• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Line Balancing Produksi Arm Rear Brake dengan Metode Ranked Positional Weight di PT. Ciptaunggul Karya Abadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Line Balancing Produksi Arm Rear Brake dengan Metode Ranked Positional Weight di PT. Ciptaunggul Karya Abadi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Line Balancing Produksi Arm Rear Brake dengan Metode Ranked Positional Weight di PT. Ciptaunggul Karya Abadi

Elsa Novianti1*, Dene Herwanto2

1,2Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: [email protected]

Diterima: 28 Maret 2022 Disetujui: 3 April 2023

Abstract

In the activities of each workstation, efforts are made to ensure that the process time and labor remain optimal. The purpose of this study is to calculate the number of work stations needed by the company so that the production of Arm Rear Brake KWBF gets optimal line balance, increases the efficiency of the work trajectory in the production process and decreases the amount of idle time that occurs in the production of Arm Rear Brake KWBF. One of the methods used to adjust the balancing of workstations is the Ranked Positional Weight method (RPW). The concept of adjusting the production line using the RPW model is applied to increase work efficiency and reduce disruptive time. In the initial condition with the number of workstations, as many as eight got a track efficiency of 58.69%, but after using the RPW method, it changed to 78.26% with the number of workstations as many as six. The smoothness index produced was 0.70 while using the rank positional weight method, it decreased to 0.42. The smaller the value of the Smoothness Index resulting from the calculation of the Smoothness Index, the closer the perfect balance value. With a decrease in idle time will also increase the output produced.

Keywords: work station, cycle time, efficiency, line balancing, ranked positional weight

Abstrak

Pada kegiatan setiap workstation diusahakan agar waktu proses serta tenaga kerja tetap optimal. Tujuan penelitian ini untuk menghitung jumlah workstation yang dibutuhkan oleh perusahaan agar produksi Arm Rear Brake KWBF mendapat keseimbangan lini yang optimal, meningkatkan efisiensi lintasan kerja pada proses produksi serta menurunkan jumlah waktu menganggur (idle time) yang terjadi pada produksi Arm Rear Brake. Salah satu metode yang digunakan untuk menyesuaikan penyeimbangan workstation yaitu metode Ranked Positional Weight (RPW). Penerapan konsep penyesuaian lini produksi dengan memakai model RPW digunakan agar menghasilkan kenaikan efisiensi kerja dan menurunkan waktu menganggur.

Pada kondisi awal dengan jumlah stasiun kerja sebanyak 8 mendapat efisiensi lintasan sebesar 58,69%, namun setelah menggunakan metode RPW mengalami perubahan menjadi 78,26% dengan jumlah stasiun kerja sebanyak 6. Smoothness Index yang dihasilkan sebesar 0,70 sedangkan dengan menggunakan metode rank positional weight memperoleh penurunan menjadi 0,42. Semakin kecil nilai dari Smoothness Index yang dihasilkan dari perhitungan Smoothness Index maka akan semakin mendekati nilai keseimbangan yang sempurna. Dengan menurunnya waktu menganggur juga akan meningkatkan outp ut yang dihasilkan.

Kata Kunci: stasiun kerja, waktu siklus, efisiensi, line balancing, ranked positional weight

1. Pendahuluan

Pada umumnya setiap perusahaan ingin mewujudkan kegiatan produksi seefektif mungkin salah satunya adalah merencanakan penyeimbangan setiap work station agar proses produksi berjalan dengan lancar, serta dapat melakukan peningkatan kualitas dari hasil produksi. Waktu dan tenaga kerja diusahakan tetap optimal pada seluruh kegiatan produksi [1].

PT. Ciptaunggul Karya Abadi merupakan perusahaan swasta Manufactur of Metal Stamping Parts, alat-alat dan Dies. PT. Ciptaunggul Karya Abadi memiliki berbagai pengalaman di bidang pengolahan material menjadi barang jadi. Saat ini perusahaan lebih meningkatkan produktivitas produksi karena permintaan konsumen yang cukup tinggi akan produk yang dihasilkan. Seringnya terjadi penumpukan pada satu mesin mengakibatkan munculnya waktu menunggu pada mesin lain sehingga proses produksi tidak berjalan efisien.

Parameter terciptanya keseimbangan lini produksi adalah memaksimalkan efisiensi dan meminimumkan waktu menganggur pada setiap produksi [2]. Terdapat beberapa tujuan dari analisis line balancing ini diantaranya untuk menyeimbangkan setiap beban kerja yang diterima oleh karyawan pada workstation proses produksi arm rear brake. Seringnya terjadi penumpukan pada satu mesin

(2)

mengakibatkan munculnya waktu menunggu pada mesin lain sehingga proses produksi tidak berjalan efisien [3]. Keseimbangan lini produksi juga akan mengoptimalkan waktu proses pada stasiun kerja [4].

Line balancing adalah pekerja atau mesin yang bekerja untuk membuat produk secara seimbang di setiap lini produksi, sehingga tercapai efisiensi tenaga kerja pada setiap proses produksi [5]. Line balancing merupakan sebuah cara untuk menyeimbangkan produksi di semua workstation dapat meminimalkan jumlah work station sehingga waktu menunggu atau idle time pada seluruh workstation akan menurun [6].

Salah satu metode yang digunakan untuk menyesuaikan lini produksi workstation yaitu metode Ranked Positional Weight (RPW). Metode RPW menjadi satu dari sekian metode heuristik yang memprioritaskan waktu terbesar dalam elemen kerja [7]. Penerapan konsep penyesuaian lini produksi dengan memakai model Ranked Positional Weight (RPW) digunakan untuk menghasilkan kenaikan efisiensi kerja dan menurunkan waktu menganggur [8]. Model Ranked Positional Weight akan mengedepankan nilai kondisi setiap proses produksi, di mana akan menempatkan workstation diikuti oleh workstation lain yang memiliki waktu siklus terendah [9]. Tujuan dari metode Ranked Positional Weight adalah untuk menyeimbangkan beban setiap mesin dengan menganalisis bobot posisi, sehingga tidak terjadi penumpukan material [10].

Terdapat beberapa penelitian terdahulu dengan menggunakan metode yang relevan diantaranya pada Home Industry Pembuatan Sepatu Bola yang terlihat adanya mesin yang menganggur serta menumpuknya tenaga kerja di mesin lain sehingga diupayakan penyeimbangan lintasan dengan metode ranked positional weight [11]. Pada CV. MJ diketahui output produksi yang dihasilkan kurang memenuhi target produksi disebabkan adanya penumpukan material kerja sehingga dibutuhkan perbaikan keseimbangan lintasan [12].

Adapun beberapa maksud yang akan diperoleh pada penelitian ini diantaranya yaitu untuk menghitung jumlah workstation yang dibutuhkan oleh perusahaan agar produksi Arm Rear Brake KWBF mencapai hasil optimal keseimbangan lini, meningkatkan efisiensi dan menurunkan waktu menganggur.

2. Metode Penelitian

Terdapat dua data sumber utama pada penelitian kali ini yang terdiri dari data sekunder yang kuantitatif dan data primer. Untuk data primer dilaksanakan dengan melakukan survei langsung dan wawancara untuk mendapatkan data rating factor, waktu siklus, dan allowance. Untuk data sekunder memperoleh data langsung di tempat penelitian serta data literatur mengenai hasil penelitian dan artikel- artikel yang terkait dengan penelitian. Adapun flowchart alur observasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Alur Observasi Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan proses pengukuran waktu siklus setiap workstation proses produksi arm rear brake menggunakan metode jam henti (stopwatch). Metode jam henti sangat tepat dipakai apabila pekerjaan tersebut berlangsung berulang-ulang [13]. Metode Ranked Positional Weight (RPW) digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini yang bertujuan agar beban kerja pada seluruh stasiun kerja dapat seimbang dengan cara menghitung bobot posisi dan menganalisis lintasan produksi,

(3)

sehingga bottleneck atau penumpukan material tidak akan terjadi di tiap stasiun kerja yang disebabkan oleh berlebihnya beban kerja. Terdapat beberapa tahap untuk mengolah data menggunakan metode ini diantaranya menggambar precedence diagram, menentukan bobot posisi tiap proses operasi, dan memprioritaskan terlebih dahulu stasiun kerja yang memiliki waktu siklus terbesar diikuti dengan mengelompokkan operasi yang memiliki waktu siklus terendah ke tiap stasiun kerja.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Pengumpulan Data Observasi

Teknik pengukuran waktu dilakukan dengan observasi proses produksi arm rear brake dan mencatat waktu siklus kerja tiap-tiap mesin dengan menggunakan metode jam henti (stopwatch). Adapun hasil pengukuran waktu siklus untuk pembuatan Arm Rear Brake KWBF dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu Siklus Produksi Arm Rear Brake

No. Elemen Kerja Waktu Siklus (Detik) Waktu Siklus (Menit)

1. Blanking 4,000 0,067

2. Bending 1 5,989 0,100

3. Pierching 6,089 0,101

4. Bending 2 7,631 0,127

5. Restrike 3,46 0,058

6. Spot Welding 7,782 0,130

7. Broaching 10,63 0,177

8. Chemper 4,33 0,072

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023) 3.2 Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku

Waktu normal dapat dikatakan waktu kerja dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyesuaian (rating factor) [14]. Besarnya nilai faktor penyesuaian dihitung dengan menggunakan metode shumard.

Berikut adalah hasil faktor penyesuaian yang didapatkan.

Tabel 2. Faktor Penyesuaian

Kelas P

Superfast 100

Fast + 95

Fast 90

Fast - 85

Excellent 80

Good + 75

Good 70

Good - 65

Normal 60

Fair + 55

Fair 50

Fair - 45

Poor 40

Performansi Operator = Fast 1,5 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

Waktu baku dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan pekerjaan dengan mempertimbangkan faktor kelonggaran dan faktor penyesuaian [15]. Berikut adalah hasil faktor kelonggaran.

(4)

Tabel 3. Faktor Kelonggaran (Allowance)

Faktor-Faktor Kelonggaran %

a. Tenaga (Output) Bisa diabaikan 4

b. Sikap Pekerja Duduk 1

c. Gerakan Pekerja Normal 0

d. Lelah pada Mata Pandangan secara menerus statis fokus 4

e. Temperatur Suhu Tinggi 6

f. Kondisi Atmosfer Cukup 3

g. Kondisi baik pada lingkungan Siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik 1

h. Kebutuhan pribadi Operator pria 2

Total Kelonggaran 21

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

Setelah menentukan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran, kemudian data tersebut akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya, maka waktu normal dan waktu baku bisa diolah menggunakan rumus berikut.

Wn=Ws (1+Rating Factors) Wb=Wn+(Wn×Allowance)

Berdasarkan rumus tersebut didapat waktu baku yang dilakukan oleh seluruh operator pada setiap work station. Berikut Tabel 4 merupakan rekapitulasi hasil perhitungan waktu baku dan waktu normal untuk tiap-tiap elemen kerja:

Tabel 4. Rekapitulasi Waktu Normal dan Waktu Baku

Stasiun Kerja Elemen Kerja WN WB

1 Blanking 0,167 0,20

2 Bending 1 0,250 0,30

3 Pierching 0,254 0,31

4 Bending 2 0,318 0,38

5 Restrike 0,144 0,17

6 Spot Welding 0,324 0,39

7 Broaching 0,443 0,54

8 Chemper 0,180 0,22

Total 2,079 2,52

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023) 3.3 Perhitungan Kondisi Awal Kelompok Kerja Arm Rear Brake KWBF 1. Menentukan Jumlah Minimum Workstation

Workstation Minimum = ∑ 𝑊𝑏

𝑊𝑏 𝑀𝑎𝑥 = 2,52

0,54= 4,69 ≈ 5 2. Menghitung Efisiensi Workstation dan Idle Time

Efisiensi Workstation = Wbi/(Wb Max)×100%

Untuk menghitung idle time yaitu dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Idle Time = Wb Max – Wi

Tabel 5 menunjukkan rekapitulasi hasil perhitungan idle time, efisiensi workstation, dan waktu baku kedelapan workstation.

(5)

Tabel 5. Rekapitulasi Efisiensi Work Station dan Idle Time

No. Elemen Kerja WB Efisiensi Stasiun Kerja Idle Time

1. Blanking 0,20 38% 0,33

2. Bending 1 0,30 56% 0,23

3. Pierching 0,31 57% 0,23

4. Bending 2 0,38 72% 0,15

5. Restrike 0,17 33% 0,36

6. Spot Welding 0,39 73% 0,14

7. Broaching 0,54 100% 0,00

8. Chemper 0,22 41% 0,32

Total 2,52 470% 1,77

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023) 3. Menghitung Line Efficiency, Balanced Delay, dan Smoothness Index

a. Line Efficiency 𝐿𝐸 = 𝑇𝑤𝑐

𝑛. 𝑇𝑐 𝑥 100%

𝐿𝐸 = 2,52

8 × 0,54 𝑥 100% = 58,69%

b. Balanced Delay

Balanced Delay = 100% - Line Efficiency

= 100% - 58,69% = 41,31%

c. Smoothness Index SI = √∑(𝑇𝑆𝑖𝑚𝑎𝑥− 𝑇𝑠𝑖)2

= √(0,49)2 = 0,70

Adapun rekapitulasi hasil perhitungan Smoothness Index dalam setiap work station dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Smoothness Index Work Station Stasiun Kerja (Tsimax-Tsi)2

Blanking 0,11

Bending 1 0,05

Pierching 0,05

Bending 2 0,02

Restrike 0,13

Spot Welding 0,02

Broaching 0,00

Chemper 0,10

Total 0,49

Akar Kuadrat 0,70 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023) 3.4 Penyesuaian Lini dengan Metode Ranked Positional Weight (RPW)

Untuk mengetahui ketergantungan setiap proses operasi maka dibuat Presendence Diagram.

Berdasarkan jaringan kerja metode RPW maka diperoleh Presendence diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Precendence Diagram Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

(6)

Pembuatan Precedence Diagram dilakukan untuk memperoleh nilai pada tiap workstation. Dari precedence diagram diketahui matriks seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Matriks Keterdahuluan Stasiun

Kerja

SK Pengikut

1 2 3 4 5 6 7 8

1 - 1 1 1 1 1 1 1

2 0 - 1 1 1 1 1 1

3 0 0 - 1 1 1 1 1

4 0 0 0 - 1 1 1 1

5 0 0 0 0 - 1 1 1

6 0 0 0 0 0 - 1 1

7 0 0 0 0 0 0 - 1

8 0 0 0 0 0 0 0 -

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

Setelah itu dibuat prioritas bobot posisi dengan memakai metode RPW (Ranked Positional Weight) dengan memasukkan waktu baku setiap workstation.

Tabel 8. Prioritas Nilai Posisi Menurut Ranked Positional Weight Stasiun

Kerja

Waktu Baku

SK Pengikut Bobot

Posisi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 0,20 - 0,30 0,31 0,38 0,17 0,39 0,54 0,22 2,52

2 0,30 0 - 0,31 0,38 0,17 0,39 0,54 0,22 2,31

3 0,31 0 0 - 0,38 0,17 0,39 0,54 0,22 2,01

4 0,38 0 0 0 - 0,17 0,39 0,54 0,22 1,71

5 0,17 0 0 0 0 - 0,39 0,54 0,22 1,32

6 0,39 0 0 0 0 0 - 0,54 0,22 1,15

7 0,54 0 0 0 0 0 0 - 0,22 0,75

8 0,22 0 0 0 0 0 0 0 - 0,22

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

Pada Tabel 8 dapat diketahui prioritas bobot posisi ke delapan proses produksi arm rear brake. Pada Stasiun kerja 1 terdiri dari proses blanking dan bending 1, Stasiun kerja 2 terdapat proses pierching, Stasiun kerja 3 terdiri dari proses bending 2 dan restrike, Stasiun kerja 4 terdapat proses spot welding, Stasiun kerja 5 terdapat proses broaching, dan Stasiun kerja 6 terdapat proses chempering.

Selanjutnya melakukan penggabungan workstation sesuai dengan prioritas bobot posisi. Perhitungan waktu baku, efisiensi workstation dan waktu menganggur setelah menggabungkan workstation dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pemisahan Work Station dengan Metode RPW Stasiun

Kerja Elemen Kerja Total Waktu Baku

Efisiensi Stasiun Kerja

Idle Time 1 Blank

0,50 94% 0,04

Bending 1

2 Pierching 0,31 57% 0,23

3 Bending 2

0,54 100% 0,00

Restrike

(7)

Stasiun

Kerja Elemen Kerja Total Waktu Baku

Efisiensi Stasiun Kerja

Idle Time

4 Spot Welding 0,39 73% 0,14

5 Broaching 0,54 100% 0,00

6 Chemper 0,22 41% 0,32

Total 2,50 465% 0,73

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023) 1. Line Efficiency = 𝑇𝑤𝑐

𝑛.𝑇𝑐 𝑥 100%

Line Efficiency = 2,52

6 ×0,54 𝑥 100% = 78,26%

2. Balanced Delay = 100% - Line Efficiency

= 100% - 74,26% = 21,74%

3. Smoothness Index SI = √∑(𝑇𝑆𝑖𝑚𝑎𝑥− 𝑇𝑠𝑖)2

= √(0,17)2 = 0,42

Rekapitulasi hasil perhitungan Smoothness Index dalam tiap-tiap workstation dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi Smoothness Index

Stasiun Kerja Elemen Kerja Tsimax-Tsi (Tsimax-Tsi)2

1 Blank

0,03 0,00

Bending 1

2 Pierching 0,23 0,05

3 Bending 2

0,00 0,00

Restrike

4 Spot Welding 0,14 0,02

5 Broaching 0,00 0,00

6 Chemper 0,32 0,10

Total 0,72 0,17

Akar Kuadrat 0,42

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan nilai line efficiency sebesar 78,26%, balanced delay sebesar 21,74% dan Smoothness Index sebesar 0,42.

4. Kesimpulan

Dari perhitungan yang telah dilakukan ditemukan bahwa dengan menggunakan metode rank positional weight menghasilkan nilai yang berbeda. Analisis dengan metode ini akan memberikan solusi yang lebih baik dan kesimpulan yang lebih efisien jika disandingkan dengan sebelumnya. Jumlah workstation pada keadaan awal berjumlah 8 stasiun sedangkan menggunakan metode rank positional weight jumlah workstation yang digunakan adalah 6 stasiun. Pada kondisi awal efisiensi lintasan sebesar 58,69%, namun setelah menggunakan metode RPW mengalami peningkatan menjadi 78,26%.

Terdapat penurunan pada Balance Delay dan Smoothness index setelah menggunakan metode Rank Positional Weight (RPW). Pada keadaan awal bobot Balance Delay sebesar 41,31%, kemudian dilakukan penyetaraan lini dengan menggunakan metode RPW sehingga memperoleh penurunan sebesar 21,74%.

Pada kondisi awal, Smoothness Index yang dihasilkan sebesar 0,70 sedangkan dengan menggunakan metode rank positional weight memperoleh penurunan menjadi 0,42. Semakin kecil nilai dari Smoothness

(8)

Index yang dihasilkan dari perhitungan Smoothness Index maka akan semakin mendekati nilai keseimbangan yang sempurna.

5. Daftar Pustaka

[1] S. P. Yudha, I. S. Azis, and R. R. Latief, “Meningkatkan Kapasitas Produksi Dengan Pendekatan Metode Ranked Positional Weight Pada Lintasan Perakitan,” Journal.Atim.Ac.Id, 2022, [Online].

Available: https://journal.atim.ac.id/index.php/jemmtec/article/view/154

[2] H. Ponda, J. Hardono, and S. K. Pikri, “Analisa Keseimbangan Lintasan Produksi Pada Pembuatan Radiator Mitsubishi Ps 220 Dengan Metode Ranked Positional Weight (RPW),” J. Ind. Manuf., vol.

4, no. 1, p. 77, 2019, doi: 10.31000/jim.v4i1.1251.

[3] Oktian, Asep Yohan. Analisa Peningkatan Kapasitas Produksi Pada Line Assembling LED TV PT.

X Dengan Metode Line Balancing. Diss. Fakultas Teknik Unpas, 2016.

[4] F. M. Wastiti, W. Wulandari, and Mulyono, “Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) pada Sistem Produksi,” Conf. Econ. Bus. Innov., vol. 3, no. 3, pp. 1–10, 2022, doi:

10.1109/mvt.2008.4682511.

[5] A. T. Panudju, B. S. Panulisan, and E. Fajriati, “Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode Ranked Position Weight (RPW) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT . Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten,” J. Integr. Sist. Ind., vol.

5, no. 2, p. 12, 2018, [Online]. Available: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.70-80

[6] H. H. Azwir and H. W. Pratomo, “Implementasi Line Balancing untuk Peningkatan Efisiensi di Line Welding Studi Kasus: PT X,” J. Rekayasa Sist. Ind., vol. 6, no. 1, p. 57, 2017, doi:

10.26593/jrsi.v6i1.2428.57-64.

[7] A. F. Dasanti, F. Jakdan, and T. Santoso, “Penerapan Konsep Line Balancing Untuk Mencapai Efisiensi Kerja Yang Optimal Pada Setiap Stasiun Kerja di PT Garment Jakarta,” Bull. Appl. Ind.

Eng. Theory, vol. 1, no. 2, pp. 40–45, 2020.

[8] Y. Hapid and S. Supriyadi, “Optimalisasi Keseimbangan Lintasan Produksi Daur Ulang Plastik dengan Pendekatan Ranked Positional Weight,” J. INTECH Tek. Ind. Univ. Serang Raya, vol. 7, no.

1, pp. 63–70, 2021, doi: 10.30656/intech.v7i1.3305.

[9] D. P. Setyawan, F. Pulansari, and K. R. Hayati, “Analisa Line Balancing Menggunakan Metode Moodie Young Dan Ranked Positional Weight Di Cv. XYZ,” Juminten, vol. 2, no. 1, pp. 84–95, 2021, doi: 10.33005/juminten.v2i1.140.

[10] A. Y. Pribadi and D. A. Wijanarko, “Analisis Efisiensi Waktu Siklus Untuk Meningkatkan Produktivitas Dengan Line Balancing Pada Proses Pengemasan Produksi Obat Diabetes di PT.

OPQ,” J. Ind. Eng. Syst., vol. 3, no. 2, pp. 11–20, 2022.

[11] Mokh Afifuddin, “Penerapan Line Balancing Menggunakan Metode Ranked Positional Weight (RPW) untuk Meningkatkan Output Produksi pada Home Industru Pembuatan Sepatu Bola,” J. Ind.

Eng. Manag., vol. 4, no. 1, pp. 40–48, 2019.

[12] F. A. Ekoanindiyo and L. Helmy, “Meningkatkan Efisiensi Lintasan Kerja Menggunakan Metode RPW dan Killbridge-Western,” Din. Tek., vol. 10, no. 1, pp. 16–26, 2017.

[13] Y. D. Regent M, “Usulan Penentuan Waktu Baku Proses Racking Produk Amplimesh Dengan Metode Jam Henti Pada Departemen Powder Coating,” J. Tek., vol. 7, no. 2, pp. 53–63, 2019, doi:

10.31000/jt.v7i2.1357.

[14] E. Sitorus and N. Alfath, “Optimasi Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standard,” J. Sist.

Tek. Ind., vol. 19, no. 2, pp. 10–14, 2018, doi: 10.32734/jsti.v19i2.368.

[15] M. Rahayu and S. Juhara, “Pengukuran Waktu Baku Perakitan Pena Dengan Menggunakan Waktu Jam Henti Saat Praktikum Analisa Perancangan Kerja,” J. Pendidik. dan Apl. Ind., vol. 7, no. 2, pp.

93–97, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Pelepasan parasitoid dapat mempertahankan hasil panen brokoli sebesar 9,80% bila dibandingkan dengan tanpa pelepasan, sedangkan aplikasi insektisida Deltamethrin mampu

Untuk memahami hal ini dengan lebih baik, pertimbangkan dua kesimpulan, yang diamati oleh Taylor dan Altman, berikut ini : (1) reward dan cost membawa dampak yang lebih besar di

Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa auditor cendrungmemiliki pengetahuan yang cukup hingga tidak berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh

Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu. Seseorang memiliki minat dari pembawaannya dan memperoleh

Jawabannya: Cycle time dari sebuah lini selalu ditentukan oleh stasiun kerja yang memiliki waktu yang paling lama. Dalam contoh masalah diatas, cycle time dari lini tersebut adalah

Setelah melakukan penghitungan dengan metode RPW maka di dapat nilai – nilai dalam suatu proses yang bisa di gabug dengan proses lain atau di seimbangakan

Penerapan Metode Line Balancing Untuk Merencanakan Keseimbangan Line Produksi Pada Line Sewing 11 Pada Perakitan Upper Sepatu Nike.. Disusun

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan visualisasi pola aliran, koefisien rugi, serta penurunan tekanan pada aliran air-crude oil yang melalui