• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI PENYELENGGARAAN JENAZAH BAGI PESERTA DIDIK KELAS X MA ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG NALUMSARI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI PENYELENGGARAAN JENAZAH BAGI PESERTA DIDIK KELAS X MA ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG NALUMSARI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2021/2022"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1633

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI

PENYELENGGARAAN JENAZAH BAGI PESERTA DIDIK KELAS X MA ROUDLOTUL MUBTADIIN

BALEKAMBANG NALUMSARI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Ali As’ad

Email mapakaliasad@gmail.com ABSTRAK

Latar belakang pendidikan peserta didik kelas X yang berasal dari Lembaga Pendidikan yang berbeda akan memunculkan karakteristik yang berbeda pula. Mewujudkan pembelajaran yang aktif dan kritis pada pelajaran Fikih materi Peyelenggaraan Jenazah masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran, antara lain peserta didik kurang mampu dalam menganalisis masalah dalam lingkungannya khususnya yang berkaitan dengan materi Penyelenggaraan Jenazah, siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, malu bertanya dan mengungkapkan pendapat serta kurang minta dalam mengerjakan tugas yang di berikan guru. Apabila diadakan diskusi, siswa cenderung terpaku pada satu bahasan yang ada dikelompoknya sendiri dan kelompok lain tidak memahami apa yang disampaikan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana objek peneliti hanya berpusat pada prses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Lerning, adapun dalam metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisi kualitatif dimana penulis menggambarkan gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian, dan hasilnya adalah sebagai berikut, setelah menerapakan metode Problem Based Learning dapat diketahui peningkatan hasil belajar dengan persentase 87,5% dan 3 siswa yang tidak tuntas. Dengan nilai rata- rata kelas 78,75. Jadi ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah 93,80%, maka dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat peningkatan hasil belajar Fiqih materi penyelenggaraan jenazah siswa melalui penerapan metode Problem Based Learning di MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang.

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1634

Kata kunci: Problem Based Learning, Penyelenggaraaan Jenazah dan Hasil Belajar Fiqih.

PENDAHULUAN

Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu di dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses Pendidikan (Sudarto, 2016: 60). Peran dan fungsi guru dalam proses pembelajaran sangatlah menentukan terhadap berhasil tidaknya proses pembelajaran. Tugas guru dalam dunia pendidikan dituntut tidak hanya memberikan materi kepada peserta didik tetapi juga harus bisa memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Proses pendidikan di sekolahan merupakan proses yang terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, dalam Pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan seimbang.

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1635

Tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran selain dilihat dari perubahan tingkah laku peserta didik tersebut dapat dilihat pula melalui pencapaian hasil belajar yang maksimal seyelah diadakan evaluasi diakhir proses pembelajaran. Dengan mengetahui hasil belajar peserta didik maka dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi pendidik untuk mengetahui sejauhmana proses pembelajaran itu berlangsung, dan sejauhmana peserta didik tersebut mampu memahami pelajran yang diajarkan oleh guru.

Model pembelajaran berbasis masalah atau PBL (Problem Based Learning) merupakan suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah atau kasus riil dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuandan konsep yang esensial dari materi pelajaran karena model ini menerapkan pemahaman peserta didik sesuai dengan konteks yang ada kaitannya dengan kehidupan peserta didik baik dari segi pribadi, sosial, dan budayanya. Dengan penerapan model ini diharapka peserta didik mampu untuk berfikir kritis dalam memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran Fikih yang membutuhkan pemikiran kritis dalam menganalisis permasalahan yang sedang terjadi saat ini serta membantu peserta didik menjadi pelajar yang mandiri. Model PBL merupakan salah satu model yang dapat digunakan pendidik sebagai pembelajaran yang menarik karena dapat melibatkan peserta didik tidak hanya mendengar tetapi juga mencari dan menggali informasi yang ada disekitar untuk tercapainya tujuan belajar yang maksimal, serta mampu memberikan suatu keadaan dimana materi

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1636

belajar yang dipelajari peserta didik dapat terkoneksikan dengan kehidupan nyata.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini dirancang untuk dilakukan dalam dua siklus. Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2002:82) Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisispasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu metode pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu penelitian seperti ini disebut dengan field study (Nazir, 1986:159).

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1637

Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan kualitatif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati (dalam kunandar, 2008:47) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyak penelitian adalah siswa kelas X MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara yang berjumlah 25 santri. Adapun nama-nama peserta didik kelas X MA Balekambang dapat dilihat pada table di bawah ini:

Daftar nama peserta didik kelas X MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang

No Nama Siswa Keterangan

1 Adinda Alfiana Silfa Aktif

2 Aghna Faizah Aktif

3 Aina Tusamma Salsabiilaa Aktif

4 Aini Nur Khasanah Aktif

5 Amelia Rahma Febrianty Aktif

6 Aulia Khourunni'Mah Aktif

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1638

7 Cahyani Fadlia `Ajiba Aktif 8 Cindy Naila Dwi Marsica Aktif

9 Fakhriyatun Nihayah Aktif

10 Farah Dwi Agustina Aktif

11 Hasna Nur Afifah Aktif

12 Ismatuddiana Nailil Muna Aktif 13 Itsna Nurun Nadhifah Aktif 14 Maharani Jamilah Putri Aktif

15 Nada Kamilia Tidak Aktif

16 Nafisatuz Zahroh Aktif

17 Novi Ni'Matul Kumala Aktif 18 Rizka Dewi Anggraini Tidak Aktif 19 Sabrina Ni`matul Kamilia Aktif 20 Salma Fatinur Rizqi Tidak Aktif

21 Salwa Julyana Aktif

22 Sitah Fadzilatul Jannah Aktif 23 Siti Nisa'Atul Afiyah Aktif

24 Susilawati Indrian Aktif

25 Tri Dia Ayu Wulandari Aktif

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1639

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode Problem Based Learning, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan Analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskreptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama pembelajran.

Teknik analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2018: 86). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk melihat data hasil tes belajar murid, atau digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar murid sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan. Sedangkan analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru. Menurut Miles dan Huberman (Rahmi, 2012: 23) data hasil belajar murid dapat ditafsirkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

NA = Jumlah Nilai Perolehan x 100 Jumlah Nilai Maksimal. Analisis kuantitatif dapat digunakan Teknik kategorisasi dengan berpedoan pada skala angka 0-100

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1640

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:14), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yanf sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas bisa di lihat pada gambar berikut:

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1641

Gambar Alur PTK

Penjelasan alur diatas adalah:

1. Rancangan/perencanaan awal sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajran.

2. Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar Fikih materi penyelenggaraan jenazah kelas X MA Roudlotul Mubtadiin.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang di isi oleh pengamat.

4. Rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan putaran 2, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama dan membahas satu sub pokok bahasan yanag diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Dilaksanakan dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajran yang telah di laksanakan.

HASIL PENELITIAN

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1642

Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan melakukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar secara berturut-turut dari siklus I ke siklus II. Perubahan siklus tersaji sebagai berikut:

1. Pada siklus I peserta didik mempunyai kriteria penilaian sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Peserta didik yang mempunyai kriteria sangat tinggi berjumlah 3 peserta didik, peserta didik yang mempunyai kriteria tinggi 1, yang mempunyai kriteria sedang berjumlah 9 peserta didik, sedangkan 5 peserta didik mempunyai kriteria rendah dan kriteria yang sangat rendah 5 peserta didik, ketuntasan belajar pada siklus I (Tes Formatif I) yaitu sebesar 52%. Sedangkan ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar 85%.

Berdasarkan data yang diperoleh, ketuntasan klasikal masih rendah belum mencapai angka yang telah ditetapkan sebelumnya. Keaktifan siswa dan kemampuan guru dalam proses pembelajaranpun belum maksimal.

Banyak hal yang menjadi penyebab belum maksimalnya hasil belajar siswa, antara lain: siswa masih kurang aktif dalam pembelajran, durasi pembelajaran lebih lama dari waktu yang direncanakan, siswa masih enggan berdiskusi, guru belum mampu menghidupkan suasana kelas, dan masih ada beberapa siswa yang belum memahami PBL.

2. Pada siklus II peserta didik mempunyai kriteria penilaian sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Peserta didik yang mempunyai kriteria

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1643

penilaian sangat tinggi berjumlah 11 peserta didik, peserta didik yang mempunyai kriteria tinggi 7, yang mempunyai kriteria sedang berjumlah 4 peserta didik, sedangkan 2 peserta didik mempunyai kriteria rendah dan kriteria yang sangat rendah 1 peseta didik, ketuntasan belajar pada siklus II (Tes Formatif II) yaitu sebesar 87%. Sedangkan ketuntasan yang ditetapkan sebesar 85%.

Berdasarkan data yang diperoleh, ketuntasan klasikal mengalami kenaikan dan sudah mencapai indikator keberhasilan. Keaktifan siswa dan kemampuan guru dalam proses pembelajaranpun mengalami kenaikan yang signifikan. Hal yang menjadi penyebab hasil belajar siswa mengalami peningkatan anatara lain: kesiapan sisiwa dalam pembelajaran sudah baik, hal tersebut dikarenakan siswa sudah mempersiapkan diri setelah mengikuti kegiatan senam bersama di sekolah, dilanjutkan istirahat di kelas sebentar, keaktifan siswa baik, jika diperlihatkan secara individual, rata-rata siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan siswa yang awalnya pasif sudah mulai bergabung dengan teman kelompok diskusi sehingga kegiatan pembelajaran terutama dalam pelaksanaan diskusi berjalan dengan aktif, dari hasil soal tes yang telah diselesaikan siswa, nilainya sudah maksimal pada materi yang sudah di berikan tindakan Probem Based Learning.

Hasil data setiap siklus yang telah dijabarkan diatas, diketahui bahwa penggunaan Problem Based Learning dalam pembelajaran materi penyelenggaraan jenazah di MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1644

Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2021/2022 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahw mata pelajaran Fikih merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di Madrasah Aliyah, karena itu ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran Fikih khususnya memahami penyelenggaraan jenazah. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar siswa di perlukan adanya bimbingan dari guru. Metode pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang adalah model Problem Based Learning. Sehingga pembelajaran aktif (active learning), menyenangkan (joyfull learning), dan bekerja sama dengan orang lain (cooperative learning) dan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dijadikan sebagai alternatif.

Berdasarkan hasil laporan penelitian, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fikih materi penyelenggaraan jenazah dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan. Hal tersebut terbukti dengan adanya kenaikan prosentasi dalam setiap siklusnya. Siklus I ada 13 siswa mencapai nilai KKM dengan prosentase ketuntasan klasikal 52% dan siklus II sebanyak 22 siswa yang memperoleh nilai KKM dan prosentase meningkat menjadi 87,5%. Prosentase tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini. Selain hasil belajar, penerapan model Problem Based Learning (PBL)

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1645

juga mampu meningkatkan keaktifan siswa. Hal tersebut terlihat dari peningkatan prosentase keaktifan siswa setiap siklusnya. Pada siklus I prosentase keaktifan 59,38% dan di siklus II menjadi 93,50%. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori sangat aktif. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi penyelenggaraan jenazah mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Roudlotul Mubtadiin balekambang Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2021/2022.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Toha, 2011. Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka Basri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Daulay, Haidar Putra & Nurgaya Pasa. 2012. Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Bangsa. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia. Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembalajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Mahmudah, Siti, 2010. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VIII MTs Miftahul Huda Maguan Kaliori (Skripsi), Semarang: Fakultas Agama Islam, Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Priansa, Doni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung:

Alfabeta.

Ramadhan, 2018, Efektivitas Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di MTs Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung (Skripsi), Jakarta: Universitas Satyagama Jakarta.

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1646

Ramayulis. 2014. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Stamdar ProsesPendidikan Edisi Pertama. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Saebani, B.A dan Achdhiyat, H. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1.

Bandung: Pustaka Setia.

Sarlito, Irawan, 2000. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosda Karya

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanto. A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Thobroni, M. 2015. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Tindakan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menghasilkan produk perangkat pembelajaran Hukum Newton berbasis Problem Based Learning (PBL) yang layak digunakan

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap

Pengertian Model Problem Based Learning PBL Tan dalam Rusman, 2011: 229 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pembelajaran

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah di kehidupan sehari- hari untuk belajar dan

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

Ditinjau dari kesesuaian dengan metode pembelajaran, LKPD Berbasis Problem Based Learning pada materi gelombang elektromagnetik diperoleh hasil validitas 82.28

Strategi LSQ perlu dilengkapi dengan cara mengintegrasikannya dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem based Learning (PBL). Model PBL dapat