• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS KOLABORATIF DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS KOLABORATIF DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

D

DA

AN

N

K

KR

RE

EA

A

TI

T

IV

VI

IT

TA

AS

S

S

SI

IS

SW

WA

A

T

TE

ES

SI

IS

S

D

Di

ia

aj

ju

uk

ka

an

n

u

un

nt

tu

uk

k

M

Me

em

me

en

nu

uh

hi

i

P

Pe

er

rs

sy

ya

ar

ra

at

ta

an

n

d

da

al

la

am

m

M

Me

em

mp

p

er

e

ro

ol

le

e

h

h

G

Ge

el

la

ar

r

M

Ma

ag

gi

is

st

te

er

r

P

Pe

en

nd

di

id

di

ik

ka

an

n

P

Pr

r

og

o

gr

ra

am

m

S

St

tu

ud

d

i

i

P

P

en

e

nd

di

id

di

ik

ka

an

n

K

Ki

im

mi

ia

a

O

Ol

le

eh

h:

:

AINUL

AHDALINA

POHAN

AINUL AHDALINA POHAN

N

NI

I

M.

M

.

8126142001

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

P

P

A

A

S

S

C

C

A

A

S

S

A

A

R

R

J

J

A

A

N

N

A

A

U

UN

N

IV

I

VE

ER

R

SI

S

IT

T

AS

A

S

N

N

EG

E

GE

ER

RI

I

M

ME

ED

DA

AN

N

M

ME

ED

D

AN

A

N

2

(2)

D

DA

AN

N

K

KR

RE

EA

A

TI

T

IV

VI

IT

TA

AS

S

S

SI

IS

SW

WA

A

T

TE

ES

SI

IS

S

D

Di

ia

aj

ju

uk

ka

an

n

u

un

nt

tu

uk

k

M

Me

em

me

en

nu

uh

hi

i

P

Pe

er

rs

sy

ya

ar

ra

at

ta

an

n

d

da

al

la

am

m

M

Me

em

mp

p

er

e

ro

ol

le

e

h

h

G

Ge

el

la

ar

r

M

Ma

ag

gi

is

st

te

er

r

P

Pe

en

nd

di

id

di

ik

ka

an

n

P

Pr

r

og

o

gr

ra

am

m

S

St

tu

ud

d

i

i

P

P

en

e

nd

di

id

di

ik

ka

an

n

K

Ki

im

mi

ia

a

O

Ol

le

eh

h:

:

AINUL

AHDALINA

POHAN

AINUL AHDALINA POHAN

N

NI

I

M.

M

.

8126142001

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

P

P

A

A

S

S

C

C

A

A

S

S

A

A

R

R

J

J

A

A

N

N

A

A

U

UN

N

IV

I

VE

ER

R

SI

S

IT

T

AS

A

S

N

N

EG

E

GE

ER

RI

I

M

ME

ED

DA

AN

N

M

ME

ED

D

AN

A

N

2

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ainul Ahdalina Pohan. NIM. 8126142001. Penerapan Model Problem Based

Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana UNIMED, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang diajarkan model

Direct Instruction (DI) tanpa media komputer; 2) perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki karakter kreativitas tinggi dengan yang memiliki karakter kreativitas rendah; 3) interaksi antara model pembelajaran dan karakter kreativitas terhadap hasil belajar kimia siswa; 4) perbedaan karakter kreativitas antara siswa yang diajarkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan yang diajarkan model DI tanpa media komputer; dan 5) ranah kognitif yang berkembang antara siswa yang diajarkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan yang diajarkan model DI tanpa media komputer.

Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Rantau Utara sebanyak 6 kelas dan SMA Negeri 2 Rantau Utara sebanyak 4 kelas. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas dari SMA Negeri 1 dan 2 kelas dari SMA Negeri 2 Rantau Utara. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan berganda, angket dan lembar observasi tentang karakter kreativitas yang telah divalidasi oleh validator. Teknik analisis yang digunakan teknik Analisis varians dua jalur (Two Ways Anova) dan uji Independet Sampel T-Test (uji-t) dengan bantuan program SPSS 16.0.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang diajarkan dengan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang diajarkan model DI tanpa media komputer (p = 0,000 < 0,05); 2) terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter kreativitas rendah (p = 0,004 < 0,05); 3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan karakter kreativitas terhadap hasil belajar kimia siswa (p = 0,000 < 0,05); 4) terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter kreativitas antara siswa yang diajarkan dengan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang diajarkan model DI tanpa media komputer (0,013 < 0,05); dan 5) ranah kognitif yang berkembang untuk kelompok siswa yang diajarkan dengan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer yaitu: C1 sebesar 91% (tinggi), C2 sebesar 76,7%

(7)

ABSTRACT

Ainul Ahdalina Pohan. NIM. 8126142001. Implementation Model of Problem

Based Learning (PBL) with Utilization-Based Collaborative Media against Computer Learning Outcomes and Student Creativity. A Thesis. Chemistry Education Program, Postgraduate School, State University of Medan. 2014.

This study aims to determine: 1) differences in learning outcomes between students who were taught chemistry model of Problem Based Learning (PBL) based on utilizing collaborative computer media with students who are taught Direct Instruction models without computer media; 2) differences in learning outcomes between students who have a chemical character of high creativity with which has the character of low creativity; 3) the interaction between the model of learning and creativity to the character chemistry student learning outcomes; 4) differences in the character of creativity between students taught by PBL-based collaborative models utilize media to teach computer model of Direct Instruction without computer media; and 5) cognitive domains that develop between students who were taught PBL-based collaborative models use the media to teach computer model of Direct Instruction without computer media.

This study includes quasi-experimental study. The population of this research is the students of class XI Science SMAN 1 North seacoast as 6 classes and SMAN 2 North seacoast as much as 4 classes. The sample of this study was 2 classes of SMA Negeri 1 and 2 classes of SMAN 2 North Rantau. The research instrument used achievement test is 20 questions in multiple-choice form, questionnaire and observation sheet about the character of creativity that has been validated by the validator. The analysis technique used Two Ways ANOVA and Independents test sample T-test (t-test) with SPSS 16.0.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, kesehatan, hidayah dan kelapangan waktu kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik sesuai waktu yang

direncanakan. Tesis ini berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning

(PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer Terhadap

Hasil Belajar dan kreatifitas Siswa” disusun untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan

dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan

kerendahan hati mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima

kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., dan

Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Tesis yang telah

banyak memberi motivasi, bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis

sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si.,

dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si yang telah memberi masukan dan saran-saran bagi

penulis demi kesempurnaan tesis ini. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai

Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED yang sudah banyak

membantu Penulis. Bapak Syahrial, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1

Rantau Utara dan Ibu Hj. Arbiah Mariani, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala SMA

Negeri 2 Rantau Utara yang telah banyak membantu penulis selama

melaksanakan penelitian.

Teristimewa juga penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

Ayahanda Alm. Hukmal Pohan, dan Ibunda Hj. Masrah Hasibuan serta Ayahanda

Alm. Yanis dan Ibunda Siti Aisyah Br. Marpaung yang telah memberikan doa,

kasih sayang dan perjuangan baik secara moril maupun materi. Suami Tercinta

Zul Harmen yang telah banyak memberikan doa, kasih sayang dan semangat bagi

(9)

seperjalanan Ibu Sewarni Naibaho dan Kakanda Siti Nurojiyah serta rekan-rekan

Mahasiswa Prodi Kimia Angkatan XXII yang telah memberikan doa dan bantuan

sehingga Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan baik segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis

ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini memberi manfaat khususnya bagi

mahasiswa di lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana

UNIMED dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan pada umumnya.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Pembatasan Masalah ... 7

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

1.7. Definisi Operasional ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ... 11

2.1. Kerangka Teoritis ... 11

2.1.1. Belajar ... 11

2.1.2. Hasil Belajar ... 11

2.1.3. Hakikat Pengajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 13

2.1.3.1. Pengertian Pengajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 13

2.1.3.2. Fase dalam Sintaks Problem Based Learning (PBL) ... 14

2.1.3.3. Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif ... 16

2.1.3.4. Tata cara Pembelajaran PBL berbasis Kolaborasi ... 18

2.1.4. Media Komputer ... 20

2.1.5. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ... 21

2.1.6. Kreativitas Siswa ... 23

2.1.7. Hidrolisis Garam ... 25

2.2. Kerangka Berfikir ... 30

2.3. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.2.1.Populasi ... 34

3.2.2.Sampel ... 34

3.3. Rancangan Penelitian (Desain Penelitian) ... 35

3.4. Variabel Penelitian ... 35

(11)

3.5.1.Tahap Persiapan ... 36

3.5.2.Tahap Penelitian ... 36

3.6. Teknik Pengumpul Data ... 38

3.6.1.Uji Validitas Soal ... 38

3.6.2.Tingkat Kesukaran Soal ... 39

3.6.3.Uji Daya Beda ... 39

3.6.4.Uji Reabilitas ... 40

3.7. Teknik Analisis Data ... 40

3.7.1.Uji Prasyarat ... 40

3.7.2.Pengujian Hipotesis ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 43

4.1.1.Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 43

4.1.2.Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Karakter Kreativitas ... 46

4.1.3.Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Karakter Kreativitas Siswa ... 49

4.1.4.Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ... 53

4.1.5.Data Karakter Kreativitas Siswa ... 53

4.2.Analisis Data ... 54

4.2.1.Uji Normalitas Data ... 54

4.2.2.Uji Homogenitas Data ... 56

4.2.3.Pengujian Hipotesis ... 57

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.3.1.Perbedaan Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang Diajarkan Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif Memanfaatkan Media Komputer dengan Siswa yang Diajarkan Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer ... 64

4.3.2.Perbedaan Hasil Belajar Kimia Antara Siswa yang Memiliki Karakter Kreativitas Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Karakter Kreativitas Rendah ... 66

4.3.3.Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Karakter Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa ... 68

4.3.4.Perbedaan Karakter Kreativitas Antara Siswa yang Diajarkan Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif Memanfaatkan Media Komputer dengan Siswa yang Diajarkan Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer ... 71

(12)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 74

5.1.Kesimpulan ... 74

5.2.Implikasi ... 75

5.3.Saran ... 77

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 15

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Direct Instruction... 22

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 35

Tabel 4.1. Deskripsi Data Pretes Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 43

Tabel 4.2. Deskripsi Data Postes Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 44

Tabel 4.3. Deskripsi Data Gain Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran .... 44

Tabel 4.4. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 45

Tabel 4.5. Deskripsi Data Pretes Siswa Berdasarkan Data Kreativitas ... 46

Tabel 4.6. Deskripsi Data Postes Siswa Berdasarkan Data Kreativitas ... 47

Tabel 4.7. Deskripsi Data Gain Skor Siswa Berdasarkan Data Kreativitas ... 47

Tabel 4.8. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Kreativitas Siswa ... 48

Tabel 4.9. Deskripsi Data Pretes Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 49

Tabel 4.10. Deskripsi Data Postes Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 50

Tabel 4.11. Deskripsi Data Gain Skor Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 51

Tabel 4.12. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa ... 51

Tabel 4.13. Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ... 53

Tabel 4.14. Deskripsi Data Skor Kreativitas Siswa ... 54

Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Data Siswa Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas Data Siswa Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.17. Hasil Pengujian Homogenitas Data ... 57

Tabel 4.18. Ringkasan Pengujian ANAVA Dua Jalur ... 58

Tabel 4.19. Ringkasan Uji Scheffe ... 60

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hasil Belajar Problem Based Learning (PBL) ... 14 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ... 37 Gambar 4.1. Persentase Tingkat Pemahaman (Gain Skor) Siswa

Berdasarkan Model Pembelajaran (Kelas) ... 46 Gambar 4.2. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan

Kreativitas ... 48 Gambar 4.3. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Interaksi

Antara Model Pembelajaran dan Karakter Kreativitas Siswa .... 52 Gambar 4.4. Histogram Data Gains Skor Siswa Kelas Eksperimen ... 55 Gambar 4.5. Histogram Data Karakter Kreativitas Siswa Kelas

Eksperimen ... 55 Gambar 4.6. Histogram Data Gains Skor Siswa Kelas Kontrol ... 56 Gambar 4.7. Histogram Data Karakter Kreativitas Siswa Kelas Kontrol ... 56 Gambar 4.8. Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Karakter

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia ... 83

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Problem Based LearningBerbasis Kolaboratif Dengan Media Komputer ... 85

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa ... 96

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer ... 98

Lampiran 5. Instrumen Soal ... 106

Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes ... 110

Lampiran 7. Lembar Angket Untuk Mengukur Nilai Kreatifitas Siswa ... 111

Lampiran 8. Lembar Observasi Untuk Mengukur Nilai Kreatifitas Siswa .... 114

Lampiran 9. Tabulasi Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 116

Lampiran 10.Tabulasi Data Pretes Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) ... 119

Lampiran 11.Tabulasi Data Postes Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 122

Lampiran 12.Tabulasi Data Postes Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) ... 125

Lampiran 13.Tabulasi Data Angket Karakter Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 128

Lampiran 14.Tabulasi Data Angket Karakter Kreativitas Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) .... 131

Lampiran 15.Tabulasi Data Observasi Karakter Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 134

Lampiran 16.Tabulasi Data Observasi Karakter Kreativitas Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) .... 137

Lampiran 17.Rekapitulasi Data Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Menerapkan Media Komputer) ... 140

Lampiran 18.Rekapitulasi Data Siswa Kelas Kontrol (Model Direct Instruction Tanpa Media Komputer) ... 144

Lampiran 19.Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen (Model PBL Berbasis Kolaboratif Memanfaatkan Media Komputer) ... 148

Lampiran 20.Hasil Output SPSS 16.0 ... 153

Lampiran 21.Tabulasi Data Untuk Ujicoba Validitas Butir Tes Hasil Belajar ... 159

Lampiran 22.Tabulasi Data Untuk Ujicoba Reliabilitas Butir Tes Hasil Belajar yang Valid ... 160

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

yang bersifat mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain perubahan dari

pandangan kehidupan masyarakat, perubahan kehidupan sosial dan perubahan

pertumbuhan ekonomi. Mulyasa (2013) mengatakan untuk melaksanakan

perubahan dalam bidang pendidikan UNESCO telah mengemukakan dua basis

landasan yaitu yang pertama pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu

belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar

hidup dalam kebersamaan (learning to live together) dan belajar menjadi diri

sendiri (learning to be) dan kedua belajar seumur hidup (life long learning).

Pendidikan nilai dan sikap yang sekarang lebih popular dengan istilah

pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa

anak-anak baik lahir maupun batin, dan sifat kodratinya menuju kearah peradaban yang

manusiawi dan lebih baik. Pembangunan nasional tidak dapat dilakukan dengan

hanya melihat kebutuhan internal masyarakat dan bangsa, tetapi juga pandangan

tersebut perlu dijalin dengan pandangan ke luar dan ke depan, karena masyarakat

dan bangsa kita merupakan bagian dari masyarakat dunia yang semakin menyatu.

Meskipun demikian perubahan apapun yang dilakukan dalam bidang pendidikan

harus tetap dilandasi oleh semangat membentuk nilai-nilai karakter bangsa.

Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi laju

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Data yang diperoleh dari

Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009

menempatkan Indonesia Indonesia pada peringkat 10 besar dari 65 negara peserta.

Hampir semua peserta didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai

level 3 sementara banyak peserta didik dari negara lain dapat menguasai sampai

level empat, lima bahkan enam (Mulyasa, 2013:60). Agar tujuan pendidikan

tercapai hal yang penting dilakukan adalah menciptakan sistem pembelajaran

(17)

penting adalah implementasi secara nyata. Pihak-pihak yang terlibat dalam

pengelolaan sekolah harus memprioritaskan kegiatan pengembangan sistem

pembelajaran.

Pengembangan sistem pembelajaran kearah yang lebih baik merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian yang serius. Jika pengembangan sistem

pembelajaran sudah dijadikan prioritas, maka unsur utama yang akan menjadi

penentu keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru harus mampu

membantu siswa dalam belajar dengan menciptakan berbagai keadaan yang

mengarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam mempelajari konsep-konsep pada bidang studi kimia, banyak siswa

menghadapi kesulitan. Membelajarkan ilmu kimia di Sekolah Menengah Atas

(SMA) merupakan tantangan yang menarik sebab bukan hanya karena sebagian

besar bahan kajian ilmu kimia merupakan materi yang abstrak tetapi juga karena

ilmu kimia sarat dengan konsep matematika yang kadang-kadang tidak sederhana

(Nakhleh, 1992 dalam Nazriati dkk, 2007). Selanjutnya Suyanti (2010)

mengatakan kimia merupakan mata pelajaran yang sangat sulit bagi kebanyakan

siswa, karena sebelumnya kimia terintegrasi pada pelajaran sains di SD. Sebagai

mata pelajaran sulit, guru harus berusaha lebih keras untuk memotivasi siswa

mempelajari konsep-konsep kimia. Bahrumsyah (dalam Tambunan dan Sianturi,

2012) menyatakan data hasil belajar kimia tidak berbanding lurus dengan hasil

belajar kimia yang penting ini. Ujian Nasional (UN) di SUMUT 2005/2006 nilai

rata-rata kimia 6,26 dan pada tahun 2006/2007 rata-rata kimia 6,22. Tahun

2007/2008 sebesar 7,13 dan 2008/2009 adalah 7,34. Siswa yang mengikuti Ujian

Nasional di SUMUT 186.845 orang, yang tidak lulus di Medan 1940 orang

Seorang guru berkewajiban merencanakan dan melakukan segala hal agar tujuan

pembelajaran ditetapkan dapat tercapai. Guru juga menstimulasi semua siswa agar

melakukan segala hal pula untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dale (1999)

menyatakan seorang guru diharapkan berusaha merancang serta menerapkan

berbagai alternatif strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Siswa diberi

kesempatan untuk langsung dalam kegiatan-kegiatan dan

(18)

siswa yang baik akan diperoleh jika siswa mampu menginfestasikan ilmu yang

diperolehnya dengan cara pengamatan dan pengalaman langsung.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas

dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Guru harus memikirkan dan membuat

perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi

siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru juga berperan sebagai

pengelola proses pembelajaran, bertindak selaku fasilitator yang berusaha

menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan

proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan

meningkatkan kemampuan siswa menyimak pelajaran dan menguasai

tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai (Isjoni, 2008).

Mukhtar dalam Suyanti (2007), menyatakan guru sebagai pekerja

profesional yang harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman,

keterampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Banyak guru yang dalam

membelajarkan masih terkesan hanya menggugurkan kewajiban. Guru semacam

ini tidak memerlukan strategi, kiat dan metode tertentu dalam mengajar. Dengan

demikian guru harus bisa mengatur strategi pembelajaran yang tepat agar semua

tujuan pembelajaran tersebut tercapai.

Dalam upaya membentuk karakter dan peningkatan hasil belajar siswa,

seorang guru dituntut untuk mampu mengembangkan model pembelajaran yang

merupakan hasil integrasi antara strategi pengajaran dengan media pengajaran.

Model pembelajaran memuat komponen sistem pembelajaran dan unsur kegiatan

yang dilakukan baik oleh guru dan siswa, yang menekankan pada keaktifan

belajar siswa melalui guru yang aktif pula (Hakim, 2008). Guru harus berusaha

menanamkan dan menumbuhkan Kreativitas anak didik. Setiap orang memiliki

Kreativitas dan Kreativitas itu dapat dikembangkan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Munandar dalam Trianto (2007), yang memberikan alasan bahwa

Kreativitas anak perlu dikembangkan karena dengan berkreasi anak dapat

mewujudkan dirinya sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam

kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, memberikan kepuasan kepada

(19)

yang mampu menyebabkan terjadinya belajar harus dapat dirancang sedemikian

sehingga tujuan utama pembelajaran tercapai.

Killey (2005), menyatakan bahwa Problem Based Learning mempunyai

kelebihan dalam hal membantu siswa untuk memilah masalah (problem

abstraction), mendefenisikan masalah (problem definition) , dan menyelesaikan

masalah (problem refinement), membantu mengembangkan berpikir kritis,

komunikasi secara lisan dan tulisan dan mengembangkan kerja kelompok. Cooper

(2008), mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah mampu

mengembangkan kognitif siswa yang fundamental sehingga dapat mengerti dan

memahami konsep-konsep kimia. Handayani (2009), mengemukakan bahwa

keseluruhan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning).

Chin dan Chia (2005), menyatakan bahwa problem based learning dapat

menimbulkan proses kognitif siswa menjadi lebih baik dengan kebiasaan

berfikiran baik. Dalam pembelajaran problem based learning guru hendaknya

menciptakan pembelajaran yang memicu siswa kearah pemikiran yang baik agar

dapat menghubungkan hal yang satu dengan hal yang lainnya untuk memecahkan

masalah belajar. Tentunya dalam pembelajaran tersebut guru dapat membuat

strategi dan media pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Strategi pembelajaran berbasis masalah mengarahkan siswa lebih termotivasi

untuk bekerja lebih keras dibandingkan dengan pengajaran tradisional yang mana

keikutsertaan siswa sangat sedikit (Graaff dan Kolmos, 2003). Sungur dan Tekaya

(2006), mengatakan Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan memperbaiki

keterampilan interpersonal, berfikir kritis, pencarian informasi komunikasi, rasa

hormat dan kerja kelompok.

Jika seorang guru harus memberikan bimbingan secara individu kepada

semua anak tentunya hal tersebut tidaklah mungkin. Menurut Masaaki (2012),

siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berkomunikasi dengan anggota lain.

Seorang siswa bertukar pendapat mengenai permasalahannya dengan siswa lain

maka melalui kolaborasi yaitu kerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan

(20)

secara terorganisir melaksanakan suatu kegiatan dengan memadukan pikiran yang

tadinya terasa asing bagi dirinya. Istarani (2011), mengemukakan bahwa proses

belajar secara kolaborasi bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok,

tetapi penekannanya lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan

proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Awang (2008), menyimpulkan bahwa

pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan

kreatif siswa meskipun siswa merasa pembelajaran berbasis masalah sulit tetapi

mereka mengatakan bahwa mereka melakukan lebih banyak berpikir daripada

menghafal, memahami pelajaran yang lebih baik melalui diskusi. Saragih (2012),

menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan model pembelajaran yang paling

efektif adalah pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan media

komputer. Menurut Dale (dalam Dalimunthe dan Suharta, 2013), penggunaan

media juga perlu dipertimbangkan komposisi jumlah informasi yang diperoleh

siswa melalui indra penglihatan berkisar 75%, melalui indra pendengaran sekita

13% dan melalui indra lainnya sekita 12%. Belajar dengan menggunakan indra

penglihatan memberikan keuntungan bagi siswa. Penelitian tentang penggunaan

media komputer yang dilakukan Ernawaty (dalam Tambunan dan Sianturi, 2012),

ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat sebesar 18, 67% dibandingkan

dengan menggunakan media biasa, hasil penelitian Sinaga (2008), menyimpulkan

ada minat belajar siswa sebesar 35,06% dan peningkatan hasil belajar sebesar

54,80% jika memakai multi media.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik

secara konvensional maupun inovatif. Pemerintah juga telah melakukan upaya

penyempurnaan sistem pendidikan, baik melalui penataan perangkat lunak

(software) maupun perangkat keras (hardware). Mellyzar dan Silaban (2013),

menyatakan penggunaan strategi pembelajaran lebih baik jika diintegrasikan

dengan media pembelajaran yang sesuai, seperti melaksanakan praktikum

laboratorium ataupun secara pengamatan melalui video yang dirangkai berbasis

(21)

penggunaan media pembelajaran modern yang mampu meningkatkan hasil belajar

siswa. Pembelajaran dengan komputer berfungsi baik sebagai alat komunikasi

dalam penyampaian materi (Situmorang dan Laora, 2009). Hasil strategi

pembelajaran dengan media pembelajaran ternyata dapat meningkatkan hasil

belajar siswa secara signifikan.

Hasil penelitian Zebua (2010), penggunaan model pembelajaran berbasis

masalah menggunakan media eXe-Learning lebih tinggi 21% dari hasil belajar

siswa tanpa menggunakan media eXe-Learning dapat meingkatkan hasil belajar

kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktifitas siswa

secara signifikan sebesar 57,4 %. Priyambodo (2010), menujukkan pemanfaatan

program aplikasi eXe Learning dalam penyusunan media pembelajaran di sekolah

menarik minat dan meningkatkan pemahaman kimia siswa serta menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Keunggulan media eXe Learning eXe

merupakan salah satu program aplikasi opensource yang dipergunakan untuk

pembuatan bahan ajar berbasis e-learning. Bahan ajar yang disusun dengan eXe,

tersusun secara hierarki yang benar mencakup topic, section dan unit. Susunan

yang demikian akan memudahkan siswa untuk lebih memahami materi kimia.

Hasil penelitian Dirckinck (2009), menyimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis masalah yang diintegrasikan dengan ITC merupakan cara untuk merubah

pendekatan menjadi lebih baik. Barak (2010), menjelaskan bahwa pengajaran

asam basa dengan bantuan komputer memberikan pengaruh yang positif kepada

siswa, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dianggap sebagai metode

alternatif dan alat yang efisien dalam pembelajaran kimia. Penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi di bidang pendidikan sains dapat membantu mengatasi

beberapa masalah yang metode pengajaran tradisional gagal untuk mengatasi

kesulitan dalam pemahaman dan konsep.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Problem Based

Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer

(22)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sudah layak dalam

kegiatan pembelajaran?

2. Apakah media belajar komputer mendukung kegiatan pembelajaran kimia di

kelas?

3. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbasis

kolaboratif dengan pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan hasil

belajar kimia siswa?

4. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbasis

kolaboratif dengan pemanfaatan media komputer dapat meningkatkan nilai

karakter siswa dikelas?

1.3 Pembatasan Masalah

Peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini di fokuskan pada aspek studi Penerapan Problem Based

Learning (PBL) berbasis Kolaboratif dengan Pemanfaatan Media Komputer

Terhadap Hasil Belajar dan Kreativitas siswa.

2. Model pengajaran yang digunakan adalah model Problem Based Learning

(PBL) berbasis kolaboratif dan model Direct Instruction.

3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media komputer dengan

menggunakan program Exe-Learning, Power Point yang dilengkapi video

soal-soal dengan menggunakan proyektor.

4. Karakter yang diamati yaitu Kreativitas siswa.

5. Materi pembelajaran adalah Hidrolisis Garam

6. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rantau Utara dan SMA Negeri 2

Rantau Utara yang berada di Kabupaten Labuhanbatu.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah

(23)

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa

yang dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif

memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan model Direct

Instruction tanpa media komputer?.

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa

yang memiliki karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter

kreativitas rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan nilai karakter

kreativitas siswa terhadap hasil belajar kimia siswa.

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter kreativitas antara

siswa yang dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis

kolaboratif memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan

model Direct Instruction tanpa media komputer?

5. Ranah kognitif apa yang paling berkembang pada kelompok siswa yang

dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif

memanfaatkan media komputer?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan

model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaborasi memanfaatkan media

komputer terhadap hasil belajar dan karakter kreativitas siswa pada pokok

bahasan Hidrolisis Garam. Sedangkan tujuan khususnya adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang

dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif

memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan model Direct

Instruction tanpa media komputer.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki

karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter kreativitas

rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan nilai karakter

(24)

4. Untuk mengetahui perbedaan nilai karakter kreativitas antara siswa yang

dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif

memanfaatkan media komputer dengan siswa yang dibelajarkan model Direct

Instruction tanpa media komputer.

5. Untuk mengetahui ranah kognitif apa yang paling berkembang pada kelompok

siswa yang dibelajarkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis

kolaboratif memanfaatkan media komputer.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru, khususnya guru kimia dalam

menentukan model pembelajaran yang diinginkan dalam penyajian materi

Hidrolisis garam.

2. Mengaplikasikan model pembelajaran berbasis masalah berbasis kolaborasi

pada materi Hidrolisi garam.

3. Menambah wawasan bagi peneliti tentang kegiatan pembelajaran khususnya

dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbasis

kolaborasi dengan pemanfaatan media berbasis komputer.

4. Menambah khasanah informasi ilmiah.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami suatu

variabel yang ada dalam penelitian ini, maka perlu diberikan defenisi operasional

untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun defenisi operasional dalam penelitian

ini adalah:

1. Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL)

merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi

PBL adalah sejumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. PBL tidak

mengharapkan siswa hanya sekedar mendengar, mencatat, kemudian

menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir,

(25)

Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBL

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,

tanpa ada masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran (Suyanti, 2010).

2. Program exe-learning merupakan piranti lunak yang digunakan untuk sistem

pembelajaran yang menggunakan komputer. Program eXe merupakan

singkatan dari elearning XHTML editor, yaitu sebuah program yang

digunakan untuk membuat bahan ajar berbasis web yang dirancang untuk

menyampaikan bahan ajar menjadi lebih mudah dan menarik (Purnomo,

2008).

3. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan pengetahuan (kognitif) yakni

pengetahuan siswa tentang materi Hidrolisis Garam yang dapat diidentifikasi

menggunakan hasil belajar berupa soal pilihan berganda (Bloom, 1976).

4. Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang

baru, sebagi kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat

diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat

hubungan-hubungan baru antar unsure-unsur yang sudah ada sebelumnya

(26)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based Learning

(PBL) berbasis kolaboratif dengan pemanfaatan media komputer dengan siswa

yang mendapat pembelajaran Direct Instruction tanpa media komputer dengan

nilai Fhitung > Ftabel yaitu 19,533 > 3,91 dan nilai probabilitas atau Sig sebesar

0,000 < 0,05. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model

Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif memanfaatkan media

komputer lebih besar dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan

Direct Instruction tanpa media komputer.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang

memiliki karakter kreativitas tinggi dengan siswa yang memiliki karakter

kreativitas rendah dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 8,431 > 3,91 dan nilai

probabilitas atau Sig sebesar 0,004 < 0,05. Kelompok siswa yang memiliki

karakter kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar kimia lebih tinggi

dibandingkan kelompok siswa yang memiliki karakter kreativitas rendah.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan nilai karakter kreativitas

siswa terhadap hasil belajar kimia siswa, dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu

77,093 > 3,91 dan nilai probabilitas atau Sig sebesar 0,000 < 0,05. Hasil

temuan penelitian memberi indikasi bahwa kelompok siswa yang memiliki

karakter kreativitas tinggi lebih tepat jika dibelajarkan dengan model Problem

Based Learning berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer dan

kurang tepat jika dibelajarkan dengan model Direct Indtruction tanpa media

komputer. Sebaliknya kelompok siswa yang memiliki karakter kreativitas

rendah lebih tepat jika dibelajarkan dengan model Direct Indtruction tanpa

media komputer dan kurang tepat jika dibelajarkan dengan model Problem

(27)

4. Terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter kreativitas antara siswa

yang mendapat pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based

Learning berbasis kolaboratif yang memanfaatkan media komputer dengan

siswa yang mendapat pembelajaran Direct Instruction tanpa media komputer

dengan nilai thitung > ttabel yaitu 2,526 > 1,96 dan nilai probabilitas atau Sig

sebesar 0,013 < 0,05. Kelompok siswa yang dibelajarkan model Problem

Based Learning berbasis kolaboratif memanfaatkan media komputer

memperoleh rata-rata skor kreativitas lebih tingi dibandingkan kelompok

siswa yang dibelajarkan model Direct Instruction tanpa media komputer.

5. Ranah kognitif yang berkembang untuk kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif memanfaatkan

media komputer yaitu C1 sebesar 91% (tinggi), C2 sebesar 76,7% (tinggi), C3

sebesar 61,5% (sedang), dan C4 sebesar 60,9% (sedang). Hasil tersebut

memberi indikasi bahwa penerapan model Problem Based Learning berbasis

kolaboratif memanfaatkan media komputer memberikan pengaruh positif

terhadap peningkatan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal pada ranah kognitif C1, C2, C3 dan C4.

5.2 Implikasi

Bagi kebanyak siswa, mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran

yang sangat sulit karena sebagian besar bahan kajian ilmu kimia merupakan

materi yang abstrak dan sarat dengan konsep matematika yang kadang-kadang

tidak sederhana, sehingga bagi siswa yang kecerdasannya rendah merasa kurang

percaya diri, kurang termotivasi dan selalu ingin menghindar jika belajar kimia.

Kurangnya semangat dan motivasi siswa dalam belajar kimia mengakibatkan

siswa memperoleh hasil belajar yang kurang optimal.

Untuk dapat mengatasi kesulitan siswa dalam belajar kimia serta mampu

meningkatkan hasil belajar kimia siswa jadi lebih optimal, maka guru perlu

mengubah cara membelajarakan yang selama ini berpusat pada guru (teacher

centered) menjadi proses pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif

(28)

Salah satu model yang dapat diterapkan guru untuk melibatkan siswa secara aktif

dan kreatif dalam belajar adalah model problem based learning (PBL).

Penerapan model PBL lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif

dan kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan guru. Inti dari model

problem based learning berupa menyuguhkan situasi bermasalah yang autentik

(benar atau nyata) dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu

loncatan untuk melakukan penyelidikan. Asumsi utama dari model PBL adalah

bahwa permasalahan dijadikan sebagai pemandu, sebagai kesatuan dan alat

evaluasi, sebagai contoh, dan sebagai sarana untuk melatih siswa. Dengan

menerapkan model PBL ini, dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan siswa, memahami masalah dalam kehidupan nyata dan dapat

membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung

jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, di samping itu juga dapat

mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses

belajarnya.

Keberhasilan yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran ditentukan

oleh banyak faktor selain model pembelajaran yang tepat juga dapat digunakan

media pembelajaran. Penggunaan media memungkinkan siswa untuk belajar lebih

baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses

pembelajaran. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan atau materi

yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satu media

pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah media komputer diantara media

eXe-learning dan slide Power Point. Dengan bantuan media komputer siswa jadi

lebih tertarik dan merasa semangat dalam belajar, lebih konsentrasi (fokus)

sehingga materi yang dibelajarkan kepada siswa lebih mudah dicerna, dipahami

dan diingat oleh siswa.

Menerapkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media

komputer di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, karena itu guru diharapkan

(29)

materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan

diterima siswa dengan mudah dan dapat diingat siswa dalam waktu yang lama.

Selain itu dalam menerapkan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan

media komputer, guru harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan para

siswa agar siswa benar-benar merasa nyaman dalam belajar serta dapat

merangsang dan menumbuhkembangkan kreativitas siswa dalam belajar.

Melalui penerapan model PBL berbasis kolaboratif memanfaatkan media

komputer, diharapkan dapat mengurangi rasa cemas dalam diri siswa dan dapat

merubah atau menghapus pandangan siswa bahwa mata pelajaran kimia itu sulit

atau membosankan. Oleh karena itu, agar model PBL berbasis kolaboratif dengan

memanfaatkan media komputer ini dapat menumbuhkan kreativitas siswa untuk

belajar kimia, diharapkan guru dapat mempersiapkan dan merancang dengan

matang penerapan model PBL berbasis kolaboratif dengan memanfaatkan media

komputer dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka

sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru kimia diharapkan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam memilih

dan menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan atau digunakan

dalam menyampaikan materi, dengan menciptakan suasana pembelajaran yang

lebih nyaman, menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dan

kreatif dalam belajar. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk dapat

menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) berbasis

kolaboratif dengan memanfaatkan media komputer dalam menyampaikan

konsep-konsep kimia agar siswa lebih berperan aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran sehingga dapat menghapus mind set siswa bahwa pelajaran

kimia sulit atau membosankan, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(30)

2. Penerapan langkah-langkah model PBL berbasis kolaboratif perlu

dipersiapkan dengan baik oleh guru sehigga dapat melibatkan siswa aktif

secara langsung dalam proses pembelajaran, menjadikan belajar siswa lebih

menyenangkan dan bermakna serta dapat menumbuhkan kreativitas siswa

dalam belajar dan memecahkan masalah-masalah kimia yang dihadapi siswa

sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih

optimal dan berkualitas.

3. Sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi,

diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan penyediaan

fasilitas pembelajaran yang dapat membatu guru dalam menjalankan tugasnya

dengan baik, terutama fasilitas komputer di sekolah sebagai alat dan media

pembelajaran. Peneliti juga menyarankan kepada kepala sekolah untuk dapat

mengikutsertakan para guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan

komputer agar guru dapat mengoperasikan program-program komputer

dengan baik termasuk dalam merancang media-media pembelajaran berbasis

komputer untuk menunjang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran

di dalam kelas.

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian

lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh

hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian

ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap

dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model dan media

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, (2008). Learning to Teach, Jilid 2. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, (2007). Media Pembelajaran. Rajawali Pers, Jakarta.

Aryani, F., (2008). Kreativitas dalm Pembelajaran, Didaktika Jurnal Pendidikan,

2(3) : 207-215.

Awang, H., and Ramly, I., (2008). Creative Thinking Skill approach Through Problem-Based Learning : Pedagogy and Practice in the Engineering Classroom, International Journal of Human and Social Sciences, 3(1) 18- 13.

Borhan, M.T., (2012). Problem‐Based Learning (PBL) in Malaysian Higher

Education: A Review of Research on Learners’Experience and Issuesof Implementation. ASEAN Journal of Engineering Education, 1(1), 48‐53.

Chin, C., dan Chia L., (2005). Problem Based Learning: Using

III-StructuredProblems in Biology Project Work, Wiley Inter Science 1 :44-67.

Cooper, M.M,. (2008). Reliable Multi Method Assessment of Metacognition Use

in Chemistry Problem Solving, Chemical Education Research and

Practice9 : 12-18.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Dimyati dan Mujiono, (2002). Belajar danPembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Dirckinck, L and Holmfield., (2009), Innovation of Problem Based Learning

Through ICT : Linking Local and Global Experiences, International

Journal of Education And Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 1(5): 3-12.

Djamarah, S.B. dan Zain A., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Fitrah, A., (2013). Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan

Media MS Frontpage Terhadap Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit, Tesis, PPs Unimed. Medan.

Gagne, R.M., (1970), The Conditioning of Learning, New York, Rinehart and

(32)

Gie, T.L., (2003). Melejit dengan Kreatif. Gema Insani, Jakarta.

Graff, D., and Kolmos, A., (2003), Characteristic of Problem-Based learning,

International Journal Enggineering Education, 0 (00) : 1-5

Hake, R., (1998). Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand student survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal Of Physics, 66, (1) 64-74.

Hakim, L., (2008). Perencanaan Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.

Hamalik, O., (1994). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara, Jakarta

Handayani, S., (2009). Efektifitas Penerapan Model PBL dan CTL Tipe Jigsaw untuk Maningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, Jurnal

Pendidikan Ekonomi, 4 (1):49.

Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya.

Isjoni, (2009). Cooperative Learning. Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok. Bandung : Alfabeta.

Isjoni, (2009). Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Istarani, (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada, Medan.

Johnstone, (2007). Concept Mapping in Problem Based Learning, A Cautionary

Tale Chemistry Educatio Research ad Practice(2) : 84-95.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E., (2009). Model of teaching. New Jearsey, Perason Education Inc.

Killey, M., (2005). Problem-based Learning, Centre for Learning and

Professional Development, University of Adelaide, Australia.

Kirschner, P., A., Sweller, J., and Clark, J., (2006). Why Minimal Guidance during Instruction Does Not Work : An Analysis of The Failure of Costructivist Discovery, Problem-based, Experiental, and Inquiry-based Teaching, Educational Psychologist, 41 (2) : 1-22.

(33)

Makharany, D, dan Suharta, (2013), Pembentukan dan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Melalui Pengintegrasian Startegi dan Media Pembelajaran pada Materi Hidrokarbon, Jurnal Penelitian Kependidikan,

5 (2) : 111-120.

Masaaki, A., (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama

Praktek “Learning Community”, Pelita, Kerjasama Diknas, Kemenag dan Jica.

Mellyzar dan Silaban. R., (2013). Efektivitas Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa pada Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 5(2) : 91-96.

Mulyasa, E., (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT

Remaja Rosda, Bandung.

Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Nazriati dan Fajaroh, F., (2007), Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle Dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis Mikroskopis) Terhadap Motivasi, Hasil Belajar Dan Retensi Kimia SMA,

Jurnal Penelitian Kependidikan, 2 : 90-108.

Nurlaelah, E., (2009). Pengembangan Bahan Ajar Struktur Aljabar yang Berbasis Program Komputer dan Tugas Resitasi Untuk Meningkatkan Kreativitas.

http://www.wordpress.com/mind_mapping/mk.ellah/14/, Diakses 10 Juli 2014.

Philip, P., (2008). Kiat Menjadi Orang Kreatif. Maximus, Yogyakarta.

Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Press, Jakarta.

Sadiman, A., dkk., (2008), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya, Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.6. Rajawali,

Jakarta.

Sani, A.R., (2013). Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajara Berorientasi Stadar Proses Pendidikan, Perpustakaan CSIS, Jakarta.

Saragih, M., (2012), Efektifitas Pembelajaran Inquiri dan Problem Based

(34)

Sardiman, A.M., (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Situmorang, M dan Laora, L., (2009). Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1) : 1-3.

Sudarmo, U., (2006). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Phibeta, Jakarta.

Sudjana, N., (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru

Algensindo, Bandung.

Sugiono, (2009). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Sungur, S., Tekkaya, C., dan Geba, O., (2006), Improving Achievent Through Problem-Based learning, Journal of Biologycal Education40(4) : 155-160.

Suryaman, M., (2010). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra,

Cakrawala Pendidikan Majalah Ilmiah Kependidikan Edisi Khusus Dies Natalis, Mei 2010, Th XXIX, Yogyakarta.

Suryosubroto, (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta.

Susilana, R, dan Riyani, C., (2007). Media Pembelajaran. Wacana Prima,

Bandung.

Suyanti, R., (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tambunan, M dan Sianturi, J., (2012). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia siswa Kelas X SMA,

Jurnal Pendidikan Kimia, 4(2) : 19-24.

Tan, O.S.. (2004). Student’s Experience in Problem Based Learning : Three Blind

Mice Episode or Educational Innovation?, Innovation in Education and

Teaching International, 41 : 169-184.

W.J, Poerwadarminto, (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta.

Zebua, S.R.W., (2010), Pengaruh Media eXe Learning dalam Pembelajarn

Gambar

Gambar 2.1. Hasil Belajar Problem Based Learning (PBL) ...........................

Referensi

Dokumen terkait

Sandjaja dan Albertus Heriyanto (2006: 166-168) mengatakan ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, satu di antaranya adalah

Menganalisis hubungan pengetahuan, sikap phbs guru UKS, ketersediaan fasilitas, ketersediaan dana PHBS, dukungan petugas kesehatan, dukungan kepala sekolah dan peraturan

&#34;Daiam bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di daiam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama ncgara atau

Jumlah tandan bunga yang terbentuk pada kedua varietas dari umur 4 MST hingga 11 MST sangat berbeda nyata (Tabel 4) Komposisi media tanam yang digunakan juga

belum mendapatkan pesaing serta bahan baku yang mudah didapat akan sangat besar potensi perkembangan dari usaha vas limbah. Usaha ini akan membuka peluang yang lebih

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan logis matematis dengan hasil belajar matematika siswa kelas X TE SMK N 02 Salatiga;

2) Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima dikurangi semua biaya yang telah dikeluarkan. 3) Produsen adalah petani sampel yang mengusahakan lahan dengan

Atur nilai tegangan input dari sine generator dan/atau nilai gain pada power amplifier sehingga nilai tingkat tekanan bunyi yang terbaca pada SLM kelas 1 sesuai