• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E- GOVERNMENT DALAM PROGRAM LAYANAN PERIZINAN ONLINE (LAPERON) DI DPMPTSP KABUPATEN BADUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E- GOVERNMENT DALAM PROGRAM LAYANAN PERIZINAN ONLINE (LAPERON) DI DPMPTSP KABUPATEN BADUNG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E- GOVERNMENT DALAM PROGRAM LAYANAN PERIZINAN ONLINE (LAPERON) DI DPMPTSP

KABUPATEN BADUNG

Kadek Wiwin Dwi Wismayanti

Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana Denpasar

wiwin.fisip@unud.ac.id Putu Eka Purnamaningsih

Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana Denpasar

ekapurnama@unud.ac.id

Abstrak - Perkembangan teknologi ini mengubah banyak kebiasaaan dari masyarakat.

Bukan saja mengubah kebiasaan masyarakat kemajuan teknologi ini juga memberikan dampak pada sektor pelayanan publik. kemajuan teknologi ini meregenerasi pemerintahan yang bersifat konversional ke arah E-government atau Electronic Government. E- government adalah penggunaan teknologi guna meningkatkan akses serta pengiriman layanan dari pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis dan karyawan yang dapat memberikan manfaat. Di Indonesia sendiri, beberapa daerah telah menerapakan E- government dalam penyelenggaran pemerintahannya salah satunya adalah Kabupaten Badung Provinsi Bali. Pada Pemerintahan Kabupaten Badung telah menerapkan dan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam penyelenggaran pelayanan publik. Terlihat dari adanya berbagai inovasi sistem yang disediakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung ini salah satunya yaitu inovasi berupa program “LAPERON” (Layanan Perizinan Online) yang bekerja sama dengan Balai Sertifikasi Elektronik. Bali Dwipa, SRIKOM Bali, Mal Pelayanan Publik Kabupaten Badung, dan Zona Integritas dalam masalah perizinan dan non perizinan.

Terdapat 122 jenis perizinan dan non perizinan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif dimana metode ini mempunyai tujuan yaitu menentukan, mengolah, mengumpulkan, dan menganalisis data dari hasil penelitian. Penerapan E- government pada program LAPERON berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat menunjukan sangat baik yang mencapai 90.99 dengan jumlah 1677 responden. Survei kepuasaan tersebut terdiir dari 11 pertanyaan yang meliputi seputar persyaratan, prosedur, kecepatan, biaya/tarif, produk layanan, kompetensi pelaksana, prilaku pelaksana, penangaanan pengaduang dan sarana dan prasarana

Kata kunci: Pelayanan Publik, E-government, LAPERON

Abstract - The development of this technology has changed many habits of society. Not only changing people's habits, technological advances also have an impact on the public service sector. This technological progress regenerates a government that is conversion towards E-

(2)

government or Electronic Government. E-government is the use of technology to improve access to and delivery of services from government to citizens, business partners and employees who can provide benefits. In Indonesia itself, several regions have implemented E-government in the administration of their government, one of which is Badung Regency, Bali Province. The Badung Regency Government has implemented and utilized communication and information technology in the delivery of public services. It can be seen from the various system innovations provided by the Badung Regency that is Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), one of which is an innovation in the form of the "LAPERON" (Layanan Perizinan Online) or in english is Online Licensing Service program in collaboration with the Electronic Certification Center, Bali Dwipa, STIKOM Bali, Badung Regency Public Service Mall, and the Integrity Zone in licensing and non-licensing issues. There are 122 types of licensing and non-licensing. This study uses a qualitative approach research method where this method has the aim of determining, processing, collecting, and analyzing data from research results. The implementation of E-government in the LAPERON program based on the results of the community satisfaction survey showed very good which reached 90.99 with a total of 1677 respondents. The satisfaction survey consists of 11 questions covering requirements, procedures, speed, costs/tariffs, service products, implementing competencies, implementing behavior, handling complaints and facilities and infrastructure.

Kata Kunci: Public Service, E-government, LAPERON

PENDAHULUAN

Pelayanann publik adalah serangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi setiap masyarakat atas barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang menjelaskan dan menegaskan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus menjamin terselengaraanya pelayanan publik yang memiliki kualitas sesuai dnegan prinsip umum pemerintahan.

Adanya tuntutan dari masyarakat yang mnegharapkan pelayanan publik yang transparan, efektif, efesien, akuntabel hal ini bertujuan agar mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik atau good

governace. Good governance atau tata kelola pemrintahan yang baik adalah penyelenggaran pemerintahan yang berlandaskan demokratis, efektif dan bersih. Dalam penyelenggaran pemerintahan yang baik diperlukan kerja sama antra pemrintah, masyrakat dan pihak swsta. Pada saat sekarang ini Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang dengan pesat, dimana segala sesuatu kini dengan sangat nmudah dilakukan dan didapat karena adanya perkembangan teknologi yang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas. Adanya perkembangan teknologi ini membuat penyelenggaraan pemrintahan juga berkembang mengikuti tren yang ada. Perkembangan teknologi ini dimanfaatkan pemerintah untuk mengawasi segala sesuatu yang berkaitan dengan

(3)

penyelenggaran pemerintahan mulai dari kinerja pegawai, memberikan pelayanan publik kepada masyarakat serta memberikan informasi-informasi yang dapat diakses oleh masayarakat.

Perkembangan teknologi ini merupakan salah satu yang mewujudkan goog governance dalam penyelenggaran pemerintahan. Salah satu pemanfaatan digitalisasi dalam tata kelola pemerintahan yaitu munculnya konsep Elektronik Government (E-government).

E-government adalah penggunaan teknologi guna meningkatkan akses serta pengiriman layanan dari pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis dan karyawan yang dapat memberikan manfaat. E- government akan terus berkembang, berinovasi dan menciptakan bentuk layanan publik yang baru di mana semua organisasi publik serta instansi pemerintah memberikan layanan sesuai dengan perkembangan zaman, terintegritas, serta tidak membatasi masyarakat dalam menerima pelayanan. Hubungan antara pemrintah dan masyrakat yang tadinya searah atau top down, kini berubah menjadi membangun kemitraan antara pemerintah dan masyrakarat ( menurut Rachel Silcock, 2001). Sedangkan menurut Richardus E.

Indrajit e-government adalah penggunaan ICT (Information, Communication, Techonology) untuk meningkatakan hubungan antara pemerintah dengan pihak lainnya (Indrajit, 2004). Secara umum, e- government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dapat meningkatkkan kinerja serta hubungan antar pemerintah dengan pihak lain seperti masyarakat dan perusahaan swasta. Di Indonesia sendiri E-government dimulai

sejak adanya Intruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media, dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi informatika untuk mendukung pelaksanaan good governance.

Penggunaan E-government dalam penyelenggaran pemerintahan membuat pelayanan pemrintah yang dahulunya kaku tidak flesibel kini berubah menjadi lebih fleksibel dan beroerintasi pada kepuasan Masyrakat. Untuk mewujudkan E- government yang lebih fleksibel dan tidak kaku dibutuhkan komitmen dan keseriusan pemrintah dalam penerapan E-government ini. Kemudahan dengan mengubah pelayanan publik menjadi E-government adalah layanan dapat diakses oleh masyrakat kapan saja dan dimana saja tanpa terhalang oleh waktu. Selain itu dengan adanya E-government tiak perlu dilakukan secara tatap muka langsung. Disamping itu, dengan adanya E-government akan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam melakukan pengendalian dan pengawasan secara langsung terhadap jalanya roda pemerintahan yang ada. Terbentuklah hubungan timbal balik antara pemerintah dengan masayarakat dalam menjawab segala permasalahan yang ada di masyarakat.

Melihat besarnya manfaat dari E- government membuat pemerintah indonesia semakin gencar dalam memeprkenalkan E- government pada sektir pemerintahan hal tersebut dapat dilihat dari adanya Inpres Nomor 6 tahun 2001 tentang Telekomunikasi, media, dan informatika yang menjelaskan bahwa untuk mendukung good governance dan memeprcepat proses

(4)

demokrasi setiap aparatur pemerintahan harus menggunakan Teknologi Informasi dalam penyelnggaran pemrintahan.

kemudian pemerintah juga mengeluarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 perihal kebijakkan dan strategi pengembangan E-government pada pemerintahan pusat maupun daerah yang menjelaskan bahwa pengembangan E- government adalah usaha untuk mengembangkan penyelengarran pemrintahan yang berbasis elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan publik.

Pada tahun 2006 pemerintrah membentuk Dewan Teknologi Komunikasi dan Informasi Nasional yang bertugas dalam mempercepat penerapan E-government hal ini tercantum dalam Keppres No. 20 Tahun 2006. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 perihal Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa peran dari pemerintah daerah adalah mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, keikutsertaan peran masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, dan kekhususan suatu daerah. Pemerintah daerah mempunyai kewenangnya sendiri dalam menjalankan roda pemerintahanya, dengan adanya kewenangan ini dapat memeberikan kebebasan bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan pelayanan publik yang memiliki kualitas yang baik, mudah, cepat sesuai kemampuan daerah sehingga mampu mewujudkan harapan masyarakat. Oleh karena itu peran pemrintah dalam mewujudkan penerapan E-government sangat dibutukan apalagi pemrintah mempunyai kekuasaan dalam mengatur sendiri rumah tangganya.

Pelayanan publik dulu dilaksanakan secara konvensioal atau tradisioanl Government namun kini pelayanan publik memiliki wajah yang baru dan lebih baik.

Perubahan pemerintahan yang konversional ke arah E-government atau Electronic Government membawa dampak yang sangat besar. Adanya penerapan E- government kini menggantikan sistem- sistem lama pada birokrasi pemerintahan yang rasa tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Contohnya saja ketika ingin menerima layanan publik pada lembaga pemerintahan masyarakat harus mengantri cukup lama hanya untuk menerima layanan yang sederhana seperti pengumpulan berkas kependudukan.

Dengan adanya penerapan E-government ini kini antrian-antrian pada layanan publik konvensional tidak terjadi lagi karena adanya antrian online. penerapan E- government di pusat maupun daerah muali digencarkan hal tersebut dapat dilihat dari adanya website yang dimiliki lembaga atau instansi pemerintah. Website adalah situs yang berisi kumpulan halaman yang menampilkan informasi mengenai lembaga atau institusi terkait baik berupa data teks, data gambar, animasi, suara, video baik bersifat dinamis maupun statis. Biasanya lembaga atau instansi menggunakan website statis karena website statis hanya bisa di uabh oleh pemiliknya saja.

Sedangan website dinamis adalah website yang bisa diubah oleh pemiliki maupun pengguna. Website yang dimiliki oleh lembaga atau instansi biasanya berisi visi misi lembaga atau instansi, struktur organisasi, tugas dan fungsi, serta informasi yang berkaitan dengan pelayanan apa saja yang dilayani oleh masing-masing lembaga atau instansi yang dapat dijangakau dan

(5)

diaskes oleh masyrakat luas. Selain website, pengembangan penerapan E- government berupa aplikasi digital yang dibuat untuk menunjang jalanya roda pemerintahan terutama pada sektor pelayanan publik.

Seperti diketahui teknologi kini menjadi suatu kebutuhan masyarakat dan adanya teknologi ini dapat meningkatkan dan mendorong kualitas dari pelayanan publik sehingga lebih efektif, efeisien, mudah, cepat, akuntabel, dan responsive sehingga menjadi keharusan yang tidak bisa ditawaar atau dihindari lagi oleh lembaga atau isntansi pemrintah dalam penyelenggaran pelayanan publik.

Penggunan E-government ini memungkinkan terjadinya transparansi dan akuntabel dari pelaksanaan kebijakan yang dimana nantinya masyarakat akan dengan mudah mengakses segala informasi- informasi yang relevan berkaitan dengan pemerintahan. Dismping itu penerapan E- government juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya dalam proses pengambilam keputusan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. E-government juga dapat menjadi acauan dalam pengambilan keputusan. Di Indonesia sendiri, beberapa daerah telah menerapakan E-government dalam penyelenggaran pemrintahannya salah satunya adalah Kabupaten Badung Provinsi Bali. Kabupaten Badung telah dilaksanakan penerapan E-government sejak tahun 2012 dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Badung Nomor 82 Tahun 2012 tentang Rencana Detail Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Badung.

Pada tahun 2013 penerapan E-government diawal dengan penerapan Online Sistem Pelaporan Transaksi Usaha Wajib Pajak

Hotel, Wajib Pajak Restoran dan Pajak Hiburan yang sesuai Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2013 pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Badung.

Pada tahun tersebut pemerintah daerah Kabupaten Badung terus mengencarkan dan berupaya dalam mengembangakan sistem pemerintahan yang berbasis eletronik. Dengan membangun website di masing-masing SKPD (Susunan Kelembagaan Pemerintah Daerah) (SKPD).

Website yang digunakan oleh masing- msing SKPD yang ada di Kabupaten Badung adalah website statis yang artinya hanya pemilik yang dapat mengubah, memberikan informasi, dan mengupdate informasi terbaru. Website tersebut berisi mulai dari visi misi, struktur organisasi, tugas dan fungsi, serta informasi yang berkaitan dengan pelayanan apa saja yang dilayani oleh masing-masing SKPD. Selain itu adanya website tersebut masyrakat dapat mengetahui kegiatan-kegiatan dari masing- masing SKPD.

Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang miliki potensi dibanyak sektor mulai dari pariwisata, perdagangan, dan perindustrian. Untuk melaksanakan kegiatan pariwisata, perdagangan, dan perindustrian mebutuhakn izin dalam kegiatanya. Setiap tahunya memungkinkan banyak masyarakat Kabupaten Badung maupaun pihak swasta lokal dan asing yang melakukan proses kegiatan perizinan.

Namun banyak masyarakat maupun pihak swasta yang enggan melakukan proses kegaitan perizinan baik di sektor pariwisata, perdagangan, dan industri karena proses mengurus perizinan lama, berbelit-belit, dan tidak mengetahui alur yang pasti dalam memperoleh izin. Melihat

(6)

permsalahan tersebutPemrintah Kabupaten Badung membuat inovasi dalam proses perizinan, yaitu meyediakan satu portal website yang dapat diakses dengan mudah secara online oleh masyarakat mapun pihak swasta dan investor. Website tersebut disediakan oleh lembaga perizinan yang terpadu yaitu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintahan Daerah Kabupaten Badung.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung merupakan lembaga yang mempunyai fungsi dan peran yang strategis dalam bidang penyelenggaraan perizinan dan penanamam modal di Kabupaten Badung. Dinas ini dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 08 Tahun 2016 perihal pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten Badung.

DPMPTSP Kabupaten Badung salah satu dinas yang menerapkan dan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam penyelenggaran pelayanan publik. Terlihat dari adanya berbagai inovasi sistem yang disediakan oleh DPMPTSP Kabupaten Badung ini yaitu inovasi berupa program

“Laperon” (Layanan Perizinan Online).

“Laperon” adalah layanan perizinam online yang dibangun secara mandiri untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan proses pengurusan izin dan non izin yang menjadi kewenangan pemerintah Kabuapaten Badung yang dapat diakses melalui website resmi DPMPTSP Kabupaten Badung. Pada website tersebut terdapat 122 jenis perizinan dan non- perizinan yang dapat diakses secara online.

Melalui “Laperon” ini diharapkan dapat memberikan kemudahan, kecepatan, dan transparansi, dan akuntabilitas

penyelenggaraan pelayanan perizinan sehingga dapat mewujudkan tata kelola pelayanan publik yang baik, berkualitas dan dapat memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik meneliti perihal Penerapan Pelayanan Publik Berbasis E-government Dalam Program Layanan Perizinan Online (Laperon) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Kabupaten Badung. Penulis ingin mendalami dengan adanya pelayanan berbasis E-governmnet apakah mampu memberikan pelayanan publik yang lebih mudah, murah, cepat, dan tepat sehingga pelayanan publiknya lebih efektif dan efisien.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana penerapan Pelayanan Publik Berbasis E- government.

Dalam Program Layanan Perizinan Online (Laperon) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Kabupaten Badung Dimana penelitian ini akan difokuskan pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi digital dalam memberikan pelayanan publik oleh pemerintah kepada masyarakat di Kabupaten Badung.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan uraian rumusan masalah diatas maka tujuan pada penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Pelayanan Publik Berbasis E-government.

Dalam Program Layanan Perizinan Online (Laperon) di Dinas Penanaman Modal dan

(7)

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Kabupaten Badung

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif dimana metode ini mempunyai tujuan yaitu menentukan, mengolah, mengumpulkan, dan menganalisis data dari hasil penelitian.

Penggunaan metode ini dimaksudkan pula untuk mendeskripsikan kejadian-kejadian yang sedang terjadi serta memahami hal apa yang hendak diteliti. Menurut Bogdhan dan Biklen (2010) penelitian kuaitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan sikap orang-orang yang diamati.

Desain awal penelitian ini bersifat tentative dan verifikatif, dimana pada desainnya bersifat general dan berubah-ubah berkembang mengikuti situasi dan kondisi di lapangan. Dipergunakannya desain ini sebagai sebuah dugaan untuk melakukan penelitian sehingga khusus desain penelitian ini adalah luwes dan terbuka.

Pada penelitian ini menggunakan tekni pengumpulan data dengan cara menggabungakn informasi yang didapat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekni data sekunder, dimana data sekunder ini diperoleh dari berbagai sumber seperti, melalui literature artikel dalam jurnal atau majalah, karya ilmiah, kajian pustaka yang dimuat pada prosiding, website dan beserta buku. Kemudian data-data inilah yang nantinya akan digabungkan dan diurutkan berdasarkan induk topic yang kemudian dijabarkan dengan kategori yang sesuai dnegan data. Hasil dari pengumpulan data ini kemudian di analisis secara deskriptif lalu penggabungan data dilakukan guna

menambahkan hasil karya disertai dengan konsep maupun teori yang dikembangkan dalam penelitian ini. Selanjutnya teknik analisis dalam penelitian ini bersifat induktif dan lebih menekankan pada makna daripada generalisasi (Sucipto, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang dengan pesat, perkembangan ini membawa dampak yang sangat luas pada segala bidang. Perkembangan teknologi ini mengubah banyak kebiasaaan dari masyarakat, contohnya saja pada proses berbelanja yang awalnya masyarakat berbelanja kebutuhan pokok secara langsung ke toko maupun pasar kini dengan kemajuan teknologi hal tersebut dapat dilakukan secara daring. Bukan saja mengubah kebiasaan masyarakt kemajuan teknologi ini juga memberikan dampak pada sektor pelayanan publik. Pelayanann publik adalah serangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi setiap masyarakat atas barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik dulu dilaksanakan secara konvensioal atau tradisioanl Government, dimana layanan publik diberikan secara langsung dengan tatap muka namun adanya kemajuan teknologi ini mengubah pemerintahan yang konversional ke arah E-government atau Electronic Government. E-government atau Electronic Government adalah pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan pemerintahan baik dalam kegiatan pelayanan publik, administrasi, pendataan sumber daya manusia dan controling di mana kegiatan tersebut akan

(8)

diinput oleh sebuah sistem. E-government menjadi jawaban dari tuntutan masyarakat yang mengharapkan kualitas pelayanan publik yang transparan, efektif, efesien, akuntabel hal ini bertujuan agar mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik atau good governace karena E- government mampu memberikan layanan publik yang transparansi dan akuntabel kepada masyarakat selain itu memberikan kesempatan msyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Disamping itu adanya penerapan E- government dapat membantu menghemat biaya, waktu dan proses yang lama dan berbelit-belit, serta ketidaknyamanaan dalam penyediaan layanan publik. Di Indonesia pelaksanaan E-government sendiri telah dilaksanakan pada beberapa daerah di Indonesia. Perubahan pemerintahan yang konversional ke arah E- government atau Electronic Government harus semakin ditingkatkan dengan mempersiapkan serta membangun infrastruktur-infrastruktur yang menunjang pelaksaanan E-government di lingkungan pemerintahan, seperti akses internet, kompetensi aparatur negara, hardware dan software yang memadai, dan sebagainya yang dapat mendorong pelaksanaan E- government. Pada Pemerintahan Kabupaten Badung telah menerapkan dan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam penyelenggaran pelayanan publik. Terlihat dari adanya berbagai inovasi sistem yang disediakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung ini yaitu inovasi berupa program “Laperon”

(Layanan Perizinan Online) yang bekerja sama dengan Balai Sertifikasi Elektronik.

Bali Dwipa, SRIKOM Bali, Mal Pelayanan

Publik Kabupaten Badung, dan Zona Integritas untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan publik dalam hal ini adalah perizinan melalui website yang telah disediakan oleh DPMPTSP Kabupaten Badung. Melalui program LAPERON ini masyarakat dapat mengakses setidaknya 122 jenis perizinan dan non-perizinan yang dapat diakses secara daring atau online yang menjadi kewenangan Pemerintahan Kabupaten Badung.

Website yang disediakan oleh DPMPTSP Kabupaten Badung adalah jenis website statis dimana masyarakat hanya dapat menerima informasi dan menanya informasi yang dibutuhkan dan tidak dapat mengubah tampilan dari website. Program LAPERON inii dapat diakses oleh masyarakat melalui website LAPERON, yaitu (Layanan Perizinan Online (LAPERON) Kabupaten Badung (badungkab.go.id)) atau melalui website resmi DPMPTS Kabupaten Badung pada lama pencarian (DPMPTSP Beranda Website Resmi (badungkab.go.id)).

Program LAPERON ini juga dapat diakses dengan mengistal aplikasi LAPERON Mobile pada play store untuk pengguna android. Keungguan dari adanya LAPERON ini yaitu:

1. Mudah dalam pengajuan permohonan izin tanpa pihak ketiga;

2. Verifikasi berkas dilakukan secara online oleh petugas DPMPTSP;

3. Dapat melakukan tracking berkas secara online;

4. Perbaikan berkas pemohonan izin dilakukan secara online;

5. Izin resmi dapat diunduh secara online.

Dalam penerapan E-government, website LAPERON telah tersedia panduan

(9)

penggunaan website mulai dari pembuatan akun, panduan permohonan, revisi atau perbaikan berkas, pembayaran retribusi hingga pengambilan izin dapat diakses

melalui panduan pengguna dengan adanya panduan ini memudahkan masyarakat dalam mengajukan permohonan izin.

Penerapan E-government pada program LAPERON ini juga didukung dengan informasi mengenai jumlah pemohon, total pemohon, izin yang sedang diproses, dan izin yang telah diproses. Pada bulan Agustus 2021 tercatat sebanyak. 28. 278 pemohon yang telah mengajukan

permohonan baik perizinan maupun non- perizinan pada aplikasi LAPERON dengan jumlah sebanyak 19. 253 permohonan yang telah selesai dan sebanyak 2. 293 permohonan yang masih di dalam proses serta jumlah pemohon sebanyak 13. 431.

Dalam meningkatkan penerapan program LAPERON ini, Pemerintah Kabupaten Badung tepatnya pada DPMPTSP Kabupaten Badung juga

melakukan pengukuran terhadap index kepuasan masyarakat terhadap aplikasi LAPERON ini. Hal ini sejalan dengan adanya kebijakan pemerintah yang Gambar 1: Fitur Panduan Penggunaan LAPERON (Sumber:

https://dpmptsp.badungkab.go.id)

Gambar 2: Jumlah pemohon, total pemohon, izin yang sedang diproses, dan izin yang telah diproses. (Sumber:

https://dpmptsp.badungkab.go.id)

(10)

tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 perihal Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) dimana diperlukan adanya penyusunan terhadap indeks kepuasan masyarakat sebagai pengukur dalam memberikan penilaian terhadap pelayanan publik yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong seluruh unni penyelenggara pelayanan publik dalam terus berupaya meningkatkan kualitas pelayananya. Dengan adanya pengukuran kepuasan masyarakat, pemerintah dapat mengetahui apakah kebijakan atau program yang dibuat telah sesuai dengan

kebutuhan dari masyarakat itu sendiri sehingga dapat menjadi tolak ukur keberhasilan atas program dan kebijakan yang dikeluarkan tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan cara masyarakat mengisi survei yang telah disediakan oleh petugas dengan mengisi data diri terlebih dahulu setelah itu dilanjutkan dengan menjawab 11 pertanyaan yang telah disediakan.

Pertanyaan tersebut seputar persyaratan, prosedur, kecepatan, biaya/tarif, produk layanan, kompetensi pelaksana, prilaku pelaksana, penangaanan pengaduang dan sarana dan prasarana.

Berdasarkan survei kepuasaan masyarakat tersebut diperoleh hasil di mana indeks kepuasan masyarakat sangat baik yang mencapai 90.99 dengan jumlah 1677 responden. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan E-

government pada program LAPERON di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Kabupaten Badung telah kebutuhan masyarakat pada aplikasi layanan perizinan secara online.

Gambar 3: Survey kepuasan masyarakat (Sumber:

https://dpmptsp.badungkab.go.id)

(11)

SIMPULAN DAN SARAN

Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa perkembangan teknologi ini mengubah banyak kebiasaaan dari masyarakat bukan saja mengubah kebiasaan masyarakat kemajuan teknologi ini juga memberikan dampak pada sektor pelayanan publik.

kemajuan teknologi ini mengubah pemerintahan yang konversional ke arah E-government atau Electronic Government. E-government atau Electronic Government adalah pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan pemerintahan baik dalam kegiatan pelayanan publik, administrasi, pendataan sumber daya manusia dan controling di mana kegiatan tersebut akan diinput oleh sebuah sistem.

Pada Pemerintahan Kabupaten Badung telah menerapkan dan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam penyelenggaran pelayanan publik. Terlihat dari adanya berbagai inovasi sistem yang disediakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung ini yaitu inovasi berupa program “Laperon”

(Layanan Perizinan Online) yang bekerja

sama dengan Balai Sertifikasi Elektronik.

Bali Dwipa, SRIKOM Bali, Mal Pelayanan Publik Kabupaten Badung, dan Zona Integritas. Melalui program LAPERON ini masyarakat dapat mengakses setidaknya 122 jenis perizinan dan non-perizinan yang dapat diakses secara daring atau online yang menjadi kewenangan Pemerintahan Kabupaten Badung.

Program LAPERON inii dapat diakses oleh masyarakat melalui website LAPERON, yaitu (Layanan Perizinan Online (LAPERON) Kabupaten Badung (badungkab.go.id)) atau melalui website resmi DPMPTS Kabupaten Badung pada lama pencarian (DPMPTSP Beranda Website Resmi (badungkab.go.id)).

Program LAPERON ini juga dapat diakses dengan mengistal aplikasi LAPERON Mobile pada play store untuk pengguna android. Dalam penerapan E-government pada program LAPERON ini menyediakan panduan bagi pengguna sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam mengajukan permohonan izin.

Selain itu untuk melihat apakah program LAPERON sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pihak DPMPTS Kabupaten Badung melakukan survei kepuasan Gambar 4: Index Kepuasan Masyarakat (Sumber:

https://dpmptsp.badungkab.go.id)

(12)

masyarakat dimana terdapat 1677 responden dengan indeks kepuasaan sebanyak 90.99 yang menunjukan sangat baik. Survei kepuasan masyarakat terdir dari 11 pertanyaan yang telah disediakan.

Pertanyaan tersebut seputar persyaratan, prosedur, kecepatan, biaya/tarif, produk layanan, kompetensi pelaksana, prilaku pelaksana, penangaanan pengaduang dan sarana dan prasarana.

SARAN

Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah DPMPTS Kabupaten Badung harus terus mengencarkan upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Selain itu, diperlukan pengembangan- pengembang dalam inovasi LAPERON, dan dijelaskan atau diperinci 122 perizinan dan non perizinan apa saja.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Indrayani, E. (2016). Jatinangor: Institut Pemerintah Dalam Negeri

Artikel dalam Jurnal atau majalah:

Irawan, Andri. 2018. Sistem Pelayanan Publik Berbasis E-government Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Maerauke. Volume 7 No. 1 hal 20- 31.

Dingguh dari https://ejournal3.unm us.ac.id/index.php/societas/article/v iew/967/687 diakses pada tanggal 17 Agustus 2021

Maktublo, H. (2020). Pelayanan Perizinan Berbasis Elektronika Online di Dinas

Penanaman Modal dan Perizinan K ota Yogyakarta: http://repo.apmd.ac .id/1298/. Diakses pada 17 Agustus 2021

Widuta, Anangga. 2018. Penerapan Aplikasi Pelayanan Perizinan Online di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pemalang. Diunggah dari https://ejournal 3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/downl oad/21943/20191 diakses pada tanggal 16 Agustus 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bulukumba sebagai garda terdepan dalam hal

Pelayanan perizinan usaha,perizinan non usaha dan perizinan penanaman modal secara terpadu yang dilakukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Dalam rangka penyiapan tenaga Asesor Kemampuan Badan Usaha pada jasa konstruksi, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan

Kualitas Pelayanan Publik dalam Perizinan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten

第1章 序論 1-1 問題意識と同テーマを研究するに至った経緯 2009 年 6 月において、金融庁より早ければ

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Palembang merupakan instansi pemerintah yang bergerak pada bidang perizinan yang dibawahi langsung

 Peran tumbuhan dalam ekosistem dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai