589
ANALISIS PERGERAKAN KARGO UDARA PADA TERMINAL KARGO BANDAR UDARA
INTERNASIONAL NGURAH RAI BALI
ANALYSIS OF AIR CARGO MOVEMENT AT CARGO TERMINAL NGURAH RAI BALI
INTERNATIONAL AIRPORT
Kartika Chika AWK *1, Dewi Rintawati2, Christina Sari3
123Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan, Universitas Trisakti, Jakarta
*E-mail: [email protected]1, [email protected]2 , [email protected]3
ABSTRAK
Kargo udara memiliki arti barang yang dikirim atau diperdagangkan guna memenuhi kebutuhan yang dilengkapi dengan dokumen pengangkutan berupa surat muatan udara dalam prosedur pengangkutan. Terminal kargo Bandar Udara Internasional Ngurah Rai termasuk dalam kategori bandara dengan aktivitas kargo yang cukup padat berdasarkan jumlah penerbangan.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis trend pergerakan kargo udara dari 2016-2019 dan adanya pandemic covid 19 pada awal tahun 2020 dengan memprediksi permintaan pada 5 tahun mendatang yaitu tahun 2025 serta menganalisis prosedur pelayanan kargo yang ada. Peneliti memperoleh data dari PT. Angkasa Pura I berupa volume pergerakan kargo selama lima tahun terakhir yang nantinya akan diolah menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk memprediksi kapasitas kebutuhan mendatang. Hasil penelitian menunjukkan hubungan keterkaitan pergerakan volume kargo memiliki hubungan erat dengan laju pertumbuhan penduduk dengan faktor korelasi sebesar 0,919. Dari hasil analisis trend pergerakan kargo domestik mengalami kenaikan di tahun 2018 sebesar 8,85% dan kenaikan tertinggi di tahun 2019 untuk kargo internasional, sedangkan pada tahun 2020 volume kargo keduanya mengalami penurunan akibat pandemic di awal tahun serta keterbatasan penerbangan yang masuk karena adanya pembatasan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Hasil perhitungan kapasitas terminal kargo domestik tidak memenuhi standar luasan ideal sampai dengan tahun mendatang maka perlu dilakukan pengembangan terkait luasan terminal kargo saat ini. Berdasarkan evaluasi prosedur pelayanan kargo menghasilkan bahwa standar operasional dan fasilitas yang dimiliki terminal kargo tersebut masih memenuhi standar yang mengacu pada SNI 03-7047-2004 dan Peraturan dirjen perhubungan SKEP 77-VI-2005 mengenai fasilitas operasional terminal kargo.
Kata kunci: tren, kargo udara, kapasitas terminal kargo.Ngurai Rai
ABSTRACT
Air Cargo has the meaning of goods sent or traded to meet the needs which are equipped with transportation documents (Air way bill) in the transportation procedure. Ngurah Rai International Airport cargo terminal is category of airports with quite dense cargo activity based on the number of flights. The study aims to analyze the trend of air cargo movement
590 from 2016-2019 and the COVID-19 pandemic in early 2020 by predicting demand in the next 5 years, namely 2025 and analyzing existing cargo service procedures. Researchers obtained data from PT. Angkasa Pura I in the form of cargo movement volume for the last five years which will later be processed using the multiple linear regression analysis method to predict future demand capacity. The results showed that the relationship between the movement of cargo volume had a close relationship with the rate of population growth with a correlation factor of 0.919. From the results of the analysis of the trend of domestic cargo movements, there was an increase in 2018 by 8.85% and the highest increase in 2019 for international cargo, while in 2020 the volume of both cargoes decreased due to the pandemic at the beginning of the year and the limitations of incoming flights due to restrictions on activities. carried out by the government. The results of the calculation of the capacity of the domestic cargo terminal do not meet the ideal area standard until next year, so it is necessary to develop related to the current area of the cargo terminal. The evaluation of cargo handling procedure is accordance with Director General of Transportation SKEP 77-VI-2005 regarding cargo terminal operational facilities and SNI 03-7047-2004 about Airport Cargo Terminal.
Keywords: trend, air cargo, cargo terminal capacity, Ngurah Rai
A. PENDAHULUAN
Bandar udara merupakan sarana dan prasarana yang menjadi pintu gerbang memasuki suatu wilayah tertentu dan sistem jaringan transportasi yang terhubung dengan moda lainnya. Adanya Bandar Udara Internasional Ngurah Rai menjadi sangat penting akan kebutuhan lalu lintas angkutan udara di Bali, baik dari segi penumpang maupun kargo udara untuk wilayah tengah dan timur Indonesia dengan pendistribusian dilakukan secara domestik ataupun internasional.
Gambar 1 Grafik penerbangan 2016-2020 Sumber: Badan Pusat Statistik Bali Pada awal tahun 2020 terjadi wabah
Covid 19 melanda Indonesia, yang
memberikan dampak signifikan di industri penerbangan karena adanya pembatasan pergerakan aktivitas secara masal di beberapa negara ataupun wilayah di Indonesia. Berdasarkan data trafik penerbangan, beberapa bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I berdampak akibat adanya pandemi ini, tak terkecuali Bandar Udara Internasional Ngurah Rai,Bali. Sebelum adanya pandemi, pada tahun 2018 tercatat trafik penerbangan tertinggi dengan rata – rata jumlah penerbangan tiap bulan mencapai 13.552 penerbangan begitupun dengan permintaan kargo.
Namun setelah adanya pandemi di awal tahun 2020 penurunan jumlah penerbangan sangat drastis. Permintaan kargo udara domestik pada Bandar Udara Internasional Ngurah Rai meningkat pesat berdasarkan data dari PT. Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Ngurah Rai untuk wilayah domestik tahun 2017 sebesar 30.779 ton dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan 8,85%. Sedangkan
591 permintaan kargo untuk internasional
untuk tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 31.712 ton dari tahun 2018 yaitu 28.811 ton. Adanya penurunan keselurhan jumlah kargo di tahun 2020 baik dari domestik dan internasional terjadi karena pandemi covid 19 yang memasuki Indonesia pada awal tahun 2020 sehingga adanya pengurangan penerbangan baik domestik maupun dari dan ke luar negeri. Maka dari itu perlu dilakukan analisis trend pergerakan kargo di terminal kargo Bandar Udara Ngurah Rai dengan adanya kejadian pandemic covid 19 dan mengevaluasi kesesuaian prosedur pelayanan kargo dengan standar SNI 03-7047-2004 tentang terminal kargo dan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP 77-VI-2005 tentang fasilitas terminal kargo.
B. STUDI PUSTAKA B.1 Kargo Udara
Menurut Warpani (2009:95) kargo adalah semua (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), darat (truk container dan kereta) yang diperdagangkan baik antara wilayah atau kota di dalam negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor – impor dan dilengkapi dengan dokumen dokumen pengangkutan seperti Surat Muatan Udara atau Air Way Bill.
B.2 Klasifikasi kargo
Menurtut IATA Air Handling Manual, cara penanganan kargo dibagi menjadi:
general cargo, special cargo, dan dangerous cargo.
• General cargo
Merupakan jenis kargo biasa yang dengan jenis pelayanan yang biasa tanpa memerlukan pelakuan penanganan khusus tetapi masih dalam jangkauan aman dan terprosedur.
• Special cargo
Merupakan jenis kargo atau barang yang membutuhkan penanganan khusus dan membutuhkan standar regulasi yang diberikan oleh IATA terkait penanganannya.
• Dangerous cargo
Marupakan jenis kargo atau barang yang diklasifikasi sebagai bahan aktif dan berbahaya untuk proses muat barang maupun pengiriman dan butuh penanganan yang ekstra hati-hati karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan keselamatan penerbangan.
B.3 Terminal Kargo
Terminal kargo merupakan salah satu fasilitas pokok pelayanan di dalam bandar udara untuk melakukan proses pengiriman dan penerimaan muatan udara baik domestik maupun internasional yang bertujuan untuk kelancaran proses kargo serta memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan berdasarkan SNI-03-7047- 2004 mengenai terminal kargo.
B.4 Kapasitas terminal kargo
Menurut Heizer dan Render (2015) kapasitas merupakan suatu terobosan dimana tempat fasilitas dapat menyimpan, menerima, atau memproduksi suatu barang atau jasa dalam satu periode tertentu. Standar kapasitas terminal kargo mengacu pada dasar perencanaan terminal yaitu fasilitas tata ruang, sistem operasi, keselamatan
592 dan keamanan penerbangan. Jika terjadi
adanya penundaan kargo pada saat permintaan tinggi maka perlu adanya kapasitas terminal kargo yang lebih besar untuk menampung seluruh barang masuk, maka evaluasi kapasitas bertujuan untuk menentukan cara mengurangi tundaan kargo dan meningkatkan efektivitas terminal kargo.
Menurut Horenjeff dan McKelvey (2010) suatu bandar udara harus dikembangkan berdasarkan prakiraan (forecasting).
Peramalan merupakan suatu proses untuk memperkirakan kebutuhan dimasa yang akan datang. pada umunya, peramalan dilakukan untuk 5,10,15,dan 20 tahun tergantung dari data yang didapat dan kebutuhan rencananya.
C. METODE
Pada proses penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder berupa volume kargo di terminal kargo Bandar Udara Internasional Ngurah Rai pada tahun 2016-2020, data fasilitas, peralatan, dan kemananan di terminal
kargo, dan alur prosedur pemrosesan kargo. Sebelum dilakukan perhitungan kapasitas, harus menghitung luas terminal kargo terlebih dahulu berdasarkan SNI 03-7047-2004 tentang
terminal kargo dengan persamaan sebagai berikut:
a. Luas Gudang Airline Q = N / p
b. Luas Gudang Agen Kargo S = Q x r
c. Lebar Terminal Kargo U = (Q + S) / t
d. Luas Area Sisi Udara Y = U x w
e. Luas Area Sisi Darat X = U x v
f. Total luas terminal kargo, Z = Q + S + X + Y
Keterangan
N = volume kargo tahunan (ton/tahun)
p = volume kargo tahunan / unit luasan gudang (ton/ m²) S = luas gedung agen kargo (m²) R = luas gudang agen kargo / luas
gudang airline (0,5 m²) U = lebar terminal kargo (m) T = kedalaman standar terminal
kargo (m)
v = kedalaman standar sisi darat (m) X = luas area sisi darat (m²)
Y = luas area sisi udara (m2) Z = total kebutuhan luasan terminal Setelah menghitung luasan terminal kargo, dilanjutkan dengan perhitungan metode regresi lininer dengan persamaan regresi linier berganda menurut Sugiyono (2014) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Dari hasil analisis regresi linier dilanjutkan dengan peramalan (forecasting) untuk jangka pendek 5 tahun dengan menggunakan software Y = variabel dependen atau
variabel terikat (nilai yang diprediksi)
x1...xn = variabel independent atau variabel bebas
a = konstanta (nilai Y apabila x1, x2…xn = 0)
b1,..bn = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
593 Microsoft Excel 2019 dan SPSS Versi 25
serta evaluasi prosedur pola penanganan terminal kargo menggunakan perbandingan yang disesuaikan berdasarkan standar peraturan SNI 03- 7047-2004 dan SKEP 77-VI-2005.
D. HASIL STUDI
D.1 Trend Pergerakan Kargo
Dilatarbelakangi pada awal tahun 2020 trend penurunan yang disebabkan oleh pandemic Covid 19 mengakibatkan sejumlah maskapai penumpang mengajukan extra flight untuk penerbangan kargo di beberapa bandara besar (Santoso 2020). Beberapa maskapai penerbangan mengalokasikan pesawat penumpang ke moda pengangkut kargo. Contoh kasus yaitu maskapai Garuda Indonesia saat ini fokus mnegembangkan ke bisnis kargo di era pandemi. Maskapai tersebut melakukan tujuan itu guna memaksimalkan fungsi pesawat penumpang dengan mengangkut kargo di tengah pandemic.
Gambar 2 Volume kargo di Ngurah Rai Sumber: Angkasa Pura I
Dari hasil grafik trend mengenai pergerakan volume kargo udara di terminal kargo Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali, untuk arah pergerakan grafik pada 2016 hingga
2018 mengalami kenaikan dengan puncak kenaikan volume kargo pada tahun 2018. Pada tahun 2018 hingga 2020 mengalami pemerosotan penurunan dan pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis disebabkan oleh wabah Covid 19. Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data volume kargo terbesar terjadi tahun 2018 dengan jumlah kargo 33.434 ton pada kargo domestic dan mengalami mengalami penurunan di tahun 2020 diperkirakan adanya pandemi covid 19 pada awal tahun. Penurunan pertumbuhan kargo dari 2019 ke tahun 2020 sebesar -38%
karena adanya pengurangan jumlah penerbangan dari dan ke Bandar Udara Internasional Ngurah Rai,Bali. Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu staff Angkasa Pura I, dari 15 bandar udara yang dikelola terdapat 3 bandar udara yang fokus melayani kargo diantaranya Bandara Sentani Jayapura, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Ngurah Rai Bali. Data yang diperoleh dari bandar udara Ngurah Rai berupa volume kargo bulanan yang dikemas menjadi volume kargo tahunan yang berfungsi untuk melakukan peramalan kebutuhan luasan terminal kargo dengan memperhitnungkan volume kargo terbesar. Jenis permintaan yang dilayani oleh terminal kargo pada saat adanya pandemi yaitu alat kesehatan dan obat – obatan, kebutuhan disaat pandemic, dan pengiriman barang e-commerce.
Perhitungan Luas Eksisting Terminal Kargo
a. Luas gudang airline p = (33.434,42 / 2000) x 3,3
594
= 55,17 ton/m2
Q = 33.434,42 / 55,17
= 606,06 m2 ~ 650 m2 b. Luas gudang agen kargo r = 0,5 m2
S = 650 x 0,5
= 325 m2
c. Lebar terminal kargo U = (650+325)/20
= 48,75 m
d. Luas Area Sisi Udara W = 10-15 m
Y = 48,75 x 15
= 731,25 m2
e. Luas area sisi darat X = 48,75 x 25
= 1218,75 m2
f. Total luas terminal kargo eksisting:
Z = Q+S+X+Y
= 650+325+1218,75+731,25
= 2925 m2 ~ 3000 m2
Perbandingan Kapasitas Terminal Kargo
Kapasitas terminal kargo dan koefisien luas terminal kargo eksisiting menentukan standar atau idealnya suatu bangunan, jika luas eksisting lebih kecil dari standar ideal maka ketersediaan ruang akan semakin sempit untuk menampung volume. Sebaliknya, jika kapasitas terminal kargo dan koefisien luas terminal kargo eksisting semakin besar dari standar luasannya makan ketersediaan ruang akan semakin besar atau luas.
Terminal Kargo Domestik
Standar koefisien luas ideal terminal kargo
- Standar koefisien luas ideal
= 0,1 m2/ton/tahun
- Kapasitas terminal kargo ideal
= 35.000 ton/tahun Koefisien luas eksisting 2020
- Luas terminal kargo eksisting
= 1.500 m2
- Realisasi jumlah kargo domestik
= 18.762,30 ton/tahun - Koefisien luas eksisting
= Luas terminal kargo eksisting volume kargo eksisting
= 1.500/18.762,30
= 0,08 m2/ton/tahun Terminal Kargo Internasional Standar koefisien luas ideal terminal kargo
- Standar koefisien luas ideal
= 0,1 m2/ton/tahun Kapasitas terminal kargo ideal
= 37.000 ton/tahun Koefisien luas ekssisting 2020 - Luas terminal kargo eksisting
= 4.500 m2
- Realisasi jumlah kargo internasional = 15.756,13 ton/tahun
- Koefisien luas eksisting
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑔𝑜 𝑒𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑎𝑟𝑔𝑜 𝑒𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
= 4.500/15.756,13
= 0,29 m2/ton/tahun
Perbandingan Koefisien luas eksising dengan standar koefisien luas ideal:
Terminal Kargo Domestik
- Standar koefisien luas terminal
kargo ideal = 0,1
m2/ton/tahun
- Koefiesien luas terminal kargo eksisiting 2020 = 0,08 m2/ton/tahun Terminal Kargo Internasional
- Standar koefisien luas terminal
kargo ideal = 0,1
m2/ton/tahun
595 - Koefisien luas terminal kargo
eksisting 2020 = 0,29 m2/ton/tahun
Uji Koefisien Korelasi
Gambar 3 Uji korelasi dengan SPSS versi 25 Sumber: hasil olah data
Pada gambar diatas hubungan keterkaitan terkuat terjadi antara variabel X (bebas) terhadap Y (volume kargo) yaitu faktor laju pertumbuhan penduduk dengan volume kargo sebesar 0,919.
Uji Determinasi (r2)
Gambar 4 model summary koefisien R2 Sumber: hasil olah data
Berdasarkan hasil dari SPSS versi 25 bahwa nilai koefisien uji determinasi atau R square nya adalah 1 yang artinya pengaruh sangat kuat dengan prosentase 100%.
Analisis Linier Berganda
Gambar 5 hasil input nilai regresi linier Sumber: olah data spss versi 25
Dari hasil olah data didapati persamaan regresinya adalah
Y = -23906,388 + 0,30 X2 + 435,057 X3 + 560.341 X4
Peramalan (forecasting)
Dalam menentukan forecasting pada penelitian ini menggunakan metoe causal regresi linier yang sudah diperhitungkan.
Laju pertumbuhan kargo
Gambar 6 hasil peramalan kapasitas Sumber: hasil olah data
Dari hasil perhitungan, laju pertumbuhan terbesar terjadi di tahun 2018 dengan persentase 8% lalu ada penurunan jauh di awal tahun 2020 sebesar -44%.
Perhitugan peramalan perkiraan dengan menggunakan Microsoft Excel
Tahun Vol. kargo luas terminal
domestik (ton) kargo domestik koefisien (m2)
2016 27239,862 1500 0,06
2017 30779,162 1500 0,05
2018 33434,421 1500 0,04
2019 30687,075 1500 0,05
2020 18762,295 1500 0,08
2021 20796,46 1500 0,07
2022 18697,60 1500 0,08
2023 16598,73 1500 0,09
2024 14499,87 1500 0,10
2025 12401,00 1500 0,12
Gambar 7 laju pertumbuhan kapasitas terminal
Sumber: hasil olahan Microsoft excel 2019
Berdasarkan hasil peramalan kapasitas terminal kargo untuk 5 tahun kedepan, terminal kargo domestik di Ngurah Rai perlu dilakukan pengembangan karena dalam jangka beberapa tahun kebelakang volumenya melebihi kapasitas yang ada di terminal kargo saat ini.
D.2 Analisis prosedur dan penanganan di terminal kargo
Fasilitas utama terminal kargo
tahun vol kargo domestik (ton)
vol. kargo
internasional total (ton) laju pertumbuhan 2016 27239,862 29417,8196 56657,6816 - 2017 30779,162 26407,4687 57186,6307 0,93 2018 33434,421 28811,65733 62246,07833 8,85
2019 30687,075 31712,063 62399,138 0,25
2020 18762,295 15756,1322 34518,4272 -44,68
Average -8,66
596 Tabel 1 fasilitas di terminal kargo
No. Fasilitas
1. Gedung Terminal Kargo 2. Kantor Bea dan Cukai 3. Ruang Keamanan (SCP) 4. Ruang Karantina Kargo 5. Ruang Administrasi
6. Ruang Operasional
7. Ruang CCTV keamanan 8. Gudang untuk bongkar muat 9. Ruang timbang barang (kargo) 10. Ruang Penyimpanan 11. Tempat Penampungan Sementara
(TPS)
12. Ruang kantor
13. Utilitas (listrik, air, kabel telepon)
14. Toilet
15. Ruang ibadah (mushola) Sumber: Angkasa Pura I
Berdasarkan pedoman dari SNI 03- 7047-2004 mengenai terminal kargo, terdapat fasilitas yang harus ada pada terminal kargo diantaranya:
1. Ruang pemeriksaan (SCP)
2. Ruang fungsional dan operasional kargo (muat barang, periksa, konversi/sortir)
- Ruang pemisah ekspor dan impor - Ruang pemeriksaan bea cukai - Ruang pengepakan
6. Utilitas (kabel,internet,telepon,listrik) 7. Toilet dan Rumah Ibadah (musholla)
Setelah dilakukan analisis prosedur, selanjutnya dibandingkan dengan standar yang ada yaitu SNI 03-7047-2004 tentang terminal kargo
Peralatan pemeriksaan keamanan di terminal kargo berdasarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara SKEP 77-VI- 2005 tentang pengoperasioan fasilitas teknik terminal kargo.
Tabel 2 fasilitas keamanan di terminal kargo
No. Fasilitas
1. X-ray
2. Walk Through Metal Detector (WTMD) 3. Explosive Trace Detector 4. Hand Held Metal Detector
5. Mirror Detector
6. Timbangan
7. Software dan sistem kargo dan pos 8. Closed-circuit television (CCTV) 9. Komputer + CCTV keamanan 10. Flight Information Display System
(FIDS)
11. Ruang Administrasi (computer, brangkas, printer, atk dan lain lain) 12. Alat pemadam kebakaran (APAR)
Sumber: Angkasa Pura I
Dari hasil penuturan fasilitas keamanan - Gudang untuk bongkar muat
- Ruang timbang kargo 3. Ruang penyimpanan (storage)
- Ruang pendingin (cold storage) - Ruang suhu rendah
- Ruang brangkas
- Ruang penyimpan barang berharga
- Ruang untuk jenazah manusia - Ruang untuk barang berbahaya 4. Ruang kantor
5. Area penyimpanan
di terminal kargo Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, semua fasilitas keamanan sudah sesuai dan dapat memenuhi standar peralatan yang berlaku berdasarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara SKEP 77-VI-2005 tentang teknik pengoperasian bandar udara.
597 Gambar 8 Alur prosedur kargo outgoing
Sumber: Angkasa Pura Logistik
Gambar 9 Alur prosedur kargo incoming Sumber: Angkasa Pura Logistik
Gambar 10 Standar alur dokumen kargo Sumber: SNI 03-7047-2004
Setelah dilakukan perbandingan bahwa alur dokumen prosedur pengiriman maupun penerimaan kargo di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai memenuhi standar yang ditetapkan
dengan SNI 03-7047-2004 mengenai alur dokumen prosedur di terminal kargo.
E. KESIMPULAN
Dari hasil analisa pada penelitian, maka kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisa terhadap trend pergerakan volume kargo pada tahun 2016-2018 cenderung mengalami kenaikan secara keseluruhan dan penurunan mulai terjadi dari tahun 2019-2020 karena awal pandemi membuat sejumlah penerbangan membatasi kegiatan maka untuk saat ini fokus pelayanan kargo kepada peralatan Kesehatan, distribusi vaksin, dan pengiriman barang e-commerce. Untuk hasil perhitungan analisis kapasitas terminal kargo domestik saat ini tidak memenuhi standar idealnya, yang mengakibatkan over capacity sehingga perlu dilakukan pengembangan terminal kargo domestik.
2. Hasil dari evaluasi prosedur penanganan kargo di terminal kargo sudah memenuhi standar yang ditentukan, yaitu sesuai SNI 03-7047- 2004 dan fasilitas bangunan kargo yang terdapat dalam Peraturan Dirjen Perhub Udara No. SKEP 77-VI-2005.
F. UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak khususnya dalam penyelesaian penelitian.
REFERENSI
Ayuwandy, V. (2021). Evaluasi Kapasitas Terminal Kargo Bandara Internasional Juanda Surabaya.
598 Badan Standarisasi Nasional. (2004).
Terminal Kargo Bandar Udara: SNI No.
3-7047-2004. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Horonjeff, R., Mckelvey, F. X., Sproule, W. J., & Young, S. B. (1995).
Airport Planning.
Maynard, M., Clawson, D., Cocanougher, M., Walter, D., Brimble, R., Webber, M., Janisse, R., Freidheim, K., & Miller, R. (2015). Guidebook for Air Cargo Facility Planning and Development. In Guidebook for Air Cargo Facility Planning and Development.
Muh Aslam Sahlan, Sakti Adji, S. H.
(2016). ANALISIS PREDIKSI PERMINTAAN KARGO UDARA PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN.
Prasetyo, A., Sulistio, H., &
Wicaksono, A. (2015). Kajian Kinerja Pelayanan Terminal Kargo Domestik Di Bandar Udara Juanda Surabaya.
Rekayasa Sipil, 9(3), 179–190.
Saputra, N., & Yofianti, D. (2020).
Perencanaan Terminal Kargo di Bandar Udara Depati Amir. 8–9.