SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh Indah Mursid NIM 10536 11117 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2021
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU
VARIABEL KELAS VII SMP NEGERI 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Nama : Indah Mursid
Nim : 105361111716
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Februari 2021 Yang Membuat Pernyataan
Indah Mursid NIM. 105361111716
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : Indah Mursid
Nim : 105361111716
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Februari 2021 Yang Membuat Perjanjian
Indah Mursid NIM. 105361111716
vi MOTTO
"Hidup hanya bisa dimengerti dengan melihat ke belakang, tetapi ia terus
berlanjut ke depan"
“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya”
_QS. Ath-Thalaq: 2-3_
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan dengan sepenuh hati dan penuh cinta untuk kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan dan doa dalam perjalanan hidup saya termasuk dalam penyusunan tugas akhir ini, untuk dua adik perempuan saya yang selalu membantu dan memberi semangat untuk melewati setiap rintangan, dan sahabatku.
vii ABSTRAK
Indah Mursid. 2021. Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Suradi Tahmir dan pembimbing II Ahmad Syamsuadi.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021, dengan subjek penelitian berjumlah 6 orang siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Adapun tes yang diberikan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan pemahaman matematis siswa untuk memilih subjek kategori tinggi, sedang, rendah, dan dipilih masing-masing 2 siswa dari setiap kategori. Setelah terpilih 6 subjek maka selanjutnya dilakukan wawancara kepada setiap subjek untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kemampuan pemahaman matematis. Hasil dari penelitian ini bahwa Siswa yang mempunyai kemampuan pemahaman matematis tinggi mampu membuat pemisalan dan membuat diketahui dan ditanya dan dapat menyelesaikan operasi penyelesaian secara baik walaupun masih ada yang keliru dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dalam artian masih ada kesalahan dan tidak teliliti dalam menyelesaikannya permasalahannya serta dapat membuat kesimpulan dari pembuatan pemisalan hingga semua penyelesaian akhir. Siswa yang mempunyai kemampuan pemahaman matematis sedang mampu membuat pemisalan dan membuat diketahui dan ditanya namun tidak dapat menyelesaikan operasi penyelesaian secara baik walaupun ada yang bisa menyelesaikan masalah dengan baik dan benar tapi masih kurang benar dan tidak bisa. Siswa yang mempunyai kemampuan pemahaman matematis rendah mampu membuat penyelesaian tapi tidak mampu membuat pemisalan dan diketahui, dikarenakan subjek yang tersebut menyelesaikan masalahnya secara langsung tanpa membuatnya secara teratur dan tidak mampu membuat pemisalannya.
Kata kunci: Kemampuan Pemahaman Matematis, dan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”.
Penulis kirimkan salawat dan salam kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, Rasul yang telah membawa islam dari zaman jahilia ke zaman sekarang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan terkhusus untuk orang-orang berpengaruh dalam hidup penulis, untuk Ayahanda H. Mursid Tunreng, SE dan Ibunda Hj. Sagena Dani, SH yang senantiasa memberi nasehat, kasih sayang dan perhatian serta do’a yang tidak putus. Saudara-saudaraku Rahmia Mursid, Nurul Auliya Mursid yang selalu memberikan bantuan, semangat, dan saran yang penulis butuhkan.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Mukhlis, S.Pd,. M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ma’rup, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. A. Baetal Mukaddas, S. Pd., M. Sn., Penasehat akademik yang membimbing selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Prof. Dr. H. Suradi Tahmir, MS., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, petunjuk, dan motivasi serta koreksi dalam penyusunan skripsi.
8. Ahmad Syamsuadi, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, petunjuk, dan motivasi serta koreksi dalam penyusunan skripsi.
9. Rezky Ramdani, S.Pd., M.Pd., dan Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd., sebagai validator yang telah meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap perbaikan instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk penelitian.
10. Muhammad Irfan Mahmud, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang telah memberikan izin dan penerimaan untuk melakukan penelitian.
x
11. Hj. Nurfia, S.Pd., Guru Bidang Studi Matematika yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
12. Bapak, Ibu Guru dan staf tata usaha SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa .
13. Siswa-siswi kelas VII-1 atas kerjasama dan kesediaannya selama proses penelitian.
14. Saudara seperjuangan Khoirul Hidayati K, Fahmi Nur Intan Asmi, Masneni Alam Sudmar, Nur Mira Sari, Indri Apriliani, Nur Azizah Rezki Putri, Neneng Anastasyia, Wilda Pertiwi, dan Restu Wirdayanti yang senantiasa membantu penulis selama perkuliahan.
15. Rekan Seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2016 terkhusus Algoritma 2016 D Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas bantuan, kerjasama, dan kekeluargaan yang terjalin dengan erat.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun. Semoga segala apa yang kita lakukan bernilai ibadah disisi-Nya.
Makassar, Februari 2021
Penulis
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
SURAT PERJANJIAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian... 4
F. Batasan Istilah ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika ... 6
B. Karakteristik Matematika ... 7
C. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 10
D. Tingkat Kemampuan Siswa ... 12
E. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel . 12 F. Hasil-hasil Penelitian Relevan ... 18
G. Kerangka Pikir... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 22
B. Tempat Penelitian ... 22
C. Subjek Penelitian ... 22
D. Prosedur Penelitian ... 23
E. Instrumen Penelitian ... 24
F. Teknik Pengumpulan Data ... 25
G. Teknik Analisis Data ... 27
H. Keabsahan Data ... 28
xii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ... 29 B. Pembahasan ... 31 C. Keterbatasan Penelitian ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 82 B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Subjek Penelitian ... 23 4.1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 30 4.2 Subjek penelitian ... 30
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis SB ... 31
4.4 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis MR ... 40
4.7 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis L ... 49
4.10 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis PN ... 58
4.13 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis AH ... 67
4.15 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis MS ... 74
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian ... 86
2. Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Subjek Terpilih ... 92
3. Persuratan ... 103
4. Dokumentasi ... 114
5. Hasil Uji Turnitin ... 117
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang penting, sebab SD hingga Perguruan Tinggi pelajaran matematika selalu ada. Matematika menjadi bekal untuk mengembangkan ilmu lainnya dalam bersosialisasi dan berpartisipasi yang digunakan pada kehidupan nyata. Sehingga dalam kehidupan nyata siswa manfaat matematika dapat dirasakan, terutama dalam hal pekerjaan. Saat siswa mempelajari matematika harus memahami secara mendalam makna dari matematika. Unsur yang perlu diperoleh untuk mendapatkan pemahaman secara bermakna dan mendalam dapat dipelajari dengan pengkonstruksian pemahaman dari pengetahuan yang dimiliki. Dari hal tersebut diperoleh pemahaman dalam mempelajari matematika dengan materi yang relevan dari tingkat berpikir siswa atau kemampuannya.
Matematika menjadi peranan penting untuk mengembangkan ilmu pendidikan dan perkembangan teknologi modern. Kegiatan manusia di kehidupan nyata tidak akan lepas dari implementasi konsep matematika. Matematika tidak mampu dipisahkan dari disiplin ilmu lain yang ada pada kehidupan nyata manusia. Samidi dan Istarani (2016:10) menyatakan bahwa “Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik, matematika menolong manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan”. Pada saat guru mengajarkan matematika ke siswa harusnya guru paham bahwa kemampuan yang dimiliki siswa berbeda-beda.
2 Dikarenakan matematika dianggap mata pelajaran sulit untuk dipecahkan maka posisi matematika harusnya memperoleh perhatian yang serius yang menjadi bekal siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahamannya.
Diperoleh pemahaman pada saat belajar matematika yang akan menumbuhkan kemampuan tentang pemahaman matematik dan gagasan seperti:
interpreting (menafsirkan), exemplifying (memberikan contoh soal), classifying (mengklarifikasikan), explaining (menjelaskan), inferring (pendugaan), comparing (membandingkan), summarizing (merangkumkan).
Berdasarkan observasi awal peneliti pada pelaksanaan magang 3 tanggal 24 Juli – 15 September 2019 di SMP Negeri 2 Sungguminasa, peneliti menemukan bahwa kesulitan siswa mengerjakan soal cerita masih banyak, dijelaskan dalam hal itu yaitu kemampuan dari siswa untuk mengartikan soal cerita ke bentuk model matematika kemudian diselesaikan sebelum menarik kesimpulan.
Dari kemampuan pemahaman diharapkan sagar siswa SMP mampu menguasainya yang nantinya akan bermanfaat dalam mengerjakan soal pertidaksamaan linear satu variabel dan soal persamaan linear satu variabel. Dari hal ini juga berhubungan di kehidupan nyata dan penyelesaian pada materi lain.
Materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel adalah materi siswa anggap sulit dipelajaran matematika, sebabnya yaitu berbentuk soal cerita sehingga dibutuhkan pemahaman dalam menyelesaikan. Tiga tingkat kemampuan pemahaman yang dimiliki siswa yaitu kemampuan rendah, kemampuan sedang, dan kemampuan tinggi.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”.
B. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus adalah mendeskripsikan kemampuan tentang pemahaman matematis dari siswa dimateri pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalah di penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kemampuan pemahaman matematis siswa berkemampuan tinggi pada materi pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII di SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
2. Bagaimanakah kemampuan pemahaman matematis siswa berkemampuan sedang pada materi pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII di SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
3. Bagaimanakah kemampuan pemahaman matematis siswa berkemampuan rendah pada materi pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII di SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
4 D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dibuatlah tujuan untuk penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kemampuan pemahaman matematis siswa yang berkemampuan tinggi materi pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII di SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
2. Mendeskripsikan kemampuan pemahaman matematis siswa berkemampuan sedang materi pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII di SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
3. Mendeskripsikan kemampuan pemahaman matematis siswa berkemampuan rendah materi pertidaksamaan dan persamaan linear satu variabel di kelas VII di SMPN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang didapatkan dalam penelitian diharapkan mampu menyampaikan manfaat untuk guru matematika, siswa di sekolah dan peneliti selanjutnya. Sehingga peneliti memperoleh manfaat yaitu:
1. Bagi siswa
Agar mendapat motivasi dan keinginan dalam belajar matematika sehingga meningkatkan kemampuan belajar, tidak hanya mengandalkan hafalan namun mampu memahami materi dan soal pertidaksamaan dan soal persamaan linear satu variabel tahapan benar.
2. Bagi guru
Menerapkan pembelajaran yang lebih baik, agar guru mampu mengembangkan, termotivasi dalam menyususn strategi belajar siswa dan cara mengajar guru. Sehingga mampu meningkatkan dan mengubah tingkat kemampuan pemahaman matematis siswa menjadi lebih baik dan berkembang.
3. Untuk peneliti
Hasil penelitian ini mampu meningkatkan pengelaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.
F. Batasan Istilah
Adapun batasan-batasan istilah penelitian adalah:
1. Kemampuan Pemahaman Matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah materi yang dipelajari siswa tidak dijadikan hafalan, tetapi pemahaman lebih ditekankan sehingga siswa akan mengerti konsep yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dan soal. Pemahaman atau istilah lainnya understanding mengartikan sebagai menyerap arti dari materi yang dipelajari.
2. Pertidaksamaan dan Persamaan Linear Satu Variabel
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang memilki pangkat tertinggi satu atau derajat satu. Pertidaksamaan linier satu variabel adalah kalimat terbuka di mana terdapat satu variabel dengan derajat satu ditandai dengan lambang <, >, ≥, dan ≤. Misalnya variabelnya hanya “x”
dengan derajat satu. Pertidaksamaan yang seperti itu dikatakan pertidaksamaan linier dengan satu variable (peubah).
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan berlangsungnya pendidikan di sekolah atau di lembaga pendidikan yang lain aktivitas belajar adalah kegiatan yang utama. Tidak ada suatu usaha tidak jadi didapat hasil belajar yang memadai. Jadi, supaya mendapatkan hasil yang baik didahulukan pada kegiatan belajar yang baik, karena selain belajar manusia akan menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan.
Belajar yaitu aktivitas yang penting dalam proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya perolehan tujuan pendidikan bergantung proses yang dirasakan siswa. Menurut Sardiman Burton dalam Rusman (2015: 14) belajar adalah perubahan tingkah laku dari individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah sebab munculnya interaksi antara respons dan stimulus.
Seorang dikatakan telah belajar suatu hal apabila mampu memperlihatkan perubahan perilaku. Berdasarkan teori belajar yang penting adalah memasukkan yang berupa stimulus dan mengeluarkan yang berupa respons. Jadi, belajar dapat disimpulkan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut afektif, kognitif dan psikomotor untuk memperoleh suatu tujuan (Ihsana, 2017: 1).
Jadi maksud tersebut bisa dikatakan bahwa belajar adalah proses yang dikerjakan seseorang agar mendapat perubahan yang ada pada diri yang berupa
pemahaman, pengetahuan, tingkah laku dan sikap tidak muthlak menetap, baik yang bisa diperhatikan atau yang tidak bisa diperhatikan secara langsung yang terjadi sebagai hasil latihan ataupun pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan. Sudjana dalam Rusman (2017:85), mengemukakan bahwa Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Maswan dan Khoirul Muslimin (Nana Sudjana, 2017: 222) “Dasar-dasar proses belajar mengajar dijelaskan belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar”. Menurut pengertian di atas, pembelajaran matematika merupakan proses pendidikan dilingkup sekolah dimana adanya interaksi/hubungan timbal balik antara guru dan siswa seperti perubahan, pengetahuan, kemampuan pemahaman, keterampilan dan aspek lain.
B. Karakteristik Matematika
Terdapat 6 karakteristik dari matematika diantaranya: memiliki simbol yang kosong dari arti, mengacu pada kesepakatan, memperhatikan semesta pembicaraan, memiliki objek kalian yang abstrak, berpola pikir deduktif, konsisten dalam sistemnya (Pendidikan Matematika, 2015).
1. Memiliki simbol yang kosong dari arti
8 Matematika mempunyai simbol yang banyak. Kumpulan simbol-simbol bisa menghasilkan kalimat matematika yang dikatakan sebagai model dari matematika. Berdasarkan model matematika dan simbol yang kosong dari arti, artinya suatu model matematika atau simbol yang tidak mempunyai arti jika tidak terkait dengan suatu konteks. Misalnya: simbol z tidak mempunyai arti, jika dinyatakan bahwa z merupakan bilangan ganjil, maka z dapat memiliki makna, dengan z sebagai wakil dari bilangan ganjil. Dalam bentuk matematika p + r = 16, p dan r tidak ada artinya, kecuali jika dinyatakan konteks dari model itu, misalnya: p dan r mewakilkan panjang pada salah satu sisi bangun datar (Pendidikan Matematika, 2015).
2. Mengacu pada kesepakatan
Fakta matematika mencakup istilah lambang, simbol, nama atau notasi.
Fakta merupakan permufakatan, konvensi dan kesepakatan. Kesepakatan dijadikan sebagai pembahasan matematika agar dikomunikasikan.
Pembahasan matematika berdasar pada kesepakatan. Contoh: Lambang bilangan 2, 5, 9, ... adalah bentuk kesepakatan dalam matematika. Dari lambang bilangan tersebut dijadikan acuan untuk pembahasan matematika yang sesuai (Pendidikan Matematika, 2015).
3. Memperhatikan semesta pembicaraan
Karena simbol dan model matematika kosong dari arti, dan dapat bermakna jika dikaitkan dengan suatu konteks sehingga diperlukan semesta atau lingkup pada konteks yang sedang dibicarakan. Dari pembicaraan semesta atau lingkup selalu dikatakan “semesta pembicaraan”. Ada atau tidak dan salah- benarnya suatu penyelesaian masalah dalam matematika akan
dihubungkan dengan semesta pembicaraan. Misalnya: jika 8x = 48, lalu dicari nilai x diperoleh penyelesaian tergantung dari semesta yang dibicarakan. Jika semesta pembicaraan adalah himpunan bilangan ganjil maka tidak diperoleh penyelesaian. Alasannya tidak ada bilangan ganjil yang apabila dikalikan 8 hasilnya 48. Jika semesta pembicaraan adalah bilangan genap diperoleh penyelesaian 𝑥 = 8 (Pendidikan Matematika, 2015).
4. Memiliki objek kajian yang abstrak
Objek matematika merupakan suatu pikiran atau objek mental sehingga bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang dipelajari pada sekolah yaitu konsep, operasi (skill), prinsip, dan fakta. Misalnya: 8 adalah simbol untuk bilangan delapan. 3 > 1 merupakan suatu gabungan dari simbol ‟3 lebih besar dari 1‟ atau ‟1 lebih kecil dari 3‟ (Pendidikan Matematika, 2015).
5. Berpola pikir deduktif
Matematika memiliki pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif didasarkan pada urutan kronologis dari pengertian sifat-sifat, definisi, aksioma, dalil- dalil, dan penerapannya di matematika sendiri atau di bidang lain dan kehidupan sehari-hari. Misalkan: jika siswa sudah mempelajari konsep
‟lingkaran” kemudian dia berada di situasi atau tempat dan dia mengidentifikasi benda di sekitarnya yang memiliki bentuk lingkaran maka siswa itu telah menerapkan pola pikir deduktif (Pendidikan Matematika, 2015).
6. Konsisten dalam sistemnya
Matematika mempunyai bermacam sistem. Sistem terbentuk dari ‟prinsip- prinsip‟ matematika. Setiap sistem saling berhubungan namun tidak juga
10 berhubungan. Misalnya: jika definisi dari konsep “persegi” sebagai “sisi yang sama panjang” oleh karena itu tidak dapat dikatakan bahwa persegi panjang merupakan persegi. Alasannya karena persegi panjang memiliki dua pasang sisi yang sama panjang (Pendidikan Matematika, 2015).
Berdasarkan keenam karakteristik matematika salah satunya yaitu memiliki objek kajian yang abstrak. Pada hal ini, harus dipahami bahwa belajar matematika tidak hanya dihafal akan tetapi dipahami konsepnya.
Karena menghafal belum tentu menyelesaikan masalah. Selain untuk dipahami perlu juga melatih keterampilan dengan memperbanyak mengerjakan soal dan menerapkan di kehidupan nyata.
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan sebaliknya jika tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
C. Kemampuan Pemahaman Matematis
Kemampuan merupakan kesanggupan seorang individu untuk menjadi ahli dalam mengerjakan atau melakukan berbagai tugas. Dalam matematika kecerdasan siswa dibagi jadi 3, ialah:
1. Siswa yang memiliki kemampuan rendah, 2. Siswa yang memiliki kemampuan sedang, 3. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi
Kemampuan pemahaman matematis adalah materi-materi yang diajar kepada siswa tidak sebagai hafalan, tapi ditekankan tentang pemahaman, yang
mana dengan pemahaman konsep tersebut dapat dipahami siswa. Alfeld (Syarifatunnisa, 2013) dalam Alan dan Ekasatya Aldila (2017: 72) bahwa siswa dikatakan mempunyai kemampuan pemahaman matematis apabila mampu mengerjakan hal-hal:
a. Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep.
b. Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
c. Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru.
d. Siswa mampu mengenali prinsip pada matematika.
Dari uraian di atas indikator yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep.
Siswa mampu menuliskan fakta dan konsep pada soal.
b. Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
Siswa mampu membuat menghubungkan hal logis dan fakta pada soal seperti menuliskan simbol, pernyataan, kalimat terbuka, variabel, dan konstanta.
c. Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru.
Siswa mampu menggunakan konsep matematis yang telah dipelajari sebelumnya ke soal yang dikerjakan.
d. Siswa mampu mengenali prinsip matematika
Siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil pekerjaannya.
12
D. Tingkat Kemampuan Siswa
Yang dimaksud dengan kemampuan matematika adalah kemampuan yang diperlukan dalam melakukan bermacam kegiatan berpikir, menelaah, mental, memecahkan masalah dalam penyelesaian soal. Kemampuan matematika tiap siswa berbeda, ada siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
Agar memperoleh kelompok tersebut perlu membuat acuan nilai berdasarkan hasil tes kemampuan siswa. Terdapat tiga kategori tingkat kemampuan siswa yaitu:
1. Kemampuan tinggi, jika diperoleh skor pada tes kemampuan pemahaman matematis 70 ≤ skor ≤ 100. Adapun subjek yang diambil untuk kelompok ini adalah 2 orang siswa yang memperoleh skor tinggi.
2. Kemampuan sedang, jika diperoleh skor pada tes kemampuan pemahaman matematis 50 ≤ skor < 70. Adapun subjek yang diambil untuk kelompok ini adalah 2 orang siswa yang memperoleh skor sedang.
3. Kemampuan rendah, jika diperoleh skor pada tes kemampuan pemahaman matematis 0 ≤ skor < 50. Adapun subjek yang diambil untuk kelompok ini adalah 2 orang siswa yang memperoleh skor rendah.
E. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel 1. Persamaan Linear Satu Variabel
Persamaan linear adalah persamaan yang memiliki variabel berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear yaitu:
𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑐, 𝑎 ≠ 0, 𝑎, 𝑏, 𝑐, ∈ 𝑅
Sifat dari Persamaan Linear Satu Variabel
1. Suatu persamaan nilainya tidak berubah bila dikurang atau ditambah pada bilangan yang sama.
2. Suatu persamaan nilainya tidak berubah bila kedua ruas dibagi atau dikalikan pada bilangan yang sama.
Dalam memahami suatu persamaan linear satu variabel, mempunyai elemen yang harus dipahami yaitu tentang kalimat terbuka, konstanta, variabel, pernyataan. Kalimat terbuka merupakan suatu kalimat yang nilai kebenarannya belum dapat diketahui, variabel merupakan suatu lambang di kalimat terbuka yang nilainya bisa diganti berdasarkan himpunan yang ditentukan. Konstanta merupakan suatu lambang dari bilangan tertentu, dan himpunan penyelesaian merupakan suatu himpunan dari pengganti variabel- variabel di kalimat terbuka yang menyatakan kalimat tersebut benar.
Contoh :
1. x + 12 = 24 2. 2 – y = 10 3. 4z – 3 = 11
Pada nomor 1. (x + 12 = 24) dikatakan kalimat terbuka, nilai x sebagai variabel, sedangkan 24 dan 12 sebagai konstanta. Dan 𝑥 = 12 adalah himpunan penyelesaiannya.
Pada nomor 2. (2 – y = 10) dikatakan kalimat terbuka, nilai y sebagai variabel, sedangkan 10 dan 2 sebagai konstanta. Dan 𝑦 = −8 adalah himpunan penyelesaiannya.
14 Pada nomor 3. (4z – 3 = 11) dikatakan kalimat terbuka, nilai z sebagai variabel, sedangkan 11 dan −3 sebagai konstanta. Dan 𝑧 = 10 adalah himpunan penyelesaiannya.
Contohnya:
1. Nilai dari x – 2 = 3
Penyelesaian :
𝑥 − 2 = 3
Kedua ruas ditambah 2
𝑥 − 2 + 2 = 3 + 2
𝑥 = 5
Jadi penyelesaian dari persamaan 𝑥 − 2 = 3 adalah 5
2. Nilai dari 2x – 5 = 5
Penyelesaian :
2𝑥 − 5 = 5
Kedua ruas ditambah 5
2𝑥 − 5 + 5 = 5 + 5
2𝑥 = 10
Kedua ruas dibagi 2
2𝑥 2 = 10
2
𝑥 = 5
Jadi penyelesaian dari persamaan 2x – 5 = 5 adalah x = 5
3. Tentukan nilai x + 4 = 12
Penyelesaian :
𝑥 + 4 = 12
Kedua ruas dikurangi 4
𝑥 + 4 − 4 = 12 − 4
𝑥 = 8
Jadi penyelesaian dari persamaan 𝑥 + 4 = 12 adalah 𝑥 = 8
2. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Pertidaksamaan linier satu variabel adalah suatu kalimat terbuka yang hanya memuat satu variabel dengan derajat satu, yang dihubungkan oleh lambang
<, >, ≥, dan ≤. Variabelnya hanya satu yaitu y dan berderajat satu.
Pertidaksamaan yang demikian disebut pertidaksamaan linier dengan satu variabel (peubah).
Adapun bentuk umum dari persamaan linear adalah:
16 ax + b > c
ax + b < c ax + b ≤ c ax + b ≥ c
x + 2 < 7, merupakan pertidaksamaan linear satu variabel, sedangkan
x + 5 > y, bukan merupakan pertidaksamaan linear satu variabel karena memiliki dua variabel yaitu x dan y.
Sifat-sifat Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
1. Jika kedua ruas pertidaksamaan ditambah atau dikurang dengan sebuah bilangan maka tanda pertidaksamaan tetap.
2. Jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan sebuah bilangan positif maka tanda pertidaksamaan tetap.
3. Jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan sebuah bilangan negatif maka tanda pertidaksamaan harus diubah (< menjadi >, ≤ menjadi ≥, dan sebaliknya.
4. Jika pertidaksamaannya mengandung pecahan, cara menyelesaikannya adalah mengalikan kedua ruasnya dengan KPK penyebut-penyebutnya sehingga penyebutnya hilang.
Contoh soal:
1. Tentukan himpunan penyelesaian 2x – 4 > x + 5 jika x merupakan anggota {1,2,3,4,… ,15}
Jawab :
2x – 4 > x + 5; x є {1, 2, 3, 4… 15}
2x –x – 4 > x – x + 5 ( kedua ruas dikurangi x) x – 4 > 5
x – 4 + 4 > 5 + 4 ( kedua ruas ditambahkan 4 ) x > 9
jadi himpunan penyelesaiannya adalah {x | x > 9 ; x bilangan asli ≤ 15}
HP = {10, 11, 12, 13, 14, 15}
2. Carilah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan di bawah ini:
a. 4 – x ≥ 3x + 20 b. 7x + 8 < 6x – 2 Jawab:
3. 4 – x ≥ 3x + 20
⇒ −3x – x ≥ −4 + 20
⇒ −4x ≥ 16
⇒ x ≤ −4
Sehingga, himpunan penyelesaian pertidaksamaan yaitu {x | x ≤ −4, x ∈ R}.
4. 7x + 8 < 6x – 2
⇒ 7x – 6x < −2 – 8
⇒ x < −10
⇒ x < −10
Sehingga, himpunan penyelesaian pertidaksamaan yaitu {x | x < −10, x ∈ R}.
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 6x – 4 < 5x + 20 dengan x variable pada himpunan bilangan cacah.
18 Jawab :
6x – 4 < 5x + 20
6x – 4+ 4 < 5x + 20 + 4 (kedua ruas ditambah 4 ) 6x < 5x + 24
6x – 5x < x + 5x - 5x + 24 (kedua ruas ditambah – 5x) x < 24
x < 24
Karena x anggota bilangan cacah maka yang memenuhi x < 24 adalah x = 22 atau x = 23
F. Hasil-hasil Penelitian Relevan
1. Muhibun Sabri (2017). Menghasilkan penelitian bahwa siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi terhadap kemampuan pemahaman matematis sudah mampu membuat pemisalan, membuat apa yang diketahui dan yang ditanya, mampu menjalankan atau mengoperasikan permasalahan soal cerita serta mampu membuat kesimpulan. Siswa yang mempunyai kemampuan yang sedang terhadap kemampuan pemahaman matematis sudah mampu membuat pemisalan, membuat apa yang diketahui dan yang ditanya, belum mampu menjalankan atau mengoperasikan permasalahan soal cerita serta mampu membuat kesimpulan. Siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah terhadap kemampuan pemahaman matematis sudah mampu membuat pemisalan, namun belum membuat apa yang diketahui dan yang ditanya, menjalankan atau mengoperasikan permasalahan soal cerita serta membuat kesimpulan.
2. Ida Nursaadah dan Risma Amelia (2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari penelitian pada siswa VIII SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat, didapatkan gambaran mengenai kemampuan dari pemahaman matematis siswa materi segiempat dan segitiga dengan kategori rendah, mendapat nilai 89 sebagai mean skor dari 5 soal uraian di mana hanya 1 soal yang memperoleh persen tinggi. Soal nomor 2, 3, 4, dan 5 masing-masing mean persennya 46,45,45, dan 41 dengan kategori rendah.
3. Casmi F. Yani , Zuhri Daim, Yenita Roza, Atma, Maimunah(2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari kemampuan pemahaman matematis yang telah dianalisis bisa disimpulkan di indikator menyatakan ulang konsep, siswa yang memiliki kemampuan sedang dan tinggi dapat melakukan dengan baik, dan untuk siswa yang memiliki kemampuan rendah kurang. Di indikator pemberian bukan contoh dan contoh dari konsep, siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat melakukan dengan baik, dan untuk siswa kemampuan rendah dan sedang kurang. Di indikator mengaitkan konsep siswa kemampuan rendah, sedang, dan tinggi pada saat mengaitkan kurang mampu.
G. Kerangka Pikir
Kemampuan pemahaman matematis adalah materi-materi yang diajar kepada siswa tidak sebagai hafalan, tapi ditekankan tentang pemahaman, yang mana dengan pemahaman konsep tersebut dapat dipahami siswa.
Pada penelitian Alan dan Ekasatya Aldila (2017: 72) bahwa siswa dikatakan mempunyai kemampuan pemahaman matematis apabila siswa mampu
20 menjelaskan fakta dan konsep, siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda, Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru, siswa mampu mengenali prinsip pada matematika. Untuk penelitian ini guru diharapkan mampu tahu kemampuan yang dimiliki tentang kemampuan matematis pada tingkat SMP untuk menghasilkan penyelesaian yang telah diperoleh.
Pemahaman matematis adalah pengetahuan siswa terhadap konsep, prinsip, prosedur dan kemampuan siswa menggunakan strategi penyelesaian terhadap suatu masalah yang ditentukan. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemahaman matematis berarti seseorang telah mengetahui apa yang dipelajarinya, langkah-langkah yang telah dilakukan, dapat menggunakan konsep dalam konteks matematika dan di luar konteks matematika.
Dengan hal tersebut peneliti berpendapat bahwa kemampuan tentang pemahaman matematis siswa mampu menjadi contoh dalam menyelesaikan soal matematika berupa soal persamaan dan soal pertidaksamaan linear satu variabel, jadi peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana analisis tingkat kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah.
Pemahaman Matematis Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Siswa
Berkemampuan Tinggi
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel
Siswa Berkemampuan
Rendah Siswa
Berkemampuan Sedang
Deskripsi Kemampuan Pemahaman Matematis siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel untuk Tiap-tiap
Kemampuan
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMPN 2 Sungguminasa
22 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan hendak meneliti pada keadaan objek aslinya. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang didasarkan atas filosofi/positivisme, digunakan untuk mengkaji keadaan suatu objek ilmiah. Peneliti merupakan instrumen kuncinya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Sungguminasa mengenai pemahaman matematis yang dimiliki.
B. Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Sungguminasa yang berlokasi di jalan Andi Mallombassang No.1, Sungguminasa. Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa, Kecamatan Somba Opu.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII.1 di SMPN 2 Sungguminasa, subjek yang terpilih diketahui lebih awal kemampuannya. Subjek dipilih melalui cara pemberian tes soal cerita untuk mengetahui kemampuan dari pemahaman matematis siswa. Selanjutnya dipilih siswa yang dijadikan informan atau sebagai subjek dari penelitian sesuai kemampuan yang dimiliki masing- masing. Dipilih siswa dengan kemampuan yang tinggi 2 orang, siswa dengan kemampuan yang sedang 2 orang, dan siswa dengan kemampuan yang rendah 2
orang, jadi total subjek yang terpilih adalah 6 orang siswa. Adapun kriteria pemilihan subjek melalui 3 tingkatan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan tinggi, jika diperoleh skor pada tes kemampuan pemahaman matematis 70 ≤ skor ≤ 100. Adapun subjek yang diambil untuk kelompok ini adalah 2 orang siswa yang memperoleh skor tinggi.
2. Kemampuan sedang, jika diperoleh skor pada tes kemampuan pemahaman matematis 50 ≤ skor < 70. Adapun subjek yang diambil untuk kelompok ini adalah 2 orang siswa yang memperoleh skor sedang.
3. Kemampuan rendah, jika diperoleh skor pada tes kemampuan pemahaman matematis 0 ≤ skor < 50. Adapun subjek yang diambil untuk kelompok ini adalah 2 orang siswa yang memperoleh skor rendah.
Berdasarkan kriteria tersebut maka siswa yang terpilih adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
No Kemampuan Inisial Skor Kemampuan
1. Tinggi SB 90
2. Tinggi MR 86
3. Sedang L 69
4. Sedang PN 68
5. Rendah AH 40
6. Rendah MS 30
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan penyusunan skripsi
1. Tahap Persiapan
a Perizinan observasi untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Sungguminasa.
24 b Membuat kesepakatan dengan guru matematika yang bersangkutan
mengenai waktu untuk melakukan penelitian.
c Menyiapkan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti menentukan kelas sesuai rekomendasi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Pemberian soal tes secara tertulis kepada siswa kelas VII.1 yang dijadikan subjek penelitian.
c. Subjek penelitian mengisi instrumen persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
d. Memilih subjek berdasarkan hasil dari tes siswa tentang kemampuan pemahaman matematis yang dimiliki dengan materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel pada kelas VII.1.
e. Dilaksanakan wawancara yang dilakukan peneliti ke subjek yang terpilih.
f. Menganalisis dan menggarap data dari hasil tes.
g. Penyusunan hasil dari penelitian.
3. Tahap Penganalisisan Data dan Penyusunan Skripsi
a. Setelah dilakukan tahap pelaksanaan dilakukan tahap analisis data dan penyusunan skripsi yaitu menganalisis data dan menyusun skripsi.
E. Instrumen Penelitian
Alat ukur dari penelitian ini adalah instrumen yang peneliti buat. Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini adalah lembar soal dan wawancara. Digunakan
soal tes untuk mengetahui kemampuan tentang pemahaman matematis siswa dan pedoman untuk wawancara.
1. Soal Tes
Lembar soal diberikan kepada siswa yang berkaitan dengan soal persamaan dan soal peritidaksamaan linear satu variabel yang sudah melalui tahap validasi oleh validator. Soal yang diberikan berjumlah tiga nomor dan waktu kerja 60 menit.
2. Pedoman Wawancara
Digunakan pedoman wawancara selama berlangsungnya wawancara, yang didalamnya berisi pertanyaan yang ditanyakan kepada subjek yang terpilih. Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan soal tes yang diberikan.
Persiapan pertanyaan disusun menjadi pertanyaan baku, pertanyaan- pertanyaan diurutkan dan digunakan kata-kata kemudian diberikan pertanyaan yang sama untuk semua subjek terpilih. Namun pertanyaan selama proses wawancara bisa berkembang tergantung dari jawaban yang diberikan subjek terpilih.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data:
1. Ter Tertulis
Peneliti memberikan tes tertulis pada hari Kamis, 24 Desember 2020 secara daring(online) di rumah masing-masing untuk mendapatkan data yang
26 dibutuhkan dari siswa dalam proses penyelesaian masalah bahasan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, dari hal tersebut cara siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan apakah siswa paham atau tidak.
Digunakan tes berbentuk soal cerita yang memudahkan peneliti untuk menganalisis dan identifikasi masalah dari soal.
Digunakan tes tertulis untuk tahu bahwa kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan masalah merupakan kemampuannya sendiri.
Untuk tau kemampuan dari pemahaman matematis siswa dilakukan tes yang berisi soal sistem persamaan dan soal pertidaksamaan linear satu variabel yang dijadikan penentuan untuk subjek dari penelitian. Setelah dilakukan tes kepada subjek, subjek dikelompokkan menjadi tiga yaitu siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan fakta-fakta saat peneliti memberikan beberapa pertanyaan berdasarkan pedoman wawancara kemudian dijawab oleh subjek yang terpilih. Peneliti sebagai penanya dan subjek menjawab. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berkaitan tentang kemampuan dari pemahaman matematis siswa pada soal sistem persamaan dan soal pertidaksamaan linear satu variabel.
Dalam wawancara ini mempunyai sifat terbuka, tidak terstruktur dilakukan diwaktu yang sama pada subjek terpilih. Selama proses wawancara berlangsung yang dilakukan peneliti dan subjek terpilih semua pembicaraan direkam melalui gawai (handphone). Subjek yang terpilih berdasarkan
ketentuan dari pemilihan subjek sehingga dipilih 6 orang subjek yang diwawancarai.
3. Dokumentasi
Dilakukan dokumentasi untuk mendukung kebenaran dari informasi yang diperoleh. Baik itu berupa foto, catatan selama penelitian, dan rekaman selama proses wawancara berlangsung.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif dengan tahapan- tahapan yaitu:
1. Reduksi Data
Banyak data yang dapat diperoleh dari lapangan, agar diketahui dengan detail serta cermat. Arti dari reduksi data meringkas, memilah yang utama, fokus terhadap sesuatu yang relevan, tema dan pola yang dicari. Kemudian data yang sudah diringkas akan membagikan gambaran dengan jelas, dan memudahkan peneliti agar melaksanakan data berikutnya, dan mencari saat perlu.
2. Penyajian Data
Penyajian data, dalam penyajian data lalu data ditata, dan berpola hubungan, sehingga lebih gampang diimplementasikan. Dengan menampilkan data dapat memudahkan dalam pemahaman mengenai hal yang sedang terjadi dalam perencanaan pekerjaan berikutnya berdasarkan hal yang sudah dilaksanakan.
28
3. Penarikan Kesimpulan
Dari hasil data yang diperoleh peneliti, baik itu tes tertulis ataupun wawancara dengan subjek penelitian ditarik kesimpulan tentang kemampuan pemahaman matematis untuk soal persamaan dan soal pertidaksamaan linear satu variabel oleh siswa VII.1 SMPN 2 Sungguminasa.
H. Keabsahan Data
Teknik triangulasi data yang digunakan ialah triangulasi sumber. Arti dari triangulasi sumber ialah mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda kemudian digunakan metode sama. Sebagaimana untuk penelitian ini digunakan wawancara dan tes tertulis.
29 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada penelitian yang menjadi penelitian subjek yaitu siswa kelas VII.1 SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang terdiri atas 13 siswa. Tes dilakukan pada hari Kamis, 24 Desember 2020. Tahap pertama yang peneliti lakukan adalah menguji kemampuan pemahaman matematis dengan cara memberikan tes yang berupa essay secara daring menggunakan aplikasi WhatsApp. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemahaman matematis, peneliti menentukan enam siswa, yakni dua siswa yang menguasai kemampuan pemahaman matematis tinggi, dua siswa yang menguasai kemampuan pemahaman matematis sedang, lalu dua siswa yang menguasai kemampuan pemahaman matematis rendah, selanjutnya tahap wawancara dilaksanakan pada hari sabtu, 26 Desember 2020.
Atas pertimbangan kelancaran wawancara, subjek penelitian yang komunikatif (mudah untuk diajak berkomunikasi) yang dipilih. Berdasarkan saran dan rekomendasi guru mata pelajaran matematika, maka dipilih 6 orang subjek penelitian yaitu 2 siswa dengan nilai tertinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai terendah.
30
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis No Inisial Nama Skor Tiap Butir Soal
Nilai Kriteria
1 2 3
1. SR 35 30 25 90 Tinggi
2. MR 35 26 25 86 Tinggi
3. WA 30 25 25 80 Tinggi
4. DS 25 20 30 75 Tinggi
5. L 33 21 15 69 Sedang
6. PN 22 26 20 68 Sedang
7. NQ 30 17 12 59 Sedang
8. AH 15 10 15 40 Rendah
9. MS 15 10 5 30 Rendah
10. B 5 6 10 21 Rendah
11. DA 5 5 10 20 Rendah
12. AA 15 0 5 20 Rendah
13. WI 5 5 5 15 Rendah
Tabel 4.1 dapat dilihat 4 dari 13 siswa menguasai kemampuan pemahaman matematis kategori tinggi, 3 dari 13 siswa menguasai kemampuan pemahaman matematis kategori sedang, serta 6 dari 13 siswa menguasai kemampuan pemahaman matematis kategori rendah. Berlandaskan hasil tes, terpilih 6 siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu dua siswa menguasai kemampuan pemahaman matematis tinggi, dua siswa menguasai kemampuan pemahaman matematis sedang, serta dua siswa menguasai kemampuan pemahaman matematis rendah.
Tabel 4.2 Subjek Penelitian No Inisial Nama Skor Tiap Butir Soal
Nilai Kriteria
1 2 3
1. SB 35 30 25 90 Tinggi
2. MR 35 26 25 86 Tinggi
3. L 33 21 15 69 Sedang
4. PN 22 26 20 68 Sedang
5. AH 15 10 15 40 Rendah
6. MS 15 10 5 30 Rendah
31 Alasan memilih subjek penelitian dikarenakan subjek memenuhi kriteria kemampuan pemahaman matematis dan subjek juga mudah diajak berkomunikasi serta subjek dapat mengidentifikasi informasi yang dapat diperoleh melalui tes tertulis.
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil tes wawancara dan tertulis, maka akan di paparkan deskripsi tentang kemampuan pemahaman matematis. Adapun deskripsi mengenai kemampuan pemahaman matematis siswa dapat dilihat dari uraian berikut:
1. Analisis kemampuan pemahaman matematis dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel SB kategori tinggi a. Deskripsi kemampuan pemahaman matematis SB kategori tinggi dalam
menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel No.1 1) Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep
Gambar 4.1.1 Hasil Kerja No.1 SB terhadap Menjelaskan Fakta dan Konsep
Pada tahap pertama, yang dikerjakan SB yaitu menjelaskan fakta dan konsep yang ada pada soal, seperti yang ada pada gambar SB yaitu Panjang dengan simbol (𝑝) dan Lebar dengan simbol (𝑙). Sebagai tahap pertama, dari sini bisa dilihat bahwa SB dapat memahami soal.
2) Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda
Gambar 4.1.2 Hasil Kerja No.1 SB terhadap Menghubungkan Fakta dan Konsep yang Berbeda
Pada tahap kedua, yang dikerjakan SB yaitu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda pada kalimat bahasa Indonesia yang ada pada soal cerita. Sebagai tahap kedua, SB dapat menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
3) Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru
Gambar 4.1.3 Hasil Kerja No.1 SB terhadap Menggabungkan Hal yang Sudah Diketahui Sebelumnya dengan Hal yang Baru
Pada tahap ketiga yang dikerjakan SB adalah menghubungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru dengan cara menuliskan rumus keliling persegi panjang dengan benar yaitu (𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 2 (𝑝 + 𝑙)). Selanjutnya SB mencari nilai 𝑥 lalu
33 mensubtitusikan ke persamaan panjang dan lebar. Tetapi, hasil pengerjaannya tidak lengkap karena membalikkan persamaan panjang dan lebar yang sudah diketahui. Pada tahap ketiga dapat dilihat bahwa SB dapat menyelesaikan soal yang di berikan.
4) Siswa mampu mengenali prinsip pada matematika
Gambar 4.1.4 Hasil Kerja No.1 SB terhadap Mengenali Prinsip pada Matematika
Pada tahap keempat, SB menuliskan prinsip pada matematika, meskipun tidak menuliskan angka. Untuk mendalami kemampuan pemahaman matematis SB, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara SB untuk soal No.1 adalah yaitu:
Keterangan:
PP = Pertanyan Peneliti
SB = Jawaban Subjek Pertama No.1
PP : kita mulai dari nomor 1 dek. Coba baca kembaliki soalnya SB : (membaca soal)
PP : oke, dari soal yang saya kasihki. Apa yang kita pahami dari soal tersebut?
SB : yang saya pahami kak, soal ini berbentuk soal cerita yang dicari panjang dan lebar persegi panjang
PP : dari soal ini apa yang kita ketahui dek?
SB : yang saya ketahui itu kak, 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 + 3, 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 3𝑥 − 5 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 52.
PP : lalu apa yang di tanyakan disitu dek?
SB : panjang dan lebar persegi panjang kak
PP : bagaimana carata dek menyelesaikan soal ini?
SB : saya cari dulu nilai x pada rumus keliling persegi panjang yaitu 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 2(𝑝 + 𝑙) dengan panjang yang diketahui 𝑥 + 3, 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 3𝑥 − 5 dan kelilingnya 52 saya dapatmi nilai 𝑥 = 7.
Kemudian saya mencari panjang dan lebarnya dengan mensubtitusikan nilai 𝑥 pada persamaan 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 + 3 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 = 3𝑥 − 5, setelah itu kudapatmi hasilnya kak.
PP : kuliat cara kerjata benarmi tapi tidak lengkapki jawabannya, kenapa bisa begitu dek?
SB : iye kak minta maafka saya balikki persamaan panjang dan lebar yang sudah diketahui
PP : lain kali perhatikanki baik-baikna yang sudah diketahui pada soal, karena berkurang itu pointa dek
SB : iye kak
PP : jadi, apa kesimpulan dari jawabanta dek?
SB : kesimpulannya itu kak hasil yang saya dapat itu panjang 10 cm dan lebar 16 cm kak, tapi kulupai kak tuliski nilainya pada kesimpulan
b. Deskripsi kemampuan pemahaman matematis SB kategori tinggi dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel No.2 1) Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep
Pada tahap pertama, SB tidak mampu menjelaskan fakta dan konsep yang ada pada soal yaitu harga beras 𝐴 = 𝑅𝑝. 750, −> harga beras B. Hal ini menunjukkan SB dapat memahami soal tapi tidak teliti dalam memahami langkah-langkah pengerjaan soal.
35
2) Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda
Gambar 4.2.2 Hasil Kerja No.2 SB terhadap Menghubungkan Fakta dan Konsep yang Berbeda
Pada tahap kedua, yang dikerjakan SB yaitu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda pada kalimat bahasa Indonesia yang ada pada soal cerita. Sebagai tahap kedua, SB mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
3) Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru
Gambar 4.2.3 Hasil Kerja No.2 SB terhadap Menggabungkan Hal yang Sudah Diketahui Sebelumnya dengan Hal yang Baru Pada tahap ketiga yang dikerjakan SB adalah menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru dengan cara
menuliskan persamaan 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 + 𝐵 = 14.950. Selanjutnya SB mencari nilai 𝑥 lalu mensubtitusikan ke persamaan 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 = 750 + 𝑥. Pada tahap ketiga dapat dilihat bahwa SB dapat menyelesaikan soal yang di berikan.
4) Siswa mampu mengenali prinsip pada matematika
Pada tahap keempat SB tidak dapat menyimpulkan hasil dari jawabannya yaitu harga beras A per liter adalah 𝑅𝑝. 7.850, −,. Untuk mendalami kemampuan pemahaman matematis SB, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara SB untuk soal No. 2 adalah yaitu:
Keterangan:
PP = Pertanyan Peneliti
SB = Jawaban Subjek Pertama No.2
PP : kita lanjut nomor 2 dek. Coba baca kembaliki soalnya SB : (membaca soal)
PP : oke, dari soal yang saya kasihki. Apa yang kita ketahui dari soal tersebut?
SB : yang saya ketahui kak, ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 + 𝐵 = 𝑅𝑝. 14.950, −, ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 = 750 + 𝑥, ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐵 = 𝑥 PP : lalu apa yang ditanyakan disitu dek?
SB : yang ditanyakan itu kak ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎 PP : bagaimana carata dek menyelesaiakan soal ini?
SB : saya cari dulu nilai 𝑥 dengan rumus ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 + 𝐵 = 14.950 saya kasih masukmi semua nilainya kak yang diketahui lalu saya dapatmi hasilnya 𝑥 = 7.100 ke persamaan harga beras A yaitu ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 = 750 + 𝑥, setelah itu kudapatmi hasilnya kak harga beras A per liternya adalah 𝑅𝑝. 7850, −
PP : jadi, apa kesimpulan dari jawabanta dek?
SB : harga beras A per liter adalah 𝑅𝑝. 7.850, −
37 PP :kuliat lembar pekerjaanta tidak dituliski kesimpulannya, kenapa
bisa dek?
SB : iye kak minta maafka saya lupaki tuliski kesimpulannya
PP :lain kali perhatikanki baik-baikna sebelum kita kumpul, karena berkurang itu pointa dek
SB : iye kak
c. Deskripsi kemampuan pemahaman matematis SB kategori tinggi dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel No.3 1) Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep
Gambar 4.3.1 Hasil Kerja No.3 SB terhadap Menjelaskan Fakta dan Konsep
Pada tahap pertama, yang dikerjakan SB yaitu menjelaskan fakta dan konsep yang ada pada soal, seperti yang ada pada gambar dengan memisalkan umur dayat lebih dari umur nurul. Sebagai tahap pertama, dari sini bisa dilihat bahwa SB sudah dapat memahami soal.
2) Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda
Gambar 4.3.2 Hasil Kerja No.3 SB terhadap Menghubungkan Fakta dan Konsep yang Berbeda
Pada tahap kedua, yang dikerjakan SB yaitu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda pada kalimat bahasa Indonesia yang ada pada soal cerita. Sebagai tahap kedua, SB mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
3) Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru
Gambar 4.3.3 Hasil Kerja No.3 SB terhadap Menggabungkan Hal yang Sudah Diketahui Sebelumnya dengan Hal yang Baru
Pada tahap ketiga yang dikerjakan SB adalah menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru dengan cara menuliskan 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎𝑡 > 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑛𝑢𝑟𝑢𝑙. Selanjutnya SB menyelesaikan perhitungan sehingga mendapatkan nilai x. Pada tahap ketiga dapat dilihat bahwa SB dapat menyelesaikan soal yang di berikan.
4) Siswa mampu mengenali prinsip pada matematika
Gambar 4.3.4 Hasil Kerja No.3 SB terhadap Mengenali Prinsip pada Matematika
39 Pada tahap keempat, SB menuliskan prinsip pada matematika dari jawabannya. Dari sini kita lihat bahwa SB dapat menyelesaikan soalnya dengan baik. Untuk mendalami kemampuan pemahaman matematis SB, maka dilakukan wawancara. Adapun petikan wawancara SB untuk soal No.3 yaitu:
Keterangan:
PP = Pertanyan Peneliti
SB = Jawaban Subjek Pertama No.3
PP : oke, kita lanjut nomor 3 dek. Coba baca kembaliki soalnya SB : (membaca soal)
PP : oke, dari soal yang saya kasihki. Apa yang kita pahami dari soal tersebut?
SB : yang saya pahami kak, soal ini berbentuk soal cerita yang dimana umur dayat lebih besar daripada uumur nurul
PP : apa yang diketahui dari soal ini dek?
SB : yang saya ketahui itu kak, umur dayat lebih besar daripada umur nurul, dimana 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎𝑡 = 5𝑥 − 2 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑛𝑢𝑟𝑢𝑙 = 2𝑥 + 4 PP : lalu apa yang ditanyakan disitu dek?
SB : batas-batas dari nilai 𝑥
PP : bagaimana carata dek menyelesaikan soal ini?
SB : saya menyelesaikan soal ini kak dengan menggunakan persamaan 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎𝑡 > 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑛𝑢𝑟𝑢𝑙 untuk mencari nilai 𝑥, setelah itu kudapatmi hasilnya kak
PP :jadi, apa kesimpulan dari jawabanta dek?
SB : kesimpulannya itu kak batas-batas nilai 𝑥 lebih dari 2 atau 𝑥 > 2
2. Analisis kemampuan pemahaman matematis dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel MR kategori tinggi a. Deskripsi kemampuan pemahaman matematis MR kategori tinggi dalam
menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel No.1 1) Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep
Gambar 4.4.1 Hasil Kerja No.1 MR terhadap Menjelaskan Fakta dan Konsep
Pada tahap pertama, yang dikerjakan MR yaitu menjelaskan fakta dan konsep yang ada pada soal, seperti yang ada pada gambar MR yaitu Panjang dengan simbol (𝑝) dan Lebar dengan simbol (𝑙). Sebagai tahap pertama, dari sini bisa dilihat bahwa MR dapat memahami soal.
2) Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda
Gambar 4.4.2 Hasil Kerja No.1 MR terhadap Menghubungkan Fakta dan Konsep yang Berbeda
Pada tahap kedua, yang dikerjakan MR yaitu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda pada kalimat bahasa Indonesia yang ada pada
41 soal cerita. Sebagai tahap kedua, MR mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
3) Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru
Gambar 4.4.3 Hasil Kerja No.1 MR terhadap Menggabungkan Hal yang Sudah Diketahui Sebelumnya dengan Hal yang Baru Pada tahap ketiga yang dilakukan MR adalah menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru dengan cara menuliskan rumus keliling persegi panjang dengan benar yaitu (𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 2 (𝑝 + 𝑙)). Selanjutnya MR mencari nilai 𝑥 lalu mensubtitusikan ke persamaan panjang dan lebar. Pada tahap ketiga dapat dilihat bahwa MR dapat menyelesaikan soal yang di berikan.
4) Siswa mampu mengenali prinsip pada matematika
Gambar 4.4.4 Hasil Kerja No.1 MR terhadap Mengenali Prinsip pada Matematika
Pada tahap keempat, MR juga menuliskan prinsip pada matematika dari jawabannya. Dari sini dapat dilihat bahwa MR menuliskan yaitu panjang persegi panjang 16 cm dan lebar persegi panjang 10 cm. Untuk mendalami kemampuan pemahaman matematis MR, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara MR untuk soal No.1 adalah yaitu:
Keterangan:
PP = Pertanyan Peneliti
MR = Jawaban Subjek Kedua No.1
PP : Kita mulai dari nomor 1. Coba dek baca kembaliki soalnya MR : (membaca soal)
PP : Oke, dari soal yang saya kasihki, apa yang kita pahami dari soal tersebut?
MR : Yang saya pahami kak, soal ini berbentuk soal cerita yang dicari panjang dan lebar persegi panjang.
PP : Dari soal ini apa yang kita ketahui dek?
MR : Yang saya ketahui itu kak, 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 3𝑥 − 5, 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 = 𝑥 + 3 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 52
PP : Lalu apa yang di tanyakan disitu dek?
MR : panjang dan lebar persegi panjang
PP : Bagaimana carata dek menyelesaikan soal ini?
MR : saya cari dulu nilai 𝑥 pada rumus keliling persegi panjang yaitu 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 2(𝑝 + 𝑙) dengan panjang yang diketahui 3𝑥 − 5, lebar 𝑥 + 3 dan kelilingnya 52 saya dapatmi nilai 𝑥 = 7. Kemudian saya mencari panjang dan lebarnya dengan mensubtitusikan nilai 𝑥 pada persamaan panjang = 3𝑥 − 5 dan lebar = 𝑥 + 3, setelah itu kudapatmi hasilnya kak.
PP : Jadi, apa kesimpulan dari jawabanta dek?
MR : Kesimpulannya kak hasil yang saya dapat itu panjang 16 cm dan lebar 10 cm kak.
43
b. Deskripsi kemampuan pemahaman matematis MR kategori tinggi dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel No.2 1) Siswa mampu menjelaskan fakta dan konsep
Gambar 4.5.1 Hasil Kerja No.2 MR terhadap Menjelaskan Fakta dan Konsep
Pada tahap pertama, yang dikerjakan MR adalah menjelaskan fakta dan konsep ada pada soal, seperti yang ada pada gambar yaitu ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 = 𝑅𝑝. 750, −𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐵 = 𝑥. Sebagai tahap pertama, dari sini bisa lihat bahwa MR sudah mampu memahami soal.
2) Siswa mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda
Gambar 4.5.2 Hasil Kerja No.2 MR terhadap Menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda
Pada tahap kedua, yang dikerjakan MR yaitu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda pada kalimat bahasa Indonesia yang ada pada soal cerita. Sebagai tahap kedua, MR mampu menghubungkan fakta dan konsep yang berbeda.
3) Siswa mampu menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru
Gambar 4.5.3 Hasil Kerja No.2 MR terhadap Menggabungkan Hal yang Sudah Diketahui Sebelumnya dengan Hal yang Baru Pada tahap ketiga yang dikerjakan MR adalah menggabungkan hal yang sudah diketahui sebelumnya dengan hal yang baru dengan cara menuliskan persamaan 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 + 𝐵 = 14.950. Selanjutnya SB mencari nilai x lalu mensubtitusikan ke persamaan 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝐴 = 750 + 𝑥. Pada tahap ketiga dapat dilihat bahwa SB dapat menyelesaikan soal yang diberikan.
4) Siswa mampu mengenali prinsip pada matematika
Pada tahap keempat MR tidak mampu mengenali prinsip pada matematika yaitu harga beras A per liter adalah 𝑅𝑝. 7.850, −. Untuk mendalami kemampuan pemahaman matematis MR, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara MR untuk soal No. 2 adalah yaitu:
Keterangan:
PP = Pertanyan Peneliti
MR = Jawaban Subjek Kedua No.2