AGAMA dan KEBUDAYAAN
Dr. Argyo Demartoto, M.Si Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik
Universitas Sebelas Maret
Pendahuluan....
MASYARAKAT
AGAMA
KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat (Tylor , 1871 )
C. Kluckhohn
“Universal Categories of Culture”
7 Unsur Universal Kebudayaan :
1. Sistem perlengkapan hidup
2. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
3. Sistem kemasyarakatan
4. Sistem bahasa baik lisan maupun tulisan
5. Sistem kesenian
6. Sistem ilmu pengetahuan
7. Sistem kepercayaan atau religi
Agama Kepercayaan 7 UNIVERSAL KEBUDAYAAN
Pengalaman atas kejadian yang ada sehari-hari dan yang dapat diamati atau penyaringan dan penanganan yang sistematis terhadap pengalaman secara ilmiah.
AGAMA
Pareto = “Pengalaman Transen”
E. Durkheim
Agama merupakan sumber semua kebudayaan sumber semua kebudayaan yang sangat tinggi.
Jelas bahwa agama menunjukkan seperangkat aktivitas manusia dan sejumlah bentuk-bentuk sosial yang mempunyai arti penting.
C. Geertz
Wahyu membentuk suatu struktur psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang menjadi sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku mereka.
Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan.
Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Pluralisme budaya berdasarkan kriteria
agama.
Pengertian Agama dan Kebudayaan
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau.
Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.
Agama dianggap sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas tertinggi secara misterius yang menakutkan tapi sekaligus mempesonakan. Dalam pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia harus atau terdesak secara batiniah untuk merespons. Dalam kaitan ini ada juga yang mengartikan religare dalam arti melihat kembali kebelakang kepada hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan tuhan yang harus diresponnya untuk menjadi pedoman dalam hidupnya.
Pengertian Agama dan Kebudayaan
Budaya menurut Koentjaraningrat (1987) adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
Jadi budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, ethos kerja dan pandangan hidup.
Bentuk-bentuk Agama dan Kebudayaan
AGAMA AGAMA
DINAMISME
ANIMISME
POLITEISME HENOTEISM
E MONOTEISM
E
KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN
SISTEM IDE
SISTEM AKTIVITAS SISTEM
ARTEFAK
UNSUR-UNSUR AGAMA
UNSUR KEKUATAN GAIB KEYAKINAN MANUSIA
RESPON YANG BERSIFAT EMOSIONAL PAHAM ADANYA YANG KUDUS
UNSUR-UNSUR BUDAYA
KESENIAN
TEKNOLOGI & PERALATAN ORGANISASI MASYARAKAT
BAHASA
MATA PENCAHARIAN PENGETAHUAN
RELIGI
HUBUNGAN AGAMA DAN BUDAYA
Durkheim dam Geertz berpendapat bahwa agama merupakan system dari budaya. Agama adalah bagian yang memainkan peranan penting dalam dunia social manusia. Ajaran agama menjelma dalam tindakan dan aksi yang dilakukan oleh manusia.
Agama sebagai sistem budaya karena agama meliputi personifikasi berikut : 1) adanya sistem simbol yang berperanan;
2) membangun suasana hati dan motifikasi yang kuat, serta tahan lama di dalam diri manusia;
3) agama merumuskan konsepsi kehidupan yang bersifat umum.
HUBUNGAN AGAMA DAN BUDAYA
Ajaran agama dapat merubah watak masyarakat sesuai dengan cita-cita dan visinya mengenai agama tersebut.
Dalam proses penyebaran agama, masyarakat biasanya menerima minimal tiga bentuk penilaian terhadap agama. Pertama, agama diterima sepenuhnya, kedua, agama diterima sebagian yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang atau kelompok orang. Ketiga, agama itu ditolak sama sekali.
SIKAP HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN KEBUDAYAAN
SIKAP RADIKAL SIKAP RADIKAL
SIKAP AKOMODASI SIKAP AKOMODASI
SIKAP PERPADUAN SIKAP PERPADUAN
SIKAP
PEMBAHARUAN SIKAP
PEMBAHARUAN
KESIMPULAN
Agama yang dimaksud dalam Sosiologi Agama lebih cenderung pada agama sebagai sistem kepercayaan, yang ada pada masyarakat yang paling sederhana dan masyarakat yang paling sederhana sekalipun.
Agama sebagai sistem kepercayaan merupakan gejala yang universal dan merupakan bagian dari kebudayaan.
Oleh karena itu berdasarkan pada dua hal di atas, maka agama merupakan bagian dari kebudayaan.
Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama.
KESIMPULAN
Agama dianggap sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas tertinggi secara misterius yang menakutkan tapi sekaligus mempesonakan.
Durkheim dam Geertz berpendapat bahwa agama merupakan sistem dari budaya.
Pada umumnya agama yang masuk akan mengalami proses penyesuaian dengan budaya yang telah ada.
Ada kompromi nilai atau symbol antar agama yang masuk dengan kebudayaan asal, yang menghasilkan bentuk baru dan berbeda dengan agama atau budaya asal.
Proses penyesuaian ini terjadi begitu saja dalam setiap proses pemaknaan di tengah masyarakat.
KESIMPULAN
Peranan agama terhadap kebudayaan dapat dilihat pada pembentukan masyarakat madani.
Masyarakat madani dibentuk atas dasar kerja sama untuk mencapai kebahagiaan sejati bagi semua anggota masyarakatnya.
Ilmu yang paling dibutuhkan dalam pembentukan masyarakat madani adalah ilmu madani itu sendiri.
Sumber utama ilmu madani adalah ajaran agama karena yang diperlukan untuk membanguin masyarakat madani tidak dapat dilahirkan tanpa adanya bimbingan dan sumbangan agama.
Ciri kepribadian manusia madani antara lain adalah kepercayaan dan pemikirannya, akhlak dan budi pekertinya hanya dapat dibentuk dengan acuan ajaran agama.