• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA KENDARI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA KENDARI

Ramadan, Fatmawati

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Email: Ramadaneldiamond@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang analisis zakat produktif dan bagaimana peran BAZNAS Kota Kendari dalam menyalurkan dana zakat produktif untuk pemberdayaan dan peningkatan ekonomi mustahiq. Dalam hal ini pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana sistem penyaluran zakat produktif pada BAZNAS Kota Kendari (2) bagaimana pemberdayaan ekonomi untuk peningkatan ekonomi mustahiq di BAZNAS Kota Kendari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Sistem penyaluran zakat poduktif pada BAZNAS Kota Kendari yaitu berupa modal usaha yang diberikan kepada mustahiq guna peningkatan ekonomi contohnya usaha kecil menengah, pedagang asongan, pedagang kaki lima, dan juga mempunyai binaan rumah makan BAZNAS Kota Kendari, yang dikelolah oleh mustahiq yang menerima dana zakat produktif. (2) Pemberdayaan yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Kendari untuk peningkatan ekonomi mustahiq yaitu dengan program penyaluran zakat produktif melalui ekonomi, pendidikan, kesehatan, dakwah dan sosial keagamaan.Implikasi dari penelitian ini yaitu : (1) Dalam hal penyaluran zakat produktif BAZNAS Kota kendari harus memproduksi produk sendiri guna mempermudah mustahiq meningkatkan perekonomian. (2) Pemberdayaan zakat produktif yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Kendari seharusnya mengawasi mustahiq dalam mengelolah dan mengembangkan usahanya.

Kata Kunci: Analisis, Zakat Produktif, Ekonomi Mustahik Abstract

A This study discusses the analysis of productive zakat and how the role of BAZNAS in Kendari City in distributing productive zakat funds for empowerment and economic improvement of mustahiq. In this case, the main problems of this research are: (1) How is the distribution system of productive zakat at BAZNAS Kendari City (2) how is economic empowerment to increase the mustahiq economy in BAZNAS Kendari City.The results of this study indicate that: (1) The productive zakat distribution system at BAZNAS Kendari City is in the form of business capital given to mustahiq in order to increase the economy for example small and medium businesses, hawkers, street vendors, and also has a restaurant under the guidance of BAZNAS Kendari City, managed by mustahiq who receive productive zakat funds. (2) Empowerment carried out by BAZNAS Kendari City to improve the mustahiq economy, namely by distributing productive zakat programs through economics, education, health, da'wah and social religion. The implications of this research are: (1) In terms of distributing productive zakat, BAZNAS Kendari City must produce its own products in order to facilitate mustahiq in improving the economy. (2) The empowerment of productive zakat

(2)

carried out by BAZNAS Kendari City should supervise mustahiq in managing and developing their business.

Keywords: Analysis, Productive Zakat, Mustahik Economy

A. Pendahuluan

Kata zakat berasal dari kata zaka yang mempunyai pengertian berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan menurut lisan Arab, arti dasar dari kata zakat, ditinjau dari segi bahasa adalah suci, tumbuh, berkah dan terpuji yang semuanya digunakan dalam Al- Qur’an dan Hadist. Zakat dalam istilah fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang yang diwajibkan Allah swt diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.1

Zakat adalah ibadah Ma’aliyah ijma’iyah (ibadah yang berkaitan dengan ekonomi keuangan masyarakat) dan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang merupakan pokok ajaran Islam, ia merupakan salah satu rukun Islam yang keempat di samping shalat, puasa, dan haji. Umat Islam Indonesia sangat mementingkan ibadah shalat, puasa dan haji, tetapi kurang perhatian terhadap zakat.2

Menurut penafsiran Ibnu Kasir atas firman Allah swt dalam Qs. at-Taubah ayat 103, bahwasannya Allah swt memerintahkan Rasulnya memungut zakat dari umatnya umtuk mensucikan dan membersihkan mereka dari zakat tersebut. Dan Allah swt juga memerintahkan agar Rasulullah berdoa dan beristghfar bagi mereka yang menyerahkan zakatnya.3

Zakat ialah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat jika ditunaikan dengan baik maka kita akan meningkatkan kualitas keimanan, membersihkan serta mensucikan jiwa kita, mengembangkan serta memberkahkan harta yang kita dimiliki. Di sisi lain, zakat juga merupakan salah satu bentuk ibadah yang lebih

1 Irsyad Andriyanto, Pemberdayaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ummat, Jurnal Zakat dan Wakaf, Vol 1, No 2, Desember 2014.

2 Saifudin Zuhri, Zakat di Era Reformasi, (Cet. 1, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walosongo Semarang, 2012), h. 8-9.

3 Ibnu Katsir, Terjemahan Singkat Ibnu Katsir. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1988), jilid IV

(3)

mengedepankan nilai sosial disamping membawa pesan ritual dan spiritual.4

Pengertian zakat menurut bahasa dan istilah mempunyai hubungan yang erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang, bertambah, suci, dan baik.

Sedangkan menurut ketentuan umum Pasal 1 Ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syari‟at Islam.5

Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Zakat ini merupakan babak baru dalam perkembangan sistem zakat di Indonesia, khususnya terkait tata cara pengelolaannya. Melihat amanat yang ada dalam pasal 42 undang-undang 23 tahun 2011 tersebut lebih banyak mengarah kepada pengaturan kelembagaan penghimpunan dana zakat dari pada pengaturan objek zakat, sehingga multi tafsir dari redaksi undang- undang tersebut menjadi perdebatan dikalangan pemerhati zakat.6

Diatas telah dijelaskan mengenahi berbagai definisi zakat menurut bahasa dan istilah dimana zakat sebagai ibadah umat Islam. Oleh karena itu, zakat merupakan konsekuensi akidah yang ditunaikan dengan membayar sejumlah kekayaan yang dimilikinya. Dengan berzakat seseorang telah menunaikan kewajibannya dan juga telah membersihkan hartanya, dan lebih dekat dengan Allah swt. Zakat juga dapat berkembang menjadi konsep kemasyarakatan, dimana seseorang dapat melaksanakan kehidupan bermasyarakat, termasuk didalam masalah ekonomi, dan zakat mampu mengangkat derajat fakir miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Kata Produktif secara bahasa, berasal dari bahasa Inggris “productive” yang berarti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil, banyak menghasilkan barang-barang

4 Musyfikah Ilyas, “Pendayagunaan Zakat Produktif Perspektif Hukum Islam”, jurnal Iqhtishaduna, vol. 2 no. 3 (2020): h. 71

5 Undang-undang Republik nomor 23 tahun 2011, pasal 1 ayat 2 tentang pengelolaan zakat.

6 Andi Safriani, “Tanggung Jawab Negara Terhadap Pengelolaan Zakat Menurut UU No 23 Tahun 2011 Tentang Zakat”, Jurnal Jurisprudenti, Vol. 3. No. 2. (2016). h. 9.

(4)

berharga, yang mempunyai hasil baik. Secara umum produktif berarti “banyak menghasilkan karya atau barang”. Zakat produktif dengan demikian adalah pemberian zakat yang dapat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang telah diterimanya.

Sedangkan secara istilah zakat produktif merupakan zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi, yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik. Dan juga merupakan pengelolaan dan penyaluran zakat produktif yang mempunyai efek jangka panjang bagi para penerima zakat.7

Zakat produktif juga merupakan zakat yang diberikan kepada fakir miskin berupa modal usaha atau yang lainnya yang digunakan untuk usaha produktif yang mana hal ini akan meningkatkan taraf hidupnya, dengan harapan seorang mustahik akan bisa menjadi muzakki jika dapat menggunakan harta zakat tersebut untuk usahanya. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad dimana beliau memberikan harta zakat untuk digunakan sahabatnya sebagai modal usaha.8

Zakat bukanlah sekedar sumbangan melainkan suatu langkah untuk membantu majunya perekonomian umat. Zakat sebagai pemberdayaan ekonomi mustahiq tentu penyalurannya tidak hanya terbatas untuk kehidupan konsumtif bagi para mustahiq saja, akan tetapijuga mampu memberdayakan mustahiq secara langsung untuk kelangsungan hidup bahkan kemajuan perekonomian mustahiq.

Selain itu t zakat produktif juga mempunyai tujuan yaitu:

1. Mengangkat derajat fakir dan miskin serta membantunya keluar dari kesulitan hidup dan penderitaan.

2. Membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh para mustahiq.

7 Nasrullah,“Regulasi Zakat dan Penerapan Zakat Produktif Sebagai Penunjang Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Penelitian Sosiologi Keagamaan. (Inferensi), vol. 9, No. 1, h. 6.

8 Nurnasrina, P. Adiyes Putra, kegiatan Usaha Bank syari’ah, (Yogyakarta: Kalimedia 2017), h. 209.

(5)

3. Menjembatani jurang pemisah antara kaya si yang miskin di dalam suatu masyarakat.

4. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama kepada mereka yang punya harta.

5. Mendidik masyarakat supaya berdisiplin menunaikan kewajiban serta menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.9

Badan Amil Zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat, dan penanggulangan kemiskinan. Tujuan zakat mempunyai sasaran sosial untuk membangun satu sistem ekonomi yang mempunyai kesejahteraan dunia dan akhirat, dan tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif melainkan mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang. Sehubungan dengan itu penyaluran zakat tidak hanya sebatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja jangka pendek (kegiatan konsumtif) karena penggunaan zakat konsumtif hanya dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat jangka pendek, dan keadaan darurat saja. Tetapi zakat dapat pula disalurkan untuk kegiatan jangka panjang untuk mengurangi pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.

Kaitan dengan dana zakat digunakan ke arah produktif kegiatan produksinya bisa sekian macam bentuk. Yusuf al-Qardhawi sebagaimana diambil dari buku Saifudin Zuhri menegaskan bahwa harta zakat diperbolehkan untuk mendirikan pabrik atau perusahaan- perusahaan, di mana kepemilikan dan keuntungannya diperuntukkan untuk fakir miskin sehingga keperluan mereka dapat tercukupi untuk sepanjang masa.10

potensi untuk pemberdayaan ekonomi mustahik dengan menciptakan masyarakat yang berjiwa wirausaha dapat terwujud apabila dihimpun, dikelola, dan didistribusikan oleh badan atau lembaga yang amanah dan profesional. Di Indonesia saat ini ada organisasi

9 Nur Taufiq Sanusi, “Pendayagunaan Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Iqtishaduna, Vol. 2 no. 2 (2020), h. 74.

10 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Cet. 12: Jakarta: Litera Antar Nusa, 2011), h. 39.

(6)

atau lembaga pengelolaan zakat. Keberadaan organisasi tersebut diatur dalam UU No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dilakukan oleh badan yang berbentuk pemerintah atau lembaga yang didirikan oleh masyarakat. Adapun lembaga pengelolaan zakat tersebut adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).

Potensi untuk pemberdayaan ekonomi mustahik dengan menciptakan masyarakat yang berjiwa wirausaha dapat terwujud apabila dihimpun, dikelola, dan didistribusikan oleh badan atau lembaga yang amanah dan profesional. Di Indonesia saat ini ada organisasi atau lembaga pengelolaan zakat. Keberadaan organisasi tersebut diatur dalam UU No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dilakukan oleh badan yang berbentuk pemerintah atau lembaga yang didirikan oleh masyarakat. Adapun lembaga pengelolaan zakat tersebut adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).

Dengan demikian penulis tertarik meneliti pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Kendari, dimana Badan Amil Zakat menyalurkan dana zakat untuk kegiatan produktif.

Dari program-program yang ada di BAZNAS Kota Kendari setidaknya bisa memunculkan usaha untuk pemberdayaan ekonomi mustahik. Dengan berkembangnya usaha dengan modal yang berasal dari zakat akan menyerap tenaga kerja dan berkembangnya usaha bagi para mustahik. Hal ini berarti angka pengangguran bisa dikurangi. Berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang maupun jasa, meningkatkannya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi.

Badan Amil Zakat Nasional Kota Kendari dalam mengelola, mendistribusikan, mendayagunakan dan menyalurkan dana zakat itu menjadi dana zakat produktif untuk bantuan modal usaha, sentral ternak, lapak sampah terpadu, pemberdayaan kampung nelayan, pemberdayaan perempuan, dan latihan kerja dalam rangka pemberdayaan ekonomi para mustahiknya.

(7)

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti sebagai sumber langsung dan instrument penelitian sendiri, yaitu penelitian merupakan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi laporan hasil penelitian, Penelitian adalah pengamatan yang bertumpu pada sumbar data berdasarkan situasi yang terjadi atau sosial situacion. Sumber data penelitian yang penerapannya dilakukan pada jenis penelitian kualitatif. Tetapi dalam penelitian ini, sebatas pada sumber data atau informasi yang dijadikan sebagai sumber data penelitian ini. Penelitian ini tidak menggunakan populasi dan sampel, karena populasi dan sampel digunakan dalam penelitian yang bersifat kuantitatif sedangkan penelitian ini bersifat kualitatif dan tidak bermaksud menggeneralisasi hasil akhir penelitian dan kesimpulan deduktif Jadi yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah Analisis Zakat Produktif terhadap Pemeberdayaan Ekonomi Mustahik Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Kendari.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Sistem Penyaluran Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq Di BAZNAS Kota Kendari

Penyaluran Zakat Produktif adalah pendistribusian harta dari orang-orang kelebihan kepada orang-orang yang kekurangan harta (mustahiq) dalam bentuk barang-barang produktif atau bentuk pemberian modal bergilir, baik untuk permodalan proyek sosial, maupun sebagai modal usaha untuk menjalankan usaha, untuk membantu atau bagi pembangunan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.

Penyaluran juga merupakan sesuatu yang disalurkan atau sebuah pemberian baik dalam bentuk material maupun nonmaterial, dan juga berarti sebuah ulur tangan yang disalurkan kepada beberapa orang atau beberapa tempat. Oleh karena itu, kata menyalurkan mengandung makna pemberian harta zakat kepada para musthaiq secara konsumtif dan produktif.

(8)

1. Penyaluran Zakat di BAZNAS Kota Kendari

Adapun jumlah mustahiq penerima zakat menurut delapan ashnaf (golongan) yang berhak menerima zakat di Kota Kendari sebagai berikut:

Tabel 1. Penyaluran Zakat Menurut Ashnaf (Dalam Orang) BAZNAS Kota Kendari

Tahun Fakir Miskin

Amil Riqab Ghari min

Mualla f

Fii sabilillah

Ibnu Sabil

jumlah

2017 1.041 101 - - 20 128 1290 2.580

2018 945 101 - - - 1 1047 2.049

2019 1.144 101 - - - 3 1248 2.496

Jumlah 3.130 303 - - 20 132 3.585 7.125

Sumber: BAZNAS Kota Kendari

Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa penyaluran zakat menurut ashnf di BAZNAS Kota Kendari mulai tahun 2017 sampai 2019 mereka hanya memprioritaskan penyaluran zakat kepada 5 golongan karena menurut hasil wawancara yang dilkukan dengan bapak H. Alimuddn K. Yang mengatakan:

“Dalam penyaluran zakat ini kami proritaskan kepada Fakir miskin, amil, muallaf dan fii sabilillah karena kalau riqab sekarangkan sudah tidak ada perbudakan jadi kami tidak memberikan zakat, kalau gharimin sampai sekarang juga belum ada orang yang datang kepada kami mengatakan dia dililit utang”.11

Pemberian zakat pada mustahiq,secara konsumtif dan produktif perlu dilakukan sesuai kondisi mustahiq, amil harus memastikan kelayakan para mustahiq, apakah mereka dapat dikategorikan mustahiq konsumtif atau produktif. Adapun di BAZNAS Kota Kendari menentukan beberapa kriteria menjadi mustahiq di

11Alimuddin, Ketua Harian BAZNAS, Wawancara, Kendari, 27 Mei 2021.

(9)

antaranya: Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, tempat tinggal yang kurang memadai dan tidak mampu membayar biaya sekolah anak-anaknya.

Pemberian dana zakat yang diberikan kepada diproduktifkan pada setiap hal yang dapat membantu dalam meningkatan produktifitas para mustahik, dibandingkan dengan pemberian dana zakat yang ditujukan hanya sebagai dikonsumsi, diharapkan juga dana zakat produktif yang diberikan oleh baznas akan dikelola dengan baik untuk menghasilkan suatu produksi secara berkelanjutan yang nantinya apabila produktifitas terus meningkat akan meningkatkan pendapatan ekonomi mustahik.

Namun seleksi BAZNAS terhadap mustahiq tidak hanya sampai disini, bukan berararti BAZNAS langsung memberi bantuan tanpa ada tindakan selanjutnya, akan tetapi pengurus BAZNAS juga melakukan survey lagsung kerumah mustahiq yang sudah didata dan juga berdasarkan data yang ada dikelurahan dan kemudian dicocokkan dengan data yang ada di tingkat RT dan RW.

2. Jumlah nomnal zakat disalurkan

Adapun penyaluran zakat menurut 8 ashnaf (golongan) yang berhak menerima zakat dilihat dari nominal jumlah dana zakat yang disalurkan BAZNAS Kota Kendari sebagai berikut:

Tabel 2. Penyaluran Zakat Menurut Ashnaf (dalam Rupiah) BAZNAS Kota Kendari

Tahu n

Fakir Miskin

Amil Muallaf Riqa b

Ghari min

Fii sabililla

h Ibn

u sab

il

Jumlah

(10)

2017 377.250.00 0

99.949.00 0

25.000.0 00

- - 64.000.0

00

- 566.199.000 2018 321.000.00

0

74.960.00 0

12.500.0 00

- - 10.000.0

00

- 418.460.000 2019 416.000.00

0

120.657.0 00

- - - 15.195.0

40

- 551.852.040 Juml

ah

1.114.250.

000

295.566.0 00

37.500.0 00

89.195.0 40

1.536.511.

040 Sumber: Baznas Kota Kendari

Adapun penyaluran zakat produktif menurut bidang dilihat dari jumlah nominal dana zakat yang disalurkan BAZNAS Kota Kendari kepada mustahiq sebagai berikut:

Tabel 3. Penyaluran Zakat Menurut Bidang (Dalam Rupiah) Baznas Kota Kendari

Tahun Ekonomi Pendidikan Kesehatan Dakwah Sosial Jumlah 2017 46.000.000 90.000.000 46.300.000 25.000.000 42.500.000 249.800.00

0 2018 63.000.000 40.000.000 26.260.000 36.500.000 74.500.000 240.260.00 0 2019 153.000.00

0

88.000.000 29.580.000 69.000.000 88.778.125 428.368.12 5 Jumla

h

262.000.00 0

218.000.00 0

102.140.00 0

130.500.00 0

205.778.12 5

918.428.12 5 Sumber: Baznas Kota Kendari

Berdasarkan tabel III dan IV dapat disimpulkan bahwa jumlah dana zakat yang telah disalurkan BAZNAS Kota Kendari terhitung dari tahun 2017-2019 dilihat menurut ashnaf (golongan) yaitu sebesar Rp.1.536.511.040 dan menurut bidang yaitu sebesar Rp.918.428.125. jadi jumlah keseluruhan dana yang telah disalurkan BAZNAS Kota Kendari terhitung dari tahun 2017-2019 dilihat menurut ashnaf dan bidang sebesar Rp.2.454.939.165.

Dana zakat produktif yang diberikan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Kendari diharapkan juga dapat memberikan manfaat serta perubahan hidup mustahik ke arah yang lebih baik lagi. Tujuan dari program tersebut adalah agar membantu masyarakat dalam membangun lumbung perekonomiannya guna

(11)

menompang stiap kebutuhan sehari-harinya atau juga pengalokasian zakat produktif dilakukan agar membantu meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Ini dilakukan agar supaya para mustahik bisa diberdayakan dan tidak diberi santunan atau secara terus menerus. Mengenai perubahan hidup mustahik setelah mendapatkan manafaat dana zakat untuk modal usaha.

2. Pemeberdayaan Zakat Produktif Untuk Peningkatan Ekonomi Mustahiq Di BAZNAS Kota Kendari

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki sert berupaya mengembangkannya.12

Secara konseptual pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata”power”

(kekuasaan atau keberdayaan), pemberdayaan sering diartikan sebagai perolehan kekuatan dan akses terhadap sumber daya. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan baik mustahiq dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan ini berarti diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi diriya dapat dikatakan bahwa mustahiq yang diberdayakan adlah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihannya.13

Adapun Kegiatan pemberdayaan tersebut yaitu dilakukan dengan memberikan dana zakat untuk usaha produktif supaya dapat memberikan semangat kepada para mustaḥiq yang kekurangan modal usaha, sehingga dengan bantuan tersebut dapat memberikan motivasi serta dapat membangkitkan semangat mustahiq untuk berhasil. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan oleh lembaga amil sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat,

12 Armiadi Musa, “Majalah Baitul Mal Provinsi Sultra”, Kendari: 2015.

13 Muzakir Sulaiman, Zakat Produktif, (Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh NASA 2013). h. 23.

(12)

mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.14

Kegiatan pemberdayaan berikutnya adalah pembinaan dan pendampingan.

Pembinaan diarahkan pada aktivitas koordinasi dan konsultasi. Koordinasi dan konsultasi difokuskan pada pengidentifikasian jenis usaha yang sesuai dengan potensi mustahiq, perumusan strategi bisnis, model pengelolaan usaha, managemen keuangan, managemen sumber daya manusia, hingga membangun akses kelembaga pembiayaan. Dengan demikian para mustahiq dapat mengambil keputusan yang lebih tepat terkait dengan rencana usaha yang akan dirintis. Ketika usaha yang dirintis dan dikelola mustahiq beroperasi dan menunjukkan perkembangan atau kemajuan usahanya. Pembinaan sendiri dilakukan satu kali pada waktu sosialisasi penyerahan dana produktif di BAZNAS Kota Kendari. Seharusnya sosialisasi dilakukan setiap satu bulan sekali agar usaha mustahiq dapat berkembang.

Kegiatan berikutnya adalah pendampingan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan berbagai alternatif solusi berkenaan dengan pengoperasian dan penyelesaian kendala usaha yang dihadapi oleh kelompok usaha mustahiq.

Dan kegiatan pemberdayaan yang terakhir yaitu kegiatan pengawasan dan evaluasi kinerja mustahiq. Kegiatan pengawasan tidak dilakukan setiap sebulan sekali. Evaluasi yang dilakukan BAZNAS Kota Kendari tidak begitu efisien, dikarenakan tidak dilakukan evaluasi secara rutin.

Kegiatan pendataan, pembinaan, pendampingan dan pengawasan tersebut diperlukan dalam penyaluran zakat secara produktif juga dapat menghilangkan sifat bermalas- malasan dengan hanya mengharapkan bantuan dari orang lain.

14 Moh. Toriquddin, Pengelolaan Zakat Produktif di Rumah Zakat Kota Malang Perspektif Maqashid Al Syariah Ibnu ‘Asyur, di Kabupaten Malang, Vol. 16 No. 1 Maret 2015.

(13)

Sehingga dapat menciptakan sebuah mata pencaharian yang akan mengangkat kondisi ekonomi para mustaḥiq, sehingga diharapkan lambat laun mereka akan dapat keluar dari jerat kemiskinan, lebih dari itu mereka dapat mengembangkan usaha sehingga dapat menjadi seorang muzakki.

Program pemberdayaan zakat produktif untuk peningkatan ekonomi mustahiq yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Kendari dengan tujuan akhir mentransformasi mustahiq menjadi muzakki. Adapun sasaran pemberdayaan ekonomi yaitu sebagai

berikut :

Musthiq yang tergolong sah sehat fisik, jasmani tetapi tidak memiliki keterampilan apapun, ataupun sering disebut masyarakat miskin yang kurang pendidikan dan keahlian.

Mustahiq yang memiliki keahlian atau usaha micro tetapi kesulitan mengakses modal usaha di bank atau lembaga keuangan lainnya yang disebabkan rumitnya prosedur dan butuhnya jaminan untuk mendapatkan modal usaha tersebut.

Memberdayakan pelajar yang kurang mampu dengan memberikan beasiswa kepada pelajar yang membutuhkan dan mempunyai keterampilan.

Zakat produktif merupakan pemberian zakat yang dapat penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus dengan harta yang telah diterimanya.

Pemberian dan yang bersifat produktif dapat berupa pemberian modal untuk memberdayakan ekonomi mustahiq supaya mereka dapat memutarkan dana tersebut dalam bentuk usaha yang nantinya mampu memberikan penghasiln konsisten untuk membiayai kehidupannya. Dengan dana tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha, serta bisa menyisihkan untuk menabung.15

Tujuan pemberdayan zakat produktif untuk peningkatan ekonomi mustahiq yaitu membantu mustahiq memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

15 Adi Muslih Saputro, Peran Dana Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq, (Studi Kasus Yayasan Solo Peduli 2017). h. 7.

(14)

menentukan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Dan juga untuk mengembangkan usaha mustahiq agar dapat meningkatkan perekonomian dan pendidikan yang lebih baik guna kepentingan umat. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki antara lain mentransfer daya dari lingkungan sekitarnya.

Pemberdayaan untuk peningkatan ekonomi mustahiq bertujuan untuk menggerakkaan potensi atau daya yang dimiliki mustahiq, untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan mustahiq. Dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan akan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi sebuah tindakan yang nyata.16

Pada dasarnya pemberdayaan yang dilakukan pada BAZNAS Kota Kendari, memiliki tujuan sebagai upaya kehidupan musthiq dapat meningkatkan taraf hidup yang sejahtera. Sehingga dengan adanya peningkatan taraf hidup tersebut di harapkan juga masyarakat miskin dapat melanjutkan pada pencaharian untuk menunjang hidup sehari-hari. Sebagai sumber penghasilan untuk melengkapi segala kebutuhan mustahiq.

Pemberdayaan ekonomi merupakan proses pembangunan dimana mustahiq memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

Dengan adanya pemberdayaan ekonomi dapat menumbuh kembangkan pendapatan ekonomi mustahiq guna meningkat kesejahteraan bagi mustahiq.17

Kegiatan pemberdayaan ekonomi terdiri dari dua aktivitas yaitu pengumpulan dan penyaluran zakat. Kegiatan penyaluran zakat produktif dikaitkan ke dalam bentuk- bentuk pemberdayaan ekonomi para mustahiq. Bentuk-bentuk program pemberdayaan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk penyaluran zakat.

Dalam hal ini, penyaluran zakat dapat berbentuk zakat konsumtif (sembako) atau

16 Bariadi, Lili dan Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka Amri 2005). h. 18.

17Achmad Hidayat Syaiful Anwar, Model Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq Melalui Zakat, Jurnal Jeam, Vol. XV, 2016.

(15)

dirupakan dalam bentuk uang tunai. Zakat juga dapat disalurkan dalam bentuk beasiswa, pendidikan, pelatihan dan pembinaan, sarana dan prasarana serta modal usaha produktif.

Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan yang produktif.

Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunya konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seprti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan pekerjaan. Dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat produktif tersebut.

Pengembangan zakat produktif yaitu dengan cara menjadikan dana zakat produktif sebagai modal usaha untuk peningkatan ekonomi mustahiq dan juga dengan dana zakat tersebut dapat membiayaai kehidupanya secara konsisten serta dapat mengembangkan usaha sehingga dapat menyisihkannya untuk menabung.

Dana zakat produktif yang dikelola oleh BAZNAS Kota Kendari dalam melakukan kegiatan penyaluran zakat produktif tidak langsung memberikan zakat begitu saja melainkan mereka melakukan pendandampingan, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat produktif benar-benar dijadikan modal usaha sehingga mustahiq dapat memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.

Adapun bentuk-bentuk pemberdayaan ekonomi mustahiq yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Kota kendari yaitu Pemberdayaan melalui ekonomi yaitu dengan memberikan modal usaha kepada pedagang kaki lima, modal usaha micro dan UMKM Kota Kendari. Pemberdayaan melalui pendidikan yaitu dengan memberikan bantuan berupa beasiswa kepada pelajar yang berprestasi, dan memberikan santunan kepada pelajar yang melanjutkan studi ke Al-Azhar Cairo, Mesir. Pemberdayaan melalui kesehatan yaitu memberikan santunan kepada lansia yang melakukan pengobatan dalam hal ini kekuraangan biaya pengobatan.

Pemberdayaan melalui dakwah yaitu dengan memberikan uang saku kepada guru- guru ngji dan juga para hafidz dan hafidzoh. Pemberdayaan melalui keagamaan

(16)

yaitu dengan membantu memberikan bantuan dana zakat kepada korban bencana alam dan membantu mustahiq yang membutuhkan dana guna bedah rumah (lanjut usia).18

D. Penutup

1. Kesimpulan

Sistem penyaluran zakat produktif di BAZNAS Kota Kendari dibagi menjadi tiga prioritas yaitu Prioritas pertama yang terdiri atas fakir, miskin, amil, muallaf yang bentuk pemberiannya berupa uang dan bantuan pokok yang sangat dibutuhkan yang diserahkan langsung ke mustahiq. Prioritas kedua fi sabilillah yang biasanya diberikan kepada anak sekolah atau pelajar yang kurang mampu berupa beasiswa, akan tetapi beasiswa tidak langsung diberikan seluruhnya kepada pelajar tersebut melainkan dipakai untuk membayar langsung kesekolah yang bersangkutan.Prioritas ketiga yaitu berupa modal usaha yang diberikan kepada mustahiq guna meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi. Sasaran pemberdayaan zakat produktif untuk peningkatan ekonomi mustahiq yaitu Musthiq yang tergolong sah sehat fisik, jasmani tetapi tidak memiliki keterampilan apapun, ataupun sering disebut masyarakat miskin yang kurang pendidikan dan keahlian. Mustahiq yang memiliki keahlian atau usaha micro tetapi kesulitan mengakses modal usaha di bank atau lembaga keuangan lainnya yang disebabkan rumitnya prosedur dan butuhnya jaminan untuk mendapatkan modal usaha tersebut. Memberdayakan pelajar yang kurang mampu dengan memberikan beasiswa kepada pelajar yang membutuhkan dan mempunyai keterampilan.

2. Saran

a. Dalam hal penyaluran dana zakat produktif seharusnya BAZNAS Kota Kendari berkolaborasi dengan BAZNAS Provinsi Sultra guna pengembangan modal usaha micro dan pedagang kaki lima dalam hal memproduksi barang dagangan atau membuat produk khusus BAZNAS guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mustahiq.

b. Dalam pemberdayan ekonomi mustahiq di BAZNAS Kota Kendari perlu adanya

18 http://baznaskota.kendari.go.id/bentukpemberdayaan. ( Kendari: 9 juni 2021).

(17)

pengawasan kepada mustahiq yang menerima zakat produktif berupa modal usaha agar usaha yang dijalankan dan dapat perkembang sehingga tujuan dari pemberdayaan zakat produktif yaitu mustahiq menjadi muzakki dapat selalu terwujudkan.

Daftar Pustaka Buku

Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. (Cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).

Saifudin Zuhri, Zakat di Era Reformasi, (Cet. 1, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walosongo Semarang, 2012).

Ibnu Katsir, Terjemahan Singkat Ibnu Katsir. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1988).

Nurnasrina, P. Adiyes Putra, kegiatan Usaha Bank syari’ah, (Yogyakarta: Kalimedia 2017).

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Cet. 12: Jakarta: Litera Antar Nusa, 2011).

Muzakir Sulaiman, Zakat Produktif, (Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh NASA 2013).

Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. (Yogyakarta: Gava Media 2004).

Moh. Toriquddin, Pengelolaan Zakat Produktif di Rumah Zakat Kota Malang Perspektif Maqashid Al Syariah Ibnu ‘Asyur, di Kabupaten Malang, Vol. 16 No. 1 Maret 2015.

Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: Gema Insani Press 2002).

Bariadi, Lili dan Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka Amri 2005).

Sapiudin Shidiq, fikih Kontemporer. (Jakarta: Kencana 2016).

Jurnal

Andi Safriani, “Tanggung Jawab Negara Terhadap Pengelolaan Zakat Menurut UU No 23 Tahun 2011 Tentang Zakat”, Jurnal Jurisprudenti, Vol. 3. No. 2. (2016). h. 9.

Irsyad Andriyanto, Pemberdayaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ummat, Jurnal Zakat dan Wakaf, Vol 1, No 2, Desember 2014.

Nur Taufiq Sanusi, “Pendayagunaan Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Iqtishaduna, Vol. 2 no. 2 (2020), h. 74.

(18)

Musyfikah Ilyas, “Pendayagunaan Zakat Produktif Perspektif Hukum Islam”, jurnal Iqhtishaduna, vol. 2 no. 3 (2020).

Nasrullah,“Regulasi Zakat dan Penerapan Zakat Produktif Sebagai Penunjang Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Penelitian Sosiologi Keagamaan. (Inferensi), vol. 9, No. 1.

Adi Muslih Saputro, Peran Dana Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq, (Studi Kasus Yayasan Solo Peduli 2017).

Achmad Hidayat Syaiful Anwar, Model Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq Melalui Zakat, Jurnal Jeam, Vol. XV, 2016.

Websites

Armiadi Musa, “Majalah Baitul Mal Provinsi Sultra”, Kendari: 2015.

http://baznaskota.kendari.go.id/bentukpemberdayaan. ( Kendari: 9 juni 2021).

Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Zakat.

Gambar

Tabel 1. Penyaluran Zakat Menurut Ashnaf (Dalam Orang) BAZNAS Kota  Kendari
Tabel 2. Penyaluran Zakat Menurut Ashnaf (dalam Rupiah) BAZNAS Kota  Kendari
Tabel 3. Penyaluran Zakat Menurut Bidang (Dalam Rupiah) Baznas Kota  Kendari

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa pola improvisasi permainan instumen cello keroncong

pemungkinan yang dilakukan pada Pemberdayaan Perempuan Kelompok Wanita Tani sudah dilakukan dengan baik dan memberikan dampak pada peningkatan ekonomi keluarga

Pembuatan metode pembelajaran dengan multimedia animasi materi-materi dari mata kuliah Teori Organisasi Umum menjadi suatu materi yang menarik, inovatif dan merangsang

1) Dapat menumbuhkan semangat kebangsaan melalui nilai- nilai keteladanan pahlawan nasional kepada siswa sebagai generasi penerus bangsa. 2) Dapat memberikan

Penelitian dilakukan dengan cara mengukur produktivitas siswa sebelum menggunakan alat kerja baru, dan sesudah menggunakan selama 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.. Jadi

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rekrutmen tenaga kerja pada suatu proyek dapat mempengaruhi terjadinya penyimpangan biaya tenaga kerja, dimana masalah pada kurang

Bagi program studi yang mengajukan Akreditasi ulang maka status, peringkat dan nilai Akreditasi yang sah adalah yang.. ditetapkan pada keputusan ini, sehingga

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial pada siswa SMA yaitu dengan diberikannya konseling multibudaya supaya mereka mampu menghargai perbedaan yang dimiliki