• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS STASE INTEGUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SILABUS STASE INTEGUMEN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SILABUS

STASE INTEGUMEN

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PEDOMAN PERKULIAHAN

Abstrak

Fisioterapi Integumen merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi integumen. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu: Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada bidang keilmuan Fisioterapi Integumen; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan). Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya. (CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan khusus)

Tujuan

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus fisioterapi integumen, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen: Conbustio Luka Bakar, Lepra/Kusta, Sellulitis/Infeksi Streptococcus, Skin Graft, Herpes Simplek/Infeksi Virus, Eksema Herpektium/Infeksi Virus, Tuberkulosis Kulit, Wart/Kutil.

(3)

SILABUS BERBASIS KOMPETENSI I. IDENTITAS MATA KULIAH

Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen

Kode : PFT1007

SKS : 3 SKS

Semester : I

Prasyarat : -

II. STANDAR KOMPETENSI

Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada kasus integumen.

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/

Rincian Materi 1.

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (combustion luka bakar)

- Melakukan assessment terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (combustion luka bakar) - Menetapkan planning terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

- Melakukan intervensi terkait patologi integumen (combustion luka bakar dan skin graft) - Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (combustion luka bakar) Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (combutio luka bakar) - Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

Proses asuhan fisioterapi pada combustion luka bakar

2 Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,

- Melakukan assessment terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi

streptococcus, herpes

simplek/infeksi virus, eksema

Proses asuhan fisioterapi pada sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema

(4)

menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen

(sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema

herpektikum/infeksi virus)

herpektikum/infeksi virus

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

- Menetapkan planning terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi

streptococcus, herpes

simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

- Melakukan intervensi terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi

streptococcus, herpes

simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus

- Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi

streptococcus, herpes

simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi

streptococcus, herpes

simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

herpektikum/infeksi virus

3

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (skin graft)

- Melakukan assessment terkait patologi integumen (skin graft) - Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (skin graft)

- Menetapkan planning terkait patologi integumen (skin graft) - Melakukan intervensi terkait patologi integumen (skin graft - Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (skin graft) - Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi

Proses asuhan fisioterapi pada skin graft

(5)

integumen (skin graft)

4

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

- Melakukan assessment terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

- Menetapkan planning terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

- Melakukan intervensi terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil

- Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

Proses asuhan fisioterapi pada lepra/kusta dan wart/kutil

5

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen

(tuberculosis kulit)

- Melakukan assessment terkait patologi integumen (tuberculosis kulit

- Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

- Menetapkan planning terkait patologi integumen (tuberculosis kulit

- Melakukan intervensi terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

- Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

- Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose

Proses asuhan fisioterapi pada tuberculosis kulit

(6)

penunjang terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

(7)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen

Kode/SKS : PFT1007 / 3 SKS

Semester : I

Minggu ke : 1

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana combustion luka bakar

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (combustion luka bakar)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

3. Menetapkan planning terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

4. Melakukan intervensi terkait patologi integumen (combustion luka bakar dan skin graft) - Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (combutio luka bakar)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen (combustion luka bakar)

C. MODEL PEMBELAJARAN

(8)

Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana integumen (combustion luka bakar)

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning report.

Sumber Belajar :

1. Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran EGC

(9)

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

(10)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen

Kode/SKS : PFT1007 / 3 SKS

Semester : I

Minggu ke : 2

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

3. Menetapkan planning terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

4. Melakukan intervensi terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus

(11)

5. Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus)

C. MODEL PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (sellulitis/infeksi streptococcus, herpes simplek/infeksi virus, eksema herpektikum/infeksi virus).

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning

(12)

report.

Sumber Belajar :

1. Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran EGC

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

(13)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen

Kode/SKS : PFT1007 / 3 SKS

Semester : I

Minggu ke : 3

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana skin graft Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (skin graft)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi integumen (skin graft)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (skin graft) 3. Menetapkan planning terkait patologi integumen (skin graft)

4. Melakukan intervensi terkait patologi integumen (skin graft 5. Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (skin graft)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen (skin graft)

C. MODEL PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

(14)

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (skin graft).

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning report.

Sumber Belajar :

1. Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran EGC

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

(15)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen

Kode/SKS : PFT1007 / 3 SKS

Semester : I

Minggu ke : 4

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana lepra/kusta dan wart/kutil

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

3. Menetapkan planning terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil) 4. Melakukan intervensi terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil 5. Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait integumen (lepra/kusta dan wart/kutil)

C. MODEL PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran : - Bed side teaching

- Tugas lapangan

(16)

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (lepra/kusta dan wart/kutil).

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning report.

Sumber Belajar :

1. Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran EGC

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

(17)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen

Kode/SKS : PFT1007 / 3 SKS

Semester : I

Minggu ke : 5

Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen.

Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana tuberculosis kulit.

Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit

Dosen Pengajar : Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis

KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN A. KOMPETENSI

Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (tuberculosis kulit)

B. INDIKATOR

1. Melakukan assessment terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi integumen (tuberculosis kulit) 3. Menetapkan planning terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

4. Melakukan intervensi terkait patologi integumen (tuberculosis kulit) 5. Melakukan evaluasi terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen (tuberculosis kulit)

C. MODEL PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran :

(18)

- Bed side teaching - Tugas lapangan

D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN 1. White Board

2. Board Marker 3. Laptop

4. Multi Media Projector/LCD

E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian Pembukaan Materi tentang assessment,

menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi integumen (tuberculosis kulit).

Mendengarkan, mencatat

Soft skill mahasiswa

Penyajian Bed side teaching Mendengarkan, melihat, mencatat dan bertanya jika tidak jelas

Soft skill mahasiswa

Penutup Merangkum uraian dalam bentuk tugas lapangan.

Mendengarkan dan mencatat

Tugas

lapangan dan morning report.

Sumber Belajar :

1. Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran EGC

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

(19)

KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Integumen Kode Mata Kuliah : PFT1007

Pengajar : Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis.

Semester : 1

Hari pertemuan/Jam :

Tempat Pertemuan : RSUP Sanglah Denpasar.

1. Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen.

2. Deskripsi Perkuliahan

Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya : 1. Conbustio Luka Bakar

2. Lepra/Kusta

3. Sellulitis/Infeksi Streptococcus 4. Skin Graft

5. Herpes Simplek/Infeksi Virus 6. Eksema Herpektium/Infeksi Virus 7. Tuberkulosis Kulit

8. Wart/Kutil

3. Tujuan Instruksional

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem integumen, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi integumen.

4. Organisasi Materi

Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

(20)

5. Strategi Perkuliahan

Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal, dan ujian bagian.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran EGC

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC 7. Tugas

Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:

1. Morning Report (MR)

a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD

b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase

d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT (perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)

e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE

f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

2. Tugas Lapangan (TL)

a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE

b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE

c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log

d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien

e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )

f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud

g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait

3. Presentasi Kasus (Presus)

a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase

(21)

b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)

e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)

f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS)

h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE

4. Presentasi Jurnal (Presjur)

a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase

b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal

d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada buku log

e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor

f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR

g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max H-3)

i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)

h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok

i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)

j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE 5. Kuliah Kepakaran

a. Kuliah kepakaran bersifat isidental

b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain

c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran

d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain

(22)

f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)

6. Ujian Bagian

a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor

c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa

d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor

e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)

f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor

8. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan Kemampuan

≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa

≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik

≥ 70 – 74 B 3,0 Baik

≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik

≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup

≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup

≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang

0 – 39 E 0 Sangat Kurang

 Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

Menyetujui

(23)

Mahasiswa Dosen pengampu

(………) (……….)

Referensi

Dokumen terkait

Beliau berpendapat bahwa, sebenarnya Islam mengajarkan kita untuk lebih baik lagi dalam memilih pemimpin yang sesama agama, tapi karena penduduk Thailand bukan hanya orang

Tahap analisis sistem adalah domain masalah untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas untuk solusi. Permasalahan yang dihadapi

Kasus yang terjadi di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, adalah pada khususnya atau pondok pesantren lain pada umumnya perilaku ini tidak sekedar hanya tolong

Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait guna mensukseskan pelaksanaan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dengan memberikan motivasi terhadap

Media dan Sumber Belajar Media dan sumber pembelajaran yang terkait yaitu media cetak berupa buku siswa bahasa Indonesia SMA Kelas XII dan dapat pula digunakan novel Petir

Hamdan Zoelva, sebagai salah satu anggota PAH I Badan Pekerja MPR RI yang turut membahas dan merumuskan perubahan UUD 1945, juga mengakui bahwa perbuatan

Metode ini merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.. ini diperoleh untuk mendapatkan data tentang kegiatan

[r]