• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA (BUMA) JOB SITE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA (BUMA) JOB SITE"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

RIVELINO HARLIDIWAN SAPUTRA NIM. 100500216

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) Di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Job Site PT. Lanna Harita Indonesia (LHI) Kelurahan Sungai Siring, Kotamadya Samarinda

Nama : Rivelino Harlidiwan Saputra N I M : 100500216

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Dyah Widyasasi, S.Hut., MP Andrew Stefano, ST, MT Husmul Beze, S.Hut., M.Si NIP.197101031997032001 NIP.197603152009121002 NIP.197906132008121003

Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Geoinformatika, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Dyah Widyasasi, S.Hut., MP NIP.197101031997032001

Lulus ujian pada tanggal : ……….

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur patut penulis panjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memelihara hidup dan kehidupan atas berkat dan kasih sayang serta pemeliharaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Job Site PT. Lanna Harita Indonesia (LHI) serta menyusunnya dalam bentuk buku Laporan Praktik Kerja Lapang.

Dalam penyusunan dan penyelesaian laporan ini penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan kepada :

1. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut., MP. selaku Ketua Program Studi Geoinformatika, dosen pengantar ke tempat PKL dan juga sebagai dosen pembimbing.

2. Bapak Andrew Stefano, ST., MT. dan Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si.

selaku dosen penguji.

3. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

5. Bapak Jeffry Walelang dan bapak Dimas yang telah banyak membantu dalam proses penempatan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.

6. Ibu Ardaningrum dan Ibu Marlina yang telah banyak memberikan induksi pra kerja Praktek Kerja Lapang (PKL) pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.

7. Bapak Karmin Suganda selaku Section Head Engineering.

8. Bapak Bagus Amirrulah selaku Supervisor Mine Plan.

9. Bapak Solekhan selaku Supervisor Surveyor.

10. Kedua orangtua dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan dorongan dan banyak membantu baik moril maupun materiil.

11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam menyusun laporan ini penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan yang tersaji dalam laporan ini. Oleh sebab itu, penulis ingin memohon maaf yang sebesar–besarnya atas kesalahan dan kekurangan serta besar harapan kiranya tulisan ini juga bermanfaat bagi siapa saja yang berkenan membacanya.

Penulis Kampus Sei. Keledang, 13 Mei 2013

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...………... iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... . vi

DAFTAR GAMBAR ………... viii

I. PENDAHULUAN...………... 1

A Latar Belakang ...…..………... 1

B Tujuan ...……….... 4

C Letak Lokasi Perusahaan .. ....…...………... 4

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……….. 5

A Keadaan Umum Perusahaan ....…..………. . 5

B Manajemen Perusahaan ...………... 9

C Waktu Dan Tempat PKL ...……….... 11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 12

A Pengukuran Boundary Batas Tanah ...………... 12

1. Tujuan Kegiatan ...…..………... 12

2. Dasar Teori ...…...………... 12

3. Alat dan Bahan ...…...………... 14

4. Prosedur Kerja ...…..…...………... 14

5. Hasil yang dicapai ...…..……...………... 15

6. Pembahasan ...…..………...………... 15

B Pengukuran Top Coal ………... 16

1.Tujuan Kegiatan ...…..………... 16

2. Dasar Teori ...…...……….. 16

3. Alat dan Bahan ...…...……….... 18

4. Prosedur Kerja ...…..…...……….... 18

5. Hasil yang dicapai ...…..……...………... 19

6. Pembahasan ...…..………...………... 20

C Pengukuran Progress ....………... 21

1. Tujuan Kegiatan ...…..………... . 21

2. Dasar Teori ...…...……….. 21

3. Alat dan Bahan ...…...……….... 22

4. Prosedur Kerja ...…..…...……….... 22

5. Hasil yang dicapai ...…..……...………. ... 23

6. Pembahasan ...…..………...………. .. 23

(5)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...…...………. . 25

A Kesimpulan ...…..…...……….. 25

B Saran ...…..……...………... 25

DAFTAR PUSTAKA ...…..…...……… 26

LAMPIRAN ...…..…...……… 28

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama PKL

di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Lanna Harita

Indonesia ... 11

2

Hasil Kerja Lapangan Pengukuran Boundary Batas Tanah ... 15

3

Hasil Kerja Lapangan Pengukuran Top Coal ... 19

4

Hasil Kerja Lapangan Pengukuran Progress ... 23

Lampiran 1. Data Pengukuran Boundary Batas Tanah 15 Maret 2013 ... 28

2. Data Pengukuran Boundary Batas Tanah 25 Maret 2013 ... 28

3. Data Pengukuran Boundary Batas Tanah 6 April 2013 ... 28

4. Data Pengukuran Top Coal 11 April 2013 ... 28

5. Data Pengukuran Top Coal 23 April 2013 ... 29

6. Data Pengukuran Top Coal 4 April 2013 ... 29

7. Data Pengukuran Top Coal 5 April 2013 ... 30

8. Data Pengukuran Top Coal 5 April 2013 ... 30

9. Data Pengukuran Top Coal 7 April 2013 ... 30

10. Data Pengukuran Top Coal 9 April 2013 ... 31

11. Data Pengukuran Top Coal 14 April 2013 ... 31

12. Data Pengukuran Top Coal 15 April 2013 ... 31

13. Data Pengukuran Top Coal 21 April 2013 ... 32

14. Data Pengukuran Top Coal 22 April 2013 ... 32

15. Data Pengukuran Progress 7 Maret 2013 ... 32

16. Data Pengukuran Progress 17 Maret 2013 ... 33

17. Data Pengukuran Progress 28 Maret 2013 ... 34

18. Data Pengukuran Progress 17 April 2013 (Blok Muara Badak) ... 35

19. Data Pengukuran Progress 17 April 2013 (Blok Tanah Datar) ... 38

20. Data Pengukuran Progress 18 April 2013 ... 38

(7)

21. Data Pengukuran Progress 20 April 2013 ... 40

22. Data Pengukuran Progress 21 April 2013 ... 41

23. Data Pengukuran Progress 23 April 2013 (Front Pit 68) ... 43

24. Data Pengukuran Progress 23 April 2013 (Pit 88) ... 45

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Struktur Organisasi Departemen Engineering PT. BUMA Job Site

PT. LHI ... 8

Lampiran 2. Total Station yang Digunakan ... 46

3. Tripod yang Digunakan ... 46

4. Stick Prisma (Jalon) yang Digunakan ... 47

5. Pita Survei yang Digunakan ... 47

6. Prisma yang Digunakan ... 48

7. Payung yang Digunakan ... 48

8. Pemasangan Boundary Batas Tanah ... 49

9. Pengukuran Top Coal ... 49

10. Pengukuran Progress ... 50

11. Struktur Organisasi Departemen Engineering PT. BUMA Job Site PT. LHI ... 51

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batubara merupakan salah satu sumberdaya energi yang dimiliki oleh Indonesia selain minyak bumi dan gas alam. Batubara sudah sejak lama digunakan, terutama untuk kegiatan produksi pada industri semen dan pembangkit listrik.

Batubara dapat dikatakan juga sebagai energi alternatif yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan peran bahan bakar minyak (BBM) dalam kegiatan produksi. Apalagi beberapa tahun terakhir ini harga BBM terus mengalami kenaikan dan hal ini sangat dirasakan dampaknya oleh pelaku ekonomi di Indonesia. Beberapa perusahaan diantaranya telah mulai beralih menggunakan batubara sebagai bahan bakar dan hal ini ternyata sangat efektif dalam menekan biaya produksi.

Untuk saat ini, pemasokan batubara ke beberapa daerah di dalam negeri masih tampak lancar. Akan tetapi, apabila seluruh perusahaan di Indonesia telah menggunakan batubara, maka kelancaran pemasokan kebutuhan harus tetap terjaga ketersediaannya. Selain jaminan pemasokan batubara, sarana transportasi seperti jalan dan kendaraan sangat mempengaruhi kelancaran pengiriman batubara di masa mendatang sehingga harus diantisipasi sejak dini.

Potensi sumber daya batubara Indonesia diperkirakan mencapai 57,85 miliar ton. Jumlah tersebut terdiri dari 20,53 miliar ton dikategorikan sebagai yang terindikasi (indicated) dan 12,47 miliar ton termasuk kategori sumber daya yang

(10)

terukur (measured). Sebanyak 6,98 miliar ton di antaranya termasuk ke dalam kategori cadangan (reserve) yang siap tambang (mineable).

Sekitar 52,15% cadangan batubara Indonesia tersebar di Kalimantan, 47,35%

tersebar di Sumatera dan sisanya terdapat di Jawa, Sulawesi dan Papua, itupun masih termasuk kategori sumber daya (terukur dan terindikasi) (Yuwono, 2001).

Oleh karena itu, produksi batubara perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan di bumi ini. Bagi Indonesia batubara merupakan sumber daya alam yang penting, karena sebagian besar hanya terdapat di Pulau Kalimantan. Pada masa otonomi khusus (Otsus) yang sedang berlangsung di Provinsi Kalimantan Timur memberikan dampak positif dalam perkembangan pendidikan, khususnya pendidikan survei tambang di perguruan tinggi yang ada di Samarinda. Pendidikan itu merupakan salah satu prioritas utama yang harus dikembangkan karena pendidikan merupakan kunci dari pembangunan daerah. Di dalam pendidikan di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk menguasai setiap bidang ilmu pengetahuan yang ditekuninya dan mahasiswa harus mengikuti semua tahapan-tahapan yang ditetapkan di perguruan tinggi untuk menyelesaikan studi.

Menurut Anonim (2007), PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) adalah perusahaan kedua yang terbesar di Indonesia dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam penambangan batubara yang saat ini sedang melakukan eksplorasi di daerah Kalimantan khususnya di kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kotamadya Samarinda, Kalimantan Timur.

(11)

Praktik Kerja Lapang merupakan suatu syarat yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa/i yang menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebelum mereka mengerjakan Tugas Akhir (TA) dalam rangka untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Sesuai dengan perihal tersebut maka mahasiswa Program Studi Geoinformatika pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga melalui tahapan tersebut.

Praktik Kerja Lapang yang dilakukan pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat secara teori pada bangku kuliah pada program studi Geoinformatika khususnya pada bidang survei.

Kegiatan praktik kerja lapang yang dilaksanaan pada semester akhir ini juga dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman yang lebih nyata dalam dunia kerja bahkan boleh jadi memberi wawasan baru dalam dunia wirausaha untuk bekal menciptakan dunia kerja setelah mahasiswa menyelesaikan kuliah.

Untuk membekali mahasiswa agar mendapatkan keterampilan yang cukup dan pemahaman mengenai wirausaha yang tepat maka mahasiswa diberikan tugas Praktik Kerja Lapang (PKL), salah satunya di perusahaan tambang khususnya batu bara, ini merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan dan berkembang pesat dewasa ini, sehingga pengetahuan tentang proses awal hingga akhir dari kegiatan penambangan itu dapat dipelajari dengan tetap disesuaikan dengan disiplin ilmu yang sedang dijalani sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengertian sesuai dengan bidang keahliannya.

(12)

B. Tujuan

Maksud dari kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut kepada mahasiswa dalam melihat dunia kerja yang sesungguhnya, setelah kegiatan pemetaan eksplorasi yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga pola pikir mahasiswa menjadi lebih meningkat dan berorientasi untuk masa depan. Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah:

1. Mengetahui kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. BUMA.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan penambangan pada tambang batubara.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT. BUMA Job Site PT. LHI, Kecamatan Samarinda Utara adalah :

1. Dapat memahami proses penambangan dari awal hingga penutupan pertambangan.

2. Dapat memperoleh wawasan untuk mengendalikan area tambang (Control Pit) supaya tidak terjadi longsor atau retakan.

3. Memberikan pengalaman serta keterampilan kepada mahasiswa sebagai tenaga terampil, serta membentuk tanggung jawab tehadap diri sendiri dan tidak terjadi ketergantungan terhadap profesi kerjanya tapi juga mampu menjadi suatu prestasi kerja sehingga dapat bekerja lebih baik di perusahaan lain yang akan ditempati suatu saat nanti.

(13)

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) adalah perusahaan kontraktor terbesar kedua di Indonesia yang begerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara.

PT. BUMA pada awalnya bergerak di bidang kontraktor kelapa sawit, mengetahui bahwa Sumber Daya Alam (SDA) yang berada di Kalimantan khususnya Kalimantan Timur banyak mengandung bahan tambang dalam hal ini batubara yang bisa menghasilkan sebuah penghasilan besar. Maka sejak tahun 2003, PT. Bukit Makmur Mandiri Utama sudah menggeluti bidang penambangan batubara ini dan hasilnya sangat memuaskan maka sejak itu PT. Bukit Makmur Mandiri Utama banyak sekali mendapatkan Job Site, yaitu :

a. PT. BUMA Job Site PT. LHI b. PT. BUMA Job Site PT. ADARO c. PT. BUMA Job Site PT. SENAKIN d. PT. BUMA Job Site PT. KIDECO e. PT. BUMA Job Site PT. LATI

f. PT. BUMA Job Site PT. KPC DARMA HENWA g. PT. BUMA Job Site PT. PIK

h. PT. BUMA Job Site PT. GBP i. PT. BUMA Job Site PT. ARUTMIN

(14)

PT. Bukit Makmur Mandiri Utama dalam melakukan pertambangan juga mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerjanya sehingga dalam hal ini PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Job Site PT. Lanna Harita Indonesia (LHI) mendapatkan sebuah penghargaan dari beberapa pihak, yaitu:

a. Piagam penghargaan dari gubernur Kalimantan Timur karena telah berpartisipasi dalam hal KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3).

Dalam rangka ini PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (PT. BUMA) ditetapkan sebagai perusahaan yang nihil kecelakaan (Zero Insident).

b. Piagam penghargaan dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi karena telah berpartisipasi dalam hal NIHIL KECELAKAAN dan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (PT. BUMA) ditetapkan sebagai perusahaan yang peduli terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) karyawan tambang batubara yang beroperasi di bawah aliansi PT. Lanna Harita Indonesia (LHI).

Tambang batubara BUMA beroperasi dibawah aliansi PT. Lanna Harita Indonesia (LHI), bertempat di Jalan Bukit Seribu (Poros Samarinda – Bontang), Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kotamadya Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Pada Tahun 2001, PT. Lanna Harita Indonesia melakukan kesepakatan kerja dalam bentuk aliansi dimana PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengambil alih sementara operasi pertambangan milik PT. Lanna Harita Indonesia (LHI) di Samarinda Utara termasuk pengoperasian dan reparasi peralatan berat. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama bertanggung jawab terhadap

(15)

seluruh operasi pertambangan, mulai dari penyiapan lahan, penggalian overburden, penambangan batubara, transportasi batubara ke atas kapal serta rehabilitasi area tambang. Jasa lainnya adalah perencanaan tambang dan penjaminan mutu. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama merupakan kontraktor utama yang melakukan kegiatan operasional tambang (Anonim, 2011).

Kegiatan yang dilakukan oleh PT. BUMA Job Site PT. LHI dibantu oleh beberapa sub kontraktor yaitu :

a. PT. Mitra Indah Lestari (MIL) sebagai kontraktor angkutan batubara.

b. PT. BIMA NUSA dan PT. MMP sebagai kontraktor Alat Mekanis/Alat Berat.

c. PT. United Tractors (UT) sebagai kontraktor perbaikan alat berat.

d. PT. VICO sebagai kontraktor Peledakan.

2. Ketenagakerjaan dan Struktur Organisasi a. Tenaga kerja

Karyawan di Departemen Engineering yang bekerja didalamnya sebanyak 19 orang sedangkan untuk pekerjaan di lapangan akan diawasi langsung oleh supervisor.

b. Struktur Organisasi

Struktur Departemen Engineering pada PT. BUMA Job Site PT. LHI sangat sederhana sekali yaitu terdiri dari :

1) Section Head Engineering 2) Supervisor Mine Plan 3) Supervisor Surveyor 4) Supervisor MCC

(16)

5) Surveyor

6) Drafter/ Data Processing 7) Assisten Surveyor 8) Foreman MCC.

9) Administrasi MCC 10) Administrasi Engineering

(17)

Gambar 1. Struktur Departemen Engineering PT. BUMA Job Site PT. LHI

B. Manajemen Perusahaan

Struktur pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama seperti pada perusahaan lain yang dipimpin pada setiap sistemnya hal ini dikarenakan proses yang dilakukan melalui tahap-tahap tertentu.

Khususnya di departemen Engineering, yang terdiri dari Section Head Engineering yaitu merupakan jabatan tertinggi di departemen engineering yang

Spv. MCC Spv. Surveyor

Spv. Mine Plan

Foreman MCC Surveyor

Drafter (Data Processing)

Asst. Surveyor Sec. Head Engineering

Admin MCC Admin Engineering

Project Manager

Survey Helper

(18)

bertanggung jawab terhadap kelancaran dan kesuksesan dari departemen tersebut, yang pada akhirnya merupakan kesuksesan di dalam survei secara menyeluruh.

Supervisor Mine Plan yaitu seseorang yang bertugas untuk melakukan perencanaan, mengawasi dan berkoordinasi dengan jabatan atasan maupun bawahan mengenai aktivitas operasional sehari-hari seperti dalam hal pemetaan, pengeboran dan melakukan survei.

Supevisor Surveyor yaitu seseorang yang bertugas melakukan dan mengawasi assisten surveyor yang sedang melakukan survei pengukuran di tambang baik melakukan pengukuran original atau pengukuran progress untuk mendapatkan data yang akan dipergunakan untuk merencanakan operasi pertambangan. Untuk pelaksanaan survei, departemen Engineering PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengerahkan sedikitnya 10 (sepuluh) orang untuk melakukan survei. Pit yang ada di tambang juga terbagi menjadi 2 (dua) yaitu Pit utara dan Pit selatan. Sehingga, untuk setiap Pit dikerahkan 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang surveyor dan 4 (empat) orang assisten surveyor.

Supevisor MCC (Mine Control Center) yaitu seseorang yang bertugas menerima berbagai laporan yang berkaitan dengan kepentingan tambang dari berbagai supervisor dan operator alat berat yang ada di pertambangan, yang kemudian akan disampaikan ke departemen masing-masing.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PraktIk Kerja Lapang 1. Tempat

Pelaksanaan PraktIk Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Job Site PT. Lanna Harita Indonesia (LHI). Jalan Bukit

(19)

Seribu (Poros Samarinda – Bontang), Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur.

2. Waktu

Kegiatan Praktik Kerja Lapang dilaksanakan mulai dari tanggal 4 Maret 2013 sampai dengan 30 April 2013. Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja pada hari senin sampai dengan hari sabtu, dengan waktu kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 untuk Shift I.

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan Selama PKL di PT.Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Lanna Harita Indonesia

No. Waktu Jenis Kegiatan Lokasi Keterangan 1. 15, 25 Maret 2013,

6 April 2013 Pengukuran Boundary

Batas Tanah Pit Utara dan

Pit Selatan Tim Survei

2.

11,23 Maret 2013, 4-5 April 2013, 7-9 April 2013, 14-15 April 2013, 21-22 April 2013

Pengukuran Top Coal Pit Utara dan

Pit Selatan Tim Survei

3. 7, 17, 28 Maret 2013, 17-18 April 2013,

20-23 April 2013 Pengukuran Progress Pit Utara dan

Pit Selatan Tim Survei

(20)

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Pengukuran Boundary Batas Tanah 1. Tujuan

Tujuan dari pengukuran boundary batas tanah ini adalah memberi patok batas tanah berupa bendera agar karyawan yang mengoperasikan alat berat mengetahuinya dan selanjutnya pengoperasian tambang tersebut berada di dalam area tambang dan supaya penambangan tersebut tidak melebar ke tempat yang berada diluar koordinat yang seharusnya.

2. Dasar Teori

Pit yaitu tambang terbuka atau penggalian lapisan tanah dengan metode tambang terbuka dimaksudkan untuk mengambil bahan galian atau mineral berharga. Dapat juga disebut khusus sebagai bukaan tambang batubara yang berada dipermukaan atau bagian dari bukaan tambang di lapangan pertambangan batubara terbuka. Pit juga adalah singkatan dari Pelaksana Inspeksi Tambang. Sedangkan boundary merupakan batas (sekeliling) bukaan tambang yang biasanya dari garis singkapan batubara atau garis awal bukaan sampai penggalian terakhir, tetapi tidak termasuk tempat buangan kupasan tanah (Waterman, 2011).

Pengukuran boundary batas tanah yaitu pengukuran yang diakhiri dengan pemasangan bendera atau pita pada ajir yang bertujuan menjadi batas-batas area tambang agar tidak sinkronisasi dengan tanah orang lain, sehingga pada saat penumpukan atau pemindahan lapisan tanah top soil

(21)

dapat disesuaikan dengan ketentuan atau design yang akan diberikan pihak owner kepada kontraktor.

Pengukuran dan pematokan batas tanah di dalam tambang juga merupakan salah satu kewajiban bagi hak pertambangan sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama bagi perusahaan yang sudah sampai pada tahap operasi/produksi.

Adapun fungsi dari pengukuran dan pematokan batas tanah adalah sebagai berikut :

a. Menjamin kepastian atas lahan yang bersangkutan.

b. Untuk menghindari resiko tumpang tindih lahan dan mencegah terjadinya penyerobotan lahan.

c. Memperlancar proses produksi tambang hubungannya dengan perijinan kepada pemerintah.

d. Mempermudah perencanaan pengembangan wilayah penambangan.

Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang kompleks, selain aspek teknis banyak kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat, baik pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki area yang berbatasan langsung dengan wilayah penambangan. Untuk memaksimalkan konsultasi pada pemilik tanah, aspek legal yang mengenai syarat pengukuran dan pematokan batas sudah menjadi perhatian pemilik lahan tambang (Anonim, 2007).

(22)

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menentukan pengukuran boundary batas tanah adalah sebagai berikut :

a. Alat

1) Total Station Sokkia 2030R 2) Tripod

3) Prisma 4) Stik Prisma 5) Parang 6) Payung b. Bahan

1) Patok kayu

2) Pita survei (kuning dan putih) 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari kegiatan pengukuran boundary batas tanah yaitu a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

pengukuran batas tanah.

b. Mendirikan Tripod dan Centering alat Total Station.

c. Mengecek pemberian data koordinat secara tertulis dimana terdapat koordinat easting, northing dan elevation yang merupakan titik koordinat yang akan dipasang di lapangan.

d. Mengaktifkan Total Station dan memasukkan koordinat station dan koordinat backsight.

(23)

e. Memasukkan data koordinat yang sesuai dengan data yang telah diberi, setelah itu arahkan teropong ke koordinat yang dituju.

f. Pemasangan patok 5. Hasil yang Dicapai

Dari hasil pengukuran boundary batas tanah mendapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Boundary Batas Tanah pada PT. BUMA

No. Waktu Lokasi Luas Prestasi Jumlah Pekerja

1. 15 Maret

2013 Pit Selatan Seam 88 ± 3 ha 5 titik

5 Orang (1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 2. 25 April

2013

Pit Selatan Seam 88

THC ± 5 ha 6 titik 5 Orang (1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 3. 6 April 2013 Pit Utara Seam 68 ± 12 ha 5 titik 5 Orang

(1 surveyor dan 4 asisten surveyor)

6. Pembahasan

Memasang boundary batas tanah dengan menggunakan alat total station adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan sebelum melakukan pembukaan pit di dalam areal tambang. Kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan departemen produksi dan alat-alat berat untuk melakukan pengerukan, pembentukan slope pengangkutan top soil, pengangkutan overburden, dan untuk mengetahui batas tanah yang sudah dipasang.

Survei pengukuran lapangan dalam sebuah pertambangan banyak sekali permasalahan yang dihadapi di lapangan yaitu medan yang berjurang membuat para pekerja tidak mudah untuk bekerja, tanah yang ditampung disekitar areal tersebut juga membuat para pekerja tidak bebas

(24)

melangkah dan adanya pemilik lahan yang bersangkutan ikut serta dalam pengukuran membuat para pekerja sulit untuk menentukan patok batas.

Dalam kegiatan ini rata-rata satu tim pekerja dalam satu hari dapat mengukur lima sampai dengan enam titik dengan jumlah pekerja lima orang dalam satu timnya, pengerjaan juga dilakukan di pit yang lain guna mengontrol batas tanah yang sudah dipasang agar tidak berpindah dari tempat semula yang telah dipasang sebelumnya.

Ini membuktikan bahwa ketelitian dan keakuratan para pekerja sudah lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Begitu juga seorang surveyor selalu menegaskan kepada asistennya agar lebih bisa meningkatkan kedisiplinan dalam sebuah pekerjaan yang dilakukan dalam sebuah tim kerja, sehingga terjadi kekompakan dan kerukunan dalam tim kerja.

B. Pengukuran Top Coal 1. Tujuan

Mengetahui koordinat yang ada dengan mengambil data roof dan floor pada expose coal.

2. Dasar Teori

Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

(25)

Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit. (Nielsen, 1982).

Pengukuran top coal yaitu mengambil data dari roof yang merupakan lapisan paling atas dari batubara dan floor yang merupakan lapisan paling bawah dari batubara pada permukaan expose coal.

Expose coal adalah lapisan batubara fresh (segar/baru) yang terbuka oleh karena adanya setelah pengupasan overburden di atas atau di samping lapisan batubara tersebut

.

Expose coal juga menunjukkan singkapan batubara yang mencuat atau terbuka di permukaan atau singkapan sepanjang cekungan batubara (Arief, 2012).

Untuk ketebalan batubara, penyebaran lapisan batubara, serta evaluasi cadangan, beberapa catatan khusus yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Pengukuran tebal dilakukan pada singkapan dimana batuan disekitarnya memperlihatkan gejala slumping.

b. Pengukuran tebal dilakukan pada batas singkapan batubara yang lapuk (tidak segar).

c. Pengukuran tebal dilakukan pada titik bor yang tidak menembus, baik roof dan floor lapisan batubara.

d. Pengukuran tebal dilakukan pada daerah yang diketahui mengalami erosi pada bidangroof atau floor lapisan batubara.

(26)

Sehingga kapasitas cadangan batubara yang tertambang pada kondisi teknologi pertambangan sekarang dapat digunakan sebagaimana mestinya, tetapi didasarkan juga dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, hukum dan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan pemerintah yang telah diterapkan (Ekky, 2009).

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menentukan pengukuran top coal adalah sebagai berikut :

a. Alat

1) Total Station Sokkia 2030R 2) Tripod

3) Prisma 4) Stik Prisma 5) Payung 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari kegiatan pengukuran top coal yaitu

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengukuran top coal.

b. Mendirikan Tripod dan Centering alat Total Station.

c. Mengaktifkan Total Station dan memasukkan koordinat station dan backsight, setelah itu mengarahkan teropong ke koordinat yang dituju lalu rekam.

(27)

d. Pengambilan data dilakukan setiap perbedaan jarak datar 10 meter tiap roof dan floor pada areal expose coal.

e. Data yang telah direkam akan tersimpan pada memory card di Total Station.

5. Hasil yang Dicapai

Dari hasil pengukuran top coal didapatkan hasil data yang tertera pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Pengukuran Top Coal pada PT. BUMA

No. Waktu Lokasi Prestasi Jumlah Pekerja

1. 11 Maret 2013 Pit 88 Selatan 15 titik 5 Orang ( 1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 2. 23 Maret 2013 Pit 68 27 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor)

3. 4 April 2013 Pit 86 9 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 4. 5 April 2013 Final Pit 91 THS 6 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 5. 5 April 2013 Final Pit 68 6 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 6. 7 April 2013 Final Pit 91 Selatan 12 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 7. 9 April 2013 Pit 68 15 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 8. 14 April 2013 Final Pit 68 5 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 9. 15 April 2013 Final Pit 88 14 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 10. 21 April 2013 Pit 68 10 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 11. 22 April 2013 Pit 62 6 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor)

6. Pembahasan.

Pengukuran top coal batubara dilakukan setiap hari jika ada perubahan dari permukaannya akibat aktivitas penambangan, baik pengupasan tanah penutup atau pembukaan top coal yang baru.

Pengukuran dimulai dari roof dan floor-nya, menggunakan pengukuran alat optis guna mempercepat proses perhitungan volume batubara.

(28)

Perhitungan volume merupakan suatu pekerjaan yang sering dilakukan dalam bidang survei dan pemetaan. Perhitungan volume sendiri dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode-metode tersebut antara lain metode penampang melintang, metode Borrow Pit dan metode kontur. Penggunaan metode dasar ini disesuaikan dengan berbagai macam faktor di lapangan antara lain pengaruh geologi, sifat tanah, posisi air tanah dan lain-lain. Metode-metode dasar tersebut hendaknya digunakan sesuai dengan tujuan dan bidang pekerjaan yang dilakukan. Pemilihan metode yang tepat akan berpengaruh pada nilai perhitungan volume yang mendekati dengan keadaan yang sebenarnya.

Pertambangan batubara merupakan bidang yang sangat erat kaitannya dengan perhitungan volume. Keakuratan dalam perhitungan volume sangat penting karena berhubungan dengan perhitungan jumlah volume tanah yang digali dan batubara yang telah diambil. Penggunaan metode yang tepat akan memperoleh hasil perhitungan volume galian yang mewakili dengan keadaan sebenarnya.

C. Pengukuran Progress 1. Tujuan

Pengukuran batubara roof dan floor, mine out, overburden, Mud (lumpur) dan pengambilan data crest dan toe, pengukuran road/ jalan, disposal/in pit dump, band wall (tanggul pengaman) yang tujuannya untuk mengetahui produksi batubara, overburden, Mud (Lumpur) dalam waktu 1 (satu) minggu dan sekaligus untuk membuat peta situasi, weekly plan dan

(29)

mengetahui jumlah inventory batubara yang telah terbuka agar lebih mudah membuat planning mingguan maupun planning harian.

2. Dasar Teori

Menurut Tedy (2008), Survei progress adalah survei yang diakukan setiap bulan yang bertujuan untuk menghitung berapa volume overburden (lapisan tanah penutup) yang telah diambil dan dipindahkan dari lokasi tambang yang akan diambil batubaranya ketempat lokasi yang tidak ada batubaranya (disposal area).

Dari hasil survei progress digunakan untuk menghitung berapa uang yang dibayarkan dari pemilik lahan (owner) kepada kontraktor. Mengingat pentingnya pekerjaan survei progress maka biasanya dilakukan oleh dua team survei yaitu kontraktor dan owner.

Hasil perhitungan kedua team survei akan dibandingkan dan dirata- ratakan. Data yang diperoleh dan pengukuran survei progress adalah jarak datar, Beda Tinggi dan data ini akan diplotkan pada peta yang sebelumnya sudah diplotkan data original pada line yang sama.

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menentukan pengukuran progress adalah sebagai berikut :

a. Alat

1) Total Station Sokkia 2030R 2) Tripod

3) Prisma

(30)

4) Stik Prisma 5) Payung 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari kegiatan pengukuran progress yaitu

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengukuran progress.

b. Mendirikan Tripod dan Centering alat Total Station.

c. Mengaktifkan Total Station dan memasukkan koordinat station dan backsight, setelah itu mengarahkan teropong ke koordinat yang dituju lalu rekam.

d. Pengambilan data dilakukan setiap perbedaan jarak datar 10 meter seluruh areal pit.

e. Data yang telah direkam akan tersimpan pada memory card di Total Station.

5. Hasil yang Dicapai

Dari hasil pengukuran progress didapatkan data yang tertera pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Pengukuran Progress pada PT. BUMA

No. Waktu Lokasi Prestasi Jumlah Pekerja

1. 7 Maret 2013 Pit 88 Utara 25 titik 5 Orang ( 1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 2. 17 Maret 2013 Pit 68 37 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 3. 28 Maret 2013 Disposal Pit 63 70 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 4. 17 April 2013 Disposal Pit 63 Blok Muara

Badak

106 titik 5 Orang ( 1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 5. 17 April 2013 Disposal Pit 63 Blok Tanah

Datar

131 titik 5 Orang ( 1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 6. 18 April 2013 Jalan Tambang Pit 63 70 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor)

(31)

7. 20 April 2013 Pit 68 116 titik 5 Orang ( 1 surveyor dan 4 asisten surveyor) 8. 21 April 2013 Front Pit 68 89 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 9. 23 April 2013 Front Pit 68 (lanjutan) 96 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor) 10. 23 April 2013 Jalan Tambang Pit 88 28 titik 5 Orang ( 1 surveyor

dan 4 asisten surveyor)

6. Pembahasan

Dalam kegiatan penambangan sebelum dimulai kegiatan yang lainnya, maka terlebih dahulu akan dilakukan kegiatan survey progress yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan permukaan tanah yang belum berubah karena belum ada kegiatan penambangan yang selanjutnya. Survey progress sebagai acuan untuk perhitungan volume progress. Dalam pekerjaan survei original atau progress digunakan sistem line.

Survey progress adalah survei yang diakukan setiap bulan yang bertujuan untuk menghitung berapa volume overburden (lapisan tanah penutup) yang telah diambil dan dipindahkan dari lokasi tambang yang akan diambil batubaranya ke tempat lokasi yang tidak ada batubaranya (disposal area). Dari hasil survey progress, pengukuran tersebut digunakan untuk menghitung biaya yang dibayarkan dari pemilik lahan (owner) kepada kontraktor baik itu pengangkutan overburden dan batubara.

Mengingat pentingnya pekerjaan survey progress maka biasanya dilakukan oleh dua tim survei yaitu kontraktor dan owner. Hasil perhitungan kedua tim survei akan dibandingkan dan dirata-ratakan. Data yang diperoleh dan pengukuran survei progress adalah jarak datar, Beda Tinggi

(32)

dan data yang akan dibandingkan (compare) kemudian diplotkan pada peta yang sebelumnya sudah diplotkan data original pada line yang sama.

(33)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil praktik kerja lapang pada PT. BUMA yaitu melakukan survei dan pengukuran boundary batas tanah, top coal dan progress.

2. Sistem Penambangan dan Batas Penambangan Tambang batubara Muara Badak merupakan tambang terbuka dengan sistem penambangan Open Pit Mining.

3. Pengerjaan survei dilakukan oleh 2 (dua) tim, yaitu tim utara dan tim selatan karena berbeda lokasi, untuk mengefektifkan pekerjaan pertambangan.

B. Saran

1. Dunia pekerjaan di tambang adalah penuh resiko, maka disarankan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap bagi setiap pekerja atau siapapun yang memasuki areal penambangan.

2. Mematuhi dan melaksanakan Standard Operational Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan oleh perusahaan baik di kantor maupun pada areal tambang.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Tedy. 2008. temu 4 -desain tambang. tedyagungc.files.wordpress.com (diunduh tanggal 10 Mei 2013)

Anonim. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41, Tahun 1999, tentang Kehutanan.

Anonim. 2001, Environment Australia. Environmental risk management, seri praktek terbaik pengelolaan lingkungan di pertambangan, Environment Australia, Canberra.

_______. ___. Environment Australia. Mine decommissioning, seri praktek kerja terbaik dalam manajemen lingkungan di pertambangan, Environment Australia:

Canberra.

Anonim. 2011. Indonesia Leading’s Pure Play Mining Contractor. Corporate Portofolio PT. Bukit Makmur Mandiri Utama. http://www.deltadunia.com/buma- pt-bukit-makmur-mandiri-utama (diunduh tanggal 24 Mei 2013)

Anonim. 2008. Pengukuran dan Pematokan Batas Wilayah.

http://cettabumi.com/pengukuran-dan-pematokan-batas-wilayah/ (diunduh tanggal 22 Mei 2013)

Anonim. Minerals Council of Australia. (Dewan Mineral Australia), www.minerals.org.au (diunduh tanggal 13 Mei 2013)

Anonim. Ministerial Council on Mineral and Petroleum Resources. (Dewan Kementerian dalam Sumber daya Mineral dan Minyak), www.industry.gov.au/resources/mcmpr (diunduh tanggal 13 Mei 2013)

Arief, Muhammad. 2012. Istilah expose coal. http://dialogkalasenja.blogspot.

com/2012/01/istilah-umum-yang-sering-dijumpai-di)_8366.html (diunduh tanggal 18 Mei 2013)

Nielsen, Charles V. 1982. Keystone Coal Industry Manual. (diunduh tanggal 13 Mei 2013)

Putra, Ekky. 2009. Artikel Pelajaran dan Pengetahuan: Desember 2009.

http://artikelbiboer.blogspot.com/2009_12_01_archive.html?m=1 (diunduh tanggal 22 Mei 2013)

Waterman, Sulistyana B., Dr, Ir, MT , 2011, Perencanaan Tambang 1, Yogyakarta

(35)

Yuwono, 2001. Perkembangan Industri di Indonesia. Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi FTSP – ITS

(36)

Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Boundary Batas Tanah Tanggal 15 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 114 32927.58 63310.19 31.4 62 113 32921.45 63319.72 31.509 62 103 32921.48 63331.93 33.204 CK 112 32917.97 63330.08 33.961 62 111 32911.5 63339.83 35.269 62 109 32905.48 63350.74 37.37 62

Tabel 6. Data Hasil Pengukuran Boundary Batas Tanah Tanggal 25 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 138 30973.2 53020.6 42.607 BDR 136 30980.7 53030.7 42.117 BDR 134 30988.5 53040.4 41.862 BDR 133 30995.3 53050.8 41.306 BDR 132 31001.6 53060.5 42.808 BDR

Tabel 7. Data Hasil Pengukuran Boundary Batas Tanah Tanggal 6 April 2013

No. Easthing Northing Elevation Code 108 32897.4 63359.33 39.633 62 107 32888.03 63370.15 43.602 62 106 32873.65 63380.03 49.546 62 105 32855.23 63390.07 54.616 62 104 32827.41 63400.46 64.116 62

Tabel 8. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 11 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 101 31006.56 53030 37.223 6 102 31007.3 53030 37.296 5 103 31007.37 53040 37.505 6 104 31008.8 53040 37.516 5 105 31012.98 53050 36.826 5 106 31010.73 53050 37.088 6 107 31020.89 53050 30.739 5 108 31022.33 53050 30.448 6 109 31016.57 53050 32.541 6 110 31016.07 53040 29.948 5 111 31017.84 53040 29.705 6 112 31011.02 53030 30.672 5 113 31013.69 53030 29.84 6 114 31022.07 53060 31.669 6

(37)

Tabel 9. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 23 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 118 32934.93 64329.90 38.274 6 119 32932.47 64339.84 37.546 6 120 32931.77 64349.94 36.713 6 121 32935.91 64320.18 39.319 6 122 32935.82 64310.02 40.474 6 123 32934.82 64300.01 41.487 6 124 32932.97 64289.86 42.957 6 125 32935.70 64280.24 43.322 6 126 32941.74 64269.86 42.917 6 127 32946.08 64259.88 42.945 6 128 32953.03 64249.82 42.727 6 129 32958.36 64240.13 42.259 6 130 32979.42 64209.99 42.422 5 131 32982.73 64199.92 42.499 5 132 32983.02 64189.81 42.953 5 133 32984.43 64180.08 42.813 5 134 32985.29 64170.07 42.864 5 135 32987.78 64159.99 42.429 5 136 32985.68 64159.84 42.001 6 137 32981.01 64170.28 42.714 6 138 32982.06 64170.01 43.878 5 139 32979.12 64179.92 44.615 5 140 32973.25 64179.93 44.589 6 141 32959.70 64190.20 46.019 6 142 32973.21 64200.12 45.674 5 143 32976.30 64189.96 44.992 5 144 32979.96 64180.24 44.51 5

Tabel 10. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 4 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 185 30947.14 53029.8 39.796 6 184 30952.25 53039.96 39.763 6 183 30957.07 53050.22 39.82 6 182 30962.82 53059.84 39.154 6 181 30967.61 53070.24 39.319 6 180 30971.49 53080.06 40.527 6 179 30979.83 53100.05 41.587 6 178 30983.97 53109.86 42.697 6 177 30988.2 53120.14 43.289 6

(38)

Tabel 11. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 5 April 2013 (Pit 91 THS)

No. Easting Northing Elevation Code 103 31176.66 52999.95 11.406 5 101 31173.27 53000.13 7.46 6 102 31177.62 53000.47 12.154 4 106 31182.56 53010.09 13.077 5 105 31178.67 53010.53 7.506 6 104 31184.37 53010.92 14.291 4

Tabel 12. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 5 April 2013 (Pit 68)

No. Easting Northing Elevation Code 149 32969.3 64330.1 31.153 6 150 32970.42 64330.1 33.549 5 148 32964.51 64339.9 33.37 5 147 32964.13 64340.03 32.135 6 146 32961.02 64350.03 33.746 5 145 32960.35 64350.17 31.306 6 Tabel 13. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 7 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 131 31166.45 52980.08 11.649 5 132 31166.3 52980.11 9.166 6 152 31146.36 52980.13 13.371 6 136 31171.65 52989.66 11.416 5 137 31171.28 52989.83 9.163 6 149 31150.96 52990.6 14.599 6 145 31172.59 52999.84 13.722 6 144 31172.8 52999.89 14.776 5 150 31156.12 52999.93 14.592 6 148 31177.17 53009.78 13.764 6 147 31177.4 53009.99 15.374 5 151 31162.4 53010.08 14.332 6

(39)

Tabel 14. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 9 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 100 33000.9 64149.79 37.689 5 101 32999.28 64159.92 37.87 5 102 32995.55 64170.08 38.877 5 103 32992.02 64180.04 39.769 5 104 32990.67 64190.31 39.469 5 105 32988.78 64199.97 39.616 5 106 32986.44 64209.92 39.687 5 107 32983.86 64219.87 39.777 5 108 32990.17 64240.26 36.108 5 109 32987.21 64249.98 36.304 5 110 32983.46 64259.72 36.465 5 111 32979.11 64270.05 36.376 5 112 32976.12 64279.9 35.871 5 113 32973 64289.87 36.138 5 160 32963.97 64300.3 37.338 5

Tabel 15. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 14 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 1004 32980.97 64300.07 33.28 5 1003 32980.42 64300.07 30.83 6 1002 32975.99 64310.06 31.206 6 1001 32978.85 64310.17 36.208 4 1000 32977.36 64310.33 33.521 5

Tabel 16. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 15 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 1004 31099.03 52938.85 18.978 4 1002 31095.64 52938.98 15.029 5 1003 31095.23 52939.73 13.834 6 1007 31107.88 52949.16 16.364 4 1005 31105.47 52950.14 12.367 5 1006 31104.83 52950.15 11.527 6 1008 31108.01 52959.8 9.018 6 1010 31115.64 52969.68 11.825 5 1009 31113.93 52970.16 9.907 6 1012 31121.08 52979.91 12.731 5 1011 31118.61 52979.93 10.514 6 1013 31121.04 52990.26 12.743 6 1014 31127 52999.72 10.678 6 1015 31134.06 53008.78 13.475 6

(40)

Tabel 17. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 21 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 1034 32996.87 64160.4 36.914 6 1044 33005.27 64169.03 34.92 5 1046 33009.36 64173.3 33.381 5 1036 32992.99 64175.35 37.039 6 1042 33003.05 64180.97 35.432 5 1045 33009.02 64186.58 32.992 5 1038 32992.34 64189.55 36.26 6 1040 33001.41 64193.22 35.361 5 1043 33008.75 64196.61 32.44 5 1041 33009.97 64204.28 31.542 5 Tabel 18. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 22 April 2013

No. Easting Northing Elevation Code 107 32781.54 63219.67 31.308 5 108 32783.96 63229.81 29.849 5 110 32787.03 63240.15 28.722 5 111 32789.2 63250.16 27.963 5 112 32791.07 63259.96 26.897 5 113 32791.44 63270.15 26.686 5

Tabel 19. Data Hasil Pengukuran Progress Tanggal 7 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 1066 31272.77 53662.37 85.649 4 1059 31275.14 53663.15 84.833 2 1065 31273.73 53668.42 87.169 4 1058 31280.93 53669.26 85.542 1 1057 31276.76 53669.65 85.65 2 1076 31323.24 53671.25 82.876 1 1075 31319.01 53672.34 82.724 1 1077 31327.54 53672.6 83.221 1 1055 31282.88 53672.97 85.775 1 1074 31312.51 53673.72 82.604 1 1064 31275.83 53675.09 87.293 4 1073 31307.33 53675.27 82.589 1 1056 31278.68 53675.91 85.992 2 1072 31303.51 53675.94 82.414 1 1071 31299.7 53676.86 82.36 1 1070 31296.14 53678.28 82.545 1 1063 31276.67 53679.55 88.244 4 1069 31292.13 53679.95 82.723 1 1054 31286.3 53680.24 85.795 1 1053 31280.82 53681.26 86.229 2

(41)

Tabel 19. (Lanjutan)

1062 31277.25 53683.9 89.214 4 1051 31290.76 53688.12 86.411 1 1052 31284.69 53690.32 86.841 2 1061 31278.47 53690.79 90.844 4 1060 31280.03 53697.65 91.819 4

Tabel 20. Data Hasil Pengukuran Progress Tanggal 17 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 174 33007.61 64060 44.209 4 169 33018.36 64069.78 40.763 12 170 33018.78 64069.85 42.276 4 168 33007.36 64069.95 39.675 12 175 33005.23 64070.08 43.695 4 176 33002.28 64079.93 42.942 4 166 33018 64079.97 37.339 12 167 33008.06 64080.01 36.618 12 171 33018.77 64080.11 41.291 4 165 33008.8 64089.9 36.449 12 164 33014.23 64090.03 35.563 12 163 33018.29 64090.04 36.371 12 177 32998.49 64090.08 42.395 4 172 33020.04 64090.18 40.214 4 162 33009.11 64099.9 33.98 12 161 33015.19 64099.93 34.09 12 173 33023.71 64099.98 38.788 4 160 33020.14 64100.21 34.437 12 178 32998.45 64100.29 41.549 4 156 33022.84 64109.98 34.015 5 158 33024.4 64110.03 34.074 4 159 33002.64 64110.06 38.44 4 157 33018.64 64110.24 33.843 6 153 33017.35 64120.16 33.788 4 155 33003.74 64120.2 38.592 4 154 33014.72 64120.37 33.837 6 150 33008.38 64130.02 35.301 4 151 33013.07 64130.05 34.173 4 149 33011.19 64130.12 34.456 6 152 33004.32 64130.2 37.803 4 146 33000.33 64139.93 37.816 6 145 33003.48 64139.93 37.045 5 148 33009.15 64140.34 34.526 5 147 33006.96 64150.02 34.999 5 142 32991.22 64150.09 40.636 6 143 32995.24 64150.09 39.883 5 144 33005.01 64160.11 35.579 5

(42)

Tabel 21. Data Hasil Pengukuran Progress Tanggal 28 Maret 2013

No. Easting Northing Elevation Code 167 32838.24 62945.18 11.756 4 170 32821.2 62945.18 13.185 4 169 32844.22 62958.07 12.235 4 163 32867.57 62958.54 11.51 4 173 32843.41 62968.6 12.228 4 174 32824.25 62973.32 12.432 4 160 32874.77 62974.47 11.633 4 165 32851.96 62988.02 11.925 4 140 32927.95 62988.82 13.176 4 142 32911.7 62989.24 13.264 4 158 32875 62990.39 11.438 4 171 32818.14 62992.05 12.852 4 138 32947.81 62994.39 14.084 4 145 32900.92 62995.3 12.778 4 172 32838.8 62996.5 11.693 4 148 32893.66 63005.78 14.283 4 135 32958.12 63007.24 14.367 4 155 32875.41 63009.17 11.283 4 143 32920.6 63012.08 13.539 4 162 32860.42 63012.45 11.128 4 168 32824.93 63012.61 11.951 4 152 32883.04 63013.63 11.484 4 157 32882.15 63013.77 10.834 4 149 32889.56 63018 13.795 4 159 32875.14 63019.45 10.232 4 161 32864.52 63027.53 10.617 4 147 32895.62 63027.87 13.943 4 156 32893.83 63028.8 14.495 4 154 32889.5 63030.2 11.716 4 164 32847.16 63030.95 10.498 4 146 32868.62 63032.31 10.587 4 166 32833.76 63034.59 11.767 4 132 32957.82 63036.08 13.596 4 151 32898.29 63040.38 11.737 4 139 32927.8 63042.2 12.941 4 153 32906.46 63042.75 14.597 4 144 32877.98 63047.71 11.01 4 150 32906.08 63049.91 11.924 4 141 32889.75 63052.28 10.809 4 137 32888.34 63054.55 12.211 4 134 32897.16 63062.43 11.407 4 133 32894.72 63063.16 12.373 4 130 32957.16 63067.05 11.539 4 136 32934.73 63075.5 11.709 4

Gambar

Gambar 1.  Struktur Departemen Engineering PT. BUMA Job Site PT. LHI
Tabel 8. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 11 Maret 2013
Tabel 9. Data Hasil Pengukuran  Top Coal  Tanggal 23 Maret 2013
Tabel 11. Data Hasil Pengukuran Top Coal Tanggal 5 April 2013 (Pit 91 THS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengelola sumber daya hutan secara profesional dan berwawasan lingkungan untuk membangun perusahaan yang sehat dengan mengutamakan terwujudnya kelestarian hutan, lingkungan

Cahaya Samtraco Utama mengalami banyak permasalahan internal perusahaan baik masalah produksi maupun manajemen perusahaan sendiri, oleh sebab itu perusahaan mengambil tindakan yaitu

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana antara parameter hidrologi dan ketercapaian produksi maka didapatkan 3 parameter hidrologi dengan koefisien korelasi terbesar yaitu