• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIAYA PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN ARM ROLL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BIAYA PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN ARM ROLL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN ARM ROLL

Burhamtoro

Lecture on Civil Engineering Politeknik Negeri Malang Jln. Soekarno-Hatta 9 Malang

burhamtoro@polinema.ac.id Abstract

In the process of waste management, waste transportation process requires 70-80% of the total cost of waste management, so that the cost savings that can be done at the cost of freight. This study aims to determine the modeling of freight costs and the cost of transporting waste in Malang with Arm Roll. The primary data of distance, travel time and the volume of waste transported obtained by a survey vehicle motion patterns Arm Roll. While secondary data is data costs, vehicle data obtained from the Sanitation Department in Malang and interviews. Calculating the cost of waste transportiation by waste freight cost equation is obtained from the calculation of vehicle operating cost (VOC) with vehicle speed. Results, the cost of transporting waste function equation with Arm roll is Y = 47,00x2 - 3.564,81x + 91.748,42. Where Y is a Transportation Cost (Rupiah/m3) and X is a variable speed (km / h). Cost of transporting waste Malang use Arm Roll with existing speed of 21.759 km / h requires a fee of Rp 36379.42 / m3.

Keywords: Municipal Solid Waste, Arm Roll, speed of vehicles, Transportation Cost

Abstrak

Pada proses pengelolaan sampah, proses pengangkutan sampah membutuhkan 70-80% dari total biaya pengelolaan sampah, sehingga penghematan biaya pengelolaan sampah dapat dilakukan pada biaya pengangkutannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemodelan biaya pengangkutan dan besarnya biaya pengangkutan sampah kota Malang dengan Arm Roll. Data primer berupa jarak, waktu tempuh serta volume sampah yang diangkut berdasarkan survei pola gerak kendaraan Arm Roll. Sedangkan data sekunder berupa data biaya-biaya, data kendaraan didapatkan dari Dinas Kebersihan Kota Malang dan hasil wawancara. Perhitungan biaya pengangkutan sampah berdasarkan persamaan biaya pengangkutan sampah yang didapatkan dari perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK) dengan kecepatan kendaraan. Hasil penelitian didapatkan fungsi persamaan biaya pengangkutan sampah dengan Arm roll yaitu Y = 47,00x2 - 3.564,81x + 91.748,42. Dimana Y merupakan Biaya Pengangkutan (Rupiah/m3) dan X merupakan variabel kecepatan (km/jam). Biaya pengakutan sampah kota Malang menggunakan Arm Roll dengan kecepatan eksisting sebesar 21,759 km/jam membutuhkan biaya sebesar Rp 36.379,42/m3.

Kata kunci: Sampah Rumah Tangga, Arm Roll, Kecepatan kendaraan, Biaya Pengangkutan

PENDAHULUAN

Biaya pengangkutan sampah mencapai 70-80% dari total pengelolaan sampah yang meliputi pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan sampah. (Utami B.D.

2008). Sehingga penghematan biaya pengelolaan sampah dapat dilakukan pada biaya pengangkutannya.

(2)

Proses pengangkutan sampah dilakukan oleh kendaraan atau armada yang melayani pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) menuju tempat pengolahan akhir (TPA) (SNI T-13-1990-F). Kendaraan yang melakukan pengangkutan sampah dibagi atas dua tipe, yaitu sistem kontainer tetap (SCS/Dump Truck) dan Sistem kontainer bergerak (HCS/Arm Roll) (Silvia G., 2010). Setiap tipe kendaraan memiliki biaya-biaya yang dibutuhkan dalam pengangkutan (Levinson, 2005). Sehingga pendekatan perhitungan biaya pengangkutan sampah menggunakan pendekatan perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK) pada kendaraan Arm Roll (Burhamtoro, 2013).

Pengangkutan sampah tipe Arm Roll melayani pengangkutan sampah dengan cara meninggalkan bak truck pada TPS, kemudian kendaraan Arm Roll mengangkut bak sampah yang sudah terisi, tanpa harus menunggu pengisian seperti halnya Dump Truck (Hartanto W, 2006). Kota Malang memiliki 16 buah Arm Roll yang tersebar pada 5 kecamatan. Penyebaran sistem Arm Roll cenderung pada lokasi yang memiliki jumlah sampah yang sedikit. Keunggulan sistem Arm Roll salah satunya adalah dalam satu hari dapat melayani pengangkutan sampah lebih dari satu TPS. Perbedaan sistem pengangkutan tersebut mengakibatkan perhitungan terhadap kebutuhan bak truck sampah perlu dimasukan dalam perhitungan biaya pengangkutan sampah.

Perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) merupakan biaya yang ekonomis yang terjadi dengan dioperasikannya suatu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu (Hamidi G, 2013). Di Indonesia terdapat dua cara yang biasa digunakan dalam perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) yaitu secara PCI dan LAPI- ITB. Pada perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) faktor yang mempengaruhi adalah kecepatan kendaraan (Levinsion, 2005).

Sehingga dalam perhitungan biaya pengangkutan sampah perlu diperhatikan kecepatan kendaraan pengangkut sampah.

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa sistem pengangkutan sampah dengan Arm Roll berbeda dengan sistem pengangkutan dump truck, sehingga perhitungan biaya pengangkutan sampah dengan Arm roll memiliki perhitungan biaya yang berbeda pula. Pada penilitian ini akan dibuat pemodelan biaya pengangkutan sampah dengan Arm Roll, agar dapat mengetahui biaya pengangkutan sampah kota

(3)

Malang dengan Arm Roll. Sistem kontainer angkat/Hauled Container System (HCS) adalah sistem pengumpulan sampah di mana kontainer sampah dengan isinya diangkut ke tempat pembuangan, dikosongkan dan kemudian dikembalikan ke lokasi semula atau ke lokasi pengumpulan sampah berikutnya (SNI T-13-1990- F).

Gambar 1. Sistem Pengangkutan Sampah HCS

Keterangan Gambar 1:

a. Kontainer sampah kosong dibawa dari garasi menuju TPS 1.

b. Kontainer sampah yang telah terisi dari TPS 1 yang dibawa ke TPA untuk dikosongkan.

c. Kontainer yang sudah dikosongkan dibawa untuk menggantikan kontainer di TPS 2.

d. Kontainer sampah yang telah terisi dari TPS 2 yang dibawa ke TPA untuk dikosongkan, begitu seterusnya.

e. Truk sampah kembali ke garasi.

Pada dasarnya, biaya transportasi adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh penyedia jasa transportasi untuk melakukan pelayanan transportasi, baik untuk biaya tetap (infrastruktur) maupun biaya tidak tetap (pengoperasian). Biaya-biaya tersebut tergantung pada variasi kondisi yang berhubungan dengan geografis, infrastruktur, batasan administrasi, energi, dan bagaimana barang itu dibawa (Sofyan M., dkk, 2009).

(4)

Metode biaya berbeda untuk memperkirakan hubungan antara output dan biaya, salah satu metode yang telah digunakan dalam studi transportasi adalah statistik metode biaya (Waters, 1997). Metode perhitungan biaya pengangkutan sampah menggunakan pendekatan secara statistik dengan pendekatan nilai regresi berganda. Analisis regresi ganda menunjukkan bagaimana biaya berubah dengan mengubah salah satu variabel.

Variabel yang digunakan pada perhitungan biaya transportasi meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang dihitung dan tidak dapat berubah. Biaya tetap meliputi pajak kendaraan, asuransi kecelakaan, dan uji fisik kendaraan diperhitungkan dalam satu tahun (Burhamtoro, 2012), sedangkan biaya tidak tetap dibagi atas 5 (lima) bagian, yaitu biaya ban, bahan bakar, biaya perawatan, biaya tenaga kerja dan total biaya variabel (Mark Berwick and Moh.

Farooq, 2003). Biaya tidak tetap dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan saat melakukan pengangkutan. Kecepatan yang digunakan yaitu kecepatan perjalanan (Journey Speed), diperoleh dari hasil pembagian antara jarak tempuh perjalanan dengan waktu pelayanan kendaraan selama proses pengangkutan sampah.

(Burhamtoro, 2012)

Biaya operasional kendaraan (BOK) merupakan penjumlahan dari biaya bahan bakar, biaya pelumas mesin, biaya ban, biaya perawatan, biaya depresiasi, suku bunga, biaya asuransi, upah sopir dan overhead yang masing-masing dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan yang merupakan biaya variabel per 1000 km (Yanagiya,1990), sedangkan menurut Lavinson (2005) dan Sugiyanto (2011) perhitungan biaya varibel per Km.

Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan pada studi ini menggunakan metode PCI. Model ini merupakan model empiris yang dikembangkan sejak tahun 1979 dalam Feasibility Study Jakarta Intra Urban yang sampai sekarang masih digunakan oleh PT. Jasa Marga (Hamidi G, 2013).

METODOLOGI

Penelitian dilakukan pada seluruh armada Arm Roll pengangkut sampah yang melayani wilayah kota Malang.. Data yang diperlukan antara lain data jarak,

(5)

data waktu pengangkutan, data volume sampah yang diangkut, dan data biaya-biaya kebutuhan (ban, oli, onderdil, service, dsb).

Metode pengambilan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan berdasarkan survey dilapangan.

Sedangkan data sekunder berdasarkan data dari dinas Kebersihan kota Malang dan hasil wawancara. Data primer meliputi survey pola gerak kendaraan yang dilakukan secara survey on board atau mengikuti proses pengangkutan kendaraan Arm Roll pada proses pengangkutan sampah dari Pool-TPS-TPA dan kembali ke Pool, untuk mendapatkan data jarak, waktu dan volume sampah. Data sekunder meliputi data kendaraan, harga ban, harga onderdil, service kendaraan, biaya sopir, dsb. Data kecepatan diperoleh dari jarak dibagi dengan waktu. Pemodelan biaya pengangkutan sampah dimodelkan dengan berbagai kecepatan, sehingga didapatkan persamaan pemodelan biaya pengangkutan sampah. Nilai kecepatan hasil survei di inputkan pada persamaan yang telah didapatkan.

Dasar dari pemodelan biaya pengangkutan sampah berdasarkan perhitungan biaya operasional kendaraan Arm roll, dimana biaya operasi kendaraan (BOK) dihitung menggunakan rumus PCI berdasarkan biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya tidak tetap dipengaruhi oleh panjangnya perjalanan, sedangkan biaya tetap tidak dipengaruhi panjangnya jalan. Rumusan dari biaya tidak tetap dapat dilihat pada tabel 1. Biaya tetap dihitung berdasarkan nilai pajak kendaraan, sumbangan wajib, dan uji kelayakan kendaraan yang dibagi dengan jumlah hari kerja.

(6)

Gambar 2. Lokasi TPS Kota Malang Tabel 1. Rumus perhitungan biaya tidak tetap

NO. PARAMETER RUMUS KETERANGAN

1 Biaya BBM (0,06427V2 - 7,0613V + 318,3326) x Biaya BBM Biaya BBM (liter/1000km) 2 Biaya Oli (0,00048V2 - 0,05608V + 3,07383) x Harga oli Biaya Oli

(liter/1000km) 3 Biaya Ban (0,0011553V - 0,0059333) x Harga Ban x n Ban Biaya ban (1

Ban/1000km) 4 Biaya Onderdil (0,0000191V + 0,00154) x Harga kendaraan Biaya Onderdil

(onderdil/1000km) 5 Biaya Service (0,01511V + 1,212) x Upah mekanik per jam Biaya Service

(Montir/1000km) 6 Depresiasi

Kendaraan (1/(6,129V + 245)) x Harga kendaraan Biaya Depresiasi (Depresiasi/1000km) 7 Suku Bunga ((0,12 x 1000)/(1750V)) x Harga kendaraan

Biaya Suku Bunga (Suku

Bunga/1000km) 8 Asuransi ((0,06x1000x0,5)/(1750V)) x Harga kendaraan Biaya Asuransi

(Asuransi/1000km)

9 Upah Sopir (1000/V) x upah Sopir Biaya Upah Sopir

(Upah/1000km) 10 Overhead Total Biaya x 10%

Keterangan: V = Kecepatan Kendaraan (km/jam)

Sumber: Yanagiya, 1990

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Biaya Pengangkutan dengan Arm Roll

Kota Malang menggunakan dua merk kendaraan Arm Roll, yaitu Arm Roll Toyota New Dyna WU 342 R TKMQ AD 3 dan Arm Roll Toyota Dyna Rino BY 43. Perhitungan BOK untuk dua tipe Arm roll tersebut menggunakan pendekatan metode Yanagiya (1990). Variasi kecepatan dibatasi pada kecepatan yang diijinkan dalam kota maksimal 50 km/jam (kepmen no 14, 2006). Biaya-biaya yang dihitung dalam perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) meliputi biaya bahan bakar, oli, ban, onderdil, service, depresiasi, suku bungan, asuransi dan upah sopir.

Besaran biaya tersebut didapatkan berdasarkan survei wawancara dengan harga yang ada di pasaran. Pada gambar 3 menunjukan grafik hubungan kecepatan kendaraan terhadap biaya operasional kendaraan pada tiap tipe Arm roll.

Gambar 3. Grafik hubungan kecepatan dengan BOK

Gambar 3 menunjukan bahwa fungsi persamaan tiap kendaraan diuraikan sebagai berikut; kendaraan Toyota New Dyna WU 342R didapatkan persamaan Y

= 383,8x2 – 29114x + 752350,26 dengan nilai R square 0,92. Kendaraan Toyota New Dyna Rino didapatkan persamaan Y = 446,7x2 – 33882x + 874668,83 dengan R square 0,92. Dimana dalam persamaan tersebut Y adalah biaya operasional kendaraan dan X adalah kecepatan kendaraan. Nilai optimum kecepatan tiap tipe kendaraan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai minimum BOK dengan kecepatan optimum tiap tipe kendaraan

TOYOTA NEW DYNA WU 342 R y = 383,86x2- 29.114,40x + 752.350,26

R² = 0,92

TOYOTA NEW DYNA RYNO BY 43 y = 446,72x2- 33.881,73x + 874.668,83

R² = 0,92

- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000

0 10 20 30 40 50 60

Biaya (Rupiah/hari)

Kecepatan kendaraan (Km/jam)

TOYOTA NEW DYNA WU 342 R TKMQ AD 3 TOYOTA NEW DYNA RYNO BY 43 Poly. (TOYOTA NEW DYNA WU 342 R TKMQ AD 3) Poly. (TOYOTA NEW DYNA RYNO BY 43)

(8)

Tipe Arm Roll Persamaan

Titik Optimum Kecepatan

Optimum (km/jam)

Biaya Minimum

(Rp/hari) Toyota New Dyna WU 342 R 383,86x2 - 29.114,40x + 752.350,26 37,92 200.295,- Toyota New Dyna Rino BY 43 446,72x2 - 33.881,73x + 874.668,83 37,92 232.224,-

Tabel 2 menunjukan kecepatan optimum pada kedua kendaraan adalah 37,92 km/jam. Biaya operasional kendaraan kendaraan Toyota Dyna WU 342R sebesar Rp 200.295/hari, sedangkan kendaraan Toyota Dyna Rino BY 43 sebesar Rp 232.224/hari.

Hubungan kecepatan kendaraan dengan biaya operasional jenis Arm Roll seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik hubungan biaya operasional kendaraan dengan kecepatan Arm roll per hari

Rumus yang didapatkan adalah Y = 415,29x2 – 31498,07x + 813509,54 , berdasarkan rumus Y = ax2 + bx + c puncak parabola x (kecepatan optimum) berada pada −2𝑎𝑏 dan Y (biaya minimum) berada pada 𝑏

2−4𝑎𝑐

−4𝑎 (Frank Ayres, 2006), sehingga diperoleh kecepatan optimum 37,92 km/jam dengan biaya operasi kendaraan minimum Rp 216.259,-/hari.

Biaya pengangkutan sampah dihitung berdasarkan BOK dibagi dengan volume sampah yang diangkut. Besarnya volume sampah yang diangkut didapatkan dari survey pola gerak kendaraan. Adapun grafik hubungan antara kecepatan dengan biaya pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 5.

y = 415,29x2- 31.498,07x + 813.509,54 R² = 0,92

- 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000

0 10 20 30 40 50 60

Biaya (Rupiah/hari)

Kecepatan kendaraan (Km/jam)

ARM ROLL Poly. (ARM ROLL)

(9)

Gambar 5. Grafik hubungan kecepatan dengan biaya pengangkutan sampah pada tiap tipe Arm

Roll

Berdasarkan gambar 5, kendaraan Toyota New Dyna WU 342R memiliki persamaan Y = 53,09 x2 – 4026,89x + 104059,51, sedangkan untuk kendaraan Toyota Dyna BY didapatkan fungsi persamaan Y = 40,91x2 – 3102,72x + 80097,88.

Dimana Y dalam persamaan tersebut adalah biaya pengangkutan per m3, sedangkan variabel X adalah kecepatan kendaraan dengan R2 pada tiap persamaan sebesar 0,92. Kecepatan optimum pada biaya pengangkutan minimum tiap kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai optimum biaya pengangkutan dengan kecepatan tiap tipe kendaraan

Tabel 3 menunjukan biaya pengangkutan sampah pada kendaraan Toyota New Dyna WU 342R sebesar Rp 27.699 /m3 dengan kecepatan optimum 37,93 km/jam sedangkan kendaraan Toyota Dyna Rino dengan biaya Rp 21.268 /m3 dengan kecepatan optimum 37,92 km/jam.

TOYOTA NEW DYNA WU 342 R y = 53,09x2- 4.026,89x + 104.059,51

R² = 0,92

TOYOTA NEW DYNA RYNO BY 43 y = 40,91x2- 3.102,72x + 80.097,88

R² = 0,92 -

20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000

0 10 20 30 40 50 60

Biaya (Rupiah/m3)

Kecepatan kendaraan

(Km/jam) Gambar Grafik Hubungan Kecepatan Kendaraan Arm Roll Terhadap Biaya Pengangkutan Sampah TOYOTA NEW DYNA WU 342 R TKMQ AD 3 TOYOTA NEW DYNA RYNO BY 43

Poly. (TOYOTA NEW DYNA WU 342 R TKMQ AD 3) Poly. (TOYOTA NEW DYNA RYNO BY 43)

Tipe Arm Roll Persamaan

Titik Optimum Kecepatan

Optimum (km/jam)

Biaya Minimum

(Rp/m3) Toyota New Dyna WU 342 R 53,09x2 - 4026,89x + 104.059,51 37,93 27.699,352 Toyota New Dyna Rino BY 43 40,91x2 - 3102,72x + 80097,88 37,92 21.268,307

(10)

Pemodelan biaya pengangkutan sampah dengan Arm roll dihitung berdasarkan rata-rata biaya pengangkutan dari setiap tipe kendaraan. Model biaya pengangkutan sampah jenis dump truk seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Grafik hubungan biaya pengangkutan sampah dengan kecepatan arm roll

Berdasarkan grafik hubungan biaya pengangkutan sampah dengan kecepatan Arm Roll, maka didapatkan persamaan Y = 47,00x2 – 3564,81x + 91748,42 dengan besaran R2 adalah 0,92, sehingga diperoleh kecepatan optimum 37,92 km/jam dengan biaya pengangkutan minimum sebesar Rp 24.153,37/m3.

1.1 Biaya Pengangkutan Berdasarkan Kecepatan Eksisting

Kecepatan merupakan faktor yang menentukan dalam perhitungan biaya operasional kendaraan (Yanagiya, 1990). Kecepatan kendaraan didapatkan dari hasil bagi jarak perjalanan dengan waktu tempuh pelayanan, sedangkan volume sampah terangkut diperoleh dari hasil rata-rata volume sampah setiap tipe kendaraan jenis arm roll selama periode waktu pengamatan tertentu seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Kecepatan dan volume sampah pada tiap merk kendaraan

No. Tipe Kendaraan Kec. Rata2 (km/jam)

Rata2 (km/ja m)

Vol.

Sampah (m3)

Rata2 (m3)

Jarak (km)

Rata2 (km)

1 Toyota New Dyna WU 342R 21,23

21,96

8,68

7,23

94,70

77,30

2 Toyota New Dyna WU 342R 23,55 6,01 72,13

3 Toyota New Dyna WU 342R 22,09 5,75 69,37

4 Toyota New Dyna WU 342R 20,95 8,47 73,02

y = 47,00x2- 3.564,81x + 91.748,42 R² = 0,92

- 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000

0 10 20 30 40 50 60

Biaya (Rupiah/m3)

Kecepatan kendaraan (Km/jam) Gambar Grafik Hubungan Kecepatan Kendaraan Arm Roll

Terhadap Biaya Pengangkutan Sampah

Poly. (Arm Roll)

(11)

5 Toyota Dyna Rino By 43 21,09

21,63

8,97

10,92

88,78

90,40

6 Toyota Dyna Rino By 43 20,79 10,21 89,47

7 Toyota Dyna Rino By 43 23,3 8,62 99,60

8 Toyota Dyna Rino By 43 22,37 10,92 105,72

9 Toyota Dyna Rino By 43 21,66 12,27 101,39

10 Toyota Dyna Rino By 43 21,43 10,37 77,35

11 Toyota Dyna Rino By 43 22,15 11,04 81,49

12 Toyota Dyna Rino By 43 20,58 8,83 71,45

13 Toyota Dyna Rino By 43 23,74 9,40 94,65

14 Toyota Dyna Rino By 43 20,7 19,07 128,00

15 Toyota Dyna Rino By 43 20,11 10,44 56,50

Pada tabel 4 diketahui bahwa kendaraan dengan tipe Toyota Dyna Rino BY 43 memiliki kecepatan paling cepat yaitu 21,63 km/jam, sedangkan kendaraan Toyota New Dyna WU 342 R sebesar 21,96 km/jam. Apabila kecepatan tersebut dimasukan dalam persamaan biaya pengangkutan sampah, maka diperoleh hasil sebagai berikut;

Tabel 5. Biaya pengangkutan pada kecepatan eksisting

Tipe Arm Roll Rumus Kecepatan

(Km/Jam)

Biaya Pengangkutan

(Rp/m3) T. New Dyna WU 342R 53,09x2 - 4026,89x + 104.059,51 21,63 41.796,40 T. New Dyna Rino BY 43 40,91x2 - 3102,72x + 80.097,88 21,96 31.690,65 Arm Roll 47,00x2 - 3.564,81x + 91.748,42 21,795 36.379,42

Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui biaya penggunaan Arm Roll untuk merk Toyota New Dyna Rino lebih murah daripada Toyota New Dyna WU 342 R. Besar biaya pengangkutan sampah dengan Toyota New Dyna Rino BY 43 sebesar Rp 31.690,65/m3, sedangkan Toyota New Dyna WU 342 R sebesar Rp 41.786,40/m3. Rata-rata biaya pengangkutan sampah Kota Malang dengan menggunakan kendaraan Arm Roll memerlukan biaya sebesar Rp 36.379,42 /m3.

KESIMPULAN

Pada analisa diatas, dapat diketahui bahwa model persamaan pengangkutan sampah dengan arm roll yaitu Y = 47,00x2 - 3.564,81x + 91.748,42. Dimana Y merupakan Biaya Pengangkutan (Rupiah/m3) dan X merupakan variabel kecepatan (km/jam).

Nilai optimum biaya pengangkutan sampah dengan Arm Roll sebesar Rp 24.153,37

(12)

/m3 pada kecepatan 37,92 km/jam. Biaya pengangkutan sampah kota Malang dengan menggunakan kendaraan Arm Roll memerlukan biaya sebesar Rp 36.379,42 /m3 pada kecepatan eksisting 21,795 km/jam.

DAFTAR PUSTAKA

Apaydin, O. and Gonullu, M.T, “Route Optimation for Solid Waste Colllection:Trabzon (Turkey) Case Study, Global NEST Journal 2007: 9 (1):6-11.

Arifin, M. Z., dkk, “Analisa Efektifitas Fasilitas Zebra Cross Pada Jalan MT.

Haryono dan Jalan Gajayana”, Jurnal Rekayasa Sipil 2007; 1(1):13-24.

Ayres Frank JR. PH.D, “Matematika Universitas Edisi 3”, Erlangga, Jakarta, 2006.

Berwick Mark and Moh. Farooq, “Truck Costing Model for Transportation Managers”, Upper Great Plains Transportation Institute North Dakota State University, North Dakota, 2003.

Burhamtoro, “Optimizing of Transportation Municipal Solid Waste at Malang City”, Interdisciplinay Research in Natural Resources and Environmental Management, Post Graduate Progam University of Brawijaya, pp.77-78, Malang, 2012.

Burhamtoro, “Biaya angkut Hauled Container System (HCS) dan Stationery Contaioner System (SCS) Pada Pengangkutan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus: Kecamatan Blimbing Kota Malang)”, Volume 6 Nomor 1 pp.

26-37, Surabaya, 2012.

Burhamtoro, “Model of Municipal Solid Waste Transportation Costs Type Dump Truck (Case Study At Malang City, Indonesia)”, International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS Vol: 13 No: 03, Gujarat India, 2013.

Hamidi Gede Wajib, “Analisis Biaya Perjalanan Akibat Tundaan Lalu Lintas”, Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 1, Denpasar, 2013.

Hummels, David, “Transportation Costs and International Trade in the Second Era of Globalization”, Journal of Economic Perspectives, 21. pp. 131–154, Indiana Amerika, 2007.

Yanagiya, Kensuke, “Feasibility Study on The Cikampek-Cirebon Toolway Project”, Japan International Coorporation Agency, Jakarta, 1990.

Lavinson, D, dkk, “Operating Costs for Trucks”, Twin Cities: Department of Civil Engineering University of Minnesota, Minnesota, 2005.

Sofyan, M. Saleh, dkk, “Pengaruh Muatan Truk Berlebihan Terhadap Biaya Pemeliharaan Jalan”, Jurnal Transportasi, 9, Bandung, 2009.

Saxena, Shikha, “Sustainable Waste Management Issues in India”, The IUP Journal of Soil and Water Sciences. III (1):72-90, India, 2010.

Sugiyanto, Gito, “Estimation of Congestion Cost of Motorcycles Users in Malioboro, Yogyakarta, Indonesia”, International Journal of Civil &

(13)

Environmental Engineering (IJCEE-IJENS), 11 (01):56-63, Yogyakarta, 2011.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Setrategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah (KNSP- SPP).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, akan dihitung perubahan atau selisih biaya operasional kendaraan (BOK) pada sebelum dilakukan perbaikan, saat pelaksanaan pembangunan

Untuk pemecahan masalah ini metode perhitungan yang digunakan adalah Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang digunakan untuk menghitung biaya operasional, penentuan tarif

Dalam perhitungan biaya kemacetan akibat adanya Pasar Badung di Jalan Cokroaminoto hanya menghitung kerugian biaya operasional kendaraan (BOK) dan nilai

Optimasi pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan perencanaan rute berdasarkan pada keseimbangan kapasitas setiap kendaraan dan timbulan sampah yang dikumpulkan

Meningkatnya volume sampah rumah tangga berakibat frekuensi dan biaya pengangkutan dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) keTempat Pengolahan Akhir (TPA)

Tujuan dari perencanaan ini adalah merencanakan sistem pengangkutan sampah di Kecamatan Genuk dengan memperhatikan kepadatan lalu lintas sehingga diperoleh waktu dan biaya operasional

Optimasi dilakukan dengan metode sampling untuk mengetahui jumlah timbulan sampah dan metode routing untuk mengetahui waktu operasional pengangkutan sampah.. Biaya operasional

Berdasarkan hasil penelitian pengangkutan sampah di Kota Jambi yang telah dilakukan pada kendaraan pengangkut sampah sebanyak 57 unit diketahui bahwa sistem pengangkutan sampah di Kota