29 BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1. Profil dan Objek Penelitian
4.1.1. Profil Perusahaan
Bank BJB adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten. Bank BJB didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Djawa Barat yang merupakan hasil nasionalisasi bank “NV Denis” pada masa pemerintahan Belanda, kemudian pada tahun 1978 berubah menjadi BPD Jabar.
Untuk memenuhi permintaan masyarakat akan terselenggaranya jasa layanan perbankan yang berlandaskan syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia Nomor 2/18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, terhitung sejak tanggal 15 April 2000 Bank Jabar menjadi BPD pertama di Indonesia yang menjalankan sistem perbankan ganda dengan memberikan layanan perbankan secara konvensional dan syariah. Namun pada tahun 2010 bank BJB melakukan spin off dengan unit usaha syariah. Di tahun yang sama, Bank BJB menjadi BPD pertama di Indonesia yang mencatatkan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia dan melakukan perubahan call name menjadi Bank BJB (Divisi Corporate Secretary, 2017).
Saat ini Bank BJB memiliki 1 Kantor Pusat, 65 Kantor Cabang, 309 Kantor Cabang Pembantu, 340 Kantor Kas, 152 Titik Pembayaran (payment point), 11 Kas Mobil Keliling, 1386 ATM, 11 Layanan Precious, 6 Sentra UMKM dan 11 Weekend Banking (Divisi Corporate Secretary, 2017).
Gambar 4.1.
Logo Bank BJB
30 4.1.1.1. Produk dan Layanan Bank BJB
Dalam rangka menerapkan nilai budaya Go Spirit yaitu service excellence (pelayanan terbaik), profesionalism (sikap profesional), integrty (integritas), respect (toleransi), innovation (inovasi), dan trust (dipercaya), Bank BJB menyediakan produk dan layanan di bidang perbankan dengan tujuan meningkatkan kepuasan serta loyalitas nasabah. Adapun beberapa produk dan layanan yang disediakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Produk dan Layanan Bank BJB
Consumer Banking Layanan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan BJB Cash Management Service
Bancassurance BJB Precious
BJB Deposito BJB Call 14049
BJB Deposito Suka-suka Inkaso
BJB Giro Perorangan BJB Kas Mobil Keliling BJB Kredit Guna Bhakti Kiriman Uang
BJB KPR Layanan Western Union Bank BJB
Reksa Dana Safe Deposit Box
Simpeda Weekend Banking
TabunganKu Hospital Guarantee
BJB Tandamata Layanan Pengaduan Masalah
BJB Tandamata Berjangka Modul Penerimaan Negara
BJB Tandamata Bisnis E-banking
BJB Tandamata Gold
BJB Tandamata Purnabakti Micro and Small Business
BJB Deposito Valas BJB Kredit Kepada BPR
BJB Giro Valas BJB Kredit Kepada Koperasi
BJB Tandamata Dollar BJB Kredit Mikro Utama
BJB Tandamata MyFirst BJB KUR
BJB Kredit Purna Bhakti Kredit Cinta Rakyat
BJB BiSA BJB KUKM
(Sumber: Data Sekunder) 4.1.1.2. Visi Perusahaan
Menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia.
4.1.1.3. Misi Perusahaan
1. Penggerak dan Pendorong Laju Perekonomian Daerah
31
2. Melaksanakan Penyimpanan Uang Daerah 3. Salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah 4.1.1.4. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi pada Bank BJB Kantor Cabang Utama (KCU) Bandung:
Gambar 4.2.
Struktur Organisasi Bank BJB KCU Bandung
4.1.2. Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai turnover intention dilihat dari stres kerja dan kepuasan kerja. Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung. Adapun definisi objek penelitian menurut Sugiyono (2017:13) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, tentang suatu hal objektif, valid dan realible tentang suatu hal (variabel tertentu).
4.2. Jenis dan Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2017:19) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan atau nilai satu atau lebih
32
variabel secara mandiri. Metode ini ditujukan untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana stres kerja, kepuasan kerja, dan turnover intention pada karyawan Bank BJB.
Sedangkan metode verifikatif menurut Sugiyono (2017:20) dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian verifikatif digunakan untuk mengetahui dan mengkaji besarnya pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pada karyawan Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung baik secara parsial maupun simultan.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Menurut Darmawan (2013:13), dalam pengumpulan data terdapat cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data tersebut. Adapun menurut sifatnya, data dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif, yaitu sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata (tulisan), gambar (audio) atau video yang memiliki makna. Data-data tersebut diperoleh dari wawancara, pengamatan, pemotretan, perekaman dan lain- lain. Pada intinya data kualitatif adalah data yang bukan merupakan bilangan angka sehinga tidak dianalisis dengan ilmu statistik (statistika).
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk bilangan angka, sehingga data kualitatif diolah secara statistika.
Sedangkan menurut cara memperolehnya, data dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi. Pengumpulan data dapat berupa kuesioner, wawancara atau observasi. Data yang dikumpulkan tentu saja sesuai dengan peneliti tersebut.
33 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data ini biasanya diperoleh dari data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain.
4.4. Populasi dan Sampel Penelitian 4.4.1. Populasi
Dalam melakukan suatu penelitian selalu dihadapkan pada sumber data tertentu yang diharapkan dapat memberikan informasi dan keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun sumber data penelitian tersebut sering disebut sebagai populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2017:136) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan atas objek atau subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung pada tingkatan staff (grade 1-5) yaitu sebanyak 97 orang.
Alasannya karena turnover intention akan lebih relevan jika dilihat dari keinginannya untuk tinggal di organisasi, oleh karena itu pada penelitian ini turnover intention hanya diukur pada karyawan tingkatan junior non manajerial.
4.4.2. Sampel
Setelah menentukan populasi yang akan diteliti, selanjutnya melakukan pemilihan anggota populasi yang akan digunakan sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2017:137) mendefinisikan sampel yaitu sebagian dari populasi. Dalam menentukan data yang akan diteliti, teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah dengan metode sampling jenuh. Mengingat jumlah karyawan Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung pada tingkatan staff (grade 1-5) yaitu hanya 97 orang, maka dalam penelitian ini semua populasi dijadikan sampel penelitian.
Menurut Sekaran (2014:79) sampling jenuh adalah sampel yang mewakili seluruh jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.
34 4.5. Teknik Pengumpulan Data
Selanjutnya bila dilihat dari sumbernya, data dapat diperoleh melalui interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2017). Teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan membaca, menelaah dan meneliti jurnal-jurnal, artikel, buku dan literatur lainnya yang berhubungan erat dengan topik pengungkapan wajib laporan tahunan sehingga diperoleh informasi sebagai dasar teori dan acuan untuk mengolah data yang diperoleh.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan secara langsung ke perusahaan untuk memperoleh data primer. Data tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak atau pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung atau relevan dengan objek peneliti.
c. Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
4.6. Instrumen Penelitian
Menurut Sukmadinata (2010), instrumen penelitian adalah sebuah tes yang memiliki karekatristik mengukur informan dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian, yang bisa dilakukan dengan membuat garis besar antara topik penelitian dengan contoh tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Oleh karena itu, sebelum data yang telah diperoleh dapat digunakan di dalam penelitian, data tersebut harus diuji terlebih dahulu agar valid (sah) dan reliabel (terpercaya). Hal
35
ini dilakukan agar data atau instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel memperoleh hasil yang akurat.
4.6.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation) dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2011).
Semua item kuesioner yang digunakan untuk mengukur pernyataan tiap variabel yang akan diuji validitasnya. Nilai validitas masing-masing butir pernyatan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Apabila data perhitungan SPSS koefisien korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item variabel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Kriteria pengujian validitas menurut Simamora (2010:174) keputusan pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1. Jika r hitung ≥ r tabel , maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
4.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (Simamora, 2010:177). Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, selama aspek yang diukur dalam dari subjek memang belum berubah. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Suatu
36
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60. (Ghozali, 2011).
4.7. Teknik Pengolahan Data
Analisis yang akan dilakukan penulis adalah dengan cara mendeskripsikan jawaban responden ke dalam bentuk tabel. Selanjutnya dijelaskan melalui beberapa tahap sebagai berikut.
4.7.1. Operasional Variabel
Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2017:58) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan menurut Zulganef (2008:63) variabel adalah segala sesuatu yang dapat dibedakan atau mempunyai variabel nilai.
Adapun dalam penelitian ini terdapat dua elemen variabel pokok, yaitu:
1. Variabel Bebas atau independen (Variabel X)
Menurut Sugiyono (2017:39) variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penilitian ini yang menjadi variabel bebas adalah stres kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2).
2. Variabel Terikat atau dependen (Variabel Y)
Menurut Sugiyono (2017:39) variabel dependen sering disebut sebagai output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah turnover intention (Y).
Pengoperasian variabel dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitian ini menggunakan skala ordinal. Variabel yang diteliti
37
dioperasionalisasikan dalam tiga variabel. Secara rinci, operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Operasional Variabel
Nama Variabel Dimensi Indikator Skala No.
Item
Stres Kerja (X1)
Robbins & Judge (2015:434)
1. Gejala Fisiologis
1. Menimbulkan sakit kepala 2. Gangguan
pernapasan 3. Gangguan
metabolisme
Ordinal 1 2 3
2. Gejala Psikologis
1. Cepat tersinggung 2. Mudah marah 3. Merasa jenuh dalam bekerja
Ordinal 4 5 6
3. Gejala Perilaku
1. Produktivitas 2. Absensi
3. Menunda-nunda pekerjaan
Ordinal 7 8 9
Kepuasan Kerja (X2) Luthan (2012:244)
1. Pekerjaan itu Sendiri
1. Perasaan senang akan suasana kantor 2. Kesesuaian
perintah dengan kemampuan
Ordinal 1
2
2. Gaji/upah
1. Kesesuaian imbalan dengan pencapaian hasil 2. Kecukupan
besaran imbalan
Ordinal 3
4
3. Promosi
1. Adanya peluang untuk diberikan kenaikan jabatan 2. Kesesuaian
promosi dengan hasil kerja
Ordinal 5
6
4. Pengawasan
1. Bimbingan dan pengarahan dalam bekerja
2. Kepedulian atas perilaku
Ordinal 7
8
5. Rekan Kerja
1. Rekan kerja yang kooperatif 2. Dukungan tim
dalam efektivitas kerja
Ordinal 9 10
38 Turnover Intention
(Y)
Mobley (2011:150)
1. Niat untuk keluar
1. Timbul niat untuk berhenti
2. Berkeinginan untuk tidak melanjutkan pekerjaan saat ini
Ordinal 1 2
2. Niat untuk mencari pekerjaan lain
1. Berkeinginan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik 2. Membandingkan
dengan pekerjaan di tempat lain
Ordinal 3
4
3. Pikiran untuk berhenti
1. Timbul pikiran untuk pindah kerja di waktu yang akan datang 2. Timbul pikiran
untuk
mengundurkan diri dari perusahaan
Ordinal 5
6
(Sumber: Observasi Penulis) 4.7.2. Skala Pengukuran
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pengisian kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan-pertanyaan. Para responden dalam penelitian ini akan diberikan lima alternatif jawaban yang berbeda satu sama lainnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawaban didasarkan pada preferensi responden terhadap pernyataan yang diajukan. Setiap jawaban diberi skor dengan berdasarkan pada skala Likert’s dengan angka atau bobot yaitu 1 sampai 5.
Tabel 4.3.
Skala Nilai Perhitungan Jawaban
Pernyataan Jawaban Bobot Nilai
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: (Riduwan 2010:24-25)
39
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval dengan menggunakan rumus menurut Riduwan (2010:24-25) sebagai berikut :
Panjang Kelas Interval (P) = Rentangan (R) Jumlah Kelas (K)
Dimana : Rentangan (R) = data tertinggi – data terendah Jumlah kelas (K) = 5
Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval = 5−1
5 = 0,8
Sehingga melalui perhitungan tersebut, dapat diketahui tingkat jawaban responden pada setiap item pertanyaan dengan tafsiran daerah sebagai berikut:
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5
Gambar 4.3.
Garis Kontinum
Gambar di atas merupakan garis kontinum yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Garis kontinum yang telah dibuat dijadikan indikator dalam menentukan kondisi varibel pada objek penelitian dengan melihat hasil data yang telah diolah dengan menggunakan skala likert. Klasifikasikan berdasarkan letak nilai pada garis kontinum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Klasifikasi Garis Kontinum
Interval Stres Kerja Kepuasan Kerja Turnover Intention 1,00 – 1,79 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Rendah Rendah Rendah
cukup baik buruk
sangat buruk baik sangat baik
40
2,60 – 3,39 Cukup Kurang Cukup
3,40 – 4,19 Tinggi Tinggi Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Sugiyono (2017:194)
4.7.3. Metode Succesive Interval (MSI)
Riduwan dan Kuncoro (2008:30) menyatakan bahwa mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Intervals).
Menurut Syarifudin Hidayat (2005:55) MSI adalah metode penskalaan untuk menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval. Successive Interval dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner 2. Untuk setiap pertanyaan tersebut, lakukan perhitungan ada berapa
responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 = frekuensi (f)
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya = proporsi (p)
4. Kemudian hitung proporsi kumulatifnya (pk)
5. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal (Z) untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai densitas normal (fd) yang sesuai dengan nilai Z 7. Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban.
8. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:
Transformed Scale Value: SV = – { Min data – Min SV }
41
Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu Microsoft Office Excel (Analize).
4.7.4. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian regresi linear dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Untuk itu sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear, harus dilakukan uji klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan untuk untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Menurut Santoso (2012:358) uji asumsi klasik adalah sebuah model regresi akan digunakan untuk melakukan peramalan, sebuah model yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik.
Pengujian uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian asumsi klasik dijelaskan yaitu sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal 2. Uji Multikolinieritas
42
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011:160). Multikolinearitas dapat diketahui dengan cara menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen, dapat dilihat dari:
a. Tolerance value
b. Nilai variance inflation factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji scatterplot. Dinyatakan terbebas dari heteroskedasitisitas bila titik-titik menyebar dan tidak berkumpul atau membentuk suatu pola tertentu.
4.7.5. Analisis Koefisien Korelasi
Peneliti menggunakan teknik pengujian koefisien korelasi Person Product Moment karena data yang diukur merupakan data ordinal yang diperoleh dari kuesioner berupa skala Likert dan menggunakan analisis linier berganda. Korelasi Person Product Moment digunakan untuk mencari kedekatan hubungan antara variabel yang memiliki skala pengukuran berupa skala ordinal.
Pengukuran Person Product Moment ini dilakukan dengan SPSS Versi 20.
Dari koefisien yang dihasilkan dapat diinterprestasikan korelasi antar variabel yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5.
Keeratan Hubungan Antar Variabel
43
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2017:184)
4.7.6. Analisis Koefisien Determinasi
Dalam analisis korelasi terdapat satu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut juga sebagai koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r²). Koefisien ini berguna untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel dependen secara parsial. Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah anata nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti menjelaskan variasi variabel dependen yang amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.
Koefisen ini berguna untuk mengetahui seberapa besar kontribusi stres kerja dan kepuasan kerja dalam menjelaskan turnover intention karyawan. Adapun rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Kd = R² x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi R² = Koefisien Korelasi
Nilai koefisien determinasi diinterpretasikan sebagai proporsi dan varian variabel independen, bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar nilai koefisien determinasi tersebut.
4.7.7. Uji Kelayakan Model (Uji F)
Menurut Ghozali (2016:12) uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mampu menjelaskan
44
variabel dependen/terikat, atau dengan kata lain pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi secara keseluruhan cocok untuk data. Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Fhitung < Ftabel dan probabilitas signifikansi > 0.05, maka model regresi tidak layak digunakan dalam penelitian.
b. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan probabilitas signifikansi < 0.05, maka model regresi layak digunakan dalam penelitian.
4.7.8. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2017:275), analisis regresi pada dasarnya untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini dapat sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan:
a : Konstanta
b : Koefesien Regresi X1 : Stres Kerja
X2 : Kepuasan Kerja Y : Turnover Intention e : Standar Error
4.7.9. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Menurut Ghozali (2016:6), uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan variabel Y secara parsial atau dapat
45
dikatakan uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi dependen. Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai thitung < ttabel dan probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis ditolak/tidak didukung. Hipotesis tidak didukung mempunyai arti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika nilai thitung > ttabel dan probabilitas signifikansi < 0.05, maka hipotesis diterima/didukung. Hipotesis didukung mempunyai arti bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.