• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur perilaku kinerja dalam persaing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Struktur perilaku kinerja dalam persaing"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

E K O NOM I M A NA J E R I A L

D osen :

Pr of. D r. H . A minullah A ssegaf, SE .,M S .,M M

O leh :

H A NI F J UL H A M SY A H NI M : 2017920182

PR O G R A M ST UDI M A G I ST E R M A NA J E M E N

F A K UL T A S I L M U E K O NOM I D A N B I S NI S

UNI V E R SI T A S D R . S OE T O M O

S UR A B A Y A

(2)

1 I. R esume J ur nal : S truktur perilaku kinerja dalam persaingan industry pakan ternak di

Indonesia periode tahun 1986-2010, (Meutia S eptiani dan Muhammad F indi A lexandi)

PE ND A H UL UA N

Hingga kini industri pakan ternak nasional masih didominasi perusahaan asing termasuk C haroen Pokphand, J apfa C omfeed, Si erad Produce, C heil J edang F eed, Malindo F eedmill, Gold C oin, dan S entra Profeed. Produsen besar tersebut umumnya terintegrasi dengan industri peternakan dan pengolahan produk ternak. D ugaan adanya kecenderungan pertumbuhan pabrik pakan ternak yang membentuk suatu struktur oligopoli ditunjukan dengan adanya beberapa hal berikut, yaitu (1) proporsi produk pakan dari pabrik pakan berskala besar yang berjumlah delapan pabrik ( 12%) memiliki pangsa pasar 40–60%, ( 2) hasil estimasi keuntungan pabrik pakan ( 1993) R p265 per pakan petelur dan R p287 per pakan broiler atau sekitar 42–44$ dari harga jual pakan, ( 3) perusahaan peternakan skala besar seperti PT. C haroen Phokpand, PT. J apfa C omfeed, PT. C argill, PT. A nwar Sierad, PT. Multi B reeder dll melakukan integrasi vertikal, (4) kedelapan pabrik pakan tersebut tergabung dalam organisasi GPMT .

M E T O D OL O G I

(3)

2 H I PO T E S I S

1) T ingkat konsentrasi empat perusahaan terbesar ( C R 4) memiliki pengaruh positif terhadap tingkat keuntungan perusahaan (PC M). Sementara tingkat konsentrasi memiliki pengaruh negatif terhadap persaingan. konsentrasi dan hambatan masuk. R asio konsentrasi diperoleh dengan mengukur besarnya kontribusi penjualan empat perusahaan terbesar terhadap total penjualan industri, sedangkan hambatan masuk pasar dapat diketahui berdasarkan persentase output perusahaan terbesar terhadap total output industri pakan ternak di Indonesia

.

Penggabungan empat perusahaan terbesar di industri pakan ternak yang memiliki pangsa pasar sebesar 60–100% akan membentuk pasar oligopoli ketat. B entuk pasar yang oligopoly, ketat kesepakatan-kesepakatan antar perusahaan terbesar lebih mudah dilakukan. D i pihak lain, penggabungan empat perusahaan terbesar yang memiliki pangsa pasar kurang dari sama dengan 40% akan membentuk struktur pasar oligopoli longgar.

D alam industri pakan ternak C haroen Pokphand dan J afpa merupakan perusahaan yang telah dikenal oleh kalangan industri sebagai penghasil pakan ternak yang cukup bagus, serta dikalangan masyarak at kedua brand dari perusahaan tersebut juga sudah dikenal, misalnya F iesta dan So Good. D alam melihat bagaimana hambatan masuk pasar dapat dilihat dari nilai ME S . Nilai ME S yang tinggi menggambarkan bahwa adanya penghalang bagi para pesaing baru untuk memasuki pasar dalam suatu industri.

S alah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja industri pakan ternak di Indonesia adalah melalui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dalam industri tersebut. Namun, karena keterbatasan data yang diperoleh, data keuntungan tersebut tidak dapat dipublikasikan. Oleh karena itu, untuk menggantikan data keuntungan perusahaan maka digunakan nilai PC M sebagai proksi keutungan dari perusahaan pakan. K inerja industri pakan ternak juga dapat dilihat dari nilai efisiensi internal ( X -eff) yang menunjukkan tingkat efisiensi suatu industri dalam meminimalisasi biaya produksi dan pertumbuhan nilai output (growth) industri pakan ternak di Indonesia pada periode 1986– 2010.

(4)

3

industri pakan ternak di Indonesia selama tahun yang diteliti menghasilkan nilai rata- rata growth sebesar 21,75%.

D ari hasil analisis regresi tersebut dapat diketahui bahwa selama periode analisis tahun 1986–2010 variabel X -eff dan ME S berhubungan positif terhadap PC M. Hal itu peningkatan hambatan masuk ( ME S) akan berpengaruh positif terhadap tingkat keuntungan industri pakan ternak di Indonesia.

V ariabel yang berpengaruh negatif terhadap PC M selama periode analisis penelitian adalah variabel growth dan C R 4. V ariabel growth berpengaruh negatif terhadap nilai PC M sebesar 0,023008 yang artinya peningkatan growth sebesar 1% akan menurunkan rata- rata PC M sebesar 0,023008% dengan asumsi peubah lainnya tetap ( cateris paribus) . B egitu pula halnya dengan variabel C R 4, setiap peningkatan C R 4 sebesar 1% maka akan menurunkan rata-rata PC M sebesar 0,03377% dengan asumsi peubah lainnya tetap ( cateris paribus) .

Hubungan PC M dengan growth pada penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis awal. K etidaksesuaian ini diduga terjadi karena besarnya petumbuhan nilai output ( penjualan) yang tidak sebanding dengan besarnya pengeluaran perusahaan ( total cost) berupa gaji pekerja tetap (fixed cost) dan kebutuhan akan bahan baku serta gaji pegawai tidak tetap ( variabel cost) yang akan selalu meningkat setiap tahunnya. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan nilai output (penjualan) industri pakan ternak jauh lebih kecil dibanding besarnya pengeluaran perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan keuntungan perusahaan. Uj i statistik dengan variabel growth tersebut berpengaruh negatif terhadap nilai keuntungan perusahaan ( PC M) .

(5)

4 K E SI M PUL A N

Hasil analisis yang dilakukan pada industri pakan ternak di Indonesia periode tahun 1986–2010 diperoleh kesimpulan bentuk struktur pasar pada industri pakan ternak di Indonesia adalah struktur pasar oligopoli longgar, yang dapat dilihat dari nilai rata-rata konsentrasi empat perusahaan terbesar ( C R 4) yang dihasilkan sebesar 37,45%. Hambatan masuk pasar yang diidentikan dengan nilai ME S termasuk tinggi, yaitu sebesar 13,86% yang artinya cukup sulit bagi para pesaing baru untuk memasuki pasar pada industri pakan ternak di Indonesia.

Perilaku industri pakan ternak di Indonesia dapat dilihat dari beberapa strategi yang digunakan oleh perusahaan pakan tersebut, yaitu strategi harga, produk dan promosi. S trategi harga dilakukan dengan melihat harga pada para pesaingnya, selain itu strategi harga juga sangat bergantung pada harga bahan baku pakan.

F aktor tingkat keuntungan ( PC M) , efisiensi internal (X -eff) dan pertumbuhan nilai output (growth) mewakili segi kinerja. D ari hasil penelitian, rata-rata nilai dari ketiga faktor tersebut kurang dari 50% sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja pada industri pakan ternak di Indonesia masih dikatakan kurang baik.

Hasil regresi, tingkat keuntungan ( PC M) yang mewakili kinerja industri pakan ternak dipengaruhi secara nyata oleh efisiensi internal ( X -eff), pertumbuhan nilai output ( growth) dan hambatan masuk ( ME S) , sedangkan rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar ( C R 4) tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan perusahaan.

I I . Pendapat tentang hasil penelitian

a. K eunggulan penelitian ini adalah meneliti secara sistematis hubungan antara struktur dan faktor lainnya dengan kinerja industri pakan ternak di Indonesia periode tahun 1986-2010. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kinerja industri pakan ternak di Indonesi a masih kurang baik karena rata-rata nilai dari PC M,

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pentingnya studi yang menganalisis pengaruh struktur pasar terhadap kinerja industri perbankan dengan menggunakan analisis

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Karet Remah ( Crumb Rubber ) di Indonesia adalah benar karya

Perubahan yang terjadi selama 18 tahun terakhir, telah mengindikasikan banyak perubahan dalam hal struktur, kinerja maupun perilaku antara industri rokok kretek maupun industri

Struktur, Perilaku dan Kinerja, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Diversifikasi Kredit terhadap Profitabilitas (ROA) Industri Perbankan d i Indonesia”. Berdasarkan

Untuk mengamati perilaku perusahaan lebih jauh, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persainganharga dan persaingan bukan harga, sedangkan

Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Untuk Komoditi Kelapa dari Kawasan Produksi Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) di Desa Teluk Payo Kecamatan Banyuasin

Analisis struktur-perilaku-kinerja adalah analisis yang menggambarkan struktur pasar melalui konsentrasi rasio dan hambatan masuk/ keluar perusahaan; perilaku pasar melalui

Perilaku perusahaan ataupun pihak terkait di dalam industri sepeda motor, dapat dilihat dari analisis hubungan antara struktur pasar dengan kinerja. Beberapa elemen dalam