D
DA
AN
N
K
KR
RE
EA
A
TI
T
IV
VI
IT
TA
AS
S
S
SI
IS
SW
WA
A
T
TE
ES
SI
IS
S
D
Di
ia
aj
ju
uk
ka
an
n
u
un
nt
tu
uk
k
M
Me
em
me
en
nu
uh
hi
i
P
Pe
er
rs
sy
ya
ar
ra
at
ta
an
n
d
da
al
la
am
m
M
Me
em
mp
p
er
e
ro
ol
le
e
h
h
G
Ge
el
la
ar
r
M
Ma
ag
gi
is
st
te
er
r
P
Pe
en
nd
di
id
di
ik
ka
an
n
P
Pr
r
og
o
gr
ra
am
m
S
St
tu
ud
d
i
i
P
P
en
e
nd
di
id
di
ik
ka
an
n
K
Ki
im
mi
ia
a
O
Ol
le
eh
h:
:
AINUL
AHDALINA
POHAN
AINUL AHDALINA POHAN
N
NI
I
M.
M
.
8126142001
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
P
P
A
A
S
S
C
C
A
A
S
S
A
A
R
R
J
J
A
A
N
N
A
A
U
UN
N
IV
I
VE
ER
R
SI
S
IT
T
AS
A
S
N
N
EG
E
GE
ER
RI
I
M
ME
ED
DA
AN
N
M
ME
ED
D
AN
A
N
2
D
DA
AN
N
K
KR
RE
EA
A
TI
T
IV
VI
IT
TA
AS
S
S
SI
IS
SW
WA
A
T
TE
ES
SI
IS
S
D
Di
ia
aj
ju
uk
ka
an
n
u
un
nt
tu
uk
k
M
Me
em
me
en
nu
uh
hi
i
P
Pe
er
rs
sy
ya
ar
ra
at
ta
an
n
d
da
al
la
am
m
M
Me
em
mp
p
er
e
ro
ol
le
e
h
h
G
Ge
el
la
ar
r
M
Ma
ag
gi
is
st
te
er
r
P
Pe
en
nd
di
id
di
ik
ka
an
n
P
Pr
r
og
o
gr
ra
am
m
S
St
tu
ud
d
i
i
P
P
en
e
nd
di
id
di
ik
ka
an
n
K
Ki
im
mi
ia
a
O
Ol
le
eh
h:
:
AINUL
AHDALINA
POHAN
AINUL AHDALINA POHAN
N
NI
I
M.
M
.
8126142001
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
P
P
A
A
S
S
C
C
A
A
S
S
A
A
R
R
J
J
A
A
N
N
A
A
U
UN
N
IV
I
VE
ER
R
SI
S
IT
T
AS
A
S
N
N
EG
E
GE
ER
RI
I
M
ME
ED
DA
AN
N
M
ME
ED
D
AN
A
N
2
ABSTRAK
Ainul Ahdalina Pohan. NIM. 8126142001. Penerapan Model Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana UNIMED, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang diajarkan model
Direct Instruction (DI) tanpa media komputer; 2) perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki karakter kreativitas tinggi dengan yang memiliki karakter kreativitas rendah; 3) interaksi antara model pembelajaran dan karakter kreativitas terhadap hasil belajar kimia siswa; 4) perbedaan karakter kreativitas antara siswa yang diajarkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan yang diajarkan model DI tanpa media komputer; dan 5) ranah kognitif yang berkembang antara siswa yang diajarkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan yang diajarkan model DI tanpa media komputer.
Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Rantau Utara sebanyak 6 kelas dan SMA Negeri 2 Rantau Utara sebanyak 4 kelas. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas dari SMA Negeri 1 dan 2 kelas dari SMA Negeri 2 Rantau Utara. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan berganda, angket dan lembar observasi tentang karakter kreativitas yang telah divalidasi oleh validator. Teknik analisis yang digunakan teknik Analisis varians dua jalur (Two Ways Anova) dan uji Independet Sampel T-Test (uji-t) dengan bantuan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang diajarkan dengan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang diajarkan model DI tanpa media komputer (p = 0,000 < 0,05); 2) terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter kreativitas rendah (p = 0,004 < 0,05); 3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan karakter kreativitas terhadap hasil belajar kimia siswa (p = 0,000 < 0,05); 4) terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter kreativitas antara siswa yang diajarkan dengan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang diajarkan model DI tanpa media komputer (0,013 < 0,05); dan 5) ranah kognitif yang berkembang untuk kelompok siswa yang diajarkan dengan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer yaitu: C1 sebesar 91% (tinggi), C2 sebesar 76,7%
ABSTRACT
Ainul Ahdalina Pohan. NIM. 8126142001. Implementation Model of Problem
Based Learning (PBL) with Utilization-Based Collaborative Media against Computer Learning Outcomes and Student Creativity. A Thesis. Chemistry Education Program, Postgraduate School, State University of Medan. 2014.
This study aims to determine: 1) differences in learning outcomes between students who were taught chemistry model of Problem Based Learning (PBL) based on utilizing collaborative computer media with students who are taught Direct Instruction models without computer media; 2) differences in learning outcomes between students who have a chemical character of high creativity with which has the character of low creativity; 3) the interaction between the model of learning and creativity to the character chemistry student learning outcomes; 4) differences in the character of creativity between students taught by PBL-based collaborative models utilize media to teach computer model of Direct Instruction without computer media; and 5) cognitive domains that develop between students who were taught PBL-based collaborative models use the media to teach computer model of Direct Instruction without computer media.
This study includes quasi-experimental study. The population of this research is the students of class XI Science SMAN 1 North seacoast as 6 classes and SMAN 2 North seacoast as much as 4 classes. The sample of this study was 2 classes of SMA Negeri 1 and 2 classes of SMAN 2 North Rantau. The research instrument used achievement test is 20 questions in multiple-choice form, questionnaire and observation sheet about the character of creativity that has been validated by the validator. The analysis technique used Two Ways ANOVA and Independents test sample T-test (t-test) with SPSS 16.0.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kesehatan, hidayah dan kelapangan waktu kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik sesuai waktu yang
direncanakan. Tesis ini berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer Terhadap
Hasil Belajar dan kreatifitas Siswa” disusun untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan
kerendahan hati mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima
kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., dan
Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Tesis yang telah
banyak memberi motivasi, bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis
sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si.,
dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si yang telah memberi masukan dan saran-saran bagi
penulis demi kesempurnaan tesis ini. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED yang sudah banyak
membantu Penulis. Bapak Syahrial, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1
Rantau Utara dan Ibu Hj. Arbiah Mariani, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala SMA
Negeri 2 Rantau Utara yang telah banyak membantu penulis selama
melaksanakan penelitian.
Teristimewa juga penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda Alm. Hukmal Pohan, dan Ibunda Hj. Masrah Hasibuan serta Ayahanda
Alm. Yanis dan Ibunda Siti Aisyah Br. Marpaung yang telah memberikan doa,
kasih sayang dan perjuangan baik secara moril maupun materi. Suami Tercinta
Zul Harmen yang telah banyak memberikan doa, kasih sayang dan semangat bagi
seperjalanan Ibu Sewarni Naibaho dan Kakanda Siti Nurojiyah serta rekan-rekan
Mahasiswa Prodi Kimia Angkatan XXII yang telah memberikan doa dan bantuan
sehingga Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan baik segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis
ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini memberi manfaat khususnya bagi
mahasiswa di lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana
UNIMED dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan pada umumnya.
Medan, Agustus 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 7
1.3. Pembatasan Masalah ... 7
1.4. Rumusan Masalah ... 7
1.5. Tujuan Penelitian ... 8
1.6. Manfaat Penelitian ... 9
1.7. Definisi Operasional ... 9
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ... 11
2.1. Kerangka Teoritis ... 11
2.1.1. Belajar ... 11
2.1.2. Hasil Belajar ... 11
2.1.3. Hakikat Pengajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 13
2.1.3.1. Pengertian Pengajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 13
2.1.3.2. Fase dalam Sintaks Problem Based Learning (PBL) ... 14
2.1.3.3. Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif ... 16
2.1.3.4. Tata cara Pembelajaran PBL berbasis Kolaborasi ... 18
2.1.4. Media Komputer ... 20
2.1.5. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ... 21
2.1.6. Kreativitas Siswa ... 23
2.1.7. Hidrolisis Garam ... 25
2.2. Kerangka Berfikir ... 30
2.3. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.2.1.Populasi ... 34
3.2.2.Sampel ... 34
3.3. Rancangan Penelitian (Desain Penelitian) ... 35
3.4. Variabel Penelitian ... 35
3.5.1.Tahap Persiapan ... 36
3.5.2.Tahap Penelitian ... 36
3.6. Teknik Pengumpul Data ... 38
3.6.1.Uji Validitas Soal ... 38
3.6.2.Tingkat Kesukaran Soal ... 39
3.6.3.Uji Daya Beda ... 39
3.6.4.Uji Reabilitas ... 40
3.7. Teknik Analisis Data ... 40
3.7.1.Uji Prasyarat ... 40
3.7.2.Pengujian Hipotesis ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 43
4.1.1.Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 43
4.1.2.Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Karakter Kreativitas ... 46
4.1.3.Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Karakter Kreativitas Siswa ... 49
4.1.4.Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ... 53
4.1.5.Data Karakter Kreativitas Siswa ... 53
4.2.Analisis Data ... 54
4.2.1.Uji Normalitas Data ... 54
4.2.2.Uji Homogenitas Data ... 56
4.2.3.Pengujian Hipotesis ... 57
4.3.Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
4.3.1.Perbedaan Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang Diajarkan Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif Memanfaatkan Media Komputer dengan Siswa yang Diajarkan Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer ... 64
4.3.2.Perbedaan Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang Memiliki Karakter Kreativitas Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Karakter Kreativitas Rendah ... 66
4.3.3.Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Karakter Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa ... 68
4.3.4.Perbedaan Karakter Kreativitas Antara Siswa yang Diajarkan Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif Memanfaatkan Media Komputer dengan Siswa yang Diajarkan Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer ... 71
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 74
5.1.Kesimpulan ... 74
5.2.Implikasi ... 75
5.3.Saran ... 77
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 15
Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Direct Instruction... 22
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 35
Tabel 4.1. Deskripsi Data Pretes Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 43
Tabel 4.2. Deskripsi Data Postes Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 44
Tabel 4.3. Deskripsi Data Gain Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran .... 44
Tabel 4.4. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 45
Tabel 4.5. Deskripsi Data Pretes Siswa Berdasarkan Data Kreativitas ... 46
Tabel 4.6. Deskripsi Data Postes Siswa Berdasarkan Data Kreativitas ... 47
Tabel 4.7. Deskripsi Data Gain Skor Siswa Berdasarkan Data Kreativitas ... 47
Tabel 4.8. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Kreativitas Siswa ... 48
Tabel 4.9. Deskripsi Data Pretes Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 49
Tabel 4.10. Deskripsi Data Postes Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 50
Tabel 4.11. Deskripsi Data Gain Skor Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 51
Tabel 4.12. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 51
Tabel 4.13. Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ... 53
Tabel 4.14. Deskripsi Data Skor Kreativitas Siswa ... 54
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Data Siswa Kelas Eksperimen ... 54
Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas Data Siswa Kelas Kontrol ... 55
Tabel 4.17. Hasil Pengujian Homogenitas Data ... 57
Tabel 4.18. Ringkasan Pengujian ANAVA Dua Jalur ... 58
Tabel 4.19. Ringkasan Uji Scheffe ... 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hasil Belajar Problem Based Learning (PBL) ... 14 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ... 37 Gambar 4.1. Persentase Tingkat Pemahaman (Gain Skor) Siswa
Berdasarkan Model Pembelajaran (Kelas) ... 46 Gambar 4.2. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan
Kreativitas ... 48 Gambar 4.3. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Interaksi
Antara Model Pembelajaran dan Karakter Kreativitas Siswa .... 52 Gambar 4.4. Histogram Data Gains Skor Siswa Kelas Eksperimen ... 55 Gambar 4.5. Histogram Data Karakter Kreativitas Siswa Kelas
Eksperimen ... 55 Gambar 4.6. Histogram Data Gains Skor Siswa Kelas Kontrol ... 56 Gambar 4.7. Histogram Data Karakter Kreativitas Siswa Kelas Kontrol ... 56 Gambar 4.8. Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Karakter
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia ... 83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Problem Based LearningBerbasis Kolaboratif Dengan Media Komputer ... 85
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa ... 96
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer ... 98
Lampiran 5. Instrumen Soal ... 106
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes ... 110
Lampiran 7. Lembar Angket Untuk Mengukur Nilai Kreatifitas Siswa ... 111
Lampiran 8. Lembar Observasi Untuk Mengukur Nilai Kreatifitas Siswa .... 114
Lampiran 9. Tabulasi Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 116
Lampiran 10.Tabulasi Data Pretes Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) ... 119
Lampiran 11.Tabulasi Data Postes Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 122
Lampiran 12.Tabulasi Data Postes Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) ... 125
Lampiran 13.Tabulasi Data Angket Karakter Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 128
Lampiran 14.Tabulasi Data Angket Karakter Kreativitas Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) .... 131
Lampiran 15.Tabulasi Data Observasi Karakter Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 134
Lampiran 16.Tabulasi Data Observasi Karakter Kreativitas Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) .... 137
Lampiran 17.Rekapitulasi Data Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 140
Lampiran 18.Rekapitulasi Data Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) ... 144
Lampiran 19.Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Memanfaatkan Media Komputer) ... 148
Lampiran 20.Hasil Output SPSS 16.0 ... 153
Lampiran 21.Tabulasi Data Untuk Ujicoba Validitas Butir Tes Hasil Belajar ... 159
Lampiran 22.Tabulasi Data Untuk Ujicoba Reliabilitas Butir Tes Hasil Belajar yang Valid ... 160
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan
yang bersifat mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain perubahan dari
pandangan kehidupan masyarakat, perubahan kehidupan sosial dan perubahan
pertumbuhan ekonomi. Mulyasa (2013) mengatakan untuk melaksanakan
perubahan dalam bidang pendidikan UNESCO telah mengemukakan dua basis
landasan yaitu yang pertama pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu
belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar
hidup dalam kebersamaan (learning to live together) dan belajar menjadi diri
sendiri (learning to be) dan kedua belajar seumur hidup (life long learning).
Pendidikan nilai dan sikap yang sekarang lebih popular dengan istilah
pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa
anak-anak baik lahir maupun batin, dan sifat kodratinya menuju kearah peradaban yang
manusiawi dan lebih baik. Pembangunan nasional tidak dapat dilakukan dengan
hanya melihat kebutuhan internal masyarakat dan bangsa, tetapi juga pandangan
tersebut perlu dijalin dengan pandangan ke luar dan ke depan, karena masyarakat
dan bangsa kita merupakan bagian dari masyarakat dunia yang semakin menyatu.
Meskipun demikian perubahan apapun yang dilakukan dalam bidang pendidikan
harus tetap dilandasi oleh semangat membentuk nilai-nilai karakter bangsa.
Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi laju
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Data yang diperoleh dari
Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009
menempatkan Indonesia Indonesia pada peringkat 10 besar dari 65 negara peserta.
Hampir semua peserta didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai
level 3 sementara banyak peserta didik dari negara lain dapat menguasai sampai
level empat, lima bahkan enam (Mulyasa, 2013:60). Agar tujuan pendidikan
tercapai hal yang penting dilakukan adalah menciptakan sistem pembelajaran
penting adalah implementasi secara nyata. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pengelolaan sekolah harus memprioritaskan kegiatan pengembangan sistem
pembelajaran.
Pengembangan sistem pembelajaran kearah yang lebih baik merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian yang serius. Jika pengembangan sistem
pembelajaran sudah dijadikan prioritas, maka unsur utama yang akan menjadi
penentu keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru harus mampu
membantu siswa dalam belajar dengan menciptakan berbagai keadaan yang
mengarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam mempelajari konsep-konsep pada bidang studi kimia, banyak siswa
menghadapi kesulitan. Membelajarkan ilmu kimia di Sekolah Menengah Atas
(SMA) merupakan tantangan yang menarik sebab bukan hanya karena sebagian
besar bahan kajian ilmu kimia merupakan materi yang abstrak tetapi juga karena
ilmu kimia sarat dengan konsep matematika yang kadang-kadang tidak sederhana
(Nakhleh, 1992 dalam Nazriati dkk, 2007). Selanjutnya Suyanti (2010)
mengatakan kimia merupakan mata pelajaran yang sangat sulit bagi kebanyakan
siswa, karena sebelumnya kimia terintegrasi pada pelajaran sains di SD. Sebagai
mata pelajaran sulit, guru harus berusaha lebih keras untuk memotivasi siswa
mempelajari konsep-konsep kimia. Bahrumsyah (dalam Tambunan dan Sianturi,
2012) menyatakan data hasil belajar kimia tidak berbanding lurus dengan hasil
belajar kimia yang penting ini. Ujian Nasional (UN) di SUMUT 2005/2006 nilai
rata-rata kimia 6,26 dan pada tahun 2006/2007 rata-rata kimia 6,22. Tahun
2007/2008 sebesar 7,13 dan 2008/2009 adalah 7,34. Siswa yang mengikuti Ujian
Nasional di SUMUT 186.845 orang, yang tidak lulus di Medan 1940 orang
Seorang guru berkewajiban merencanakan dan melakukan segala hal agar tujuan
pembelajaran ditetapkan dapat tercapai. Guru juga menstimulasi semua siswa agar
melakukan segala hal pula untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dale (1999)
menyatakan seorang guru diharapkan berusaha merancang serta menerapkan
berbagai alternatif strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Siswa diberi
kesempatan untuk langsung dalam kegiatan-kegiatan dan
siswa yang baik akan diperoleh jika siswa mampu menginfestasikan ilmu yang
diperolehnya dengan cara pengamatan dan pengalaman langsung.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas
dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru juga berperan sebagai
pengelola proses pembelajaran, bertindak selaku fasilitator yang berusaha
menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan
proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan
meningkatkan kemampuan siswa menyimak pelajaran dan menguasai
tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai (Isjoni, 2008).
Mukhtar dalam Suyanti (2007), menyatakan guru sebagai pekerja
profesional yang harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman,
keterampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Banyak guru yang dalam
membelajarkan masih terkesan hanya menggugurkan kewajiban. Guru semacam
ini tidak memerlukan strategi, kiat dan metode tertentu dalam mengajar. Dengan
demikian guru harus bisa mengatur strategi pembelajaran yang tepat agar semua
tujuan pembelajaran tersebut tercapai.
Dalam upaya membentuk karakter dan peningkatan hasil belajar siswa,
seorang guru dituntut untuk mampu mengembangkan model pembelajaran yang
merupakan hasil integrasi antara strategi pengajaran dengan media pengajaran.
Model pembelajaran memuat komponen sistem pembelajaran dan unsur kegiatan
yang dilakukan baik oleh guru dan siswa, yang menekankan pada keaktifan
belajar siswa melalui guru yang aktif pula (Hakim, 2008). Guru harus berusaha
menanamkan dan menumbuhkan Kreativitas anak didik. Setiap orang memiliki
Kreativitas dan Kreativitas itu dapat dikembangkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Munandar dalam Trianto (2007), yang memberikan alasan bahwa
Kreativitas anak perlu dikembangkan karena dengan berkreasi anak dapat
mewujudkan dirinya sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, memberikan kepuasan kepada
yang mampu menyebabkan terjadinya belajar harus dapat dirancang sedemikian
sehingga tujuan utama pembelajaran tercapai.
Killey (2005), menyatakan bahwa Problem Based Learning mempunyai
kelebihan dalam hal membantu siswa untuk memilah masalah (problem
abstraction), mendefenisikan masalah (problem definition) , dan menyelesaikan
masalah (problem refinement), membantu mengembangkan berpikir kritis,
komunikasi secara lisan dan tulisan dan mengembangkan kerja kelompok. Cooper
(2008), mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah mampu
mengembangkan kognitif siswa yang fundamental sehingga dapat mengerti dan
memahami konsep-konsep kimia. Handayani (2009), mengemukakan bahwa
keseluruhan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning).
Chin dan Chia (2005), menyatakan bahwa problem based learning dapat
menimbulkan proses kognitif siswa menjadi lebih baik dengan kebiasaan
berfikiran baik. Dalam pembelajaran problem based learning guru hendaknya
menciptakan pembelajaran yang memicu siswa kearah pemikiran yang baik agar
dapat menghubungkan hal yang satu dengan hal yang lainnya untuk memecahkan
masalah belajar. Tentunya dalam pembelajaran tersebut guru dapat membuat
strategi dan media pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Strategi pembelajaran berbasis masalah mengarahkan siswa lebih termotivasi
untuk bekerja lebih keras dibandingkan dengan pengajaran tradisional yang mana
keikutsertaan siswa sangat sedikit (Graaff dan Kolmos, 2003). Sungur dan Tekaya
(2006), mengatakan Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan memperbaiki
keterampilan interpersonal, berfikir kritis, pencarian informasi komunikasi, rasa
hormat dan kerja kelompok.
Jika seorang guru harus memberikan bimbingan secara individu kepada
semua anak tentunya hal tersebut tidaklah mungkin. Menurut Masaaki (2012),
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berkomunikasi dengan anggota lain.
Seorang siswa bertukar pendapat mengenai permasalahannya dengan siswa lain
maka melalui kolaborasi yaitu kerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan
secara terorganisir melaksanakan suatu kegiatan dengan memadukan pikiran yang
tadinya terasa asing bagi dirinya. Istarani (2011), mengemukakan bahwa proses
belajar secara kolaborasi bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok,
tetapi penekannanya lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan
proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas.
Penelitian yang dilakukan oleh Awang (2008), menyimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan
kreatif siswa meskipun siswa merasa pembelajaran berbasis masalah sulit tetapi
mereka mengatakan bahwa mereka melakukan lebih banyak berpikir daripada
menghafal, memahami pelajaran yang lebih baik melalui diskusi. Saragih (2012),
menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan model pembelajaran yang paling
efektif adalah pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan media
komputer. Menurut Dale (dalam Dalimunthe dan Suharta, 2013), penggunaan
media juga perlu dipertimbangkan komposisi jumlah informasi yang diperoleh
siswa melalui indra penglihatan berkisar 75%, melalui indra pendengaran sekita
13% dan melalui indra lainnya sekita 12%. Belajar dengan menggunakan indra
penglihatan memberikan keuntungan bagi siswa. Penelitian tentang penggunaan
media komputer yang dilakukan Ernawaty (dalam Tambunan dan Sianturi, 2012),
ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat sebesar 18, 67% dibandingkan
dengan menggunakan media biasa, hasil penelitian Sinaga (2008), menyimpulkan
ada minat belajar siswa sebesar 35,06% dan peningkatan hasil belajar sebesar
54,80% jika memakai multi media.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik
secara konvensional maupun inovatif. Pemerintah juga telah melakukan upaya
penyempurnaan sistem pendidikan, baik melalui penataan perangkat lunak
(software) maupun perangkat keras (hardware). Mellyzar dan Silaban (2013),
menyatakan penggunaan strategi pembelajaran lebih baik jika diintegrasikan
dengan media pembelajaran yang sesuai, seperti melaksanakan praktikum
laboratorium ataupun secara pengamatan melalui video yang dirangkai berbasis
penggunaan media pembelajaran modern yang mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Pembelajaran dengan komputer berfungsi baik sebagai alat komunikasi
dalam penyampaian materi (Situmorang dan Laora, 2009). Hasil strategi
pembelajaran dengan media pembelajaran ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa secara signifikan.
Hasil penelitian Zebua (2010), penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah menggunakan media eXe-Learning lebih tinggi 21% dari hasil belajar
siswa tanpa menggunakan media eXe-Learning dapat meingkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktifitas siswa
secara signifikan sebesar 57,4 %. Priyambodo (2010), menujukkan pemanfaatan
program aplikasi eXe Learning dalam penyusunan media pembelajaran di sekolah
menarik minat dan meningkatkan pemahaman kimia siswa serta menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan. Keunggulan media eXe Learning eXe
merupakan salah satu program aplikasi opensource yang dipergunakan untuk
pembuatan bahan ajar berbasis e-learning. Bahan ajar yang disusun dengan eXe,
tersusun secara hierarki yang benar mencakup topic, section dan unit. Susunan
yang demikian akan memudahkan siswa untuk lebih memahami materi kimia.
Hasil penelitian Dirckinck (2009), menyimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah yang diintegrasikan dengan ITC merupakan cara untuk merubah
pendekatan menjadi lebih baik. Barak (2010), menjelaskan bahwa pengajaran
asam basa dengan bantuan komputer memberikan pengaruh yang positif kepada
siswa, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dianggap sebagai metode
alternatif dan alat yang efisien dalam pembelajaran kimia. Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi di bidang pendidikan sains dapat membantu mengatasi
beberapa masalah yang metode pengajaran tradisional gagal untuk mengatasi
kesulitan dalam pemahaman dan konsep.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sudah layak dalam
kegiatan pembelajaran?
2. Apakah media belajar komputer mendukung kegiatan pembelajaran kimia di
kelas?
3. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
kolaboratif dengan pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa?
4. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
kolaboratif dengan pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan nilai
karakter siswa dikelas?
1.3 Pembatasan Masalah
Peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini di fokuskan pada aspek studi Penerapan Problem Based
Learning (PBL) berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer
Terhadap Hasil Belajar dan Kreativitas siswa.
2. Model pengajaran yang digunakan adalah model Problem Based Learning
(PBL) berbasis kolaboratif dan model Direct Instruction.
3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media komputer dengan
menggunakan program Exe-Learning, Power Point yang dilengkapi video
soal-soal dengan menggunakan proyektor.
4. Karakter yang diamati yaitu Kreativitas siswa.
5. Materi pembelajaran adalah Hidrolisis Garam
6. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rantau Utara dan SMA Negeri 2
Rantau Utara yang berada di Kabupaten Labuhanbatu.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa
yang dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif
memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan model Direct
Instruction tanpa media komputer?.
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa
yang memiliki karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter
kreativitas rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan nilai karakter
kreativitas siswa terhadap hasil belajar kimia siswa.
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter kreativitas antara
siswa yang dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan
model Direct Instruction tanpa media komputer?
5. Ranah kognitif apa yang paling berkembang pada kelompok siswa yang
dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif
memanfaatkan media komputer?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaborasi memanfaatkan media
komputer terhadap hasil belajar dan karakter kreativitas siswa pada pokok
bahasan Hidrolisis Garam. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang
dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif
memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan model Direct
Instruction tanpa media komputer.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki
karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter kreativitas
rendah.
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan nilai karakter
4. Untuk mengetahui perbedaan nilai karakter kreativitas antara siswa yang
dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif
memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan model Direct
Instruction tanpa media komputer.
5. Untuk mengetahui ranah kognitif apa yang paling berkembang pada kelompok
siswa yang dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
kolaboratif memanfaatkan media komputer.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru, khususnya guru kimia dalam
menentukan model pembelajaran yang diinginkan dalam penyajian materi
Hidrolisis garam.
2. Mengaplikasikan model pembelajaran berbasis masalah berbasis kolaborasi
pada materi Hidrolisi garam.
3. Menambah wawasan bagi peneliti tentang kegiatan pembelajaran khususnya
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbasis
kolaborasi dengan pemanfaatan media berbasis komputer.
4. Menambah khasanah informasi ilmiah.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami suatu
variabel yang ada dalam penelitian ini, maka perlu diberikan defenisi operasional
untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun defenisi operasional dalam penelitian
ini adalah:
1. Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL)
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi
PBL adalah sejumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. PBL tidak
mengharapkan siswa hanya sekedar mendengar, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir,
Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBL
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa ada masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran (Suyanti, 2010).
2. Program exe-learning merupakan piranti lunak yang digunakan untuk sistem
pembelajaran yang menggunakan komputer. Program eXe merupakan
singkatan dari elearning XHTML editor, yaitu sebuah program yang
digunakan untuk membuat bahan ajar berbasis web yang dirancang untuk
menyampaikan bahan ajar menjadi lebih mudah dan menarik (Purnomo,
2008).
3. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan pengetahuan (kognitif) yakni
pengetahuan siswa tentang materi Hidrolisis Garam yang dapat diidentifikasi
menggunakan hasil belajar berupa soal pilihan berganda (Bloom, 1976).
4. Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang
baru, sebagi kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antar unsure-unsur yang sudah ada sebelumnya
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang
mendapat pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based Learning
(PBL) berbasis kolaboratif dengan pemanfaatan media komputer dengan siswa
yang mendapat pembelajaran Direct Instruction tanpa media komputer dengan
nilai Fhitung > Ftabel yaitu 19,533 > 3,91 dan nilai probabilitas atau Sig sebesar
0,000 < 0,05. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif memanfaatkan media
komputer lebih besar dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
Direct Instruction tanpa media komputer.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang
memiliki karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter
kreativitas rendah dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 8,431 > 3,91 dan nilai
probabilitas atau Sig sebesar 0,004 < 0,05. Kelompok siswa yang memiliki
karakter kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar kimia lebih tinggi
dibandingkan kelompok siswa yang memiliki karakter kreativitas rendah.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan nilai karakter kreativitas
siswa terhadap hasil belajar kimia siswa, dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu
77,093 > 3,91 dan nilai probabilitas atau Sig sebesar 0,000 < 0,05. Hasil
temuan penelitian memberi indikasi bahwa kelompok siswa yang memiliki
karakter kreativitas tinggi lebih tepat jika dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dan
kurang tepat jika dibelajarkan dengan model Direct Indtruction tanpa media
komputer. Sebaliknya kelompok siswa yang memiliki karakter kreativitas
rendah lebih tepat jika dibelajarkan dengan model Direct Indtruction tanpa
media komputer dan kurang tepat jika dibelajarkan dengan model Problem
4. Terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter kreativitas antara siswa
yang mendapat pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based
Learning berbasis kolaboratif yang memanfaatkan media komputer dengan
siswa yang mendapat pembelajaran Direct Instruction tanpa media komputer
dengan nilai thitung > ttabel yaitu 2,526 > 1,96 dan nilai probabilitas atau Sig
sebesar 0,013 < 0,05. Kelompok siswa yang dibelajarkan model Problem
Based Learning berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer
memperoleh rata-rata skor kreativitas lebih tingi dibandingkan kelompok
siswa yang dibelajarkan model Direct Instruction tanpa media komputer.
5. Ranah kognitif yang berkembang untuk kelompok siswa yang dibelajarkan
dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif memanfaatkan
media komputer yaitu C1 sebesar 91% (tinggi), C2 sebesar 76,7% (tinggi), C3
sebesar 61,5% (sedang), dan C4 sebesar 60,9% (sedang). Hasil tersebut
memberi indikasi bahwa penerapan model Problem Based Learning berbasis
kolaboratif memanfaatkan media komputer memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal pada ranah kognitif C1, C2, C3 dan C4.
5.2 Implikasi
Bagi kebanyak siswa, mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran
yang sangat sulit karena sebagian besar bahan kajian ilmu kimia merupakan
materi yang abstrak dan sarat dengan konsep matematika yang kadang-kadang
tidak sederhana, sehingga bagi siswa yang kecerdasannya rendah merasa kurang
percaya diri, kurang termotivasi dan selalu ingin menghindar jika belajar kimia.
Kurangnya semangat dan motivasi siswa dalam belajar kimia mengakibatkan
siswa memperoleh hasil belajar yang kurang optimal.
Untuk dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar kimia serta mampu
meningkatkan hasil belajar kimia siswa jadi lebih optimal, maka guru perlu
mengubah cara membelajarakan yang selama ini berpusat pada guru (teacher
centered) menjadi proses pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif
Salah satu model yang dapat diterapkan guru untuk melibatkan siswa secara aktif
dan kreatif dalam belajar adalah model problem based learning (PBL).
Penerapan model PBL lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif
dan kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan guru. Inti dari model
problem based learning berupa menyuguhkan situasi bermasalah yang autentik
(benar atau nyata) dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk melakukan penyelidikan. Asumsi utama dari model PBL adalah
bahwa permasalahan dijadikan sebagai pemandu, sebagai kesatuan dan alat
evaluasi, sebagai contoh, dan sebagai sarana untuk melatih siswa. Dengan
menerapkan model PBL ini, dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan siswa, memahami masalah dalam kehidupan nyata dan dapat
membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, di samping itu juga dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses
belajarnya.
Keberhasilan yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran ditentukan
oleh banyak faktor selain model pembelajaran yang tepat juga dapat digunakan
media pembelajaran. Penggunaan media memungkinkan siswa untuk belajar lebih
baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses
pembelajaran. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan atau materi
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah media komputer diantara media
eXe-learning dan slide Power Point. Dengan bantuan media komputer siswa jadi
lebih tertarik dan merasa semangat dalam belajar, lebih konsentrasi (fokus)
sehingga materi yang dibelajarkan kepada siswa lebih mudah dicerna, dipahami
dan diingat oleh siswa.
Menerapkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media
komputer di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, karena itu guru diharapkan
materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan
diterima siswa dengan mudah dan dapat diingat siswa dalam waktu yang lama.
Selain itu dalam menerapkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan
media komputer, guru harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan para
siswa agar siswa benar-benar merasa nyaman dalam belajar serta dapat
merangsang dan menumbuhkembangkan kreativitas siswa dalam belajar.
Melalui penerapan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media
komputer, diharapkan dapat mengurangi rasa cemas dalam diri siswa dan dapat
merubah atau menghapus pandangan siswa bahwa mata pelajaran kimia itu sulit
atau membosankan. Oleh karena itu, agar model PBL berbasis kolaboratif dengan
memanfaatkan media komputer ini dapat menumbuhkan kreativitas siswa untuk
belajar kimia, diharapkan guru dapat mempersiapkan dan merancang dengan
matang penerapan model PBL berbasis kolaboratif dengan memanfaatkan media
komputer dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada guru kimia diharapkan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam memilih
dan menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan atau digunakan
dalam menyampaikan materi, dengan menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih nyaman, menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dan
kreatif dalam belajar. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk dapat
menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) berbasis
kolaboratif dengan memanfaatkan media komputer dalam menyampaikan
konsep-konsep kimia agar siswa lebih berperan aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran sehingga dapat menghapus mind set siswa bahwa pelajaran
kimia sulit atau membosankan, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2. Penerapan langkah-langkah model PBL berbasis kolaboratif perlu
dipersiapkan dengan baik oleh guru sehigga dapat melibatkan siswa aktif
secara langsung dalam proses pembelajaran, menjadikan belajar siswa lebih
menyenangkan dan bermakna serta dapat menumbuhkan kreativitas siswa
dalam belajar dan memecahkan masalah-masalah kimia yang dihadapi siswa
sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih
optimal dan berkualitas.
3. Sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi,
diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan penyediaan
fasilitas pembelajaran yang dapat membatu guru dalam menjalankan tugasnya
dengan baik, terutama fasilitas komputer di sekolah sebagai alat dan media
pembelajaran. Peneliti juga menyarankan kepada kepala sekolah untuk dapat
mengikutsertakan para guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan
komputer agar guru dapat mengoperasikan program-program komputer
dengan baik termasuk dalam merancang media-media pembelajaran berbasis
komputer untuk menunjang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran
di dalam kelas.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh
hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian
ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model dan media
DAFTAR PUSTAKA
Arends, (2008). Learning to Teach, Jilid 2. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Arsyad, (2007). Media Pembelajaran. Rajawali Pers, Jakarta.
Aryani, F., (2008). Kreativitas dalm Pembelajaran, Didaktika Jurnal Pendidikan,
2(3) : 207-215.
Awang, H., and Ramly, I., (2008). Creative Thinking Skill approach Through Problem-Based Learning : Pedagogy and Practice in the Engineering Classroom, International Journal of Human and Social Sciences, 3(1) 18- 13.
Borhan, M.T., (2012). Problem‐Based Learning (PBL) in Malaysian Higher
Education: A Review of Research on Learners’Experience and Issuesof Implementation. ASEAN Journal of Engineering Education, 1(1), 48‐53.
Chin, C., dan Chia L., (2005). Problem Based Learning: Using
III-StructuredProblems in Biology Project Work, Wiley Inter Science 1 :44-67.
Cooper, M.M,. (2008). Reliable Multi Method Assessment of Metacognition Use
in Chemistry Problem Solving, Chemical Education Research and
Practice9 : 12-18.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Dimyati dan Mujiono, (2002). Belajar danPembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Dirckinck, L and Holmfield., (2009), Innovation of Problem Based Learning
Through ICT : Linking Local and Global Experiences, International
Journal of Education And Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 1(5): 3-12.
Djamarah, S.B. dan Zain A., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Fitrah, A., (2013). Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Media MS Frontpage Terhadap Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit, Tesis, PPs Unimed. Medan.
Gagne, R.M., (1970), The Conditioning of Learning, New York, Rinehart and
Gie, T.L., (2003). Melejit dengan Kreatif. Gema Insani, Jakarta.
Graff, D., and Kolmos, A., (2003), Characteristic of Problem-Based learning,
International Journal Enggineering Education, 0 (00) : 1-5
Hake, R., (1998). Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand student survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal Of Physics, 66, (1) 64-74.
Hakim, L., (2008). Perencanaan Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
Hamalik, O., (1994). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.
Hamalik, O., (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara, Jakarta
Handayani, S., (2009). Efektifitas Penerapan Model PBL dan CTL Tipe Jigsaw untuk Maningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 4 (1):49.
Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya.
Isjoni, (2009). Cooperative Learning. Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung : Alfabeta.
Isjoni, (2009). Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Istarani, (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada, Medan.
Johnstone, (2007). Concept Mapping in Problem Based Learning, A Cautionary
Tale Chemistry Educatio Research ad Practice(2) : 84-95.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E., (2009). Model of teaching. New Jearsey, Perason Education Inc.
Killey, M., (2005). Problem-based Learning, Centre for Learning and
Professional Development, University of Adelaide, Australia.
Kirschner, P., A., Sweller, J., and Clark, J., (2006). Why Minimal Guidance during Instruction Does Not Work : An Analysis of The Failure of Costructivist Discovery, Problem-based, Experiental, and Inquiry-based Teaching, Educational Psychologist, 41 (2) : 1-22.
Makharany, D, dan Suharta, (2013), Pembentukan dan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Melalui Pengintegrasian Startegi dan Media Pembelajaran pada Materi Hidrokarbon, Jurnal Penelitian Kependidikan,
5 (2) : 111-120.
Masaaki, A., (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama
Praktek “Learning Community”, Pelita, Kerjasama Diknas, Kemenag dan Jica.
Mellyzar dan Silaban. R., (2013). Efektivitas Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa pada Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 5(2) : 91-96.
Mulyasa, E., (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT
Remaja Rosda, Bandung.
Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Nazriati dan Fajaroh, F., (2007), Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle Dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis Mikroskopis) Terhadap Motivasi, Hasil Belajar Dan Retensi Kimia SMA,
Jurnal Penelitian Kependidikan, 2 : 90-108.
Nurlaelah, E., (2009). Pengembangan Bahan Ajar Struktur Aljabar yang Berbasis Program Komputer dan Tugas Resitasi Untuk Meningkatkan Kreativitas.
http://www.wordpress.com/mind_mapping/mk.ellah/14/, Diakses 10 Juli 2014.
Philip, P., (2008). Kiat Menjadi Orang Kreatif. Maximus, Yogyakarta.
Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Press, Jakarta.
Sadiman, A., dkk., (2008), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.6. Rajawali,
Jakarta.
Sani, A.R., (2013). Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajara Berorientasi Stadar Proses Pendidikan, Perpustakaan CSIS, Jakarta.
Saragih, M., (2012), Efektifitas Pembelajaran Inquiri dan Problem Based
Sardiman, A.M., (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Situmorang, M dan Laora, L., (2009). Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1) : 1-3.
Sudarmo, U., (2006). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Phibeta, Jakarta.
Sudjana, N., (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Algensindo, Bandung.
Sugiono, (2009). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sungur, S., Tekkaya, C., dan Geba, O., (2006), Improving Achievent Through Problem-Based learning, Journal of Biologycal Education40(4) : 155-160.
Suryaman, M., (2010). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra,
Cakrawala Pendidikan Majalah Ilmiah Kependidikan Edisi Khusus Dies Natalis, Mei 2010, Th XXIX, Yogyakarta.
Suryosubroto, (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta.
Susilana, R, dan Riyani, C., (2007). Media Pembelajaran. Wacana Prima,
Bandung.
Suyanti, R., (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tambunan, M dan Sianturi, J., (2012). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia siswa Kelas X SMA,
Jurnal Pendidikan Kimia, 4(2) : 19-24.
Tan, O.S.. (2004). Student’s Experience in Problem Based Learning : Three Blind
Mice Episode or Educational Innovation?, Innovation in Education and
Teaching International, 41 : 169-184.
W.J, Poerwadarminto, (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Zebua, S.R.W., (2010), Pengaruh Media eXe Learning dalam Pembelajarn