PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA EXE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
KERJASAMA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON
Oleh: Dimas Ridho NIM 4113131014
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Media Exe Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Dan Kerjasma Siswa Pada Materi Hidrokarbon
Dimas Ridho (NIM 4113131014) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model problem based learning menggunakan media exe learning pada materi hidrokarbon, mengetahui korelasi aktifitas kerjasama siswa yang diajarkan dengan model problem based learning menggunakan media exe learning dan seberapa besar kontribusinya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan yang berjumlah 8 kelas. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil secara purpossif sampling sebanyak dua kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen I yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan media exe learning dan satu kelas sebagai kelas eksperimen II yang mendapat pembelajaran model problem based learning tanpa media exe learning. Masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa. Instrumen tes yang valid sebanyak 16 soal dengan reliabilitas 0,85. Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diketahui bahwa data hasil pretest, posttest dan gain pada kelas eksperimen I dan eksperimen II berdistribusi normal dan homogen. sedangkan untuk uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung > ttabel, yakni 4,285 > 1,668 pada peningkatan hasil belajar siswa dan 7,977 > 1, 688 pada kerjasama siswa, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu peningkatan hasil belajar dan kerjasama siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan media exe learning lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar dan kerjasama siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning tanpa media exe learning pada materi hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 11 Medan yaitu 79,00% > 67,00% pada peningkatan hasil belajar siswa dan 62,50% > 48,62% pada kerjasama siswa . Untuk korelasi, menunjukkan korelasi, menunjukkan korelasi positif antara aktifitas kerjasama siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yaitu r hitung > r tabel (0,681 > 0,320) dengan koefisien determinasi 46,37%.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Rumusan Masalah 3
1.4 Batasan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 4
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Defenisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar 6
2.1.2 Hakikat Belajar Kimia 6
2.2 Pengertian Hasil Belajar 7
2.3 Sikap Kerjasama 7
2.4 Model Pembelajaran 8
2.4.1 Model Problem Based Learning 9
2.5 Media 11
2.5.1 Media Pembelajaran Berbasis Komputer 12
vii
2.6 Hidokarbon 13
2.6.1 Kekhasan Atom Karbon 14
2.6.2 Alkana 15
2.6.3 Isomer 17
2.6.4 Alkena 18
2.6.4.1 Pemberian Nama Alkena 18
2.6.5 Alkuna 19
2.6.5.1 Tata Nama Alkuna 19
2.7 Kerangka Konseptual 20
2.8 Hipotesis Penelitian 21
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 22
3.1.1 Lokasi Penelitian 22
3.1.2 Waktu Penelitian 22
3.2 Populasi dan Sampel 22
3.2.1 Populasi Penelitian 22
3.2.2 Sampel Penelitian 23
3.3 Variabel Penelitian 23
3.3.1 Variabel Bebas 23
3.3.2 Variabel Terikat 23
3.3.3 Variabel Kontrol 23
3.4 Instrumen Penelitian 23
3.4.1 Tes Objektif 24
3.4.2 Instrumen Non Tes 29
3.5 Rancangan Penelitian 30
3.6 Teknik Pengumpulan Data 31
3.7 Teknik Analisis Data 33
3.7.1 Uji Normalitas 33
3.7.2 Uji Homogenitas 33
viii
3.7.3.1 Hipotesis Verbal 34
3.7.3.2 Hipotesis Statistik
3.7.4 Persen Peningkatan Hasil Belajar
3.7.5 Uji Korelasi
35
36
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Data Instrumen Penelitian 38
4.1.1 Validitas Tes 38
4.1.2 Tingkat Kesukaran Tes 39
4.1.3 Daya Beda Tes 40
4.1.4 Distruktor 41
4.1.5 Reliabilitas Tes 41
4.2 Hasil dan Pembahasan Data Hasil Penelitian 42
4.2.1 Hasil Belajar Siswa 42
4.2.2 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 45
4.2.3 Kerjasama Siswa 47
4.2.4 Uji Normalitas 48
4.2.5 Uji Homogenitas 49
4.2.6 Uji Hipotesis 49
4.2.7 Uji Korelasi 50
4.3 Pembahasan 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 56
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kecakapan Bekerjasama Siswa 8
Tabel 2.2 Lima Langkah Pengajaran Berbasis Masalah 10
Tabel 2.3 Deret homolog alkana dan deret alkil 15
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 22
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif 24
Tabel 3.3 Distribusi Instrumen Tes Objektif 24
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes 27
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kerjasama
Tabel 3.6 Persentase Nilai Sikap Siswa
29
30
Tabel 3.7 Rancangan Penelitian 30
Tabel 3.8 Makna Koefisien Korelasi
Tabel 4.1 Instrumen Soal Valid
36
39
Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Soal 40
Tabel 4.3 Daya Beda Tes 41
Tabel 4.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes 42
Tabel 4.5 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa 43
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Siswa 44
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Posttest Siswa 45
Tabel 4.8 Persen Peningkatan Hasil Belajar 45
Tabel 4.9 Rangkuman Statisitif Deskriptif Gain Siswa 46
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas 48
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas 49
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis 50
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi 51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 60
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 63
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 89
Lampiran 4. Instrumen Tes Sebelum Validasi 104
Lampiran 5. Validasi 113
Lampiran 6. Tingkat Kesukaran Soal 116
Lampiran 7. Daya Beda 119
Lampiran 8. Distruktor 122
Lampiran 9. Reliabilitas 125
Lampiran 10. Rekap Instrumen Tes 127
Lampiran 11. Kisi-Kisi Instrument Setelah Validasi 128
Lampiran 12. Instrumen Tes Setelah Validasi 134
Lampiran 13. Kisi-Kisi Kerjasama 138
Lampiran 14. Lembar Observasi Kerjasama 139
Lampiran 15. Lemabar Analisis Masalah 140
Lampiran 16. Jawaban Lembar Analisis Masalah 143
Lampiran 17. Media 144
Lampiran 18. Gain 145
Lampiran 19. Standar Deviasi Pretes Posttes 150
Lampiran 20. Deviasi Gain 154
Lampiran 21. Uji Normalitas Data 156
Lampiran 22. Uji Homogenitas 165
Lampiran 23. Uji Hipotesis 168
Lampiran 24. Lembar Kerjasama 171
Lampiran 25. Tabulasi Data Nilai Aktifitas Kerjasama 179
Lampiran 26. Uji Korelasi 181
Lampiran 27. Tabel r Product Moment 184
Lampiran 28. Tabel Chi Kuadrat (X2) 185
Lampiran 29. Tabel Distribusi-t (Tabel t) 186
Lampiran 30. Daftar Nilai Distribusi f 187
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2011).
Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, dapat dilihat dari beberapa
indikator. Pertama, peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human
Development Index) Indonesia meliputi peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala berada di urutan 124 dari 183 negara yang ada di dunia. Kedua, Kementrian Pendidikan Nasional melaporkan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia, hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Primary Years Programme dan dari 20.918 SMP, hanya 8 sekolah
yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Programme
serta dari 8.036 SMA, hanya 7 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Diploma Programme. Ketiga, dibandingkan dengan negara Asia lain,
menurut survei Political and Economic Risk Consultant, kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara. Keempat, The World
Economic Forum Swedia Report menyatakan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei (Ernawati, 2013).
Rendahnya kualitas pendidikan tercermin dari rendahnya hasil belajar siswa pada beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Inggris dan Sains termasuk di dalamnya kimia. Dari pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Babalan, nilai tugas harian siswa masih rendah pada pokok bahasan Hakikat Ilmu Kimia dengan nilai rata-rata 73, Struktur Atom 75 dan Ikatan Kimia 70 padahal nilai Kriteria
2
Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dipenuhi siswa adalah 75. Sementara itu pada nilai Ujian Tengah Semester (UTS) diperoleh nilai terendah siswa yaitu 36, tertinggi 100 dan nilai rata-rata 72,87. Sehinga dari nilai UTS tersebut hanya beberapa nilai yang memenuhi. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pada proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak menarik dan siswa menjadi pasif karena tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya.
Sementara itu dari informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi di SMA Negeri 11 Medan bahwa mata pelajaran kimia kelas X memiliki KKM yang harus dipenuhi oleh siswa adalah ≥ 68 yang ditentukan oleh sekolah sebagai standar ketuntasan belajar. Guru kimia di sekolah tersebut juga jarang menggunakan model pembelajaran dan mengajar hanya berpusat pada guru yakni metode konvensional, tanya jawab serta pemberian tugas yang berulang pada setiap pertemuannya, namun siswa masih menjadi pasif. Selain itu, media yang digunakan kurang maksimal juga menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar kimia siswa. Pembelajaran selanjutnya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif yang dilengkapi media yang melibatkan siswa turut aktif yang dapat dilihat dari seringnya siswa bertanya kepada guru dan memberikan tanggapan sehingga proses belajar mengajar menjadi menarik dan bersemangat untuk diikuti oleh siswa sehingga pada saat tugas harian selanjutnya nilai siswa menjadi lebih baik.
Untuk mengatasi masalah di atas, beberapa peneliti mencoba menerapkan
media Exe Learning dengan model Problem Based Learning (PBL) oleh Zebua
(2010) berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul Pengaruh Media Exe Learning Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi berhasil meningkatkan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan media Exe Learning dengan model PBL mencapai
rerata skor gain 0,72 (kategori tinggi) yang lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa media Exe Learning dengan rerata skor gain 0.57 (kategori sedang). Penelitian oleh Sibarani (2012) dengan judul Pengaruh
3
Hasil Belajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Minyak Bumi Pada Siswa Kelas X SMA berhasil meningkakan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model PBL menggunakan media Exe mencapai rerata skor gain 0,71 (kategori tinggi) yang lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model PBL mencapai skor gain 0,61 (kategori sedang). Kemudian penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran PBL Dengan
Media Flowchart Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Laju Reaksi berhasil meningkatkan hasil belajar dengan rerata skor gain 0,58 (kategori sedang) pada kelas eksperimen dan rerata gain 0,33 pada kelas kontrol (Sinurat, 2014).
Berdasarkan uraian di atas dengan menggunakan model PBL yang
dikombinasikan dengan media Exe Learning diharapkan hasil belajar kimia siswa
akan meningkat. Sasaran penerapan media dan model ini adalah materi hidrokarbon. Untuk itu penulis tertarik dan berencana melakukan penelitian yang
berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Media
Exe Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kerjasama Siswa Pada Materi Hidrokarbon”.
1.2Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.
2. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif..
3. Pembelajaran yang masih bersifat monoton sehingga siswa merasa bosan
saat belajar kimia.
4. Guru kurang bervariasi menggunakan media dan metode pembelajaran.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
4
peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model PBL tanpa media Exe Learning.
2. Apakah kerjasama siswa yang mendapat pembelajaran model PBL
menggunakan media Exe Learning lebih tinggi daripada kerjasama siswa
yang mendapat pembelajaran model PBL tanpa media Exe Learning.
3. Apakah ada korelasi yang signifikan antara kerjasama siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model PBL dengan media Exe Learning.
1.4Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian agar permasalahan tidak terlalu luas maka
dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Model yang digunakan PBL.
2. Media yang digunakan Exe Learning.
3. Materi yang dibahas adalah hidrokarbon.
1.5Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat
pembelajaran model PBL menggunakan media Exe Learning serta yang
mendapat pembelajaran model PBL tanpa media Exe Learning.
2. Untuk mengetahui kerjasama siswa yang mendapat pembelajaran model
PBL menggunakan media Exe Learning serta yang mendapat
pembelajaran model PBL tanpa media Exe Learning.
3. Untuk mengetahui korelasi kerjasama siswa dengan peningkatan hasil
belajar siswa yang mendapat pembelajaran model PBL dengan media Exe
5
1.6Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi Guru; hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau wacana guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
model PBLmenggunakan media Exe Learning.
2. Bagi Siswa; penelitian ini diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan kerjasama siswa selama proses pembelajaran serta melatih siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga siswa menjadi termotivasi selama pembelajaran.
3. Bagi sekolah; penelitian ini dapat memberikan peran untuk perbaikan kondisi pembelajaran kimia dan untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih baik di SMA Negeri 11 Medan.
1.7Defenisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:
1. Media Exe Learning (e-lerning XHTML editor) adalah media publishing kontent pembelajaran berbasiskan web tanpa diperlukan keahlian dalam penulisan HTML, XML atau program aplikasi pembuatan web.
2. PBL adalah model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa dengan terlebih dahulu menyampaikan permasalahan. Siswa akan dikelompokkan untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah yang diberikan. Kemudian hasil diskusi akan dipresentasikan di depan kelas.
3. Kerjasama merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh suatu kelompok
sehingga terdapat hubungan erat antar tugas pekerjaan anggota kelompok lain.
4. Hidrokarbon merupakan salah satu materi pokok kimia yang membahas
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menerapkan
model PBL menggunakan media exe learning lebih tinggi daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menerapkan
model PBL tanpa media exe learning.
2. Kerjasama siswa yang diajarkan dengan menerapkan model PBL
menggunakan media exe learning lebih tinggi daripada kerjasama
siswa yang diajarkan dengan menerapkan model PBL tanpa media exe
learning.
3. Berdasarkan perhitungan korelasi ditemukan ada hubungan positif
antara aktifitas kerjasama siswa terhadap peningkatan hasil belajar
dengan kategori cukup pada kelas eksperimen I.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model
PBL menggunakan media exe learning sebagai model dan media
alternatif, karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian aktifitas kerjasama,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model
PBL menggunakan media exe learning sebagai model dan media
alternatif, karena model dan media ini telah terbukti dapat
meningkatkan aktifitas kerjasama siswa.
57
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut, disarankan
mengadakan penelitian dengan variabel-variabel afektif lainnya,
seperti kerja sama, motivasi, gaya belajar, kinerja ilmiah, maupun