1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap negara tentu mempunyai ciri budaya yang khas. Budaya yang dimiliki akan menjadi suatu karakter dan identitas negara, yang juga menjadi ciri khas tiap-tiap negara. Beragam budaya, adat istiadat, bermacam-macam suku dan bahasa, menjadikan sebuah negara memiliki kekayaan dalam seni, baik seni tari, arsitektur, seni rupa, dan seni musik.
Musik telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal itu disebabkan oleh perkembangan jaman yang semakin modern dan pola pikir manusia yang semakin berkembang. Berkiblat pada perkembangan musik barat, para komposer dan musisi semakin berlomba-lomba mengembangkan imajinasi dan ide-ide mereka, yang kemudian dituangkan dalam karya musik modern. Hal ini kerap kali membuat para komposer dan pemain musik melupakan musik tradisional sebagai identitas orisinil negara mereka.
Dalam perkembangan musik modern yang begitu pesat, beberapa seniman dan musisi pun kemudian mencoba untuk melestarikan musik tradisional dengan cara mengkombinasikannya dengan musik modern. Sebagai contoh, salah seorang tokoh angklung yaitu Daeng Soetigna, seorang guru Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ia telah berhasil menempatkan kembali kedudukan angklung di tengah-tengah masyarakat dengan melakukan modernisasi alat musik Angklung, dari alat yang sederhana dan hanya berskala tangga nada pentatonis, menjadi angklung kompleks yang berskala tangga nada diatonis. Demikian pula Udjo Ngalagena salah seorang tokoh Angklung dari Jawa Barat, berupaya melestarikan dan mengembangkan teknik permainan angklung. Antara lain dengan membangun sebuah museum angklung pertama dan terlengkap di Jawa Barat.
2
dilanda oleh demam piano dan biola, pemerintah China kemudian lebih mementingkan penggalian dan perlindungan terhadap musik nasional. Pemerintah China tidak segan untuk mengeluarkan biaya besar untuk mengorganisasi musikus dan seniman rakyat. Selain itu, dalam dunia pendidikan China, konservatori musik dan jurusan kesenian keguruan juga mengadakan mata pelajaran kejurusan musik nasional.1 Upaya – upaya tersebut harus terus dikembangkan agar masyarakat tidak lupa dengan kebudayaan bangsa sendiri.
Sebuah komposisi musik yang bertajuk “Tre Discordes” dalam
Fantasia, Kolaborasi Arumba, Kuartet Gesek dan Instrumen Tiup
Dalam Tiga Nuansa, merupakan salah satu upaya dalam melestarikan musik
daerah. Dalam komposisi ini akan di kolaborasikan instrumen yang berbeda asal, yaitu Arumba yang berasal dari Indonesia, kuartet gesek, dan instrumen tiup yang merupakan alat musik barat. Judul komposisi Tre Discordes sendiri diambil dari bahasa Itali (tre), yang berarti tiga, dan bahasa Latin (discordes) yang berarti variasi atau ragam. Tiga variasi atau ragam yang dimaksud adalah komposisi ini menggambarkan tiga bentuk kolaborasi angklung, kuartet gesek, dan instrumen tiup dalam tiga nuansa yang berbeda yaitu Sunda, Irlandia, dan Persia.
Bentuk komposisi Fantasia adalah komposisi yang menggunakan istilah yang diadopsi pada era Renaissance untuk komposisi instrumental, dimana bentuk dan penemuannya semata-mata berasal dari fantasi dan keterampilan penulis2. Instrumen yang akan digunakan dalam komposisi ini adalah: Arumba (angklung dan calung), kuartet gesek: (violin, viola, dan violoncello) instrumen tiup: (flute, irish whistle, dan saxophone) perkusi: (floor drum, simbal, hi-hat) dan gitar.
1Herman Tan, “Alat Musik Tradisional China” Dalam Tionghoa.Info, 1 April 2015.http://www.tionghoa.info/alat-musik-tradisional-china/
3 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam penulisan ini, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses dan penyusunan komposisi yang mengkolaborasikan arumba, kuartet gesek, dan instrumen tiup dalam komposisi “Tre Discordes” dalam Fantasia, Kolaborasi Arumba, Kuartet Gesek dan
Instrumen Tiup Dalam Tiga Nuansa?
2. Bagaimana analisis struktural dalam komposisi yang mengkolaborasikan arumba, kuartet gesek dan instrumen tiup?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana proses penyusunan dan pendeskripsian komposisi yang mengkolaborasikan arumba, kuartet gesek dan instrumen tiup.
2. Mengetahui bagaimana analisis struktural dalam komposisi yang mengkolaborasikan arumba, kuartet gesek dan instrumen tiup.
D. Manfaat Penelitian
4 E. Batasan Masalah
Karya tulis ini dibatasi pada proses penyusunan komposisi fantasia yang berjudul “Tre Discordes” dalam Fantasia, Kolaborasi Arumba, Kuartet
Gesekdan Instrumen Tiup Dalam Tiga Nuansa. Komposisi ini terdiri dari
tiga bagian, yaitu A, B dan C. Komposisi ini disusun dengan melibatkan instrumen angklung, kuartet gesek dan instrumen tiup dengan penambahan instrumen gitar dan perkusi yang masing-masing mewakili setiap nuansa berbeda yang dimainkan, yaitu Sunda, Irlandia dan Persia.
F. Batasan Istilah
“Tre Discordes” dalam Fantasia, Kolaborasi Arumba, Kuartet Gesek
dan Instrumen Tiup Dalam Tiga Nuansa merupakan judul komposisi
musik yang disusun oleh penulis.
Arumba (Alunan Rumpun Bambu) adalah nama dari penggunaan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu (dalam komposisi ini instrumen yang digunakan adalah angklung dan calung). Istilah-istilah musik yang dipakai adalah istilah-istilah musik yang umum dalam teori musik.
Kuartet gesek merupakan ansambel musik kamar yang terdiri dari alat musik gesek, yaitu violin satu, violin dua, viola, dan cello.
Instrumen tiup adalah alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Dalam komposisi ini digunakan instrumen flute, irish whistle, dan saxophone.
Fantasia dalah komposisi yang menggunakan istilah yang diadopsi pada era Renaissance untuk komposisi instrumental. Bentuk dan penemuannya berasal dari fantasi dan keterampilan penulis.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan bersifat analisis deskriptif. Sistematika penulisan terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, penciptaan karya, analisis data dan penulisan laporan.
5
musik Irlandia dan Persia. Selain itu penulis juga mengumpulkan berbagai informasi tentang sejarah musik angklung, komposisi kuartet gesek, komposisi musik Irlandia dan Persia, komposisi musik fantasia dan sejarah kultural dari Irlandia dan Persia. Referensi tersebut didapatkan dari berbagai jurnal elektronik, video, foto, buku dan artikel. Penulis juga melakukan wawancara dengan tokoh angklung dar Bandung, Jawa Barat.
Hal yang dilakukan pada tahap selanjutnya adalah pengolahan data. Pada awal proses pengolahan data ini, penulis mulai menentukan dan menyusun ide musik dari masing-masing nuansa komposisi yang akan disusun. Setelah itu, penulis membuat garis besar keseluruhan dari komposisi yang meliputi kerangka bentuk komposisi, bagian-bagian komposisi, panjang birama dan penggunaan tonalitas. Komposisi digubah dan notasinya ditulis dengan menggunakan aplikasi komputer Sibelius.
Setelah tahap-tahap tersebut selesai dilakukan, penelitian dilanjutkan dengan membuat analisis data, dan kemudian diselesaikan dengan penulisan laporan yang menggambarkan keseluruhan proses dari penelitian. Hal-hal tersebut kemudian menghasilkan suatu komposisi “Tre Discordes” dalam
Fantasia, Kolaborasi Arumba, Kuartet Gesek dan Instrumen Tiup