• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KONDISI JEMBATAN JURUG LAMA DENGAN METODE BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM (BMS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI KONDISI JEMBATAN JURUG LAMA DENGAN METODE BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM (BMS)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

EVALUASI KONDISI JEMBATAN JURUG LAMA DENGAN METODE BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM (BMS)

Abdul Hafidz, F.A. Luky Primantari Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta

Email :

hafid.abd3@gmail.com

ABSTRAK

Jembatan Jurug Lama dibangun pada tahun 1913 dan diresmikan pada tahun 1915.

Kondisi eksisting jembatan Jurug Lama akibat pengaruh umur, jembatan mengalami beberapa kerusakan sehingga diperlukan adanya pemeriksaan kondisi jembatan dan pemeliharaan secara rutin yang bertujuan meningkatkan kualitas dari pemeliharaan yaitu pengurangan jumlah kerusakan dan perbaikan mahal.

Penelitian ini menggunakan Metode Kuantitatif dengan data berupa angka.

Pengumpulan data dari penilaian kondisi elemen secara visual, dimensi kerusakan, komponen jembatan yang hilang dan foto elemen jembatan. Sedangkan untuk menentukan nilai kondisi jembatan menggunakan Bridge Management System.

Hasil penelitian nilai kondisi jembatan Jurug Lama berdasarkan panduan pemeriksaan jembatan Bridge Management System (BMS) adalah 3 (rusak berat) selanjutnya diusulkan rencana penanganan terhadap elemen-elemen yang rusak yaitu pada elemen yang baja dengan galvanisasi dan perkuatan, Aliran sungai dengan pengerukan sampah dan endapan lumpur, pilar dengan plesteran dan pengecatan, parapet dengan plesteran, siar muai dengan melapisi dengan aspal, lapisan permukaan lantai dengan pelapisan aspal, pelat dengan pengecatan, perlengkapan perbaikan dengan cara penggatian.

Kata Kunci : Bridge Management System, Evaluasi Kondisi, Jembatan Jurug Lama

1. PENDAHULUAN

Jembatan sebagai salah satu infrastruktur yang berperan dalam mendukung transportasi darat, pada masa layannya akan mengalami penurunan kondisi yang diakibatkan oleh pengaruh beban lalu lintas, pengaruh cuaca, pengaruh lingkungan atau pengaruh lainnya. Untuk menghilangkan gangguan tersebut diperlukan pemeliharaan. Selama ini pemeriksaan dan penilaian kondisi jembatan mengacu pada metode pemeriksaan dan penilaian kondisi yang diatur pada Bridge Management System (BMS) 1993 (Hasanudin, 2017)

Bridge Management System (BMS) atau Sistem Manajement Jembatan merupakan suatu metode manajemen jembatan yang dikembangkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga yang

berfungsi untuk pencatatan inventarisasi, pemeriksaan nilai kondisi jembatan, identifikasi penanganan jembatan dan urutan prioritas penanganan jembatan.

Menggunakan sistem ini, jembatan dapat diatur secara sistematik sehingga dapat ditentukan beberapa tindakan untuk meyakinkan bahwa jembatan dalam keadaan aman dan nyaman.

Secara umum Sistem Manajemen Jembatan (Bridge Management System/

BMS) yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga berfungsi untuk membuat rencana kegiatan jembatan, pelaksanaan dan pemantauan, berdasarkan kebijaksanaan secara menyeluruh. Adapun yang termasuk dalam BMS adalah kegiatan manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program dan perencanaan teknis

(2)

2

sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan (Hasanudin, 2017).

Umumnya penyebab kerusakan jembatan diakibatkan oleh suatu beban yang berlebihan seperti kendaraaan besar yang memuat beban berlebih, saluran air yang tidak baik sehingga menimbulkan genangan air, serta kurangnya perawatan beberapa elemen dari jembatan tersebut (Yulius Herry dkk, 2019)

Jembatan Jurug Lama dibangun pada tahun 1913 dan diresmikan pada tahun 1915. Akibat pengaruh umur jembatan tersebut mengalami beberapa kerusakan sehingga diperlukan adanya pemeriksaan kondisi jembatan dan pemeliharaan secara rutin yang bertujuan meningkatkan kualitas dari pemeliharaan yaitu pengurangan jumlah kerusakan dan perbaikan mahal.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dengan metodologi kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Lokasi penelitian jembatan terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Jembatan Jurug Lama menghubungan antara Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres dengan Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Penilaian kondisi jembatan Jurug mengacu kepada Standar Bridge Management System (BMS) Indonesia, dimana dengan menggunakan standar ini kegiatan pemeriksaan jembatan dapat diatur dengan sistematik melalui proses pengumpulan data fisik dan kondisi struktur jembatan serta menganalisis data dengan Sistem Informasi Manajemen Jembatan Indonesia.

3. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pemeriksaan Detail

Pemeriksaan detail bertujuan untuk mendata semua kerusakan pada elemen jembatan serta untuk mengetahui kondisi stiap elemen jembatan guan mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individual jembatan dan membuat urutan prioritas jembatan sesuai dengan jenis penanganannya.

Pemeriksaan detail kondisi struktur jembatan secara menyeluruh dibagi dalam suatu hierarki elemen yang terdiri dari atas 5 level. Level tertinggi adalah level 1, yaitu jembatan secara keseluruhan dan level paling rendah adalah level 5 yaitu elemen kecil secara individu.

2. Sistem Penilaian Kondisi Elemen Nilai kondisi dinilai menggunakan sistem penilaian elemen untuk yang rusak terdiri atas serangkaian pertanyaan yang berjumlah lima mengenai kerusakan yang ada. Setiap nilai diberi angka 1 dan 0 diberikan kepada elemen, sehingga subjektivitas selama pemeriksaan dapat dihilangkan dan penilaian menjadi lebih konsisten. Elemen atau kelompok elemen dinilai dengan diberikan suatu nilai kondisi antara 0 dan 5. Angka-angka tersebut mewakili jumlah dari kelima nilai yang ditentukan diatas. Sistem penilaian elemen dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Sistem penilaian

Nilai Kriteria Nilai

Struktur (S)

Berbahaya 1

Tidak berbahaya 0

Kerusakan (R)

Parah 1

Tidak parah 0

Kuantitas (K)

Lebih dari 50% 1

Kurang dari 50% 0

Fungsi (F)

Elemen tidak berfungsi 1

Elemen berfungsi 0

Pengaruh (P)

Mempengaruhi elemen lain 1 Tidak mempengaruhi elemen lain

0

(3)

3

Nilai Kondisi

(NK) NK = S + R + K + F + P 0-5

Setelah penilaian kondisi diberikan pada level 5, 4, atau 3, penentuan nilai kondisi untuk elemen ditentukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana kerusakan dalam elemen pada level yang lebih rendah dalam kaitanya dengan elemen yang lebih tinggi, apakah elemen-elemen ini dapat berfungsi dan apakah elemen pada level yang lebih tinggi di pengaruhi pleh kerusakan-kerusakan tersebut, sehingga diperoleh nilai kondisi jembatan pada level 1.

3. Skrining Teknis

Skrining teknis adalah penyaringan dari database terhadap jembatan yang memerlukan penanganan karena kurangnya kapasitas lalu lintas, kondisinya yang buruk. Secara umum skrining teknis menggunakan kriteria- kriteria yang tercantum dalam tabel 2.

Tabel 2. Kriteria skrining teknis

Parame ter

Nilai Kategori Penanganan Indikatif

Kondis i

0-2 3 4-5

Baik s/d rusak ringan Rusak berat Kritis atau runtuh

Pemeriksaan rutin atau berkala Rehabilitas Penggantian Lalu-

lintas 0 5

Cukup lebar Terlalu sempit

Pemeliharaan rutin Duplikasi penggantian atau pelebaran

Beban 0

5

Cukup kuat Tidak memenuhi standar

Pemeliharaan rutin Perkuatan atau penggantian

Masing – Masing jembatan yang dilakukan pemeriksaan , diskrining ke dalam salah satu kategori-kategori berikut ini:

a. Pemeliharaan rutin termasuk perbaikan kecil

b. Rehabilitasi termasuk perkuatan dan pelebaran

c. Penggantian termasuk penggandaan.

4. PEMBAHASAN

1. Penilaian Kondisi Jembatan

Penilaian kondisi jembatan dilakukan dengan mengenali dan mengamati elemen-elemen jembatan.

Penilaian elemen-elemen jembatan dimulai dari level 5 hingga level 1.

Penilaian elemen dapat dilihat seperti contoh berikut:

Elemen 4.463 : Batang Diagonal, Kode kerusakan 302

Kode kerusakan 302 merujuk pada karat pada batang diagonal. Kerusakan ini kemudian dinilai dengan aspek berikut : a. Nilai Struktur (S)

Karat pada batang diagonal dinilai dapat membahayakan struktur jembatan, maka diberi nilai 1.

b. Nilai Kerusakan (R)

Karat pada batang diagonal belum masuk kategori rusak berat, maka diberi nilai 0.

c. Nilai Perkembangan (K)

Karat pada batang diagonal sudah meluas > 50%, maka diberi nilai 1.

d. Nilai Fungsi (F)

Batang diagonal yang mengalami kerusakan masih berfungsi, maka diberi nilai 0.

e. Nilai Pengaruh (P)

Karat pada batang diagonal apabila segera tidak ditangani maka akan mempengaruhi struktur jembatan, sehingga diberi nilai 1.

Dari total nilai aspek a sampai e, maka dapat disimpulkan bahwa kode kerusakan 302 memiliki nilai kondisi 3.

Rangkuman nilai kondisi Jembatan Jurug Lama dari inspeksi dilapangan dapat dilihat pada tabel 3 untuk penilaian level 5, penilaian level 4 dapat dilihat pada tabel 4. Sedangkan penilaian level 3,2 dan 1 dapat dilihat pada tabel 5.

(4)

4

Tabel 3. Penilaian level 5

LEVEL 5 Nilai Kondisi

Kode Elemen Kode Uraian S R K F P NK

4.211 Tebing sungai 501 Endapan Lumpur 1 0 1 0 1 3 502 Sampah berlebih 1 0 0 0 1 2 4.212 Aliran air utama 501 Endapan Lumpur 1 0 0 0 1 2 502 Sampah berlebih 1 0 0 0 1 2 4.322 Pilar

dinding/kolom

201 Beton terkelupas 1 0 1 0 1 3

202 Keretakan 1 0 0 0 1 2

204 Kotor,berlumut 1 0 1 0 1 3 4.323 Dinding penahan

tanah

201 Beton terkelupas 1 0 1 0 1 3

202 Keretakan 1 0 0 0 1 2

204 Kotor,berlumut 1 0 1 0 1 3

4.461 Batang tepi atas 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.462 Batang tepi bawah 302 Karat 1 1 1 0 1 4

4.463 Batang diagonal 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.464 Batang vertikal 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.465 Ikatan angin atas 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.466 Ikatan angin bawah

302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.468 Gelagar melintang 302 Karat 1 0 0 0 1 2

4.469 Sambungan (rangka)

302 Karat 1 0 0 0 1 2

4.501 Gelagar memanjang

302 Karat 1 1 0 0 1 3

4.502 Pelat 404 Penurunan mutu 1 0 1 0 1 3

4.505 Lapisan

permukaan lantai

722 Permukaan kasar/berlubang

1 0 1 0 1 3 4.604 Sambungan-

sambungan

806 Retak pada aspal 1 0 0 0 1 2

4.621 Tiang sandaran 302 Karat 0 0 1 0 1 2

4.622 Sandaran horizontal

302 Karat 0 0 0 0 1 1

4.624 Parapet 201 Beton terkelupas 0 0 0 0 1 1

4.711 Rambu-rambu 911 Tulisan tidak jelas 0 0 0 0 1 1 4.713 Papan nama 912 Elemen yang hilang 0 1 1 1 1 4 4.721 Lampu

penerangan

921 Rusaknya bahan 0 1 1 1 1 4 4.723 Kabel listrik 921 Rusaknya bahan 0 1 1 1 1 4

Tabel 4. Penilaian Level 4

LEVEL 4 Nilai Kondisi

Kode Elemen Kode Uraian S R K F P NK

4.211 Tebing sungai 501 Endapan Lumpur 1 0 1 0 1 3 502 Sampah berlebih 1 0 0 0 1 2 4.212 Aliran air utama 501 Endapan Lumpur 1 0 0 0 1 2 502 Sampah berlebih 1 0 0 0 1 2 4.322 Pilar dinding/kolom 201 Beton terkelupas 1 0 1 0 1 3

202 Keretakan 1 0 0 0 1 2

204 Kotor,berlumut 1 0 1 0 1 3

(5)

5

4.323 Dinding penahan tanah 201 Beton terkelupas 1 0 1 0 1 3

202 Keretakan 1 0 0 0 1 2

204 Kotor,berlumut 1 0 1 0 1 3

4.461 Batang tepi atas 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.462 Batang tepi bawah 302 Karat 1 1 1 0 1 4

4.463 Batang diagonal 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.464 Batang vertikal 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.465 Ikatan angin atas 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.466 Ikatan angin bawah 302 Karat 1 0 1 0 1 3

4.468 Gelagar melintang 302 Karat 1 0 0 0 1 2

4.469 Sambungan (rangka) 302 Karat 1 0 0 0 1 2

4.501 Gelagar memanjang 302 Karat 1 1 0 0 1 3

4.502 Pelat 404 Penurunan mutu 1 0 1 0 1 3

4.505 Lapisan permukaan lantai

722 Permukaan kasar/berlubang

1 0 1 0 1 3 4.604 Sambungan-sambungan 806 Retak pada aspal 1 0 0 0 1 2

4.621 Tiang sandaran 302 Karat 0 0 1 0 1 2

4.622 Sandaran horizontal 302 Karat 0 0 0 0 1 1

4.624 Parapet 201 Beton terkelupas 0 0 0 0 1 1

4.711 Rambu-rambu 911 Tulisan tidak jelas

0 0 0 0 1 1

4.713 Papan nama 912 Elemen yang

hilang

0 1 1 1 1 4 4.721 Lampu penerangan 921 Rusaknya bahan 0 1 1 1 1 4 4.723 Kabel listrik 921 Rusaknya bahan 0 1 1 1 1 4 Tabel 5. Penilaian Level 3,Level 2 dan Level 1

LEVEL 3 Nilai Kondisi

Kode Elemen S R K F P NK

3.210 Aliran sungai 1 0 1 0 1 3

3.320 Kepala jembatan/pilar 1 0 1 0 1 3

3.450 Rangka 1 0 1 0 1 3

3.500 Sistem lantai 1 0 1 0 1 3

3.600 Sambungan/siar muai 1 0 0 0 1 2

3.620 Sandaran 0 0 1 0 1 2

3.700 Perlengkapan 0 1 1 1 1 4

LEVEL 2 Nilai Kondisi

Kode Elemen S R K F P NK

3.200 Aliran sungai/timbunan 1 0 1 0 1 3

3.300 Bangunan bawah 1 0 1 0 1 3

2.400 Bangunan atas 1 0 1 0 1 3

LEVEL 1 Nilai Kondisi

Kode Elemen S R K F P NK

1.000 Jembatan 1 0 1 0 1 3

(6)

6

Dari nilai kondisi jembatan Jurug Lama pada level 1 (NK=3) dapat disimpulkan bahwa jembatan tersebut tergolong rusak berat yang diperlukan rehabilitasi untuk pemeliharaannya.

2. Rekomendasi Pemeliharaan Yang Berhubungan Dengan Elemen

a. Daerah Aliran Sungai

Kerusakan yang terdapat pada daerah aliran sungai yaitu endapan lumpur yang berlebih dan sampah yang menumpuk. Cara penanganan yaitu dengan pengerukan.

b. Perbaikan Bangunan Bawah Kerusakan yang terdapat pada bangunan bawah yaitu beton terkelupas, keretakan dan kotor/berlumut. Cara penanganan yaitu dengan plesteran baru pada beton terkelupas dan keretakan, dilakukan pengecatan ulang pada kerusakan kotor/lumut.

c. Perbaikan Bangunan Atas 1) Karat pada elemen baja

Karat yang terdapat elemen bangunan atas belum sampai membuat baja keropos sehingga cara penanganan yaitu pengecatan atau galvanisasi terhadap baja yang sudah dibersihkan menggunakan sikat kawat, sedangkan untuk karat sudah merusak elemen/keropos sehingga cara penanganan yaitu dengan perkuatan bagian yang lemah.

2) Perbaikan pada sambungan Karat pada kepala baut atau mur bisa menyebabkan pelemahan pada baut atau mur. Menurut panduan pemeliharaan jembatan baut yang mengalami karat harus segera diganti.

3) Perbaikan pada plat lantai Perbaikan yang dilakukan terhadap plat lantai merujuk pada penurunan mutu pelapis pengaman permukaan yaitu dengan dilakukan pemeliharaan rutin, melakukan pengecatan

ulang pada bagian yang sudah mulai memudar.

4) Perbaikan pada permukaan lantai

Cara penanganan kerusakan kasar/berlubang pada permukaan lantai aspal atau kerikil harus dibersihkan setelah itu dilapisi lapisan aspal dasar dan kemudian diisi lalu dipadatkan.

5) Perbaikan pada siar muai Retakan pada siar muai menurut panduan pemeriksaan jembatan bukan termasuk kerusakan yang serius, sehingga untuk cara penanganan dengan melapisi retakan dengan aspal yang lentur.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Nilai kondisi jembatan Jurug Lama berdasarkan panduan pemeriksaan jembatan Bridge Management System (BMS) adalah 3, tergolong dalam jembatan rusak berat.

2. Rencana penanganan berdasarkan hasil skrining teknis yang dihasilkan pada jembatan Jurug Lama adalah rehabilitasi, berikut penanganan kerusakan terhadap elemen-elemen dapat dilihat pada tabel 6.

(7)

7

Tabel 6. Rencana Penanganan Terhadap Elemen Yang Rusak

Elemen Uraian Tingkat

kerusakan Penanganan Tebing Sungai Endapan lumpur

berlebih

Rusak ringan Pengerukan endapan Sampah menumpuk Rusak ringan Pengerukan sampah Aliran Air Utama Endapan lumpur

berlebih

Rusak ringan Pengerukan endapan Sampah menumpuk Rusak ringan Pengerukan sampah Pilar Dinding/ Kolom Selimut beton

terkelupas

Rusak ringan Plesteran Keretakan non struktur Rusak ringan Plesteran Berlumut Rusak ringan Pengecatan ulang Dinding Penahan

Tanah

Selimut beton terkelupas

Rusak ringan Plesteran Keretakan non struktur Rusak ringan Plesteran Berlumut Rusak ringan Pengecatan ulang

Batang Tepi Atas Karat Rusak ringan Galvanisasi

Batang Tepi Bawah Karat Sudah merusak/

keropos

Perkuatan pada bagian yang lemah

Batang Diagonal Karat Rusak ringan Galvanisasi

Batang Vertikal Karat Rusak ringan Galvanisasi

Ikatan Angin Atas Karat Rusak ringan Galvanisasi

Ikatan Angin Bawah Karat Rusak ringan Galvanisasi

Gelagar Melintang Karat Rusak ringan Galvanisasi

Sambungan Karat Rusak ringan Penggantian baut

Gelagar Memanjang

Lantai Karat Sudah merusak/

keropos

Perkuatan pada bagian yang lemah

Pelat Penurunan mutu Rusak ringan Pengecatan ulang

Lapisan Permukaan Lantai

Permukaan yang

kasar/berlubang Rusak ringan Pelapisan aspal dasar Sambungan Reatak Pada Aspal Rusak ringan Melapisi dengan aspal

Tiang Sandaran Karat Rusak ringan galvanisasi

Sandaran Horizontal Karat Rusak ringan galvanisasi

Parapet Selimut beton

terkelupas

Rusak ringan Plesteran

Rambu-Rambu Tulisan tidak jelas Rusak ringan Penulisan/pengecatan ulang

Papan Nama Elemen hilang Rusak ringan Penggantian Lampu Penerang Rusaknya bahan Rusak ringan Penggantian Kabel Listrik Rusaknya bahan Rusak ringan Penggantian

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Direktorat Jenderal Bina Marga Departement Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 1993.

Panduan Prosedur Umum IBMS, Jakarta.

Anonim. Direktorat Jenderal Bina Marga Departement Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2011.

Pemeliharaan Jembatan Cable Stayed, Jakarta

Ferry Hariman, Hary Christady H, Andreas Triwiyono. 2017.

Evaluasi Dan Program Pemeliharaan Jembatan Dengan Metode Bridge Management System (BMS) (Studi Kasus Empat Jembatan Propinsi D.I.

(8)

8

Yogyakarta), Universitas Gadjah Mada.

Ginting, D. T. 2001. Kajian Efisiensi Pemeliharaan jembatan pada BMS Bina Marga dan upaya penentuan pola pengalokasian biaya pemeliharaan. Bandung:

2006

Ghoustanjiwani Adi Putra, Rio Kusmara, Dwi Hatmojo Danurdoro. 2012.

Kajian Pentingnya Aplikasi Bridge Management System (BMS) Dan Prosedur Operasional Standar (Pos) Dalam Menjaga Nilai Kualitas Dari Infrastruktur Jembatan (Studi Kasus Infrastruktur Jembatan-Jembatan di Indonesia), Mahasiswa Magister Jurusan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Hendrig Sudradjat, Ludfi Djakfar, Yulvi Zaika. 2015. Penentuan Prioritas Penanganan Jembatan Pada Jaringan Jalan Provinsi Jawa Timur (Wilayah UPT Surabaya Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik), Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Hasanudin. 2017. Metode Penilaian Kondisi Jembatan Beton Prategang, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Suryakencana.

Intan Nuraini, Ayu. 2017.Perbandingan Analisis prioritas Pemeliharaan Jembatan Dengan Metode Bridge Management System (BMS) dan Analytical Hierarchy Proses (AHP), Universitas Sebelas Maret.

.

Mahaputra Al Rizky, Fitriani Heni, Sarino Sarino. 2018. Penilaian Kondisi Jembatan Berdasarkan Analisis Tingkat Kerusakan Jembatan Dengan Metode Bridge

Management System (BMS) (Studi Kasus Empat Jembatan Nasional pada Ruas Jalan di Kabupaten OKU), Universitas Sriwijaya.

Muh Pratito A.N. 2016. Evaluasi Dan Program Pemeliharaan Jembatan Menggunakan Metode Bridge Management System (BMS) 1993 (Studi Kasus Jembatan Rangka Baja Kali Bogowonto, Kabupaten Purworejo - Jawa Tengah), Universitas Gajah Mada.

Putri Delia Utami, Toyfur Mona Foralisa, Hanafiah. 2019. Penilaian Kondisi Jembatan Air Pim Di Jalan Letkol Iskandar Kota Palembang Dengan Metode Bridge Management System (BMS), Universitas Sriwijaya.

Silvia Yulita Ratih, Safarizki, H. A. 2012.

Alternatif Perbaikan Kerusakan Pada Jembatan Gelagar Baja Komposit Dengan Prategang Eksternal (Studi Kasus Jembatan Jurug Surakarta), Wacana, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Surakarta.

Shofie Rizqi Fadhila.2017. Perbandingan Analisis Prioritas Pemeliharaan Jembatan dengan Metode Bridge Management System (BMS) dan Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (Topsis), Universitas Sebelas Maret.

Sri Rachmila Manangi Theo K. Sendow, Audie L.E. Rumayar.2019.

Analisis Perhitungan Luas Tulangan Gelagar Jembatan Penampang Persegi Dan Penampang T Menurut Metode Bms 1992, Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Tamara P, Astri. 2017. Perbandingan Analisis prioritas Pemeliharaan

(9)

9

Jembatan Dengan Metode Bridge Management System (BMS) Dan Fuzzy Analytical Hierarchy Proses (FAHP), Universitas Sebelas Maret.

Yulius Herry, Safarudin M. Nuh, M.

Indrayadi. 2019. Penilaian Kondisi Jembatan Rangka Baja Di Kabupaten Sintang Menggunakan Metode Bridge Manajemen Sistem (BMS) (Studi Kasus Jembatan Kapuas III, Kabupaten Sintang), Universitas Tanjungpura Pontianak.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk