• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POPULASI GULMA Cyperus rotundus L. DAN FREKUENSI PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN ELASTISITAS RUMPUT DI PADANG GOLF I MADE MEGA ADNYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH POPULASI GULMA Cyperus rotundus L. DAN FREKUENSI PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN ELASTISITAS RUMPUT DI PADANG GOLF I MADE MEGA ADNYANA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POPULASI GULMA Cyperus rotundus L. DAN FREKUENSI PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN ELASTISITAS RUMPUT DI PADANG GOLF

I MADE MEGA ADNYANA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

(2)

ABSTRAK

Padang Golf hamper identik dengan padang rumput, walau ditanam juga berbagai jenis tanaman akan tetapi tetap didominasi oleh rumput. Kualitas padang golf sangat ditentukan oleh elastisitas rumput yang dipergunakan. Salah satu factor yang memgurangi elastisitas adalah adanya gulma. Percobaan dilakukan di pembibitan rumput padang golf Bedugul menggunakan metode rancangan petak terbagi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi gulma dan frekuensi pemangkasan sangat berpengaruh terhadap elastisitas rumput. Elastisitas rumput sangat ditentukan oleh dominasi dan kerapatan rumput.

ABSTRACT

Golf field is identical with grass field. That statement appears from the grass

domination even that there are many type of plant on the field of golf. The cuality of golf field is depend on grass elasticity. One’s factor can decreas the elasticity is weed,s. The research was conducted in the cultivation of seedling / nursery of Golf Bedugul. Method which is applied in the experiment is split plot design.

The result show that dencity population and cutting frecuency is influential to grass elasticity. Ealsticity of grass depend on domination and dencity of Grass.

I. PENDAHULUAN

Padang golf identik dengan padang rumput karena hampir 80 persen hamparan padang golf merupakan tanaman rumput, sedang tanaman lainnya yang berupa perdu dan tanaman yang tinggi hanya ditanam pada rough dan kadang ditanam pada bunker (Tjahyono, 2006).

Selanjutnya dikatakan Pemeliharaan rumput di padang golf didasarkan pada berbagai macam pertimbangan seperti: ketahanan, kualitas hamparan, kecepatan pertumbuhan dan kecepatan penutupan dan disesuaikan dengan peruntukan rumput tersebut diberbagai bagian padang golf, karena setiap bagian padang golf memerlukan jenis rumput yang berbeda dengan perlakuan yang berbeda pula. Rumput pada green harus dipangkas setiap tiga hari sekali bahkan bias 2 hari sekali bila sedang ada turnamen, sedang pada fair way dipangkas seminggu sekali (sesuai dengan keadaan pertumbuhan rumput dan kebutuhan estetika) sedang pada rough belum tentu dipangkas sebulan sekali.

Crocket (1999), menyatakan dalam penataan lawn diperlukan satu jenis penyusun tanpa adanya gulma dalam satu hamparan akan memberikan kualitas yang prima. Di lapangan keadaan ini sangat sulit didapat karena berbagai factor baik fisik maupun biaotik yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan rumput. Salah satu factor biaotik yang sangat besar pengaruhnya adalah adanya gulma dan salah satu gulma yang sangat berpengaruh adalah gulma Cyperus rotundus L. (gulma teki), yang juga merupakan momok terhadap tanaman lainnya.

Whitmen (2005), menyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas padang golf adalah gulma. Gulma dapat mengganggu penampilan, tekstur, warna, kerapatan serta ketegaran rumput.

(3)

2. BAHAN DAN METODE

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (CRD) dengan pola petak terpisah (Split Plot Design). Factor pertama adalah populasi gulma yaitu 4,6,dan 8 umbi teki perpetak percobaan sedang factor kedua adalah kombinasi populasi bibit dan frekuaensi pemangkasan 3, 5 dan 7 hari sekali. Percobaan dilakukan di areal pembibitan rumput (nursery) yang disiapkan khusus untuk menyulam rumput padang golf, Bedugul. Penanaman teki dilakukan bersamaan dengan penanaman rumput dengan jarak tanam sesuai dengan perlakuan kerapatan pada petak percobaan masing-masing 50X50 cm. Umbi teki diambil pada kedalaman 30 Cm agar mendapat biji yang relative seragam, sedang rumput diambil secara ocker dari areal pembibitan adalah rumput tiftgreen kultivar tiftdwarf. Penelitian berlangsung selama 60 hari.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini diamati berbagai parameter pertumbuhan baik rumput maupun gulmanya. Untuk tanaman rumput dan gulma diamati, laju pertumbuhan/populasi rumput dan gulma dengan turunan berupa 1.),Dominasi Nisbi rumput atas gulma, 2. Kerapatan Nisbi Rumput atas gulma (KN). 3. Laju Tumbuh Tanaman (LTT). Secara visual juga diamati warna, kerapatan ,keseragaman rumput pada berbagai populasi dan frekuensi pemangkasan.

1. Pertambahan Populasi Rumput

Pertambahan Populasi Rumput sebagai akibat tingkat populasi gulma dan frekuensi pemangkasan pertambahan populasi tertinggi terdapat pada perlakuan populasi terendah dan terendah pada populasi gulma tertinggi, sedang pengaruh frekuensi pemangkasan terhadap populasi rumput tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, pada p<0,05%.

Tabel 1. Pengaruh populasi gulma dan Frekuensi pemangkasan terhadap Pertambahan Populasi rumput (PPR) setelah 60 hari perlakuan.

Perl. P2 P3 P4 Rata-rata

F3 442,556 a 431,556 a 410,222 a 428,111 c F5 438,556 a 422,556 a 404,556 a 421,889 b F7 420,667 a 400,111 a 417, 815 a 417,889 a Rata-rata 437,926 c 424,926 b 404,963 a BNT 5= 2.093

2. Pertambahan Populasi Gulma.

Pengaruh Prekuensi Pemangkasan dan populasi gulma terhadap Populasi Gulma menunjukka bahwa pertambahan populasi terendah terdapat pada populasi terendah dan frekuensi pemangkasan terendah sedang pertambahan populasi tertinggi terdapat pada populasi tertinggi dan frekuensi tertinggi.

(4)

Tabel 2. Pengaruh populasi gulam dan Frekuensi Pemangkasan terhadap Populasi Gulma (PPG) pada pengamatan 60 Hari setelah pengamatan.

Perl. P2 P3 P4 BNT 5%

F3 45,556 a 56,556 b 72,111 c

F5 49,778 a 59,556 b 77,111 c

F7 51,111 a 62,222 b 83,000 c

BNT 5 % 2,654

Pertambahan berat kering rumput sebagai akibat perlakuan populasi dan frekuensi pemangkasan menunjukkan bahwa pengaruh frekuensi pemangkasan terhadap berat kering rumput berbeda nyata (p<0,05%) pada frekuensi pemangkasan 5 hari sekali menghasilkan berat kering terendah dibandingkan dengan F3 dan F7, hal ini disebabkan karena pada F3 daun yang terbentuk berfungsi sebagai limbung sehingga bobotnya, lebih tinggi dari F5 sedang pada F7 daunnya sudah dapat melakukan fotosintesis dengan sempurna sehingga bobotnya menjadi tinggi.

Sedang pengaruh populasi gulma terhadap berat kering pangkasan menunjukkan bahwa berat kering terendah terdapat pada populasi tertinggi dan berat kering tertinggi terdapat pada populasi terendah. Hal ini sesuai dengan Pendapat Beard (2004), yang menyatakan bahwa tingkat kompetisi antara beberapa tanaman sangat ditentukan oleh populasi masing-masing individu, bahwa sampai pada tingkat tertentu populasi ditentukan oleh jumlah individu masing-masing tanaman.

Terhadap Laju Tumbuh Tanaman dan Laju Tumbuh Relatif menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi kombinasi dua factor perlakuan jumlah populasi dan frekuaensi pemangkasan, pada perlakuan populasi P3 dan P4 pada semua level frekuensi pemangkasan tidak berbeda nyata sedangkan pada perlakuan P2 pada semua level frekuensi menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap LTT dan LTR. Bayer (2001) mengatakan bahwa laju tumbuh tanaman setelah dipangkas ditentukan oleh jumlah populasi, keadaan lingkungan dan ketersediaan unsur hara dalam tanah.

3. Pengaruh Populasi dan Frekuensi Pemangkasan terhadap Elastisitas rumput padang golf Analisis statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi dua factor terhadap elastisitas rumput. Bahwa elastisitas rumput hanya dipengaruhi oleh factor tunggal seperti factor populasi , dan factor frekuensi pemangkasan. Elastisitas rumput semakin rendah pada populasi tertinggi dan semakin tinggi pada populasi gulma terendah. Elastisitas tertinggi terjadi pada populasi P2 dan terendah pada populasi P4. Pola yang sama juga terjadi pada frekuensi pemangkasan semakin sering dipangkas elastisitas semakin tinggi, elastisitas menurun bila frekuensi pemangkasan semakin rendah.

(5)

Mercado ( 2006 ), menyatakan bahwa pemangkasan rumput sampai pada tingkat frekuensi tertentu yang dilakukan dalam pengelolaan rumput padang golf dimaksudkan untuk membentuk hamparan rumput sedemikian rupa seperti: populasi yang rapat, seragam, bebas gulma pendek , halus , tegar , elastisitas tinggi , dan indah.

Berdasarkan hasil penilitian semua variabel populasi dan pemangkasan berpengaruh besar terhadap peubah yang diamati akan tetapi ada suatu fenomena bahwa rumput TIftgreen sangat tahan terhadap perlakuan pemangkasan bahwa semakin tinggi frekuensi pemangkasan maka populasi dan kerapatan rumput semakin tinggi .

sedangkan semakin tinggi frekuensi pemangkasan populasi gulma semakin menurun akan tetapi gulma teki daya saingnya sangat tinggi karena mempunyai system perakaran dibawah tanah yang membentuk jaringan sehingga cadangan karbohidrat untuk pertumbuhannya cukup besar. Jones (2005), menyatakan bahwa gulma teki merupakan tumbuhan dengan sistem C4 sehingga daya saingnya lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman C3.

Tabel 3. Hasil analisis regresi Stepwise terhadap peubah elastisitas

Peubah Koefisien regresi SE T hitung peluang R2

Konstanta -988.96 375.22 2.64 0.0092

DNR -4.873 1.151 4.23 0.0000 2.26

KNR 4.751 0.815 5.83 0.0000 9.33

LTR 1509.01 445.93 3.38 0.0009 17.89

PPG 0.540 0.144 3.76 0.0002 21.65

BKG -163.239 59.25 2.75 0.0066 26.28

Keterangan : R2 menyatakan sumbangan secara komulatif.

DNR adalah Dominasi Nisbi Rumput, KNR adalah Kerapatan Nisbi Rumput, LTR adalah Laju Tumbuh Rumput, PPG adalah pertambahan Populasi Gulma, BKG adalah berat Kering Gulma.

Berdasarkan analisis regresi urutan kontribusi dari masing-masing peubahsetelah DNR, adalah KNR,LTR,PPG dan BKG (seperti tertuang dalam tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas rumput sangat ditentukan oleh besarnya populasi rumput, kerapatan rumput, dan populasi gulma. Elastisitas rumput berbanding lurus dengan populasi dan tinggi frekuensi pemangkasan dan berbanding terbalik dengan berat kering gulma.

(6)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Populasi dan frekuensi pemangkasan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan elastisitas rumput tiftgreen kultivar teiftdwarf.

2. Elastisitas rumput sangat ditentukan oleh dominasi dan kerapatan rumput.

3. Semakin tinggi frekuensi pemangkasan semakin meningkatkan pertumbuhan dan daya saing rumput terhadap gulma.

DAFTAR PUSTAKA

Bayer Walfgang (2001), Napiergrass. A promissing Fodderfor smallholder Livestock.

Production in the Tropics. Plant Research and Development institute for Scientific Cooperation. Tubingen 361-369

Crocket (1999), Lawn and Ground Cover. The time Life Encyclopedia of Gardening an Sons New York. 126-132

Jones, CA (2005), C4 Grasses and Cereal (Growth Develovment and stress Respon) Jhon Wily and Son Singapura 285 p.

Mercado ( 2006 ), Introduction to Weed Science. Search Coll Laguna . 35-39 (Tjahyono, 2006). Pengandalian gulma di Padang Golf. Progolf 52-55

Referensi

Dokumen terkait

7 Penghitungan dilakukan terhadap pihak terdampak yang menggunakan kendaraan pribadi saat berangkat kerja atau mengantarkan siswa ke lokasi Madrasah Baitul

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan data penelitian yang dilakukan terhadap pengelolaan pembelajaran PKn dengan meningkatkan kreativitas siswa kelas XI TAV 1

Bila default kolom yang tersedia dalam TDBGrid1 yang akan kita referensikan pada tabel database DataBarang hanya ada 2 kolom sementara field yang akan kita referensikan adalah

Guna mencapai tujuan pembelajaran, tenaga pengajar (dosen) harus menguasai berr macam-ma cam metode menga jar, sehingga dapat memilih dan menentukan metode serta

Proses dalam pertunjukan Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; dimana segala macam orang dengan segala macam fungsinya tergabung dalam suatu

atau dalam kasus lain, tidak kurang dari 60 meter setelah suatu titik dimana permukaan pendekatan (approach surface) untuk pesawat udara yang menggunakan runway bertemu

Daun tanaman tanpa perlakuan paclubutrazol dengan daun tanaman yang telah diberi perlakuan paclo- butrazol mengandung jumlah sel yang sama, tetapi sel pada daun

Ia diberi ijazah oleh guru-gurunya untuk mengajar, maka ia mengajar di Masjid Haram, sehingga banyak para penuntut ilmu yang belajar kepadanya, antara lain anak-anaknya: Shalih,