• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN USAHA MILIK NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BADAN USAHA MILIK NEGARA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ASIAN DEVELOPMENT BANK

BADAN USAHA MILIK NEGARA

BUKU PANDUAN MENGENAI PENGADAAN

JUNI 2018

(2)

ASIAN DEVELOPMENT BANK JUNI 2018

BADAN USAHA MILIK NEGARA

BUKU PANDUAN MENGENAI PENGADAAN

(3)

Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-

TanpaTurunan 3.0 Organisasi Antarpemerintah (CC BY-NC-ND 3.0 IGO)

© 2018 Asian Development Bank

6 ADB Avenue, Mandaluyong City, 1550 Metro Manila, Philippines Tel +63 2 632 4444; Faks +63 2 636 2444

www.adb.org

Beberapa hak dilindungi undang-undang. Diterbitkan pada 2018.

No. Stok Publikasi TIM190309-3

DOI: http://dx.doi.org/10.22617/TIM190309-3

Pandangan yang disampaikan dalam publikasi ini merupakan pandangan para penulisnya dan tidak mencerminkan pandangan dan kebijakan Asian Development Bank (ADB) atau Dewan Gubernur ADB atau pemerintah yang diwakili ADB.

ADB tidak menjamin keakuratan data dalam publikasi ini dan tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penggunaan data tersebut. Penyebutan perusahaan tertentu atau produk tertentu dari produsen tidak berarti bahwa ADB lebih mendukung atau merekomendasikan perusahaan atau produk tersebut dibandingkan dengan perusahaan atau produk sejenis lainnya yang tidak disebutkan.

Dengan menyebut atau merujuk pada wilayah atau daerah geografis tertentu, atau dengan menggunakan istilah “negara” dalam dokumen ini, ADB tidak bermaksud membuat penilaian apa pun mengenai status hukum atau status lainnya atas suatu wilayah atau daerah.

Dokumen ini disediakan berdasarkan Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial- TanpaTurunan 3.0 Organisasi Antarpemerintah (CC BY-NC-ND 3.0 IGO) http://

creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/igo/. Dengan menggunakan konten publikasi ini, Anda setuju untuk terikat oleh ketentuan lisensi ini. Untuk atribusi dan izin, silakan baca syarat dan ketentuan penggunaan di https://www.adb.org/terms-use#openaccess.

Lisensi CC ini tidak berlaku bagi materi berhak cipta non-ADB dalam publikasi ini. Jika materinya diatribusikan ke sumber yang lain, silakan hubungi pemilik hak cipta atau penerbit sumber tersebut untuk memperoleh izin memperbanyak materinya. ADB tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas segala klaim yang timbul akibat penggunaan Anda atas materi tersebut.

Silakan hubungi pubsmarketing@adb.org jika ada pertanyaan atau komentar mengenai isi publikasi ini, atau jika Anda ingin memperoleh izin hak cipta untuk maksud penggunaan yang tidak tercakup dalam ketentuan ini, atau untuk izin menggunakan logo ADB.

Catatan:

Dalam publikasi ini, “$” mengacu pada dolar Amerika Serikat.

Daftar ralat berbagai publikasi ADB dapat dilihat di http://www.adb.org/publications/corrigenda.

Printed on recycled paper

(4)

Gambar iv

Tentang Publikasi Ini v

Daftar Singkatan x

Ringkasan Eksekutif xi

I. Pendahuluan 1

II. Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Negara 3

III. Ketentuan bagi Keikutsertaan Badan Usaha Milik Negara 6 Lampiran 1: Daftar Periksa Kelayakan Badan Usaha Milik Negara 11 Lampiran 2: Persyaratan Dokumentasi dan Informasi untuk Badan Usaha

Milik Negara 15

DAFTAR ISI

(5)

iv

GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Badan Usaha Milik Negara dalam Siklus Pengadaan ADB 2

(6)

v

TENTANG PUBLIKASI INI

Pada bulan April 2017, Asian Development Bank (ADB) mengesahkan kerangka pengadaan yang baru, yaitu Kebijakan Pengadaan ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu); serta Peraturan Pengadaan untuk Peminjam ADB:

Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu). Kedua dokumen tersebut menggantikan panduan sebelumnya, yaitu Pedoman tentang Penggunaan Konsultan (2013, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) dan Pedoman Pengadaan (2015, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu). Kebijakan serta peraturan pengadaan memberikan pengaturan atas kegiatan-kegiatan pengadaan yang dilakukan oleh lembaga penanggung jawab dan lembaga pelaksana proyek

Daftar Buku Panduan untuk Kebijakan dan Peraturan Pengadaan ADB tahun 2017

1. Nilai Manfaat Uang (Value for Money) 2. Kerangka Kerja Risiko Pengadaan

(Procurement Risk Framework) 3. Perencanaan Pengadaan Strategis

(Strategic Procurement Planning) 4. Tinjauan Pengadaan (Procurement

Review)

5. Pengaturan Pengadaan Alternatif (Alternative Procurement Arrangements) 6. Tender Kompetitif Terbuka (Open

Competitive Bidding)

7. Penyesuaian Harga (Price Adjustment) 8. Penawaran yang Terlalu Rendah

(Abnormally Low Bids) 9. Preferensi Domestik (Domestic

Preference)

10. Prakualifikasi (Prequalification) 11. Subkontrak (Subcontracting)

12. Layanan Konsultasi yang Dikelola oleh Peminjam ADB (Consulting Services Administered by ADB Borrowers) 13. Layanan Nonkonsultasi yang Dikelola

oleh Peminjam ADB (Nonconsulting Services Administered by ADB Borrowers)

14. Teknologi Tingkat Tinggi (High-Level Technology)

15. Kualitas (Quality)

16. Pengaduan Terkait Tender (Bidding- Related Complaints)

17. Ketidakpatuhan dalam Pengadaan (Noncompliance in Procurement) 18. Masa Sanggah (Standstill Period) 19. Badan Usaha Milik Negara (State-

Owned Enterprises)

20. Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement)

21. Kesepakatan Kerangka Kerja untuk Layanan Konsultasi (Framework Agreements for Consulting Services) 22. Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha

(Public–Private Partnerships) 23. Manajemen Kontrak (Contract

Management)

24. Keadaan yang Rapuh, Terdampak Konflik, dan Keadaan Darurat (Fragile, Conflict-Affected, and Emergency Situations)

(7)

vi Tentang Publikasi Ini

untuk proyek-proyek yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB. ADB menyusun kebijakan pengadaan tahun 2017 agar diperoleh manfaat dan fleksibilitas yang signifikan dalam keseluruhan siklus pengadaan proyek, serta untuk meningkatkan hasil penyelenggaraan proyek melalui fokus yang diperbarui terhadap konsep kualitas, nilai manfaat uang (value for money - VFM) dan kesesuaian dengan kebutuhan (fitness for purpose).

Buku panduan ini merupakan bagian dari serangkaian buku panduan yang diterbitkan ADB di tahun 2018 untuk melengkapi kebijakan dan peraturan pengadaan yang telah diterbitkan di tahun 2017. Masing-masing buku panduan membahas isu per topik untuk peminjam (termasuk penerima hibah), peserta tender, dan masyarakat madani berdasarkan kerangka kerja baru (lihat daftar di bawah ini). Berbagai buku panduan ini akan banyak memuat referensi silang dengan buku panduan lainnya dan hendaknya dibaca sebagai satu keterkaitan.

Semua referensi ke “buku panduan” merujuk pada buku dalam rangkaian panduan ini. Buku-buku panduan ini dapat diperbarui, diganti, atau ditarik dari waktu ke waktu.

Reformasi pengadaan di ADB dimaksudkan untuk memastikan tercapainya VFM dengan jalan meningkatkan fleksibilitas, kualitas, dan efisiensi di sepanjang siklus pengadaan (lihat ilustrasi di bawah ini serta Buku Panduan Mengenai Nilai Manfaat Uang). VFM merupakan bagian dari struktur pengadaan holistik dengan tiga pilar pendukung: efisiensi, kualitas, dan fleksibilitas. Dua prinsip utama, yaitu transparansi dan keadilan, menjadi ikatan yang menjalin keseluruhan unsur struktur tersebut.

(8)

vii Tentang Publikasi Ini

T ran spa rans i

Nilai Manfaat Uang

Penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, dan ekonomis, yang mengharuskan adanya evaluasi atas biaya dan manfaat yang relevan, sekaligus juga penilaian risiko, atribut non-harga, dan/atau biaya total

kepemilikan yang sesuai

Efisiensi Kualitas Fleksibilitas

• Biaya transaksi turun

• Keterampilan meningkat

• Penggunaan teknologi tingkat tinggi meningkat

• Perencanaan pengadaan yang lebih baik

• Bantuan dan dukungan bagi sistem pengadaan secara elektronik

• Dukungan manajemen kontrak

• Penyelesaian pengaduan dengan cepat

• Proses pengadaan yang lebih baik di negara berkembang anggota

• Perencanaan pengadaan ADB yang lebih baik

• Tata kelola

• Kontrak dengan kriteria kinerja yang jelas

• Jumlah pengaduan yang sedikit

• Proses ADB yang lebih baik

• Tender kompetitif terbuka

• Desentralisasi

• Akreditasi untuk pengaturan pengadaan alternatif

• Keputusan berbasis prinsip

• Perencanaan pengadaan yang lebih baik

• Pelimpahan kewenangan

• Penawaran dengan pembobotan untuk berbagai kriteria proposal

Ke a d il a n

Waktu

Waktu merupakan unsur penting dalam VFM. Ketika suatu proyek selesai tepat waktu atau ketika suatu proses dapat diselesaikan dengan cepat, tercipta nilai yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan. Misalnya, proyek pembangunan jalan yang rampung lebih awal memberikan manfaat ekonomi, keamanan, atau nilai lainnya bagi masyarakat pengguna. Rampungnya jalan tersebut meningkatkan imbal hasil investasi bagi lembaga penanggung jawab serta mempercepat siklus proyek dan pembayaran kepada peserta pemenang tender. Demikian pula proyek yang selesai terlambat akan kehilangan nilai yang signifikan.

Pertimbangan tentang VFM dalam konteks pengadaan perlu memperhatikan hal- hal yang (i) mempersingkat jangka waktu siklus pengadaan, atau (ii) mempercepat penyelesaian proyek pembangunan.

(9)

viii Tentang Publikasi Ini

Tujuan

Buku panduan ini dimaksudkan untuk membantu pembacanya dengan jalan menjelaskan dan menguraikan kebijakan dan peraturan pengadaan ADB tahun 2017 bagi peminjam (termasuk penerima hibah).

Dokumen ini mengidentifikasi informasi tambahan untuk pertimbangan pembaca dalam menerapkan kebijakan dan peraturan pengadaan ADB bagi keadaan masing- masing pembaca.

Dokumen yang Terus Berkembang

Buku panduan ini dimaksudkan sebagai dokumen yang terus berkembang dan akan direvisi sebagaimana diperlukan.

Pastikan mengecek situs web ADB Business Center untuk memperoleh versi terakhir dan informasi terbaru, https://www.adb.org/business/main.

Pembaca

Di berbagai situasi dan kondisi, pembaca diharapkan menggunakan buku panduan ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing pembaca. Demi konsistensi dalam rangkaian buku panduan ini, digunakan asumsi berikut ini tentang pembacanya:

Pembaca dokumen ini merupakan kalangan profesional yang terlibat dalam kegiatan- kegiatan yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Pertanyaan yang sering diajukan, klarifikasi, contoh, informasi tambahan, pranala (link) ke pelatihan, serta sumber daya lain yang berguna akan tersedia di situs web ADB.

Pastikan Anda mengecek situs web ADB Business Center untuk mendapat informasi lebih lanjut, https://www.adb.org/business/main.

(10)

ix Tentang Publikasi Ini

Urusan Hukum dan Prioritas Tata Urutan

Buku panduan ini menjelaskan dan menguraikan ketentuan-ketentuan pada Peraturan Pengadaan untuk Peminjam ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) yang berlaku bagi lembaga penanggung jawab (dan pelaksana) di bawah proyek sektor publik (termasuk proyek daerah) yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman investasi ADB (tidak termasuk pinjaman ADB yang berbasis hasil atau berbasis kebijakan), hibah yang didanai ADB (tidak termasuk bantuan teknis dan konsultasi staf yang dikelola ADB), atau dana yang dikelola ADB.

Apabila terjadi perbedaan antara buku panduan ini dengan peraturan pengadaan, yang dianggap berlaku adalah peraturan pengadaan. Perjanjian pembiayaan mengatur hubungan hukum antara peminjam dan ADB. Hak dan kewajiban antara peminjam dengan penyedia barang, pekerjaan, atau layanan diatur dalam dokumen pengadaan spesifik yang dikeluarkan oleh pihak peminjam dan kontrak yang ditandatangani antara peminjam dengan penyedia, dan bukan berdasarkan buku panduan ini.

(11)

x

DAFTAR SINGKATAN

ADB — Asian Development Bank

DMC — developing member country (negara berkembang anggota ADB)

SOE — state-owned enterprise (badan usaha milik negara)

VFM — value for money (nilai manfaat uang)

(12)

xi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku panduan ini bertujuan membantu peminjam agar dapat memahami dan menilai kelayakan badan usaha milik negara - BUMN (state-owned enterprise - SOE) di negara peminjam untuk ikut serta dalam kontrak barang, pekerjaan, atau layanan yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB, yang berkaitan dengan operasi sektor publik ADB. Buku panduan ini bukanlah panduan untuk operasi sektor swasta, yang diatur oleh prosedur terpisah.

Bagaimana buku panduan ini dapat membantu pengguna?

• Mengklarifikasi persoalan terkait keikutsertaan badan usaha milik negara - BUMN (state-owned enterprise - SOE) dalam kontrak yang dibiayai atau dikelola ADB.

• Menjelaskan ketentuan yang harus dipenuhi badan usaha milik negara (BUMN) agar layak ikut serta dalam kontrak tertentu.

• Memberikan daftar dokumen penunjang yang harus diberikan peserta tender BUMN agar peminjam dapat menilai sepenuhnya kelayakan BUMN tersebut untuk ikut serta.

• Menjelaskan persyaratan untuk memperoleh keterangan no-objection dari ADB agar BUMN dapat ikut serta.

(13)
(14)

I. Pendahuluan

1.1 Buku panduan ini bertujuan membantu peminjam untuk menentukan apakah badan usaha milik negara (BUMN) layak ikut serta dalam pengadaan kontrak barang, pekerjaan, atau layanan yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB. Buku panduan ini akan relevan selama perencanaan pengadaan untuk mengidentifikasi apakah BUMN kemungkinan akan berperan penting dalam pengadaan proyek. Buku panduan ini juga akan relevan pada tahap tender dan evaluasi penawaran guna mengklarifikasi ketentuan-ketentuan agar peserta tender BUMN layak berpartisipasi, sehingga prinsip inti pengadaan ADB mengenai keadilan, serta pedoman dan kebijakan ADB yang berkaitan dengan integritas dan konflik kepentingan, akan terpenuhi. Hal ini akan berkontribusi bagi persaingan yang efektif dan memberikan nilai manfaat uang. Gambar 1 memperlihatkan di mana posisi BUMN dalam siklus pengadaan ADB.

1.2 ADB menyadari posisi penting BUMN dalam perekonomian negara berkembang anggotanya (developing member countries - DMC) untuk konteks pengadaan, tetapi membatasi keikutsertaan BUMN dalam segala proses tender yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB, agar hanya mencakup keadaan yang tidak melemahkan prinsip-prinsip pengadaan ADB.1

1.3 Dengan demikian, sasarannya adalah memastikan bahwa aturan dan prosedur pengadaan ADB sudah diikuti, terutama dalam prinsip keadilan dan transparansi, dengan memastikan adanya kesetaraan (level playing field) antara peserta tender BUMN dan sektor swasta. Terdapat tiga persoalan utama yang perlu diperhatikan:

(i) kepemilikan atau kendali negara dapat

(a) menyebabkan BUMN memiliki akses ke informasi yang tidak tersedia untuk umum, sehingga BUMN tersebut memperoleh keunggulan yang tidak adil dalam persaingan dengan entitas sektor swasta; dan

1 Lihat ADB. 2017. ADB Procurement Policy: Goods, Works, Nonconsulting and Consulting Services.

Manila. Article III; ADB. 2017. Procurement Regulations for ADB Borrowers: Goods, Works, Nonconsulting and Consulting Services. Manila. Bagian 1.18(b) yang menyatakan bahwa “Badan usaha milik negara di negara peminjam hanya dapat ikut serta sebagai peserta tender jika disetujui secara spesifik oleh ADB.”

(15)

Badan Usaha Milik Negara 2

(b) menciptakan potensi konfl ik kepentingan melalui kendali atau kepemilikan negara secara langsung atau tidak langsung atas pembeli maupun pemasok;2 dan

(ii) Berbagai subsidi, hibah, bantuan, atau manfaat lainnya, secara langsung ataupun tidak langsung, yang dinikmati BUMN dapat memberikan keunggulan yang tidak adil saat bersaing dengan entitas sektor swasta yang tidak menikmati manfaat-manfaat tersebut.

2 Risiko konfl ik kepentingan juga dapat terjadi dalam kepemilikan swasta, seperti misalnya: (i) ketika seseorang memegang kepemilikan atau kendali swasta terhadap sebuah BUMN, lalu menggunakannya sebagai kedok untuk bersaing dengan afi liasi atau anak usaha miliknya sendiri, yang dapat menciptakan keadaan konfl ik kepentingan; atau (ii) ketika penelusuran kepemilikan atau kendali swasta berujung pada pemegang saham atau pemilik manfaat akhir yang menimbulkan risiko integritas signifi kan.

Gambar: Badan Usaha Milik Negara dalam Siklus Pengadaan ADB

Sumber: Asian Development Bank.

SIKLUS PENGADAAN

Keadilan

Nilai M anfaat Uang

Kualitas

siEfi

ensi

Keekonom ian

Trasinsranpa

Konseptualisasi Proyek

Perencanaan Pengadaan Rencana Pengadaan Penilaian Risiko Pengadaan

Proyek Manual Administrasi Proyek Bantuan Teknis Transaksi Kategorisasi Risiko Pengadaan

Dokumen Tender Pemberian Kontrak

Rencana Manajemen Kontrak Umpan Balik atau Evaluasi

Manajemen Pelaksanaan dan Kontrak Laporan Penyelesaian Proyek

Penutupan Kontrak Pembelajaran

Strategi Kemitraan Negara Penilaian Risiko Pengadaan di Penilaian Risiko Pengadaan di

Tingkat Negara dan Tingkat Negara dan Sektor/Lembaga Sektor/Lembaga

Evaluasi Penawaran Laporan Evaluasi

Tender

Badan Usaha Milik Negara

(16)

II. Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Negara

2.1 BUMN didefinisikan dengan cara berbeda di berbagai negara

berkembang anggota ADB (DMC), bergantung pada aturan perundang-undangan di negara bersangkutan. Dalam buku panduan ini,3 istilah “BUMN” mencakup, tetapi tidak terbatas pada, berbagai entitas yang diakui oleh hukum nasional di negara peminjam4 sebagai badan usaha yang dimiliki atau dikendalikan secara langsung atau tidak langsung (seluruhnya atau sebagian) oleh pemerintah.5 Istilah ini mencakup perseroan terbatas, persekutuan firma, unincorporated association, dan perusahaan umum (perum), baik yang dimiliki secara mayoritas atau minoritas, tercatat atau tidak tercatat di bursa efek.6 BUMN harus dibedakan dari lembaga publik, kuasi-pemerintah, atau organisasi mirip pemerintah (para- state organization) yang melaksanakan fungsi kebijakan publik, tetapi yang tidak mencakup segala tujuan dan kegiatan ekonomi atau sejenisnya, seperti misalnya pasokan komersial barang, pekerjaan, atau layanan.7 Buku panduan ini tidak berlaku untuk operasi sektor swasta ADB.

2.2 BUMN dapat mengambil bentuk badan hukum yang berbeda-beda dan tunduk pada kerangka kerja peraturan pemerintah atau swasta, atau kombinasi keduanya, bergantung pada pendekatan yang diambil oleh negara tempat BUMN tersebut beroperasi. BUMN dapat tunduk pada hukum dan peraturan di tingkat nasional atau daerah, sekali lagi bergantung pada konteks negara yang berlaku.

3 Buku panduan ini, termasuk deskripsi umum BUMN yang disampaikan, ditujukan untuk mengklarifikasi dan menjawab persoalan terkait keikutsertaan BUMN dalam proses tender kompetitif terbuka. Buku panduan ini tidak mencerminkan pemahaman ADB terhadap BUMN atau kebijakannya terkait BUMN dalam segala hal yang lain.

4 Istilah “peminjam” mencakup penerima hibah yang dibiayai ADB dan dana yang dikelola ADB, serta mengacu pada lembaga penanggung jawab untuk proyek yang dibiayai ADB, yang semuanya dalam konteks operasi sektor publik ADB. Kecuali jika disebutkan lain, istilah peminjam tidak mencakup peminjam di bawah operasi sektor swasta ADB. Dalam beberapa kasus, peminjam hanya bertindak sebagai perantara dan proyeknya dilaksanakan oleh lembaga atau entitas lainnya, dengan demikian sebutan peminjam dalam buku panduan ini juga mencakup lembaga dan entitas seperti itu, sekaligus sub-peminjam berdasarkan pengaturan penerusan pinjaman (on-lending arrangement).

5 Istilah “negara” dan “pemerintah” dapat saling dipertukarkan di dalam buku panduan ini.

6 Perusahaan umum (perum) biasanya didirikan melalui undang-undang spesifik atau piagam pendirian, berbeda dengan proses pembentukan perseroan yang diwajibkan berdasarkan hukum atau peraturan perusahaan di negara yang bersangkutan.

7 World Bank Group. 2014. Corporate Governance of State-Owned Enterprises: A Toolkit. Washington, DC. p. 26.

(17)

Badan Usaha Milik Negara 4

2.3 Sebuah BUMN dapat berbentuk perusahaan umum (perum) yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah dan diatur menurut anggaran dasar khususnya sendiri. Di banyak DMC, utilitas publik yang menyediakan layanan publik sangat penting atau kritis umumnya dibentuk sebagai statutory corporation (di Indonesia disebut perum). BUMN mungkin juga dibentuk berdasarkan hukum khusus mengenai BUMN atau badan usaha publik, atau undang-undang yang memungkinkan pembentukannya. Sebuah BUMN juga dapat berupa perseroan terbatas yang dibentuk berdasarkan aturan perundang-undangan mengenai perusahaan di tingkat nasional (atau daerah) sehingga bersifat sama seperti badan usaha sektor swasta komersial lainnya, tanpa keistimewaan atau pengecualian khusus yang diberikan melalui aturan perundang-undangan.

2.4 Namun, banyak hukum atau peraturan mengenai BUMN, dan juga hukum tingkat daerah mengenai perusahaan milik pemerintah daerah, yang memberikan kuasa pengelolaan dan operasional atas BUMN secara luas kepada pemerintah, yang mengesampingkan ketentuan aturan perusahaan secara umum.

Mungkin ada pembatasan yang dikenakan terhadap BUMN, yang mengurangi otonomi operasinya di bidang-bidang utama seperti di antaranya penganggaran, investasi, penetapan harga, pembayaran dividen, dan sumber daya manusia.

2.5 Buku panduan ini berfokus pada badan usaha yang berada di bawah kendali langsung atau tidak langsung pemerintah:

(i) Kendali langsung dapat melalui (a) pemegang saham mayoritas; atau

(b) pemegang saham minoritas, jika dibarengi dengan kendali efektif atas manajemen dan operasional, bahkan jika BUMN tersebut berbentuk perseroan terbatas menurut undang- undang perusahaan di negara yang bersangkutan dan tunduk pada kerangka kerja hukum sektor swasta untuk manajemen dan operasi perusahaan, termasuk dalam menangani kreditur dan likuidasi badan usaha. Sebagai contoh, kepemilikan minoritas pemerintah dapat memberi kendali efektif atas BUMN tersebut melalui:

› kesepakatan manajemen atau pemegang saham;

› hak suara khusus yang memungkinkan kendali efektif atas operasional, seperti “saham dwiwarna (golden share)” yang dipegang pemerintah;

› kendali atau kemampuan untuk menunjuk dan/atau mengendalikan manajemen, komisaris, atau pengambil keputusan senior di BUMN; dan/atau

› penetapan strategi perusahaan.

(ii) Kepemilikan atau kendali tidak langsung masih bisa terjadi jika pemerintah tidak secara langsung memiliki saham apa pun di dalam BUMN yang bersangkutan, tetapi secara efektif memegang kepemilikan atau kendali langsung atau tidak langsung atas badan usaha lainnya, bahkan melalui beberapa lapisan kepemilikan, yang merupakan pemilik langsung atau pengendali BUMN tersebut.

(18)

Jenis-jenis Badan Usaha Milik Negara 5 2.6 Kendali efektif atas operasional atau manajemen seperti itu dapat melemahkan transparansi proses tender dengan menciptakan keadaan kompetisi yang tidak adil bagi peserta tender sektor swasta. Sebagai contoh, kendali pemerintah atas peserta tender BUMN dapat menciptakan potensi konflik kepentingan atau konflik kepentingan aktual dan/atau memberi peserta tender BUMN tersebut keunggulan kompetitif berlebihan dibandingkan peserta tender yang lain.

2.7 Meskipun keadaan kompetisi yang tidak adil dapat ditimbulkan oleh keikutsertaan BUMN asing, dampaknya akan dimitigasi karena BUMN tersebut beroperasi di luar negara asalnya. Sebagai contoh, BUMN asing tidak akan memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh lisensi impor, izin operasi, atau masukan seperti air dan listrik. Selain itu, tidak akan terjadi konflik kepentingan yang timbul dari hubungan dengan peminjam. Karena alasan-alasan tersebut, disertai pula dengan kesulitan untuk melakukan uji tuntas terhadap entitas yang beroperasi di sistem hukum yang berbeda dan kemungkinan dalam bahasa lain, BUMN yang terdaftar atau didirikan di luar negara peminjam tidak dikenakan ketentuan keikutsertaan seperti yang dijelaskan dalam buku panduan ini.

2.8 Potensi pentingnya BUMN dalam pengadaan untuk operasi yang didukung ADB perlu dikaji selama tahap perencanaan pengadaan. Langkah ini dapat mengidentifikasi sejak awal di mana saja BUMN dapat berperan penting karena posisinya yang dominan di pasar tertentu, persyaratan kompatibilitas dengan sistem lama, dan/atau tidak adanya kompetisi di wilayah geografis atau lingkungan operasi yang sulit.

2.9 Jika BUMN berpotensi memiliki peran signifikan dalam proyek, identifikasi sejak awal akan memberi waktu yang memadai bagi peminjam untuk melakukan penilaian awal kelayakan, termasuk menilai aspek-aspek yang relevan dari kerangka kerja hukum dan operasional sebagai bagian dari penilaian risiko pengadaan di tingkat negara dan sektor/lembaga (lihat Buku Panduan Mengenai Kerangka Kerja Risiko Pengadaan). Rencana pembiayaannya mungkin memperbolehkan peminjam menggunakan pendanaan dari mitra untuk kontrak- kontrak yang kemungkinan akan menarik BUMN yang tidak memenuhi syarat.

Jika keikutsertaan BUMN diperbolehkan untuk paket kontrak spesifik yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB, perinciannya akan diberikan dalam rencana pengadaan dan dimasukkan dalam dokumen pengadaan yang relevan.

(19)

III. Ketentuan bagi Keikutsertaan Badan Usaha Milik Negara

3.1 Peraturan pengadaan 2017 menetapkan ketentuan untuk peserta tender yang layak ikut serta dalam kontrak yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB, yang di antaranya melarang peminjam untuk menolak keikutsertaan, atau mendiskualifikasi, peserta tender karena alasan yang tidak berkaitan dengan kapasitas dan sumber dayanya untuk melaksanakan kontrak.8 Namun, peraturan pengadaan dalam paragraf 1.18(b) mengizinkan BUMN di negara peminjam untuk ikut serta sebagai peserta tender hanya bila disetujui secara spesifik oleh ADB.

3.2 Persetujuan ADB mengenai kelayakan peserta tender BUMN hanya akan diberikan jika peserta tender yang bersangkutan

(i) dapat beroperasi sebagai entitas komersial,

(ii) memiliki otonomi secara hukum dan keuangan, serta

(iii) bukan lembaga yang terikat (dependent agency) pada peminjam.9 Setelah ketentuan-ketentuan tersebut dipenuhi, ADB baru akan yakin bahwa persaingan yang kuat telah dipertahankan melalui upaya kesetaraan/level playing field dengan (i) menghindari konflik kepentingan apa pun antara peminjam dengan peserta tender BUMN; dan (ii) mencegah segala keunggulan kompetitif berlebihan yang menguntungkan peserta tender BUMN tersebut, sehingga kebijakan pengadaan 2017, termasuk keadilan sebagai prinsip inti pengadaan, serta kebijakan dan pedoman ADB yang berkaitan dengan integritas dan konflik

8 Dengan demikian, persyaratan kualifikasinya harus bersifat tidak membatasi (nonrestrictive) dan hanya menggunakan kriteria yang dirancang untuk memperlihatkan bahwa peserta tender memiliki kualifikasi profesional dan teknis serta kompetensi yang diperlukan, sumber daya keuangan, peralatan dan fasilitas fisik, kemampuan pengelolaan, pengalaman umum dan spesifik, reputasi bisnis, serta kapasitas untuk melaksanakan kontrak, sesuai peraturan pengadaan dalam paragraf 1.16–1.17.

9 Peraturan pengadaan dalam paragraf 1.18(c) juga memperbolehkan melibatkan BUMN secara kasus per kasus jika layanan universitas atau pusat penelitian milik pemerintah di negara peminjam bersifat unik dan luar biasa, sehingga keikutsertaannya sangat penting dalam pelaksanaan proyek. Hal ini juga berlaku untuk staf dari universitas atau pusat penelitian yang bersangkutan, yang boleh dilibatkan secara individu.

(20)

Ketentuan Bagi Keikutsertaan Badan Usaha Milik Negara 7 kepentingan, akan terpenuhi.10 Akan tetapi, risiko integritas mungkin akan tetap ada karena keikutsertaan peserta tender BUMN, sehingga uji tuntas yang sesuai perlu diterapkan dan dilanjutkan di sepanjang proses pengadaan.

3.3 Dalam memutuskan apakah BUMN memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut, kerangka kerja hukum dan operasional terkait BUMN di negara yang bersangkutan harus ditinjau secara saksama, terutama selama penilaian risiko pengadaan di tingkat negara dan sektor (lihat Buku Panduan Mengenai Kerangka Kerja Risiko Pengadaan). Hal ini akan membantu dalam menentukan apakah ada konflik kepentingan aktual atau potensi konflik kepentingan di antara peserta tender BUMN dengan entitas pemerintah yang melakukan pengadaan atau dengan peserta tender yang lain, serta cara-cara agar konflik kepentingan tersebut dapat ditangani, dimitigasi, atau dikelola secara efektif guna memastikan netralitas persaingan dalam proses tender. Penilaian tersebut harus dilakukan terhadap setiap peserta tender yang berpotensi merupakan BUMN, baik karena peserta tender tersebut diakui oleh hukum nasional di negara peminjam sebagai badan usaha yang kepemilikan atau kendalinya (seluruhnya atau sebagian), langsung atau tidak langsung, dipegang oleh pemerintah, atau berdasarkan informasi yang terkandung di dalam penawarannya, atau atas pengetahuan umum dari peminjam sendiri, bahkan jika peserta tender yang bersangkutan tidak secara spesifik menyebutkan statusnya sebagai BUMN dalam penawarannya.

3.4 Peminjam bertanggung jawab melaksanakan penilaian awal terhadap kelayakan BUMN. Tingkat kepemilikan atau kendali apa pun oleh peminjam (termasuk oleh lembaga penanggung jawab atau lembaga pelaksana) terhadap peserta tender BUMN, langsung atau tidak langsung, harus segera diberitahukan kepada ADB, dan keterangan no-objection dari ADB harus diperoleh terlebih dahulu sebelum BUMN tersebut dapat dipertimbangkan sebagai peserta tender yang layak dan dilakukan penelaahan lebih lanjut. Dalam setiap keadaan, perincian lengkap hasil penelaahan kelayakan peserta tender BUMN, termasuk informasi dan dokumen yang diperlukan seperti dijelaskan dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2, harus disampaikan dalam laporan evaluasi penawaran.

3.5 Ketiga ketentuan tersebut dijelaskan pada subbagian berikut.11

10 Lihat peraturan pengadaan dalam paragraf 1.19–1.22. Meskipun ketentuan mengenai kelayakan BUMN dapat melindungi integritas proses tender dan membantu menghindari risiko keunggulan kompetitif berlebihan serta potensi konflik atau konflik sesungguhnya secara lebih luas, konflik kepentingan dari segi potensi pelanggaran atau pelanggaran aktual terhadap Kebijakan Antikorupsi ADB (1998, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) dan Prinsip-Prinsip dan Pedoman Integritas ADB (2015, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) merupakan dasar yang terpisah dan independen untuk mempertanyakan segala kegiatan BUMN atau peminjam yang timbul dari, atau berhubungan dengan, proses tender, pemberian kontrak, dan/atau manajemen kontrak selanjutnya hingga penyelesaian.

11 BUMN yang menerima pinjaman sektor swasta ADB atau yang sebagian ekuitasnya dimiliki ADB akan layak ikut serta dalam kontrak pengadaan yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB, jika dapat memenuhi tiga ketentuan tersebut.

(21)

Badan Usaha Milik Negara 8

1. Badan Usaha Milik Negara Dapat Beroperasi sebagai Entitas Komersial

3.6 BUMN harus membuktikan bahwa BUMN tersebut dapat menjalankan kegiatan komersial dan memasuki kontrak hukum terkait, menerima tanggung jawab komersial, meminjam uang dan memiliki kewajiban melunasi utangnya, menuntut dan dituntut atas namanya sendiri, serta dinyatakan pailit dan tunduk pada likuidasi badan usaha sesuai dengan hukum dan peraturan setempat tanpa imunitas apa pun dari proses yudisial. BUMN tersebut juga harus membuktikan bahwa dirinya tidak memiliki atau menjalankan fungsi regulasi eksklusif apa pun yang memberi BUMN tersebut posisi pasar dominan atau status istimewa (misalnya dalam hal pemberian izin, otorisasi, sertifikasi, subsidi, dukungan anggaran, dll.) dari atau oleh pemerintah atau lembaga atau kepanjangan tangan pemerintah apa pun.

2. Badan Usaha Milik Negara Memiliki Otonomi Secara Hukum dan Keuangan

3.7 BUMN harus membuktikan bahwa

(i) BUMN tersebut memiliki kepribadian hukum atau status hukum yang terpisah dan berbeda dari pemerintah, misalnya BUMN yang bersangkutan tidak boleh merupakan lembaga atau kepanjangan tangan pemerintah tanpa kepribadian hukum yang terpisah dan jelas;

(ii) pada saat menyerahkan penawaran atau menjelang pemberian kontrak dan pelaksanaannya, BUMN tersebut tidak sedang menerima atau kemungkinan akan menerima:

(a) segala subsidi bernilai besar;12

(b) alokasi anggaran bernilai besar yang sifatnya rutin atau pasti (misalnya apropriasi anggaran, transfer tunai atau aset tanpa syarat, dll.) dari pemerintah;13

(c) segala manfaat nyata (misalnya akses ke tanah, valuta asing, lisensi impor, dll.) yang tidak dinikmati oleh sektor swasta;

dan/atau

(d) pengecualian dari atau pengurangan kewajiban pajak; dan

12 “Subsidi” terjadi jika ada kontribusi keuangan dari pemerintah atau segala bentuk penghasilan atau dukungan harga yang bersifat material. Kontribusi keuangan dalam hal ini berupa transfer dana secara langsung seperti hibah, pinjaman, dukungan atau suntikan ekuitas, dan/atau dukungan keuangan material lainnya, seperti jaminan pinjaman, kredit atau pengecualian pajak, atau penyediaan atau pembelian barang dan/atau layanan oleh pemerintah untuk atau dari BUMN tersebut pada harga nominal atau harga di bawah pasar. Dalam paragraf ini, “bernilai besar” berarti memiliki nilai yang cukup besar untuk menimbulkan inkonsistensi dengan prinsip pengadaan ADB.

13 Dalam keadaan tertentu, pembayaran yang diterima BUMN sehubungan dengan operasi yang diamanatkan pemerintah tidak harus ditafsirkan sebagai dukungan anggaran, asalkan pembayaran tersebut dipisahkan dengan jelas dari operasi komersial normal BUMN yang bersangkutan, serta dialokasikan secara eksklusif untuk pengeluaran yang timbul dari, atau berkaitan dengan, operasi yang diamanatkan pemerintah tersebut.

(22)

Ketentuan Bagi Keikutsertaan Badan Usaha Milik Negara 9 (iii) BUMN tersebut beroperasi dalam keadaan komersial yang sama

dengan pelaku sektor swasta, misalnya

(a) harga, tarif, dll. dari BUMN tersebut didasarkan pada biaya aktual dan pertimbangan pasar;

(b) pembeliannya, investasi modal, biaya operasi, dan jumlah tenaga kerjanya ditentukan oleh kekuatan pasar;

(c) BUMN tersebut membayar sesuai tarif pasar untuk modal kerja dan pembiayaan investasinya;

(d) BUMN tersebut tunduk pada peraturan yang sama sebagaimana pelaku lainnya dalam hal ketersediaan informasi, pelaporan, dan transparansi; serta

(e) BUMN tersebut memberikan imbal hasil berbasis pasar kepada investor atau pemegang sahamnya.

3. Badan Usaha Milik Negara Bukan Lembaga yang Terikat pada Peminjam

3.8 BUMN harus membuktikan bahwa perusahaan tidak memasukkan penawaran (atau menyerahkan proposal) untuk kontrak pengadaan yang pemenangnya akan ditentukan oleh peminjam (i) yang bertanggung jawab, langsung ataupun tidak langsung, terhadap pengaturan atau pengawasan BUMN tersebut; (ii) yang secara efektif adalah penerima laporan wajib dari BUMN tersebut; (iii) yang secara langsung atau tidak langsung memegang kepemilikan BUMN tersebut; atau (iv) yang memiliki kemampuan untuk menjalankan kendali langsung atau tidak langsung dalam bentuk keputusan, tindakan, atau struktur manajemen, keuangan, dan/atau operasional, atau yang memiliki kepentingan material terhadap BUMN tersebut.

3.9 Kepemilikan saham BUMN bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam membuktikan independensi antara BUMN dengan peminjam. Kepemilikan mayoritas saham BUMN oleh pemerintah belum tentu berarti bahwa BUMN tersebut tidak independen, contohnya jika kepemilikan mayoritas pemerintah dipegang oleh lembaga yang bukan peminjam dan peminjam tidak memiliki kendali atas manajemen, keuangan, dan/atau operasional, secara langsung atau tidak langsung. Hal ini menjadi contoh bagaimana kerangka kerja hukum dan operasional di negara peminjam dapat ditinjau dan dipertimbangkan dalam upaya menentukan kelayakan BUMN.

3.10 Pada saat bersamaan, kepemilikan minoritas oleh peminjam di BUMN tersebut juga dapat menimbulkan kurangnya independensi (lihat paragraf 2.5 buku panduan ini). Bidang kendali tertentu, seperti keberadaan pejabat lembaga di jajaran dewan komisaris sebuah BUMN, perlu ditinjau dengan teliti untuk menentukan apakah peminjam memiliki kendali efektif terhadap BUMN tersebut, atau apakah peminjam dapat dikendalikan oleh BUMN tersebut.

3.11 Tidak adanya independensi antara peminjam dengan BUMN dalam kaitannya sebagai pengawas atau yang menerima laporan dari BUMN tersebut,

(23)

Badan Usaha Milik Negara 10

dapat menimbulkan pengaruh tertentu terhadap keputusan seleksi. Faktor-faktor ekstrinsik tersebut mungkin termasuk, sebagai contoh, menaikkan omzet BUMN tersebut atau mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya demi memuaskan pemilik tertentu dan/atau demi memenuhi tujuan manajemen peminjam atau lembaga yang dikendalikan peminjam.

3.12 Dalam kebanyakan keadaan, peminjam berada di posisi terbaik untuk mengidentifikasi sendiri BUMN mana saja yang berada di bawah kendalinya secara administratif dan/atau operasional, langsung atau tidak langsung, sesuai dengan kewenangannya yang ditetapkan hukum, jika ada, terhadap industri atau sektor tertentu. Peminjam harus mengecualikan BUMN seperti itu agar tidak ikut serta dalam kontrak yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB. Namun, hasil penentuan peminjam yang membolehkan peserta tender BUMN untuk ikut serta akan tunduk pada keterangan no-objection dari ADB (paragraf 3.4).

3.13 Lampiran 1 berisi daftar periksa langkah-langkah yang perlu diikuti peminjam (dan BUMN) untuk menentukan apakah BUMN tersebut layak ikut serta dalam proses tender. Lampiran 2 berisi daftar dokumentasi pendukung yang perlu diminta dalam dokumen tender14 jika diperkirakan ada BUMN yang ikut serta dan/atau, diminta dari BUMN dalam proses evaluasi penawaran jika dokumentasi pendukung tersebut tidak diberikan oleh peserta tender BUMN dalam penawarannya.

14 Dalam kasus kontrak untuk layanan konsultasi, hal ini mencakup undangan untuk memasukkan pernyataan berminat (request for expression of interest) dan permintaan proposal (request for proposal).

(24)

Lampiran 1: Daftar Periksa Kelayakan Badan Usaha Milik Negara

Ketentuan Kelayakan

Dokumentasi atau Informasi yang Menjadi Dasar

Keputusan Yang Memutuskan

1. Apakah BUMN adalah lembaga yang terikat pada peminjam?

• Dokumen pendirian (misalnya piagam, akta pendirian, peraturan pemerintah yang relevan, dll.)

• Anggaran rumah tangga, keputusan dewan direksi, surat kuasa perusahaan,

• Jejak kepemilikan aktual dll.

dan/atau pemilik manfaat untuk menentukan kendali

• Surat keterangan dari penasihat hukum pemerintah DMC (Lampiran 2, paragraf A2.1)

• Surat keterangan dari BUMN (Lampiran 2, paragraf A2.2)

• Struktur tata kelola perusahaan

Untuk kontrak yang memerlukan tinjauan pasca-pemberian kontrak (sampling) dan tinjauan prakontrak:

• Peminjam harus memperoleh semua dokumentasi yang relevan agar dapat menentukan secara akurat status BUMN sesungguhnya dari segi “dependensi”

atau kendali dalam kaitannya dengan peminjam.

• Tingkat kepemilikan atau kendali apa pun oleh peminjam (termasuk oleh lembaga penanggung jawab atau lembaga pelaksana) terhadap peserta tender BUMN, langsung atau tidak langsung, harus segera diberitahukan kepada

• Keterangan no-objection ADB.

dari ADB harus diperoleh terlebih dahulu sebelum BUMN tersebut dapat dipertimbangkan sebagai peserta tender yang layak.

Jika peminjam menilai bahwa BUMN tersebut tidak memenuhi ketentuan kelayakan ini, penawarannya akan ditolak dan

continued on next page

(25)

Lampiran 1 12

continued on next page Ketentuan Kelayakan

Dokumentasi atau Informasi yang Menjadi Dasar

Keputusan Yang Memutuskan

• untuk kontrak yang memerlukan tinjauan pasca-pemberian kontrak (sampling), keterangan no-objection dari ADB atas penilaian ini tidak diperlukan; atau

• untuk kontrak yang memerlukan tinjauan prakontrak, keterangan no-objection dari ADB terhadap penilaian ini, jika didukung, akan diberikan melalui keterangan no-objection terhadap laporan evaluasi penawaran.

2. Dapatkah BUMN beroperasi sebagai entitas komersial?

(i) Kemampuan untuk memasuki kontrak komersial yang mengikat secara hukum dan menerima tanggung jawab

(ii) Wewenang untuk meminjam uang dan melakukan pelunasan utang

(iii) Proses hukum untuk likuidasi badan usaha dan pembubaran entitas

(iv) Dapat dinyatakan pailit

(v) Dapat menuntut dan dituntut atas namanya sendiri

• Dokumen pendirian (misalnya piagam, akta pendirian, peraturan pemerintah yang relevan, dll.)

• Anggaran rumah tangga, keputusan dewan direksi, surat kuasa perusahaan,

• Surat keterangan dari dll.

penasihat hukum pemerintah DMC (Lampiran 2, paragraf A2.1)

• Surat keterangan dari BUMN (Lampiran 2, paragraf A2.2)

Jika peminjam menilai bahwa BUMN tersebut tidak memenuhi ketentuan kelayakan ini, penawarannya akan ditolak dan

• untuk kontrak yang memerlukan tinjauan pasca-pemberian kontrak (sampling), keterangan no-objection dari ADB atas penilaian ini tidak diperlukan; atau

• untuk kontrak yang memerlukan tinjauan prakontrak, keterangan no-objection dari ADB terhadap penilaian ini, jika didukung, akan diberikan melalui keterangan no-objection terhadap laporan evaluasi penawaran.

3. Apakah BUMN memiliki otonomi secara hukum dan keuangan?

• Dokumen pendirian (misalnya piagam, anggaran dasar, peraturan pemerintah yang relevan, dll.)

• Anggaran rumah tangga, keputusan dewan direksi, surat kuasa perusahaan, dll.

Tabel continued

(26)

Lampiran 1 13

continued on next page Tabel continued

Ketentuan Kelayakan

Dokumentasi atau Informasi yang Menjadi Dasar

Keputusan Yang Memutuskan

(vi) Otonomi keuangan, yaitu pada saat menyerahkan penawaran atau menjelang pemberian kontrak dan

pelaksanaannya, BUMN tersebut tidak sedang menerima atau kemungkinan akan menerima,

• segala dukungan subsidi atau anggaran dari pemerintah, secara langsung atau tidak langsung, yang bersifat material;

• segala manfaat nyata (misalnya akses ke tanah, valuta asing, lisensi impor, dll.) yang tidak dinikmati oleh sektor swasta;

• segala pengecualian dari atau

pengurangan kewajiban pajak;

dan • harga, tarif, dll. dari BUMN tersebut didasarkan pada biaya aktual dan pertimbangan pasar;

• pembeliannya, investasi modal, biaya operasi, dan jumlah tenaga kerjanya ditentukan oleh kekuatan pasar;

• BUMN tersebut membayar sesuai tarif pasar untuk modal kerja dan pembiayaan investasinya;

• Rekening keuangan

• Surat keterangan dari BUMN penasihat hukum pemerintah DMC (Lampiran 2, paragraf A2.1)

• Surat keterangan dari BUMN (Lampiran 2, paragraf A2.2)

• Undang-undang anggaran belanja di negara peminjam (di Indonesia berupa Undang-Undang APBN)

Jika peminjam menilai bahwa BUMN tersebut tidak memenuhi ketentuan kelayakan ini, penawarannya akan ditolak dan

• untuk kontrak yang memerlukan tinjauan pasca-pemberian kontrak (sampling), keterangan no-objection dari ADB atas penilaian ini tidak diperlukan, atau

• untuk kontrak yang memerlukan tinjauan prakontrak, keterangan no-objection dari ADB terhadap penilaian ini, jika didukung, akan diberikan melalui keterangan no-objection terhadap laporan evaluasi penawaran.

(27)

Lampiran 1 14

Ketentuan Kelayakan

Dokumentasi atau Informasi yang Menjadi Dasar

Keputusan Yang Memutuskan

• BUMN tersebut tunduk pada peraturan yang sama sebagaimana pelaku lainnya dalam hal ketersediaan informasi, pelaporan, dan transparansi;

serta

• BUMN tersebut memberikan imbal hasil berbasis pasar kepada investor atau pemegang sahamnya.

Penilaian Keseluruhan

Untuk tinjauan pasca-pemberian kontrak (sampling) dan tinjauan prakontrak, jika peminjam menilai bahwa BUMN memenuhi ketiga ketentuan kelayakan tersebut (setelah keterangan no-objection dari ADB atas penelaahan bahwa BUMN yang bersangkutan bukan lembaga yang terikat pada peminjam), akan diperlukan juga keterangan no-objection dari ADB atas penilaian keseluruhan tersebut.

Untuk kontrak yang memerlukan tinjauan prakontrak, keterangan no-objection dari ADB, jika didukung, akan diberikan melalui keterangan no-objection terhadap laporan evaluasi penawaran.

ADB = Asian Development Bank, DMC = negara berkembang anggota ADB, BUMN = badan usaha milik negara.

Sumber: Asian Development Bank.

(28)

Lampiran 2: Persyaratan

Dokumentasi dan Informasi untuk Badan Usaha Milik Negara

A2.1 Setiap badan usaha yang (i) mengajukan pendaftaran prakualifikasi, mengikuti tender, dan/atau memasukkan penawaran untuk pekerjaan sipil, barang, atau layanan nonkonsultasi; atau (ii) memasukkan pernyataan berminat atas atau menyerahkan proposal untuk layanan konsultasi; dan dimiliki atau dikendalikan seluruhnya atau sebagian (langsung ataupun tidak langsung) oleh lembaga atau kepanjangan tangan pemerintah peminjam apa pun (nasional ataupun daerah), harus menyerahkan dokumen berikut bersamaan dengan pendaftaran, penawaran, pernyataan berminat, proposal, dan/atau kuotasi:1

(i) dokumen pendirian, misalnya piagam, anggaran dasar, dan/atau segala dokumen resmi lainnya yang mengonfirmasikan pendirian resmi badan usaha milik negara (BUMN);

(ii) sertifikat bisnis atau pendaftaran komersial;

(iii) daftar pemegang saham BUMN tersebut saat ini (yang sudah diperbarui) atau bukti yang ekuivalen, termasuk identifikasi segala kepemilikan dan/atau kendali pemerintah secara tidak langsung yang menguntungkan atas BUMN tersebut;

(iv) deskripsi sifat dan jenis hubungan atau kaitan, jika ada, antara anggota dewan komisaris, dewan direksi, atau badan-badan pengawas serupa dan/atau manajemen senior BUMN tersebut, dengan lembaga penanggung jawab yang bertanggung jawab dan/

atau segala lembaga atau kepanjangan tangan peminjam;

(v) laporan operasional yang terakhir diaudit atau yang terkini dari BUMN tersebut;

(vi) keterangan dari penasihat hukum pemerintah di negara peminjam mengenai sifat komersial, otonomi keuangan, dan independensi BUMN yang bersangkutan;

(vii) Undang-undang anggaran belanja di negara peminjam (di Indonesia berupa Undang-Undang APBN), untuk memastikan apakah BUMN tersebut menerima alokasi anggaran langsung dari pemerintah atau salah satu kepanjangan tangannya, dan

1 Persyaratan seperti ini biasanya akan dimasukkan dalam lembar data pendaftaran atau lembar data penawaran yang berlaku.

(29)

Lampiran 2 16

(viii) segala dokumentasi lain yang relevan, yang memberikan informasi mengenai kepemilikan dan/atau kendali atas BUMN tersebut dan hubungannya dengan lembaga penanggung jawab yang bertanggung jawab.

A2.2 Pendaftar atau peserta tender BUMN seperti itu juga harus memberi keterangan2 yang bermakna dalam bentuk dan substansi sebagai berikut:

“…Kami dengan ini menyatakan bahwa:

(i) kami tidak dimiliki secara langsung atau tidak langsung, atau tunduk pada kendali lembaga atau otoritas pemerintah apa pun, yang secara langsung atau tidak langsung juga mengawasi, mengelola, atau mengendalikan lembaga penanggung jawab;

(ii) kami tidak memiliki imunitas dari pengadilan dengan yurisdiksi yang kompeten, dapat dinyatakan pailit atau bangkrut berdasarkan hukum yang berlaku, serta dapat menuntut dan dituntut atas nama kami sendiri;

(iii) kami membayar pajak dan bea sesuai dengan hukum yang berlaku;

(iv) pada saat menyerahkan penawaran atau menjelang pemberian kontrak dan pelaksanaannya, kami tidak sedang menerima atau kemungkinan akan menerima:

(a) segala dukungan subsidi atau anggaran dari pemerintah, secara langsung atau tidak langsung, yang bersifat material;

(b) segala manfaat nyata (misalnya akses ke tanah, valuta asing, lisensi impor, dll.) yang tidak dinikmati oleh sektor swasta;

dan/atau

(c) segala pengecualian dari atau pengurangan kewajiban pajak;

(v) kami tunduk pada peraturan yang sama sebagaimana pelaku lainnya dalam hal ketersediaan informasi, pelaporan, dan transparansi;

(vi) kami menyimpan notulen pertemuan Dewan Komisaris (dan segala komite khusus Dewan Komisaris), serta dikenakan audit internal dan eksternal; dan

(vii) kami tidak memiliki atau menjalankan fungsi regulasi eksklusif apa pun yang memberi kami atau afiliasi kami posisi pasar dominan atau status istimewa (misalnya dalam hal pemberian izin, otorisasi, sertifikasi, subsidi, dukungan anggaran, dll.) dari atau oleh

pemerintah atau lembaga atau kepanjangan tangan pemerintah apa pun…”

2 Hal ini mungkin dimasukkan di dalam teks lembar penyerahan pendaftaran atau surat penawaran, atau lembar isian prakualifikasi atau tender yang terpisah.

(30)

ASIAN DEVELOPMENT BANK

Badan Usaha Milik Negara

Buku Panduan Mengenai Pengadaan

Buku panduan ini membantu peminjam agar dapat memahami bagaimana keikutsertaan badan usaha milik negara (BUMN) dalam kontrak yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah sektor publik ADB, atau dari dana yang dikelola ADB, dapat menimbulkan persoalan ketidakadilan atau konflik kepentingan. Panduan ini juga mengklarifikasi berbagai ketentuan agar ADB dapat menyetujui partisipasi peserta tender BUMN di negara peminjam untuk kontrak seperti itu: yaitu bahwa BUMN yang bersangkutan (i) dapat beroperasi sebagai entitas komersial, (ii) memiliki otonomi secara hukum dan keuangan, serta (iii) bukan lembaga yang terikat pada peminjam. Buku panduan ini menjelaskan informasi yang harus diberikan peserta tender BUMN untuk memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut.

ASIAN DEVELOPMENT BANK 6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550 Metro Manila, Philippines www.adb.org

Tentang Asian Development Bank

Visi ADB adalah kawasan Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah menolong negara-negara berkembang anggotanya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Meski Asia dan Pasifik tampak menuai banyak keberhasilan, sebagian besar populasi kelompok miskin dunia masih tinggal di kawasan ini. ADB berkomitmen mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang mempertahankan kelestarian lingkungan, dan integrasi kawasan.

ADB yang berbasis di Manila dimiliki oleh 67 anggota, termasuk 48 dari kawasan Asia dan Pasifik. Instrumen utama ADB untuk membantu negara berkembang anggotanya adalah dialog kebijakan, pinjaman, investasi saham, jaminan, hibah, dan bantuan teknis.

Gambar

Tabel continued

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah dana penelitian kompetitif (di luar kerjasama) yang diterima UNDIP dari tahun 2005 – 2009.1. Penelitian kerjasama dengan institusi pemerintah baik itu di

[r]

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang harus diikuti oleh mahasiswa program pendidikan Universitas Negeri Semarang sebagai program

1) Persiapan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling layanan informasi tentang minat belajar dengan mempersiapkan sesuatunya berkaitan dengan kegiatan yang

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA.03/BOR.358.LPSE/ULP_POKJA III/LMD/IX/2015 tanggal 18 September 2015 untuk Pekerjaan Penawaran Pelelangan Pekerjaan Peningkatan

Dalam komposisi ini akan di kolaborasikan instrumen yang berbeda asal, yaitu Arumba yang berasal dari Indonesia, kuartet gesek, dan instrumen tiup yang merupakan alat

[r]

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada