• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA

Disusun Oleh:

Nugroho Bagaskoro

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya nugrohobagas@student.ub.ac.id

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Margono Setiawan., SE., SU

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja dan displin kerja secara parsial berpengaruh kepada kinerja karyawan di PT Astra Komponen Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian untuk menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini dalam pengambilan sampel menggunakan rumus pengambilan sampel Slovin. Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut dari populasi 700 karyawan diperoleh sampel untuk penelitian ini sebanyak 88 sampel. Proses pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala likert, pernyataan dalam kuesioner juga telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas yang hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa pernyataan tersebut valid dan uji reliabilitas telah terpenuhi.

Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh pada kinerja karyawan pada karyawan di PT Astra Komponen Indonesia dan begitu pula disiplin kerja memiliki pengaruh pada kinerja karyawan pada karyawan di PT Astra Komponen Indonesia.

Kata Kunci : Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Kinerja Karyawan.

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the partial effects of work motivation and work discipline on the performace of employees of PT Astra Komponen Indonesia. This explanatory research explains the relationship or the effect of variables being studied. The sample of this quantitative research was determined using the Slovin formula, by which the number of 88 respondents was obtained. The data of this research was harvested through Linkert-scaled questionnaires and was analyzed through multipel linear regression using the t test. This s study find that both work motivation and work discipline influence the performance of employees of PT Astra Komponen Indonesia

Keywords: work motivation, work discipline, employee performance

(2)

LATAR BELAKANG

Alat transportasi saat ini merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung segala aspek kehidupan. Alat transportasi mendukung kita untuk lebih mudah dalam melakukan perpindahan dari satu tempat tujuan ke tempat tujuan lainnya. Alat transportasi juga mendukung dalam kemajuan ekonomi dengan mempermudah membantu dalam melakukan pengiriman barang-barang dari tempat produksi ke tempat yang membutuhkan barang tersebut.

Alat transportasi yang digunakan berupa alat transportasi darat, alat transportasi udara, dan alat transportasi air. Alat transportasi darat yang digunakan salah satunya berupa kendaraan bermotor. Perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.

Hal ini berdampak pada peningkatan pemeliharaan kendaraan bermotor.

Pemeliharaan kendaraan bermotor dapat memperjang usia kendaraan bermotor.

Pemeliharaan kendaraan bermotor dapat terdiri dari servis kendaraan ataupun penggantian terhadap komponen tertentu kendaraan. Kenaikan pemeliharaan kendaraan bermotor ini juga mempengaruhi peningkatan dalam permintaan terhadap komponen kendaraan bermotor. Salah asatu perusahaan yang menyediakan komponen pemeliharaan kendaraan yaitu PT Astra Komponen Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT Astra Otoparts Tbk. PT Astra Komponen Indonesia bergerak pada produksi plastic injection, painting, seat, dan mirror.

PT Astra Komponen Indonesia dapat dikatakan suatu perusahaan baru yang berdiri dan bisa bertahan hingga saat ini. Hal ini tak terlepas dari dukungan dari faktor – faktor produksi perusahaan yang sangat baik. Salah satu factor produksi tersebut ialah sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini dapat memberikan sumbangsih terhadap produktivitas perusahaan melalui kinerja dari karyawan. Kinerja karyawan dapat diartikan

sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2016).

Kinerja karyawan yang baik dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja dari karyawan (Mathis dan Jackson, 2016). Motivasi menurut Robbins (2015) adalah proses yang menjelaskan kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Motivasi kerja yang meningkat akan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Perusahaan perlu untuk memenuhi tingkat motivasi kerja karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan secara efektif dalam perusahaan. Kebutuhan motivasi kerja karyawan menurut Teori Maslow dalam Hierarki teori kebutuhan dalam buku Robbins (2015) bahwa setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan yaitu;

kebutuhan secara fisiologis, kedua adalah kebutuhan rasa aman . Tingkatan selanjutnya adalah kebutuhan social. Yang keempat adalah kebutuhan penghargaan. Dan yang tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.

Semua hal terkait motivasi tersebut dipenuhi oleh PT Astra Komponen Indonesia karena mempercayai bahwa semakin tinggi tingkat motivasi yang diberikan oleh perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan.

Selain motivasi, kedisiplinan adalah hal yang memiliki suatu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia, sebab dengan semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi pula hasil kinerja yang dicapainya. Disiplin merupakan hal yang menunjukan sikap kepatuhan seorang karyawan terhadap peraturan yang berlaku di dalam perusahaan. Sikap kepatuhan ini akan mendorong seorang karyawan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Sesuai dengan yang

(3)

dikemukakan oleh Siagian (2007) bahwasanya disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan perusahaan atau organisasi.

Hal yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kedisplinan karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan. Mathis dan Jackson (2016) menyatakan standar utama dalam mengukur kinerja salah satunya dengan mengukur mengenai tingkat kehadiran yaitu asumsi yang digunakan dalam mengukur atau menilai kerja karyawannya dengan melihat daftar hadir.

Jika kehadiran karyawan di bawah standar yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap organisasi.

Ketidakhadiran karyawan yang meningkat mempengaruhi hasil kerja seorang karyawan. Tak hanya tingkat ketidakhadiran karyawan tingkat tepat waktu karyawan juga perlu untuk diperhatikan. Sebab tingkat tepat waktu ini akan berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan. Berdasarkan uraian – uraian yang sudah di jelaskan, maka judul yang diambil untuk penelitian ini adalah

“Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Kerja di PT.

Astra Komponen Indonesia”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT Astra Komponen Indonesia?

2. Apakah disiplin kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Astra Komponen Indonesia?

I.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT Astra Komponen Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di PT Astra Komponen Indonesia.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya menurut Mangkunegara (2016).

Sedangkan Rivai (2018) mendefinisikan bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil yang telah dilakukan oleh seorang karyawan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan. Hasil yang telah dicapai oleh seorang karyawan ini, baik secara kuantitas dan kualitas merupakan suatu tanggung jawab yang mrndorong suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

Motivasi Kerja

Menurut Robbins (2015) motivasi adalah proses yang menjelaskan kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Sedangkan Mangkunegara (2016) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi (energi) yang menggerakan dalam diri individu yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan uraian-uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi yang tertanam dalam diri sesorang yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi ini mempengaruhi sesorang untuk giat dan antusias dalam melakukan sesuatu hal yang mempengaruhi keinginan yang menjadi

(4)

tujuan.

Teori Kebutuhan Maslow

Menurut Maslow dalam Robbins (2015) bahwa pada setiap diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan. Manusia memiliki 5 (lima) kebutuhan yang tersusun dalam suatu hiraki dan berawal dari kebutuhan dasar, dimana seseorang akan selalu termotivasi untuk mencakup kebutuhan selanjutnya setelah kebutuhan sebelumnya terpenuhi, ini terjadi secara berurutan (Hasibuan, 2018). Kebutuhan – kebutuhan tersebut yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs)

Merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan fisiologis meliputi: sandang, pangan, papan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku untuk bekerja giat.

2. Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs) Merupakan kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan perlindungan diri.

Kebutuhan akan rasa aman yakni:

keamanan, perlindungan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

3. Kebutuhan akan Sosial (Social needs) Kebutuhan kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan, dan persahabatan.

Kebutuhan social merupakan kebutuhan sosial, teman, interaksi, mencintai dan dicintai, serta diterima dalam suatu kelompok kerja dan masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan hidup berkelompok.

4. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain (Esteem needs)

Merupakan kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestasi dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self actualization needs)

Dorongan yang mampu membentuk seseorang menjadi apa; meliputi

partumbuhan dan perkembangan, mencapai potensi dan pemenuhan diri.

Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh.

Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan lainnya. Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan pimpinan perusahaan dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan.

Disiplin Kerja

Menurut Simamora (2016) disiplin diartikan sebagai suatu prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur.

Sedangkan menurut Rivai (2018) disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar karyawan bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kedisiplinan merupakan fungsi penting dalam manajemen sumber daya manusia.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab sesorang terhadap tugas – tugas yang diberikan sesuai tanggung jawabnya. Displin menurut beberapa ahli dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur yang digunakan untuk mengatur perilaku seseorang untuk dapat memberikan kontribusi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Indikator Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan suatu hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen sumber daya manusia. Menurut Hasibuan (2018) bahwa indikator disiplin kerja dijelaskan sebagai berikut:

1. Sikap

Mental dan perilaku karyawan yang berasal dari kesadaran atau kerelaan

(5)

dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas dan peraturan perusahaaan, terdiri dari:

1) Kehadiran berkaitan dengan keberadaan karyawan ditempat kerja untuk bekerja

2) Mampu memanfaatkan dan menggunakan perlengkapan dengan baik

2. Norma

Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam peruahaan dan sebagai acuan dalam bersikap, terdiri dari:

1) Mematuhi peraturan merupakan karyawan secara sadar mematuhi peraturan yang ditentukan perusahaan.

2) Mengikuti cara kerja yang ditentukan perusahaan.

3. Tanggung jawab

Merupakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan peraturan dalam perusahaan. Menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang ditentukan karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya dengan menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan perusahaan.

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Sumber : Data diolah, 2020

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh atau tidak variabel bebas berupa motivasi kerja dan disiplin karyawan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan, maka jenis penelitian yang

digunakan disini adalah jenis penelitian penjelasan atau yang disebut explanatory research. Penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel – variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain (Sugiyono, 2014).

Penelitian dilakukan di PT Astra Komponen Indonesia yang beralamat di pada bulan November hingga Desember 2020. PT Astra Komponen Indonesia beralamat di Jalan Raya Mayor Oking Jaya Atmaja, Kelurahan Karang Asem Bar, Kecamatan Citeureup, Kota Bogor, Jawa Barat.

Populasi dalam penilitian ini merupakan seluruh karyawan tetap yang telah bekerja selama 2 tahun PT Astra Komponen Indonesia yang berjumlah 700 karyawan.

Peneliti menggunakan rumus Slovin dalam menentukan jumlah sampel dan memperoleh jumlah sampel 88 sampel. Dan dalam pembagian kuesioner pada respon menggunakan teknik purposive sampling agar kuesioner diisi oleh keryawan yang telah memiliki pengalaman kerja.

Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014). Kuesioner dibagikan kepada semua responden penelitian untuk diisi dan setelahnya dikembalikan kepada peneliti. Selain menyebar kuesioner, pengumpulan data juga menggunakan metode wawancara dengan karyawan PT. Astra Komponen Indonesia untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai berbagai hal terkait motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan.

Variabel bebas menurut Sugiyono (2014) diartikan sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan variabel bebas sebagai berikut :

Disiplin Kerja (X2)

Kinerja Karyawan

(Y) Motivasi

Kerja (X1)

(6)

1) Motivasi Kerja 2) Disiplin Kerja

Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas menurut Sugiyono (2014). Variabel terikat dalam penelitian ini ialah Kinerja Karyawan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil statistic deskriptif bahwa usia responden yang paling banyak adalah rentang usia antara 30 tahun sampai 40 tahun dari keseluruhan responden dengan rentang umur 20 tahun hingga lebih dari 50 tahun. Pendidikan responden setingkat Sarjana sebanyak 35 persen dari keseluruhan responden dengan tingkat pendidikan yang beragam dari tingkat SLTA hingga Magister.

Masa kerja responden paling banyak adalah masa kerja 2 tahun dengan rentang masa kerja responden 2 tahun hingga 10 tahun.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap- tiap item variabel adalah valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Crobanch Alpha > 0,70 (Ghozali, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cronbach alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,70 sehingga dapat disimpulkan

instrumen pernyataan dalam penelitian ini reliabel.

Uji Normalitas

Uji normalitas menurut menurut Ghozali (2011) bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal, apabila asumsi dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,0601 dengan nilai signifikansi sebesar 0.863 atau lebih besar dari 0.05, hal ini menunjukkan bahwa data residual telah tersdistribusi normal. Selain itu juga dapat melihat pada hasil uji P Plot yang menunjukkan hasil bahwa titik – titik data sudah menyebar mengikuti garis diagonal, sehingga dikatakan bahwa residual sudah menyebar secara distribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen menurut Ghozali (2011).

Penelitian ini tidak menunjukkan adanya multikolinearitas hal tersebut terbukti dengan nilai tolerance untuk Motivasi Kerja adalah 0.487 dan tolerance untuk Disiplin Karyawan adalah 0.487 yang menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,1. Dan dilihat pula dari nilai VIF (Variance Inflation Faktor) bahwa nilai VIF untuk Motivasi Kerja adalah 2,053 dan VIF untuk Disiplin Karyawan adalah 2,053 hal ini menunjukkan bahwa VIF

< 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Heterokesdastisitas

Uji heteroskedastisitas yaitu bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diagram tampilan scatterplot tidak terdapat pola yang terbentuk jelas, titik-titik menyebar di atas

(7)

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

ANALISIS REGRESI BERGANDA Persamaan regresi digunakan mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Persamaan regresi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = 1,509 + 0,250 X1 + 0,294 X2 + e Konstanta sebesar 1,509, menunjukkan bahwa rata – rata kinerja karyawan apabila tidak ada variabel bebas bernilai 1,509 nilai b1

= 0,250, artinya kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,250 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X1 (motivasi kerja).

Jadi apabila motivasi kerja mengalami peningkatan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,250 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan. Dan nilai b2 = 0,294, kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,294 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X2

(disiplin karyawan). Jadi apabila disiplin karyawan mengalami peningkatan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,294 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

UJI STATISTIK t

Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 1 : Hasil Uji t / Parsial

C oefficie ntsa

Model

Unstandardiz ed Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Cons tant) 1.509 2.061 .732 .466

X1 .250 .051 .490 4.917 .000

X2 .294 .088 .335 3.358 .001

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data diolah, 2020.

1. Dari hasil uji parsial menunjukkan bahwa t test antara X1 (Motivasi Kerja) dengan

Y (Kinerja Karyawan) menunjukkan t

hitung = 4,917. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 85) adalah sebesar 1,988.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel yaitu dengan nilai 4,917

> 1,988 dan nilai sig t 0,000 < α = 0.05 maka pengaruh X1 (Motivasi Kerja) terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Motivasi Kerja atau dengan meningkatkan Motivasi Kerja maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan secara nyata.

2. Dari hasil uji parsial menunjukkan bahwa t test antara X2 (Disiplin Karyawan) dengan Y (Kinerja Karyawan) menunjukkan t hitung = 3,358. Sedangkan t

tabel (α = 0.05 ; db residual = 85) adalah sebesar 1,988. Karena t hitung > t tabel yaitu dengan nilai 3,358 > 1,988 dan nilai sig t (0,001) < α = 0.05 maka pengaruh X2

(Disiplin Karyawan) terhadap Kinerja Karyawan adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Disiplin Karyawan atau dengan meningkatkan Disiplin Karyawan maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan secara nyata.

KOEFISIEN DETERMINASI

Untuk mengetahui besar kontribusi variabel bebas Variabel Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Variabel Terikat Kinerja Karyawan sebagai berikut :

Tabel 2 : Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .767a .588 .578 2.56557 1.926

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

(8)

Sumber : Data diolah, 2020.

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada Tabel 4.14 diperoleh hasil Adjusted R Square (koefisien determinasi) sebesar 0,578. Artinya bahwa 57,8 persen variabel Kinerja Karyawan akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu Motivasi Kerja (X1) dan Disiplin Karyawan (X2). Sedangkan 42,2 persen variabel Kinerja Karyawan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yaitu selain variabel Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja.

Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu Motivasi Kerja dan Disiplin Karyawan dengan variabel Kinerja Karyawan, nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0.767, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu Motivasi Kerja (X1) dan Disiplin Karyawan (X2) dengan Kinerja Karyawan termasuk dalam kategori kuat karena berada pada selang 0,6 – 0,8.

PEMBAHASAN

Pengaruh Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja dari karyawan (Mathis dan Jackson, 2016). Rivai (2018) juga berpendapat bahwa pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuannya, dengan hal demikian akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Semua hal yang mendukung peningkatan motivasi karyawan telah dipenuhi oleh PT Astra Komponen Indonesia karena

mempercayai bahwa semakin tinggi tingkat motivasi yang diberikan oleh perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan. PT Astra Komponen Indonesia berusaha untuk terus melakukan pemenuhan kebutuhan yang mendukung peningkatan motivasi kerja karyawan.

Pengaruh Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel bebas Disiplin Kerja terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan. Disiplin merupakan hal yang menunjukan sikap kepatuhan seorang karyawan terhadap peraturan yang berlaku di dalam perusahaan.

Sikap kepatuhan ini akan mendorong seorang karyawan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Siagian (2007) bahwasanya disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan perusahaan atau organisasi. Semakin tinggi tingkat disiplin kerja karyawan akan semakin tinggi pula tingkat kinerja karyawan dan begitu pula sebaliknya. Disiplin kerja yang baik akan meningkatkan efisiensi kerja semaksimal mungkin, tidak menghabiskan waktu yang banyak bagi perusahaan untuk sekedar melakukan pembenahan di aspek kedisplinan tersebut dan waktu dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Peningkatan motivasi kerja dalam diri karyawan akan berpengaruh kepada hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau dengan kata lain akan berpengaruh pada kinerja karyawan.

(9)

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti jika peningkatan disiplin kerja pada PT Astra Komponen Indonesia akan berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan perusahaan.

SARAN

1. Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu dari motivasi kerja, karena variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang dalam mempengaruhi kinerja karyawan, sehingga kinerja karyawan akan meningkat. Namun motivasi kerja disini memberikan dampak yang masih kecil kepada kinerja karyawan sehingga perlu untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam beberapa hal seperti pemberian penghargaan kepada karyawan. Pemberian penghargaan kepada karyawan dapat dengan memebrikan reward, pemberian jabatan penghargaan untuk karyawan. Disiplin kerja memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja karyawan namun perusahaan perlu terus meningkatkan disiplin kerja dengan tetap membentuk peraturan yang tetap membentuk karyawan untuk tepat waktu.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi kinerja karyawan sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2018. Pedoman Sistem

Manajemen ASKI. Bogor : PT Astra Komponen Indonesia.

Azar, Maryam dan Ali Akbar Shafighi. 2013.

‘The Effect of Work Motivation on Employees’ Job Performance (Case Study: Employees of Isfahan Islamic Revolution Housing Foundation)’.

International Journal of Academic research in Business and Social Sciences. Vol. 3. No.9.

Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 2 Desember 2020 pada jam 20.30 WIB.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan, Malayu P. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Idrus, M. 2011. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Gelora

Akasara Pratama.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2016.

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Marpaung, Iga Mawarni et al. 2014.

‘Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto)’. Jurnal

(10)

Administrasi Bisnis. Vol 15. No.2.

Mathis, Robert L. & John H. Jackson. 2016.

Human Resource Management.

Jakarta: Salemba Empat.

Nisfiannoor, M. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Widyaningtyas, Rika. 2016. Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.). Skripsi. Fakultas Ekonomi.

Universitas Negeri Yogjakarta.

Rivai, Veithzal. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins. Stephen P. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Rozalia, Nur Avni et al. 2015. ‘Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)’. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26. No. 2.

Samodra, Mohammad Rifki. 2017. Pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan Di PT Telkomsel Branch Malang. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.

Sekaran, U. 2016. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta. Salemba 4.Siagian, Sidiq, Agung Nur. 2018. Pengaruh

Kemampuan Kerja, Motivasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Bukopin Kc Solo Dengan Budaya

Organisasi Sebagai Variabel Moderating.Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Simamora, H. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sinungan, Muchdarsyah.2014. Produktivitas apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Askar.

Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Taghipour, Azin dan Reihan Dejban. 2013.

‘Job Performance: Mediate Mechanism of Work Motivation’. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 84. 1601 – 1605.

Wirawan. 2015. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dan kesimpulan: Responden yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang spiritual care yaitu 39 orang (50,6%).. Responden yang paling

Gambar 4 menunjukkan salah satu scene hasil karya siswa kelas X SMK Muhammadiyah Sumoroto pada sesi pertama.Gambar 4 dan Gambar 5 memperlihatkan siswa sudah mampu memilih obyek

(If you want to use the vari- able outside the function, you have to make the variable global, rather than local, by using a global statement.) For example, the variable $name is

Dosen dengan keahlian Operasionalisasi Bank Syariah dan Lembaga Keuangan

Kemampuan awal (entry behavior) ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru (Mohamad Syarif Sumantri, 2015:183). Keterkaitan yang

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GURU KIMIA DALAM MERANCANG PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI MELALUI PELATIHAN GURU TIPE SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Universitas

“ The Effect of Community Language Learning (CLL) Method on The Students’ Achievement in English Conversation at The Seventh Grade Students of Islamic

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang