• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH : NURSAMSI NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH : NURSAMSI NIM:"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

OLEH :

NURSAMSI NIM: 40400115072

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kepada Allah, Rabb semesta alam atas izin dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salam dan shalawat penulis panjatkan kepada Baginda Muhammad Shalallahu Alaihi wasallam sebagai pembawa risalah kebenaran dan pencerahan bagi Ummat. Semoga kita tetap Istiqomah di jalan-Nya. Aamiin

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora. Judul yang penulis ajukan adalah Peran Perpustakaan dalam Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme pada Karya Ilmiah Mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Baharuddin dan Ibunda Saya atas doa, kesabaran, dan segala perhatian serta jasa-jasanya yang tidak pernah lelah dalam mendidik serta memberi cinta dan kasih sayang yang begitu tulus kepada penulis.

Selain itu, dalam kesempatan ini penulis dengan setulus hati juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si. Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor 1 Prof. Dr. Mardan, M. Ag, Wakil Rektor II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A., dan Wakil Rektor III Prof. Siti Aisyah, M.A., Ph. D.

2. Dr. H. Barsihannor, M.Ag., sebagai Dekan, beserta Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Abd. Rahman R., M.Ag, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Dr. Syamzam Syukur, M. Ag., dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama H. Muhammad Nur Akbar Rasyid, M.Pd., M.Ed., Ph.D. Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.

3. Andi Ibrahim, S.Ag., S.S., M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Himayah, S.Ag., S.S., MIMS. sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.

4. Dr. Andi Miswar, S.Ag., M.Ag. sebagai Pembimbing I dan Taufiq Mathar, S.Pd., MLIS., sebagai pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, nasihat, dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

(6)

vi

perkuliahan sehingga dapat memperluas wawasan keilmuan penulis.

7. Para Staf Tata Usaha di Lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian administrasi selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

8. Kepala perpustakaan dan segenap staf perpustakaan UPT UIN Alauddin yang telah menyiapkan literatur dan memberi izin untuk melaksanakan penelitian di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

9. Hildawati Almah, S.Ag., S.S., M.A., Kepala Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan segenap staf perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan kemudahan untuk dapat memanfaatkan perpustakaan secara maksimal sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Sahabat-sahabatku Mafaza (Nur intan, Nur Indah, Mirawati Danial, Sri Chairun Nisa, Lisa, Israwati Nengsi, Wirna, Ika Mayang Sari) yang selama ini memberikan dorongan dan semangat demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

11. Kepada Teman-teman Angkatan 2015 Jurusan Ilmu Perpustakaan khususnya AP 3-4 atas dukungan kalian.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Kepada Allah SWT pulalah, penulis panjatkan doa, semoga bantuan dan ketulusan yang telah diberikan senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah SWT serta mendapat pahala yang berlipat ganda, Aamiin.

Samata, 31 Juli 2019 Penulis,

Nursamsi 40400115072

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...II

PERSETUJUAN PEMBIMBING....III

PENGESAHAN SKRIPSI...IV

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 2

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 6

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Tujuan ... 8

F. Manfaat ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9

A. Plagiarisme ... 9

B. Karya Ilmiah ... 23

C. Integrasi Keislaman ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis dan pendekatan Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Data dan Sumber Data ... 37

(8)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

1. Kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa ... 43

2. Upaya yang dilakukan perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa ... 48

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 77

(9)

ix

Judul :Peran Perpustakaan dalam Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme pada Karya Ilmiah Mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Skripsi ini membahas tentang peran perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Rumusan masalah penelitian ini yaitu pertama bagaimana kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar? kedua bagaimana upaya yang dilakukan perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar serta untuk mengetahui upaya yang dilakukan perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan secara deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian yaitu Warek 1, Kepala Perpustakaan, Tim Instruktur deteksi plagiat dan mahasiswa. Data diperoleh melalui observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan yang diterapkan terkait pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah yaitu dikeluarkannya SK Rektor Nomor 198:B tahun 2017 tentang pedoman pelaksanaan deteksi plagiat pada setiap karya ilmiah di lingkup UIN Alauddin Makassar. Selain itu, memberikan pelatihan dasar kepada pustakawan tentang cara mengoperasikan turnitin, kerjasama dengan semua fakultas untuk mencegah terjadinya plagiat pada penulisan karya ilmiah serta adanya mekanisme deteksi plagiat. Selanjutnya, upaya yang dilakukan perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa adalah dengan melanggan alat deteksi plagiat yang disebut turnitin kemudian membentuk tim yang akan mengoperasikan sistem deteksi anti plagiat.

Selain itu, mempercepat digitalisasi koleksi yang selanjutnya akan diunggah ke repository kampus agar tidak terjadi duplikasi karya ilmiah, sosialisasi mandiri dari

(10)

x

Kata kunci: Plagiarisme, UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Karya Ilmiah

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pentingnya dilakukan pencegahan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa adalah agar setiap karya yang dihasilkan oleh mahasiswa murni dari hasil kerja keras otak sendiri. Selain itu tentunya juga akan membuat para peneliti bersikap jujur, karena kejujuran dalam membuat suatu karya sangatlah diperlukan. Dan salah satu nilai tertinggi pada sebuah karya tulis adalah keaslian, bahkan sebuah karya tulis ilmiah dituntut untuk memiliki kualitas dalam hal kejujuran, keaslian dan objektivitas. Dengan itu karya tersebut dapat dimasukkan dalam pengkajian ilmu pengetahuan baru serta dapat dikembangkan ke dalam penelitian selanjutnya, sehingga penelitian ini memberikan manfaat yang besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan tanpa adanya unsur plagiarisme.

Konsep plagiarisme atau yang biasa disebut plagiat adalah tindakan yang tidak diperbolehkan bagi semua orang dalam kegiatan penulisan ilmiah. Namun sampai saat ini masih saja terjadi tindakan plagiarisme terutama di dunia kampus yaitu para mahasiswa semester akhir yang sudah melakukan penelitan biasanya mencopy paste berbagai karya ilmiah orang lain tanpa sepengetahuan penulis aslinya.

Kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu bagi seorang peneliti tidak perlu lagi ragu-ragu ketika menyusun karya ilmiah dengan menyebutkan sumber

(12)

rujukan. Hal ini harus dimengerti sebagai suatu kejujuran intelektual yang tidak akan menurunkan kualitas karya tulis kita.

Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 bahwa “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain tanpa meminta izin dan menyertakan sumber yang di catatnya. Didunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat dikenakan sanksi atau hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah maupun universitas, atau bahkan di denda berupa uang atau hukuman penjara. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. (Menteri Pendidikan Nasional, 2010: 2).

Pada saat sekarang ini, tindakan plagiarisme sudah diterapkan di dunia kampus dan ditangani langsung oleh perpustakaan yang berperan sebagai jantung universitas. Disini UPT perpustakaan UIN Alauddin Makassar melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya plagiarisme pada karya-karya tulis ilmiah mahasiswa dari berbagai jurusan dengan melakukan pendeteksian menggunakan aplikasi turnitin.

Dalam proses lalu lintas ilmu pengetahuan baru, dalam hal ini hasil penelitian mahasiswa harus bebas dari unsur plagiarisme karena perpustakaan akan memproduksinya untuk digunakan kembali sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya. Hal ini sangat penting sehingga Menteri Pendidikan Nasional

(13)

menerbitkan peraturan menteri No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Peraturan inilah yang sekarang menjadi acuan bagi perpustakaan perguruan tinggi dalam menanggulangi serta mencegah terjadinya tindakan plagiarisme dilingkungannya (Menteri Pendidikan Nasional, 2010: 1-9).

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan secara langsung di Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar pada bulan Januari 2019 bahwa masih terdapat banyak mahasiswa yang belum memahami prosedur penulisan karya ilmiah yang baik dan belum memahami peraturan Perundang-undangan tentang plagiarisme sehingga masih banyak mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini tidak hanya terjadi pada Institut Perguruan Tinggi Universitas Negeri Yogyakarta, tetapi kasus plagiarisme juga diindikasikan terjadi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan bahkan kasus ini terjadi pada sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta. Hal yang terjadi terhadap tindak plagiarisme ini yaitu dalam pengutipan istilah, kata/

kalimat, data ataupun informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumbernya.

Selain itu fenomena plagiat yang paling fatal pernah terjadi adalah ditemukannya skripsi mahasiswa 100% mengandung unsur plagiarisme, hal ini terjadi karena tidak adanya sumber informasi yang tercantum dalam penulisan skripsi tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang plagiarisme dan mengangkat judul mengenai “Peran Perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada Karya Ilmiah Mahasiswa di UPT Perpustakaan

(14)

UIN Alauddin Makassar”, karena disini perpustakaan berperan penting dalam menanggulangi maraknya plagiarisme di Perguruan Tinggi khususnya di UIN Alauddin Makassar.

Sementara itu, kasus plagiarisme sudah marak terjadi di seluruh pelosok dunia terutama di negara indonesia khususnya perguruan tinggi, salah satunya yaitu kasus plagiarisme yang cukup menghebohkan dan diulas berkepanjangan oleh media massa yaitu kasus dugaan plagiarisme yang dilakukan oleh seorang dosen yang dianggap telah memplagiat karya ilmiah dari seorang peneliti LIPI. Adapun penelitian tersebut berjudul Radikalisme Petani Masa Orde Baru (Studi mengenai Gerakan Radikal Petani di Kecamatan Rambipuji, Jenggawah dan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur) hal ini diduga sebagai karya yang di plagiat dari hasil penelitian yang berjudul Konflik Tanah di Jenggawah (Studi Kasus tentang Proses dan Hambatan Penyelesaian Konflik Tanah di Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur). Kesalahan yang sangat fatal karena ia mengabaikan etika dalam pengutipan, yaitu keharusan jujur secara intelektual untuk mencantumkan sumber asal kutipan dalam disertasinya (Soelistyo, 2011: 132).

Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sekaligus tempat lalu lintas informasi, setiap karya yang dihasilkan oleh mahasiswa akan ditampung dan dilestarikan di perpustakaan. Dengan kata lain, dapat dikatakan perpustakaan berperan sebagai tempat untuk memproduksi ilmu pengetahuan baru, baik itu berbentuk buku maupun hasil penelitian mahasiswa seperti skripsi, tesis dan disertasi. Oleh karena itu sangatlah penting jika perpustakaan mengambil peran

(15)

dalam hal mengurangi tindakan plagiarisme yang saat ini sering terjadi pada proses penyelesaian studi mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan masalah yang akan diteliti dalam hal ini penulis akan memfokuskan penelitian pada peran perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa (S1, S2 dan S3) di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Deskripsi Fokus

Institusi perguruan tinggi saat ini sudah mengharuskan agar tidak melakukan tindakan plagiarisme pada karya tulis ilmiah mahasiswa, sebagaimana peraturan yang telah diterbitkan oleh Menteri Pendidikan Nasional tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiarisme di Perguruan Tinggi, dengan itu perpustakaan memiliki peran penting dalam menindaklanjuti tindakan pencegahan plagiarisme tersebut.

(16)

Plagiarisme itu memiliki arti tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan mengambil hasil buah pikiran orang lain secara sengaja tanpa mencantumkan sumbernya, lalu mengakui bahwa karya tersebut adalah hasil dari kerja keras pikirannya. Untuk mengurangi tindakan plagiarisme tersebut, pihak perpustakaan mengadakan alat deteksi plagiat untuk mengetahui tingkat plagiasi yang dilakukan mahasiswa berupa aplikasi berbayar yang disebut turnitin.

D. Kajian Pustaka

1. Prosiding “ Perpustakaan dan Plagiarisme” tahun 2014 oleh Purwani Istiana, S.IP.,M.A. Membahas tentang plagiarisme, batasan, alasan mengapa seseorang bisa melakukan tindakan plagiasi, serta pencegahan dan penanggulangan plagiasi itu sendiri.

2. Jurnal “Analisis dan Pencegahan Plagiarisme di kalangan Mahasiswa: Studi kasus di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Yarsi” tahun 2017 oleh Pranajaya. Membahas tentang masalah plagiarisme yang cukup serius dan perlu mendapatkan perhatian dari seluruh lapisan dalam dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Jika seorang calon sarjana sebelum lulus sudah melakukan tindakan plagiasi atau ketidakjujuran maka ketika sudah terjun ke masyarakat seluruh perlakuannya akan penuh dengan kebohongan.

3. Jurnal “ Pencegahan Tindak Plagiarisme dalam Penulisan Skripsi: Upaya memperkuat Pembentukan Karakter di Dunia Akademik” tahun 2010 oleh Mulyana. Membahas tentang gejala plagiarisme tugas akhir yang dilakukan

(17)

mahasiswa jurusan PDB FBS UNY pada umumnya masih pada taraf duplikasi, yaitu bentuk-bentuk peniruan atau penjiplakan karya orang lain dengan persentase duplikasi yang bervariasi.

4. Jurnal “Peran Perpustakaan dalam mengurangi Plagiarisme” tahun 2013 oleh Ilham Mashuri. Membahas tentang peran penting perpustakaan dalam menekan angka plagiasi sebagai tempat disimpannya informasi.

5. Jurnal “Upaya Perpustakaan dalam Mengurangi Plagiarisme pada Karya Ilmiah Mahasiswa” tahun 2015 oleh Lulu Andarini Aziz, dkk. Membahas tentang upaya yang dilakukan UPT Perpustakaan dalam mengurangi Plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat pendukungnya.

6. Buku “Plagiarisme: pelanggaran hak cipta dan etika” tahun 2011 oleh Henry Soelistyo, SH. LL.M. Membahas tentang plagiarisme secara keseluruhan.

E. Tujuan

1. Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

(18)

F. Manfaat

1. Manfaat bagi diri sendiri yaitu dapat menambah wawasan mengenai beberapa hal terkait Plagiarisme beserta pencegahan dan penanggulangannya.

2. Manfaat bagi institusi yaitu dapat meningkatkan kualitas perpustakaan dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi.

(19)
(20)

9 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Plagiarisme

1. Pengertian Plagiarisme

Kata plagiarisme berasal dari kata latin plagiarius yang berarti merampok, membajak. Plagiarisme merupakan tindakan pencurian atau kebohongan intelektual.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atau nama dirinya sendiri. Kamus Besar Bahasa Indonesia membedakan secara tegas istilah plagiat dengan plagiarisme. Yang terakhir ini diartikan sebagai penjiplakan yang melanggar Hak Cipta (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991: 775).

Untuk menyamakan pemahaman, perlu dikutip sebuah referensi konseptual dari Black’s Law Dictionary yang mendefinisikan plagiarisme sebagai berikut:

“The deliberate and knowing presentation of another person’s original ideas or creative expression as one’s own. Generally, plagiarism is immoral but not illegal. If the expression’s creator gives unrestricted permission for its use and the user claim the expression as original, the user commits plagiarism but does not violate copyright laws. If the original expression is copied without permission, the plagiarist may violate copyright laws, even if credit goes to the creator. And if the plagiarism result in material gain, it may be deemed a passing-off activity that violates the Lanham Act.

“Presentasi yang disengaja dan menggunakan ide asli orang lain atau ekspresi kreatif sebagai miliknya. Umumnya, plagiarisme tidak bermoral tetapi tidak ilegal. Jika pembuat ekspresi memberikan izin tanpa batas untuk

(21)

penggunaannya dan pengguna mengklaim ekpresi sebagai haknya, artinya pengguna melakukan plagiarisme tetapi tidak melanggar undang-undang hak cipta. Jika ekspresi asli disalin tanpa izin, ahli plagiat dapat melanggar undang-undang hak cipta, meskipun kredit diberikan kepada pembuatnya.

Dan jika plagiarisme menghasilkan keuntungan materi, itu dapat dianggap sebagai aktivitas berlebihan yang melanggar UU Lanham”.

Definisi dari kamus tersebut membedakan antara tindakan immoral dengan illegal. Namun yang pasti, apabila yang diplagiasi merupakan original creative expression, maka plagiator itu dianggap melanggar UU Hak Cipta. Sementara itu, penilaian bahwa plagiarisme merupakan pelanggaran Hak Cipta juga secara tegas dinyatakan oleh the World Intellectual Property Organization / WIPO dalam glossary tahun 1980 (Soelistyo, 2011: 15) sebagai berikut:

“Generally understood as the act offering or presenting as one’s own the work of another, wholly or partly, in a more or less altered form or context.

The person so doing is called a plagiarist; he is guilty of deception and, in the case of works protected by copyright, also of infringement of copyright.”

“Secara umum dipahami sebagai tindakan yang menawarkan atau menyajikan karya orang lain, secara keseluruhan atau sebagian, dalam bentuk atau konteks yang kurang lebih berubah. Orang yang melakukan itu disebut plagiator, ia bersalah atas penipuan dan dalam kasus karya yang dilindungi oleh hak cipta, juga dari pelanggaran hak cipta.”

Definisi WIPO pun menerankan bahwa pelanggaran Hak Cipta terjadi bila ciptaan yang diplagiat merupakan karya yang dilindungi Hak Cipta. Persyaratan ini secara implisit mengindikasikan norma sebaliknya bahwa apabila karya yang diplagiat merupakan ciptaan publik domain, maka plagiarisme yang dilakukan itu bukan merupakan tindakan pelanggaran Hak Cipta (WIPO, 1980: 192).

Selanjutnya mengutip pendapat Alexander Lindsey dalam tulisan Plagiarism and Originality, bahwa plagiarisme diartikan sebagai tindakan menjiplak ide,

(22)

gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.

Menurut sastrawan Ajib Rosidi sebagaimana dikutip Teuku Kemal Fasya dalam (Soelistyo, 2011: 17) Plagiat adalah pengumuman sebuah karya pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik atas semua atau sebagian besar karya orang lain tanpa menyebutkan nama sang pengarang yang diambil karyanya. Sementara itu, Paul Goldstein menyatakan plagiat sebagai bentuk penjiplakan sehingga dianggap memiliki kaitan dengan Hak Cipta.

Goldstein setuju dengan pendapat Martial yang menyatakan plagiat adalah pengarang yang menyatakan karya orang lain sebagai karangannya. Lebih lanjut ditegaskan bahwa plagiat adalah pelanggaran etika, bukan pelanggaran hukum dan penegakannya berada dalam kewenangan pejabat, akademik, bukan berada dalam lingkup kompetensi pengadilan. Orang yang dengan sengaja tidak mencantumkan identitas pengarang dalam tulisan yang dikutipnya, itu merupakan bentuk pelanggaran Hak Moral. Konsep hukum Hak Cipta, cq Hak Moral mewajibkan pengutipan ciptaan orang lain dengan mencantumkan sumbernya dan jika seseorang itu melanggar maka dianggap sebagai pelanggaran hukum dengan ancaman pidananya, penjara maksimun 2 tahun dan atau denda paling banyak 150 juta.

(23)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan:

“Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.” (Menteri Pendidikan Republik Indonesia, 2010: 2)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online disebutkan: “Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan ”

Menurut Oxford American Dictionary dalam Clabaugh plagiarisme adalah:

to take and use another person’s ideas or writing or inventions as one’s own.

Artinya mengambil dan menggunakan ide seseorang, tulisan atau penemuan seseorang menjadi miliknya. Inilah yang disebut plagiarisme.

Daniel Ronda dalam bukunya Belajar Menjadi Pemimpin (Ronda, 2015) mengatakan bahwa plagiarisme adalah suatu tindakan pencurian yang dilakukan dengan menggunakan tulisan dan pemikiran orang lain tanpa seizin dari penulis atau pembicara yang kita ambil idenya.

Plagiat merupakan suatu tindakan menyimpang yang melanggar hukum dan tidak dapat ditolelir karena mencuri hasil karya ataupun hak cipta orang lain.

Pelanggaran seperti inilah yang bertentangan dengan Undang-undang No.

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, sehingga pelaku

(24)

plagiat dapat dijerat hukuman sesuai dengan pasal 25 ayat 2 dan pasal 70 (Undang-Undang, 2003), yaitu:

Pasal 25 ayat 2 yang berbunyi:

“Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya”.

Pasal 70 yang berbunyi:

“Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

2. Tipe-tipe Plagiarisme

Mengutip tulisan Belinda mengenai tipe-tipe plagiarisme yang disarikan dari tulisan Parvati Iyer dan Abhipsita Singh Menu dalam (Soelistyo, 2011: 19) yaitu :

a. Plagiarisme ide (Plagiarism of Ideas)

Tipe plagiarisme ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan berkemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain, atau kemungkinan terjadi adanya dua ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda.

b. Plagiarisme kata demi kata (Word for word Plagiarism).

Penulis mengutip karya orang lain secara kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya.

(25)

c. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis tidak menyebutkan secara lengkap selengkap-lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan.

d. Plagiarisme kepengarangan (Plagiarism of Author- ship). Terjadi apabila seseorang mengakui sebagai pengarang dari karya tulis yang disusun oleh orang lain.

3. Faktor Penyebab Plagiarisme

Beberapa alasan pemicu atau faktor pendorong terjadinya tindakan plagiat menurut Purwani (Istiana, 2013: 7-8) yaitu:

a. Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah sehingga mencari cara mudah dengan copy-paste karya orang lain.

b. Malas membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian dan kurang melatih pikiran untuk berpikir kritis serta kurang mencari referensi jurnal.

c. Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan. Apapun alasan seseorang melakukan tindakan plagiat, hal ini dapat dikategorikan sebagai tindak pencurian.

d. Kurangnya referensi yang tersedia di perpustakaan terkait dengan pembahasan mengenai judul penelitian.

Sementara itu menurut Amran (2014: 82) dalam skripsinya yang berjudul “Plagiat di perguruan tinggi di Indonesia perspektif hukum Islam”

Plagiat banyak terjadi di perguruan tinggi disebabkan karena tinggi

(26)

rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai apa dan bagaimana plagiat itu dari segi ilmiah maupun dari segi hukum. Dalam hal ini terdapat lima faktor yang menjadi penyebab perilaku plagiat mahasiswa di perguruan tinggi yaitu:

1) Tidak yakin dengan kemampuan diri 2) Malas mengerjakan tugas

3) Kesulitan mencari buku referensi 4) Kurangnya kesadaran

5) Penyalahgunaan teknologi (copy-paste) 6) Tidak tahu batasan-batasan dan sanksi plagiat 4. Sanksi Akibat Plagiarisme

Menurut Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 (Menteri Pendidikan Nasional, 2010: 7) pada pasal 12 yaitu:

a. Teguran. Teguran dilakukan secara lisan oleh institusi dalam hal ini pengajar, dosen dan pembimbing.

b. Peringatan tertulis.

c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.

d. Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa.

e. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.

f. Pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus dari suatu program pendidikan.

(27)

Sedangkan sanksi yang diberikan dalam Undang- undang Sisdiknas:

“Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk mem- peroleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana pen- jara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta”.

5. Mencegah Plagiarisme

Menurut Henry Soelistyo (Soelistyo, 2011) dalam bukunya yang berjudul

“Plagiarisme: pelanggaran hak cipta dan etika” bahwa langkah untuk mencegah plagiarisme terbagi dua, yaitu:

a. Langkah Teknis

1) Materi Kutipan dan Tata Cara Mengutip

a) Digunakan apabila kalimat asli penulis diungkapkan secara ringkas dan sangat meyakinkan.

b) Dapat digunakan untuk menampilkan argumen utama ketika catatan kaki dianggap tidak mencukupi.

c) Digunakan sebagai issue/ permasalahan yang akan dikomentari, dibahas ataupun dianalisis, termasuk menggunakan kutipan dari penulis lain untuk tambahan pemikiran dalam merumuskan argumentasi dan mempertajam topik diskusi.

d) Dapat digunakan apabila perumusan ulang atau parafrase dapat menimbulkan kesalahpahaman.

e) Harus digunakan apabila megutip rumus matematika, ilmu alam maupun tulisan mengenai pengetahuan eksakta lainnya.

(28)

2) Ketentuan mengenai Pengutipan

Aturan mengenai masalah pengutipan lebih didasarkan pada nilai etika dan norma kepatutan pada diri masing-masing penulis. Selain itu pengutipan sesungguhnya lebih bernuansa pada keterampilan yang berbasis pengalaman. Adakalanya, tuntutan kebutuhan mengharuskan pengutipan dilakukan secara apa adanya sesuai dengan versi penulis atau publikasi resmi yang otentik. Penulis yang mengutip harus benar- benar teliti dan akurat dalam menuangkan kutipannya, baik dalam rumusan kalimat, rangkaian kata-kata, maupun tanda baca, dan ejaaan yang digunakan (Wahyudi, 2011: 173).

3) Melakukan Parafrase

Untuk menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan parafrase yaitu mengambil ide atau gagasan orang lain dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata sendiri.

4) Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya.

Mengungkapkan gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa merubah maksud atau makna dari gagasan tersebut dengan tetap menyebutkan sumbernya (Wijaya, 2018: 3).

5) Teknik Parafrase

a) Upayakan untuk mengubah penghubung kalimat (misalnya, penggunaan ‘tetapi’ dipihak lain ‘sementara’, ‘sama halnya’,

‘seperti halnya’, ‘baik….maupun) yang terdiri dari dua frasa yang

(29)

mengungkapkan perbandingan atau dua pandangan yang bersifat kontras.

b) Mengganti bentuk kata kerja pasif dengan kata kerja aktif atau sebaliknya, sehingga berkonsekuensi mengubah struktur kalimat yang dikutip.

c) Mengubah bentuk kata (misalnya, kata kerja diubah menjadi kata benda, kata sifat menjadi kata keterangan) dengan berkonsekuensi harus melakukan perubahan pada rumusan kalimat yang dikutip.

d) Mengubah kalimat melalui penggunaan sinonim atau persamaan kata yang sekaligus dapat memperkaya perbendaharaan kata dalam tulisan.

6) Menuliskan daftar pustaka atas karya yang dirujuk dengan baik dan benar. Artinya harus sesuai dengan panduan yang ditetapkan masing- masing institusi dalam penulisan daftar pustaka (Wijaya, 2018: 3) b. Langkah Akademis mencegah Plagiarisme

1) Hak cipta menjadi kurikulum

Konsepsi hukum hak cipta yang mengajarkan perlunya sikap pengakuan, penghormatan dan perlindungan terhadap karya cipta sesorang, oleh karena itu perlu menjadikan subtansi hak cipta sebagai bagian dari kurikulum.

2) Komitmen bersama Anti Plagiarisme

(30)

Sikap keras anti plagiarisme harus terus diperkuat dan diperluas, kesadaran untuk menolak juga tak boleh putus ditumbuhkan.

3) Menumbuhkan integritas pada diri peneliti, sehingga senantiasa bisa menjaga dan membentengi diri dari perbuatan copy paste tanpa menyebutkan sumber asal.

4) Meningkatkan fungsi dan peranan pembimbing penelitian, karena bagaimanapun hasil penelitian dari mahasiswanya adalah merupakan pertaruhan karir dari si pembimbing.

6. Upaya dan Prosedur Pencegahan Tindakan Plagiat

Adapun upaya dan prosedur pencegahan plagiat dalam buku karya Henry Soelistyo (Soelistyo, 2011), yaitu:

a. Tanggung jawab pencegahan plagiarisme

Secara institusional, tanggung jawab pencegahan tindakan plagiarisme dibebankan pada pimpinan perguruan tinggi. Tanggung jawab itu dijabarkan dalam uraian tugas, baik yang berdimensi pengarahan, pengendalian maupun teknis administratif. Dalam hal ini pimpinan perguruan tinggi bertugas menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung atau kode etik mahasiswa, dosen, peneliti, atau tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi atau organ lain yang sejenis (Menteri Pendidikan Nasional, 2010: 5) untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni kalau berisi norma-norma dan kaidah-kaidah maka secara berkala kode etik tersebut harus di sosialisasikan agar tercipta budaya anti plagiat. Hal tersebut untuk

(31)

meningkatkan pemahaman dan kesadaran untuk menghormati dan menghargai karya orang lain. Selanjutnya mengenai teknis pengaturannya, yaitu:

1) Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusun bahwa karya ilmiah tersebut bebas plagiat. Jika di kemudian hari terbukti terdapat plagiat, maka penyusu bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Pimpinan perguruan tinggi wajib mengunggah secara elektronik semua karya ilmiah mahasiswa, dosen, peneliti maupun tenaga kependidikan yang telah dilampiri pernyataan sesuai yang dijelaskan di atas melalui portal Garuda sebagai titik akses terhadap karya ilmiah yang dihasilkan atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

b. Upaya Penanggulangan Plagiarisme

Dalam rangka penanggulangan plagiarisme, karya ilmiah yang digunakan pengangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik dan kenaikan pangkat dosen, harus memenuhi kewajiban menyerahkan pernyataan mengenai keaslian tulisannya. Penilaian sejawat sebidang oleh paling sedikit dua orang dosen yang memiliki jabatan akademik atau kenaikan jabatan diproses pada:

1) Tingkat jurusan, departemen, atau bagian, yaitu untuk jabatan akademik asisten ahli dan lektor.

(32)

2) Tingkat jurusan, departemen atau bagian, senat akademik atau organ lain yang sejenis pada aras fakultas dan/atau aras perguruan tinggi, yaitu untuk jabatan akademik lektor kepala dan guru besar atau profesor.

7. Langkah-langkah Penanggulangan Tindakan Plagiat a. Penanggulangan Tindakan Plagiat oleh Mahasiswa

Perlu diketahui bahwa tindakan plagiarisme bukannya tidak dapat dicegah, melainkan diminimalisasi. Hal tersebut terkait dengan kesadaran penulis terutama mahasiswa dan para akademisi. Di lingkungan perguruan tinggi misalnya, akan lebih baik jika sosialisasi dijadikan sebagai agenda tetap bagian dari edukasi. Langkah penanggulangan plagiat dilakukan secara bertahap (Sulistyo, 2011: 117), yaitu:

1) Apabila mahasiswa telah diduga melakukan plagiat maka ketua jurusan harus membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa dengan karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa.

2) Terhadap dugaan tindakan plagiat tersebut, ketua jurusan meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

3) Untuk menjaga obyektivitasnya, mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan dihadapan ketua jurusan.

(33)

4) Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian terbukti plagiat, maka ketua jurusan menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa yang terduga melakukan plagiat.

5) Apabila salah satu dari persandingan ternyata tidak melakukan plagiat maka sanksi tidak dapat dijatuhkan. Sebaliknya, jika mahasiswa terbukti melakukan plagiat maka hal tersebut harus dipulihkan yaitu dengan mengikuti kelaziman yang berlaku.

b. Penanggulangan Tindakan Plagiat oleh Dosen

Apabila terdapat cukup bukti awal adanya dugaan plagiat yang dilakukan oleh dosen, maka langkah yang harus dilakukan oleh Pimpinan perguruan tinggi adalah membuat persandingan antara karya ilmiah yang disusunnya dengan karya ilmiah yang diduga sumber yang tidak dinyatakan sebagai referensi. Senat akademik perlu memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran dugaan plagiat tersebut. Namun sebelum senat akademik memberikan pertimbangan, mereka terlebih dahulu meminta Komisi Etik untuk melakukan telaah tentang kebenaran plagiat dan proporsi karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah “plagiator”. Telaah ini dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar menghasilkan penilaian yang obyektif (Sulistyo, 2011: 118).

(34)

B. Karya Ilmiah

1. Pengertian Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh sesorang berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya antara lain dalam bentuk makalah, skripsi, dan disertasi (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013: 19). Sementara itu menurut Sri Hartinah (Hartinah: 2) karya tulis ilmiah adalah tulisan yang disusun oleh orang atau kelompok orang yang melakukan penelitian atau kajian.karya ini ditulis dengan format standar yang meliputi antara lain abstrak, pendahulan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan serta daftar pustaka. Contohnya, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan karya ilmiah adalah tulisan atau artikel yang ditulis oleh orang atau sekelompok orang dibidangnya dan berpengalaman. Tulisan harus bukan berasal dari hasil penelitian atau kajian tetapi dari gagasan atau tinjauan literatur yang bersifat ilmiah dan ditulis berdasarkan kaedah-kaedah ilmiah. Format tulisan tidak perlu mengikuti standar karya tulis ilmiah.

2. Jenis-jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni karya ilmiah sebagai laporan hasil pengkajian penelitian, dan karya ilmiah berupa hasil pemikiran yang bersifat ilmiah. Adapun jenis karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Zaenal dalam (Lulu Andriani Aziz, 2015: 5-6) dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

(35)

a. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dengan pembahasan sesuai data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.

b. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat peneliti berdasarkan pendapat orang lain.

c. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.

d. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terperinci.

C. Integrasi Keislaman

Membahas tentang hak cipta sebuah karya tulis, menurut pandangan islam hak cipta pada suatu karya yaitu tetap pada penulisnya. Karena karya tulis tersebut merupakan hasil karya yang halal dari kerja keras otaknya, sehingga karya tersebut menjadi hak milik pribadi. Dengan itu setiap karya tulis harus dilindungi hukum, sehingga sewaktu-waktu apabila ada yang melanggar hak cipta tersebut bisa dikenakan sanksi. Misalnya melakukan pencurian, pembajakan ataupun plagiat.

Perbuatan memfotokopi, mencetak, menterjemahkan, membaca dan sebagainya pada suatu karya tulis seseorang tanpa seizin penulisnya adalah perbuatan tidak etis dan dilarang oleh islam. Karena perbuatan seperti itu bisa termasuk dalam kasus pencurian kalau dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Adapun dalil syar’i yang berkaitan dengan judul penelitian tentang plagiarisme adalah QS As- Syu’ara/26/ 183:

(36)

َنيِدِسْفُم ِضْرَ ْلْا يِف اْوَثْعَت َلََو ْمُهَءاَيْشَأ َساَّنلا اوُسَخْبَت َلََو

Terjemahnya:

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”. (Departemen Agama Republik Indonesia, 2006: 374) Kata tabkhasu/ kamu kurangi dari kata bakhs yang berarti kekurangan akibat kecurangan. Ibn ‘Arabi sebagaimana yang dikutip oleh Ibn ‘Asyur bahwa kata ini berarti pengurangan dalam bentuk mencela atau memperburuk sehingga tidak disenangi, atau kecurangan dalam timbangan dan takaran dengan melebihkan atau mengurangi. Jika Anda berkata di depan umum “Barang Anda buruk” untuk tujuan menurunkan harganya padahal kualitas barangnya tidak demikian, anda dinilai telah mengurangi hak orang lain dalam hal ini si penjual (M. Quraish, 2002: 330- 331).

Kecurangan yang dimaksud dalam ayat diatas adalah tindakan yang dilakukan seseorang seperti halnya menjiplak atau mengutip karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya.

Kata ta’tsaw terambil dari kata ‘atsa yaitu perusakan atau bersegera melakukannya. Penggunaan kata tersebut bukan berarti larangan bersegera melakukan kerusakan tetapi maksudnya jangan melakukan kerusakan dengan sengaja. Artinya kata tersebut menjelaskan bahwa apabila kita mengikuti nafsu dan bersegera melakukannya maka itu akan membuat kerusakan. Dengan demikian, Nabi Syu’aib As menuntun mereka untuk tidak mengambil hak orang lain baik dalam bentuk mengurangi timbangan maupun mencuri harta mereka, atau menipu,

(37)

merampok atau mengurangi hak yang seharusnya diterima seseorang. (M. Quraish, 2002: 330).

Dalam ayat diatas memberikan ketegasan tentang larangan mengambil hak cipta orang lain ataupun mengurangi timbangan hak yang seharusnya mereka terima. Larangan pada ayat tersebut dalam hal merugikan manusia pada hak-haknya berarti seseorang dituntut agar tidak merugikan orang lain atas karya yang diciptakannya. Dengan kata lain setiap orang yang sedang melakukan penelitian hendaknya tidak melakukan plagiat atas penelitian sebelumnya karena akan merugikan orang yang punya hak atas karya tersebut. Sebenarnya tidak masalah jika kita melihat karya orang lain tapi harus dengan mencantumkan sumbernya.

Menjiplak karya orang lain dengan mengatasnamakan karangan sendiri itu sama saja dengan membuat kerusakan di muka bumi atau dengan menjadi seorang plagiator. Biasanya seorang peneliti yang ingin cepat selesai melakukan tindakan plagiat ini dengan mengambil karangan orang lain dari berbagai sumber lalu menjadikan karya tersebut sebagai hasil dari usaha pemikirannya. Inilah yang dimaksud dalam ayat “Merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”

dimana seseorang secara bebas mengambil hak cipta orang lain.

Dalam ayat lain juga dijelaskan tentang larangan mengambil hak orang lain atau dalam penelitian disebut tindakan mencopy paste tanpa mencantumkan sumbernya, yaitu dalam QS Al-Baqarah/2/188:

ِلا َوْمَأ ْنِم اًقي ِرَف اوُلُكْأَتِل ِماَّكُحْلا ىَلِإ اَهِب اوُلْدُت َو ِل ِطاَبْلاِب ْمُكَنْيَب ْمُكَلا َوْمَأ اوُلُكْأَت َلَ َو ِب ِِاَّنلا

ِمِْْ ْْا

َنوُمَلْعَت ْمُتْنَأ َو

(38)

Terjemahnya:

“Janganlah kamu memakan harta kamu, antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.

(Departemen Agama Republik Indonesia, 2006:29)

Ayat diatas bermakna bahwa janganlah sebagian kamu mengambil harta orang lain dan menguasainya tanpa hak, dan jangan pula menyerahkan urusan harta kepada hakim yang berwewenang memutuskan perkara bukan untuk tujuan memperoleh hak kalian, namun untuk mengambil hak orang lain dengan melakukan dosa serta dalam mengetahui bahwa kalian sebenarnya tidak berhak (Shihab, 2002:

498)

Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang dilarang untuk mengambil hak orang lain, seperti halnya mengakui karya orang lain sebagai hak miliknya, karena hal ini dapat merugikan pihak yang memiliki hak karya tersebut. Selain itu Allah juga tidak menyukai apabila seseorang melakukan tindakan plagiarisme ini dengan melakukan perkara kepada hakim karena sesungguhnya plagiarisme itu bukan tindakan pidana.

Sedangkan dalam dalil lain yaitu hadis Nabi yang diriwatkan oleh HR. Abu Dawud dan Daruquthni dijelaskan pula tentang larangan mengambil hak orang atau plagiarisme yaitu sebagai berikut.

َلََأ َلاَقَف َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْوُسَر اَنَبَطَخ ِبْيِطِب َّلَِإ َءْيَش ِهْيِخَأ ِلاَم ْنِم ٍءِرْم ِلَ ُّلِحَي َلَ َو

ُهْنِم ِسْفَن

(39)

Artinya:

Rasulullah SAW menyampaikan khotbah kepada kami, yang sabdanya yaitu: “ketahuilah, tidak halal bagi seseorang sedikitpun dari harta saudaranya kecuali dengan kerelaan hatinya”. (HR Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahihul Jami’

no.7662)).

Hadis Nabi tersebut diatas mengingatkan agar umat islam tidak mengambil hak orang lain dan tidak pula memakan harta orang lain kecuali dengan persetujuanya. Dan pelanggaran terhadap hak orang lain termasuk kedalam kategori muflis, yaitu orang yang bangkrut amalnya kelak di akhirat.

Larangan mengambil hak orang lain pada hadis tersebut termasuk didalamnya larangan melakukan plagiarisme terhadap karya seseorang. Hal tersebut sangat jelas bahwa menjiplak ataupun mencopy paste karya tulis orang lain tanpa menyebutkan sumbernya dengan tujuan agar semua orang tahu bahwa dia adalah seorang yang memiliki pengetahuan luas dalam membuat sebuah karya tulis, namun hal tersebut akan membahayakan dirinya karena ini adalah salah satu perbuatan tercela dan akan menghilangkan keberkahan ilmunya.

Dalam Islam dijelaskan aspek-aspek kehidupan bahwa hak cipta karya ilmiah tetap pada penulisnya, karena karya ilmiah itu merupakan hasil karya dari kemampuan berpikir dan menulis sehingga karya tersebut menjadi hak milik pribadi. Dalam hal ini, islam menghormati hak milik pribadi, tetapi hak milik pribadi itu bersifat sosial, karena hak tersebut pada hakikatnya adalah hak milik Allah yang diamantkan kepada orang yang memilikinya. Oleh karena itu karya ilmiah itu pun harus bisa dimanfaatkan oleh orang banyak, dalam artian tidak boleh

(40)

dirusak atau disembunyikan sebab itu juga merupakan amal saleh yang pahalanya tidak pernah terputus bagi penulisnya bahkan jika dia sudah meninggal.

Pandangan islam tentang perbuatan plagiat tanpa izin penulis sebagai pemilik hak cipta atau ahli warisnya yang sah atau penerbit yang diberi wewenang oleh penulisnya adalah perbuatan tidak etis dan dilarang oleh Islam. Sedangkan pencurian dengan nilai curian mencapai satu nisab, dalam Islam hukumnya yaitu dipotong tangannya (Amran, 2014: 82).

(41)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan secara deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berintekrasi dengan orang-orang ditempat.

Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2017:8).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong-Gowa dan penelitian ini berlangsung pada 14 Mei sampai 28 Mei 2019.

Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar merupakan lembaga naungan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang didirikan pada

(42)

tanggal 10 November 1965 bersamaan dengan diresmikannya IAIN Alauddin Makassar. Sesuai dengan surat Menteri Agama Republik Indonesia 74 tentang berdirinya IAIN Alauddin Makassar.

Tujuan didirikannya perpustakaan IAIN Alauddin Makassar adalah untuk menunjang program Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat.

Tenaga perpustakaan pada tahun 1960 sampai dengan 1973 berjumlah dua orang yaitu kepala bagian perpustakaan adalah Syamsuddin AM, BA dan satu staf yaitu Sahrir Aksan.

Ruangan bagian perpustakaan pada tahun 1960 sampai dengan 1967 bertempat disebelah selatan gedung Universitas Muslim Indonesia (UMI) jalan Kakatua tepatnya satu ruangan kantor sekolah persiapan IAIN. Pertengahan tahun 1967 IAIN Alauddin Makassar pindah ke jalan Timor Bioskop AA di lantai tiga.

Pada tahun 1973 IAIN Alauddin Makassar pindah dijalan Sumbah, perpustakaan menempati lantai dasar. Memasuki tahun 1974 IAIN Alauddin Makassar pindah ke gunung sari kemudian di jalan Sultan Alauddin, perpustakaan menempati gedung fakultas syariah salah satu ruangan kuliah yang berada dilantai dua. Tenaga perpustakaannya sudah berjumlah tiga orang yaitu seorang kepala perpustakaan dan dua orang staf. Akan tetapi pada tahun 1975 perpustakaan mengalami kebakaran yang diakibatkan oleh arus listrik dan menyebabkan banyak koleksi yang terbakar. Sementara itu koleksi yang berhasil diselamatkan, pindah

(43)

kerumah jabatan rektor yang berada dalam lingkungan kampus dan kemudian perpustakaan pindah ke gedung tarbiyah.

Gedung perpustakaan bersambung dengan gedung lembaga pusat pengembangan bahasa. Pada tahun 1997 lembaga pusat bahasa IAIN Alauddin Makassar ditutup sampai pada tahun 1998, lembaga pusat pengembangan bahasa dibuka kembali. Lantai dasar tetap dijadikan kantor dan ruangan kantor.

Kemudian pada tahun 2004 perpustakaan IAIN Alauddin Makassar kembali pindah ke gedung lantai tiga, lantai pertama ruangan perpustakaan, administrasi, penitipan barang, fotocopy, corner amerika serikat, laboratorium, komputer, dan tata usaha. Lantai dua bagian pelayanan, referensi, dan cadangan. Sedangkan lantai tiga ruang pertemuan, ruang skripsi masing-masing fakultas, dan ruang komputer digital.

Kemudian A. Ibrahim menjabat sebagai kepala perpustakaan pada tahun 2003 sampai november 2008, perpustakaan IAIN berubah nama menjadi perpustakaan UIN Alauddin Makassar, berdasarkan peraturan presiden RI Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

Perpustakaan UIN Alauddin Makassar mengalami pergantian kepala pada bulan november 2008, dari A. Ibrahim diserahkan kepada Nursiah Hamid sebagai caretaker hingga bulan mei 2010 sebelum dilakukan pemilihan ulang kepala perpustakaan baru. Pada saat itu terjadi perubahan besar-besaran karena sesuatu dan lain hal. Selama kepentingan pejabat caretaker, Nursiah Hamid melakukan beberapa perubahan seperti letak penitipan barang dipindahkan ke lantai tiga. Sedangkan perpustakaan pascasaarjana yang dilantai tiga dipindahkan ke lantai dua.

(44)

Kemudian pada tanggal 10 november 2010, maka dilantiklah kepala perpustakaan baru yaitu Irvan Muliyadi, S.Ag.,SS.,MA. Selama kepemimpinannya dilakukan beberapa perubahan yaitu letak penitipan barang kembali ke lantai satu serta menempatkan staf sesuai dengan profesinya karena mengingat kurangnya pustakawan yang memang mempunyai latar belakang pendidikan diilmu perpustakaan. Dengan mengingat perkembangan ilmu perpustakaan dan teknologi yang semakin cepat, perpustakaan UIN Alauddin Makassar dengan keterbatasan pegawai yang berlatar belakang ilmu perpustakaan tetap berusaha untuk melakukan perubahan yang awalnya masih sangat konvensional atau penambahan jumlah koleksi dari tahun ke tahun semakin meningkat, begitu pula jumlah pengunjung yang semakin bertambah.

Pada tahun 2011 perpustakaan UIN Alauddin Makassar dipindahkan ke kampus dua di jl. H. M. yasin Limpo No. 36 Samata Kab Gowa, sejak itulah perpustakaan mulai berbenah diri serta mengejar ketertinggalan seperti suatu program yang bekerja sama dengan orang-orang teknologi informasi (TI) dan sekarang program-program tersebut sudah mulai bekerja, namun belum maksimal.

Akan tetapi suatu perpustakaan yang ideal itu bukan hanya dilihat dari segi pembangunan fisik saja, namun juga semua bentuk yang ada kaitannya dengan perpustakaan harus maksimal semua, terutama dalam hal program yang harus diaplikasikan, karena dengan program tersebut segala aktifivitas yang ada di perpustakaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

(45)

Selanjutnya pada tanggal 2 januari 2013 dipilihlah Ibu Himayah, S.Ag.,S.S.,MIMS sebagai kepala perpustakaan periode 2013 sampai masa jabatan berakhir, selama beberapa tahun kepemimpinannya dilakukan beberapa perubahan seperti bidang struktur organisasi, penempatan tugas perpustakaan, digitalisasi koleksi, dan mulai mengadakan e-jurnal Oxford dan Emerald.

Kemudian pada tanggal 10 november 2015 sampai saat ini perpustakaan UIN Alauddin Makassar mengalami renovasi bangunan yang merupakan agenda pimpinan baru yaitu Bapak Muh. Quraisy Mathar untuk memberikan kenyamanan bagi mahasiswa yang datang ke perpustakaan. Hingga saat ini perpustakaan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya TI. Perubahan sangat terlihat jelas mulai dari adanya security gate hingga terciptanya perpustakaan digital.

Visi dan Misi UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar:

a. Visi

Menjadikan perpustakaan UIN Alauddin Makassar sebagai pusat ilmu pengetahuan informasi dan dokumentasi ilmiah berbasis teknologi dan peradaban islam terdepan dengan teknologi modern serta mendukung utama tercapainya UIN Alauddin Makassar sebagai the center of excellent.

b. Misi

Adapun misi perpustakaan UIN Alauddin Makassar yaitu:

1) Melayani kebutuhan pengetahuan, informasi, dan dokumentasi untuk civitas akademika UIN Alauddin Makassar.

(46)

2) Menyediakan layanan informasi berbasis teknologi, untuk kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

3) Mendukung integrasi IPTEK dan ilmu keislaman menuju kampus UIN berbasis peradaban islam.

c. Tujuan UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Tujuan dibentuknya UPT UIN Alauddin Makassar adalah:

1) Mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan minat baca masyarakat.

2) Menjunjung pengembangan Tri Darma Perguruan Tinggi.

3) Mengembangkan pelayanan dokumentasi, komunikasi dan informasi.

(47)

Gambar 1.

Struktur Organisasi Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

Sumber: UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar REKTOR

KEPALA PERPUSTAKAAN

WAREK 1

PERP. FAKULTAS

BAGIAN PENGADAAN

BAHAN PUSTAKA

TATA USAHA

BAGIAN PENGOLAHAN

BAHAN PUSTAKA

BAGIAN PELAYANAN

PEMAKAI BAGIAN TI

MONOGRAF / SERIAL

PEMELIHARAA N BAHAN PUSTAKA

KLASIFIKASI

ORG. DATA SIRKULASI REFERENSI

KELOMPOK PUSTAKAWAN

(48)

C. Data dan Sumber Data

Data adalah bahan keterangan suatu obyek penelitian. Definisi data hampir senada dengan informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan aspek materi (Bungin, 2011). Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi di Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar yang sesuai dengan fokus penelitian.

Sumber data yaitu diperoleh langsung secara lisan atau dengan melakukan wawancara langsung kepada subjek penelitian yang dijadikan sebagai dasar pembahasan. Adapun sumber data utama dicatat menggunakan catatan dan juga menggunakan alat rekam serta alat dokumentasi.

Adapun sumber data penelitian adalah Wakil Rektor 1, Kepala Perpustakaan, Tim Instruktur serta mahasiswa dan beberapa dokumen yang relevan.

Seperti yang telah dikemukakan Moleong dalam bukunya (Moleong, 2002) adapun jenis data yang digunakan dalam suatu penelitian terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti secara langsung dilapangan melalui wawancara kepada informan, informan adalah orang-orang yang menjadi sumber data yang terkait dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Sumber data sekunder berupa arsip-

(49)

arsip dan dokumen-dokumen. Dokumen-dokumen dalam penelitian ini berupa observasi, foto, serta data-data lain yang dibutuhkan.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti. Penggunaan teknik pengumpulan data ini bersifat lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan analisis penelitian.

Oleh karena itu, prosedur pengumpulan data dapat dipilih sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peneliti.

Adapun prosedur pengumpulan data yang dilaksanakan oleh penulis dalam hal ini untuk lebih akurat dapat dilaksanakan melalui beberapa tahap. Adapun tahap- tahap tersebut yang dimaksud ialah :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, sebelum peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan informasi, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan draft penelitian, instrumen penelitian dan administrasi penelitian seperti pengaduan surat izin penelitian dan instrumen yang terkait.

2. Tahap Pengumpulan Data

Langkah yang ditempuh oleh penulis dalam pengumpulan data adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu suatu penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung oleh penulis dengan mengunjungi lokasi penelitian secara langsung dengan menggunakan metode sebagai berikut:

(50)

a. Observasi yaitu suatu kegiatan mendasar dengan mengamati fenomena yang ada lalu mendokumentasikan kegiatan tersebut dengan foto.

b. Wawancara yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

c. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan meneliti dan menulis dokumen-dokumen yang ada dilokasi.

3. Tahap pengelolaan data. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lapangan terlebih dahulu diolah kemudian dibahas dalam penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pengumpulan datanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2013:192).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian yang digunakan peneliti yaitu berupa alat yang bisa mendukung informasi yang didapat lebih akurat berupa alat rekam, pedoman wawancara, alat dokumentasi, catatan, pulpen.

F. Teknik Analisis Data

Data yang digunakan dalam pembahasan ini bersifat kualitatif, yaitu penulis mengolah data yang ada, selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk konsep yang dapat mendukung pembahasan dalam mengolah data tesebut. Penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu untuk mendapatkan data yang mendalam melalui wawancara

(51)

agar yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Menarik kesimpulan mulai dari pertanyaan umum menuju petanyaan yang bersifat khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio.

1. Data reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan, (Sugiyono, 2013: 247)

Dalam tahap ini peneliti akan memilah dan merangkum data mana yang dianggap relevan dan penting yang berkaitan dengan masalah peran perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa.

Sedangkan data yang tidak terlalu berkaitan dengan permasalahan penelitian akan dibuang. Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan demikian maka gambaran hasil penelitian akan lebih jelas.

2. Data display (penyajian data)

Setelah data reduksi, maka tahap selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie

(52)

chard, pictogram dan sejenisnya (Sugiyono, 2013: 249). Dalam penyajian data ini penulis akan menyajikan hubungan antar kategori yaitu dengan menghubungkan temuan-temuan baru dengan penelitian terlebih dahulu.

Penyajian data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang menarik dari masalah yang diteliti, metode yang digunakan, penemuan yang diperoleh, penafsiran hasil, dan pengintegrasiannya dengan teori sehingga data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan.

3. Conclusion drawing (verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin akan menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan. (Sugiyono, 2013: 252).

(53)

Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif sudah mulai mencatat arti benda-benda, penjelasan, pola-pola, alur sebab akibat dan proposisi.

Kesimpulan yang awalnya belum jelas akan disajikan lebih terperinci. Oleh karena itu kesimpulan terakhir akan muncul sesuai dengan banyaknya kumpulan- kumpulan catatan lapangan, metode pencarian data, kecakapan peneliti, akan tetapi yang sering terjadi kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal penelitian.

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi dalam proses pengumpulan data, setelah tahap pengumpulan data dilakukan kemudian peneliti melanjutkan penelitian ke tahap pengelolaan data yang selanjutnya dilakukan dengan menganalisis data secara deskriptif tentang peran perpustakaan dalam mencegah dan menanggulangi plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa .

1. Kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan Wakil Rektor 1, Kepala perpustakaan dan Tim Instruktur plagiarisme dan mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar mengenai kebijakan yang diterapkan perpustakaan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiarisme pada karya ilmiah mahasiswa. Di UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sudah menerapkan sistem deteksi plagiat dengan menggunakan alat deteksi turnitin. Oleh karena itu, setiap tindakan yang dilakukan akan selalu memunculkan adanya kebijakan terkait dengan plagiarisme. Untuk lebih jelasnya peneliti akan melakukan wawancara langsung kepada informan tentang kebijakan yang dikeluarkan UPT Perpustakaan

43

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis ilmiah berupa Skripsi ini dengan judul “Analisis Kinerja Kader Posyandu Pada Program Imunisasi Dasar Lengkap Selama Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja

Harapannya, kegiatan pelatihan karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk membekali mahasiswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah secara baik

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya, sehingga dapat diajukan dalam ujian sidang karya tulis ilmiah pada Program Studi D3 Analis

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan tim penguji Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi D3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu.. Kesehatan

Adalah Mahasiswa Fakultas Hukum ---(Nama Perguruan Tinggi)---, yang akan mengikuti Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Andalas Law Competition 2017 yang diselenggarakan

Membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian Karya tulis dalam pada bidang pendidikan di sekolahnya, majalah / jurnal diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul: KEKERASAN OLEH PEREMPUAN DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Red Cobex Karya Upi Avianto).. adalah bukan karya tulis