• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BERBAGAI BAHAN AMNEDMEN TANAH DAN BAHAN LAPISAN PEMUTUS KENAIKAN KAPILER TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT HAMPARAN DAN AKUMULASI GARAM PADA TANAH SALIN REKLAMASI DAN KONDISI IRIGASI SALIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BERBAGAI BAHAN AMNEDMEN TANAH DAN BAHAN LAPISAN PEMUTUS KENAIKAN KAPILER TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT HAMPARAN DAN AKUMULASI GARAM PADA TANAH SALIN REKLAMASI DAN KONDISI IRIGASI SALIN."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sc. Agr. Rahayu, S.P., M.P., Ph.D. Lahir di Temanggung, 29 Mei 1975. Perempuan yang memiliki NIP 197505292003001 adalah staf pengajar di Fakultas Pertanian UNS. Riwayat pendidikan tinggi yang berhasil diselesaikannya adalah lulus sarjana (S-1) dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk bidang Ilmu: Ilmu Tanah, lulus Magister (S-2) dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk bidang ilmu: Ilmu Tanah, dan berhasil meraih gelar Doktor (S-3) dari Dankook University Korea Selatan untuk bidang ilmu: Bio Resource Science pada tahun 2011. Judul dan ringkasan Disertasi disajikan dalam 2 (dua) versi bahasa Indonesia dan English sebagai berikut.

PENGARUH BERBAGAI BAHAN AMNEDMEN TANAH DAN BAHAN LAPISAN PEMUTUS KENAIKAN KAPILER TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT HAMPARAN DAN AKUMULASI GARAM PADA TANAH SALIN REKLAMASI DAN KONDISI IRIGASI SALIN. BAB I. Karakteristik Seosan B Tanah Reclaimed dan dikeruk Pasir sebagai Media Tumbuh di Kondisi Saline.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tanah sawah reklamasi (reclaimed paddy soil; RPS) dan pasir yang dikeruk (dredged up sand; DS) sebagai media tanam rumput dalam kondisi saline. Tanah diperoleh dari daerah reklamasi B Seosan dan pasir itu dikeruk dari waduk Bhunam, Tae Ahn Korea. Sifat Tanah RPS dan DS dianalisis, dan media tumbuh campuran dikemas dalam kolom dan dilindi menggunakan air salin dengan 0, 1,2 dan 3 dSm-l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RPS sebagai media tumbuh rumput memiliki risiko pemadatan dan akumulasi garam ketika terlindi oleh air garam. Distribusi ukuran partikel DS menunjukkan sebagai pasir kasar dibanding kriteria pasir media tumbuh rumput rekomendasi USGA (United States Golf Association). Campuran media tumbuh RPS dan DS dengan rasio 1:4 menunjukkan karakteristik serupa dengan DS dan tidak menunjukkan adanya masalah potensial akumulasi garam. Media tumbuh DS atau DS-fine menunjukkan karakteristik yang lebih baik untuk pertumbuhan rumput dibandingkan dengan media tanam yang mengandung RPS. Air irigasi salin dengan salinitas 2 dSm-1 menunjukkan akumulasi garam pada media tanam.

BAB II. Pertumbuhan Creeping Bentgrass (Agrotis palustris HUDs.) pada Bottom Ash dan Pasir dikeruk dengan Amendmends Bahan Organik pada Kondisi Irigasi Salin

(2)

creeping bentgrass pada DS, sementara penurunan terjadi pertumbuhan tanaman padai BA.

BAB III. Pengaruh lapisan pemutus kenaikan kapiler pada Akumulasi Garam dan Pertumbuhan Kentucky Bluegrass (Poa pratensis L.) pada Tumbuh Media Pasir diatas Tanah Reklamasi Garaman

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lapisan pemutus kenaikan kapiler (Interruption layer; IL) pada media tumbuh pasir untuk menumbuhkan rumput Kentucky bluegrass pada tanah reklamasi dan irigasi air garaman. Profil zona perakaran terdiri dari tiga lapisan berupa lapis atas 30 cm, 20 cm lapisan pemutus kenaikan kapiler dan 10 cm tanah reklamasi garaman sebagai landasan. Profil zona perakaran ini dikemas dalam pot kolom. Tanah atas adalah campuran dari pasir yang dikeruk (dredged up Sand; DS) dari Waduk Bhunam Tae Ahn, Korea clan gambut pada rasio 95:5 berdasarkan volume. Bagian bawah kolom ditutupi dengan jaring plastik dan pot direndam dalam 5 cm kedalaman reservoir air asin dengan salinitas 3-5 dSm-1. Kentucky bluegrass dipasang oleh tanah dan irigasi menggunakan 2 dSm-1 air garam (5,7 mm hari-1) dalam 3 hari sekali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulasi garam terbesar pada musim semi dengan Daya Hantar Listrik (electric conductivity; Ece) sebesar 5,4 dSm-1 dan Nisbah Serapan Sodium (Sodium Adsorption Ratio; SAR) 34,0 di Zona perakaran tanpa IL dan ECe dari 4,6 dSm-1 dan SAR 8,24 pada zona perakaran menggunakan kerikil sebagai bahan IL., Kentucky bluegrass yang ditumbuhkan dalam media tumbuh dengan kerikil sebagai lapisan IL mengakibatkan rendahnya tingkat kualitas rata-rata 8,1 visual dan kliping berat kering 24.8 g m-2, sedangkan Kentucky bluegrass ditumbuhkan pada media tumbuh tanpa lapisan IL menunjukkan kualitas visual tingkat 7,9 dan kliping kering berat 34 gm2. Lapisan IL dari bahan kerikil dan pasir kasar meningkatkan kualitas visual sebesar 4,1 dan 4,0%, panjang akar sebesar 50 dan 38%, dan berat kering akar sebesar 35 dan 17% dari Kentucky bluegrass, dan mengurangi akumulasi Na sebesar 16% dan 25%, ECe sebesar 7% dan 13% di zona perakaran tersebut.

BAB IV. Pengaruh Tingkat Salinitas dan Irigasi terhadap Akumulasi Garam dan Pertumbuhan Kentucky Bluegrass (Poa pratensis L.) pada Tumbuh Media Pasir diatas Tanah Saline Reklamasi

Informasi tentang tingkat kuantitas dan salinitas air irigasi diperlukan untuk pertumbuhan rumput yang efisien dan tepat yang memenuhi fungsi estetika terutama pada tanah salin reklamasi dan kondisi irigasi air garaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pada tingkat irigasi dan tingkat salinitas untuk pertumbuhan Kentucky bluegrass dengan meminimalkan bahaya akumulasi garam pada media tumbuh pasir. profil zona perakaran terdiri dari pasir 20 cm top soil, 20 cm lapisan pasir kasar sebagai pemutus kenaikan kapiler

(interruption layer) dan 10 cm dari tanah sawah reklamasi sebagai dasar profil.

(3)

Akumulasi garam terjadi dari air irigasi dan kenaikan kapiler dari dasar air dangkal. Pada akhir tahun kedua, akumulasi garam dalam zona perakaran menunjukkan ECe 3,86; 4,7 dan 5,1 dSm-l, dan SAR dari 19.2, 23,9 dan 27,5 ketika salinitas irigasi masing-masing, adalah 0,2 dan 3 dSm-l. Tingkat Pengairan 100% dan 130% dari tingkat ET dengan air garam tidak menurunkan ECe dan SAR di media tanam. pertumbuhan Kentucky bluegrass meningkat dengan meningkatnya jumlah irigasi pada tahun pertama. Pada tahun kedua pertumbuhan Kentucky bluegrass lebih dipengaruhi oleh tingkat salinitas air irigasi. Dibandingkan dengan air irigasi non-garam, air irigasi garam 2 dan 3 dSm-1 menghasilkan pertumbuhan Kentucky bluegrass yang lebih rendah, dengan penurunan kualitas visual dengan 3,2% dan 16,5%, penurunan berat kering kliping sebesar 6,4% dan 39,3%, dan penurunan berat kering akar sebesar 5,5% dan 5,0% dengan air irigasi garam masing-masing 2 dan 3 dSm-l.

BAB V. Pengaruh Beberapa Bahan amendemen tanah terhadap Akumulasi garam dan Pertumbuhan Kentucky Bluegrass (Poa pratensis L.) pada Media Tumbuh Pasir diatas Tanah saline reklamasi.

Amendemen tanah dan amelioran yang mudah didapat dan murah diperlukan untuk meningkatkan fungsi media tanam berbasis pasir untuk mendukung pertumbuhan rumput yang bernilai estetika dan berkelanjutan dalam kondisi saline. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bahan-bahan amendemen tanah yang mendukung pertumbuhan Kentucky bluegrass dan mengurangi akumulasi garam pada media tumbuh berbasis pasir di kondisi saline. Profil zona perakaran dikemas dalam kolom terdiri dari 20 cm tanah atas, 20 cm pasir kasar sebagai lapisan pemutus kenaikan kapiler dan 10 cm tanah reklamasi sebagai dasar profil. Tanah bagian atas adalah campuran dari pasir yang dikeruk dari Danau Bhunam, Tae Ahn Korea (dredged up sand; DS) dan bahan amendemen berupa gambut, tanah geluh pasiran, bottom ash (limbah bahan bakar batu-bara; BA)), zeolit dan gypsum. Campuran tanah atas adalah; pasir 90% + 10% gambut, pasir 80% + tanah 10% -+- bottom ash 10%, pasir 80% + tanah 20%, pasir 90% + gambut 5% + zeolit 5%, dan 80% pasir + 20% bottom ash. Campuran tanah atas DS dan amendemen tersebut diperlakukan dengan dan tanpa gipsum. Kolom direndam ke dalam 5 cm reservoir air asin dengan tingkat salinitas 3-5 dSm-l. lrigasi dengan air saline 2 dSm-l dengan volume 5,7 mm hari-1 diaplikasikan dengan interval 3 hari.

(4)

terhadap perlakuan gambut, tailah dan zeolit meningkatkan pertumbuhan akar Kentucky bluegrass di media tanam berbasis pasir.

EFFECTS OF VARIOUS SOIL AMENDMENT MATERIALS AND INTERRUPTION LAYER MATERIALS ON TURFGRASS GROWTH AND SALT ACCUMULATION AT RECLAIMED SALINE SOIL AND SALINE IRRIGATION CONDITION.

Chapter I. Characteristics of Seosan B Reclaimed Soil and Dredged Up Sand as Growing Media in Saline Conditions.

This study was conducted to investigate characteristics of reclaimed paddy soil (RPS) and dredged sand (DS) as growing turgrass media in saline conditions. The soil was obtained from Seosan B reclamation area and the sand was dredged from Bhunam lake, Tae Ahn Korea. Soil properties of RPS and DS were analyzed. Growing media mixtures were treated in a column by using saline water of 0, 1,2 and 3 dSm-l. The results showed that RPS as turfgrass growing media has risks of compaction and salts accumulation when leached by saline water. Particle size distribution of DS showed coarser distribution than USGA recommendation. Mixture of growing media RPS and DS in the ratio 1:4 showed similar characteristics of DS and did not indicate a potential problem in salt accumulation. Growing media of DS or fine DS showed better characteristics for turfgrass growth compared to growing media containing RPS. Saline irrigation water with salinity of 2 dSm-1 showed salt accumulation in the growing media.

Chapter II. Growth of Creeping Bentgrass (Agrotis palustrics Huds.) in Bottom Ash and Dredged Up Sand Amended by Organic Matters Under Saline Irrigation Condition

This study was carried out to determine the possible use bottom ash of Seosan power plant to substitute sand growing media in the field of creeping bentgrass under saline irrigation condition. Characteristics of growing media were evaluated by using column and leaching method. Creeping bentgrass cv. Pen-AI was grown in pots with dredged up sand (DS) and bottom ash (BA) media which were amended by using 1 %, 2%, and 3% of OM by weight in green house and were irrigated with 1.5 dSm-1 saline water. Visual quality, plant height and shoot dry weight of the plot in BA treatment were lower than those of DS treatment. Even though BA contained more salts, it was found that repeated leaching could decrease ECe efficiently. Without OM amendments, there was no difference between BA and DS in visual quality, plant height and shoot dry weight. Amendment of 2% OM increased the ( height of creeping bentgrass in DS, while decreased the plant growth in BA.

Chapter III. Effects of Capillary Rise Interruption Layer on Salt Accumulation and Kentucky i Bluegrass (Poa pratensis L.),Growth in Sand Growing Media Established over the Reclaimed Saline Soil.

(5)

The results showed that the largest accumulation of salt in the spring with ECe of 5.4 dSm-1 and SAR 34.0 in rootzone without capillary rise interruption layer and ECe of 4.6 dSm- 1 and SAR 8.24 at rootzone using gravel as capillary rise interruption layer material. Kentucky bluegrass grown in growing media with gravel as capillary rise interruption layer resulted in the average visual quality rate of 8.1 and clipping dry weight of 24.8 g m-2, while Kentucky bluegrass grown in the growing media without capillary rise interruption layer showed the visual quality rate of 7.9 and clipping dry weight of 34 g.m-2. Capillary rise interruption layer of gravel and coarse sand enhanced the visual quality by 4.1 and 4.0%, root length by 50 and 38%, and root dry weight by 35 and 17% of Kentucky bluegrass, and reduced the accumulation ofNa by 16% and 25%, ECe by 7% and 13% in the rootzone.

Chapter IV. Effects of Salinity Level and Irrigation Rate on Salt Accumulation and Kentucky Bluegrass (Poa pratensis L.) Growth in Sand Growing Media Established over the Reclaimed Saline Soil.

Information on quantity and salinity levels of irrigation water are necessary for the ( efficient and proper turf grass growth that meets aesthetic function under the reclaimed saline soil and saline water irrigation condition. The purpose of this Study was to obtain infornlations on the irrigation rates and salinity levels for the growth of Kentucky bluegrass by minimizing the hazard of salt accumulation in the sand based growing medium. Rootzone profile consists of 20 cm ,sand based top soil, 20 cm of coarse sand as capillary rise interruption layer and 10 cm of reclaimeq paddy soil as a base of the profile. Top soil was a mixture of dredged sand and peat with a ratio of 95%: 5% by volume. The columns were soaked into 5 cm depth saline water reservoir with salinity level of 3-5 dSm-l. Salinity levels of irrigation were 0, 2 and 3 dSm-l in electrical conductivity. Irrigation rates were 3.8, 5.7 and 7.6 mm day-l which were equivalent to 70%, 100% and 130% of ET rate of Kentucky bluegrass, and irrigation interval was 3 days.

Accumulation of salt was from irrigation water and the capillary rise from shallow water base. At the end of second year, the accumulation of salt in the rootzone showed ECe of3.86, 4.7 and 5.1 dSm-l, and SAR of 19.2,23.9 and 27.5 when the salinities were 0, 2, and 3 dSm-l, respectively. Irrigation rates of 100% and 130% of ET rate with saline water did not decrease ECe and SAR in growing media. Kentucky bluegrass growth was increased by raising irrigation level in the first year. In the second year the growth of Kentucky bluegrass was influenced more by level of salinity. Compared to non-saline irrigation water, saline irrigation water of 2 and 3 dSm-l resulted in lower growth of Kentucky bluegrass, with the visual quality decrease by 3.2% and 16.5%, clipping dry weight reduction by 6.4% and 39.3%, and root dry mass decrease by 5.5% and 5.0% with saline irrigation water of 2 and 3 dSm-l, respectively.

Chapter V. Effects of Several Amendment Materials on Salt Accumulation and Kentucky Bluegrass (Poa pratensis L.) Growth in Sand Growing Media Established Over the Reclaimed Saline Soil.

(6)

the base of the profile. Top soils were mixtures of dredged sand (DS) and amendment materials of peat, sandy loam soil, bottom ash, zeolite and gypsum. The mixtures of top soil were; 90% sand + 10% peat moss, 80% sand + 10% soil + 10% bottom ash, 80% sand + 20% soil, 90% sand + 5% peat + 5% zeolite, and 80% sand + 20% bottom ash. The top soil mixtures of DS and amendments were treated with and without gypsum. The columns were soaked into 5 cm depth saline water reservoir with the salinity level of 3-5 dSm-l. Irrigation of2 dSm-1 saline water with rate of5.7 mm day-l was applied in with 3 days interval. Peat and soil increased soil water content and salt accumulation in growing media.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat serta pernyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Proposal Skripsi dengan judul Perbedaan

Penelitian yang telah dilakukan Idharmahadi Adha, (2011) dengan memanfaatkan abu sekam padi sebagai pengganti semen pada metoda stabilisasi tanah di Lampung

Hasil penelitian yang dilakukan dapat menjelaskan secara teknis dalam hal pelaksanaan pekerjaan perbaikan jalan di atas tanah lunak dengan perkuatan

Dalam mengembangan aplikasi game pembelajaran ini proses perancangannya mengguakan alat pemodelan UML yang merujuk kepada metode OMT (Object Modelling Technique) yang

Alhamdulillah, puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahma dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Equity Life Indonesia cabang Cirebon sudah masuk dalam kategori tinggi, namun ada beberapa item yang perlu diperbaiki seperti area parkir pada kantor yang kurang luas, produk

Berdasarkan hasil uji hipotesis ditemukan bahwa variabel kualitas pelayanan dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen

PL harus mampu menyediakan sarana untuk menampilkan dan mengakses file-file yang dibuat oleh tool yang