• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 6 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 6 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 6 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SUKOHARJO

DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Oleh :

RENY PURWANJARY D100 130 008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya,

Surakarta, 1 November 2018 Penulis

RENY PURWANJARY D 100 130 008

(5)

1

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 6 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SUKOHARJO

DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

Asbtrak

Salah satu yang menjadi prioritas pihak Universitas untuk berbenah diri dalam pengelolaan sistem serta fasilitas perkuliahan adalah gedung kampus, yang diharapkan dapat mengoptimalkan proses perkuliahan. Bangunan gedung perkuliahan ini direncanakan di Sukoharjo, struktur gedung di desain menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Berdasarkan “Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-2013)”, sedangkan analisa beban gempa berdasarkan “Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung (SNI 03-1726-2012)”.Perencanaan gedung meliputi perencanaan struktur atap, pelat atap, Pelat lantai, tangga, balok, kolom dan pondasi. Gaya dalam akibat beban mati, hidup dan gempa dilakukan dengan bantuan software SAP 2000 v.15 dalam bentuk analisa struktur portal 3 dimensi. klasifikasi situs tanah termasuk kategori SD (tanah sedang), melalui situs puskim.pu.go.id diperoleh nilai SDS=0,599, SD1=0,370, SS=0,749, S1=0,314. spesifikasi bahan yang digunakan adalah (f’c)= 30 MPa, (f’c)= 20MPa (tangga), (fy)= 410 MPa, dan (fy)= 250 MPa, sedangkan rangka atap digunakan baja Bj 41. Perencanaan pelat lantai 120 mm dan atap digunakan ketebalan 100 mm. Struktur balok direncanakan berdimensi 300/600. Sedangkan untuk kolom direncanakan dengan dimensi 600/600. Struktur bawah direncanakan memakai pondasi tiang pancang diameter 400 mm dengan kedalaman 18m, dengan dimensi poer 2200x2200x1000 mm untuk 5 tiang ,sloof direncanakan berdimensi 250/400.

Kata Kunci : Perencanaan, SRPMM, Struktur Beton Bertulang.

Abstract

One of the priorities of the University to improve itself in managing the system and lecture facilities is the campus building, which is expected to optimize the lecture process. The lecture building is planned in Sukoharjo, the structure of the building is designed using the Medium Moment Resisting Frame System (SRPMM) Based on

"Requirements for structural concrete for buildings (SNI 03-2847-2013)", while seismic load " Procedures for planning earthquake resistance for the structure of buildings and non-buildings (SNI 03-1726-2012). ”Building planning includes planning the roof structure, roof plates, floor plates, stairs, beams, columns and foundations. The forces to dead load, live and earthquake loads are carried out with the help of SAP 2000 v.15 software in the form of 3-dimensional portal structure analysis. classification of land sites is categorized as elementary school (medium land), through puskim.pu.go.id site obtained SDS = 0.599, SD1 = 0.370, SS = 0.749, S1 = 0.314. Material specifications used are (f'c) = 30 MPa, (fy) = 410 MPa, and (fy) = 250 MPa, while the roof frame is used by Bj 41 steel. floor 120 mm and roof used 100 mm thickness. The beam structure is planned to be 300/600 dimension. As for the planned column with 600/600 dimensions. The bottom structure is planned to use 400 mm diameter pile foundation

(6)

2

with a depth of 18m, with dimensions of poer 2200x2200x1000 mm for 5 poles, Sloof is planned to be 250/400 dimension.

Keywords : Planning, SRPMM, Reinforced concrete structure.

1. PENDAHULUAN

Berkembang pesatnya dunia pendidikan di Kabupaten Sukoharjo sejalan dengan perkembangan pembangunan sarana dan prasarana yang ada. Salah satunya di Kecamatan Kartasura yang tidak lepas dari pengaruh adanya beberapa perguruan tinggi di wilayah kecamatan tersebut. Pihak pengelola Universitas selalu dituntut untuk dapat berbenah diri dengan perkembangan pengelolaan sistem serta fasilitas perkuliahan.

Gedung kampus menjadi salah satu prioritas yang diharapkan dapat mengoptimalkan proses perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut maka akan dirancang sebuah struktur gedung kampus 6 lantai (+1 Basement) di Sukoharjo dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM).

Dengan adanya permasalahan tersebut, bagaimana merencanakan struktur dan bangunan tahan gempa gedung kampus 6 lantai (+1 basement) di Sukoharjo dengan sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) yang diharapkan dapat merencanakan struktur dan bangunan tahan gempa sesuai peraturan persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung SNI 2847:2013 dan persyaratan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur gedung dan non-gedung SNI 1726:2013.

2. METODE

2.1 Data Umum Struktur

a. Struktur gedung yang direncanakan adalah gedung kampus 6 lantai

(+1basement) di Sukoharjo dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM).

b. Ketinggian lantai Basement sampai dengan lantai 6 adalah 4,00 meter c. Spesifikasi bahan yang digunakan adalah sebagi berikut :

1. Mutu beton f’c = 30 MPa

2. Mutu beton f’c =20 MPa (tangga)

3. Mutu baja fy= 410 MPa (BJTS Tulangan ulir) 4. Mutu baja fyt = 2140 MPa (BJTP tulangan polos )

(7)

3

d. Tebal Pelat lantai 120 mm dan pelat atap 100 mm

e. Rangka atap menggunakan baja Bj 41 dengan profil kanal dan siku, sudut kemiringan atap 35 o

f. Dimensi balok induk (300/600) , balok anak (250/400) g. Dimensi kolom (600/600), kolom atap (400/400) h. Dimensi sloof 250/400 mm

i. Jenis pondasi yang digunakan adalah tiang pancang, kedalaman tiang -18,00.

2.2 Alat Bantu Perencanaan a. Aplikasi SAP 2000 v.15 b. Aplikasi AutoCAD 2013 c. Aplikasi Microsoft Office 2010

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Perencanaan Struktur Atap

Perencanaan rangka atap baja sebagai berikut :

a. Profil gording paling optimal didapatkan profil C 125x50x20x3,2 dengan mutu baja Bj 41 dan jarak antar Gording terpasang 1,55 m

b. Konstruksi rangka kuda-kuda model Truss dan menggunakan baja profil double L dengan mutu Bj 41

Tabel 1. Dimensi batang kuda-kuda

No Batang Profil

1 a1 s/d a12 2Lx70x70x7 2 b1 s/d b12 2Lx60x60x6 3 d1 s/d d10 2Lx50x50x5 4 v1 s/d v11 2Lx50x50x5 3.2 Perencanaan Struktur Plat Dan Tangga

Perencanaan struktur Pelat. ketebalan plat atap 10 mm dan plat lantai 120 mm

(8)

4 Tabel 2. Hasil perencanaan plat

Tipe Plat Keterangan

Tulangan pokok terpasang

(mm)

Tulangan bagi terpasang

(mm)

A1 dan A2 Plat atap D10-150 D10-300

B1 dan B4 Plat lantai (ruang kelas, kantor dll) D10-140 D10-300 B2,B5,B6 Plat lantai (koridor lt.1) D10-140 D10-300 B3,B7,B8 Plat lantai (koridor lt.2) D10-140 D10-300 A dan B Plat dinding basement D10-140 D10-190 C1,C2,C3 Plat lantai basement D13-100 D13-250

3.3 Perencanaan Struktur Tangga

Tabel 3. Hasil perhitungan penulangan tangga Batang Daerah Batang

Tulangan Pokok Terpasang

(mm)

Tulangan Bagi Terpasang

(mm) Tangga bawah Kiri, tengah, kanan D13-100 D8-200

Bordes Kiri, tengah, kanan D13-100 D8-200

Tangga atas Kiri, tengah, kanan D130-100 D8-200

Gambar 1. Penulangan Pelat A2 atap Gambar 2. Penulangan Pelat B1 lantai

(9)

5

3.4 Analisis Beban Gempa dan Mendesain Respons Spektrum Gempa a. Dari situs (http://puskim.pu.go.id)

diperoleh nilai SS= 0,749 , S1= 0,314 , Fa=1,200 , Fv= 1,773 , SMS=0,898, SM1=0,556, SDS=0,599, SD1=0,371, Cu=0,371 untuk wilayah Kabupaten Sukoharjo dengan situs kelas SD (tanah lunak).

b. Dari data pada point 1 diatas diperoleh nilai TaCu=0,371 , maka SDSU =SDS.Cu= 0,6.1,4= 0,840, nilai Ts= SD1/SDSU= 0,371/0,840 = 0,440 detik, nilai Ta= Ct.H0,9 = 0,0466.30,50,9= 1,010 detik, nilai, Ta.Cu= 1,010.1,4= 1,414 detik

Input nilai Ta sebagai perkiraan nilai periode awal getaran. Karena struktur dihitung menggunakan software SAP 2000 maka dengan analisis modal case akan didapatkan periode getar eksak (Tc). Dari output SAP 2000 diperoleh nilai Tc= 1,345 detik, sehingga menurut peraturan SNI 1726-2012 pasal 7.9.4.1 memenuhi persyaratan Ta < Tc < Ta.Cu digunakan nilai T= Tc (1,237 detik), maka C= SD1/T = 0,371/1,237= 0,299.

3.5 Perencanaan Balok SRPMM

Hasil perencanaan balok didapatkan dimensi 300/600 mm dengan tulangan longitudinal D22 dan tulangan geser Ø 10, dicontohkan pada balok B35.

Hasil perencanaan diperoleh : Momen ujung kiri

Mu(-)

= 155,54 kNm, Mr(-)

=203,79 kNm Mu(+)

= 112,33 kNm, Mr(+)

=206,96 kNm Gambar 3. Hasil (http://puskim.pu.go.id)

(10)

6 Momen lapangan

Mu(-)

= 7,325 kNm, Mr(-)

=155,98 kNm Mu(+)

= 17,509 kNm, Mr(+)

=198,09 kNm Momen kanan

Mu(-)

= 156,26 kNm, Mr(-)

=203,79 kNm Mu(+)

= 114,13 kNm, Mr(-)

=206,96 kNm

3.6 Perencanaan Kolom SRPMM

Hasil perencanaan kolom diperoleh dimensi kolom optimal 600/600 mm , dengan tulangan longitudinal D22 dan tulangan geser Ø 10, dicontohkan pada kolom K35.

Gambar 4. Penulangan balok B35.

(11)

7

Gambar 5. Penulangan Kolom K-35.

3.7 Perencanaan Balok Anak

Dimensi balok anak 250/400 menggunakan tulangan D22 untuk tulangan longitudinal dan Ø 10 untuk tulangan geser.

3.8 Perencanaan Pondasi dan Sloof

Hasil perencanaan struktur pondasi dan sloof sebagai berikut :

a. Berdasrkan perhitungan , diperoleh daya dukung izin tiang 1124,370 Kn, dengan beban Pu = 1927,590 Kn dipakai 5 tiang persegi berukuran 400x400 mm dipakai tulang pokok dan tulangan bagi D19-70.

b. Perencanaan poer pondasi diperoleh dimensi optimal 2200x2200x1000 mm dengan tulangan pokok dan tulangan bagi D19.

(12)

8

Gambar 6. Penulangan Pile cap.

Gambar 7. Penulangan Sloof.

c. Perencanaan balok sloof diperoleh dimensi optimal 250/400 mm digunakan tulangan longitudinal D19 dan tulangan geser Ø10.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

a. Perencanaan Struktur Rangka Atap (Truss)

1) Profil gording yang dipakai adalah C 125x50x20x3,2 dengan mutu baja BJ41 jarak antar gording terpasang 1,55 m.

(13)

9

2) Kontruksi rangka kuda-kuda menggunakan baja profil double siku dengan mutu baja Bj 41 .Profil 2L 70x70x7 untuk batang atas , profil 2L.60x60x6 untuk batang bawah dan profil 2L.50x50x5 untuk batang diagonal serta batang vertikal , jarak antar kuda-kuda terpasang 4,00 m.

3) Sambungan rangka kuda-kuda menggunakan las dengan elektroda E70 serta dipakai tebal rigi las 6 mm.untuk plat buhul digunakan tebal 12 mm.

b. Perencanaan Struktur Plat, tangga , dan Basement 1) Pelat lantai dan plat atap

Pada perencanaan ketebalan plat atap 100 mm dan plat lantai dengan ketebalan 120 mm digunakan mutu beton f’c =30 MPa dan mutu baja fy = 250 MPa. Didapatkan tulangan pokok D10-150 dan tulangan bagi D10-300.

2) Pelat lantai Basement

Pada perencanaan pelat lantai basement dengan ketebalan 250mm digunakan mutu beton f’c = 30 MPa, dan mutu baja fy= 250 MPa.

Didapatkan tulangan pokok D13-100 dan tulangan bagi D13-250.

3) Pelat tangga

Pada perencanaan pelat tangga dengan ketebalan 120 mm digunakan mutu beton f’c = 30 MPa dan mutu fy = 250 MPa. Didapatkan tulangan pokok D13-100 dan tulangan bagi D8-200.

c. Perencanaan Struktur utama gedung dengan SRPMM

Pada perencanaan portal gedung digunakan mutu beton f’c = 30 MPa dan mutu baja fy = 410 MPa serta fyt= 250 MPa.

1) Rencana balok

Balok induk seluruh lantai dan atap digunakan dimensi 300/600 mm dengan tulangan longitudinal D22 dan tulangan geser Ø10. Sedangkan balok anak digunakan dimensi 250/400 mm dengan diameter dan tulangan yang sama . 2) Rencana kolom

Kolom lantai 1 s/6 6 digunakan diemensi 600/600 mm dengan tulangan longitudinal D22 dan tulangan geser Ø10.

3) Perencanaan balok anak

Dimensi balok anak 250/400 menggunakan tulangan D22 untuk tulangan longitudinal dan Ø 10 untuk tulangan geser.

(14)

10 d. Perencanaan struktur bawah

Struktur bawah terdiri dari fondasi dan sloof.

1) Fondasi menggunakan tiang pancang dengan penampang persegi 400/400 mm dan panjang pertiang 9 m. Kedalaman tiang pancang hingga tanah keras adalah 18,00 m.

2) Fondasi menggunakan ukuran poer 2200x2200x1000 mm dengan 5 buah tiang pancang.

3) Sloof yang digunakan berukuran 250/400 mm dengan tulangan longitudinal D19 serta tulangan begel Ø10.

4.2.Saran

a. Dalam laporan ini hanya dilakukan perencanaan strukturnya saja , diharapkan dapat dihitung estimasi nya juga.

b. Walau secara program struktur SAP V.15 sudah bisa dikatakan aman akan tetapi perlu dilakukan perhitungan dengan Program struktur lain dengan spesifikasi perencanaan dan kontrol secara manual tetap harus diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Asroni, A .2010 Struktur Beton Lanjut. Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Asroni, A. 2014. Balok dan pelat beton bertulang berdasarkan SNI 2847-2013 Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Asroni, A. 2014 Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-.

2013. Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta

BSN. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilaya Bandung.

BSN.2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baka Untuk Bangunan gedung SNI 03- 1729-2002. Dinas Pekerjaan Umum Jakarta.

BSN. 2012. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.

Badan Standarisasi Nasional Jakarta.

(15)

11

BSN 2012. Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI-03-1726-2012, Badan Standarisasi Nasional.

Jakarta.

BSN.2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 2013.

Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Hanafi, M.B., 2015. Perencanaan Struktur Apartemen 5 Lantai + 1 Basement Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di Sukoharjo. Skripsi.

Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muhammad, H., 2015. Perencanaan Struktur Rumah Sakit Dokter Rosendy 6 Lantai + 1 Basement Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di Kota Solo. Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugito, 2012. Modul SAP 2000 15.0 Analisis 3D Statik & Dinamik Berdasarkan SNI- 1726-2002 dan Beta 12-7-2012.

Gambar

Tabel 1. Dimensi batang kuda-kuda
Tabel 3. Hasil perhitungan penulangan tangga  Batang  Daerah Batang
Gambar 4. Penulangan balok B35.
Gambar 5. Penulangan Kolom K-35.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir ini dengan judul “ Perencanaan Struktur Gedung Tahan Gemparumah Sakit Dokter Rosnedy 6 Lantai + 1 Basement dengan Sistem Rangka Pemikul Momen

Pada perencanaan bangunan gedung Restaurant Pakuwon Square ini menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah di mana semua rangka struktur bangunan memikul

Namun dalam Tugas akhir ini, gedung tersebut akan dihitung dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) karena terletak pada Kategori Resiko Struktur I

Perencanaan ulang Rumah Sakit Ibu dan Anak ini menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) sesuai dengan ketentuan peraturan beton untuk

Penyusunan tugas akhir yang berjudul Perencanaan Ulang Struktur Bangunan Gedung Kozko dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah ini menggunakan Gedung Kozko yang

Desain Ulang Struktur Gedung Pasar 4 Lantai di Pasuruan dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) dan Metode Pelaksanaan pada Elemen Kolom ini

Untuk Tugas Akhir ini akan dilakukan Perhitungan Struktur Gedung Rusunawa 5 Lantai di Surabaya dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah.. Gedung yang akan

Batasan yang akan dibahas pada Tugas Akhir Terapan “Perencanaan Ulang Struktur Bangunan Ruko 4 Lantai dengan Sistem Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)”