9
KAJIAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan dengan baik. Efektivitas (Melati, 2015:8) adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan, dapat diartikan bahwa apabila sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif.
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Soewarno, 1995: 16). Komariah dan Triana (2008: 34) mengungkapkan bahwa, efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, waktu) telah tercapai. Sama halnya dengan pernyataan di atas, Adam Said (1981:
32) mengemukakan sebagai berikut.
“Efektivitas berarti berusaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan efektivitas dapat artikan sebagai ukuran keberhasilan suatu kegiatan dalam mencapai sasaran/tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam menanamkan disiplin siswa melalui kegiatan pramuka. Penanaman disiplin melalui kegiatan pramuka ini dikatakan efektif apabila terdapat perubahan dari siswa yang menjadi lebih disiplin.
2. Ukuran Efektivitas
Menurut Kemp dalam Mudlofir (1990: 146) mengungkapkan bahwa, “ukuran efektif dapat diukur dari beberapa jumlah siswa yang
berhasil mencapai tujuan dalam waktu yang telah ditentukan”. Sedangkan Yudha (1998: 14) mengatakan, “…, efektivitas dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan”. Dengan demikian, efektivitas dapat diukur dengan keberhasilan pencapaian suatu tujuan dalam waktu yang telah ditentukan.
Efektivitas dapat diukur dengan keberhasilan pencapaian suatu tujuan dalam waktu yang telah ditentukan. Di dalam AD & ART Gerakan Pramuka Pasal 3 Poin a, Gerakan Pramuka mempunyai tujuan yaitu, untuk membentuk setiap pramuka memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani.
Melihat dari tujuan dari gerakan pramuka di atas maka, ukuran efektivitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari seberapa besar tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dalam membentuk kepribadian siswa seperti yang disebutkan di atas dapat tercapai.
Menurut Budiani (2007:53), menyatakan bahwa efektivitas suatu program dapat diukur dengan menggunakan variabel-variabel sebagai berikut :
a. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
b. Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggara program dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya.
c. Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Pemantuan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program. Dari pendapatan di atas, penulis mengambil kesimpulan yakni efektivitas suatu program dapat diukur dari: (1) ketepatan sasaran program, (2) pelaksanaan program, dan (3) pemantauan program.
Dalam penelitian ini 3 variabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Ketepatan sasaran program
Sasaran dari program kegiatan pramuka ini adalah peserta pramuka memperoleh materi disiplin yang diintegrasikan dalam pendidikan kepramukaan dan mampu mengamalkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pelaksanaan program
Pelaksanaan program meliputi tempat, waktu, anggota, sarana pendukung, dan kegiatan pramuka itu sendiri.
3) Pemantauan program
Dalam penelitian ini pemantauan program dilakukan baik oleh kepala sekolah maupun pembina pramuka yang dilakukan pada saat atau setelah berjalannya program kepramukaan.
Pemantauan program dilakukan agar dapat diketahui apakah tujuan yang diinginkan dari program ini telah dapat dicapai atau tidak.
B. Kegiatan Pramuka
1. Pengertian Ekstrakurikuler Pramuka
Sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat terbaik bagi generasi muda penerus bangsa untuk menjadi lebih baik dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Dalam pelaksanaannya, di sekolah penanaman nilai-nilai karakter dapat dilaksanakan secara terpadu melalui pembelajaran di kelas, maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Mursito (2011:5) mendefinisikan bahwa ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional (supplement dan complements) dalam kurikulum sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler di luar kelas, bertujuan agar siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan tentang apa yang telah dan akan dipelajari dalam intrakurikuler, serta menyalurkan bakat minat dan membantu mewujudkan pembentukan watak pada anak.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir dengan penjabaran sebagai berikut:
1) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal siswa melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
2) Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.
3) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan siswa.
4) Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir siswa melalui pengembangan kapasitas.
Program ekstrakurikuler tidak membentuk individu secara umum, namun mengembangkan potensi yang berbeda dalam setiap individu masing-masing. Setiap individu harus difasilitasi agar menjadi seperti yang diinginkannya dan berbeda antara satu dengan yang lain.
Keempat fungsi tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. Hasil dari pembinaan ekstrakurikuler diharapkan akan menjadikan individu menjadi pribadi yang memiliki ciri khas dan keahlian tersendiri, keahlian tersebut diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat sekitar, salah satu ekstrakurikuler yang dapat digunakan secara langsung kebermanfaatnya ialah ekstrakurikuler kepramukaan.
Gerakan pramuka menyelenggarakan pendidikan kepramukaan sebagai cara mendidik kaum muda dengan bimbingan orang dewasa.
Gerakan pramuka adalah nama organisasi pendidikan luar sekolah yang menggunakan prinsip dasar kepramukaan. Organisasi masyarakat ini dinamai gerakan, karena bermaksud mempersiapkan generasi muda Indonesia ini menjadi penggerak-penggerak pembaharuan dan pembangunan negara melalui pendidikan luar sekolah. Para penggerak adalah manusia-manusia yang berketetapan hati untuk melaksanakan
pembaharuan-pembaharuan negara, yakni para anggota pramuka, baik anggota muda maupun anggota dewasa.
Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya pada pembentukan karakter, salah satunya sikap disiplin. Baden Powell (Boyman, 2014:3):
“kepramukaan itu bukanlah suatu yang harus dipelajar dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah suatu buku. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak- anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepramukaan itu suatu permainan yang mengandung pendidikan. Hal yang paling mendasar dalam kepramukaan ini adalah pembinaan watak dengan pembangunan karakter.
2. Sejarah Pramuka
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti kaum muda yang suka berkarya. Di Indonesia sendiri penggunaan istilah
“Pramuka” baru resmi digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi, gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama kepanduan.
a. Pendiri Pramuka
Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya ketika itu. Beliau menulis “scouting for boys”
sebuah buku yang berisi pengalaman di alam terbuka bersama pramuka dan latihan-latihan yang diperlukan pramuka. Gagasan Baden Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak negara-negara
lain mendirikan kepanduan. Diantaranya di negeri Belanda dengan nama Padvinder atau Padvinderic. Gagasan kepanduan dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia yang pada masa itu merupakan daerah jajahan Hindia Belanda (Nederlandh Oost Indie), dengan mendirikan Nederland Indischie Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda (Ohim, 2014:1).
b. Sejarah Kepramukaan di Indonesia
Gagasan organisasi Baden Powell tersebut dalam waktu singkat menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di Belanda gerakan pramuka dinamai Padvinder. Pada masa itu Belanda yang menguasai Indonesia membawa gagasan itu ke Indonesia. Akhirnya mereka mendirikan organisasi tersebut di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indischie Padvinders Vereeniging) atau persatuan pandu- pandu Hindia Belanda. Selanjutnya dalam perkembangan, pemimpin- pemimpin gerakan nasional Indonesia mendirikan organisasi kepanduan dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan siap menjadi kader pergerakan nasional. Dalam waktu singkat muncul berbagai organisasi kepanduan antara lain JPO (Japanese Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Kemudian pemerintah Hindia Belanda memberikan larangan penggunaan istilah Padvindery. Maka, kyai H. Agus Salim mengganti nama Padvindery menjadi pandu atau kepanduan dan menjadi cikal bakal dalam sejarah pramuka di Indonesia. Setelah sumpah pemuda, kesadaran nasional juga semakin meningkat. Maka pada tahun 1930 berbagai organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatera) bergabung melebur menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada tahun 1931 dibentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia), kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia).
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, organisasi kepanduan dilarang, maka banyak dari tokoh pandu yang beralih dan memilih masuk ke Keibondan, Seinendan, dan PETA. Setelah proklamasi kemerdekaan, kembali dibentuk organsisasi kepanduan yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 dan menjadi satu-satunya organisasi kepanduan. Pada tahun 1961 organisasi kepanduan di Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan dan terhimpun dalam 3 Federasi organisasi, yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 Septemer 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Sadar akan kelemahan terpecah-pecah, akhirnya ketiga federasi yang menghimpun bergabung menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Sejarah pramuka di Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal tersebut didasarkan pada Keppres RI No.112 tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang panitia pembantu pelaksana pembentukan gerakan pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebutkan presiden pada 9 Maret 1961. Peringatan hari pramuka diperingati pada setiap tanggal 14 Agustus, dikarenakan pada tanggal 14 Agustus 1961 adalah hari dimana gerakan pramuka diperkenalkan di seluruh Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai hari pramuka yang diikuti dengan pawai besar.
Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit banyak diilhami oleh komsomol di Uni Soviet. Sebelumnya presiden juga telah melantik Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari.
3. Sifat, Fungsi dan Tujuan Kepramukaan a. Sifat Kepramukaan
1) Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama.
2) Gerakan pramuka bukan organisasi sosial-politok, bukan bagian dari salah satu organisasi sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
3) Gerakan pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing serta beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu (Tim Penyusun KWARNAS, 2014:36).
Resolusi konferensi kepramukaan sedunia pada tahun 1924 bertempat di Kopenhagen, Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat, yaitu :
1) Nasional, berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan disuatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Contohnya: kegiatan pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang merupakan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Gerakan pramuka ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut dengan mengikuti kebijakan pemerintah dan segala peraturan perundang-undangan.
2) Internasional, artinya organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan serta persahabatan antara sesama pramuka maupun sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan atau agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. Contohnya: kegiatan pramuka diselenggarakan antar negara di dunia untuk tujuan terwujudnya perdamaian dunia.
3) Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak yang berasal dari bangsa manapun, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Pendidikan Kepramukaan. Contohnya:
kegiatan pramuka berlaku pada siapun dan dimanapun (Rahmatia, 2015: 5).
b. Fungsi kepramukaan
Gerakan pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal diluar sekolah dan luar keluarga serta sebagai
wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta berlandaskan sistem among (PUSDIKLATDA Jawa Barat, 2010:17). Dengan penerapan pendidikan kepramukaan tadi, kepramukaan memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Membuat kegiatan yang menarik untuk anak dan pemuda.
Kegiatan pramuka dikondisikan dalam bentuk yang riang, menyenangkan tetapi tetaap memiliki tujuan dan aturan, sehingga anggota pramuka merasa terhibur dan menyerap ilmu dengan mudah dan tetap berkepribadian baik.
2) Bagi orang dewasa bentuknya pengabdian. Dalam kegiatannya pramuka dewasa lebih kearah memberi pengabdian pada kepramukaan dengan keseriusan, keikhlasan dan penuh tanggungjawab untuk pencapaian tujuan organisasi.
3) Sarana untuk masyarakat dan organisasi. Kegiatan kepramukaan akan selalu punya andil dalam lingkungan serta organisasinya dalam mencapai tujuan (Ohim, 2014:5).
c. Tujuan Kepramukaan
Tujuan kepramukaan sesuai dengan AD/ART Pramuka pasal 4 yaitu untuk membentuk setiap pramuka agar menjadi:
1) Manusia yang memiliki:
a) Kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa;
b) Kecakapan hidup sebagai kader bangda dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c) Jasmani yang sehat dan kuat; dan d) Kepedulian terhadap lingkungan hidup.
2) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada NKRI serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara.
4. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan a. Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK)
Prinsip dasar adalah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak. Prinsip dasar meliputi nilai dan norma dalam kehidupan seluruh anggota gerakan pramuka. Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik. Prinsip dasar kepramukaan mencakup:
1) Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya.
3) Peduli terhadap diri sendiri
4) Taat kepada kode kehormatan pramuka.
Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) hendaklah dapat ditanamkan secara mendalam, karena semua perilaku anggota gerakan pramuka akan dijiwai olehnya. PDK merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dengan pendidikan lain.
b. Metode Kepramukaan
Metode ialah cara atau teknik untuk mempermudah tercapainya tujuan kegiatan. Metode kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik. Metode kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui:
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
2) Belajar sambil melakukan (learning by doing).
3) Sistem beregu.
4) Kegiatan yang menarik dan menantang.
5) Kegiatan di alam terbuka.
6) Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan.
7) Sistem tanda kecakapan.
8) Satuan terpisah antara putera dan puteri (PUSDIKLATDA Jawa Barat, 2010:17).
5. Kode Kehormatan Pramuka
Kode kehormatan pramuka merupakan janji dan komitmen diri serta ketentuan moral pramuka dalam pendidikan kepramukaan. Kode kehormatan pramuka terdiri dari Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
Kode kehormatan pramuka merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Kode kehormatan pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan jiwa dan jasmaninya, yaitu : a. Kode kehormatan pramuka siaga terdiri dari Dwisatya dan Dwi
Darma Pramuka.
b. Kode kehormatan pramuka penggalang terdiri dari Tristya Pramuka Penggalang dan Dasadarma, dan
c. Kode kehormatan pramuka penegak, pramuka pandega, anggota dewasa terdiri dari Trisatya Pramuka Penegak, Pramuka Pandega dan anggota dewasa serta Dasa Darma.
Dwi Satya, yaitu dua janji yang harus dilakukan oleh peserta gerakan pramuka. Dwi Satya merupakan janji untuk golongan siaga yang anggotanya berusia 7-10 tahun. Berikut bunyi Dwi Satya:
“Aku berjanji akan bersungguh-sunggguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga, setiap hari berbuat kebaikan.”
Trisatya, merupakan janji yang diucapkan oleh anggota pramuka golongan penggalang, penegak, pandega. Berikut bunyi Trisatya:
“Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankkan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
Menepati Dasa Darma.”
Dwi Darma yaitu kode kehormatan untuk golongan siaga yang berjumlah dua butir, berikut bunyi dari Dwi Darma :
a. Siaga itu patuh pada ayah dan ibundanya.
b. Siaga itu berani dan tidak putus asa (Yuti, 2011:3).
Dasa Darma yaitu kode kehormatan untuk pramuka penegak, pramuka pandega, anggota dewasa, berikut bunyi Dasa Darma :
a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia c. Patriot yang sopan dan ksatria
d. Patuh dan suka bermusyawarah e. Rela menolong dan tabah f. Rajin, terampil dan gembira g. Hemat, cermat dan bersahaja h. Disiplin, berani dan setia
i. Bertannggungjawab dan dapat dipercaya
j. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (Yuti, 2011:5)
6. Macam-macam Kegiatan Pramuka
Kepramukaan memiliki banyak sekali kegiatan yang bermanfaat, kegiatan ini tidak hanya bersenang-senang di alam bebas saja, namun dalam pelaksanaannya disisipkan berbagai keterampilan seperti keterampilan spiritual, emosional, sosial (didalamnya termasuk keterampilan manajerial), intelektual, dan fisik atau kinestetik.
Keterampilan yang diajarkan tersebut ialah keterampilan yang dapat langsung diaplikasikan dalam dunia masyarakat. Berikut akan dijelaskan macam-macam kegiatan kepramukaan tingkat penggalang yang dapat menumbuhkan sikap disiplin.
a. Jambore, merupakan pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar. Jambore diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional, dan Jambore se-Dunia.
b. Lomba Tingkat (LT), merupakan pertemuan Pramuka Penggalang Lomba Tingkat berbentuk perlombaan yang dilaksanakan secara beregu atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah keterampilan. Dilaksanakan dalam bentuk perkemahan, Lomba Tingakat terdiri atas: LT-I (tingkat Gugusdepan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang), LT-IV (tingkat Kwartir Daerah), LT-V (tingkat Kwartir Nasional).
c. Gladian Pimpinan Regu (Dianpiru), merupakan kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru). Dianpiru bertujuan untuk memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting, atau kwartir cabang.
d. Perkemahan, merupakan pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara regular untuk mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode. Perkemahan ini terdiri atas Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan Kenaikan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
e. Penjelajahan, merupakan pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengapliksikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas, dan bertahan hidup.
f. Forum Penggalang, merupakan kegiatan Pramuka Penggalang berupa pertemuan yang kegunaannya untuk membahas suatu persoalan, merumuskan hasil kajian, serta memecahkan masalah secara bersama. Bertujuan untuk mensosialosasikan semangat demokrasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah, sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang (Azwar, 2008:51).
7. Kegiatan Pramuka di Sekolah a. Program Kegiatan Pramuka
1) Syarat Kecakapan Umum (SKU)
SKU adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan.
SKU sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para Pramuka untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna baginya, untuk berusaha mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka. SKU disusun menurut pembagian usia pramuka yaitu golongan Siaga, golongan Penggalang, golongan Penegak dan golongan Pandega.
a) SKU untuk golongan Siaga terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
Tingkat Siaga Mula, Tingkat Siaga Bantu, dan Tingkat Siaga Tata.
b) SKU untuk golongan Penggalang terdiri dari 3 tingkat, yaitu: Tingkat Penggalang Ramu, Tingkat Penggalang Rakit, dan Tingkat Penggalang Terap.
c) SKU untuk golongan Penegak terdiri dari 2 tingkat, yaitu:
Tingkat Penegak Bantara dan Tingkat Penegak Laksana.
d) SKU untuk golongan Pandega.
2) Syarat Kecakapan KHUSUS (SKK)
SKK adalah syarat kecakapan pada bidang tertentu berdasarkan pilihan pribadi dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) diperoleh setelah melalui ujian-ujian dan disematkan pada upacara latihan mingguan.
SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan,
keterampilan, dan kemampuan di bidang tertentu, yang lain dari kemampuan umum yang ditentukan dalam SKU.
TKK diperoleh setelah menyelesaikan ujian-ujian SKK yang bersangkutan. TKK dikelompokan menjadi 5 bidang:
a) Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak; dengan warna kuning sebagai warna dasar TKK.
b) Bidang Patriotisme dan Seni Budaya; dengan warna merah sebagai warna dasar TKK.
c) Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, dengan warna hijau sebagai dasar TKK.
d) Bidang Ketangkasan dan Kesehatan; dengan warna putih sebagai dasar TKK.
e) Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup, dengan warna biru sebagai warna dasar TKK.
3) Syarat Pramuka Garuda (SPG)
SPG adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai Pramuka Garuda. Untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah melalui ujian-ujian dan disematkan dalam upacara pelantikan.
Seorang yang telah menyelesaikan SPG disebut sebagai Pramuka Garuda, berhak menyandang TPG.
Seseorang yang telah menyandang Pramuka Garuda hendaknya mampu menjadi teladan bagi teman-temannya di Gudep dan masyarakat sekitar.
TPG adalah burung garuda adalam bingkai segi lima.
Ciri yang membedakan TPG siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega ialah warna dasar TPG:
a) Warna dasar hijau untuk TPG Siaga.
b) Warna dasar merah untuk TPG Penggalang.
c) Warna dasar kuning untuk TPG Penegak.
d) Warna dasar Coklat untuk TPG Pandega.
Pramuka Garuda berkewajiban untuk :
a) Menjaga nama baik pribadi, dan meningkatkan kemampuan agar tetap menjadi teladan, baik bagi pramuka maupun bagi anak-anak dan pemuda lainnya.
b) Mendorong, membantu dan menggiatkan teman- teman pramuka lainnya untuk mencapai syarat-syarat Pramuka Garuda.
4) Cara menguji SKU, SKK, dan SPG Cara menguji SKU dan SKK:
a) Ujian dilaksanakan secara perorangan, satu demi satu, tidak secara berkelompok. Seandainya terdapat mata ujian yang dilakukan secara berkelompok, misalnya baris- berbaris, berkebun, dan lain-lain, penilaian tetap dilakukan perorangan.
b) Mata ujian ditentukan oleh peserta didik yang diuji (tidak harus berurutan), dan dilaksanakan dalam bentuk praktek secara praktis.
c) Waktu ujian ditentukan sesuai dengan kesepakatan antara pembina/pembantu pembina dengan yang diuji.
d) Penguji hendaknya berusaha agar proses ujian itu juga dirasakan oleh peserta didik sebagai proses pendidikan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.
e) Penguji hendaknya memperhatikan batas-batas kemampuan mental, fisik dan intelegensia, emosi dan jiwa sosial Pramuka yang diuji.
f) Penguji hendaknya memperhatikan ikhtiar, ketekunan, dan kesungguhan yang sudah dijalankan oleh yang teruji.
g) Penguji membubuhkan paraf/tanda tangannqvya pada daftar buku ujian buku SKU milik pramuka yang diuji setelah ujian tersebut dinyatakan lulus.
Cara menguji SPG:
a) Penilaian atas calon Pramuka Garuda dilakukan perorangan.
b) Dalam memberikan penilaian seorang calon Pramuka Garuda, tim penilai wajib memperhatikan keadaan lingkungan setempat, keadaan dan sifat calon Pramuka Garuda, keterangan tertulis darri pihak-pihak yang mempunyai sangkut paut dengan kegiatan calon Pramuka Garuda.
c) Penilaian dilakukan dengan wawancara langsung, pengamatan langsung, meneliti dari hasil laporan atas calon Pramuka Garuda baik yang tertulis maupun lisan.
Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum, Syarat Kecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda dititik bertkan kepada pengembangan proses kemampuan peserta didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan.
b. Kegiatan Pramuka Siaga di Sekolah 1) Filosofi Pramuka Siaga
Periode anak usia 7 tahun sampai dengan 10 tahun merupakan kehidupan masa kecil yang indah dan menyenangkan. Anak-anak seusia ini memiliki sifat unik dan beragam yang pada dasarnya merupakan pribadi yang aktif dan tidak pernah diam. Mereka senang dengan lingkungan sekitarnya dan pada umumnya sangat kreatif. Pada saat itu orang tua mulai melihat penampilan dan kepribadian putranya yang membuatnya harus memberikan perhatian yang lebih
untuk perkembangannya. Orang tua dapat mengarahkan mereka untuk mengurangi sifatnya yang kurang positif melalui sosialisasi dalam kelompok kehidupan sebaya. Kelompok tersebut hendaknya dapat menjamin tidak akan mengekang pribadinya, namun dapat mengendalikan egoismenya, dapat merasa memiliki teman, peduli, dan dapat menampung sifat aktif dan kreatifnya. Dengan kata lain kelompok dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pribadi anak meliputi area pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Hal yang cukup penting adalah anak-anak merasa nyaman di dalam kelompoknya seperti halnya kenyamanan dalam kehidupan bahagia di keluarganya. Di lingkungan Gerakan Pramuka kehidupan anak-anak seusia ini dikelompokkan dalam kelompok kecil yang disebut Barung dan beberapa barung dihimpun dalam Perindukan Siaga.
Dalam perindukan, Pramuka Siaga dibina oleh Pembina Siaga yang memberikan pembinaan secara pribadi.
2) Kiasan Dasar Pramuka Siaga
Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikutsertaannya dalam setiap kegiatan. Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain:
a) Pramuka usia 7 -10 tahun disebut Siaga. Nama Siaga diambil dari kiasan dasar yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa “mensiagakan” rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal 20 Mei 1908.
b) Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas:
Siaga Mula mengkiaskan tingkatan kecakapan mula-
mula (awal) yang dimiliki Siaga. Siaga Bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu. Siaga Tata mengkiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikutsertakan untuk menata karya kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur pekerjaan dengan rapih dan bersih.
c) Sebutan “Barung” yang berarti tempat penjaga ramuan bangunan mengkiaskan kelompok kecil Siaga beranggotakan 6 sampai dengan 8 anak. Sebutan
“Perindukan” yang berarti tempat anak cucu berkumpul, mengkiaskan kelompok Siaga yang terdiri dari 3 sampai 4 barung. Pada usia yang terhitung masih muda kehidupan anak seusia Siaga masih berkisar di seputar keluarga, yaitu kehidupan yang ada ayah dan ibu bahkan kadang ada paman dan bibi tinggal bersama keluarga tersebut.
Keluarga merupakan pusat aktivitasnya. Pembinaan Pramuka Siaga dikiaskan sebagai kehidupan “Keluarga Bahagia” dimana terdapat ayah, ibu dan bibi serta paman.
Suasana keluarga bahagia digambarkan selalu harmonis, saling mencintai, riang gembira, rukun, saling tolong menolong. Mereka merupakan keluarga yang takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, hidup aman dan damai tanpa rasa takut. Dalam pembinaan Siaga, suasana keluarga bahagia ini dialihkan ke lapangan tempat latihan Siaga di alam terbuka. Di tempat latihan juga ada “ayah”
yang dipanggil Yanda, “ibu” yang dipanggil Bunda,
“bibi” yang dipanggil Bucik dan paman yang dipanggil Pakcik. Pada golongan Siaga wadah pembinaannya disebut Perindukan Siaga sesuai dengan kiasan dasar bahwa Siaga masih “menginduk” pada keluarganya.
3) Isi Poin SKU Siaga
No. Siaga Mula
1 2
1. Islam
a. Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam.
b. Dapat mengucapkan syahadat dan menyebutkan artinya.
c. Dapat menghapal surat Al-Fatihah dan menyebutkan artinya.
d. Dapat menghapal 3 surat pendek dan menyebutkan artinya.
e. Dapat mengetahui tata cara berwudhu beserta doanya.
f. Dapat melaksanakan gerakan sholat dan bacannya.
g. Dapat menghapal sedikitnya 3 doa harian.
Katholik
a. Dapat membuat tanda salib.
b. Dapat mengucapkan tiga doa harian dan menyanyikan tiga buah lagu gereja.
c. Dapat menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan Allah, dan memberikan contoh-contohnya.
d. Dapat mengasihi keluarganya.
e. Dapat mengasihi temannya, guru dan sesamanya baik di gugusdepan, di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.
Protestan
a. Dapat menghapal Johanes 3:16 dan berdoa sederhana.
b. Dapat mewujudkan ucapan syukur atas keberadaannya di dunia ini sebagai ciptaan Allah, sedikitnya 3 hal.
c. Dapat mengasihi keluarganya.
d. Dapat mengasihi teman, guru dan sesamanya baik di gugusdepan, di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.
e. Telah mengikuti sekolah minggu 4 kali berturut-turut.
Hindu
a. Dapat menunjukkan sikap Anjali serta dapat mengucapkan salam Panganjali.
b. Dapat memperagakan sikap/tatacara sembahyang.
c. Dapat menyebutkan nama-nama bunga yang biasa dipakai sembahyang.
1 2
d. Dapat menyebutkan nama tempat suci untuk melakukan sembahyang.
e. Dapat menyebutkan jam atau waktu untuk melaksanakan persembahyangan/Puja Tri Sandhya.
Budha
a. Dapat mengucapkan salam Budhis.
b. Dapat bersikap Anjali.
c. Dapat melakukan Namaskara.
2. Dapat menghapal Dwisatya dan Dwidarma.
3. Dapat menyebutkan jenis-jenis Salam Pramuka.
4. Telah memiliki buku tabungan, sekurang-kurangnya dalam waktu 6 minggu terakhir.
5. Setia membayar uang iuran kepada gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.
6. Dapat menyebutkan lambang Gerakan Pramuka dan penciptanya.
7. Dapat menyebutkan salah satu seni budaya di daerah tempat tinggalnya.
8. Selalu bersikap hemat dan cermat dengan segala miliknya.
9. Dapat menyebutkan identitas diri dan keluarganya.
10. Dapat membedakan perbuatan baik dan perbuatan buruk.
11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan siaga, sekurang-kurangnya 6 kali latihan berturut-turut.
12. Dapat dengan hapal menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di depan Perindukannya.
13. Dapat menyebutkan arti kiasan warna Sang Meraah Putih.
14. Dapat menyebutkan sedikitnya 3 hari besar nasional dan 3 hari besar keagamaannya.
15. Dapat menyebutkan 5 peraturan keluarga.
16. Dapat menyebutkan 3 peraturan di lingkungannya.
17. Dapat menyebutkan 2 macam adat/budaya di lingkungannya.
18. Dapat menyampaikan ucapan dengan baik dan sopan serta hormat kepada orang tua, serta teman dan orang lain.
19. Dapat menyebutkan nama dan alamat ketua RT, krtua RW, Lurah, Camat, dan tokoh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
1 2
20. Dapat menyebutkan sila-sila Pancasila.
21. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan dan dapat menginformasikan kepada orang dewasa di sekitarnya.
22. Dapat membaca jam digital dan analog.
23. Dapat menunjukan 4 arah mata angin.
24. Dapat berbahasa Indonesia dalam mengikuti pertemuan-pertemuan Siaga.
25. Dapat menyebutkan sedikitnya 2 macam alat komunikasi tradisional dan modern.
26. Dapat menyebutkan anggota tubuh.
27. Dapat menyebutkan gerakan dasar olahraga.
28. Dapat melipat selimut dan merapikan tempat tidurnya.
29. Selalu berpakaian rapih dan memelihara kebersihan pribadi.
30. Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan, dapat melempar dan menerima bola dengan tangan kanan dan kiri sedikitnya 5 kali tangkapan.
31. Dapat menyebutkan makanan dan minuman yang bergizi (4 sehat 5 sempurna).
32. Dapat memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna, atau satu jenis binatang ternak selama kira- kira 1 bulan.
33. Dapat melipat kertas yang dibentuk menyerupai pesawat, kapal, flora dan fauna.
34. Dapat membuat simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul pangkal dan simpul jangkar.
No. Siaga Bantu
1 2
1. Islam
a. Dapat melaksanakan Tayamum.
b. Dapat melaksanakan sholat wajib.
c. Dapat melaksanakan sholat berjamaah.
d. Dapat menyebutkan Rasul-rasul Allah.
e. Dapat melafalkan Adzan, Iqomah untuk putra dan Iqomah untuk Putri.
f. Dapat menghapal sedikitnya 6 doa harian.
1 2 Katholik
a. Dapat mengucap doa harian dan menyanyikan tiga buah lagu gereja.
b. Dapat menyebutkan hikayat dari Alkitab.
c. Dapat memberikan yang terbaik kepada keluarga.
d. Dapat memelihara salah satu ciptaan Allah.
Protestan
a. Dapat menyanyikan tiga nyanyian Kristen.
b. Hafal doa Bapa kami.
c. Dapat menyebutkan hikayat dari Alkitab sedikitnya 4 hikayat.
d. Dapat memberikan yang terbaik kepada keluarga.
e. Dapat memelihara salah satu ciptaan Allah.
f. Telah mengikuti sekolah minggu 8 kali berturut-turut.
Hindu
a. Dapat menyebutkan nama tempat suci untuk melakukan persembahyangan.
b. Dapat mempraktikan tata cara sembahyang dengan doa Gayatri Mantram.
c. Dapat menyebutkan nama-nama Pura yang ada disekitarnya.
d. Dapat menyebutkan nama kitab suci agama Hindu.
e. Dapat menyebutkan bagian Tri Karya Parisudha.
f. Dapat menyebutkan contoh-contoh perbuatan baik.
g. Dapat membedakan perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Budha
a. Dapat mengucapkan kata Buddha, Dharma, Sangha (Tri Ratna).
b. Dapat melakukan sifat Karuna (kasih sayang) kepada semua makhluk.
c. Dapat melakukan sikap berdoa.
2. Dapat melaksanakan Dwisatya dan Dwidarma.
3. Dapat melakukan Salam Pramuka dengan benar.
4. Telah memiliki buku tabungan dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya, sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Mula, seluruh atau sebagian dari uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.
1 2
5. Setia membayar uang iuran kepada gugusdepannya, dengan uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.
6. Dapat menyebutkan arti lambang Gerakan Pramuka.
7. Dapat menyebutkan sedikitnya 5 macam seni budaya yang ada di Indonesia.
8. Untuk Putri : dapat memasang buah baju dan menyalakan kompor/alat sejenis lainnya.
Untuk Putra : dapat membuat hasta karya dengan dua macam bahan yang berbeda.
9. Dapat menyampaikan pendapatnya tentang lingkungan sekitarnya.
10. Dapat memperhatikan dan melaksanakan nasihat orangtua, Yanda dan Bunda serta gurunya.
11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan siaga, sekurang-kurangnya 8 kali latihan berturut-turut.
12. Dapat memperlihatkan sikap yang harus dilakukan jika lagu Kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
13. Dapat memperlihatkan cara mengibarkan dan menyimpan bendera merah putih pada upacara pembukaan dan penutupan latihan.
14. Dapat menyebutkan sedikitnya 6 hari besar nasional dan 5 nama pahlawan nasional.
15. Dapat melaksanakan adat/budaya di lingkungan tempat tinggalnya.
16. Dapat menyebutkan 3 peraturan di lingkungan tempat tinggalnya.
17. Dapat melaksanakan adat/budaya di lingkungan tempat tinggalnya.
18. Dapat menjadi contoh yang baik bagi temannya.
19. Dapat menyebutkan nama kota/kabupaten, ibukota provinsi, dan kepala daerahnya, negara, ibukota, negara kepala negara dan wakilnya.
20. Dapat menyebutkan sila-sila Pancasila sesuai dengan lambangnya.
21. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan dan dapat menginformasikan kepada Puskesmas/rumah sakit/polisi.
22. Dapat menyebutkan perbedaan jam digital dan analog serta dapat memperkirakan waktu tanpa bantuan alat.
23. Dapat menunjukan 8 arah mata angin.
24. Dapat menyampaikan berita secara lisan dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
1 2
25. Dapat menggunakan atau mengoperasikan alat komunikasi tradisional dan modern.
26. Dapat menyebutkan fungsi anggota tubuh.
27. Dapat melakukan gerakan dasar olahraga.
28. Dapat mencuci, menjemur, melipat dan menyimpan pakaiannya dengan rapi.
29. Dapat memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumah, sekolah dan tempat ibadah atau tempat lainnya.
30. Dapat melakukan Senam Pramuka.
31. Dapat menunjukan bahan-bahan makanan yang bernilai gizi.
32. Dapat memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna, atau satu jenis binatang ternak selama kira- kira 2 bulan.
33. Dapat membuat satu macam hasta karya dari barang bekas.
34. Dapat menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul pangkal dan simpul jangkar.
No. Siaga Tata
1 2
1. Islam
a. Dapat memembaca Al-Qur’an dan mengetahui tanda bacanya.
b. Dapat menyebutkan Asmaul Husna dan artinya.
c. Dapat mengetahui dan menceritakan salah satu kisah Rasul.
d. Dapat menyebutkan 10 nama Malaikat dan tugasnya.
Katholik
a. Tahu doa Iman, doa harapan, doa cinta kasih dan doa tobat.
b. Telah mengikuti Misa Kudus dan tahu arti Konsekrasi.
c. Dapat mengenal nama Pastor Paroki dan nama Uskup setempat.
d. Dapat menunjukkan kemahakuasaan Allah.
e. Dapat menunjukkan tindakan manusia yang bergantung kepada Allah.
1 2 Protestan
a. Dapat menghapal Lukas 10:27 (hukum kasih).
b. Dapat mengucap dan mempergunakan doa sederhana pada kesempatan tertentu.
c. Dapat menunjukkan kemahakuasaan Allah, sedikitnya 5 macam.
d. Dapat menunjukkan tindakan manusia yang bergantung kepada Allah, sedikitnya 5 macam.
e. Rajin mengikuti sekolah minggu di gerejanya.
Hindu
a. Dapat menghapal bait-bait puja Tri Sandhya.
b. Dapat menyebutkan hari-hari suci agama Hindu.
c. Dapat memahami perbedaan makna dari perayaan hari-hari besar/suci agama Hindu.
d. Dapat menyebutkan nama pura-pura besar di Indonesia.
e. Dapat menyebutkan bagian dari Panca Sradha.
f. Dapat menyebutkan bagian dari Pancaa Yadnya.
g. Dapat melakukan salah satu gerakan dalam Yoga Asanas.
Budha
a. Dapat melafalkan Paritta Namaskara.
b. Dapat mengucapkan Paritta Vandana.
c. Dapat mengucapkan Paritta Pancasila Buddhis (Bahasa Indonesia).
2. Dapat mengajak temannya untuk mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma.
3. Dapat menjelaskan tentang Salam Pramuka kepada teman sebarungnya.
4. Telah memiliki buku tabungan dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya, sekurang-kurangnya 12 minggu sejak menjadi Siaga Bantu, seluruh atau sebagian dari uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.
5. Setia membayar uang iuran kepada gugusdepannya, dengan uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.
6. Dapat membuat lambang Gerakan Pramuka dari bahan yang ada.
7. Dapat memperagakan satu macam kegiatan seni budaya asal daerahnya.
8. Telah memiliki sedikitnya 5 tanda kecakapan khusus.
9. Dapat mengkritisi suatu masalah dengan baik.
1 2
10. Dapat menolong seseorang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan siaga, sekurang-kurangnya 12 kali latihan berturut-turut.
12. Dapat memenceritakan sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
13. Dapat menceritakan sejarah bendera kebangsaan Indonesia dan tahu sikap yang harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau diturunkan serta dapat memelihara bendera kebangsaan.
14. Dapat menyebutkan sedikitnya 7 hari besar nasional, 4 hari besar dunia dan 10 nama pahlawan nasional.
15. Dapat menyebutkan akibat melanggar peraturan di keluarga, barung, perindukan dan sekolah.
16. Dapat menyebutkan akibat melanggar peraturan di lingkungannya.
17. Dapat menyebutkan akibat melanggar peraturan adat/budaya di lingkungannya.
18. Dapat mengajak temannya berkata dan melakukan perbuatan yang benar.
19. Dapat menyebutkan negara-negara ASEAN dan menunjukan bendera kebangsaannya.
20. Dapat menyebutkan perbuatan yang baik sesuai dengan sila-sila Pancasila.
21. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan dan dapat menginformasikan kepada dokter, rumah sakit, polisi dan keluarrga korban.
22. Dapat menceritakan dasar terjadinya perbedaan waktu yang ada di wilayah Indonesia.
23. Dapat menunjuk 8 macam arah mata angin dengan menggunakan kompas.
24. Dapat menulis surat kepada teman atau saudaranya dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
25. Dapat merawat alat-alat teknologi dan komunikasi tradisional serta modern yang ada di rumahnya.
26. Dapat memelihara anggota tubuh.
27. Dapat melakukan olahraga secara tim.
28. Dapat mencuci peralatan dapur.
29. Dapat memelihara kebersihan halaman di rumah, sekolah dan tempat ibadah atau tempat lainnya.
30. Dapat melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah sattu gaya cabang olahraga renang.
31. Dapat menyebutkan 5 macam penyakit menular.
1 2
32. Dapat memelihara sedikitnya dua macam tanaman berguna, atau satu jenis binatang ternak selama kira- kira 4 bulan.
33. Dapat membuat 2 macam hasta karya dari barang bekas.
34. Dapat membuat sedikitnya 2 macam ikatan.
c. Kegiatan Pramuka Penggalang di Sekolah 1) Filosofi Pramuka Penggalang
Pramuka penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia 1-15 tahun. Dalam siklus kehidupan manusia, anak usia 11-15 tahun masuk dalam kelompok remaja dan telah meninggalkan masa kanak-kanak serta sedang menuju ke masa dewasa. Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang kedalam tahap kedewasaan. Perubahan fisik merupakan transformasi yang paling jelas yang dialami remaja usia 11-15 tahun. Pada tahap ini citra diri fisik yang merupakan gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya menimbulkan perasaan ketidakpastian karena perubahan yang dialami.
Secara umum Pramuka Penggalang mempunyai kondisi jiwa sebagai berikut :
a) berfikir kritis
b) mudah terjadi identifikasi yang sangat emosional
c) minat dan aktivitasnya mulai mencerminkan jenis kelamin secara lebih menonjol
d) pengaruh kelompok sebaya sangat kuat
e) memerlukan dukungan emosional orangtua bila mengalami kekecewaan dalam bergaul
f) memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah
g) menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku mengganggu orang lain
h) permainan kelompok, tim sangat menarik baginya.
Perilaku anak-anak seusia Penggalang, antara lain sebagai berikut:
a) senang bermain dan berlari-lari b) senang bergerak dan mencoba-coba c) senang mengembara
d) suka menyanyi, teriak-teriak, suara usia penggalang sudah mulai parau untuk laki-laki
e) senang akan sikap heroik, senang perang-perangan f) suka bertanya, kadang agak menguji yang ditanya g) cepat bosan, selalu ingin hal-hal baru
h) perhatian terpusat pada teman sebaya.
2) Sifat Kegiatan Pramuka Penggalang
Pendidikan kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik, meliputi area perkembangan spiritual, emosional, sosial, inteklektual dan fisik. Dalam pelaksanaan pendidikannya menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
Salah satu dari metode kepramukaan adalah kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan untuk Pramuka Penggalang harus sesuai dengan kondisi rohani dan jasmaninya serta mampu meningkatkan lima area pengembanngan pribadinya yang dikemas secara menarik, menantang dan menyenangkan serta bervariasi.
Kegiatan untuk Pramuka Penggalang antara lain sebagai berikut:
a) patriotisme atau kepahlawanan b) petualangan atau penjelajahan alam
c) kompetisi regu/kelompok
d) aktualisasi diri melalui pentas seni budaya dan lain-lain e) kompetisi perorangan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, misalnya cerdas tangkas
f) kepedulian sosial misalnya bakti masyarakat bersih lingkungan
g) pemantapan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Anggadiredja, 2011:3).
3) Isi Poin SKU Penggalang
No. Penggalang Ramu
1 2
1. Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah.
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan hari-hari besar agama di Indonesia.
3. Dapat menyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia serta nama tempat ibadah.
4. Islam
a. Dapat melakukan mandi wajib dan dapat mengerti penyebabnya.
b. Dapat melakukan sholat berjamaah.
c. Dapat menghafal 5 macam doa harian dan 5 macam surat pendek.
Katholik
a. Dapat berdoa Rosario, dan tahu artinya.
b. Telah mengikuti Misa Kudus dan dapat menjadi putera altar dan dapat menghias Altar.
c. Dapat menyanyikan tiga macam lagu gereja.
Protestan
a. Dapat menyanyikan beberapa nyanyian gereja.
b. Dapat menceritakan dua macam hikayat dan Alkitab.
c. Dapat melakukan doa sederhana pada kesempatan tertentu.
d. Dapat menyebutkan hari-hari raya Kristiani.
1 2 Hindu
a. Dapat melafalkan dan mengerti arti dari bait masing-masing mantram Puja Tri Sandhya dan melaksanakannya/prakik dalam kehidupan sehari-hari.
b. Dapat menyebutkan nama-nama para Maha Rsi penerima wahyu.
c. Dapat menyebutkan nama-nama pura dalam cakupan Sad Khayangan.
d. Dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam epos cerita Mahabrata dan Rhamayana.
e. Dapat menguraikan arti dan makna kata Tatwamsi.
f. Dapat menguraikan dan menjelaskan fase kehidupan dalam ajaran catur Astanas.
Budha
a. Dapat menjelaskan arti/makna simbol yang terdapat dalam Altar Budha.
b. Dapat menyanyikan lagu Pancasila Budhis.
c. Dapat melakukan dana Paramita.
5. Dapat menjelaskan tentang emosi.
6. Dapat menyampaikan pendapat dengan baik dalam suatu pertemuan Pasukan Penggalang.
7. Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat dari penghijauan.
8. Dapat mengetshui dan memahami tentang hak perlindungan anak.
9. Ikut serta dalam kegiatan perkemahan penggalang sedikitnya 2 (dua) hari, sesuai dengan standar perkemahan.
10. Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan golongan dan tingkatnya.
11. Mengetahui nama ketua RT hingga lurah, camat dan tokoh masyarakat atau setingkatnya di tempat tinggalnya.
12. Dapat mengetahui dan hafal kode kehormatan pramuka penggalang.
13. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan penggalang sekurang-kuranngnya 8 kali latihan berturut-turut.
14. Tahu tentang :
a. Salam pramuka b. Motto
c. Arti Lambang Gerakan Pramuka.
1 2
15. Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera merah putih.
16. Dapat menjelaskan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sikap yang benar serta dapat menyanyikan 2 lagu wajib nasional dan 1 lagu daerah nusantara.
17. Dapat menjelaskan tentang lambang Negara RI.
18. Dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
19. Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran untuk regunya yang dieroleh dari usahanya sendiri.
20. Dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat sedikitnya 2 jenis alat teknologi informasi modern.
21. Dapat mengenal dan memilah sampah.
22. Dapat menjelaskan teknik penjernihan air.
23. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul tiang, simpul pangkal dan dapat menyusun tali, membuat ikatan serta menyambung dua tongkat.
24. Dapat menjelaskan kompas, manaksir tinggi dan lebar.
25. Mengenal macam-macam sandi, isyarat morse dan semaphore.
26. Selalu berpakaian rapi dan memelihara kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungannya.
27. Dapat baris-berbaris.
28. Dapat menjelaskan sedikitnya 3 cabang olahraga dan dapat melakukan 2 jenis cabang olahraga, salah satunya: olahraga renang.
29. Mengetahui adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh.
30. Melakukan aktivitas fisik tiap hari sedikitnya 30 menit.
No. Penggalang Rakit
1 2
1. Mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya.
1 2
2. Membuat laporan singkat kegiatan keagamaan yang diikutinya.
3. Dapat menjelaskan bentuk toleransi antar umat beragama di lingkungannya.
4. Islam
a. Dapat menyebutkan, membaca dan melafalkan serta memimpin 8 doa harian secara baik dan benar dihadapan regunya.
b. Dapat menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW.
c. Selau melaksanakan shalat wajib, shalat jumat bagi putera.
Katholik
a. Mengetahui siapa Kristus.
b. Dapat berdoa dengan kata-kata sendiri.
c. Dapat menyanyikan lagu-lagu gerejani.
Protestan
a. Mengeahui makna doa.
b. Dapat menguraikan beberapa nyanyian gerejani yang dikenal.
c. Mengetahui pembagian Alkitab.
d. Dapat menguraikan secara singkat isi dari 2 buku di dalam Perjanjian Baru.
Hindu
a. Dapat melafalkan dan memahami arti bait- bait Puja Tri Sandhya serta menjalankannya dlam keidupan sehari-hari.
b. Dapat berperan aktif dalam settiap upacara/pelaksanaan Panca Yandya di masyarakat.
c. Dapat menyebutkan dan memahami ajaran Catur Paramita.
d. Dapat memahami dan mempraktikan ajaaran Tatwamsi serperti menerapkan sikap kasih sayang dalam kehidupann nyata, menolong makhluk yang lemah, membantu yang terkena musibah, melaksanakan suaka.
e. Mempraktikan sikap hidup suka beramal/berdana punia.
f. Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu Dharma Gita.
g. Dapat mempraktikan minimal tiga gerakan Yoga Asanas.
1 2
h. Dapat menarikan salah satu bentuk tarian sakral keagamaan Hindu (mislalnya: Tari Baris, Tari Rejang, Tari Wayang Orang dan lain-lain).
Budha
a. Dapat melakukan kebaktian perorangan maupun bersama-sama.
b. Dapat menyebutkan hari-hari raya agama Budha.
c. Dapat melakukan sikap meditasi.
d. Dapat menyanyikan lagu aku berlindung.
e. Dapat melaksanakan dana paramita.
5. Dapat melaksanakan dan memimpin diskusi regu.
6. Menyebutkan ciri-ciri pengendalian emosi diri.
7. Melakukan kegiatan penghijauan di lingkungannya atau di daerah lainnya serta menanam dan merawat tanaman penghijauan.
8. Dapat menjelaskan tentang hak perindungan anak.
9. Ikut serta dalam kegiatan Lomba Tingkat dan lomba-lomba pramuka penggalang di Gudep dan Kwartir.
10. Dapat menyebutkan tanda pengenal Gerakan Pramuka pada pakaian pramuka.
11. Dapat membuat struktur pemerintahan dari tingkat kelurahan hingga RT di tempat tinggalnya..
12. Dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Satya dan Darma Pramuka Penggalang.
13. Rajin mengiuti latihan Pasukan Penggalang sekurang-kurangnya 10 kali latihan berturut-turut.
14. Dapat menjelaskan dan melaksanakan cara melakukan Salam Pramuka.
15. Dapat menjelaskan sejarah bendera merah putih dan perlakuannya (Memahami UU No.24 tahun 2009).
16. Dapat menjelaskan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan perlakuannya (Memahami UU No.24 tahun 2009).
17. Dapat menjelaskan tentang lambang Negeara dan perlakuannya (Memeahami UU No.24 tahun 2009).
18. Selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dapat membuat laporan secara tertulis dari hasil pertemuan yang diikutinya.
1 2
19. Memiliki buku tabungan atas nama pribadi, aktif menabung secara rutin dengan menunjukkan keaktifannya menabung di regunya.
20. Dapat mengoperasikan dan merawat salah satu teknologi informasi.
21. Dapat mengolah sampah serta mempraktikan cara pengolahannya serta composting.
22. Dapat melakukan proses penjernihan air secara sederhana.
23. Dapat membuat beberapa jenis pioneering, seperti:
a. rak piring b. meja makan c. tiang jemuran d. menara kaki tiga
24. Dapat menggunakan kompas dan membuat peta pita, menaksir kecepatan arus dan kedalaman.
25. Dapat membuat dan menerjemahkan sandi, menerima berita dengan menggunakan bahasa morse dan semaphore.
26. Selalu berpakaian rapi di setiap saat dan memelihara kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungannya.
27. Dapat memimpin regunya untuk baris-berbaris.
28. Tahu peraturan permainan 3 cabang olahraga yang dipilihnya dan dapat melakukan salah satu yang dilpilihnya.
29. Mengetahui ciri-ciri perubahan fisik tubuh pada dirinya dan faham akan norma-norma pergaulan.
30. Dapat menunjukan jadwal kegiatan fisik dan gerakan tubuh yang dilakukan setiap hari.
No. Penggalang Terap
1 2
1. Taat menjalankan ibadah sesuai agamanya dan mengajak orang lain untuk beribadah.
2. Berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaaan baik dalam Gerakan Pramuka maupun di masyarakat.
3. Dapat mengajak teman/orang lain untuk berperilaku toleran antar umat beragama.
1 2 4. Islam
a. Dapat bertindak sebagai imam dalam sholat berjmaaah di perkemahan.
b. Dapat menghafal 10 macam doa harian dan hafal 10 macam surat pendek.
c. Dapat memimpin doa.
d. Selalu melaksanakan shalat berjamaah di Masjid/Mushola.
Katholik
a. Tahu arti perasaan Ekaristi dan bagian- bagian yang penting.
b. Tahu alat-alat Misa dan warna-warna Liturgi.
c. Tahu hierarki Gereja.
Protestan
a. Dapat memimpin beberapa nyanyian Gerejani dalam pertemuan-pertemuan Penggalang.
b. Dapat memimpin doa dalam pertemuan- pertemuan Penggalang.
c. Dapat menjelaskan Hukum Kasih (Lukas 10:27 dan Matius 22: 37-40).
d. Dapat menjelaskan tentang dua belas pengakuan Iman Rasuli.
Hindu
a. Dapat melafalkan dan memahami arti abit- abit dalam Matram puja Tri Sandhya serta dapat dan mampu memimpin acara persembahyangan.
b. Dapat menyebutkan bagian-bagian kepemimpinan Hindu dalam Asta Brata.
c. Dapat memahami serta menerapkan ajaran Tri Hita karana dalam kehidupan sehari- hari.
d. Dapat menjelaskan pengertian dan konsep ajaran Rwa Bhinedo.
e. Dapat menguraikan dan memahami ajaran Catur asraama dan catur Parusa Artha.
f. Dapat mempraktikan minimal 5 gerakan Yoga Asanas.
g. Dapat menarikan lebih dari satu betuk aliran sakral keagamaan Hindu.
h. Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita.
1 2 Budha
Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama.
Dapat melakukan meditasi.
Dapat menyanyikan lagu Malam Suci Waisak.
Dapat menyebutkan tempat-tempat suci agama Budha.
Dapat menceritakan silsilah keluarga pangeran Sidharta Gautama.
5. Dapat mengendalikan emosi teman sebayanya.
6. Dapat memimpin pertemuan Pasukan Penggalang.
7. Mengajak teman sebaya / regunya untuk melakukan kegiatan penghijauan dan memeihara di lingkungannya atau di daerah lain.
8. Dapat mensosialisasikan kepada teman sebaya tentang hak perlindungan anak.
9. Telah ikut serat dalam kegiatan Jambore/Lomba Tingat/Perkemahan lainnya.
10. Dapat menjelaskan tanda-tanda pengenal Gerakan Pramuka.
11. Dapat menjelaskan tugas dan fungsi seorang Kepala Desa/Lurah, Camat, Bupati/Walikota.
12. Dapat mengajak anggota regu dari pasukannya untuk senantiasa mengamalkan kode kehormatan Pramuka Penggalang.
13. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan Penggaang sekurang-kurangnya 12 kali latihan berturut-turut.
14. Dapat menjelaskan penggunaan Salam Pramuka dilakukan.
15. Dapat mengibarkan dan menurunkan bendera sang merah putih pada upacara hari-hari besar nasional atau sejenisnya.
16. Dapat memimpin lagu Indonesia Raya di depan orang lain pada suatu upacara. Dapat menyanyikan 4 lagu wajib, 3 lagu daerah tempat tinggalnya dan 3 macam lagu daerah lainnya.
17. Dapat menjelaskan Lambang Negara RI di depan pasukan atau teman sebayanya.
18. Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pertemuan resmi.
19. Dapat menjelaskan kepada anggota regunya manfaat menabung dan membayar uang iuran, serta mengajak untuk melakukan gemar menabung.
1 2
20. Dapat mengajarkan penggunaan teknologi informasi setidaknya 2 jenis kepada teman sebayanya.
21. Ikut mensosialisaikan cara pengolahan sampah.
22. Dapat mensosialisasikan cara penjernihan air.
23. Dapat membuat pioneering:
a. jembatan sederhana
b. menara pandang sederhana.
24. Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman.
25. Dapat menerima dan mengirim berita dengan menggunakan bendera morse dan semaphore serta dapat membuat sandi hasil kreasi pribadi lengkap dengan kuncinya.
26. Selalu berpakaian rapi di setiap saat dan menjadi contoh bagi teman-temnnya untuk memelihara kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungannya.
27. Dapat memimpin dan melatih baris-berbaris di pasukannya.
28. Dapat melaksanakan olahraga beregu da melakukan 3 jenis cabang olahraga serta tahu peraturannya (salah satunya olahraga renang).
29. Dapat mengatasi adanya perubahan perkembangan fisik tubuh.
30. Dapat menjelaskan manfaat dan melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 45 menit.
C. Disiplin Siswa
1. Pengertian Disiplin Siswa
Hurlock (1997:92) dalam perkembangan anak menjelaskan bahwa disiplin berasal dari kata yang sama “disciple”, yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin.
Orangtua dan guru merupkan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju kehidupan yang berguna dan bahagia.Trow mengungkapkan dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr.
H. Djaali psikologi sosial disiplin sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak perilaku moral yang disetujui kelompok.
Tujuan disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.
Disiplin merupakan salah satu sarana dalam upaya pembentukan kepribadian, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Dalam menanamkan kedisiplinan, sekolah berperan mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan diteladankan.
Disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri. Seseorang dikatakan berdisiplin apabila melakukan kegiatan dengan tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya serta dikerjakan dengan penuh kesadaran, ketekunan, keiklasan atau tanpa paksaan dari pihak manapun.
Kedisiplinan pada siswa merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua, karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar- dasarnya pada anak. Berarti, nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya. Kedisiplinan di lingkungan sekolah di mana anak sedang melakukan kegiatan belajarnya. Di lingkungan sekolah kedisiplinan ini diwujudkan dalam pelaksanaan Tata Tertib Sekolah.
Penanaman disiplin pada siswa dimulai atau diawali dari contoh disiplin orang tua di rumah dan guru di sekolah serta dengan penanaman pengertian apa sebabnya seseorang harus taat pada peraturan. Salah satu ciri khas kegiatan kepramukaan adalah masalah disiplin waktu. Setiap kegiatan kepramukan selalu dimulai tepat waktu. Disamping itu seorang pramuka juga dilatih tangkas. Salah satunya adalah disiplin dalam berpakaian yang diatur secara tertib. Tanda-tanda yang melekat di seragam pramuka biasanya dipakai setelah seorang pramuka melalui
serangkaian pencapaian kecakapan tertentu. Setelah syarat-syarat tersebut dicapai maka seorang pramuka baru bisa dilantik dan berhak memakai tanda-tanda kecakapan. Disinilah awal lahirnya disiplin dalam wujud kepatuhan yang sadar terhadap peraturan yang harus dilaksanakan kemudian diikuti dengan sikap, dan perilaku yang tegas dan tegar.
Disiplin yang menjadi bagian dari pramuka akan ditampilkan pada disiplin dalam melakukan upacara rutin tiap latihan kegiatan kepramukaan.
Disiplin adalah sikap taat dan patuh pada peraturan. Peraturan disini yang dimaksud adalah tata tertib sekolah. Sikap disiplin anak dapat terwujud melalui keberhasilan anak dalam mematuhi tata tertib sekolah.
Adapun indikator dari disiplin adalah melaksanakan tata tertib dengan baik, bagi guru maupun bagi siswa. Diantaranya bagi siswa adalah sebagai berikut:
1) Tidak terlambat datang ke sekolah.
2) Menghormati dan saling menghargai sesama murid.
3) Menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar di dalam maupun di luar sekolah.
4) Bertanggung jawab atas keberhasilan, keamanan dan ketertiban kelas.
5) Tidak meninggalkan kelas saat jam pelajaran berlangsung.
6) Berpakaian rapi.
Sikap disiplin terbentuk terutama atas dasar kebutuhan- kebutuhan yang kita miliki dan informasi yang kita terima mengenai hal- hal tertentu. Satu pertiganya merupakan faktor terkait yang berperan dalam pembentukan sikap adalah kelompok tempat orang tersebut berada didalamnya (Samsunuwiyati dan Lieke, 2010:104).
2. Unsur-unsur Disiplin Siswa
Unsur-unsur disiplin menurut Hurlock (1997: 84) adalah sebagai berikut:
a. Peraturan sebagai pedoman berperilaku. Fungsi peraturan untuk membantu siswa menjadi manusia bermoral dan dan mengekang perilaku yang tidak diinginkan.