• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLPEN BAKAR (Solusi Pendidikan Bahasa dalam Keluarga) GUNA MEMPERBAIKI KEBIASAAN ANAK DALAM BERBAHASA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SOLPEN BAKAR (Solusi Pendidikan Bahasa dalam Keluarga) GUNA MEMPERBAIKI KEBIASAAN ANAK DALAM BERBAHASA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL KEGIATAN:

SOLPEN BAKAR (Solusi Pendidikan Bahasa dalam Keluarga) GUNA MEMPERBAIKI KEBIASAAN ANAK DALAM BERBAHASA

BIDANG KEGIATAN: PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:

NurAzizah (C0213050) Angkatan 2013 Octavia Anggraini (C1012036) Angkatan 2012 AnnisaEndahNastiti (K3113005) Angkatan 2013

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………... i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

DAFTAR ISI……….. iii

RINGKASAN ……….iv

BAB 1. PENDAHULUAN……… 1

1.1. Judul ………... 1

1.2. Latar Belakang ……… 1

1.3. Rumusan Masalah……… 2

1.4. Tujuan Penelitian………. 2

1.5. Luaran yang Diharapkan……….. 2

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……….………...…… 4

BAB III. METODE PENELITIAN………... 6

3.1. Jenis Penelitian………...…. 6 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………..… 6

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN………..…..7

DAFTAR PUSTAKA………..……8

LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 9

Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing……….……. 9

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan………14 Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas…………. 16 Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Kegiatan………... 17

(4)

RINGKASAN

Banyak sekali fenomena kebahasaan yang melibatkan banyak subjek. Anak-anak merupakan salah satu subjek yang menarik untuk diteliti perihal masalah kepribadian atau perkembangan koginitifnya. Masa awal pertumbuhan disebut juga fase babbling dimana anak suka meniru kata-kata yang ia dengar. Dalam banyak kasus seperti saat ini, banyak ditemukan anak-anak mengalami reduksi dalam berbahasa. Anak-anak yang belum tentu tahu arti dari apa yang diucapkannya terkadang membuat kita terkejut apa yang diucapkannya. Terkadang kita mendengar mereka berkata kotor, kasar, dan senang mengumpat. Dalam hal ini, kebiasaan anak seperti itu perlu diketahui lebih lanjut apakah pegaruh orangtua, lingkungan keluarga, atau lingkungan sosialnya. Selain itu, dirasa perlu untuk menemukan solusi yang tepat dalam menangani kasus ini.

Penelitian mengenai keterkaitan antara penggunaan bahasa dalam keluarga dengan kebiasaan anak dalam bertutur digunakan sebagai upaya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orangtua atau anggota keluarga yang lain dalam pemerolehan bahasa

pada anak. Banyak terdapat kasus kebiasaan anak mengucapkan kata-kata kasar yang tidak sewajarnya. Kemudian ada pula anak yang terlalu berhati-hati dalam

mengucapkan kata-kata, karena takut tidak sesuai dengan norma keluarga yang telah mengajarkannya. Ada penelitian yang mengatakan bahwa bahasa pertama berasal dari keluarga yang secara otomatis membentuk kebiasaan anak melalui proses identifikasi. Namun, adapula yang mengatakan bahwa hal itu tidak benar. Kebiasaan itu lebih cenderung disebabkan oleh faktor lingkungan sosial. Dalam penelitian ini, kedua pendapat tersebut diharapkan dapat terpecahkan melalui penelitian ini.

Keywords: bahasa, psikologi, pendidikan

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Judul

“SOLPEN BAKAR (Solusi Pendidikan Bahasa dalam Keluarga) GUNA MEMPERBAIKI KEBIASAAN ANAK DALAM BERBAHASA”

1.2. Latar Belakang

Kebiasaan anak berbicara kasar umumnya dimulai saat mereka masih balita. Anak usia prasekolah sangat berhubungan dengan perilaku meniru. Mereka dengan cepat akan meniru kata-kata dan tindakan yang dialaminya atau dilihatnya secara langsung di suatu lingkungan. Jika pada usia balita kebiasaan berbicara kasar tidak diatasi, maka kata-kata kotor tersebut akan melekat pada diri anak hingga mereka dewasa.

Terkadang, beberapa anak terbiasa berkata kasar bukan karena faktor lingkungan tempat mereka bermain, tetapi justru datang dari keluarganya sendiri. Kemungkinan anak-anak tersebut memiliki orangtua yang juga hobi

bicara kasar, bahkan saat di depan anaknya. Perilaku orangtuanya inilah yang ditiru oleh anak. Faktor lain yang dapat mempengaruhi anak berbicara kasar adalah tayangan yang mereka tonton setiap hari, baik melalui televisi maupun video. Orangtua terkadang tidak menyadari bahwa setiap ucapan yang keluar dari lisannya memiliki kemungkinan besar untuk ditiru oleh anaknya. Anak sebagai cermin bagi orangtua.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan penelitian di sekitar desa Sidodadi, Masaran, Sragen. Penelitan ini akan membidik anak-anak yang berada di sekitar desa Sidodadi dan juga kebiasaan orangtuanya dalam berbahasa.

(6)

Kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti terkait kebiasaan berbahasa anak dilihat dari perkembangan kognitif dan kebiasaan orangtua ataupun anggota keluarga lainnya. Penelitian ini pun diharapkan pula dapat membeikan sumbangan pada disiplin ilmu bahasa dan psikologi, utamanya psikoliguistik.

1.3. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahasa orangtua terhadap kebiasaan anak dalam bertutur?

b. Bagaimanakah dampak pendidikan bahasa dari orangtua yang cenderung kasar bagi anak?

c. Bagaimanakah solusi untuk memperbaiki kebiasaan anak dalam berbahasa?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalahsebagaiberikut:

a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan bahasa orangtua terhadap kebiasaan anak dalam bertutur.

b. Untuk mengetahui dampak pendidikan bahasa dari orangtua yang cenderung kasar.

c. Untuk menemukan solusi dalam memperbaiki kebiasaan anak dalam berbahasa.

1.5. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkandarikegiatanpenelitianiniadalah:

a. Memberikan bukti kepada masyarakat umum terkait dengan objek yang diteliti.

b. Membuka kesadaran pada orangtua akan pentingnya memperhatikan penggunaan bahasa di depananak.

(7)

c. Mengembangkan pendidikan keluarga dalam hal pengajaran sopan-santun dalam berbicara.

d. Mengurangi kenakalan remaja yang mungkin disebabkan karena proses belajar yang salah saat masih anak-anak.

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Seorang anak yang normal akan memperoleh bahasa pertama dalam waktu yang relatif singkat, yaitu kira-kira usia dua hingga enam tahun. Menurut Chomsky (1965), ini bukan karena anak itu memperoleh rangsangan (stimulus) saja, lalu ia mengadakan respon, tetapi juga karena setiap orang sejak lahir (innate) dilengkapi dengan seperangkat peralatan (device) yang memungkinkannya memperoleh bahasa pertama (Utari & Nababan. 1992: 75-76).

Dalam sebuah artikel di situs internet yang ditulis oleh Maesara Idul Adha, S. Psi yang merupakan psikolog dari RS Fatmawati Jakarta juga memaparkan kasus serupa.Kebiasaan anak berbicara kasar umumnya dimulai saat mereka masih balita. Anak usia prasekolah lekat dengan perilaku suka

meniru. Mereka dengan cepat akan meniru kata-kata dan tindakan yang dialaminya langsung pada saat mereka berinteraksi di sebuah lingkungan.

Terkadang, beberapa anak suka berkata kasar bukan karena faktor lingkungan tempat mereka bermain, tetapi justru datang dari keluarganya sendiri. 'Jika ayah atau ibuku saja berbicara seperti itu, kenapa aku nggak boleh?', begitu pemikiran anak. Oleh karena itu, sebenarnya orangtua harus menjadi pihak yang pertama kali introspeksi diri ketika mengetahui buah hatinya berbicara kasar.

Menurut Chomsky, bahasa sang ibu itu “amburadul” (degenerate). Artinya, bahasa yang dipakai tidak selamanya apik. Akan tetapi, dari input yang tidak apik itu, anak dapat menyaringnya menjadi system yang apik. Kualitas input ini menjadi bahan yang controversial. Gleitman (1977) dan Snow (1997) menemukan dalam penelitian mereka bahwa bahasa sang ibu

(9)

tidak sejelek yang dinyatakan Chomsky – bahkan lebih banyak baiknya daripada amburadulnya (Dardjowidjojo. 2003: 242-243).

Chomsky juga mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik. Mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala (Dardjowidjojo. 2003: 242-243). Perilaku anak dengan berani menuturkan kata-kata kasar, bisa jadi didapatkan sebagai bentuk imitasi dari lingkungannya. Imitasi atau meniru adalah hal yang lumrah yang terjadi pada anak, terutama anak balita. Imitasi juga merupakan bagian dari cara belajar yang penting pada diri anak, terutama untuk anak dengan usia 2 sampai 3 tahun. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input dari sekitarnya.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasi dan tinjauan pustaka. Metode penelitian observasi yaitu kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Sedangkan, kajian pustaka merupakan metode penelitian yang menggunakan jurnal-jurnal ilmiah yang relevan dengan objek yang dikaji. Penelitian sosial humaniora bersifat kualitatif yang mengarah pada sudut pandang dan teori. Penelitian ini berkolaborasi dengan disiplin ilmu psikologi yang cenderung bersifat saintis dan ilmiah.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di desa Sidodadi, Masaran, Sragen. Pemilihan tempat didasarkan pada pertimbangan:

(1) Lokasi merupakan daerah yang dekat dengan tempat tinggal pengusul. (2) Peneliti banyak melihat fenomena objek kajian di daerah tersebut.

(3) Peneliti merasa perlu meningkatkan pemahaman akan kesadaran pendidikan berbahasa. Penelitian ini akan dilaksanakan selama lima bulan. Adapun rincian dalam kegiatan penelitian tersebut, diantaranya: persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan observasi, pengumpulan data, pengambilan kesimpulan, penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, serta pengadaan dan pengiriman laporan penelitian.

(11)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A.RancanganAnggaranBiaya

Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No JenisPengeluaran Biaya (Rp) 1 Peralatan Penunjang 1.534.000,00 2 Bahan Habis Pakai 2.100.00,00

3 Perjalanan 1.500.000,00

4 Lain-Lain 900.000,00

Jumlah 6.034.000,00

B.JadwalKegiatan

Tabel2.Jadwal KegiatanPelaksanaan Program KreativitasMahasiswa

No NamaKegiatan

PraKegia

tan PelaksanaanKegiatan Bulanke- Bulan I Bulan II Bulan III 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

PersiapanTahap 1 (sudah dilaksanakan)

2

PersiapanTahap 2 (Pembuatan dan Pengajuan Proposal) (sudah dilaksanakan)

3

Pengumpulan data a.Peminjaman Peralatan b.Pembelian Alat dan Bahan

yang digunakan

c.Perekapan data d.Reduksi

4

PelaksanaanKegiatan a.Mencari sumber data b.Survei lapangan c.Pengolahan data 5 Evaluasi

6 Seminar hasil

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Soenjono Dardjowidjojo. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sri Utari Subyakto dan Nababan. 1992. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Sudaryanto. 1995. Linguistik: Identitasnya, Cara Penanganan

Objeknya, dan Hasil Kajiannya.Yogyakarta: Duta Wacana

University Press.

(13)
(14)
(15)
(16)

A. Identitas Diri Dosen Pendamping

1 Nama Lengkap Bakdal Ginanjar, S.S., M.Hum.

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Sastra Indonesia

4 NIP 198406302014041001

5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali, 30 Juni 1984

6 E-mail bakdalginanjar@staff.uns.ac.id

7 Nomor Telepon/HP 085728052474

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMK

Nama Institusi SDN Gunung 2, Kec. Simo, Kab. Boyolali

SMPN Simo 1, Kec. Simo, Kab. Boyolali SMAN Simo 1, Kec. Simo, Kab. Boyolali

Jurusan IPS

Tahun Masuk-Lulus 1990—1996 1996—1999 1999--2002

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 Seminar Nasional

Implementasi Pemdidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa & sastra Indonesia

Tuturan Pertanyaan sebagai Strategi Kesantunan Berbahasa

27 November 2011 di UNS Surakarta

2 Seminar Internasional PIBSI XXXIV Pengungkapan Direktif dalam Bahasa Indonesia dengan Tuturan Pertanyaan: Mencipta Kearifan Berbahasa yang Bersumber pada Kearifan Lokal 30-31 Oktober 2012 di Unsoed Purwokerto

3 Seminar Internasional PIBSI XXXVI

Komponen Makna Pembentuk Medan

11-12 Oktober 2014 di UAD

(17)
(18)

Lampiran 2: Justifikasi Anggaran Dana A. Peralatan Penunjang

No Nama Harga satuan Jumlah Harga total

1 Sewa Handy cam Rp 200.000,00 1 buah Rp 200.000,00 2 Sewa Kamera SLR Rp 200.000,00 1buah Rp 200.000,00 3 Sewa LCD Rp 200.000,00 1buah Rp 200.000,00 4 Map Rp 10.000,00 10 buah Rp 100.000,00 5 Sewa ruang Rp 750.000,00 1 buah Rp 750.000,00 6 Alat tulis Rp 2.000,00 1 lusin Rp 24.000,00 7 Blocknote Rp 10.000,00 10 buah Rp 100.000,00 8 Tipe-x Rp 5.000,00 3 buah Rp 15.000,00

Jumlah Rp 1.534.000,00

B. Bahan Habis Pakai

No Nama Harga satuan Jumlah Harga total

1 Print (Pengolahan Data)

Rp 100.000,00 3 orang Rp 300.000,00 2 Jilid proposal Rp 5.000,00 3buah Rp 15.000,00 3 Fotokopi angket Rp 1.000,00 100 buah Rp 100.000,00 4 Kertas HVS Rp 50.000,00 2 rim Rp 100.000,00 5 Konsumsi Seminar Rp 15.000,00 100 orang Rp 1.500.000,00 6 Baterai untuk

recorder

Rp 85.000,00 Rp 85.000,00

Jumlah Rp 2.100.000,00

C. Perjalanan

No Nama Harga satuan Jumlah Harga total

1 Bensin peneliti 1 Rp 500.000,00 30 hari Rp 500.000,00 2 Bensin peneliti 1 Rp 500.000,00 30 hari Rp 500.000,00 3 Bensin peneliti 1 Rp 500.000,00 30 hari Rp 500.000,00

Jumlah Rp 1.500.000,00

(19)

D. Lain-lain

No Nama Harga satuan Jumlah Harga total

1 Vandel Rp 100.000,00 1 buah Rp 300.000,00 2 Parsel Rp 50.000,00 3buah Rp 150.000,00 3 Print makalah Rp 1.000,00 150 buah Rp 150.000,00 4 Sewa ruang Rp 500.000,00 1 buah Rp 500.000,00

Jumlah Rp 900.000,00

(20)

Lampiran 3: Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas N

o

Nama NIM Program

Studi BidangIl mu Alokasiw aktu (jam/ Minggu) UraianTugas

1 Nur Azizah

C0213050 Sastra Indonesia

Humaniora Seminggu 1x (10.00-15.00 WIB)

Penanggunjaw ab intensitas 1

2 Octavia Anggraini

C1012036 Sastra Arab Humaniora Seminggu 1x (10.00-15.00 WIB) Penanggungja wab intensitas 2

4 Annisa Endah Nastiti

K3113005 Pendidikan Bimbingan dan

Konseling

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: Kepatuhan wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan persepsi atas efektivitas sistem

Dari kedua jenis upah tersebut yang menguntungkan adalah upah borongan disebabkan karena upah borongan disebabkan karena upah borongan berdasar pada jumlah volume pekerjaan

Adapun jenis-jenis warna yang sering diaplikasikan pada kain tenun upcycle adalah warna primer yaitu merah biru, dan kuning, warna sekunder yaitu warna hijau, warna

Fokus pembelajaran lebih ditekankan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengkajian, menemukan masalah keperawatan dan melakukan upaya mengatasi masalah,

Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh maka pelaksanaan siklus II sudah baik dan guru sudah berhasil dalam usaha peningkatan hasil belajar peserta didik

Khol ini sudah menjadi tradisi di Desa Manyar khususnya bagi orang-orang kaya, biasanya khol ini dilakukan oleh orang-orang yang mampu dan dilaksanakan setiap tahun,

Disimpulkan bahwa panjang bayi lahir dipengaruhi oleh kadar hemoglobin, lingkar lengan atas pada saat trimester ketiga dan pertambahan berat badan selama hamil.. Kata kunci :