30 Lampiran 1. Peta Administrasi Desa Pudak
31 Lampiran 2. Peta Penggunaan Lahan
32 Lampiran 3. Peta Areal Penelitian
33 Lampiran 4. Peta Tekstur Tanah di Lokasi Penelitian
34 Lampiran 5. Peta Sebaran pH Tanah di Lokasi Penelitian
35 Lampiran 6. Peta Sebaran C-organik di Lokasi Penelitian
36 Lampiran 7. Peta Sebaran N-total di Lokasi Penelitian
37 Lampiran 8. Peta Jenis Tanah Desa Pudak
38 Lampiran 9. Cara Kerja Penentuan Tekstur Tanah
Cara kerja penentuan tekstur tanah dengan menggunakan Metode The Jar sebagai berikut :
1. Mengeringkan anginkan tanah terganggu selama 3-4 hari 2. Menghancurkan dan menghaluskan tanah tersebut
3. Mengayak tanah dengan menggunakan saringan 2 mm untuk memisahkan tanah dari sisa-sisa tanaman, daun, akar, batang, batu dan lain-lain
4. Mengisi 1/3 tanah kedalam botol atau tabung yang akan digunakan 5. Mengisi air bersih dan meninggalkan 1/3 bagian atas botol atau tabung
6. Menutup botol atau tabung dan kocok dengan kuat sampai tanah berubah menjadi bubur yang seragam
7. Meletakkan botol atau tabung tersebut pada permukaan yang rata selama 1 menit
8. Membuat tanda dibagian luar botol atau tabung yang menunjukkan lapisan yang mengendap didasar botol atau tabung
9. Meletakkan dan membiarkan botol atau tabung ditempat yang rata selama 2 jam
10. Menandai bagian atas lapisan yang mengendap berikutnya dengan spidol permanen, menandai lapisan tersebut adalah debu
11. Membiarkan botol atau tabung ditempat yang datar selama 48 jam
12. Menandai bagian atas lapisan yang mengendap erikutnya dengan spidol permanen, menandai lapisan tersebut adalah lapisan liat yang telah mengendap diatas lapisan debu
13. Menggunakan penggaris untuk mengukur dan mencatat tinggi setiap lapisan, dan tinggi total ketiga lapisan
14. Menggunakan segitiga tekstur tanah untuk menentukan kriteria tekstur tanah
39 Rumus yang digunakan :
Pasir = tinggi pasir
tinggi total x 100%
Debu = tinggi debu
tinggi total x 100%
Liat = tinggi liat
tinggi total x 100%
Gambar Segitiga Tekstur Tanah
40 Lampiran 10. Cara Kerja Penentuan Nilai BV Tanah
Cara kerja penentuan nilai BV tanah dengan menggunakan Metode Gravimetri sebagai berikut :
1. Contoh tanah utuh + ring = (BBR) ditimbang
2. Kemudian diletakkan dalam cawan poselen atau cawan alumunium lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105ºC selama ±48 jam
3. Berat tanah kering + ring = (BKR) ditimbang
4. Tanah dibuang dan ring dibersihkan, lalu berat ring = (BR) ditimbang dan diukur volume ring (πr2t) yang mana volume ring = volume tanah
5. Berat Basah Tanah (BB) dihitung rumus BBR-BR 6. Berat Kering Tanah (BK) dihitung rumus BKR – BR 7. Dihitung dengan menggunakan rumus :
BV = Berat Tanah Kering (g) Volume Tanah (cm3)
Kriteria BV Tanah
Rendah < 0,66 Sedang 0,66 – 1,14 Tinggi > 1,14
Sumber : BBLSLP, 2006
41 Lampiran 11. Cara Kerja Penentuan Porositas Tanah
Cara kerja penentuan porositas tanah dengan menggunakan metode perhitungan sebagai berikut :
1. Tanah yang digunakan adalah tanah utuh
2. Penentuan porositas tanah ini dapat dihitung setelah memperoleh nilai dari BV
3. Penentuan BV tanah dapat dilihat pada lampiran 9
4. Setelah hasil diperoleh, porositas tanah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Porositas total tanah = 1 - Berat volume tanah 2,65−(,02 x %BO) x 100
Kriteria Porositas Tanah Rendah < 57
Sedang 57 - 75
Tinggi > 75
Sumber : BBLSLP, 2006
42 Lampiran 12. Penentuan Kadar Air Tanah
Cara kerja penentuan kadar air tanah dengan menggunakan metode perhitungan sebagai berikut :
1. Tanah yang digunakan adalah tanah utuh
2. Penentuan kadar air tanah ini dapat dihitung setelah memperoleh nilai dari BTB dan BTK tanah
3. Setalah hasi diperoleh maka kadar air tanah dapat dihitung denganmenggunakan persamaan :
Kadar Air tanah = BTB−BTK
BTK x 100%
Kriteria Kadar Air Tanah Sangat rendah < 20 Rendah 20 - 30 Sedang 31 - 45 Tinggi 46 - 70 Sangat tinggi 71 – 100
Sumber : BBLSLP, 2006
43 Lampiran 13. Cara kerja Penentuan Kandungan C-organik
Cara kerja penentuan kandungan C-organik dengan menggunakan Metode Walkley and Black sebagai berikut :
1. Menimbang contoh tanah terganggu kering udara (yang telah lolos ayakan 0,5 mm) sebanyak 0,1 g, lalu masukan tanah kedalam erlenmeyer 500 ml
2. Menambahkan 2 ml K2Cr2O7 1N kedalam erlenmeyer yang telah berisi tanah (mengunakan pipet hisap), sambil menggoyang erlenmeyer agar dapat berlangsung pencampuran dengan tanah
3. Menambahkan 4 ml H2SO4 pekat (menggunakan gelas ukur) sambil digoyang dengan cepat (selama 1 menit) hingga tercampur rata. Usahakan tidak ada zarah (butir) tanah yang terlempar ke dinding erlenmeyer sebelah atas (yang menyebabkan tidak tercampur rata)
4. Membiarkan campuran tersebut selama 20-30 menit hingga dingin 5. Mengencerkan dengan menambahkan 40 ml aquades, 2 ml H3B4 pekat 6. Menambahkan 0,2 g NaF dan 6 tetes indikator difenilamin
7. Mentitrasi dengan larutan feroamonium sulfat 0,5N atau fero sulfat (FeSO4) 1N. pada awal titrasi ion krom akan berwarna hijau redup, kemudian berubah menjadi biru kotor, titik akhir titrasi adalah “hijau terang”
8. Membuatlah blanko dengan cara yang sama tapi tanpa tanah (prosedur kerja ke 2-7).
9. Menghitung kandungan C-organic tanah dengan persamaan berikut:
𝐶 − organik = ml FeSO4 (blanko contoh tanah)
g contoh tanah kering mutlak × N FeSO4 × 0,30
0,77
*0,77 berasal dari rata-rata BOT yang dapat dioksidasikan hanya 77%
BOT (%) = C-organik tanah (%) X 1,724
44 Lampiran 14. Cara Kerja Penentuan Kandungan N-total
Tahap yang digunakan menggunakan Metode Kjeldhal sebagai berikut :
1. Digesi (Digestion), merupakan tahap dekomposisi nitrogen dalam sampel menggunakan asam pekat. Tahap ini disempurnakan dengan mendidihkan sampel pada asam sulfat pekat. Hasil akhir digesi merupakan larutan amonium sulfat.
2. Titrasi (Titration), merupakan tahap untuk mengetahui amoniak dalam larutan penerima.jumlah nitrogen dapat dihitung dari jumlah ion amonia didalam larutan penerima. Terdapat dua macam titrasi pada metode ini yaitu titrasi makro dan titrasi langsung. Kedua metode tersebut mengindikasikan keberadaan amonia dalam air distilat dengan menunjukkan perubahan warna dan memungkinkan dilakukannya perhitungan konsentrasi.
3. Perhitungan kadar nitrogen harus disesuaikan denganlarutan penerima yang digunakan dan faktor pengenceran selama proses ditilasi. Pada persamaan dibawah ini N menunjukkan normalitas. ml blank adalah ml yang diperlukan untuk titrasi balik reagen blank jika yang digunakan adalah asam standar, atau digunakan sebagai larutan penerima, persamaan yang digunakan adalah :
% nitrogen = [(ml asam standar X N a)−(ml blank X N b)−(ml basa standar X N b) X 1,4007 massa sampel dalam gram
45 Lampiran 15. Cara Kerja Penentuan Nilai C/N Rasio
Cara kerja penentuan nilai C/N rasio dengan menggunakan metode perhitungan sebagai berikut :
1. Nilai dari C/N rasio ini diperoleh dengan cara membagikan hasil perhitungan dari nilai C dan N yang sudah didapatkan sebelumnya
2. Dengan menggunakan persamaan : C/N = Nilai C
Nilai N
46 Lampiran 16. Penentuan pH Tanah
Cara kerja penentuan pH tanah dengan menggunakan Metode Elektrometri sebagai berikut :
1. Menggunakan tanah yang sudah lolos ayakan kering mutlak sebanyak 10 gr (lolos ayakan 2 mm).
2. Memasukkan tanah tersebut ke dalam botol kocok.
3. Menambahkan 20 ml H2O pada setiap botol.
4. Meletakkan botol kocok ke mesin pengocok (jika tidak tersedia dapat digoncang dengan tangan) selama 30 menit, kemudian mendiamkan tanah di mesin kocok 30 menit agar tanah tersebut lembab.
5. Menstandarisasi elektroda kaca terlebih dahulu.
6. Memasukkan elektroda kaca ke suspensi airnya saja.
7. Membaca angka yang tertera pada pH meter
47 Lampiran 17. Data Hasil Sifat Fisika Tanah Pada Lokasi Penelitian
Hasil Analisis Tekstur
Sampel Persentase Partikel (%) Kelas Tekstur
Pasir Debu Liat
SLH 1 50 35 15 Lempung liat berpasir
SLH 2 32 38 30 Lempung berliat
SLH 3 20 20 42 Liat berpasir
Hasil Analisis BV, TRP dan KA
Sampel BV (g/cm3) TRP(%) KA (%)
1 1,09 22 35,3
2 1,03 26 38,3
3 0,99 29 45,2
4 0,92 34 21,6
5 0,82 42 25,1
6 0,66 53 26,9
7 0,73 48 26,3
8 0,79 44 51,2
9 0,88 37 21,9
10 0,71 49 53,2
11 1,05 25 50,6
12 0,84 40 46
13 0,69 51 27,3
48 Lampiran 18. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah Sawah
Sifat Tanah Soils Caracteristic
Sangat Rendah Very Low
Rendah Low
Sedang Moderate
Tinggi High
Sangat Tinggi Very high C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 05.00 N (%) < 0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 > 00.75
C/N < 5 5-10 11-15 16-25 > 25
P2O5 Bray I (ppm) < 10 10-15 16-25 26-35 > 35
P2O5 Olsen (ppm) < 10 10-25 26-45 46-60 > 60
KTK (mg/100 g) < 5 5-16 17-24 25-40 > 40
Susunan Kation
K (me/100g) < 0.1 0.1-0.2 0.3-0.5 0.6-1.0 > 01.0 Na (me/100g) < 0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 > 01.0 Mg (me/100g) < 0.4 0.4-1.0 1.1-2.0 2.1-8.0 > 08.0
Ca (me/100g) < 2 2-5 6-10 11-20 > 20
Kejenuhan Basa (%) < 20 20-35 36-50 51-70 > 70
Kejenuhan Al (%) < 10 10-20 21-30 31-60 > 60
pH H2O S. Masam Masam A.Masam Netral A.Alkalis Alkalis
< 4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 > 08.5
Sumber: Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983)
49 Lampiran 19. Data Curah Hujan Bulanan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2012 – 2021
Tahun Bulan CH
(mm/thn) BB BK
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2012 68,0 137,5 135,1 196,8 146,9 91,8 101,3 31,5 223,0 186,5 229,5 144,3 1692,2 9 1 2013 176,6 285,8 393,7 303,6 241,0 92,4 174,0 151,7 224,0 137,5 243,5 187,9 2611,7 11 0 2014 106,0 16,8 119,8 223,7 220,0 128,1 204,5 174,7 130,9 145,2 246,3 264,2 1980,2 11 1 2015 217,5 100,3 334,0 173,0 75,5 128,3 53,9 26,0 15,2 56,4 238,7 257,2 1676,0 7 4 2016 244,4 248,0 244,9 128,2 266,6 74,0 70,9 192,3 59,8 165,3 498,9 125,8 2319,1 9 1 2017 185,5 115,3 287,5 516,5 321,4 231,6 143,8 147,2 148,2 250,4 250,3 248,0 2845,7 12 0 2018 174,1 175,6 439,4 341,8 349,7 90,4 29,0 75,7 161,2 112,6 371,6 322,3 2643,4 9 1 2019 290,1 371,0 221,3 399,1 183,2 126,0 63,0 80,5 39,3 158,9 160,9 185,4 2278,7 9 1 2020 186,0 166,8 212,4 250,6 328,8 170,5 154,5 216,7 207,7 287,1 275,5 447,0 2903,6 12 0 2021 178,7 27,02 411,3 391,1 320,1 143,7 207,2 121,8 336,4 257,7 326,4 241,9 2963,6 11 1 Jumlah 1826,9 1644,1 2799,4 2924,4 2453,2 1276,8 1202,1 1218,1 1545,7 1757,6 2841,6 2424,0 23914,2 100 10 Rata-rata 166,1 149,5 254,5 265,9 223,0 116,1 109,3 110,7 140,5 159,8 258,3 220,4 2174,0 9,1 1 Keterangan: CH = curah hujan; BB = bulan basah; BK = bulan kering
Sumber: Website Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Tipe iklim Nilai Q Keterangan A 0 ≤ Q < 0.143 Sangat basah B 0.143 ≤ Q < 0.333 Basah C 0.333 ≤ Q < 0.600 Agak basah D 0.600 ≤ Q < 1.000 Sedang E 1.000 ≤ Q < 1.670 Agak kering F 1.670 ≤ Q < 3.000 Kering G 3.000 ≤ Q < 7.000 Sangat kering H 7.000 ≤ Q < --- Luar biasa kering
Bulan kering: < 60 mm Bulan basah: > 100 mm Rata-rata BK (< 60 mm) = 1 Rata-rata BB (< 100 mm) = 9,1
Nilai Q = rata-rata bulan kering/rata-rata bulan basah = 1/9,1
= 0,52
Tipe iklim di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi adalah Tipe C (Agak Basah)
50 Lampiran 20. Hasil Pengujian Laboratorium Kesuburan Tanah
51
26 Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian
1.Pengambilan sampel tanah
2. Analisis sifat fisika tanah
27
3. Analisis sifat kimia tanah
l