APLIKASI MARKETING SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH (Studi Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah
Kota Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah
Oleh : Milsisi SHE.162063
DOSEN PEMBIMBING:
FAUZI MUHAMMAD, S.Ag., M.Ag PIDAYAN SASNIFA, SH., M.Sy
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Milsisi NIM : SHE.162063
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah Fakultas : Syariah
Alamat : Desa Medan Seri Rambahan Kec.Tebu Ulu Kab.Tebo
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: “APLIKASI MARKETING SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH (Studi Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi)” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis siap mempertanggung jawabkannya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, April 2020 Yang Menyatakan,
Milsisi SHE.162063
iii Pembimbing I : Fauzi Muhammad M.Ag Pembimbing II : Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, April 2020 Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari Milsisi, SHE. 162063 yang berjudul:“ APLIKASI MARKETING SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH (Studi kasus di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi)”Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Fauzi Muhammad M.Ag Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy NIP. 197410232003121003 NIP. 197004202000032002
iv
v Pembimbing I : Fauzi Muhammad M.Ag Pembimbing II : Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, 30 April 2020 Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di JAMBI
NOTA DINAS
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari Milsisi , SHE. 162063 yang berjudul:“ APLIKASI MARKETING SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH (Studi Kasus Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi)”Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Fauzi Muhammad M.Ag Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy NIP. 197410232003121003 NIP. 197004202000032002
vi MOTTO
اودعو اذإ و اىنىخي مل اىنمتئا اذإ و اىبركي مل اىثدح اذإ يرلا زاجتلا بسك بسكلا بيطأ نإ ناك اذإ و اىلطمي مل مهيلع ناك اذإ و اوسطي مل اىعاب اذإ و اىمري مل اوستشا اذإ و اىفلخي مل
اوسسعي مل مهل).
Artinya:“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR. Al-Baihaqi).
vii ABSTRAK
Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islam. Pegadaian syariah merupakan salah satu badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi (penerapan) marketing syariah di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi, kendala yang dihadapi dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi, dan solusi yang dilakukan oleh marketing di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan literature lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut : Pertama, aplikasi (penerapan) marketing syariah di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan profitabilitas. Dimana cara yang dilakukan dengan cara menumbuhkan kepercayaan nasabah lebih ke reliabilitas yang bisa diandalkan,memberikan perhatian personal pada nasabah tertentu atau biasa kita sebut sebagai nasabah prioritas, Kedua Adapun kendala yang dihadapi dalam aplikasi (penerapan) marketing di pegadaian syariah kota jambi dimana marketing kesulitan dalam menawarkan produk dari pegadaian syariah karena kebanyakan nasabah menanyakan tentang dalil dari produk tersebut dan meminta penjelasan yang detail tentang bunga dan denda. Ketiga, Solusi yang dilakukan oleh marketing di pegadaian syariah cabang kota jambi yaitu dengan upgrade regulasi, update SDM, dan Edukasi masyarakat tentang gadai syariah memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran.
Kata Kunci :Aplikasi, Marketing Syariah, Pegadaian Syariah
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Aplikasi Marketing Syariah Di Pegadaian Syariah(Studi Kasus Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi) Kemudian tak lupa penulis kirimkan sholawat teriring salam kepada nabi besar Muhammad SAW. Yang telah memberi kita petunjuk dari alam kejahilan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini, yang disinari dengan iman dan Islam. Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu dan memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar serana strata satu (S1) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih terdapat kejanggalan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA. Ph. D, Sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag.,MH sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I.,MA.,M.IR.,Ph sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan
ix
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH,M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan
5. Bapak Dr. H. Ishak, SH.,M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
6. Bapak Rasito, SH., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy sebagai Ketua dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Fauzi Muhammad M.Ag dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy sebagai pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT.
Kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena sudah menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya.Yang selalu memberi semangat
dan doa, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda (Suardi ) dan ibunda (Ratnawati ), beliaulah yang senantiasa mendo’akan setiap saat, memberikan motivasi, dukungan serta membuat saya semangat untuk menyeselsaikan skripsi ini
Terimakasih selanjutnya untuk adik saya Ica Kurnia dan Raka Albarra yang senantiasa membuatku bersemangat untuk cepat menyelesaikan perkulihan ini agar
menjadi orang sukses dan menjadi contoh yang baik untuk adik-adik ku.
Teruntuk orang special( JN) yang sudah banyak membantuku dalam menyelesaikan tugas akhir ini.terimakasih Banyak kuucapkan untukmu yang selama ini sudah mau
menemani ku dan selalu memberi support untuk menyelesaikan skripsi ini.
Kemudian untuk sahabat-sahabat ku yang sangat kusayangi yang selama ini bersama sama menemani perjalanan jenjang akademisiku dikampus yaitu Kholi Astuti dan marni,terimakasih sudah banyak memberikan cerita dalam hidupku.Dan tak lupa teman teman kelas ku HES A angkatan 2016 yang banyak berbagi pengalaman dan
juga cerita yang telah kita lalui selama lebih kurang 4 tahun ini.
Teruntuk teman sekaligus keluarga di prodi Hukum Ekonomi Syariah,teman KKN Posko 39 Desa Bedaro kab. Bungo, yang senasib, seperjuangan dan
sepernanggungan, terima kasih atas canda tawa dan solidaritas yang sangat luar biasa dan tak kulupakan sahabat-sahabatiku di PMII Komisariat Uin STS jambi yang
seperjuangan dengan ku yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman didalam berorganisasi.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan di hidup saya,mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Semoga ALLAH SWT. Selalu membalas kebaikan kalian semua (Aamiin ya Rabb).
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv
MOTTO ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Batasan Masalah ... 9
E. Kerangka Teori ... 10
F. Tinjauan Pustaka ... 32
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 38
B. Pendekatan dan Sifat Penelitian ... 38
C. Jenis dan Sumber Data ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Teknik Analisis Data ... 41
F. Sistematika Penulisan ... 42
G. Jadwal Penelitian ... 43
BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA JAMBI A. Profil Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi 1. Sejarah Pegadaian Syariah dan Perkembangannya ... 44
2. Letak Geografis Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi……… 46
B. Visi dan misi Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi ... 47
xii
C. Struktur Organisasi Syariah Cabang Kota Jambi ... 48 D. Kegiatan Dan Produk Syariah Cabang Kota Jambi ... 50 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Aplikasi Marketing Syariah Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah
Kota Jambi ... 56 B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Aplikasi Marketing Syariah Di Kantor
Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi ... 62 C. Solusi Dalam Aplikasi Marketing Syariah Di Kantor Cabang Pegadaian
Syariah Kota Jambi ... 67 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran atau dalam bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan sebutan marketing, istilah tersebut sudah sangat dikenal dikalangan pebisnis. Pemasaran mempunyai peran penting dalam peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi terhadap strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran/ distribusi, dan strategi promosi.
Sedangkan Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan disiplin strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Ide mengenai Pemasaran Syariah ini sendiri dicetuskan oleh dua orang pakar di bidang Pemasaran dan Syariah. Mereka adalah Hermawan Kertajaya, salah satu dari lima puluh orang guru yang telah mengubah masa depan dunia pemasaran bersama-sama dengan Philip Kotler, dan Muhammad Syakir Sula, salah satu dari enam pemegang gelar profesional ahli Asuransi Syariah juga Batasa Tazkia sebuah Konsultan Syariah yang cukup dikenal dikalangan perbankan dan Asuransi Syariah. Mereka memberikan definisi untuk Pemasaran Syariah (Marketing Syariah), adalah sebagai berikut:
Sharia Marketing is a strategic business discipline that directs the process of creating, offering, and changing value from one initiator to its stakeholders, and the whole process should be in aaccordance with muamalah principles in Islam.
Jika diterjemahkan pengertian dari Sharia Marketing di atas adalah sebagai berikut; Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islam.
Menurut M.Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang menjadi panduan bagi pemasar yaitu : Teitis (rabbaniyah), etis (akhlaqiyyah), realistis (al-waqi’iyyah), dan humanistis (insaniyyah). Dalam pemasaran syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan diminta pertanggung jawabannya kelak. Selain itu, marketing syariah juga mengutamakan nilai nilai akhlaq dan moral didalam pelaksanaannya.1
Pemasaran adalah salah satu kegiatan perekonomian dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Pemasaran merupakan ruh dari sebuah institusi bisnis. Semua orang yang bekerja dalam institusi tersebut adalah marketer yang membawa intergritas, identitas, dan image perusahaan. Sebuah institusi yang menjalankan Pemasaran Syariah adalah perusahaan yang tidak berhubungan dengan bisnis yang mengandung unsur-unsur yang dilarang menurut syariah, yaitu bisnis judi, riba, dan produk-produk haram. Namun, walaupun bisnis perusahaan tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan bisnis yang diharamkan, terkadang taktik yang digunakan dalam memasarkan produk-produk mereka masih menggunakan cara- cara yang diharamkan dan tidak etis.
1 Hermawan Kertajaya dan M.Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006), hlm 28.
Konsep Pemasaran Syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholders-nya. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Bedanya adalah Pemasaran Syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.
Pemasaran Syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada Pemasaran Syariah saja, tetapi lebih jauhnya pemasaran berperan dalam syariah, dan berperan dalam pemasaran.
Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen. Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai- nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu
values kepada para stakeholders-nya sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable.
Dalam marketing syariah, bisnis yang disertai keikhlasan semata mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah dihadapan Allah. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki charisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi. Dari semua kegiatan bisnis hendaklah selaras dengan moralitas dan nilai utama yang digariskan oleh Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menegaskan bahwa setiap kegiatan dan transaksi hendaknya ditujukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia. Begitu juga dengan perusahaan, kejujuran harus menjadi landasan manajemen untuk mencapai keberkahan usahanya.2
Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara, yang bergerak dalam bidang jasa pemberian kredit berdasarkan hukum gadai, artinya pemberian pinjaman kepada nasabah berdasarkan penyerahan barang agunan atau barang jaminan.
Kredit yang diperoleh dari pegadaian sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak seperti untuk biaya pendidikan, pengobatan, sandang, pangan, ataupun berwira usaha.3 Dengan kata lain pengertian dari usaha gadai adalah “kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu,
2 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah,( Jakarta:PT Elex Komputindo), hlm 215.
3 Fatmawati Gina, Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah Jurnal, Hlm. 2
guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai”.4
Perum Pegadaian dapat menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan dan menjadi salah satu perusahaan yang tidak begitu berpengaruh oleh krisis Akan tetapi konsep operasional pegadaian pun juga menggunakan sistem bunga yang sangat dilarang dalam syariah Islam. Praktek ini dapat dilihat ketika nasabah yang meminjam uang yang menggadaikan barangnya dibeban kan untuk mengembalikan pokok pinjaman plus sewa modal (bunga). Bunga di Pegadaian dihitung per 15 hari, dan apabila ada keterlambatan maka nasabah dibebankan untuk membayar bunga dua kali lipat, dan begitu seterusnya per 15 hari Namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan lagi, karena sekarang ini selain terdapat pegadaian konvensional, beroperasi pula pegadaian syariah yang memang didirikan oleh Perum Pegadaian.
Dalam istilah syari‟ah pegadaian sering disebut dengan istilah rahn, rahn menurut bahasa berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan.
Adapun kegiatan gadai syariah(rahn) ini telah diatur dan disahkan oleh MUI yaitu dalam fatwa DAN-MUI Nomor :25/DSN-MUI/III/2002, jadi kegiatan gadai syariah ini halal dilakukan oleh siapapun karena telah disahkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Gadai dalam fiqh Islam sering disebut dengan rahn merupakan salah satu bentuk yang terdapat dalam perjanjian hutang-piutang, yang berhutang kepada pemberi hutang hanya sebatas pada penguasaan hak milik sementara saja sebelum
4 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: Rajawali Pers 2014 ) Hlm. 231.
hutangnya dilunasi, namun setelah adanya pelunasan, barang itu seutuhnya kembali menjadi milik yang berhutang.
Di dalam sebuah perusahaan diperlukan marketing yang baik untuk menarik nasabah dalam sebuah perusahaan tersebut. Pemasaran atau marketing ialah suatu rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Caranya dengan membuat produk, menentukan harganya, tempat penjualannya dan mempromosikan produk tersebut kepada para konsumen.
Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi terletak di Kec. Jelutung Kota Jambi. Keberadaan Pegadaian Syariah sangat membantu masyarakat yang mayoritas muslim untuk dapat melakukan transaksi gadai tanpa adanya unsur riba di dalamnya. Pengetahuan masyarakat tentang keberadaan Pegadaian Syariah masih sangat kurang. Karena pegadaian syariah saat ini terbilang baru dan kantornya pun belum terlalu banyak dan dikenal oleh masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Maryam selaku nasabah pegadaian syariah kota Jambi beliau mengatakan:5
“Untuk marketing di pegadaian syariah cabang kota Jambi sangat aktif dan selalu melayani nasabah dengan baik, marketingnya juga jujur sehingga saya sudah percaya dengan produk yang ditawarkan, hanya saja menurut saya untuk untuk marketing di pegadaian syariah untuk jumlah marketing nya yang biasa saya temui itu hanya 1 orang.”
Dalam menarik nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran namun ada faktor lain, diantara nya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak yang membutuhkan proses pencairan yang cepat, nasabah yang
5 Wawancara : Maryam, Selaku nasabah Pegadaian Syariah Kota Jambi, tanggal 27 Februari 2020.
menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Anggi selaku nasabah Pegadaian Konvensional yang mengatakan sebagai berikut :
“Selama ini selalu melakukan transaksi gadai di Pegadaian konvensional tersebut karena selain prosesnya cepat dan mudah juga lokasinya mudah dijangkau, alasan lain nya juga karena ibu Anggi kurang tau mengenai mekanisme yang ada di pegadaian syariah”6
Tanpa adanya unsur membandingkan yang bersifat materiil/konsumtif untuk mengetahui kelebihan atau pun kekurangan salah satu lembaga keuangan, Pada pegadaian syariah proses keseimbangan dua belah pihak antara penggadai dan yang menggadaikan lebih dipertimbangkan dari pada pegadaian konvensional, karena menggunakan prinsip al-mudharabah.
Tabel 1.1 (Jumlah Nasabah di CPS Jelutung)
No Nama Produk Jumlah Nasabah (2017)
Jumlah
Nasabah (2018)
Jumlah
Nasabah (2019)
1 Rahn 1.250 1.314 1.346
2 Arrum Haji 28 20 31
3 Arrum Emas Baru 40 65 84
4 Arrum Emas 18 2 0
5 Arrum BPKB 39 46 60
6 Amanah 27 55 50
7 Mulia Ultimate 21 0 23
8 Emasku 2 0 0
Total 1.425 1.502 1.612
6 Ibu Anggi, nasabah Pegadaian Konvensional Kota Jambi, Wawancara 26 Agustus 2019.
Sumber: Annual Report Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi.
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kurun waktu 3 tahun yaitu dari tahun 2017-2019 perkembangan jumlah nasabah relative mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada awalnya masyarakat belum mengenal dan begitu tertarik dengan adanya produk-produkyang ditawarkan oleh pegadaian syariah, tetapi seiring berjalannya waktu masyarakat mulai tertarik dan banyak yang menggunakan produk yang ditawarkan pegadaian syariah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang ”Aplikasi Marketing Syariah Di Pegadaian Syariah (Studi Kasus Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diperoleh pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aplikasi (Penerapan) marketing syariah di kantor cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi ?
2. Apa kendala dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di kantor cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi ?
3. Apa solusi dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di kantor cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi ?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini tepat pada sasaran dan tidak terlalu meluas serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang di harapkan, maka dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai
aplikasi marketing syariah di pegadaian syariah dalam melakukan tugasnya untuk menawarkan produk yang ada di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi 2017- 2019.
D. Tujuan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian ini mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai sebagai pemecahan masalah yang dihadapi. Berdasarkan pokok masalah diatas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui aplikasi ( Penerapan) marketing syariah di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
b. Ingin mengetahui kendala dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
c. Ingin mengetahui solusi dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan dapat mengembangkan kreatifitas dan pengetahuan dalam masalah marketing dan gadai yang sesuai dengan prinsip syariah.
b. Bagi universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan dan juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang meneliti masalah yang sejenis.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat umum khusus nya di Kota Jambi tentang pegadaian syariah.
E. Kerangka Teori
1. Konsep Marketing Syariah a. Pengertian Marketing Syariah
Marketing (pemasaran) menurut peter F.Drucker, yang disebut sebagai guru manajemen, mengatakan bahwa pemasaran bukanlah sekedar perluasan dari penjualan. Pemasaran adalah kesuluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang hasil akhir yang dicapai, yaitu sudut pandang pelanggan. Kemudian Drucker juga menyebutkan bahwa dalam setiap bisnis, hanya pemasaran dan inovasi yang menghasilkan pendapatan, yang lain hanya mendapatkan biaya.
Salah satu definisi pemasaran yang cukup “ formal ” dikalangan pakar pemasaran di Amerika, dari organisasi professional pemasaran, berbunyi :
“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan kosepsi, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang, jasa, dan ide untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok yang dituju, dimana proses ini dapat memuaskan pelanggan dengan tujuan perusahaan.7
M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stokeholders, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Syakir mengungkapkan
7 Muhammad Syakir Sula, FIIS, Asuransi Syariah: Konsep dan sistem operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2002) hlm 419.
definisi itu dengan merujuk pada definisi yang disepakati pakar marketing dunia.
Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqih dalam Islam, yaitu: “Pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.
Kata kunci dalam pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai, tidak boleh ada hal hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip muamalah dalam Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam bisnis termasuk dalm proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran.
Maka oleh karenanya proses marketing meliputi baik aspek mental maupun aspek fisik. Mental dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual dan fisik dalam arti bahwa benda-benda harus dipindahkan ke tempat-tempat dimana mereka dibutuhkan pada waktu mereka dibutuhkan.8
b. Landasan Hukum Marketing Syariah 1. Al-Qur‟an
Dalam mempromosikan sesuatu tidak mengandung penipuan. Selama unsur tersebut tidak banyak dan tidak sengaja, hal itu dapat dimaklumi. Suatu keharusan bagi seorang pemimpin dalam perusahaannya adalah kejelian dalam memilih orang-orang yang menangani harta kekayaan umum, pemimpin harus
8 Winardi, Azas-Azas Marketing ( Bandung:Alumni,1980), hlm 4.
memastikan dahulu kriteria supaya pengawasan kekayaan umum terhindar dari penyelewengan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an :
Artinya: “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang merugikan;dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”9
Maksud ayat diatas adalah untuk memerintahkan agar menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang untuk mengurangi takaran dan timbangan yakni mengurangi hak-hak orang lain.
Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap hubungan kontrak-kontrak bisnis dalam melakukan pemasaran. Segala sesuatu yang baik adalah komponen dari keadilan, segala sesuatu yang buruk adalah komponendari kezaliman dan penindasan. Firman Allah SWT dalam Al- Qur‟an :
Artinya : ”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang Berlaku adil.”10
9 Q.S. Ash-Shua‟ra (26) : 181-183.
10 Q.S Al-Mumtahanah (60):8.
Maksud ayat diatas adalah dimana tidak ada larangan untuk berbuat baik kepada orang non muslim yang tidak memusuhi karena keislaman kita, dan juga harus senantiasa berbuat adil kepada siapapun termasuk dalam melakukan transaksi. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat adil.
2. Hadist
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
a. H.R Al-Baihaqi
مل اودعو اذإ و اىنىخي مل اىنمتئا اذإ و اىبركي مل اىثدح اذإ يرلا زاجتلا بسك بسكلا بيطأ نإ مل مهيلع ناك اذإ و اوسطي مل اىعاب اذإ و اىمري مل اوستشا اذإ و اىفلخي مهل ناك اذإ و اىلطمي
اوسسعي مل).
Artinya:“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR. Al-Baihaqi).
3. Ijma‟
Dari sudut pandang ijma‟, para ulama pun bersepakat dengan ijma‟ atas dibolehkannya wakalah (perwakilan). Para ulama bahwa ada yang cenderung mensunahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk jenis ta’awun atau tolong menolong atas dasar kebaikan dan takwa.
b. Fungsi dan Tujuan Marketing 1. Fungsi Marketing
Dalam proses mentransfer hak milik dapat membedakan dua macam fungsi marketing yaitu membeli dan menjual. 11
a) Penjualan(Selling)
Tugas pokok marketing adalah mempertemukan penjual dan pembeli. Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui para wakil mereka.
Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi tambahan yaitu : 1. Fungsi perencanaan dan pengembangan produk
2. Fungsi Mencari Kontak (contactual function) 3. Fungsi Penciptaan Penawaran (demand creation) 4. Fungsi mengadakan perundingan (negoation) 5. Fungsi Kontraktuil (the contractual function) b) Pembelian ( Buying)
Fungsi pembelian meliputi aktifitas-aktivitas dalam rangka mengassemblir benda-benda pada penguasaan serta hak milik tunggal.
1) Fungsi Penggandaan Secara Fisik (Functions Of Physical Supply)
Transfer produk secara fisik dari produsen ke konsumen dilaksanakan melalui aktivitas-akativitas yang sangat dispesialisasi serta teknis dalam bidang pengangkatan dan penyimpanan.
2) Fungsi Pemberian Jasa( The Facilitating Functions) Ada empat macam fungsi yang tercakup yaitu :12 a) Permodalan
b) Menerima resiko
11 Ibid, hlm 17.
12 Ibid, hlm 23.
c) Mengumpulkan d) Komunikasi
e) Penafsiran informasi pasar f) Standarisasi
2. Tujuan Marketing Syariah
Adapun tujuan pemasaran dalam perilaku konsumen, yaitu:
a) Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial;
b) Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit;
c) Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan;
d) Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar;
e) Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing;
f) Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Tujuan pemasaran syariah tidak dapat dipisahkan dari tujuan syariah. Manusia tidak hanya dipandang sebagai produsen dan konsumen, tetapi juga menyandang tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi, yang bertugas mengontrol dan mengelola bumi.13 Ahmad mengemukakan dua tujuan marketing syariah yaitu : 1. Kesesuaian dengan prinsip prinsip hukum Islam
2. Mencapai tujuan ekonomi dan social dari peradaban Islam Menurut Arham, tujuan marketing syariah yaitu :
1. Untuk membawa teori pemasaran maju ke dunia baru, di mana teori pemasaran modern saling terkait dengan ajaran Islam.
2. Pemasaran syariah harus ambil bagian dalam mewujudkan keadilan sosial.
13 Hardius Usman, Nurdin Sobari, Emil Azman Sulthani, Islamic Marketing: Sebuah Pengantar, ( Depok : Rajawali Pers, 2020), hlm 27.
c. Prinsip-Prinsip dan Karakteristik Marketing Syariah 1. Prinsip marketing syariah
Dalam bukunya Hermawan Kertajaya dan Sakir Sula mengatakan bahwa untuk mengkonsep sebuah marketing syariah harus mengetahui tentang prinsip- prinsip marketing syariah. Menurut mereka prinsip marketing syariah, yaitu:14 a) Be Respectful to Your Competitors ( Menghormati pesaing)
Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memperhatikan cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis. Jadi ketika persaingan usaha yang dihadapi semakin ketat dan kadang bersifat kotor, perusahaan harus mempunyai kekuatan moral untuk tidak terpengaruh oleh permainan bisnis seperti itu.
b) The Emergence of Customers Global Paradox (Darurat pelanggan paradox global)
Di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat menjalani kehidupannya secara paradoks. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk fokus terhadap apa yang terpenting dalam aktivitas sehari-hari. Bagi umat beragama, globalisasi membawa banyak manfaat dan peluang, karena itu kita mesti belajar satu sama lain tanpa meninggalkan jati diri kita.
c) Develop A Spiritual-Based Organization (Mengembangkan organisasi berbasis spiritual)
The Body Shop yang didirikan oleh Anita Roddick, merupakan perusahaan kosmetik yang pernah terpilih sebagai Company if the Year pada tahun 1987, merupakan perusahaan yang sukses berkat nilai dan prinsip dasar
14 Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, hlm 192.
yang dianut perusahaannya. The Body Shop mempunyai prinsip kejujuran, yang ditunjukkan dengan memberikan value yang sesuai kepada pelanggan dari produk-produk yang dihasilkan. Apa yang dilakukan Anita Roddick ini pada dasarnya adalah penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan. Dengan menerapkan spiritual-based organization, mereka selalu menyampaikan pesan- pesan kepada bawahannya untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dengan mengedepankan kerendahan hati dan kejujuran, bahkan ketika mereka telah menjadi pengusaha sukses.
d) View Market Universally (Melihat pasar secara universal)
Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang- peluang yang muncul di pasar. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara-cara yang kreatif dalam membagi-bagi pasar ke dalam beberapa segmen, perusahaan dapat menentukan di mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai keunggulan kompetitif paling besar.
e) Target Customer‟s Heart and Soul (Mentargetkan konsumen hati dan jiwa) Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah.
f) Build A Belief System (Membangun sistem kepercayaan)
Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Dan untuk perusahaan berbasis
syariah, membangun kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan perusahaan non-syariah.
f) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context ( Berbeda dengan paket konten dan konteks)
Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa content (dimensi diferensiasi yang merujuk pada value yang ditawarkan kepada pelanggan), dan context (dimensi yang merujuk pada cara anda menawarkan produk).
h) Practice A Relationship-Based Selling (Mempraktikkan penjualan berbasis hubungan)
Selling yang dimaksud di sini adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan pembeli. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut.
i) Use A Spiritual Brand Character (Menggunakan karakter merk spiritual) Dalam pandangan syariah, Brand yang baik adalah yang mempunyai katakter yang kuat. Dan bagi perusahaan atau produk yang menerapkan syariah marketing, suatu brand juga harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual. Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual ini bisa
digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas.
m) Create A Noble Cause ( Membuat tujuan mulia)
Inspirasi adalah tentang impian yang hendak dicapai yang akan membimbing perusahaan sepanjang perjalanannya untuk mewujudkan goals perusahaan tersebut. Maka, dalam perusahaan berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari sekedar keuntungan finansial semata.
n) Develop An Ethical Corporate Culture (Mengembangkan budaya perusahaan yang etis)
Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut. Hal ini tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati terbuka dan sesuai dengan nilai-nilai etika.
Berikut ini adalah beberapa budaya dasar dalam sebuah perusahaan berbasis syariah:15
1) Budayakan mengucapkan salam
2) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani 3) Cara busana nuansa syariah
4) Lingkungan kerja bersih
15 http://erikaika15.blogspot.com/2020/04/prinsip-prinsip-marketing-syariah.html
q) Information Technology Allows Us to be Transparent ( Tekhnologi informasi memungkinkan kita untuk transparan)
Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu, perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur: perubahan tekhnologi, perubahan politik legal, perubahan sosial-kultural, perubahan ekonomi, dan perubahan pasar. Dalam hal ini lebih menekankan pada dampak perubahan tekhnologi. Akar terjadinya segala perubahan - baik perubahan sosial, politik, ataupun ekonomi – adalah karena adanya inovasi terus-menerus di bidang tekhnologi.
o) Measurement Must Be Clear and Transparents (Pengukuran harus jelas dan transparan)
Prinsip yang terakhir adalah bagaimana membangun organisasi/institusi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah harus mempunyai sistem umpan balik yang bersifat transparan. Sistem umpan balik ini memeriksa tentang kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan ketiga steak-holders utamanya. Transparansi berarti bahwa ketiga steak-holders utama itu harus mendapatkan informasi yang sejelas dan sejujur mungkin dari perusahaan.
Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu:
a. Memiliki kepribadian spiritual (takwa) b. Berperilaku baik dan simpatik (Shidq) c. Berperilaku adil dalam bisnis (AlAdl)
d. Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah)
e. Menempati janji dan tidak curang f. Jujur dan terpercaya (Al-Amanah)
g. Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zahnn) h. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah) i. Tidak melalukan sogok (Riswah)
Selain itu ada lima hal sifat yang harus dimiliki oleh seorang marketer yaitu:
a. Shiddiq (benar dan jujur): seorang pemasar sifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh prilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya.
b. Amanah (terpercaya, kredibel): artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.
c. Fathanah (cerdas): dapat diartikan sebagai intelektual, kecantikan atau kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajiban.
d. Tabligh (komunikatif): artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang memiliki sifat ini akan menyampaikannya dengan benar dan dengan tutur kata yang tepat. Berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah dipahaminya, berdiskusi dan melakukan presentasi bisnis dengan bahasa yang
mudah dipahami sehingga orang tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita sampaikan.
e. Istiqamah artinya konsisten, yaitu seorang pemasar syariah dalam praktik pemasarannya selalu istiqamah dalam penerapan aturan syariah. Kelima sifat ini merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw yang sudah sangat dikenal tapi masih jarang diimplementasikan khususnya dalam dunia bisnis.
2. Karakteristik marketing syariah
Sula dan Kartajaya (2006) dan Arham (2010) mengemukakan terdapat empat karakteristik utama dari marketing syariah, yaitu teistis, etis, realistis, dan humanistik. Berikut akan ditinjau masing-masing karakteristik tersebut.16
a. Teistis (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang di kenal selama ini adalah sifatnya yang religius (diniyyah).Kondisi seperti ini tercipta karena tidak keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang di pandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum- hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan dan paling mampu mewujudkan kebenaran.
Menurut Sula dan Kartajaya, marketing syariah harus dapat memasukkan semanagat Islam dalam semua asfek kegiatan pemasaran, dari perencanaan
16 Hardius Usman, Nurdin Sobari, Emil Azman Sulthani, Op. Cit., hlm.19.
sampai pelayanan purna jual. Dengan kata lain, kegiatan pemasaran harus dilakukan dalam nilai nilai yang ditetapkan oleh ajaran Islam.17
b. Etis (Akhlaqiyyah)
Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena teitis (rabbaniyyah), juga karena sangat mengendapkan maslah akhlak(moral, etika) dalam seluruh aspek kehidupannya. Sifat etis ini merupakan turunan dari sifat teistis (rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengendapkan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal yang di ajarkan oleh semua agama.
c. Realistis (Al-waqi’iyyah)
Islam adalah agama yang realistis. Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif ,fanatis, anti-modernitas dan kaku. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang bersih,rapi,dan bersahaja,apa pun model atau gaya berpakaian yang di kenakannya. Jadi syariah marketer bukanlah berarti para pemasaran yang harus berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol masyarakat barat.
Dalam sudut pandang pemasaran, bersikap realistis dapat diartikan kesempatan bagi kreativitas. Bagiamanapun juga dalam pemasaran modern, produk senantiasa mengikuti kebutuhan pasar. Marketing Syariah tinggal
17 Ibid, hlm 20.
mengkaji apakah kebutuhan pasar tersebut sesuai dengan ajaran Islam atau tidak.18
d. Humanistis (Al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian Humanistis (Al-insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Dengan memiliki nilai humanistis maka akan menjadi manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.
Syariah islam adalah syariah humainistis (insaniyyah), yang di ciptakan untuk manusia sesuai dengan kepastiannya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status.
e. Marketing Syariah Yang Dilarang Islam 1. Menjual produk haram
Komoditas yang dijual Muslim haruslah produk yang halal. Seseorang muslim yang menjual produk haram, sekalipun tidak mengkonsumsinya secara langsung, sesungguhnya akan mengonsumsi melalui profit dari hasil penjualan produk haram tersebut. 19
2. Mempermaikan harga
18 Ibid, hlm 21.
19 Ibid, hlm 45.
Islam mengajarkan manusia untuk menyerahkan ketetapan harga pada mekanisme pasar. Berkaitan dengan harga, Rasulullah melarang umatnya untuk melakukan praktek monopoli dan melakukan pemblokiran barang.
3. Mematikan pesaing
Persaingan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Persaingan ini menyebabkan perusahaan berlomba lomba memberikan yang terbaik kepada konsumen. Dalam Islam Menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus dimatikan karena dapat menghambat laju perusahaan itu tidak boleh, karena Islam mengajarkan asas-asas persaudaraan sesama manusia.
4. Melakukan penipuan
Penipuan dalam perdagangan biasanya mempunyai tujuan untuk menjual barang lebih tinggi daripada nilai sesungguhnya dari produk. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi kuantitas dan kualitas dari produkyang dijual.
Tindakan berbuat curang dengan mengurangi timbangan ini sangat dilarang dalam Islam.20
5. Mengucapkan sumpah palsu
Salah satu etika yang menunjukan bahwa Islam tidak menghalalkan segala cara untuk mendapat profit adalah melarang untuk mengucapkan sumpah palsu untuk produknya laris terjual. Sumpah palsu merupakan upaya manusia untuk mengukuhkan penipuannya. Dalam Islam penipuan sudah dilarang apalagi ditambah untuk mengukuhkannya. Menjadikan konsumen sebagai objek untuk
20 Ibid, hlm 51.
mencapai target penjualan semata, dimana konsumen terkadang dirugikan dengan janji yang yang berbeda dengan realitas.
6. Tidak Berperilaku Adil
Pebisnis Mulsim tidak boleh bersifat diskriminatif pada konsumen, pekerja, atau rekan kerja. Pelayanan konsumen harus diberikan sebagaimana seharusnya, begitu pula terhadap pekerja dan rekan kerja, perjanjian yang dibuat harus berlaku secara umum sesuai aturan yang berlaku.21
2. Konsep Pegadaian Syariah a. Terminologi Gadai Syariah 1) Pengertian Gadai Syariah
Gadai dalam bahsa arab disebut Rahn. Menurut bahasa, rahn berarti penahanan suatu benda sebagai suatu jaminan, dalam suatu hutang, yang mungkin dapat dibayarkan dengan benda tersebut. Tindakan ini dibolehkan dan ditegaskan dalam al-qur,an “ beri dan terimalah janjinya”. Rasulallah s.a.w, dalam perdagangan dengan orang yahudi mengenai gandum, memberikan baju lapisnya sebagai jaminan pembayaranya. Hal itu diakui oleh semua ahli hukum dan halal seperti halnya memberikan tanggungan.
Gadai Menurut UU Perdata pasal 1150, adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berhutang atau oleh seorang lain atas dirinya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang
21 Ibid, hlm 57.
lainnya, dengan pengecualian biaya yang telah dikeluarkan, untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, dan biaya-biaya yang mana harus didahulukan.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatubarang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang itu secara didahulukan dari pada orang berpiutang lainnya, kecuali biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya penyelamatannya setelah barang itu digadaikan adalah biaya-biaya mana harus didahulukan. Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan alrahn berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan. Menurut istilah syara‟, yang dimaksud dengan rahn adalah akad yang objeknya menahan barang terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. Gadai syariah (rahn) merupakan menahan salah Satu harta milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas hutang atau pinjaman (marhun bih) yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau penerima gadai (murtahin) memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Berdasarkan definisi di atas, disimpulkan bahwa rahn itu merupakan suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang memiliki nilai harta menurut pandangan syara‟sebagai jaminan marhun bih, sehingga rahin boleh mengambil marhun bih.22
Pegadaian adalah badan usaha yang meminjamkan uang dengan menerima barang bergerak sebagai jaminan, pada umumnya terdiri atas perhiasan, kendaraan
22 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Cetakan 1(Jakarta :Gema Insani Press dengan Tazkia Institute, GIP, 2001.) hlm. 128.
bermotor atau barang rumah tangga.Sedangkan Pegadaian syariah adalah Pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya berpegang pada prinsip syariah.23
a) Menurut sayid sabiq
Menurut istilah syara‟, gadai atau rahn didefinisikan oleh sayid sabiq yang mengutip pendapat hanafiah sebagai berikut:
Sesungguhnya rahn adalah menjadikan benda yang memiliki nilai harta dalam pandangan syara‟ sebagai jaminan untuk utang, dengan ketentuan dimungkinkan untuk mengambil semua utang, atau mengambil sebagiannya dari benda(jaminan)tersebut.
b) Menurut Syafi‟iyah
Sebagaimana dikutip oleh wahbah zuhaili, memberikan definisi gadai sebagai berikut:
Gadai adalah menjadikan suatu benda sebagai jaminan untuk utang,dimana utang tersebut bisa dilunasi (dibayar) dari benda (jaminan) tersebut ketika pelunasannya mengalami kesulitan.24
Al-rahn adalah bentuk transaksi yang menjadikan barang berharga sebagai jaminan utang(almarhun).dalam pinjam-meminjam atau utang-piutang si pemilik uang (al-murtahin) dibenarkan meminta jaminan kepada peminjam uang(al-rahin) dalam bentuk barang berharga.25
23 Andrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: ALFABETA, 2011), hlm 91.
24 Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat. (Jakarta:Amzah,Cet Ke 3,2015), hlm 287.
25 H.E.Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm 391.
b. Landasan Hukum Gadai 1. Al-Qur‟an
Dalam pandangan hukum islam gadai dimasukkan pada perbuatan yang jaiz atau boleh dilakukan oleh umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an:
Artinya:”Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang.
Tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena barang siapa menyembunyikan, sungguh, hatinya kotor(
berdosa). Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”26
Ayat tersebut menjelaskan tentang kebolehan melakukan gadai ketika bermuamalat yang tidak bisa diselesaikan secara tunai pada jangka waktu tertentu dengan menghadirkan beberapa saksi yang siap menyebutkan kesaksiannnya bila terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi.
2.
Hadistِذَح ْﻦِﻣ اًع ْسِد ُهَﻨَه َس َو ٍﻞَجَأ ًَﻟِإ ٌٍِّدىُهََ ْﻦِﻣ اًﻣاَعَط يَشَتْشا َﻢَّﻠَس َو ِهَُْﻠَع ُ َّاللَّ ًَّﻠَص ٍَِّبَّﻨﻟا َّﻥَأ ٍذَ
Artinya: “Sesungguhnya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam membeli bahan makanan dari seorang yahudi dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju besinya.”(H.R Bukhari dan Muslim)
ﺏﻠﺤُﱢسَّدﻠاﻥبﻠ:ﻝاﻗ‚ﻡﻠﺴوﹺهُﻠعﹸهﻠﻠاًﻠﺼﹺٍبﻨﻠاﹺﻥع‚ﺓسُسهﹺﻥباﹾﻥع اﻨوهﹾسﻤﹶﻥاﻜارا‚ﹺهتﻘﻔﻨب
اﻨوهسﻤﹶﻥاﻜارا‚ﹺهتﻘﻔﻨبًبﻜﻥبﹸسهﻅﻠاو‚
‚ ﹶﺔﻘﻔﻨﻠاﺏﻠﺤُوﹸﺏﻜسٌُرﻠاًﻠعو .
26 Al- Baqarah (2):283.
Artinya: “dari Abu Hurairah R.A dari Nabi SAW, Beliau bersabda: susu hewan perah, diperah sebab nafkahnya apabila digadaikan. Binatang kendaraan juga dikendarai sebab nafkahnya apabila digadaikan dan terhadap yang mengendarai dan memerahnya, wajib memberi nafkahnya”. 27
ٍﺔَﻟاَهِإ َو ٍشُِعَش ِضْبُخِب َﻢَّﻠَس َو ِهَُْﻠَع ُ َّاللَّ ًَّﻠَص ٍِِّبَّﻨﻟا ًَﻟِإ ًَشَﻣ ُهَّﻧَأ ُهْﻨَع ُ َّاللَّ ٍَ ِضَس ٍسَﻧَأ ْﻥ
عٍﺔَخِﻨَس
ْذَﻘَﻟ َو ﻦَه َس ِهِﻠْهَ ِلِ اًشُِعَش ُهْﻨِﻣ َزَخَأ َو ِﺔَﻨَِذَﻤْﻟاِب ٌٍِّدىُهََ َذْﻨِع ُهَﻟ اًع ْسِد
Artinya : “Anas Ibn Malik suatu saat mendatangi Rasulullah dengan membawa roti gandum dan sungguh Rasulullah SAW telah menangguhkan baju besi kepada orang Yahudi di Madinah ketika beliau mengambil (meminjam) gandum dari orang Yahudi tersebut untuk keluarga Nabi.”
3. Ijma‟
ِﺔَﻠْﻤُجﻟْا ٍِف ِﻦْهَّشﻟ ِصا َىَج ًَﻠَع َعَﻤْجَأَﻔَﻧ ْىُﻤِﻠْﺴُﻤﻟ ُعاَﻤْجِلإا اَّﻣَأ َو
Artinya : ”Mengenai dalil ijma', ummat Islam sepakat (ijma') bahwa secara garis besar akad rahn (gadai/penjaminan utang) diperbolehkan.”
c. Rukun Dan Syarat Gadai 1) Rukun
Gadai memiliki empat unsur, yaitu rahin, murtahin, marhu , dan marhun bih. Rahin adalah orang yang memberikan gadai, murtahin adalah orang yang menerima gadai, marhun atau rahn adalah harta yang digadaikan untuk menjamin utang,dan marhun bih adalah utang.
2) Syarat-syarat gadai 1. Syarat Aqid.
2. Syarat Sighat 3. Syarat Marhun 4. Syarat Marhun Bih
27 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan syariah di Indonesia, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2007), hlm 159.
Adapun akad dalam pegadaian syariah:
a) Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.
b) Akad Ijarah Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian untuk menarik Biaya Ijarah atas penyimpanan dan pemeliharaan barang bergerak milik nasabah / Rahin yang telah melakukan akad.
c) Melalui akad Rahn, Nasabah (Rahin) mendapat pembiayaan / pinjaman (qard) pada akad ini nasabah dibebani biaya administrasi untuk menutup cost proses pencairannya. (fee penaksiran barang, pengganti ATK, dll) kemudian sebagai jaminannya, nasabah menyerahkan barang bergerak dan selanjutnya Pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya- biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian mengenakan biaya (biaya ijarah) kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.