• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri ataskepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).

Menurut Harmoko (2012), konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.

Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan dan menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko, 2012).

2. Ciri-Ciri Keluarga

Setiadi (2012) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu : a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota- anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

(2)

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

3. Tipe Keluarga

Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi : a. Secara tradisional

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiriayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi ataukeduanya.

2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahanggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,paman-bibi)

b. Secara modern

Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :

1) Tradisional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

2) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak- anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

3) Niddle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

4) Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.

5) Single Parent

(3)

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

6) Dual Carrier

Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

7) Commuter Married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

8) Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

9) Three Generation

Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

10) Institusional

Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti- panti.

11) Comunal

Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

12) Group Marriage

Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

13) Unmaried Parent and Child

Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

14) Cohibing Couple

Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

15) Gay and Lesbian Family

Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

(4)

4. Fungsi Keluarga

Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu : a. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan sosio emosional semua anggota keluarganya.

b. Fungsi sosialisasi dan status sosial

Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga yang ditunjuk untuk mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran yang dipikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.

c. Fungsi reproduksi

Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk masyarakat.

d. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat keluarga.

e. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.

5. Struktur Keluarga

Menurut Mubarak (2011), Struktur keluarga terdiri dari :

(5)

a. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.

b. Struktur peran

Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.

c. Struktur kekuatan

Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak), referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective power.

d. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

6. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi beberapa tahap (Friedman, 2010) :

a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)

Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga barudengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga.

b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family) Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapatugas

(6)

perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab.

c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool) Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri- saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman untuk anak-anak.

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktupenuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.

e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers) Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja

(7)

yanglebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa mudah. Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk anggota keluarga,terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbukasatu sama lain.

f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launchingcenterfamilies)

Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandiri.

g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)

Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.

h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan

(8)

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik.

7. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadapmasalah.

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosisdanperawatannya).

2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.

(9)

4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluargayangbertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitasfisik,psikososial).

5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat

Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.

2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.

3) Pentingnya hiegine sanitasi.

4) Upaya pencegahan penyakit.

5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.

6) Kekompakan antar anggota kelompok.

e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Keberadaan fasilitas keluarga.

2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.

3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.

4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

8. Peran Perawat Keluarga

Ada 7 peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik

Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan kesehatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.

(10)

c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan

Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.

d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan

Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.

e. Sebagai pembela (advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

f. Sebagai fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.

g. Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah- masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.

(11)

9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga

Setiadi (2012) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu : a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehatsebagai tujuan utama.

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapaipeningkatan kesehatan keluarga.

d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkanperan aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhankeluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif danpreventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluargamemanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untukkepentingan kesehatan keluarga.

g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secarakeseluruhan.

h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatankesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah denganmenggunakan proses keperawatan.

i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatankeluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatandasar atau perawatan dirumah.

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

B. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014).

(12)

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Aspiani, 2014).

2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani, 2014) :

a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial

Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu :

1) Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.

2) Jenis kelamin dan usia

Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.

3) Diet

Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.

(13)

4) Berat badan

Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

5) Gaya hidup

Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien.

Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadi akibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis. Stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung meningkatkan tekanan darah dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorbsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena diangkat, tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani, 2014).

(14)

3. Faktor Predisposisi

Menurut Sutanto (2010), faktor predisposisi hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Keturunan (Genetika)

Faktor keturunan memang memiliki peran yang sangat besar terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal dari satu sel telur) dibandigkan heterozigot (berasal dari sel telur yang berbeda). Jika seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) dan tidak melakukan penanganan atau pengobatan maka ada kemungkinan lingkungannya akan menyebabkan hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai komplikasinya.

b. Jenis kelamin

Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan pria banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti kelelahan, perasaan kurang nyaman, terhadap pekerjaan, pengangguran dan makan tidak terkontrol.

Biasanya wanita akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah masa menopause.

c. Umur

Dengan semakin bertambahannya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Hanya elastisitas jaringan yang erterosklerosis serta pelebaran pembuluh darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua. Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi diatas usia 31 tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah berumur 45 tahun.

(15)

4. Patofisiologi

Menurut Triyanto (2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.

Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ peting dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai

(16)

penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto, 2014).

Pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekwensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya), mengakibatkan penurunan curah jantung dan meningkatkan tahanan perifer (Prima,2015).

(17)

5. Pathway

Gambar 2.1 Pathway Hipertensi

(www.academia.edu/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_Dengan_Hipertesi diakses pada tanggal 2 April 2020)

6. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala.

(18)

Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut :

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera

Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.

7. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium

1) Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasi faktor resiko, seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2) BUN/kreatinin : Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3) Glucosa : Hoperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa : Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

d. IUP : Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.

e. Photo dada : Menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

(Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, 2015)

(19)

C. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan

Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu : a. Data Umum

Data umum yang perlu dikaji adalah Nama kepala keluarga, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Daftar anggota keluarga.

b. Genogram

Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit Hipertensi.

c. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi dapat dilihat dari pendapatan keluarga dan kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga. Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang.

Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji adalah Riwayat masing- masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit keturunan), Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

e. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik lingkungan yang perlu dikaji adalah karakteristik rumah, tetangga dan komunitas, geografis keluarga, sistem pendukung keluarga.

f. Fungsi Keluarga 1) Fungsi Afektif 2) Fungsi Keperawatan 3) Fungsi Sosialisasi 4) Fungsi Reproduksi

(20)

5) Fungsi Ekonomi

g. Stres dan Koping Keluarga h. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik meliputi:

1) Keadaan Umum

a) Kaji tingkat kesadaran (GCS) b) Mengkaji tanda-tanda vital 2) Sistem Penginderaan (Penglihatan)

Pada kasus Hipertensi, terdapat gangguan penglihatan seperti penglihatan menurun, buta total, kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda (diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.

3) Sistem Penciuman

Terdapat gangguan pada sistem penciuman, terdapat hambatan jalan nafas.

4) Sistem Pernafasan

Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar ronki (aspirasi sekresi).

5) Sistem Kardiovaskular

Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi jantung), perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau penyakit jantung vaskuler.

6) Sistem Pencernaan

Ketidakmampuan menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri.

7) Sistem Urinaria

Terdapat perubahan sistem berkemih seperti inkontinensia.

8) Sistem Persarafan 9) Sistem Musculoskeletal

(21)

Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien Hipertensi didapatkanklien merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kesemutan atau kebas.

10) Sistem Integument

Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut.

i. Harapan Keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menangani berdasarkan pendidikan dan pengalaman (Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual.

b. Diagnosa keperawatan keluarga resiko.

c. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera.

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan masalah hipertensi adalah (NANDA NIC-NOC 2012-2014) : a. Penurunan curah jantung.

b. Intolerasi aktivitas.

c. Nyeri.

d. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan.

e. Defisiensi pengetahuan

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign). Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

(22)

d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga

Tabel 2.1 Skala Prioritas Masalah

Kriteria Skor Bobot

a. Sifat masalah a) Aktual b) Resiko c) Potensial

3 2 1

1 b. Kemungkinan masalah untuk dipecahkan

a) Mudah b) Sebagian c) Tidak dapat

2 1 0

2 c. Potensi masalah untuk dicegah

a) Tinggi b) Cukup c) Rendah

3 2 1

1 d. Menonjolnya masalah

a) Segera diatasi b) Tidak segera diatasi

c) Tidak dirasakan adanya masalah

2 1 0

1

Skoring :

a. Tentukan skor untuk tiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot Skor (Total Nilai Kriteria) x bobot = NILAI

Angka tertinggi dalam skor

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot.

(23)

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Penurunan curah jantung

Definisi : ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolic

NOC

- Cardiac pump effectiviness - Circulation status

- Vital sign status Kriteria hasil :

- Tanda vital dalam rentang normal (TD, HR, RR, S)

- Dapat mentoleransi aktivitas

- Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak asites

- Tidak ada penurunan kesadaran

NIC

Cardiac care

- Evaluasi adanya nyeri dada - Catat adanya disritia jantung - Monitor status kardiovaskuler - Monitor pernafasan

- Monitor balance cairan

- Monitor perubahan tekanan darah - Monitor toleransi aktivitas - Anjurkan menurunkan sress Vital sign monitoring

- Monitor TD, HR, RR, S

- Catat adanya fluktuasi tekanan darah - Monitor adanya pulsus paradoksus - Monitor adanya pulsus alterans - Monitor jumlah dan irama jantung - Monitor bunyi jantung

2. Intoleransi aktivitas

Definisi : ketidakcukupan energi fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang harus atau ingin dilakukan

NOC

- Energy conservation - Activity tolerance - Self care

Kriteria hasil :

- Berpartisispasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, HR, RR

- Mampu melakukan aktivitas secara mandiri - Tanda-tanda vital normal

- Energy psikomotor - Level kelemahan

NIC

Activiy therapy

- Kolaborasi dengan tenaga medis merencanakan program terapi yang tepat

- Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

- Bantu klien memilih aktivtas yang konsisten dilakukan

- Bantu klien mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda

- Monitor respon fisik, emosi, sosial, spiritual - Bantu klien membuat jadwal latihan aktivias

(24)

3. Nyeri akut

Definisi : pengalaman sensori dan

emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.

NOC

- Pain level - Pain control - Comfort level Kriteria hasil :

- Mampu mengontrol nyeri - Nyeri berkurang

- Mampu mengenali nyeri (skala, itensitas, frekuensi, tanda dan gejala)

NIC

Pain management

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri - Kurangi faktor presipitasi nyeri

- Pilih dan lakukan penanganan nyeri - Ajarkan teknik non farmakologi

- Berikan obat analgesik untuk mengurangi nyeri - Tingkatkan istirahat

4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan

Definisi : beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang mengganggu kesehatan

NOC

- Circulation status

- Tissue prefusion : cerebral Kriteria hasil :

- Mendemontrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan : takanan sistolik, dan tekanan diastolik

- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial

- Menunjukan fungsi sensosi motorik yang baik

NIC

Periphareal sensation management (manajemen sensasi perifer)

- Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas dingin, tajam, tumpul

- Monitor adanya paretese - Monitor trombo phlebitis

- Batasi gerakan kepala, leher, dan punggung

5. Defisiensi pengetahuan

Definisi : ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

NOC

- Knowledge : disease process - Knoowledge : health behavior Kriteri hasil :

- Klien paham tentang penyakitnya, kondisi, prognosis, dan program pengobatan

- Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang djelaskan dengan benar - Klien dan keluarga mampu menjelaskan

kembali apa yang telah dijelaskan tenaga kesehatan

NIC

Teaching : diasease proses

- Berikan penilaian tentang pengetahuan klien tentang penyakitnya

- Jelaskan patofisiologi dari penyakitnya - Jelaskan tanda-gejala penyakitnya

- Jelaskan pada klien tentang pola hidup sehat

Sumber : NANDA NIC-NOC 2013

(25)

4. Discharge Planning a. Berhenti merokok

b. Pertahankan gaya hidup sehat

c. Belajar untuk rileks dan mengendali stress d. Batasi konsumsi alcohol

e. Penjelasan mengenai hipertensi

f. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaannya secara rutin.

g. Diet garam serta pengendalian berat badan.

h. Periksa tekanan darah secara teratur.

(Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, 2015)

Gambar

Gambar 2.1 Pathway Hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat tiga tahapan dalam penelitian yaitu sebagai berikut: 1.. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti berusaha mencari subjek dengan kriteria pernah melakukan

 Neuron Ajustor, neuron yang menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat susunan saraf (otak atau sumsum tulang belakang) Skema dalam Otak .. Bentuk

Demikian juga cedera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan dengan risiko OA yang lebih tinggi.. Peran beban benturan yang berulang pada timbulnya

Untuk menge- tahui kemungkinan tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan studi fenomena korosi paduan AlMg2 dan AlMgSi, dalam media air dengan pH 6,7 sesuai

Pemberian hormon tiroksin dengan dosis 20 mg/kg pakan selama dua pekan menghasilkan pertumbuhan terbaik dan tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan plati

8. Harus tetap body sedan/hatchback yang ada di pasaran. Tamiya Subaru Legacy TIDAK diperbolehkan. Khusus untuk FF, diperbolehkan menggunakan ban karet merk lain dengan

Setiap Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan rekapitulasi pelaksanaan kegiatan setiap bulan yang menjadi

Untuk mengetahui kejadian interferensi pada suatu wilayah dan tipe interferensi yang terjadi akan digunakan TEMS Investigation, dengan alat ini kita dapat mengetahui