• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA TERHADAP PILIHAN KARIR SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA TERHADAP PILIHAN KARIR SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA TERHADAP PILIHAN KARIR SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dedi Novin Saslanto NIM 11104241074

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli, jika tidak asli saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, Mei 2016 Yang menyatakan,

(4)
(5)

v

MOTTO

“Tak peduli seberapa besar dan banyak halangan dan rintangan, jika kamu adalah orang yang berdaya dan mempunyai visi yang sangat-sangat jelas maka

kamu pasti bisa melewatinya dan meraih apa yang kamu cita-citakan” (Penulis)

“Jika anda melalaikan pekerjaan anda, anda akan membenci pekerjaan anda, jika anda melakukan dengan baik, anda akan menikmati pekerjaan itu”

(Tung Dasem Waringin)

“Menjadi apa kita nantinya tergantung dari apa yang kita pikirkan, kita cita -citakan dan kita usahakan”

(Penulis)

“Orang tua adalah orang yang tak pernah lelah berjuang agar kita mendapatkan yang terbaik”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

 Keluarga yang saya cintai

 Almamater BK FIP UNY

(7)

vii

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA TERHADAP PILIHAN KARIR SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN

Oleh

Dedi Novin Saslanto NIM 11104241014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif dengan jenis korelasional. Sampel yang diambil sebanyak 139 siswa. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala dukungan sosial orang tua dan skala pilihan karir. Skor validitas skala dukungan sosial orang tua bergerak dari angka 0,342 sampai dengan 0,692, sedangkan skor validitas skala pilihan karir bergerak dari angka 0,301 sampai 0,733. Nilai koefisien reliabilitas alpha (α) pada skala dukungan sosial orang tua sebesar 0,881 sedangkan pada skala pilihan karir sebesar 0,878. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan. Adanya pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan ditunjukkan dengan nilia F sebesar 54,615 dengan nilai p<0,05. Pada uji persamaan regresi ditemukan nilai konstanta sebesar 36,547 dan nilai koefisien regresi prediktor sebesar 0,596. Dengan hasil nilai signifikansi 0,000 sehingga p<0,05 dengan persamaan linier Y = 36,547 + 0,534X. Model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan skor pilihan karir berdasarkan skor dukungan sosial orang tua dengan koefisien determinasi sebesar 0,285 yang berarti bahwa sumbangan efektif variabel dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa sebesar 28,5%.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat rahmat Allah SWT, atas rahmatNya dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan karya ini. Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua Terhadap Pilihan Karir Siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan” ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menjalani dan menyelesaikan studi di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memfasilitasi kebutuhan akademik penulis selama menjalani masa studi. 3. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan izin dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Iswanti M.Pd., dosen pembimbing saya yang telah dengan sabar meluangkan waktu, perhatian, tenaga juga pikirannya untuk membimbing penyusunan skripsi.

5. Dosen-dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY atas segala ilmu dan pelajaran yang diberikan.

6. Kedua orang tuaku Syapar Suparja dan Endang Sukemi yang tiada batas memberikan doa, perhatian dan kasih sayangnya.

7. Seluruh keluarga besarku yang memberi doa serta dorongan yang memotivasi. 8. Teman-teman BK angkatan 2011 khususnya kelas B yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kesediaannya membagi semangat, keceriaan, juga segala yang hal yang membelajarkan.

(9)

ix

Penulis menyadari bahwa dalan penulisan tugas akhir skripi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima saran, komentar ataupun kritik yang membangun. Semoga tugas akhir skripi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Yogyakarta, Mei 2016 Penulis,

(10)

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK .... ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Kajian tentang Dukungan Sosial Orang Tua ... 11

1. Pengertian Dukungan Sosial ... 11

2. Jenis Dukungan Sosial ... 12

3. Komponen/ Aspek Dukungan Sosial ... 13

4. Sumber Dukungan Sosial ... 15

(11)

xi

6. Dukungan Sosial Orang Tua ... 17

B. Kajian tentang Pilihan Karir ... 19

1. Pengertian Pilihan Karir ... 19

2. Proses Perkembangan Pilihan Karir ... 20

3. Faktor-Faktor yang Membentuk Pemilihan Karir ... 21

4. Aspek yang Mempengaruhi Pilihan Karir ... 24

C. Kajian Tentang Siswa SMK Sebagai Remaja ... 26

1. Pengertian Remaja... 26

2. Kurun Waktu Masa Remaja ... 28

3. Tugas Perkembangan Remaja ... 29

4. Peran Dukungan Sosial Orang Tua pada Remaja Terhadap Pilihan Karir Siswa ... 31

D. Kerangka berpikir... 32

E. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Variabel Penelitian ... 35

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

D. Definisi Operasional... 36

1. Definisi Operasional Dukungan Sosial Orang Tua ... 37

2. Definisi Operasional Pilihan Karir ... 38

E. Subjek Penelitian ... 38

1. Populasi Penelitian ... 38

2. Sampel Penelitian ... 38

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitan ... 40

G. Instrumen Penelitian... 41

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 43

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

1. Uji Validitas Instrumen ... 46

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 52

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi dan Hasil Penelitian ... 57

1. Deskripsi dan Hasil Penelitian ... 57

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 57

3. Deskripsi Data ... 58

B. Uji Prasyarat Analisis ... 58

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Linieritas ... 61

C. Uji Hipotesis ... 61

1. Uji Regresi... 62

2. Uji Persamaan Regresi ... 62

3. Sumbangan Efektif ... 62

D. Pembahasan ... 63

E. Keterbatasan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A.Kesimpulan ... 67

B.Saran ... 67

1. Bagi Guru Bimbingan & Konseling ... 67

2. Bagi Orang Tua Siswa... 68

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian ... 38

Tabel 2. Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10% ... 40

Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian ... 40

Tabel 4. Skor Alternatif Jawaban Instrumen Penelitian ... 42

Tabel 5. Kisi-KisiInstrumen Dukungan Sosial Orang tua ... 43

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Karir... 44

Tabel 7. Rangkuman Item Valid Skala Dukungan Sosial Orang Tua Hasil Uji Coba ... 48

Tabel 8. Rangkuman Item Valid Skala Pilihan Karir Siswa Hasil Uji Coba 50

Tabel 9. Penentuan Skor Minimal, Maksimal, Rentang, dan Mean Data Dukungan Sosial Orang Tua ... 54

Tabel 10. Kriteria Kategorisasi Data Dukungan Sosial Orang Tua ... 55

Tabel 11. Penentuan Skor Minimal, Maksimal, Rentang, dan Mean Data Pilihan Karir Siswa ... 56

Tabel 12. Kriteria Kategorisasi Data Pilihan Karir Siswa ... 56

Tabel 13. Data Dukungan Sosial Orang Tua Siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan. ... 58

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Diagram Data Dukungan Sosial Orang Tua ... 59 Gambar 2. Diagram Pilihan Karir Siswa SMK Muhammadiyah 1

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1. Uji Coba Skala Dukungan Sosial Orang Tua dan Pilihan Karir

Siswa... 73

Lampiran 2. Rekapitulasi Skor Uji Coba Pilihan Karir Siswa ... 79

Lampiran 3. Rekapitulasi Skor Uji Coba Dukungan Sosial Orang Tua ... 81

Lampiran 4. Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Pilihan Karir Siswa dan Dukungan Sosial Orang Tua ... 83

Lampiran 5. Skala Dukungan Sosial Orang Tua dan Pilihan Karir Siswa ... 87

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Skala Dukungan Sosial Orang Tua ... 91

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Skala Pilihan Karir ... 97

Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Reliabilitas ... 103

Lampiran 9. Hasil Uji hipotesis ... 104

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi, tingkat persaingan di dunia kerja semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak individu yang gagal bersaing untuk mendapatkan suatu pekerjaan, sehingga individu tersebut menjadi seorang pegangguran. Menurut kepala BPS Suryamin yang dilansir situs cnnindonesia.com pada tanggal 5 Mei 2015 jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Februari 2015 mencapai 7,4 juta orang (Elsa Veranta Sari, 2015). Banyaknya pengangguran dalam suatu Negara dapat berpengaruh buruk bagi pembangunan nasional dalam jangka panjang maupun pendek. Pengangguran juga akan menjadikan individu yang menganggur kesulitan dalam hal ekonomi. Para orang tua yang mengetahui akan hal itu kemudian mengambil langkah antisipasi dengan menyekolahkan anaknya hingga jenjang pendidikan tertinggi. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran dalam diri orang tua tetang perjalanan karir di masa yang akan datang juga bergantung pada pendidikan. Salah satu tujuan dari pendidikan sendiri adalah pengembangan potensi peserta didik serta ketrampilan yang diperlukannya.

(17)

2

peserta didik akan mempunyai ketrampilan yang dapat digunakan untuk menekuni atau membangun suatu karir.

Menekuni suatu karir sendiri merupakan salah satu tujuan manusia hidup di dunia, dengan berkarir manusia akan dapat berkarya dan dapat mengaktualisasiakan diri. Seseorang yang menekuni suatu karir maka bakat serta hasrat di dalam dirinya dapat tersalurkan. Selain itu karir juga akan menjadi identitas suatu individu di dalam masyarakat. Karir juga akan memberikan banyak sekali pengalaman dalam hidup seseorang sehingga sangat penting seseorang menekuni suatu karir.

Menurut Agoes Dariyo (2003: 69), karir mengandung pengertian suatu pilihan pekerjaan yang dilakukan seorang individu, sesuai dengan kepribadian, minat-bakat, kemampuan, ketrampilan ataupun kecerdasan. Dari pendapat diatas, dalam memilih karir seharusnya memperhatikan aspek kepribadian, minat-bakat, kemampuan, ketrampilan ataupun kecerdasan. Akan tetapi seringkali individu tidak mengetahui hal-hal tersebut dalam dirinya. Oleh karena itu individu perlu mendapat bimbingan serta dukungan dari orang lain agar mampu memahami kepribadian dalam diri, minat-bakat, kemampuan yang ia miliki, ketrampilan serta kecerdasan yang ia kuasai. Apabila seseorang tidak mampu memahami itu, seringkali karir yang dijalani tidak sesuai dengan passion individu.

(18)

3

okezone.com pada tanggal 25 februari 2014 sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan (Ade, 2014). Oleh sebab itu dikhawatirkan banyak penduduk Indonesia khususnya lulusan perguruan tinggi dalam hal ini akan salah menekuni karir kedepannya. Sementara itu, menekuni suatu karir yang tepat dapat menjadikan seseorang bekerja dengan baik serta kinerja, kemampuan dan bakat dalam diri individu dapat dimaksimalkan. Menurut Bimo Walgito (2004: 194) Prinsip dasar agar seseorang dapat bekerja dengan baik, dengan senang, dengan tekun, diperlukan adanya kesesuaian antara tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada dalam diri individu yang bersangkutan.

(19)

4

salah satu yang menyebabkan kurangnya dukungan sosial orang tua yang diberikan kepada siswa dikarenakan sebagian besar siswa yang bersekolah di SMK Muhammadiyah 1 Prambanan berasal dari kalangan mengah kebawah.

Pemilihan karir yang tepat dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman hidup seseorang. Lingkungan yang sangat dekat dengan seorang individu adalah lingkungan keluarga. Menurut Holland dalam Winkel dan Sri Hastuti (2004: 636) suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan jabatan adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu karir sesorang adalah dukungan sosial. Menurut Taylor dalam King (2012: 226) Dukungan sosial (social support) adalah informasi dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Dukungan sosial juga mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang (Ritter dalam Smet, 1994: 134). Oleh karena itu dengan mendapatkan dukungan sosial yang baik maka seorang individu kemungkinan besar akan memperoleh kemudahan yang lebih dibanding individu yang tidak mendapat dukungan sosial atau dukugan sosialnya kurang dalam pemilihan karir yang tepat.

(20)

5

pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material (Ritter dalam Smet 1994: 134). Salahsatu dukungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap karir seseorang adalah dukungan sosial dari orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan model, pengarah serta orang yang melewatkan sebagian besar waktunya bersama individu tersebut.

Adanya dukungan sosial yang baik akan menjadikan perkembangan emosi dan perilaku individu tersebut menjadi baik pula. Menurut Gottieb dalam Smet (1994: 135):

“...Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau nonverbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima...”

Individu yang mendapat efek emosional serta perilaku yang baik dari seseorang yang memberikan dukungan sosial maka dalam tahap perkembangan individu tersebut akan menjadi lebih mudah dijalani termasuk dalam tahap perkembangan pemilihan karir.

(21)

6

sehingga terjadi suatu diskusi tentang apa sebenarnya yang diinginkan orang tua dan apa yang sebenarnya diinginkan oleh anak.

Menurut teori proses perkembangan pemilihan karir Donald Super dalam Winkel dan Sri Hastuti (2004: 632) proses perkembangan karir dibagi atas 5 tahap, yaitu fase pengembangan (Growth) dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure); fase eksplorasi (Eksploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat; fase pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu; fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun, dimana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya; fase kemunduran (decline), bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Dari kelima tahap tersebut, dua fase awal adalah tahapan dimana individu masih bergantung pada orang tua. Oleh sebab itu eksplorasi dan alternatif pilihan karir seseorang sangat dipengaruhi oleh orang tua. Salah satunya adalah dukungan sosial orang tua.

(22)

7

(criztalization) antara 14-18 tahun, yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. Oleh sebab itu pada masa ini individu harus berusaha mencari berbagai macam hal dan bekal pengetahuan dan ketrampilan melalalui pendidikan formal dan non formal untuk persiapan masa depannya. Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak agar seseorang dapat melalui masa tersebut dengan baik. Salah satu dukungan yang sangat diperlukan adalah dari orang tua. Karena pada masa kristalisasi kebanyakan dari individu masih bergantung pada orang tua. Baik itu untuk mendapatkan dukungan emosional, dorongan untuk mengungkapkan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material dan lain sebagainya.

Peran orang tua sebagai model, terutama ayah bagi anak laki-laki sangat penting. Penelitian Bell yang dilaporkan oleh Conger (1973) dalam menemukan bahwa pengaruh ayah sebagai model pemilihan pekerjaan anak laki-laki bertahan selama periode 14-24 tahun, baru sesudahnya berkurang. Pengaruh ayah terhadap pilihan pekerjaan pada anak wanita juga penting. Ibu juga mempunyai pengaruh semacam itu bila ia sendiri juga bekerja (Jersild dkk., 1978 dalam Monks, 1982: 306).

(23)

8

mulai memikirkan dengan matang karir yang akan ia jalani sejak SMP. Selain itu di SMK Muhammadiyah 1 Prambanan terjadi suatu fenomena dimana siswa kurang mendapat dukungan sosial dari orag tua padahal pilihan karir individu pada masa remaja dipengaruhi oleh orang tua yang berperan sebagai model dan dukungan sosial yang orang tua berikan. Oleh sebab itu dengan adanya dukungan sosial yang baik maka dalam pemilihan karir seorang individu juga akan berjalan dengan baik. Maka peneliti menganggap perlu mengadakan penelitian mengenai seberapa besar dan signifikan pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir dengan subyek siswa SMK 1 Prambanan Klaten. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan bahwa ada siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan yang kurang mendapat dukungan sosial orang tua dan tingkat pilihan karir yang kurang. Selain itu tempat penelitian ini juga dipilih dengan pertimbangan efisiensi waktu dan biaya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi orang tua maupun penyelenggara pendidikan pada khususnya.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang diteliti merujuk berdasarkan judul penelitian dan latar belakang permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia yang mencapai 7,4 juta orang dapat berpengaruh buruk bagi pembangunan nasional dalam jangka panjang maupun pendek.

(24)

9

3. Adanya siswa di SMK Muhammadiyah 1 Prambanan yang kurang mendapat dukungan sosial orangtua sehingga menyebabkan siswa mendapat permasalahan salah satunya adalah menentukan pilihan karir.

C. Batasan Masalah

Mengingat kompleksnya permasalahan yang telah dipaparkan dalam identifikasi masalah, penelitian ini fokus meneliti tentang pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan batasan masalah yang dipaparkan diatas, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: seberapa besar pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dukungan sosial orang tua terhadap pilihan karir siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(25)

10

orang tua khususnya, sedangkan variabel pilihan karir sangat berhubungan dengan karir itu sendiri.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini jika hipotesisnya teruji, maka diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dan acuan ataupun masukan baik bagi orang tua untuk memberikan dukungan sosial secara baik sehingga siswa akan memiliki pilihan karir yang baik dan tepat sehingga dapat menikmati setiap karir yang ia pilih.

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa agar dapat meminta dukungan sosial orang tua agar siswa dapat memilih karir yang tepat dengan keinginannya.

b. Bagi Praktisi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan dengan adanya penelitian ini para praktisi bimbingan dan konseling dapat memahami adanya pengaruh dari dukungan sosial orang tua pada pemilihan karir siswa. Oleh sebab itu diharapkan para praktisi bimbingan dan konseling di sekolah dapat meningkatkan hubungan dengan orang tua siswa sehingga dapat mengantisipasi pemilihan karir yang salah pada diri siswa.

c. Bagi Peneliti

(26)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Dukungan Sosial Orang Tua

1. Pengertian Dukugan Sosial

Menurut Gottieb dalam Smet (1994: 135) dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Senada dengan hal itu Taylor dalam King (2012: 226) mengungkapkan dukungan sosial (social support) adalah informasi dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Tidak jauh berbeda dengan kedua pendapat di atas, menurut Sarafino dalam Smet (1994: 136) mengungkapkan bahwa dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau membantu orang menerima dari orang-orang atau kelompok lain. Dari sisi yang lain Rook dalam Smet (1994: 134) berpendapat dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial. Menurut Sarafino dalam Tarmidi & Rambe (2010: 217), dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang lain dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok.

(27)

12

atau kelompok lain sehingga penerima merasa senang, dicintai dihargai dan mendapat manfaat secara emosional sebagai satu diantara fungsi ikatan sosial.

Smet (1994: 133) mengungkapkan bahwa dukungan sosial dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mengubah pengalaman stress. Smet (1994: 133) juga mengungkapkan bahwa kalau anda merasa didukung oleh lingkungan, segala sesuatu dapat menjadi lebih mudah pada waktu mengalami kejadian-kejadian yang menegangkan. Dukungan sosial menunjuk pada hubungan interpersonal yang melindungi orang-orang terhadap konsekuensi dari stress (Smet, 1994:134). Smet (1994:135) juga menegaskan bahwa beberapa orang tidak dapat meminta dukungan yang mereka butuhkan (bahkan dalam sistem jaringan sosial yang kuat). Dari beberapa pendapat Smet di atas, dapat ditahui betapa pentingnya suatu dukungan sosial terlebih saat mengalami kejadian-kejadian yang menegangkan.

Semakin dewasa, individu dituntut untuk dapat lebih mandiri, namun walau bagimanapun individu masih membutuhkan dukungan dari orang lain (Rahardjo et all, dalam Calyptra, 2014:3). Pendapat Raharjo tersebut menjelaskan bahwa dukungan sosial dibutuhkan oleh setiap individu.

2. Jenis Dukungan Sosial

House dalam Smet (1994: 136) membedakan jenis atau dimensi dukungan sosial menjadi empat:

a. Dukungan Emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik, penegasan),

(28)

13

perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaanya (menambah penghargaan diri),

c. Dukungan Instrumental: mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang-orang memberi pinjaman uang kepada orang-orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stress,

d. Dukungan Informatif: mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran atau umpan balik.

Berdasarkan teori dari House di atas dukungan sosial orang tua depat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instruental serta dukungan informatif.

3. Komponen/Aspek Dukungan Sosial

Heller dkk dalam Irmawati Dwi Fibrianti (2009: 43) mengemukakan ada dua komponen dukungan sosial, yaitu:

a. Penilaian yang Mempertinggi Penghargaan

Komponen penilaian yang mempertinggi penghargaan mengacu pada penilaian seseorang terhadap pandangan orang lain kepada dirinya. Seseorang menilai secara seksama evaluasi seorang terhadap dirinya dan percaya dirinya berharga bagi orang lain. Tindakan orang lain yang menyokong harga diri seseorang, semangat juang, dan kehidupan yang baik.

b. Transaksi Interpersonal yang Berhubungan dengan Stres

(29)

14

dengan menyediakan informasi untuk menjelaskan situasi yang berhubungan dengan stres. Bantuan ini berupa dukungan emosional, kognitif yang distruktur ulang, dan bantuan instrumental.

Berbeda dengan Heller, Weiss dalam Cutrona (1986: 350) mengembangkan “Social Provisions Scale” untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan individu dengan orang lain. Terdapat enam komponen/aspek didalamnya, yaitu:

a. Attachment (Kasih Sayang/Kelekatan) merupakan perasaan akan kedekatan emosional dan rasa aman.

b. Social Integration (Integrasi Sosial) merupakan perasaan menjadi bagian dari keluarga, tempat orangtua berada dan tempat saling berbagi minat dan aktivitas.

c. Reassurance of Worth (Penghargaan/Pengakuan), meliputi pengakuan akan kompetensi dan kemampuan anak.

d. Reliable Alliance (Ikatan/ Hubungan Yang Dapat Diandalkan), meliputi kepastian atau jaminan bahwa anak dapat mengharapkan orangtua untuk membantu dalam semua keadaan.

e. Guidance (Bimbingan) merupakan nasehat atau pemberian informasi oleh orangtua kepada anak.

f. Opportunity for Nurturance (Kemungkinan Dibantu) merupakan perasaan anak akan tanggung jawab orangtua terhadap kesejahteraan anak.

(30)

15

dukungan sosial. Akan tetapi untuk pemaparan lebih rinci teori yang dikemukakan oleh Weiss. Jadi berdasarkan teori diatas aspek dukungan social terdiri atas Attachment (kasih sayang/kelekatan), Social integration (integrasi sosial), Reassurance of worth (penghargaan /pengakuan), Reliable alliance (ikatan/hubungan yang dapat diandalkan), Guidance (bimbingan), Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu). Sementara untuk aspek yang disebutkan Heller tentang penilaian yang mempertinggi harga diri sudah masuk dalam Reassurance of worth (penghargaan /pengakuan). Sementara untuk transaksi interpersonal yang berhubungan dengan stress sudah masuk dalam aspek Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu) dan Attachment(kasih sayang/kelekatan).

4. Sumber Dukungan Sosial

Menurut Ritter dalam Smet (1994: 134) dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Sementara jaringan sosial sendiri terdiri dari berbagai tingkatan mulai dari tingkatan terendah yaitu keluarga hingga negara. Menurut Gottieb dalam Sri Maslihah (2011: 107) menyatakan ada dua macam hubungan dukungan sosial, yaitu pertama, hubungan profesional yakni bersumber dari orang-orang yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater, psikolog, dokter maupun pengacara, dan kedua, hubungan non profesional, yakni bersumber dari orang-orang terdekat seperti teman, keluarga.

(31)

16

diperoleh dari orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan individu seperti sanak keluarga, teman, atau anggota organisasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial bisa diperoleh dari siapa saja yang masuk kedalam jaringan sosial seseorang yaitu: keluarga, teman, guru, masyarakat, serta dari hubungan professional dari orang-orang yang ahli di bidangnya seperti konselor, psiater, psikolog, dokter maupun pengacara.

5. Faktor-Faktor yang Mendorong Seseorang untuk Memberikan

Dukungan Sosial

Menurut Myers dalam Hobfoll (1986) dalam Sri Maslihah (2011: 107) mengemukakan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya:

a. Empati, yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

b. Norma dan Nilai Sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan.

(32)

17

Menurut teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang faktor yang menyebabkan seseorang memberikan dukungan sosial kepada orang lain dikarenakan ada empati, norma dan nilai sosial, serta pertukaran sosial.

6. Dukungan Sosial Orang tua

(33)

18

sesuatu atau keadaan yang berpotensi bahaya/menjadi stressor (Copper dkk, dalam Irmawati Dwi Fibrianti, 2009: 43).

Menurut Santrock dalam Tirmidi & Rambe (2010: 217), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumber dari orang tua. Orang tua diharapkan dapat memberikan contoh, arahan nasehat serta dorongan agar anak berani mengambil keputusan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Fischer dalam Tirmidi & Rambe (2010: 217) juga menyatakan bahwa salah satu hal yang berperan penting dalam pembentukan kemandirian belajar pada diri siswa adalah dari dukungan yang diterima oleh siswa dari komunitas tempat siswa berada, seperti dari sekolah, teman, orang tua, guru, dan sebagainya.

Menurut Tarmidi & Rambe (2010: 217) dukungan orang tua merupakan sistem dukungan sosial yang terpenting di masa remaja. Dibandingkan dengan sistem dukungan sosial lainnya, dukungan orangtua berhubungan dengan kesuksesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri, percaya diri, motivasi dan kesehatan mental.

(34)

19

Berdasarkan uraian di atas dukungan sosial orang tua merupakan segala bentuk bantuan baik itu berupa pemberian kasih sayang, integrasi sosial, pemberian penghargaan, ikatan yang dapat diandalkan, pemberian bimbingan serta kemungkinan memberikan bantuan yang diberikan oleh orangtua kepada anak sehingga anak merasa senang, dicintai dihargai mendapat manfaat secara emosional serta berkembangnya perasaan mampu pada anak saat menjumpai tantangan.

B. Kajian tentang Pilihan Karir

1. Pengertian Pilihan Karir

Menurut Agoes Dariyo (2003: 69) karier mengandung pengertian suatu pilihan pekerjaan yang dilakukan seorang individu, sesuai dengan kepribadian, minat-bakat, kemampuan, ketrampilan ataupun kecerdasan.

(35)

20

Berdasarkan uraian di atas, pilihan karir adalah suatu tingkat perkembangan karir dimana individu telah mempunyai tingkat kejelasan dalam menentukan bidang minat karir berdasarkan berbagai macam pertimbangan dan penyesuaian terhadap kepribadian, minat-bakat, kemampuan, ketrampilan ataupun kecerdasan yang mengharuskan proses pengulangan dengan maksud lebih mencocokan tujuan-tujuan karir yang berubah sesuai kenyataan kerja.

2. Proses Perkembangan Pilihan Karir

Menurut teori proses perkembangan pemilihan karir Donald Super dalam Winkel dan Sri Hastuti (2004: 632) proses perkembangan karir dibagi atas 5 tahap, yaitu:

a. Fase Pengembangan (Growth) dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure);

b. Fase Eksplorasi (Eksploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat;

c. Fase Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu;

(36)

21

e. Fase Kemunduran (decline), bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.

Menurut teori diatas dapat disimpulkan bahwa selama masa hidupnya individu melalui 5 tahapan perkembangan pemilihan karir yaitu dari fase pengembangan, fase eksplorasi, fase pemantapan, fase pembinaan, dan fase kemunduran.

3. Faktor-Faktor yang Membentuk Pilihan Karir

Menurut Berk dalam Agoes Dariyo (2004): 67-69) pilihan karir dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Orang Tua

Orang tua ikut berperan dalam menentukan arah pilihan karier pada anak remajanya; walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam menjalankan karier selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada orang (anak) yang menjalaninya. Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan anaknya agar terarah dengan baik, maka seringkali orang tua turut campur tangan agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin kehidupan kariernya. Biasanya orang tua yang berkecukupan secara ekonomi, menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasikan nilai materi.

b. Teman-Teman Kelompok Sebaya (Peer Group)

(37)

22

kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi. Apalagi bagi individu yang sudah mempunyai pacar, maka seringkali ia mudah terpengaruh untuk memasuki program studi yang sama atau mungkin mengambil tempat pendidikan (universitas) yang sama. Tujuannya agar tetap menjalin komunikasi dengan pacarnya. Pengaruh teman kelompok sebaya ini, bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat-bakat atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas (sesuai tuntunan), maka kemungkinan besar remaja akan mengalami kegagalan.

c. Gender (Jenis Kelamin)

Stereotipe masyarakat seringkali telah menilai terhadap peran jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki agar jenis tugas dan pekerjaan tertentu dilakukan ole jenis kelamin tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karier pekerjaan. Seserang perempuan mungkin akan mengambil karier yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti dikemudian hari.

d. Karakteristik Kepribadian Individu

(38)

23

Faktor-faktor yang telah disebutkan oleh Agoes Dariyo menunjukkan bahwa ada setidaknya empat faktor yang mempengaruhi pilihan karir remaja yaitu: Orang tua, teman-teman kelompok sebaya (peer group), gender (jenis kelamin), dan karakteristik kepribadian individu.

Sementara itu menurut Ali dan Asrori dalam Alfi Purnamasari (2006: 119) ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan kemadirian karir, yaitu pertama gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian dalam karir tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian pemilihan karir juga. Namun, faktor keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian dalam karir orang tuanya itu menurun kepada anaknya. Melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya dalam menentukan pilihan karir.

Kedua, pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian pilihan karir anak remajanya. Orang tua yang teralu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada

anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian pilihan karir anak. Sebaliknya, orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendrong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga orang tua yang sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian pilihan karir anak.

(39)

24

indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemadirian pilihan karir pada siswa. Demikian juga proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman (punishment) juga akan menghambat perkembangan kemandirian pemilihan karir. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward dab penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian pemilihan karir pada siswa.

Keempat, sistem kehidupan dimasyarakat. Sistem kehidupan dimasyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hirarki struktur sosial, merasa kurang aman atau menekan kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian pemilihan karir pada anak usia remaja. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam berbagai bentuk kegiatan.

Dilihat dari pemaparan kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang membentuk pilihan karir siswa adalah orang tua (baik itu dari sisi gen maupun cara asuh), jenis kelamin, lingkungan, teman, serta karakteristik pribadi individu.

4. Aspek-aspek Pillihan Karir

Aspek kejelasan pilihan karir menurut Crites dalam Alfi Purnamasari (2006: 40) adalah sebagai berikut.

1. Mengeksplorasi Kondisi Pribadi

(40)

25

prestasi yang sudah diraih

2. Mengeksplorasi Bidang Minat Karir

Merupakan kemampuan individu untuk mengetahui minat diri dan menyadari minat diri dibidang karir.

3. Menentukan Arah Pilihan Bidang Minat Karir

Merupakan kemampuan individu untuk mengambil keputusan terhadap bidang minat karir serta mampu untuk memantapkan diri terhadap bidang minat karir yang diambil.

4. Kesediaan Untuk Mempertahankan Arah Pilihan Bidang Minat Karir Yang Sudah Dibuat

Suatu kesediaan dalam diri individu untuk memegang teguh arah pilihan bidang minat karir yang sudah dibuat. Serta berkesedia untuk menekuni bidang minat karir yang sudah dibuat dan mengembangkan bidang minat karir yang dipilih.

5. Keyakinan Bahwa Pilihan Bidang Minat Karirnya Akan Tercapai Serta Kepastian Dan Spesifikasi Bidang Minat Karir.

Keyakinan dalam diri individu bahwa pilihan bidang minat karirnya akan tercapai serta merasa mendapat kepastian bidang minat karir dan spesifikasi bidang minat karir.

(41)

26

mempertahankan arah pilihan bidang minat karir yang sudah dibuat, keyakinan bahwa pilihan bidang minat karirnya akan tercapai serta kepastian dan spesifikasi bidang minat karir.

C. Kajian Tentang Siswa SMK Sebagai Remaja

1. Pengertian Remaja

Di Negara-negara barat, istilah remaja dikenal dengan istilah “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “adolescere” (kata bendanya

(42)

27

World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja dalam Sarlito Wirawan Sarwono (2006: 7) adalah suatu masa ketika:

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikolgi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Sementara itu definisi remaja untuk masyarakat Indonesia menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2006: 14-15) adalah individu yang memiliki batasan usia 11-14 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Usia sebelas tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).

b. Dibanyak masyarakat Indonesia, usia sebelas tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).

(43)

28

d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum memberikan pendapat sendiri dan sebagainya. Dengan perkataan lain, orang-orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologi, masih dapat digolongkan remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama dari kalangan masyarakat kelas menengah keatas mensyaratkan berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk mencapai kedewasaannya sebelum usia tersebut. e. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan. Hal ini karena

arti perkawinan masih sangat penting bagi masyarakat secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu, definisi remaja disini dibatasi khusus untuk yang belum menikah.

Berdasarkan pemaparan para ahli tentang pengertian remaja, maka dapat disimpulkan remaja merupakan masa dimana individu mengalami peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan yang cepat dari aspek fisik, aspek psikis dan aspek sosial serta belum terikat dengan status pernikahan.

2. Kurun Waktu Masa Remaja

(44)

29

apa yang mereka pikirkan dan analisis. Hurlock dalam Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 73) menggunakan istilah puber yang dikatakan sebagai periode tumpang tindih karena dua tahun awal masa anak-anak akhir dan dua tahun awal masa remaja awal sehingga disebut periode unik yang pada pria dimulai dari usia 12 sampai 22 tahun dan untuk wanita dari usia 11 sampai 21 tahun. Sementara itu dalam tulisan Ny. Y Singgih D. Gunarso dan Singgih D. Gunarso dalam Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 75), kurun waktu masa remaja dengan batas usia 12 sampai dengan 22 tahun.

Sementara itu Sarlito Wirawan Sarwono (2006: 14-15) mengungkapkan bahwa remaja untuk masyarakat Indonesia digunakan batasan 11 sampai 24 tahun. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono usia sebelas tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik). Dan pada batas atas menentapkan usia 24 tahun karena banyak orang di Indonesia pada masa ini belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi) serta belum memberikan pendapat sendiri dan sebagainya.

Dalam hal ini peneliti lebih condong kepada pendapat Sarlito Wirawan Sarwono karena subyek dari peneliti berada di Indonsia. Sehingga dapat disimpulkan kurun waktu usia remaja adalah dari usia 11-24 tahun.

3. Tugas Perkembangan Remaja

(45)

anak-30

anak, remaja, dewasa sampai dewasa akhir, setiap individu harus melakukakan tugas itu. Pada masa remaja sendiri, tugas perkembangan difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.

Tugas perkembangan individu menurut Endang Purwanti dan Nur Widodo (2000: 45) yaitu:

a. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda kelamin sesuai dengan etika moral masyarakat;

b. Mencapai peranan sosial dalam masyarakat sesuai dengan jenis kelamin dan tuntutan kultural;

c. Menerima kesatuan organ tubuh sebagai pria dan wanita dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya;

d. Mencapai keinginan pola perilaku tertentu dan bertanggung jawab pada lingkungan sosialnya;

e. Mencapai kemerdekaan dan kebebasan emosional dengan orang tua di sekitarnya, dan menjadi person yang mandiri;

f. Mempersiapkan diri untuk mencapai karier jabatan tertentu dan kemandirian dalam perekonomian;

g. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan;

h. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman perilaku dan mengembangkan ideologi.

(46)

31

lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda kelamin sesuai dengan etika moral masyarakat, mencapai peranan sosial dalam masyarakat sesuai dengan jenis kelamin dan tuntutan kultural, menerima kesatuan organ tubuh sebagai pria dan wanita dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya, mencapai keinginan pola perilaku tertentu dan bertanggung jawab pada lingkungan sosialnya, mencapai kemerdekaan dan kebebasan emosional dengan orang tua di sekitarnya, dan menjadi person yang mandiri, mempersiapkan diri untuk mencapai karier jabatan tertentu dan kemandirian dalam perekonomian, mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan, memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman perilaku dan mengembangkan ideologi.

4. Peran Dukungan Sosial Orang Tua pada Remaja Terhadap Pilihan

Karir Siswa

(47)

32

untuk menyesuaikan minat/bakat dan nilai-nilai sosial masyarakat, dalam memilih suatu bidang pekerjaan. Tahap yang kedua yang dilewati pada masa remaja adalah tahap realistik, yaitu individu merencanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan karir mereka. Pada tahap ini mereka memantapkan diri untuk memasuki dunia pekerjaan sesuai dengan kondisi kemampuan sendiri, sosial ekonomi orang tua maupun keadaan sosial masyarakat. Salah satu hal yang berpengaruh terhadap ketepatan pilihan karir seorang remaja adalah dukungan sosial orang tua. Hal ini dikarenakan dengan adanya dukungan sosial yang baik dari orang tua anak akan merasa senang, dicintai dihargai dan mendapat manfaat secara emosional sebagai satu diantara fungsi ikatan sosial, dengan begitu remaja yang mendapat dukungan sosial yang baik akan lebih mudah menentukan pilihan karir yang tepat untuknya dibandingkan dengan remaja yang kurang mendapatkan dukungan sosial dari orang tuanya.

D. Kerangka Berfikir

Pilihan karir merupakan tingkat perkembangan karir dimana individu telah mempunyai tingkat kejelasan pilihan bidang minat karir berdasarkan berbagai macam pertimbangan. Untuk dapat memilih dan merencanakan karir yang tepat dibutuhkan berbagai macam faktor yang meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih pekerjaan dan kemampuan merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan.

(48)

33

dasar popularitas pekerjaan atau identifikasi dengan orang tua. Selain itu kurangnya dukungan sosial dari orang tua yang mencakup pemberian kasih sayang, integrasi sosial, pemberian penghargaan, ikatan yang dapat diandalkan, pemberian bimbingan serta kemungkinan memberikan bantuan juga dapat menghambat pilihan karir siswa. Kesalahan dalam pemilihan pendidikan dapat mengakibatkan kerugian dalam hal waktu, finansial, dan kegagalan dalam belajar pun dapat terjadi. Hal ini dikarenakan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Karena masalah pemilihan dan persiapan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang, maka apabila remaja berhasil menyelesaikan tugas perkembangannya dapat membuat bahagia. Sebaliknya apabila seseorang gagal, hal ini akan membuat tidak bahagia, timbul penolakan dari masyarakat dan kesulitan dengan tugas perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, pemilihan dan persiapan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang termasuk dalam hal memilih sekolah/jurusan atau pun pekerjaan yang tepat.

(49)

34

pekerjaannya. Selain persetujuan ada juga berbagai macam fasilitas dari orang tua yang dapat mempengaruhi pilihan karir remaja. Baik itu fasilitas berupa alat-alat penunjang pendidikan, biaya. Informasi bahkan fasilitas berupa nasehat juga sangat berpengaruh terhadap pilihan karir individu. Hal ini dikarenakan hal itu secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mengarahkan individu pada suatu karir tertentu. Jadi semakin besar dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua maka akan memudahkan individu untuk menentukan pilihan karir.

E. Hipotesis

(50)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian pendekatan kuantitatif. Hal tersebut berdasarkan anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka yang memungkinkan digunakan teknik analisis statistik (Suharismi Arikunto, 2010: 10). Penelitian kuantitatif ini secara spesifik lebih diarahkan kepada penggunaan analisis regresi. Menurut Sugiyono (2015: 260) analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini ialah variabel bebas (independent variabel) yaitu dukungan sosial orang tua dan variabel terikat (dependent variabel) yaitu pilihan karir.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu: 1. Variabel Terikat (Y)

(51)

36

2. Variabel Bebas (X)

Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen atau terikat. Variable bebas dalam penelitian ini, yaitu: dukungan sosial orang tua.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Prambanan Klaten. 2. Waktu Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Juli 2015 sampai 3 Maret 2016 digunakan untuk pembuatan proposal dan untuk pengambilan data, pengolahan data hingga pembuatan laporan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.

D. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional Dukungan Sosial Orang Tua

(52)

37

yang diberikan oleh orang tua kepada anak sehingga anak merasa senang, dicintai dihargai mendapat manfaat secara emosional serta berkembangnya perasaan mampu pada anak saat menjumpai tantangan. Skor tinggi menunjukkan individu mendapat dukungan sosial orang tua yang tinggi. Sebaliknya, skor rendah menunjukkan individu mendapat dukungan sosial orang tua yang rendah pula.

2. Definisi Operasional Pilihan Karir

(53)

38 E.Subjek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan. Jumlah seluruh siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan adalah 265 siswa. Berikut ini ialah distribusi jumlah populasi penelitian yang bersumber dari bagian tata usaha SMK:

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X AD 28

2. X KU 26

3. X FAR 30

4. X TKJ 17

5. XI AD 18

6. XI FAR 20

7. XI KU 15

8. XI TKJ 17

9. XII AD 1 25

10. XII AD 2 26

11. XII KU 14

12. XII TKJ 28

Jumlah 265

2. Sampel Penelitian

(54)

39

yang sama pada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi sampel sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2015: 67) menjelaskan bahwa purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive digunakan karena pada penelitian ini, siswa kelas XI sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL) sehingga sampel penelitian yang bisa diambil hanya siswa dari kelas X dan kelas XII. Peneliti menggunakan acuan tabel penentuan sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan Isaac dan Michael dalam Sukardi (2011: 56). Berikut ini formula empiris yang dinjurkan oleh Isaac dan Michaelyang dikembangkan pada tahun 1981 (Sukardi, 2011: 55):

� =2 � −2. �. � − �+ 2� − �

Keterangan: S = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi akses

P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan table. Harga ini diambil P: 0,50.

d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi dalam fluktuasi proporsi sampel P, d umumnya diambil 0,05.

2 = Nilai table chisquare untuk satu derajat kebebasan relative level

keofisien yang diinginkan. 2 = 3,841 tingkat kepercayaan 0,95.

(55)

40

Tabel 2. Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10%

N S

1% 5% 10%

260 187 149 133

270 192 152 135

Keterangan: N = jumlah populasi, S = jumlah sampel

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah populasi subyek sebanyak 265, maka untuk penelitian dengan tingkat kesalahan di bawah 1% jumlah sampel diatas 192 siswa, dan untuk tingkat kesalahan di bawah 5% jumlah sampel diatas 152 siswa, serta untuk tingkat kesalahan di bawah 10% jumlah sampel diatas 135 siswa. Dalam pengambilan sampel sendiri semakin banyak sampel yang diambil maka tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Penelitian ini menghendaki tingkat kesalahan kurang dari 10%, maka dari itu sampel yang akan dikehendaki peneliti di atas 135 siswa. Berikut ini hasil penentuan sampel dengan teknik purposive sampling:

Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X AD 27

2. X FAR 30

3. XII AD 1 25

4. XII AD 2 26

5. XII KU 13

6. XII TKJ 28

Jumlah 149

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

(56)

aspek-41

aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Pengunaan skala juga didasari dari pendapat Saifuddin Azwar (2007: 3), bahwa istilah skala psikologi digunakan untuk mengukur aspek afektif. Selain itu, Cronbach (Saifuddin Azwar, 2007: 4) mengemukakan bahwa skala adalah pengukuran terhadap performance tipikal yang menjadi karakter tipikal seseorang dan cenderung dimunculkan secara sadar atau tidak sadar dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang dihadapi responden. Aspek afektif dalam penelitian ini berupa dukungan sosial orang tua danpilihan karir siswa, sehingga skala yang disusun berupa skalapilihan karir siswa dan skala dukungan sosial orang tua.

Penelitian ini menggunakan model skala likert. Skala likert dipilih karena skala ini sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian sosial. Seperti yang diungkapkan Jelpa Periantalo (2015: 64) skala likert merupakan skala yang populer dalam penyusunan skala. Jelpa juga mengungkapkan bahwa skala ini pertama kali digunakan untuk skala sikap.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2005: 101) merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan alat pengumpulan data. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2005: 135), mengemukakan bahwa untuk menyusun instrumen yang baik harus melalui beberapa prosedur yaitu:

1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian. 2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.

(57)

42

4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.

5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau interuksi) dan kata pengantar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa skala psikologis pilihan karir siswa dan skala psikologis dukungan sosial orang tua, penetapan skor yang digunakan untuk masing-masing item adalah dengan menggunakan skala likert, akan tetapi dalam pemberian skornya peneliti menggukan empat alternatif jawaban dengan alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pembagian empat alternatif tersebut juga diperlukan untuk keperluan pemberian skor. Selain itu, pemilihan alternatif jawaban yang berjumlah empat (genap) dipilih untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban pada kategori tengah atau jawaban netral (Hamid Darmadi, 2011: 106). Karena jika semua responden memilih kategori tengah, maka peneliti tidak memperoleh informasi pasti. Menurut Sugiyono (2011: 73) menjelaskan bahwa skala likert digunakan dalam mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun pemberian skor pada masing-masing item sebagaimana pada tabel 4.

Tabel 4. Skor Alternatif Jawaban Instrumen Penelitian.

Respon Keteranga Skor

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

SS Sangat Sesuai 4 1

S Sesuai 3 2

TS Tidak Sesuai 2 3

(58)

43 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi menurut Suharsimi Arikunto (2010: 205) adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data yang diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun. Berdasarkan pada definisi operasional maka kemudian dijabarkan dalam bentuk kisi-kisi sebagaiman tertulis dalam tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Sosial Orang Tua

Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor

(59)

44

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Karir

Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor

(60)
(61)

46

Berdasarkan kisi-kisi Intrumen di atas, maka disusun skala dukungan sosial orang tua dan skala pilihan karir yang akan diuji cobakan pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Prambanan. Skala dukungan sosial orang tua dan skala pilihan karir siswa dapat dilihat pada lampiran 1 yang terdapat pada halaman 74.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Saifuddin Azwar (2006: 5) Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dari pendapat tersebut maka jenis tes yang tidak dapat menjalankan fungsi ukurnya dan tidak memberikan hasil ukur serta tidak sesuai dengan tujuan disebut tes dengan validitas yang tinggi. Menurut Burhan

Keyakinan

minat karir. a. Siswa merasa pasti dengan

(62)

47

Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki (2000: 317) kadar validitas sebuah instrumen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah validitas yang pertimbangannya lewat analisis rasional, sedang kategori kedua berdasarkan analisis data empirik. Jenis validitas yang termasuk kategori pertama adalah validitas isi dan validitas konstruk, sedang jenis validitas yang tergolong kategori kedua misalnya adalah validitas sejalan, validitas kriteria dan validitas ramalan.

Menurut Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki (2000: 317) validitas isi (content validity) adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diajarkan atau deskripsi masalah yang akan diteliti. Sementara untuk validitas konstruk (construct validity) mempertanyakan apakah butir-butir pertanyaan dalam instrumen telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan. Untuk itu, sebagaimana halnya dalam validitas isi, butir-butir pertanyaan juga perlu ditelaah oleh orang yang ahli di bidang yang bersangkutan. Dengan kata lain, uji validitas konstruk dilakukan dengan cara expert judgement.

(63)

48

r = NΣX − ΣX ΣY

√{NΣX2− ∑X 2 } { NΣY2− ΣY 2}

Keterangan:

r = koefisien korelasi skor butir saol dengan skor total N = jumlah responden

X = skor butir Y = skor total

Ketika koefisien korelasi (r) yang diperoleh ≥ koefisien di tabel nilai-nilai kritis r, yaitu pada taraf signifikansi 5% atau 1%, instrumen tes yang diujicobakan tersebut dapat dinyatakan valid. Uji validitas ini menghendaki taraf signifikasi 5% dengan N = 43 yaitu 0,301. Pengujian validitas instrument dibantu dengan program SPSS 16.0. Hasil analisis uji validitas skala pilihan karir siswa dan dukungan sosial orang tua dapat dilihat dalam lampiran 4 yang terdapat pada halaman 85. Sementara hasil item yang valid dapat dilihat pada tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Rangkuman Item Valid Dukungan Sosial Orang Tua Hasil Uji Coba

Variab

el Sub Variabel Indikator Deskriptor

(64)
(65)

50

Tabel 8. Rangkuman Item Valid Skala Pilihan karir siswa Hasil Uji Coba

Varia

bel Sub Variabel Indikator Deskriptor

(66)

51

Berdasarkan tabel di atas setelah dilakukan uji coba dari 28 item skala dukungan sosial orang tua diperoleh hasil 23 item valid dan 5 item gugur. Skor validitas bergerak dari angka 0,342 sampai dengan 0,692. Sementara untuk skala pilihan karir dari 28 item yang diujicobakan, diperoleh 24 item valid dan 4 item

(67)

52

gugur. Skor validitas skala pilihan karir siswa bergerak dari angka 0,301 sampai dengan 0,733. Setelah itu dilakukan penghapusan item-item gugur. Penghapusan item gugur tidak mengurangi perwakilan aspek dalam kisi-kisi yang telah ditentukan sebelumnya, dengan kata lain setiap item atau butir pernyataan baik instrumen pilihan karir siswa maupun dukugan sosial orang tua telah mewakili setiap aspek yang telah dirumuskan dalam kisi-kisi.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(68)

53

berskala.Berikut adalah rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, 2000: 330).

r =� −� ∑ σσ22�

keterangan:

r : koefisien reliabilitas yang dicari k : jumlah butir pertanyaan

σ2 : varians butir pertanyaan σ2 : varians skor tes

Sementara untuk varian butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

σ2

=

Σ

− Σ

σ2 : varians butir pertanyaan

Σ � : Jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-n

Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, program reliabilitas Alpha Cronbach. Kriteria pengujian instrumen dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari rtabel, pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji reliabilitas skala pilihan karir siswa dan dukungan sosial orang tua secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 yang terdapat pada halaman 85. Hasil uji reliabilitas mendapatkan hasil sebagai berikut:

a. Dukungan Sosial Orang Tua

(69)

54

dukungan sosial orang tua dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel dan baik, sehingga layak dignakan sebagai instrumen.

b. Pilihan Karir Siswa

Dari hasil uji yang dilakukan dengan program reliabilitas Alpha Cronbach, instrumen pilihan karir siswa diperoleh nilai koefisien 0,881. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen pilihan karir siswa sangat tinggi. Dengan demikian intrumen pilihan karir siswa dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel dan baik, sehingga layak digunakan sebagai instrumen.

I. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik deskriptif dan Inferensial. Menurut Sugiyono (2011: 147) statistik deskriptif adalah stastistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menyajikan data pilihan karir siswa dan dukungan sosial orang tua. Peyajian data dimulai dari penentuan skor minimal, maksimal, rentang, dan mean yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kriteria kategorisasi data dukungan sosial orang tua dan pilihan karir siswa. Adapun hasil penentuan skor minimal, maksimal, rentang, dan mean data dukungan sosial orang tua dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Penentuan Skor Minimal, Maksimal, Rentang, dan Mean Data Dukungan Sosial Orang Tua

Gambar

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian
Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Sosial Orang Tua
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Karir
+6

Referensi

Dokumen terkait

a) Dukungan emosional, mencakup ungkapan dan perilaku empati, afeksi, kepedulian, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan.. b) Dukungan penghargaan,

Disisi lain, dukungan sosial orang tua, juga memberikan manfaat terhadap penyesuaian diri siswa dalam belajar, sehingga bagi siswa yang memiliki tingkat dukungan sosial dari orang

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial orang tua dengan stres akademik pada siswa SMK N 11 Semarang yang

Data diperoleh dari skala dukungan sosial orang tua yang diberikan kepada subjek penelitian yang berjumlah 132 siswa.Jumlah butir skala dukungan sosial orang tua

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial orang tua dengan stres akademik pada siswa SMK N 11 Semarang yang

Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mendukung hasil penelitian yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan sosial orang tua terhadap student

Dukungan emosional, orang tua sebagian besar jarang melakukan konsultasi dengan guru kelas terkait perkembangan belajar anaknya di sekolah. Orang tua sebagian besar

Pengaruh Dukungan Orang Tua X4 Terhadap Minat Belajar Siswa Melanjutkan Pendidikan Keperguruan Tinggi Di SMA N 3 Lengayang Kelas XI Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh