuan pekerjaan. Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.

c) Inisiatif. Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul.

d) Kecekatan mental. Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja, dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.

e) Sikap. Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan.

f) Disiplin waktu dan absensi. Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

Flippo (2012) dalam Sunyoto (2012:22), prestasi kerja seseorang dapat diukur melalui :

a) Mutu kerja, berkaitan dengan ketepatan waktu, keterampilan dan kepribadian dalam melakukan pekerjaan.

b) Kualitas kerja, berkaitan dengan pemberian tugas-tugas tambahan yang diberikan oleh atasan kepada bawahannya.

c) Ketangguhan, berkaitan dengan tingkat kehadiran, pemberian waktu libur, dan jadwal keterlambatan hadir di tempat kerja.

(8)

3. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji yaitu;

H1: Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Prestasi Kerja dalam berorganisasi di FMIPA Unisba

C. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kausal. Pada penelitian sebagaimana tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja dalam berorganisasi di FMIPA Unisba.

Variabel Operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel Motivasi Kerja (X).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel Prestasi Kinerja (Y).

Pada penelitian ini pengambilan sampel dari populasi menggunakan rumus

Slovin

n= N

1+N e2 Keterangan;

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

(9)

Berdasarkan penghitungan sampel di atas, jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 38 responden dari total populasi sebanyak 262 mahasiswa yang aktif berorganisasi di KM FMIPA.

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas, yaitu Motivasi Kerja (X) terhadap variabel terikat yaitu Prestasi Kerja (Y). Bentuk persamaan regresi linier sederhananya adalah sebagai berikut :

Y=β0+β1x+e

Keterangan;

Y : Prestasi kerja (variabel dependen)

β0 : Koefisien dari keputusan regresi (intersef)

β1 : Koefisien regresi dari variabel x (motivasi kerja)

x : Motivasi kerja (variabel independen)

Pengujian hipotesis secara simultan (Uji F) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh variabel bebas yaitu Motivasi Kerja (x) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Prestasi Kerja (Y) di FMIPA Unisba. Pengujian dilakukan menggunakan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 5%.

(10)

D. Hasil Dan Pembahasan

Sebelum melakukan pengujian apakah Motivasi Kerja berpengaruh atau tidak terhadap Prestasi Kerja maka kita harus melakukan pengujian terhadap asumsi untuk analisis regresi sederhana.

1. Uji Asumsi Analisis Regresi Sederhana a. Uji normalitas

Dengan cara memplot nilai residual yang distandarkan maka kita peroleh hasilnya sebagai berikut :

Dilihat dari hasil plot diatas menunjukan bahwa data dari residual yang distandarkan tidak membentuk pola apapun atau dengan kata lain datanya acak, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

(11)

Dengan cara memplot nilai dari studentized residual sebagai (Y) dan niali standardized predicted (X), maka kita peroleh hasilnya sebagai berikut :

Dilihat dari hasil plot diatas menunjukan bahwa plot nilai dari studentized residual sebagai (Y) dan niali standardized predicted (X) tidak membentuk pola apapun atau dengan kata lain datanya acak, sehingga asumsi linieritas terpenuhi. c. Uji heteroskedastisitas

(12)

Dilihat dari hasil plot diatas menunjukan bahwa plot nilai dari standarized residual sebagai (Y) dan niali standardized predicted (X) tidak membentuk pola apapun atau dengan kata lain datanya acak, sehingga dapat disimpulkan jika data tidak memiliki masalah heteroskedastis atau data bersifat homogen.

2. Analisis Regresi Sederhana a. Uji simultan

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1862.077 1 1862.077 8.937 .005a

Residual 7501.187 36 208.366

Total 9363.263 37

a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai F hitungnya yaitu 8.937 dengan nilai probabilitas (sig) nya yaitu 0.005. Dengan menggunakan nilai α = 0.05 maka nilai probabilitasnya lebih kecil dari nilai alfa yaitu 0.005 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (motivasi kerja) dan koefisien intersef secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel tak bebas (prestasi kerja) dalam berorganisasi di FMIPA Unisba.

b. Uji parsial

Dari tabel

diatas diketahui

bahwa nilai t

hitung untuk

koefisien β0 atau

intersef yaitu

7.149 dengan nilai probabilitas (sig) nya yaitu 0.000 dan nilai t hitung koefisien β1 atau koefisien untuk variabel bebas (motivasi kerja) yaitu 2.989 dengan nilai probabilitas (sig) nya yaitu 0.005 . Dengan menggunakan nilai α = 0.05 maka nilai probabilitas untuk koefisien β0

atau intersef dan koefisien β1 atau koefisien untuk variabel bebas (motivasi kerja) lebih kecil dari nilai alfa yaitu 0.000 < 0.05 dan 0.005 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 59.253 8.289 7.149 .000

X .982 .328 .446 2.989 .005

(13)

intersef dan koefisien untuk variabel bebas (motivasi kerja) berpengaruh signifikan terhadap variabel tak bebas (prestasi kerja) dalam berorganisasi di FMIPA Unisba.

3. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel bebas yaitu Motivasi Kerja (X) terhadap Prestasi Kerja (Y) secara keseluruhan. Berikut ini adalah hasil koefisien determinasi.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .446a .199 .177 14.43490

a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y

Dari table diatas berdasarkan niali Adjusted R Square nya yaitu 17.7 %, maka dapat diaktakan bahwa kemampuan variabel bebas (Motivasi Kerja) dalam mejelaskan varians dari variabel tak bebas (Prestasi Kerja) adalah sebesar 17.7%. Hal ini berarti juga bahwa ada sebesar 82.3% dari Prestasi Kerja yang dijelaskan oleh variabel lain.

E. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Untuk menjawab permasalahan yang telah disebutkan, peneliti ingin merancang arsitektur microservice yang akan digunakan dalam sistem informasi perpustakaan pusat dengan

tempat asal (kampung halaman, kota, negeri) oleh penduduk secara besar-besaran, ja d i lawannya adalah bermukim.. Jawaban:

Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena birokrasi publik seringkali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa tidak

Instrumen untuk mengukur reliabilitas digunakan dua jenis soal tes yaitu soal pilihan ganda (15 soal) dan soal essay (5 soal). Soal tes HOTS diujikan secara individu dan hasilnya

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada mata diklat

Hal ini disebabkan karena pori-pori tanah pada saat sebelum lintasan berukuran besar yang mengakibatkan air akan mudah masuk ke dalam tanah dan begitupun sebaliknya

Berdasarkan hasil observasi awal, maka selanjutnya merumuskan rancangan tindakan bagi siswa Kelas X SMA PGRI 1 Bandung. Kegiatan yang dilakukan dalam