• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 972

Received June25th, 2012; Accepted July 10th, 201

Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19

Abdul Azis1, Hellik Hermawan2, Tarwoto3 Masyruri Rizka Maulana4

13Program Studi Sistem Informasi, 2Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Purwokerto

e-mail: 1[email protected], 2[email protected],

3[email protected], 4[email protected],

Abstrak

Salah satu upaya dalam pencegahan penyebaran Covid-19 adalah dengan adanya vaksinasi. Vaksin merupakan antigen yang telah di olah yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi tertentu. Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin virus corona. Oleh sebab itu, dalam alur pelayanan vaksinasi Covid-19, masyarakat diarahkan untuk melakukan skrining kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi. Skrining Covid-19 merupakan suatu tahap awal dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan memberikan gambaran tentang kondisi tubuh atau kesehatan seseorang sebelum mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19. Salah satu permasalahan yang ada di Balai Kelurahan Arcawinangun saat proses skrining vaksinasi adalah kurangnya pengetahuan serta terlalu menganggap remeh proses skrining vaksinasi. Sistem pakar skrining vaksinasi merupakan aplikasi skrining yang dapat membantu masyarakat dalam melakukan pra diagnosa dalam proses skrining vaksinasi Covid-19. Metode yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah Forward Chaining dan menggunakan metode pengembangan sistem yaitu Extreme Programming. Dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian black box dan pengujian akurasi.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan menggunakan black box, fungsional dari semua menu telah tepat dan sesuai fungsi. Berdasarkan pengujian akurasi, sistem dapat menunjukan akurasi sebesar 90%.

Kata kunci: covid-19, forward chaining, sistem pakar, skrining, vaksinasi.

Abstract

One of the efforts to prevent the spread of Covid-19 is vaccination. Vaccines are antigens that have been processed which when given to a person will give rise to immunity against certain infectious diseases. Vaccination triggers immunity by causing the recipient's immune system to react to the antigens contained in the coronavirus vaccine. Therefore, in the flow of Covid-19 vaccination services, the public is directed to carry out health screenings before vaccinating. Covid-19 screening is an early stage in the implementation of the Covid-19 vaccination which aims to identify and provide an overview of a person's body condition or health before getting a Covid-19 vaccination injection. One of the problems at the Arcawinangun Village Hall during the vaccination screening process was the lack of knowledge and underestimating the vaccination screening process. The vaccination screening expert system is a screening application that can assist the public in pre-diagnosing the Covid-19 vaccination screening process. The method used in building this system is Forward Chaining

(2)

973 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E-ISSN 2503-2933

Abdul, et., al [Metode Forward Chaining pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19]

and the system development method is Extreme Programming. Two tests were carried out, namely black box testing and accuracy testing. Based on the tests carried out using the black box, the functionality of all menus is appropriate and in accordance with the function. Based on accuracy testing, the system can show an accuracy of 90%.

Keywords: covid-19, expert system, forward chaining, screening, vaccines.

1. PENDAHULUAN

Vaksin merupakan sebuah antigen yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan imun atau tubuh terhadap penyakit infeksi tertentu [1]. Vaksinasi Covid-19 dilakukan sebagai upaya pencegahan dari virus corona yang muncul diawal tahun 2020 yang kemudian dinamai dengan Sindrom Pernafasan Akut Parah Coronavirus 2 atau SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 merupakan sebuah virus yang menghasilkan sekelompok pneumonia atipikal yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan dikenal di seluruh dunia sebagai penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) [2].

Berdasarkan data dari dinkes.banyumas.go.id per tanggal 12 Januari 2022, vaksinasi dosis 1 yang sudah diberikan di Kabupaten Banyumas telah mencapai 86,33% atau 1.207.259 jiwa dari total sasaran yang berjumlah 1.398.427, dan dosis 2 sebesar 66,53% atau 930.312 jiwa, serta dosis 3 sebesar 0,69% atau 9.650 jiwa.

Guna meminimalisir reaksi yang berlebihan pasca vaksinasi, pada alur pelayanan vaksinasi Covid-19, masyarakat diarahkan untuk melakukan skrining kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi. Skrining Covid-19 merupakan suatu tahap awal dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan memberikan gambaran tentang kondisi tubuh atau kesehatan seseorang sebelum mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19.

Hasil dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di Balai Kelurahan Arcawinangun, Kabupaten Banyumas kepada masyarakat calon penerima vaksin terdapat beberapa masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dosis ke-1 karena tidak yakin dengan kondisi tubuh yang memiliki gejala penyakit sehingga takut tidak diberikan vaksin. Beberapa masyarakat dilokasi terebut juga memalsukan jawaban saat proses skrining untuk menutupi gejala atau kondisi tubuh yang sedang dialami. Kurangnya pengetahuan serta terlalu menganggap remeh proses skrining vaksinasi adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dari proses skrining vaksinasi Covid-19.

Guna menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan adanya alat bantu sebagai alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan solusi dalam proses vaksinasi Covid-19, yaitu Sistem Pakar. Sistem pakar merupakan sebuah program komputer yang meniru pemikiran serta pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Sistem pakar dapat digunakan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kesehatan. Pada bidang kesehatan sistem pakar dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit [3].

Satunya metode yang sering digunakan dalam sistem pakar adalah metode inferensi forward chaining. Metode inferensi forward chaining merupakan teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokan fakta–fakta tersebut yang sudah dibangun rule modelnya dalam bagian IF dari rules IF-THEN [4].

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam melakukan skrining vaksinasi Covid-19 secara mandiri dan memberikan solusi bagaimana penanganan masalah dari setiap kondisi tubuh masyarakat dalam proses skrining vakinasi Covid-19.

(3)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 974

2. METODE PENELITIAN 2.1 Tahapan Penelitian

Pada penelitian [5]ini dibuat kerangka kerja yang menggambarkan bagaimana perancangan pemecahan masalah dari awal sampai akhir pada gambar 1

Gambar 1. Tahap Penelitan a. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara observasi, studi pustaka, dan wawancara. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data pertanyaan skrining vaksinasi Covid-19 yang diperoleh dari observasi dan wawancara beserta hasil yang diperoleh dari setiap pertanyaan skrining dengan tenaga kesehatan pada bagian skrining vaksinasi, serta sumber pendukung lainnya yang didapatkan melalui internet.

b. Analisis dan Pengolahan Data

Tahap ini dilakukan untuk menganalisis dan merumuskan masaah yang terjadi untuk kemudian diteliti. Setelah data yang diperlukan untuk penelitian berhasil dikumpulkan, selanjutnya data tersebut diolah dan disimpan menjadi sebuah basis data (database).

c. Perancangan Rule Forward Chaining

Sebelum sistem dibangun, penulis terlebih dahulu merancang aturan atau rule yang digunakan untuk mengatur proses jalannya sebuah sistem sesuai dengan metode Forward

(4)

975 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E-ISSN 2503-2933

Abdul, et., al [Metode Forward Chaining pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19]

Chaining. Metode Forward Chaining digunakan sebagai menelusuri gejala berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang akan ditampilkan oleh sistem.

d. Pembuatan aplikasi

Setelah rancangan rule selesai, kemudian sistem diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman dengan menggunakan metode pengembangan sistem Agile Methogology.

e. Pengujian

Tahap pengujian dilakukan setelah sistem selesai dibangun, tahap ini digunakan untuk mengetahui kelemahan dan error yang terjadi pada sistem.

2.2 Metode Forward Chaining

Forward Chaining adalah suatu metode yang strategi pencariannya diawali dari proses pencarian sekelompok data atau fakta dan mengarah ke kesimpulan yang akan menjadi solusi dari suatu permasalahan yang ada. Mekanisme dari metode ini diawali dengan fakta-fakta yang sudah diketahui, kemudian fakta-fakta tersebut dicocokan dengan fakta yang ada di dalam bagian IF dari rules IF-THEN. Apabila terdapat fakta yang cocok maka rule tersebut dijalankan [6].

2.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem dengan Agile Methodology yang merupakan salah satu bentuk pendekatan metode pengembangan sistem yang berkembang saat ini untuk pemodelan perangkat lunak yang mengutamakan fleksibilitas dan kedinamisan setiap prosesnya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, dimana perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan pada setiap tahapan proses yang ada [7]. Agile Methodology dipilih sebagai metode pengembangan sistem dalam penelitian ini karena Agile Methodology merupakan salah satu metode yang cukup popular saat ini karena menawarkan fleksibilitas, sehingga pengembang bisa kembali ke fase yang lebih awal apabila ada perubahan yang diperlukan [8].

Salah satu metode Agile Methodology yang ada adalah pendekatan Extreme Programming. Perbedaan Extreme Programming dibandingkan dengan metode lainnya yaitu tidak memiliki dokumentasi secara formal dalam setiap tahapan proses konstruksinya. Metode Extreme Programming [9] memberikan proses yang berbeda, metode Extreme Progamming menawarkan tahapan-tahapan tersebut dengan waktu yang lebih sedikit dan berulang untuk tahapan-tahapan yang berbeda sesuai dengan fokus yang akan dituju. Singkatnya, metode ini tahapan yang bisa dilakukan berulang kali sesuai dengan kebutuhan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Inisialisasi Proyek

Pada tahap ini merupakan proses penting sebelum sistem pakar mulai untuk dikembangkan. Tahap inialisasi dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek, diantaranya yaitu:

a. Mengidentifikasi Masalah

1) Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya skrining saat proses vaksinasi Covid-19.

2) Keraguan masyarakat mengenai kondisi tubuh masing-masing sehingga memalsukan jawaban saat proses skrining.

b. Memberikan Solusi Alternatif

Membangun sistem pakar untuk skrining vaksinasi Covid-19. Sistem ini diharapkan dapat membantu pengguna dalam melakukan skrining vaksinasi secara mandiri untuk memberikan gambaran hasil skrining.

(5)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 976

c. Menentukan Metode

Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem pakar ini adalah Forward Chaining yang merupakan salah satu metode yang termasuk ke dalam metode inferensi. Metode ini digunakan untuk menentukan keputusan berdasarkan pertanyaan yang ada dalam proses skrining vaksinasi Covid-19

3.2 Proses Rekayasa Pengetahuan

Tahap ini bertujuan untuk mereprentasikan pengetahuan-pengetahuan yang sudah didapatkan untuk digunakan sebagai bahan acuan dalam bentuk kode, kemudian dimasukan ke dalam basis pengetahuan. Beberapa pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar untuk skrining [10]vaksinasi Covid-19 adalah daftar pertanyaan skrining, pengetahuan tentang gejala, dan rule pada skrining vaksinasi Covid-19. Adapun tahapan dalam rekayasa pengetahuan diantaranya adalah:

a. Basis Data Pengetahuan

Basis data pengetahuan berisi mengenai data pertanyaan skrining dan hasil keputusan. Sesuai dengan Surat Edaran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor.

HK02.02/II/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Pada Kelompok Sasaran Lansia Komorbid dan Penyintas Covid-19 serta Sasaran Tunda, berikut adalah daftar pertanyaan skrining yang ditulis dalam bentuk tabel data gejala dan tabel alternatif atau tabel hasil. Selain itu juga terdapat tabel relasi antara tabel gejala dan tabel alternatif atau tabel hasil.

Tabel 1. Gejala Kode

Gejala Gejala

G1

Pernah ada kontak dengan orang yang sedang dalam pemerikaan / terkonfirmasi / sedang dalam perawatan karena penyakit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir

G2 Pernah mengalami gejala demam batuk/pilek/sesak nafas dalam 7 hari terakhir G3 Pernah terkonfirmasi menderita COVID-19 kurang dari tiga (3) bulan

kebelakang

G4 Sedang hamil dengan usia kehamilan trimester 1 (sd 13 minggu)

G5 Memiliki keluhan dan tanda preeklampsia seperti kaki bengkak, sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, tekanan darah > 140/90mmHg

G6 Memiliki riwayat alergi berat seperti sesak nafas, bengkak dan urikaria seluruh badan atau reaksi berat lainnya karena vaksin

G7 Memiliki riwayat alergi berat seperti sesak nafas, bengkak dan urikarja seluruh badan setelah divaksinasi COVID-19 dosis ke-1

G8 Menderita penyakit jantung, penyakit ginjal kronis/cuci darah dan penyakit hati / liver

G9 Sedang menderita dan mendapat pengobatan penyakit kanker

G10 Sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, defisiensi imun dan penerima produk darah/tranfusi

G11 Memiliki riwayat penyakit epilepsi

(6)

977 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E-ISSN 2503-2933

Abdul, et., al [Metode Forward Chaining pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19]

G12 Menderita penyakit Diabetes Melitus G13 Menderita HIV

G14 Memiliki penyakit paru (asma, PPOK)

G15 Mendapatkan vaksinasi lain kurang dari satu bulan ke belakang G16 Berusia 60 tahun atau lebih

Tabel 2. Hasil Keputusan

Kode Hasil Hasil Keputusan

P1 Vaksin ditunda sampai 14 hari setelah gejala muncul

P2 Vaksin ditunda sampai tuga (3) bulan setelah dinyatakan sembuh

P3 Vaksin ditunda, vaksin bisa dilakukan pada ibu hamil dengan minimal usia kehamilan trimester 2 (14 sd 28 minggu)

P4 Vaksinasi ditunda dan dirujuk ke Rumah Sakit P5 Vaksinasi ditunda dan dirujuk ke Rumah Sakit

P6 Kontraindikasi untuk vaksinasi dosis ke-2, vaksinasi dosis 2 tidak diberikan

P7 Vaksin tidak dapat diberikan, Jika sasaran sudah sembuh vaksinasi dapat diberikan

P8 Vaksin tidak dapat diberikan, Jika sasaran sudah sembuh vaksinasi dapat diberikan

P9 Vaksin ditunda dan dirujuk ke Rumah Sakit

P10 Vaksin dapat diberikan jika dalam kondisi terkontrol

P11 Vaksin dapat diberikan jika dalam kondisi terkontrol atau sedang minum obat diabetes teratur

P12 Vaksin dapat diberikan jika dalam kondisi terkontrol atau sedang minum obat teratur

P13 Vaksin dapat diberikan jika dalam kondisi terkontrol (tidak sesak) P14 Vaksinasi ditunda sampai satu bulan setelah vaksinasi sebelumnya

P15 Jika diketahui memiliki 3 dari keluhan / gejala yang ada, maka vaksinasi tidak bisa diberikan

Tabel 3. Relasi Gejala dan Hasil Keputusan

Kode G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G1 1

G1 2

G1 3

G1 4

G1 5

G1 6

P1 1 1

P2 1

P3 1

P4 1

P5 1

(7)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 978

P6 1

P7 1

P8 1

P9 1

P10 1

P11 1

P12 1

P13 1

P14 1

P15 1

b. Teknik Penelurusan Metode Forward Chaining

Forward Chaining adalah suatu metode yang strategi pencariannya diawali dari proses pencarian sekelompok data atau fakta dan mengarah ke kesimpulan yang akan menjadi hasil atau solusi dari suatu permasalahan yang ada. Mekanisme dari metode ini diawali dengan fakta-fakta yang sudah diketahui, kemudian faktar-fakta tersebut dicocokan dengan fakta yang ada di dalam bagian IF dari rules IF-THEN. Apabila terdapat fakta yang cocok maka rule tersebut dijalankan [6], [11].

c. Representasi Pengetahuan

Dalam penelitian ini basis pengetahuan direpresentasikan ke dalam bentuk rulebased system yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi pengetahuan guna membantu dalam penyelesaian masalah sesuai dengan kebutuhan menggunakan kondisi IF-THEN. Rule yang dibangun merupakan hasil pengolahan data yang diperoleh dari Surat Edaran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor. HK02.02/II/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Pada Kelompok Sasaran Lansia Komorbid dan Penyintas Covid-19 serta Sasaran Tunda

Di bawah ini merupakan pembentukan rule dari basis pengetahuan yang sudah didapatkan:

1. IF G1 AND G2 THEN P1 2. IF G3 THEN P2

3. IF G4 THEN P3 4. IF G5 THEN P4 5. IF G6 THEN P5 6. IF G7 THEN P6 7. IF G8 THEN P7 8. IF G9 THEN P8

9. IF G10 THEN P9 10. IF G11 THEN P10 11. IF G12 THEN P11 12. IF G13 THEN P12 13. IF G14 THEN P13 14. IF G15 THEN P14 15. IF G16 THEN P15

(8)

979 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E-ISSN 2503-2933

Abdul, et., al [Metode Forward Chaining pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19]

h results (First Author) 3.3 Implementasi Sistem

a. Class Diagram Class Diagram [12] digunakan untuk menggambarkan struktur dan deskripsi class yang terdapat pada sistem. Berikut class diagram yang ada pada sistem

Gambar 2. Class Diagram

Class diagramdiatas menunjukan beberapa relasi table dari aplikasi skrinning duntuk data vaksin

b. Halaman Beranda Admin

Halaman beranca admin adalah beranda yan digunakan untuk melihat data pasien dan data vaksin yang sudah di masukan oleh admin

Gambar 3. Halaman Beranda Admin

(9)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 980

c. Halaman Skrining

Gambar 4. Halaman Skrining

Data Skrinning diatas adalah data hasil dari masukan oleh pasien yang telah di skrinning oleh admin melalui aplikasi skrinning vaksin.

d. Data Skrinning

Gambar 5. Hasil Skrining

Pada gambar 5 diatas menunjukan hasil skrining yang telah di proses oleh aplikasi skrinning vaksin

3.4 Pengujian

Tahap pengujian didasarkan pada rencana pengujian dan hasil pengujian. Pengujian sistem berfokus pada perangkat lunak dan memastikan bahwa semua bagian diuji. Hal ini dirancang untuk meminimalkan kesalahan dan menghasilkan output seperti yang diharapkan.

Pada tahap ini digunakan 2 (dua) pengujian yaitu Black Box Test dan Accuracy Test. Pengujian

(10)

981 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E-ISSN 2503-2933

Abdul, et., al [Metode Forward Chaining pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19]

h results (First Author) black-box digunakan untuk menguji fungsionalitas sistem, sedangkan pengujian akurasi digunakan untuk membandingkan hasil keputusan rutin dengan yang dihasilkan oleh sistem.

a. Rencana Pengujian Black Box

Tabel 4. Rencana Pengujian Black Box

No. Akses Kelas Uji Butir Uji

1 Admin Login Verifikasi Data

2 Admin Olah Data Gejala Tambah, Ubah, Hapus Data 3 Admin Olah Data Hasil Tambah, Ubah, Hapus Data 4 Admin Olah Data Pengetahuan Ubah Data

5 Admin Olah Data Riwayat Hapus Data 6 User Proses Skrining Bisa Skrining 7 User Olah Data Riwayat Lihat Detail b. Pengujian Akurasi

Tabel 5. Pengujian Akurasi No. Nama / Umur Gejala

Hasil Skrining

Manual

Hasil Skrining

Sistem

Sesuai / Tidak Sesuai 1 Suyanto (43) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 2 Wiwit (26)

Hamil usia kehamilan 5 bulan

Lanjut vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 3 Dasun (50) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 4 Munijiyah (55) Darah tinggi,

diabetes

Lanjut vaksinasi

Vaksin bisa dilakukan jika kondisi terkontrol

Sesuai

5 Riyono (47) Diabetes

Tidak lanjut / kondisi belum terkontrol

Vaksin dapat diberikan jika dalam kondisi terkontrol

Sesuai

6 Narti (63) Jantung Lanjut

vaksinasi

Vaksin tidak dapat

diberikan, Jika sasaran sudah sembuh vaksinasi dapat diberikan

Tidak sesuai

7 Imah (51) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai

8 Novi (24) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondsi baik-

baik saja Sesuai

(11)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 982

9 Edi (55) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 10 Anwar (30) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 11 Martono (47) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai

12 Eko (56) Tidak ada Lanjut

vaksiasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 13 Harun (46) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 14 Purningsih (52) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai

15 Wiji (52) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 16 Suciati (55) Diabetes Lanjut

vaksinasi

Vaksin bisa dilakukan jika kondisi terkontrol

Sesuai

17 Suyitno (56) Tidak ada Lanjut vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai 18 Endah (27)

Hamil usia kehamilan 6 bulan

Lanjut vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai

19 Agus (54) Penyakit paru / asma

Tidak lanjut vaksinasi

Vaksin dapat diberikan jika dalam kondisi terkontrol (tidak sesak)

Tidak sesuai

20 Eko (44) Tidak ada Lanjut

vaksinasi

Kondisi baik-

baik saja Sesuai

Pada tabel 5 merupakan pengujian akurasi dengan menggunakan 20 data sampel yang diambil dari calon penerima vaksinasi Covid-19. Menurut [13] perhitungan presentase keberhasilan pengujian akurasi sistem dapat menggunakan rumus perhitungan berikut:

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada sistem, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pengujian black box [14] sistem dapat menampilkan semua menu yang ada serta semua menu dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

2. Pengujian akurasi membuktikan bahwa hasil perhitungan sistem dengan membandingkan hasil skrining manual dan hasil skrining sistem mencapai akurasi 90% dengan mengujikan 20 data dengan rincian 18 data sesuai dan 2 data tidak sesuai.

(12)

983 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E-ISSN 2503-2933

Abdul, et., al [Metode Forward Chaining pada Sistem Pakar Skrining Vaksinasi Covid-19]

h results (First Author) 4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode forward chaining pada sistem pakar skrining vaksinasi Covid-19, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini berhasil menerapkan pendekatan forward chain pada sistem pakar penapisan vaksin Covid-19, yang dapat membantu masyarakat dalam melakukan pradiagnosis atau diagnosis awal untuk vaksin berdasarkan gejala yang diinput.

2. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menggunakan pengujian blackbox dapat disimpulkan bahwa semua menu sistem berjalan dengan baik dan sesuai fungsinya.

3. Berdasarkan pengujian akurasi dengan membandingkan hasil skrining manual dan hasil skrining sistem menunjukkan akurasi sebesar 90% dengan menggunakan 20 data skrining vaksinasi, diantaranya adalah 18 data sesuai dan 2 data tidak sesuai

5. SARAN

Adapun saran untuk pengembangan sistem pada penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Sistem dapat dikembangkan untuk kasus yang lain baik dengan metode yang sama ataupun metode yang berbeda.

2. Untuk pengembangan selanjutnya, sistem ini dapat dikembangkan menggunakan metode yag lain atau menggunakan platform yang berbeda.

3. Untuk pengembang selanjutnya dapat menambahkan fitur yang dapat memberikan informasi lebih banyak kepada pengguna mengenai skrining vaksin atau kasus yang lain yang menjadi topik pokok penelitian

DAFTAR PUSTAKA

[1] K. C. Aprina, “Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Peredaran Vaksin Palsu Oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan,” Jurnal Poenale , Vol. 5, No. 6, 2017.

[2] D. Kim, J. Y. Lee, J. S. Yang, J. W. Kim, V. N. Kim, and H. Chang, “The Architecture of SARS-CoV-2 Transcriptome,” Cell, Vol. 181, No. 4, 2020, doi:

10.1016/j.cell.2020.04.011.

[3] N. Sulardi and A. Witanti, “Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Anemia Menggunakan Teorema Bayes,” Jurnal Teknik Informatika (Jutif), Vol. 1, No. 1, 2020, doi: 10.20884/1.jutif.2020.1.1.12.

[4] W. Wahid, G. W. Nurcahyo, and S. Sumijan, “Sistem Pakar Metode Forward Chaining untuk Psikoterapi Kejiwaan Terhadap Penyakit Kepribadian Genetik,” Jurnal Informasi dan Teknologi, 2020, doi: 10.37034/jidt.v2i4.72.

[5] T. Noviani, “Tahap - tahap Penelitian Kualitatif,” Jurnal Pendidikan, Vol. 53, No. 9, 2018.

[6] A. V. Pakpahan et al., “Sistem Pakar Untuk Tumbuh Kembang Anak Menggunakan Metode Forward Chaining,” Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, Vol. 3, No. 1, pp. 817–824, 2018.

(13)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 972-984 E- ISSN 2503-2933 984

[7] W. M. Sari, A. Amran, and H. O. Lingga Wijaya, “Penerapan E-Commerce Menggunakan Metode Extreme Programming pada UMKM Kabupaten Muratara,”

Jusikom : Jurnal Sistem Komputer Musirawas, Vol. 5, No. 2, 2020, doi:

10.32767/jusikom.v5i2.1095.

[8] I. Larasati, A. N. Yusril, and P. Al Zukri, “Systematic Literature Review Analisis Metode Agile Dalam Pengembangan Aplikasi Mobile,” SISTEMASI, Vol. 10, No. 2, 2021, doi:

10.32520/stmsi.v10i2.1237.

[9] S. Rahayu, L. Fitriani, R. Kurniawati, and Y. Bustomi, “E-Commerce Based On The Marketplace In Efforts To Sell Agricultural Products Using Xtreme Programming Approach,” in Journal of Physics: Conference Series, 2019, Vol. 1402, No. 6. doi:

10.1088/1742-6596/1402/6/066108.

[10] W. Kusumaningati, N. C. Dainy, and R. Kushargina, “Edukasi Cespleng (Cegah Stunting Itu Penting) dan Skrining Stunting di Posyandu Doktren 2 Kecamatan,” Prosiding Seminar Nasiodal Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, no. September 2019, 2018.

[11] B. Herawan Hayadi, A. Bastian, K. Rukun, N. Jalinus, Y. Lizar, and A. Guci, “Expert System In The Application of Learning Models With Forward Chaining Method,”

International Journal of Engineering and Technology(UAE), Vol. 7, No. 2.29 Special Issue 29, 2018, doi: 10.14419/ijet.v7i2.29.14269.

[12] D. Berardi, D. Calvanese, and G. de Giacomo, “Reasoning on UML Class Diagrams,”

Artif Intell, Vol. 168, No. 1–2, 2005, doi: 10.1016/j.artint.2005.05.003.

[13] S. Alim, P. P. Lestari, and R. Rusliyawati, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Kakao Menggunakan Metode Certainty Factor pada Kelompok Tani PT Olam Indonesia (Cocoa) Cabang Lampung,” Jurnal Data Mining dan Sistem Informasi, Vol. 1, No. 1, p.

26, 2020, doi: 10.33365/jdmsi.v1i1.798.

[14] R. Parlika, T. A. Nisaa, S. M. Ningrum, and B. A. Haque, “Studi Literatur Kekurangan dan Kelebihan Pengujian Black Box,” Teknomatika, Vol. 10, No. 02, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri yang selanjutnya disebut Prospek Mandiri, adalah program pemerintah c.q Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama dengan

1. Mengasumsikan kerapatan bahan, jumlah jari-jari, radius-dalam hub, radius-luar hub dan radius-luar rim benda putar. Mengasumsikan radius-dalam rim. Menghitung panjang pendekatan

Mahalnya harga untuk sebuah Electronic Control Unit pada Flap System menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi tim pengembang pesawat terbang N-219 untuk

tidak mudah rusak dan tidak tercecer adalah dengan menyimpan pada sebuah tempat penyimpanan yang khusus untuk menyimpan perlengkapan touring sepeda motor.. Produk

Rekaman dari lobe sementara di lapisan luar, di mana dianggap pendengaran, atau berdekatan batang otak, ketika rangsangan telinga orang-orang cacat dengan suara dapat mendeteksi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kesegaran ikan dengan menggunakan metode akustik dengan penggunaan LED dan mengetahui perbedaan jumlah cahaya yang

Untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas suatu Elemen Kompetensi, seorang calon Insinyur Profesional harus menunjukkan bahwa ia telah pernah melaksanakan dengan

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan pujian yang tak terhitung oleh bilangan dan tak dapat dicapai oleh siapapun, atas segala