• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

42

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pratiwi

Email: tiwiuntri@gmail.com.

Dosen FISIP Universitas Tridharma Balikpapan

ABSTRACT

This article discusses the placement of employees in the Regional Civil Service Agency of East Kalimantan Province, and how the implementation of employee placement. This article highlights the implementation of the placement of employees who will occupy structural positions or functional positions, placement of structural or functional staff positions and placement of employees who receive sanctions or penalties. The mechanism of placement of employees who will occupy positions and the placement of employees who occupy structural positions, begins with an open announcement through the website of the East Kalimantan Provincial Personnel Agency regarding the vacant position. East through the development section.

Administrative selection and fit test and profer test are conducted for 3 (three) candidates for 1 (one) position with the objection period by the public and the civil servants themselves. If there are objections from the public and civil servants, the Baperjakat Team does not recommend taking up the position. Furthermore, the Baperjakat Team evaluates 1 (one) candidate to be considered by a staffing official and determines it with a Decree. Placement of employees who occupy functional positions through a requirement mechanism in accordance with Government Regulation Number 16 of 1994 concerning functional positions of Civil Servants. Candidates for civil servants who will occupy functional positions submit requests to the staffing department then submit a proposal file to the Assessment Team to resolve proposals for appointment in positions and credit numbers then the staffing section prepares a staff of official analysts' decrees submitted to staffing officials to be signed. Whereas the appointment of structural officials who switched functional positions based on existing documents did not yet exist and so did civil servants who received sanctions or penalties Keywords: Placement, structural positions and functional positions

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, dan bagaimana pelaksanaan penempatan pegawai. Artikel ini menyoroti tentang pelaksanaan penempatan pegawai yang akan menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional, penempatan pegawai alih jabatan struktural atau fungsional serta penempatan pegawai yang mendapatkan sanksi atau hukuman. Mekanisme penempatan pegawai yang akan menduduki jabatan dan penempatan pegawai yang menduduki alih jabatan struktural, dimulai dengan pengumuman secara terbuka melalui website Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tentang adanya jabatan yang lowong.Bagi pegawai negeri sipil yang berminat mengajukan permohonan disampaikan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur melalui bagian pengembangan. Dilakukan seleksi administrasi dan uji fit and profer test ditetapkan 3 (tiga) calon untuk 1 (satu) jabatan dengan masa sanggah oleh masyarakat dan pegawai negeri sipil itu sendiri. Apabila ada sanggahan dari masyarakat dan pegawai negeri sipil maka Tim Baperjakat tidak merekomendasikan untuk menduduki jabatan tersebut. Selanjutnya Tim Baperjakat

(2)

43

mengevaluasi 1 (satu) orang calon untuk dipertimbangkan oleh pejabat pembina kepegawaian dan menetapkannya dengan Surat Keputusan.Penempatan pegawai yang menduduki jabatan fungsional melalui mekanisme persyaratan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil. Calon pegawai negeri sipil yang akan menduduki jabatan fungsional mengajukan permohonan kepada bagian kepegawaian selanjutnya menyerahkan berkas usulan kepada Tim Penilai untuk menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan dan angka kredit kemudian bagian kepegawaian menyiapkan surat ketetapan pejabat analis kepegawaian disampaikan kepada pejabat pembina kepegawaian untuk ditandatangani. Sedangkan pengangkatan pejabat struktural yang beralih kejabatan fungsional berdasarkan dokumen yang ada belum ada dan demikian juga dengan pegawai negeri sipil yang menerima sanksi atau hukuman

Kata Kunci: Penempatan, jabatan struktural maupun jabatan fungsional PENDAHULUAN

Seorang pegawai negeri yang akan menduduki semua jabatan dalam organisasi formal bahwasanya pegawai negeri menurut UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas UU NO.08 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian Pasal 1 menyebutkan “ Pegawai negeri adalah sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatn negeri atau diserahi tugas negara lainnya digaji berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku” Dari uraian tersebut bahwa seorang pegawai negeri yang diserahi tugas-tugas negara berarti sebagai aparatur negara harus mempunyai kemampuan pelaksanaan tugas secara profesional berkualitas dan bertanggung jawab dengan kata lain ahli dibidangnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, mampu serta dapat bertanggung jawab terhadap amanah yang dibebankan kepadanya apalagi seorang pegawai negeri yang akan menduduki jabatan dalam suatu organisasi formal maka keahlian dan kemampuan dituntut agar dapat melaksanakan tugas yang sebaik-baiknya.

Kerangka Dasar Teori Penempatan

Menurut Marihot T. E. Hariandja (2005:156), Penempatan merupakan proses penugasan atau pengisian jabatan, atau penugasan kembali pegawai pada tugas atau jabatan baru, atau jabatan yang berbeda.

Menurut Mathis & Jackson (2006:262), Penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan.

Menurut B. Siswanto Sastrohadiryo yang dikutip oleh Suwatno (2003:138), Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahlianya.

Tujuan penempatan

Setiap pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan berfungsi untuk mengarahkan perilaku, begitu juga dengan penempatan pegawai, dengan tujuan agar pegawai yang bersangkutan lebih berdaya guna dalam melaksanakan pekerjaaan yang dibebankan, serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas dalam organisasi.

Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo yang dikutip oleh suwatno (2003:133) maksud diadakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan karyawan sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kemampuan 2. Kecakapan 3. Keahlian.

Berdasarkan kriteria tersebut diatas akan didapatkan seorang pegawai yang tepat dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

(3)

44

Bentuk-bentuk penempatan

Menurut Marihot (2002:156), penempatan pegawai dapat berupa penugasan pertama untuk pegawai yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi, pengalihan (transfer) dan penurunan jabatan (demosi) atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Menurut Sondang P. Siagian (2003:108), teori manajemen sumber daya manusia yang mutakhir menekankan bahwa penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai baru akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi.

Berarti konsep penempatan mencakup promosi, transfer dan bahkan demosi maupun pemutusan hubungan kerja”.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk penempatan pegawai meliputi:

1.Penempatan Pegawai Baru (Calon Pegawai) Sebelum seorang pegawai ditempatkan maka organisasi harus mensosialisasikan pegawainya pada pekerjaan baru melalui kegiatan orientasi untuk meningkatkan dukungan yang lebih efektif. Orientasi menurut Malayu SP Hasibuan (2003:180) orientasi artinya memberitahukan kepada pegawai baru tentang hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawabnya, peraturan, sejarah dan struktur organisasi serta memperkenalkannya kepada pegawai lama.

Orientasi ini bertujuan agar pegawai baru merasa dirinya diterima dalam lingkungan pekerjaannya sehingga ia tidak canggung lagi untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Apabila program orientasi telah dilaksanakan, maka hasil dari program orientasi ini akan dijadikan pertimbangan bagi seorang pegawai baru untuk ditempatkan pada posisinya.

2.Penempatan Pegawai Lama

Penempatan pegawai lama mengandung arti bahwa penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai baru akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi yang terdiri dari:

a. Promosi

Menurut Sondang P. Siagian (2003: 169), promosi ialah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih

tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.

Menurut Marihot (Marihot, 2002: 157), promosi adalah menaikkan jabatan seseorang ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab lebih besar, gaji lebih besar dan pada level organisasi yang lebih besar”. Dapat disimpulkan promosi adalah proses kenaikan jabatan seseorang disertai dengan kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih tinggi.

b. Transfer

Menurut Marihot (2002: 157), transfer adalah pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab yang sama, gaji yang sama dan level organisasi yang sama. Jadi dapat dikatakan bahwa transfer adalah proses pemindahan pegawai pada kekuasaan dan tanggung jawab yang sama.

c. Penurunan jabatan (demosi)

Menurut Sondang P. Siagian (2003:172), demosi berarti bahwa seseorang karena berbagai pertimbangan, mengalami penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan serta tanggung jawab yang semakin kecil. Sementara menurut Marihot (2002:157), demosi adalah pemindahan pegawai dari jabatan lain yang memiliki tanggung jawab lebih rendah, gaji lebih rendah dan level organisasi yang lebih rendah.

Dapat dikatakan bahwa demosi adalah proses penurunan pangkat seseorang disertai dengan penurunan kekuasaan dan tanggung jawab.

Pada umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena berbagai alasan seperti:

Penilaian negatif oleh atasan karena prestasi kerja yang tidak atau kurang memuaskan.

Perilaku pegawai yang disfungsional seperti tingkat kemangkiran yang tinggi.

Prosedur Penempatan Pegawai

Prosedur penempatan pegawai berkaitan erat dengan sistem dan proses yang digunakan.

Berkaitan dengan sistem penempatan B.

Siswanto Sastrohadiwiryo yang dikutip oleh Suwatno (2003 : 130) mengemukakan, Harus terdapat maksud dan tujuan dalam merencanakan sistem penempatan karyawan.

(4)

45

Untuk mengetahui prosedur penempatan karyawan harus memenuhi persyaratan : Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang datang dari daftar personalia yang dikembangkan melalui analisis tenaga kerja.

Harus mempunyai standar yang digunakan untuk membandingkan calon pekerjaan.

Harus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan diseleksi untuk ditempatkan.

Apabila terjadi salah penempatan (missplacement) maka perlu diadakan suatu program penyesuaian kembali (redjustment) karyawan yang bersangkutan sesuai dengan keahlian yang dimiliki, yaitu dengan melakukan :

1. Menempatkan kembali (replacement) pada posisi yang lebih sesuai.

2. Menugaskan kembali (reasignment) dengan tugas-tugas yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.

Prinsip – prinsip Penempatan Pegawai Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penempatan pegawai menurut Musenif yang dikutip oleh Suwatno (2003:13) sebagai berikut:

1. Prinsip kemanusiaan 2. Prinsip demokrasi

3.Prinsip the right man on the right place 4. Prinsip equal pay for equal work 5. Prinsip kesatuan arah

6. Prinsip kesatuan tujuan 7. Prinsip kesatuan komando

8. Prinsip efisiensi dan produktifitas kerja.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai pelaksanaan penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur.

Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (Kepala dan staf Badan Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur). Menurut sukmadinata (2006:94) menyatakan bahwa Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut

prespektif partisipan. Partisipan adalah orang- orang yang diajak wawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai pelaksanaan penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (Kepala dan staf Badan Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur).

Dengan teknik kualitatif sebagai pendekatan dalam penelitian ini, diharapkan dapat memahami objektivitas penempatan pegawai sebagai realitas dalam proses penempatan pegawai.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Studi tentang pelaksanaan penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam artikel ini yang menjadi pokok bahasan studi tentang pelaksanaan penempatan pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, penulis akan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan beberapa fokus penelitian, sebagai berikut :

Penempatan pegawai yang akan menduduki jabatan struktural atau fungsional

Mekanisme penempatan pegawai yang akan menduduki jabatan dan penempatan pegawai yang menduduki alih jabatan struktural, dimulai dengan pengumuman secara terbuka melalui website Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tentang adanya jabatan yang lowong. Bagi pegawai negeri sipil yang berminat mengajukan permohonan disampaikan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur melalui bagian pengembangan. Dilakukan seleksi administrasi dan uji fit and profer test ditetapkan 3 (tiga) calon untuk 1 (satu) jabatan dengan masa sanggah oleh masyarakat dan pegawai negeri sipil itu sendiri. Apabila ada sanggahan dari masyarakat dan pegawai negeri sipil maka Tim Baperjakat tidak merekomendasikan

(5)

46

untuk menduduki jabatan tersebut.

Selanjutnya Tim Baperjakat mengevaluasi 1 (satu) orang calon untuk dipertimbangkan oleh pejabat pembina kepegawaian dan menetapkannya dengan Surat Keputusan.

Dengan mekanisme yang merupakan tahapan-tahapan yang dilalui oleh calon pejabat struktural juga harus memenuhi kualifikasi jabatan atau persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural.

Menurut pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 yang tidak mengalami perubahan menetapkan persyaratan sebagai berikut :

1. Berstatus pegawai negeri sipil

2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan dan , Sehat jasmani dan rohani.

Disampaikan oleh Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur mengenai syarat-syarat jabatan yaitu :

“Formasi untuk jabatan tersebut ada, memenuhi syarat pangkat, pendidikan, kompetensi-kompetensi yang lain, memiliki diklat-diklat teknis atau diklat fungsional (untuk jabatan fungsional) dan diklat-diklat kepemimpinan yang menunjang tugas jabatan”.

Penempatan pegawai yang menduduki jabatan fungsional melalui mekanisme persyaratan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil.

Calon pegawai negeri sipil yang akan menduduki jabatan fungsional mengajukan permohonan kepada bagian kepegawaian selanjutnya menyerahkan berkas usulan kepada Tim Penilai untuk menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan dan angka kredit kemudian bagian kepegawaian menyiapkan surat ketetapan pejabat analis kepegawaian disampaikan kepada pejabat pembina kepegawaian untuk ditandatangani. Bagi pegawai negeri sipil yang berminat untuk menduduki jabatan fungsional, sebagaimana dijelaskan secara umum oleh Sekretaris

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut : “ Jabatan Fungsional terdiri dari 25 Rumpun di mana masing-masing rumpun mempunyai jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan sebagai contoh Rumpun kesehatan memiliki jabatan fungsional keahlian seperti dokter dan jabatan fungsional keterampilan seperti asisten apoteker”.

Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur memiliki jabatan fungsional keterampilan yaitu analis kepegawaian. Untuk dapat diangkat sebagai analis kepegawaian disebutkan oleh Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut :

“Mengajukan permohonan kepada instansi pengguna jabatan fungsional melalui Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, setelah mengeluarkan pengumuman untuk mengangkat pejabat fungsional di jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pengangkatan pejabat fungsional tidak dengan serta-merta melainkan harus memenuhi persyaratan, untuk jabatan analis kepegawaian terampil harus memiliki:

1.Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda TK. I (II/b)

2.Telah lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang administrasi kepegawaian (memiliki sertifikasi).

3.Setiap unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

4.Surat penugasan dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur pada Unit Pengelola Kepegawaian.

5Data Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur atas pertimbangan Tim Penilai.

6.Surat pernyataan melakukan kegiatan perencanaan, pembinaan, ketatausahaan kepegawaian. Yang dimaksudkan dengan syarat yang keenam adalah semua kegiatan dalam pengelolaan kepegawaian yang dinilai dengan angka kredit termasuk pendidikan yang dimiliki oleh calon yang bersangkutan

(6)

47

ditandatangani oleh Pimpinan Unit Pengelola Kepegawaian.

7.Fotocopy sah ijazah

8.Kegiatan penunjang tugas Analis Kepegawaian seperti mengikuti seminar bidang kepegawaian.

Setelah memenuhi kelengkapan persyaratan tersebut diatas maka mekanisme seterusnya adalah Kepala Unit Pengelola Kepegawaian membuat surat pengantar usulan untuk diangkat sebagai pejabat analis kepegawaian kepada bagian kepegawaian untuk diproses dan menyerahkan berkas usulan kepada Tim Penilai untuk menyelesaikan usul pengangkatan dalam jabatan dan Angka Kredit , kemudian bagian kepegawaian menyiapkan surat ketetapan pejabat Analis Kepegawaian disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (Kepala Daerah) untuk disahkan atau ditandatangani”.

Penempatan pegawai yang menduduki alih jabatan struktural atau jabatan fungsional Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan “ Syarat- syarat untuk dapat menempati alih jabatan sama halnya dengan promosi dari staf menduduki jabatan atau dari jabatan yang rendah kejenjang jabatan yang lebih tinggi merupakan wewenang dari Tim Baperjakat dalam memberikan pertimbangan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan dengan surat keputusan”.

Sesuai dengan pasal 14 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 yang tidak mengalami perubahan tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural menyatakan : “Tugas pokok Baperjakat Instansi Pusat dan Baperjakat Instansi Daerah memberikan pertimbangan kepada pejabat pembina kepegawaian pusat dan pejabat pembina kepegawaian daerah provinsi atau kabupaten atau kota dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural eselon II kebawah”.

Penempatan pegawai yang mendapatkan sanksi atau hukuman

Apabila seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya melakukan suatu tindak pidana atau melanggar kewajiban- kewajiban dan larangan-larangan yang ditetapkan bagi pegawai negeri sipil.

Ketentuan yang mengatur tentang kewajiban- kewajiban dan larangan-larangan bagi pegawai negeri sipil ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil menjelaskan displin pegawai negeri sipil adalah Adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil pasal 1 ayat 3.

Menurut penjelasan Kepala bidang Pembinaan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur bahwa : “ Satu diantara kewajiban pegawai negeri sipil yaitu menaati segala peraturan perundang- undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku sehingga apabila seorang pegawai negeri sipil terbukti melakukan suatu tindak pidana kejahatan maka pegawai negeri sipil tersebut telah melanggar peraturan disiplin pegawai negeri sipil, karena dalam peraturan ini ditetapkan kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan yang harus ditaati sekaligus sanksi atau hukuman yang diterima seseorang pegawai negeri sipil apabila terbukti melakukan suatu pelanggaran “.

Berdasarkan dokumen atau data kepegawaian yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur khususnya pegawai yang ditempatkan pada Badan Kepegwaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tidak ditemukan adanya pegawai negeri sipil yang telah menerima sanksi atau

(7)

48

hukuman disiplin. Disampaikan oleh Kepala Bidang Pembinaan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur bahwa

“Satu diantara tugas yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kalimantan Timur adalah memberikan pelayanan kepada seluruh pegawai yang ada dijajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam pengurusan kepegawaian dan sudah seharusnya seluruh staf menjadi tauladan atau panutan dalam memberikan pelayanan”.

Kesimpulan

Setiap penempatan pegawai yang akan menempati jabatan struktural dilakukan dengan mekanisme yang ada yaitu dilaksanakannya pengumuman secara terbuka melalui website Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tentang adanya jabatan yang lowong atau kosong pada instansi yang ada dijajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Bagi pegawai yang berminat menduduki jabatan struktural mengajukan permohonan kepada Kepala Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur pada bagian pengembangan dilakukan seleksi administrasi dan uji fit and proper test (uji psikologi dan wawancara).

Dari hasil uji fit and proper test panitia seleksi menetapkan 3 (tiga) calon untuk 1 (satu) jabatan dan mengumumkan melalui website kepada masyarakat maupun pegawai negeri sipil untuk menyanggah dan apabila ada satu diantara calon tidak diterima oleh masyarakat atau pegawai negeri sipil itu sendiri maka sesuai dengan bukti-bukti yang ada panitia seleksi atauTim Baperjakat tidak merekomendasikan calon yang bersangkutan.

Sesudah masa sanggah berakhir panitia seleksi melakukan evaluasi dan menetapkan 1 (satu) orang untuk 1 (satu) jabatan kemudian mengusulkannya kepada pejabat pembina kepegawaian untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan.

Penempatan pegawai yang menduduki jabatan struktural maupun yang menduduki alih jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi syarat kepangkatan maupun pendidikan dan pelatihan

Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan file dan dokumen yang ada belum ada pejabat struktural yang beralih untuk menduduki jabatan fungsional, juga tidak ditemukan adanya pegawai negeri sipil yang telah menerima sanksi atau hukuman disiplin.

Saran

Pengumuman secara terbuka tentang adanya jabatan yang lowong atau kosong hendaknya tidak saja melalui website Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tetapi juga melalui surat kabar yang beredar di Kalimantan Timur.

Bagi pegawai negeri sipil yang akan mengikuti Uji Fit and Proper test hendaknya berdasarkan kepada Daftar Urut Kepangkatan dengan tidak menyampingkan unsur senioritas.

Bagi pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan diutamakan pada pegawai yang akan menduduki jabatan atau yang sudah menduduki jabatan dan harus ada izin dari Pimpinan Instansi yang bersangkutan agar peserta terkoordinir sebagaimana mestinya.

Pendidikan dan pelatihan untuk menduduki jabatan fungsional keterampilan maupun jabatan fungsional keahlian hendaknya sering dilakukan dan terbuka untuk memberikan kesempatan kepada pegawai negeri sipil menduduki jabatan fungsional atau beralih dari jabatan struktural ke jabatan fungsional.

Daftar Pustaka

Hariandja, Marihot. T. E, 2005. ―Manajemen Sumber Daya Manusia‖ : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. PT.

Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta.

Hasibuan Melayu SP, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT.

Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2003.

Perencanaan dan Pengembangan SDM, Edisi Pertama, PT. Refika Aditarna, Bandung.

(8)

49

Sofyandi. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sukmadinata, Nana, Syaodih, 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Remaja Rosda Karya

Suwatno, 2003. Azas-Azas Sumber Daya Manusia, Bandung:UPI Press.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural.

Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Keputusan Presien Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Republik Indonesia.

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 162 Tahun 2000 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional analis kepegawaian dan angka kreditnya.

Website resmi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur http://bkd.kaltimprov.go.id/index.php/id/

berita-dan-artikel/artikel/2190- perencanaan-sumber-daya-manusia (diakses 6 Maret 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Jika Chace tersimpan terlalu banyak maka akan memperkecil space pada media penyimpanan data (Hardisk), kemudian jika Cookies tidak dihapus maka data username serta account

Salah satu cara pengontrolan dan pengawasan yang diberikan Satwas SDKP Serang dalam menanggulangi tindak pidana perikanan adalah, dengan memberikan pelayanan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif evaluatif, yaitu terhadap suatu kegiatan yang sudah berjalan (Ex Post Program Evaluation) untuk mengetahui

UU No.6 tahun 2014 telah mengamanatkan kepada Desa untuk: pertama, penyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan

Yang berarti bahwa adanya pengaruh efektivitas kerja pegawai pada pt bank sumut cabang medan iskandar muda 30,6% disebabkan oleh budaya organisasi, selebihnya 60,4%

Tetapi pengetahuan tentang terasering dirasa rendah, dikarenakan sistem tersering untuk pertanian di daerah tanah yang miring seolah hanya sebuah pilihan yang tidak

Degradasi atau penurunan kualitas lahan merupakan isu global utama pada abad ke-20 dan masih menjadi isu penting dalam agenda internasional pada abad ke-21. Erosi tanah,