• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan kejuruan merupakan tempat pembelajaran yang mempersiapkan siswa secara langsung untuk berperan dalam dunia kerja dan mempersiapkan lulusan yang memenuhi persyaratan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan berupaya memasukkan keterampilan kerja serta keterampilan akademis yang diyakini memberi siswa persiapan yang lebih baik untuk karier dan pendidikan pasca sekolah menengah sehingga dapat dijadikan sebagai tempat berkembang siswa menjadi individu yang multiguna (Levesque, et. Als., 2000).

Awalnya, pendidikan kejuruan ditujukan bagi mereka yang tidak berencana kuliah. Menurut Kliebard (1999), pembelajaran di sekolah menengah kejuruan hanya berfokus pada tempat kerja. Namun, pasar saat ini mengharuskan semua lulusan memiliki pengetahuan akademik dan keterampilan dengan keterampilan tinggi. The United Congress (Calhoun, 1976:2) juga mendefisikan pendidikan kejuruan sebagai tempat pembentukan tenaga kerja profesional dan bisa meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan tersebut nantinya dapat dilihat dari lulusan yang mampu berpartisipasi aktif dalam bidang kerja.

Pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 memiliki tujuan khusus adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan siswa menjadi manusia produktif, mampu bekerja secara mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

b) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, bersikap ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan

(2)

mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c) Memberikan bekal kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan seni kepada siswa, agar mampu mengembangkan diri baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

d) Membekali siswa dengan kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Dengan demikian keberadaan pendidikan kejuruan diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang siap untuk bekerja.

Berdasarkan penjelasan yang sudah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan yang berfokus pada kejuruan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan, memiliki daya adaptasi dan daya saing tinggi memasuki lapangan kerja. Selain itu, SMK juga mempersiapkan siswa mempunyai sikap disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran.

2. Kesiapan Kerja

a. Pengertian Kesiapan

Kesiapan ialah kondisi individu yang mana mampu merespon dan memberi jawaban terhadap sesuatu (Slameto, 2010:113). Kesiapan menurut S. Nasution (2003: 179) yaitu kondisi awal untuk melakukan kegiatan. Tiga aspek individu dikatakan siap menurut Slameto (2010:113) yaitu mencangkup:

1) Keadaan fisik, mental dan emosi.

2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan.

3) Pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan teori diatas, kesiapan didefinisikan sebagai tingkat kesiapan individu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan keahlian, pemahaman dan kepribadian yang didalanya mencakup aspek kepribadian, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar ketetapan. Sehingga seseorang individu siap dalam menghadapi situasi tertentu baik secara mental maupun fisik. Selaras

(3)

dengan pendapat Fatuchurrochman (2011:64) bahwa “kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancer dan hasilnya akan jauh lebih baik.”

b. Pengertian Kesiapan Kerja

Kesiapan kerja merupakan tingkat kematangan individu dalam mempraktikan sesuatu (Kartono, 2002:4-18). Sedangkan kesiapan kerja menurut Agus Fitri Yanto yaitu keadaan yang memperlihatkan adanya kematangan secara mental, fisik, dan pengalaman yang menjadikan individu tersebut mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (2006:9). Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, kesiapan kerja atau kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengertian kesiapan kerja dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai kondisi individu dimana mampu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimilikinya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Terbentuknya kesiapan kerja individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Kartini dalam kartono,1985). Individu dikatakan siap kerja apabila mempunyai kemampuan, pengetahuan dan sikap untuk menyelesaikan pekerjaan. Menurut Dewa Ketut (1994: 44-48) kesiapan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan intelegensi yang harus dimiliki oleh individu untuk mencukupi kebutuhan yang diminta dunia kerja.

(4)

2) Bakat

Bakat merupakan faktor bawaan individu. Bakat dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa apabila ditekuni dan sesuai dengan bidang kerja.

3) Minat

Minat merupakan aspek yang harus ada pada setiap individu untuk dikatakan siap bekerja. Minat berasal dalam diri seseorang meliputi keinginan dan prasangka individu dalam menentukan suatu pilihan tertentu.

4) Sikap

Sikap merupakan tindakan yang diambil oleh seorang indvidu terhadap sesuatu. Sikap mempengaruhi kesiapan kerja dan prestasi individu.

5) Keterampilan

Keterampilan merupakan aspek yang harus dimiliki seorang individu agar dapat mengembangkan diri dan lebih kreatif dalam segala hal.

6) Penggunaan waktu senggang

Kesiapan individu juga dipengaruhi oleh penggunaan waktu senggang selama bekerja. Individu yang memanfaatkan waktu senggangnya untuk mengembangkan keterampilannya akan meningkatkan kesiapan kerja pada dirinya.

7) Pengetahuan tentang dunia kerja

Pengetahuan yang meliputi sesuatu yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Seperti kualifikasi, jabatan kerja, hak dan kewajiban, dll.

8) Pengalaman kerja

Pengalaman bekerja akan menambah kesiapan seorang individu.

Karena sebelumnya telah melakukan kerja.

Berdasarkan urian diatas faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu faktor yang internal meliputi; bakat, minat, kemampuan, ketrampilan, kecakapan,

(5)

motivasi dan faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan kerja, rasa aman bekerja, peluang kerja dan pengalaman kerja

d. Prinsip-prinsip Kesiapan Kerja

Menurut Slameto (2010 :115) prinsip-prinsip kesiapan kerja yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.

2) Memperoleh manfaat dari pengalaman dengan kematangan jasmani dan rohani.

3) Pengalaman berpengaruh positive terhadap kesiapan.

4) Masa pembentukan dalam masa perkembangan akan membentuk kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu.

Dan prinsip kesiapan kerja menurut Yanto (2006: 9-11) adalah sebagai berikut :

1) Adannya pertimbangan yang logis dan obyektif: Kemampuan siswa dalam mempertimbangkan segala sesuatu tanpa melihat dari satu sisi pandangan saja secara logis dan obyektif.

2) Mampu bekerja sama dengan orang lain: kemampuan dan kemauan diri bersosialisasi dengan lingkungan untuk menjalin kerja sama dengan orang lain sangatlah dibutuhkan oleh dunia kerja. Dalam dunia kerja menjalin kerjasama adalah kegiatan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya.

3) Mempunyai sikap kritis: salah satu prinsip siswa dikatakan siap bekerja yaitu memiliki kemampuan untuk berfikir kritis, sehingga nantinya siswa dapat mengkritisi atau mengkoreksi suatu tidakan.

4) Memiliki tanggung jawab: dimana sikap ini sangat dibutuhkan oleh seseorang dalam bekerja. Tanggung jawab terhadap tugas dan lingkungan kerjanya (Brady, 2009:5)

5) Mempunyai kemampuan beradaptasi: dalam dunia kerja kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan kerja sangatlah penting dalam membangun kerjasama yang baik.

(6)

6) Adanya keinginan untuk maju seiring mengikuti perkembangan di bidang keahliannya, hal ini sangat diperlukan oleh seseorang dalam memotivasi dirinya meraih apa yang di inginkan.

Semakin siswa mampu dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya, memiliki kesediaan untuk melakukan tugas pekerjaannya, dan siswa mempunyai prinsip-prinsip kesiapan kerja di atas, maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki kesiapan kerja.

b. Kriteria dan Ukuran Kesiapan Kerja

Kriteria kesiapan kerja menurut UU No.13 tahun 2003 mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan standar yang diterapkan. Itu artinya, secara tidak langsung bahwa kesiapan kerja individu dibentuk dari tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan menelusuri penguasaan diri terhadap kompetensi yang ada pada setiap individu sebelum memasuki dunia kerja.

Kesiapan kerja siswa dapat diukur dengan melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan belajar atau keterampilan praktik yang dimiliki siswa. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan satu set penilaian rubrik yaitu SHC (Soft Skills, Hard Skill dan Competitiveness) rubrik yang telah dikembangkan oleh Fiorenza dalam Hadiyanto et al. (2017:7) dengan indikator yang telah dimodifikasi sebagai berikut :

1) Soft Skills

Sudiana (2010) & Kechagias (2011) menyatakan bahwa Soft Skill merupakan kemampuan Intrapersonal (mengatur diri) dan interpersonal (keterampilan berhubungan dengan orang lain) sehingga meningkatkan kemampuan kerja. Adapun keterampilan ini meliputi (Lippman dalam Amalee, 2016):

a) Positive Self Concept

Konsep diri positive (Positive Self Concept) merupakan bagian dari soft skill yang dibutuhkan siswa untuk dikatakan siap bekerja.

Kemampuan ini meliputi: yang meliputi kepercayaan diri dan kemampuan mengenal diri.

(7)

b) Self Control

Kemampuan pengendalian diri (Self Control) merupakan bagian dari soft skill agar siswa memiliki kesiapan dalam dirinya. Kemampuan ini mencangkup: kemampuan menunda keinginan dan kesenangan pribadi dan kemampuan dalam mengelola emosi.

c) Social Skill

Keterampilan bersosial (Social Skill) merupakan keterampilan yang mencangkup keterampilan dalam bekerja sama, menyesuaikan diri dan menyelesaikan konflik agar siswa tingkat akhir memiliki kesiapan kerja didalam dirinya.

d) Communication Skill

Kemampuan berkomunikasi (Communication Skill) merupakan kemampuan siswa yang masuk dalam soft skill agar siswa memiliki kesiapan bekerja. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendengar aktif, kemampuan menghargai orang lain, dan kemampuan dalam mengungkapkan gagasan.

2) Hard Skill

Hard Skill merupakan keterampilan berupa pengetahuan dan kemampuan teknis seseorang yang secara khusus didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan dan menghasilkan keterampilan pengetahuan dalam konteks belajar dan bekerja (Hadiyanto et al., 2017).

3) Competitiveness

Competitiveness merupakan keterampilan yang meliputi kemampuan daya saing yang mencangkup kemampuan belajar seumur hidup dan adanya jiwa wirausaha dalam diri seorang individu (Hadiyanto et al., 2017).

(8)

c. Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri 2 Karanganyar Program Keahlian Teknik Pemesinan

Siswa merupakan seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Siswa merupakan calon tenaga kerja yang harus mempunyai kesiapan kerja setelah lulus menyelesaikan pendidikannya dengan membawa keterampilan atau keahlian dalam bidang tertentu sebagai bekal menghadapi dunia kerja.

Program keahlian adalah bentuk pelaksanaan akademik berupa perencanaan, persiapan, desain atau rancangan. Desain dalam perspektif pembelajaran adalah rencana pembelajaran (Mudasir, 2012). Siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Karanganyar merupakan peserta didik yang terdaftar dalam kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Karanganyar.

Kesiapan Kerja merupakan kemampuan yang dimiliki individu berupa keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Karanganyar Program Keahlian Teknik Pemesinan dikatakan sebagai kemampuan, pengetahuan dan sikap untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dimiliki peserta didik yang terdaftar dalam Program keahlian SMK Negeri 2 Karanganyar.

B. Penelitian yang Relevan

1. Peneitian yang dilakukan oleh Hadiyanto et al. (2017) yang berjudul

“Assessing Students and Graduates Soft Skills, Hard Skills and Competitiveness” dalam International Journal of Social Sciences, Vol.03 issue 2, pp. 1885-1906.

Penelitian yang dilakukan berusaha untuk mengembangkan siswa dan lulusan mengenai penilaian tentang kesiapan berdasarkan rubrik penilaian SHC (Soft Skill, Hard Skill dan Compettitiveeness). Hasil penelitian rubrik penelitian SHC sebagai berikut : dalam penelitian ini Soft Skill terbagi lagi menjadi enam keterampilan yaitu keterampilan komunikasi; keterampilan IT, Keterampilan Numeric, Keterampilan Belajar, keterampilan pemecahan

(9)

masalah dan bekerja dengan orang lain. Aspek Hard Skill dengan indikator pengetahuan dan keterampilan teknis, sementara Competitiveness tersusun atas tiga komponen yaitu: kewirausahaan, belajar seumur hidup dan kerja.

Hasil penelitian menyatakan siswa dengan kinerja SHC menunjukkan secara keseluruhan berada pada tingkat menengah. tingkat SHC siswa Softs Skill, Hard Skill dan Competitiveness berada di tingkat menengah.

Persamaan dalam penelitian yang dilakukan peneliti yaitu aspek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digunakan peneliti sebagai aspek mengukur kesiapan kerja siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Karanganyar. Perbedaanya, peneliti memodifkasi indikator sesuai dengan subyek dan metode penelitian yang digunakan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Handaru Utomo (2012) yang berjudul Kesiapan Kerja Siswa SMK N 2 Yogyakarta Program Keahlian Teknik Listrik Dalam Menghadapi Globalisasi Dunia Kerja. Hasil penelitiannya menunjukan : Kesiapan kerja siswa ditinjau dari aspek kompetensi a) kognitif sebanyak (73%) siswa dikategorikan siap. b) kompetensi psikomotorik sebanyak (75%) siswa dikategorikan siap. c) kompetensi afektif sebanyak (63%) siswa dikategorikan siap. dan d) kesiapan kerja siswa jika dilihat dari keseluruhan aspek kompetensi masuk kedalam kategori sangat siap dengan perolehan sebanyak (81%). e) Kesiapan kerja dari Aspek motivasi f) internal sebanyak (80%) siswa dikategorikan sangat siap dan g) motivasi eksternal sebanyak (71%) dikategorikan siap. dan h) ditinjau dari keseluruhan aspek motivasi dengan perolehan sebanyak (86%) dikategorikan sangat siap.

Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pada tujuan penelitian yang sama dengan mencari seberapa besar tingkat kesiapan kerja siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan mencari mean, median, modus, dan standar deviasi. Yang berbeda adalah indikator yang digunakan dalam mengukur kesiapan.

(10)

C. Kerangka Berpikir

Perkembangan dunia industri sekarang ini dalam bekerja menuntut calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan kerja dengan keterampilan yang memadai.

Oleh karena itu lembaga pendidikan Indonesia khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang mampu memenuhi kebutuhan industri. Sesuai dengan tujuan utama dari SMK yaitu mempersiapkan lulusan yang siap untuk bekerja. Pengukuran Kesiapan kerja lulusan SMK dalam mengahadapi tantangan dan tuntutan dunia industri dapat dilihat dari kesiapan kerja dari siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Karanganyar.

Kesiapan kerja siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan tidak lahir begitu saja, melainkan ada dukungan dari lembaga pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM yang mengarah pada profesionalisme kerja. Kesiapan kerja sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Siswa sebagai calon tenaga kerja yang siap untuk bekerja harus memiliki keterampilan baik secara teknis maupun non teknis. Sehingga untuk pengukuran kesiapan kerja siswa dalam penelitian ini berdasarkan pada kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Tiga aspek kompetensi yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 2 Karanganyar meliputi Soft Skill, Hard Skill dan Competitiveness (Hadiyanto et al. ,2017:7)

Soft Skill merupakan kecakapan yang melekat pada seseorang berupa kemampuan non teknis. Soft Skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dirinya sendiri). Keterampilan yang termasuk kedalam Soft Skill yaitu Positive Self Concept, Self Control, Social Skill, dan Communication Skill . Keterampilan tersebut tentunya mempengaruhi kesiapan kerja siswa, dimana pada saat bekerja siswa akan berinteraksi dengan banyak orang dan menemui berbagai tantangan dan permasalahan yang belum pernah ditemui sebelumnya.

(11)

Hard Skill merupakan kemapuan teknis yang dimiliki oleh seseorang berupa penguasaan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu yang dipelajarinya.

Siswa yang menguasai dan memahami apa yang dipelajari selama di bangku sekolah, siswa tersebut pasti bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Competitiveness merupakan kemampuan daya saing atau semangat dan upaya seseorang untuk menerapkan, memelihara, dan meningkatkan soft skill dan hard skill yang dimilikinya mengingat persaingan tenaga kerja yang sangat ketat, sehingga kemampuan daya saing sangat diperlukan siswa agar bisa dikatakan siap bersaing pada dunia kerja dengan memiliki kemampuan belajar seumur hidup dan jiwa kewirausahaan.

Persiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja, tentunya dengan membekali siswa dengan keterampilan yang telah disebutkan diatas yaitu dibekali dengan kompetensi: 1) Soft Skill yang mencangkup empat aspek yaitu Positive Self Concept, Self Control, Social Skill, dan Communication Skill, 2) Hard Skill yang mencangkup Knowledge dan Technical Skill, dan 3) Competitiveness (Daya Saing). Dengan begitu, siswa yang sudah memiliki kompetensi-kompetensi tersebut bisa dikatakan siap bekerja.

(12)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana besar nilai indikator yang mempengaruhi kesiapan kerja Siswa SMK Negeri 2 Karanganyar Program Keahlian Teknik Pemesinan tahun ajaran 2018/2019 ?

2. Bagaimana kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Karanganyar Program Keahlian Teknik Pemesinan tahun ajaran 2018/2019 ?

Siswa Bekerja

Keterampilan kerja

Hard Skill Competitiveness Soft Skill

Kesiapan kerja 1. Positive Self Concept

2. Self Control 3. Social Skill

4.Communication Skill

1. Knowledge 2. Technical Skill

Daya Saing

Referensi

Dokumen terkait

Pada waktu Anjal dikumpulkan oleh peneliti, diberi pengarahan oleh petugas Satpol PP Kota Madiun yang intinya anjal tidak boleh mengamen di perempatan jalan dengan

Maka dari itu, sangat diperlukan sebuah Aplikasi yang dapat membantu Pengolahan Perpustakaan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Bistek Palembang dengan

Political Unrest Risks: In order to control and reduce political unrest risks, both the government and owners are equally responsible for controlling this risks in

Pengaruh Pemberian Aspartam terhadap Kadar Low-Density Lipoprotein dan High-Density Lipoprotein pada Tikus Wistar Diabetes Melitus Diinduksi Aloksan.. Gambaran Klinis dan

Dengan penerapan metode PERT dan CPM maka dapat diketahui besarnya waktu yang dibutuhkan, besarnya tingkat keyakinan yang dinginkan dalam menentukan waktu setiap

Tujuan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris atas pengaruh partisipasi anggaran, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen pada tujuan

Pada saat membuat jadwal pembelajaran seharusnya pelatih atau pendidik harus bisa membuat variasi dalam materi pembelajara karena apabila materi pembelajaran yang

Mata kuliah Praktik Pengalaman lapangan (PPL) merupakan bagian integral dari kurilukum pendidikan tenaga kependidikan, dengan berdasarkan kompetensi yang termasuk