• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Berdasarkan Metode Full Costing di Home Industri Tahu Mitra Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Berdasarkan Metode Full Costing di Home Industri Tahu Mitra Jember"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Jember Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Akuntansi Syariah (S.Akun) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Akuntansi Syari’ah

Oleh :

;

TUTIK SOFYA NIM: E20153010 Dosen Pembimbing :

DARU ANONDO, SE, M.Si NIP: 19750303 200901 1 009

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JULI 2019

(2)
(3)
(4)

ﱢﻌَﺴَﻓ ُﺮْﻌﱢﺴﻟا ُﺮﱢﻌَﺴُﻤْﻟا َﻮُﻫ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ َلﺎَﻘَـﻓ ﺎَﻨَﻟ ْﺮ

َﺲْﻴَﻟَو ﱢﰊَر ﻰَﻘْﻟَأ ْنَأ ﻮُﺟْرََﻷ ﱢﱐِإ ُقِزاﱠﺮﻟا ُﻂ ِﺳﺎَﺒْﻟا ُﺾِﺑﺎَﻘْﻟا

ٍلﺎَﻣ َﻻَو ٍمَد ِﰲ ٍﺔَﻤَﻠْﻈَِﲟ ِﲏُﺒُﻠْﻄَﻳ ٌﺪَﺣَأ

Artinya: "Pernah terjadi kenaikan harga pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka orang-orang pun berkata, "Wahai Rasulullah, harga- harga telah melambung tinggi, maka tetapkanlah setandar harga untuk kami." Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah lah yang menentukan harga, yang menyempitkan dan melapangkan, dan Dia yang memberi rizki. Sungguh, aku berharap ketika berjumpa dengan Allah tidak ada seseorang yang meminta pertanggungjawaban dariku dalam hal darah dan harta."*

*Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Juz 2 (TT hal 741).

(5)

kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya Ibu Irmawati dan Ayah saya Purnomo serta Ibu Handayani yang selalu memberikan dukungan dan tidak pernah lelah mendo’akan saya dalam segala hal sehingga saya mampu menyelesaikan

perkuliahan ini.

2. Kepada kedua kakek nenek saya, nenek Zaenab dan kakek Saini, terima kasih banyak untuk dukungan dan doa’nya selama ini.

3. Kepada adek saya Sri Setyawati, terima kasih banyak atas dukungannya.

4. Kepada Mohammad Taufiqurrohim, terima kasih banyak atas dukungannya.

5. Kepada dosen-dosen saya di IAIN Jember terima kasih banyak untuk bimbingannya selama ini.

6. Kepada teman-teman saya Sisil, Ainun, Yuswinda dan Dewi terima kasih banyak atas dukungannya selama ini.

7. Kepada teman-teman Akuntansi angkatan 2015, terima kasih banyak.

8. Kepada semua organisasi yang pernah saya ikuti, terima kasih banyak.

(6)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita pada kehidupan yang penuh cakrawala pengetahuan seperti saat ini.

Puji syukur yang tiada batas dari penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rido serta limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan jalan kemudahan yang berjudul “ANALISIS PERHITUNGAN

HARGA POKOK PRODUKSI TAHU BERDASARKAN METODE FULL COSTING DI HOME INDUSTRI TAHU MITRA JEMBER. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana Strata I di IAIN Jember.

Terlepas dari hal itu, kurangnya pengetahuan penulis tentu berpengaruh terhadap kualitas penulisan skripsi ini. oleh karena itu, saya berharap akan adanya kritik dan saran yang dapat membangun hal yang berharga bagi penulis.

Penulis haturkan rasa terima kasih banyak kepada semua pihak yang senantiasa memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Jember.

2. Bapak Dr. Moch. Chotib, S.Ag., MM selaku Warek II di IAIN Jember.

3. Bapak Dr. Khamdan Rifa’I, SE., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember.

(7)

6. Bapak Dr. Abdul Rokhim, M.E.I selaku Dosen Penasehat Akademik.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam khususnya yang telah memberi bekal berupa ilmu dan pengalaman.

8. Bapak Yaqin Pemilik home industri tahu mitra yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Amin

Jember, 15 Juli 2019 Penulis

Tutik Sofya Nim. E20153010

(8)

Beberapa pengusaha khususnya yang bergerak di bidang manufaktur terkadang kurang tepat dalam melakukan perhitungan biaya produksi. Hal ini dapat berdampak pada kesalahan kebijakan yang harus diambil pengusaha, sehingga kemungkinan dapat menimbulkan pengusaha yang khususnya home industri tahu mitra sulit untuk berkembang. Tujuan adanya penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis biaya-biaya produksi serta merumuskan metode penentuan HPP home industri tahu mitra milik Bapak Yaqin di Kabupaten Jember dengan menggunakan metode full costing. Metode full costing itu sendiri merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap.

Sesuai dengan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: (1) Bagaimana penetapan harga pokok produksi di home industri tahu mitra. (2) Berapa harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing di home industri tahu mitra.

Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang digunakan oleh home industri tahu mitra. (2) Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada home industri tahu mitra dengan akuntansi biaya yang sebenarnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik purposive.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik trianggulasi sumber.

Hasil penelitian ini adalah : (1) Tahu mitra milik Bapak Yaqin dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lainnya. Biaya lain-lain yang dimaksud disini yaitu seperti biaya kantong plastik. Perhitungan harga pokok produksi menurut metode perhitungan Tahu mitra dirasa kurang tepat, dikarenakan pihak usaha tidak memperhitungkan biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Hasil dari penelitian di tahu mitra Bapak Yaqin bahwa harga pokok produksi dari perpotong tahu sebesar Rp 200 dengan harga jual sebesar Rp 350 per potong tahu (2) Peneliti melakukan perhitungan ulang terhadap harga pokok produksi berdasarkan metode full costing di tahu mitra milik Bapak Yaqin. Peneliti memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang dikeluarkan dalam proses produksi tahu yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik, beban penyusutan serta biaya perlengkapan dll. Hasil

(9)
(10)

Some entrepreneurs, especially in manufacturing, sometimes they not right in calculating production costs. This can have an impact on policy mistakes that must be taken by employers, so that the possibility can lead to entrepreneurs who especially home mitra tofu industries are difficult to develop. The purpose of this study is to find out and analyze production costs as well as formulate a method for determining HPP home mitra tofu industry owned by Mr Yaqin in Jember Regency by using full costing method. Full costing method itself is a method of determining the cost of production which takes into account all elements of production costs into production costs, which consist of raw material costs, direct labor costs and factory overhead costs, both of variable or the same.

In accordance with the background, a problem can be formulated, namely: (1) How the determination of the cost of production at the Mr Yaqin tofu industry (2) What is the cost of production using the full costing method at the Mr Yaqin tofu industry.

This study aims: (1) To find out the calculation of the cost of production used by the factory knows Mr Yaqin (2) To find out the calculation of cost of production by using the full costing method at the Mr Yaqin tofu industry with accounting for actual costs.

The method used in this research uses a descriptive qualitative approach.

Determination of research subjects using a purposive technique. Data collection techniques are using observation, interview and documentation techniques. Data analysis used qualitative descriptive analysis of Miles and Huberman’s interactive models which consisted of data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The validity of the data is tested using the source triangulation technique.

The results of this study are: (1) Know the Partner owned by Mr. Yaqin can be seen that the calculation of the cost of production by summing the cost of raw materials, labor costs and other costs. Other costs referred to here are like the cost of a plastic bag. The calculation of cost of production according to the method of calculating the Tofu Partner is deemed inappropriate, because the business does not take into account fixed factory overhead and variable factory overhead costs.

The results of the study are known to Partner Mr Yaqin that the cost of production from the piece of tofu is Rp. 200 with a selling price of Rp. 350 per piece. (2) The researcher recalculates the cost of production based on the full costing method.

The researcher takes into account all the elements of production costs incurred in the production process, namely the cost of raw materials, direct labor costs, electricity costs, depreciation expenses and equipment costs and etc. The results of the study are known to Partner Mr Yaqin that the calculation of cost of production per piece of tofu is IDR 881.36 based on the full costing method.

Kata Kunci : Harga Pokok Produksi, Metode Full Costing, Tahu

(11)

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematikan Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 31

1. Akuntansi Biaya ... 31

2. Siklus Akuntansi Biaya ... 33

3. Manfaat Akuntansi Biaya... 34

4. Biaya... 34

5. Penggolongan Biaya... 36

6. Biaya Produksi ... 41

7. Harga Pokok Produksi... 42

a. Pengertian Harga Pokok Produksi... 42

b. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi ... 43

c. Manfaat Harga Pokok Produksi... 43

(12)

e. Penentuan Harga Pokok Produksi ... 46

f. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 50

B. Lokasi Penelitian... 51

C. Subyek Penelitian... 51

D. Teknik Pengumpulan Data... 52

E. Analisis Data ... 54

F. Keabsahan Data... 55

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 56

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 58

1. Sejarah Home Industri Tahu Mitra... 58

2. Lokasi Home Industri Tahu Mitra... 59

3. Visi dan Misi ... 61

4. Struktur Organisasi... 62

5. Tugas dan Kewajiban ... 62

6. Fasilitas Produksi ... 63

7. Proses Produksi ... 64

B. Penyajian Data dan Analisis... 66

1. Praktek Perhitungan Harga Pokok Produksi di Home Industri Tahu Mitra... 66

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi di Home Industri Tahu Mitra dengan Menggunakan Metode Full Costing ... 70

(13)

Mitra dengan Menggunakan Metode Full Costing ... 86 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 87 B. Saran-saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

Tabel 4.1 Tabel Fasilitas Produksi... 63

Tabel 4.2 Tabel BOP... 70

Tabel 4.3 Tabel Biaya Listrik ... 73

Tabel 4.4 Beban Penyusutan... 74

Tabel 4.5 Biaya Kantong Plastik ... 83

Tabel 4.6 Tabel Perhitungan HPP Menggunakan Metode Full Costing... 83

(15)
(16)

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan sektor industri di Indonesia, banyak perusahaan industri mulai dari perusahaan yang bergerak di bidang dagang maupun produksi yang terus menerus bermunculan, hal ini tentu saja menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan industri yang satu dengan perusahaan industri yang lainnya. Sektor industri di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat salah satunya adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha UMKM merupakan salah satu industri penggerak perekonomian di Indonesia. Sektor UMKM dalam pembangunan perekonomian Indonesia digambarkan sebagai salah satu sektor yang memiliki peranan penting, karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup dalam kegiatan usaha kecil baik secara tradisional maupun secara modern. UMKM merupakan stimulan perekonomian pada negara berkembang. Tidak heran apabila pernah terjadi krisis yang melanda dunia bahkan Amerika Serikat.1 Tetapi krisis tersebut hampir tidak dirasakan oleh negara Indonesia yang kegiatan perekonomiannya dijalankan oleh UMKM. Selain potensi yang dimiliki UMKM terdapat keunggulan-keunggulan UMKM dibandingkan dengan usaha besar, yaitu: satu: inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk. Dua: berbasis pada sumber daya lokal

1Ahmad Rozali, Analisis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia (Jurnal: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2015).

(17)

sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian. Tiga: kemampuan menciptakan lapangan kerja cukup banyak atau penyerapan tenaga kerja.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) UMKM mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 UMKM berjumlah 56.534.592 unit, pada tahun 2014 UMKM mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sejumlah 57.895.721 unit, sedangkan pada tahun 2014 UMKM terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia serta beberapa tahun ke depan diperkirakan jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah. Data tersebut menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 1.361.129 unit atau 2,41 persen. UMKM juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga akan dapat mengurangi angka pengangguran yang terdapat di Indonesia dan mengakibatkan kesejahteraan hidup masyarakat akan meningkat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya peningkatan yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 6.486.573 orang atau 6,03 persen selama tahun 2012 sampai tahun 2014.2

Pada tahun 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit dan pada tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000 unit. Pada tahun 2016 Presiden Republik Indonesia (RI) menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang perekonomian Negara. UMKM telah menjadi tulang punggung

2Adnan Husada Putra, Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Blora (Jurnal : Universitas Sebelas Maret, 2016).

(18)

perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2 persen. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,9 persen dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Oleh karena itu, kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan.3

Jawa Timur merupakan Provinsi yang perkembangan pertumbuhan ekonominya selalu meningkat lima tahun terakhir ini. Sektor perdagangan, hotel dan restoran berkontribusi sebesar 30 persen lebih terhadap PDRB sektoral Jawa Timur pada tahun 2012. Menurut kepala BPS Jawa Timur, hingga akhir tahun 2012 jumlah UMKM di Jawa Timur mencapai 6.852.931 usaha. Pengoptimalisasian peran UMKM pada masing-masing daerah akan memberikan dampak positif pada perkembangan UMKM itu sendiri dan perkembangan perekonomian daerah tersebut. Jumlah UMKM di Jawa Timur berdasarkan survei yang dilakukan BPS provinsi Jatim hingga akhir 2012, mencapai tak kurang dari 6,8 juta UMKM. Jumlah tersebut lebih banyak daripada UMKM berdasarkan survei hingga tahun 2006 yang dilakukan juga oleh BPS Jawa Timur yang hanya mencapai 4,2 juta UMKM. Berdasarkan jumlah UMKM di masing-masing Kabupaten atau kota, jumlah terbesar ada di Kabupaten Jember yaitu sebesar 424.151 usaha.4 UMKM juga berpengaruh besar terhadap kemajuan perekonomian Jember kedepannya, salah satu contoh

3 https://www.jurnal.id/id/blog/2017-perbedaan-umkm-perkembangannya-di-indonesia/ (Diakses pada Tanggal 2 Mei 2019, 9:38)

4 http://surabaya.tribunnews.com/2013/05/31/jumlah-umkm-di-jatim-mencapai-68-juta (Diakses pada Tanggal 2 Mei 2019 , 10:19)

(19)

UMKM yang masih banyak sekali diminati oleh masyarakat Jember yakni di bidang kuliner yaitu produksi tahu.

Tahu merupakan makanan rakyat yang bergizi tinggi dan diminati banyak orang, hal ini disebabkan harga tahu yang relatif murah sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan mulai dari kalangan atas, menengah dan bawah. Tahu merupakan makanan yang menyehatkan dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk memperbaiki gizi. Kedelai mengandung protein dan karbohidrat. Tahu dapat dibuat berbagai macam antara lain tahu goreng, tahu isi, tahu burger, tahu cincang dan sebagainya. Tahu ini pembuatannya pun masih menggunakan cara tradisional sehingga peran individu atau karyawan sangatlah dibutuhkan dalam proses pembuatannya.5

Salah satu home industri tahu yang masih bertahan sampai saat ini yaitu home industri tahu mitra milik Bapak Yaqin yang berlokasi di jalan lumba-lumba no 9 Kelurahan Sempusari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Tahu mitra Bapak Yaqin bergerak dalam bidang manufaktur. Home industri manufaktur itu sendiri yaitu home industri yang melakukan aktivitas membeli bahan, memprosesnya menjadi barang jadi dan menjual barang tersebut.6 Bapak Yaqin mengolah bahan baku kedelai menjadi tahu sejak tahun 1990 silam. Produksi tahu Bapak Yaqin selalu beroperasi setiap hari dengan jumlah produksi tahu yang konstan, di karenakan produksi tahu mitra

5 Asep Saeful Falah, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Dengan Metode Full Costing Dan Variable Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga jual (Stie Latifah Mubarokiyah:

Ekonomi dan Bisnis), 2.

6Sri Hanggana, Prinsip Dasar Akuntansi Biaya (Surakarta: Mediatama, 2006).

(20)

telah mempunyai pelanggan yang tetap setiap harinya. Namun tahu mitra ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan selama 29 tahun beroperasi.

Permasalahan tersebut tergambar juga dari peralatan produksi yang sudah beroperasi selama 29 tahun masih tidak diperbarui ke yang lebih modern dan juga tidak adanya perkembangan lokasi usahanya, selain itu tahu mitra ini sempat mengalami penurunan laba karena harga yang dijual terlalu rendah serta tidak menghitung seluruh biaya yang di keluarkan. Tahu mitra mengurangi produksi tahu dan tidak berani untuk menaikan harga tahu karena dikhawatirkan akan mempengaruhi konsumen berpindah terhadap home industri tahu yang lain dan karena adanya biaya rumah tangga yang diambil dari biaya usaha yang mengakibatkan pengurangan biaya produksi sehingga pendapatan menjadi menurun. Bapak Yaqin yang berlatar belakang lulusan SMA diduga tidak mengetahui perhitungan biaya produksi dengan benar sehingga kemungkinan hal ini berdampak pada lambatnya perkembangan usahanya. Maka dari itu suatu usaha penting untuk melakukan sebuah keputusan yang tepat mengenai penetapan harga produk, selain itu mengambil keputusan tidaklah mudah. Penetapan harga harus ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini dilakukan agar suatu usaha home industri dapat bersaing dengan home industri lain yang memproduksi usaha yang sejenis dalam waktu yang relatif lebih lama.

Perkembangan sektor home industri tahu yang semakin meningkat ini, bahwa terdapat potensi yang besar apabila home industri tahu di Indonesia dapat dikelola dengan baik. Perubahan harga yang lebih kecil maupun yang

(21)

lebih besar akan menimbulkan dampak dan perubahan yang signifikan bagi penjualan dalam kapasitas yang cukup besar. Maka dari itu apabila ada kesalahan dalam penentuan harga produknya, home industri akan mengalami kerugian atau kehilangan konsumen-konsumen karena harga dari produk yang ditentukan terlalu kecil maupun terlalu besar. Oleh karena itu, meningkatnya persaingan dalam sektor industri ini menuntut home industri memiliki keunggulan untuk dapat melangsungkan usahannya dalam jangka waktu yang relatif lama dan agar dapat mengembangkan usahanya supaya menjadi lebih besar, maka dari itu untuk mendapatkan harga produk yang tepat kita perlu menggunakan perhitungan HPP karena hanya dengan menggunakan perhitungan HPP kita bisa mendapatkan harga jual yang lebih efektif.7Dimana penetapan HPP di home industri tahu milik Bapak Yaqin ini masih menggunakan metode penentuan HPP yang kurang tepat, tentunya metode yang kurang tepat ini akan mempengaruhi laba atau keuntungan yang akan diterima serta akan berdampak pula pada kesalahan kebijakan yang harus diambil home industri sehingga kemungkinan bisa menyebabkan usaha sulit untuk berkembang. Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan suatu produk yang nantinya akan dijual dipasaran. Biaya-biaya tersebut akan menjadi dasar di dalam menentukan HPP.8

7Endra Setiyaningsih, Analisis Penerapan Metode Full Costing Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual (Universitas Dian Nuswantoro: Fakultas Ekonomi dan Bisnis), 3.

8Mulyadi, Sistem Akuntansi Edisi ke-4 (Jakarta : Salemba Empat, 2016).

(22)

Penentuan HPP merupakan hal yang sangat penting. Dimana HPP itu merupakan salah satu bagian yang penting yang dilakukan pihak manajemen untuk menentukan harga jual produk.9 Mengingat informasi mengenai HPP menentukan harga jual suatu produk serta menentukan pendapatan dari para pelaku home industri, karena berkaitan dengan laba yang akan diperoleh dari hasil penjualan home industri. Penentuan HPP dalam suatu home industri, memerlukan informasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya produksi itu sendiri terdiri dari tiga elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Perhitungan HPP yang tidak tepat akan megakibatkan HPP terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal tersebut akan berpengaruh pada pelaporan keuangan perusahaan pada periode ke periode yang bersangkutan.

Dalam perhitungan HPP saja untuk mengatasi permasalahan di atas tidaklah cukup akurat apabila hanya menggunakan perhitungan HPP saja, melainkan untuk dapat memperkecil kesalahan yang terjadi dalam perhitungan HPP dan untuk mendapatkan harga jual yang tepat dan akurat diperlukan suatu metode yang baik. Dimana metode baik yang dimaksudkan dalam home industri tahu Mitra untuk menghitung HPP yaitu menggunakan metode full costing. Dengan menerapkan metode ini diharapkan dapat membantu tahu mitra tersebut, khususnya pada pihak manajemen tahu mitra dalam penentuan HPP serta harga jual dapat berfungsi lebih optimal dan efisien. Metode full

9 Anis Wuryansari, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual (Universitas Sanata Dharma: Fakultas Ekonomi), 1.

(23)

costing adalah suatu metode untuk menentukan HPP yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam HPP.10

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode full costing dalam melakukan perhitungan HPP, karena dengan metode full costing ini lebih mencerminkan biaya yang sebenarnya. Hal inilah dikarenakan metode full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Metode penetapan HPP yang baik dan tepat diharapkan akan meminimalkan kesalahan di dalam penentuan harga jual dari setiap produk yang dihasilkan oleh tahu mitra, sehingga penentuan HPP dan harga jualnya dapat berfungsi lebih optimal dan efektif.

Mengapa demikian, karena HPP sangat berpengaruh terhadap perhitungan laba rugi tahu mitra.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Berdasarkan Metode Full Costing di Home Industri Tahu Mitra”.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitiannya meliputi :

1. Bagaimana penetapan harga pokok produksi di home industri tahu mitra ?

10Mulyadi, 17.

(24)

2. Berapa harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing di home industri tahu mitra ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.11

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas beserta rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang digunakan oleh home industri tahu mitra.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada home industri tahu mitra dengan akuntansi biaya yang sebenarnya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi, keuntungan atau potensi yang bisa diperoleh oleh pihak-pihak tertentu setelah penelitian selesai.

Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian juga harus bersifat realistis.12

Adapun manfaatnya sebagi berikut :

11Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Press, 2017), 45.

12Ibid, 45.

(25)

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam pemikiran untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang ekonomi terutama terkait dengan penetapan HPP dan penggunaan metode full costing dalam perhitungan laporan keuangan di home industri tahu mitra milik Bapak Yaqin.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Home Industri Tahu Mitra

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi home industri tahu untuk menjadikan bahan pertimbangan dalam menentukan HPP bagi usaha tersebut. Guna untuk mendapatkan hasil perhitungan yang baik dan akurat, sehingga dapat menentukan harga jual yang sesuai dan yang diinginkan.

b. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk menentukan HPP dan dijadikan sebagai gambaran pengetahuan selama menempuh pendidikan guna mengukur kemampuan kita dalam praktek yang sebenarnya.

c. Bagi Almamater IAIN Jember dan Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan dan sebagai acuan serta perbandingan dalam penelitian selanjutnya.

(26)

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam bidang yang ditempuh selama di pendidikan dan dapat menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah dengan praktek yang nyata.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian di dalam judul penelitian.13 Adapun istilah-istilah penting dalam judul penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Harga Pokok Produksi (HPP)

Definisi dari harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan-bahan (termasuk bahan bakunya) atau barang setengah jadi, sampai menjadi akhir untuk siap di jual.14Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lainnya yang dapat diserahkan (dikorbankan), atau jasa yang diserahkan (dikorbankan), atau hutang yang timbul atau tambahan modal dalam rangka pemikiran barang atau jasa yang diperlukan perusahaan, baik dari masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) ataupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).15 Sedangkan pengertian dari HPP adalah pengorbanan sumber ekonomi yang yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.

13Ibid, 45.

14Hadibroto, S., Dachnial Lubis dkk, Dasar-dasar Akuntansi (Jakarta: LP3ES, 1991), 60.

15Supriyono, Akuntansi Biaya (Yogyakarta: BPFE, 2013), 9.

(27)

Menurut penjelasan tentang definisi di atas mengenai HPP dapat ditarik kesimpulan bahwa HPP adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dan jasa yang diukur dengan nilai mata uang.

2. Metode Full Costing

Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi kepada produk. Dalam metode full costing semua unsur biaya produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel dihitung sebagai harga pokok produksi, Perusahaan manufaktur diwajibkan untuk menerapkan metode perhitungan harga pokok penuh (full absorption costing) untuk keperluan pelaporan pada pihak eksternal.16 Full costing merupakan metode penentuan HPP yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap.17 Alasan dalam penelitian ini menggunakan metode full costing dalam melakukan perhitungan HPP, karena dengan metode full costing ini lebih mencerminkan biaya yang sebenarnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penentuan biaya produksi full costing memasukkan unsur- unsur biaya produksi.

F. Sistematika Pembahasan

Bagian ini berisi mengenai deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan

16Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya Edisi-1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 102.

17Supriyono, 17.

(28)

sistematika pembahasan yaitu berbentuk deskripsi naratif, bukan seperti pada daftar skripsi. Secara global sistematika penulisan skripsi ini antara lain sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, bab ini merupakan dasar dalam penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

BAB II: Bab ini membahas tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.

BAB III: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, Teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap lapangan.

BAB IV: Bab ini membahas tentang inti atau hasil dari penelitian yang meliputi gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan temuan.

BAB V: Bab ini membahas tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

(29)

Penelitian terdahulu berisikan beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Sedangkan kajian teori berisikan tentang pembahasan teori yang dijadikan dasar pijakan dalam penelitian.

1. Ayu Dwi Cahyaningrum, (2015), dalam skripsinya di Univesitas Jember yang berjudul “Analisis Penentuan dan Pelaporan Harga Pokok Produksi

Produk AF Bakery Berdasarkan Metode Full Costing Dengan Menggunakan Aplikasi Excel pada UMKM (Studi Kasus pada AF Bakery Jember)”.

Fokus penelitian yaitu apa saja biaya-biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi AF Bakery, apakah terdapat biaya bersama yang dikeluarkan pada saat proses produksi AF Bakery, berapa jumlah biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi produk AF Bakery dengan menggunakan metode full costing, bagaimana mengalokasikan biaya bersama yang dikeluarkan selama proses produksi produk AF Bakery dengan menggunakan nilai jual relatif dan bagaimana perhitungan harga pokok produksi produk AF Bakery dengan menggunakan aplikasi excel. Metodologi penelitian ini menggunakan jenis data primer dan analisis yang digunakan analisis deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

(30)

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

a. Biaya-biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi roti ban skuter dan roti kukus yaitu meliputi biaya pembelian bahan baku utama yaitu tepung, gula dan telur. Pembelian bahan baku pembantu yaitu coffe mocca, coklat pasta, ovalet, spon 88 dan sprite. Biaya overhead pabrik yang meliputi pembayaran gaji pegawai, biaya listrik, biaya air dan biaya gedung.

b. Terdapat biaya bersama yang dikeluarkan pada saat proses produksi roti ban skuter dan roti kukus pada usaha AF Bakery milik Lidia Natalia yang dihitung dengan menggunakan nilai jual relatif untuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik kecuali dalam menghitung biaya listrik yaitu menggunakan jumlah kwh dan biaya gedung dengan menggunakan jumlah lantai. Biaya bersama untuk roti ban skuter sebesar Rp 12.365 dan roti kukus sebesar Rp 752.

c. Harga pokok produksi untuk setiap unit produk roti ban skuter dan roti kukus yang dihitung berdasarkan metode full costing sebesar Rp 11.679 dan Rp 715.18

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dwi Cahyaningrum yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP menggunakan metode full costing dan perbedaannya menggunakan metode kuantitatif sedangkan

18Ayu Dwi Cahyaningrum, Analisis Penentuan dan Pelaporan Harga Pokok Produksi Produk AF Bakery Berdasarkan Metode Full Costing Dengan Menggunakan Aplikasi Excel Pada UMKM (Studi Kasus Pada AF Bakery Jember) (Skripsi: Universitas Jember, 2015).

(31)

penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

2. Alfan Rizky Putra Mas’ud, (2016), dalam skripsinya di Universitas Jember yang berjudul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi ASPHALT

HOTMIX Dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Kasus Pada PT. Sunan Muria)”.

Fokus dalam penelitian ini yaitu bagaimana cara menghitung harga pokok produksi asphalt hotmix pada PT. Sunan Muria dengan menggunakan metode ABC. Metodologi penelitian yang digunakan dengan jenis pendekatan kuantitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Kesimpulannya PT. Sunan Muria menunjukkan bahwa metode ABC terbukti cukup efektif dan akurat dibandingkan dengan metode konvensional yang dipakai oleh perusahaan.

Ini dapat dibuktikan dengan adanya selisih besaran harga pokok produksi antara metode konvensional dengan metode ABC. Selisih sebesar Rp.

55.126,4 ini menunjukkan bahwa menggunakan metode ABC menghasilkan harga pokok produksi yang lebih kecil daripada metode konvensional.19

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Alfan yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Alfan menggunakan metode kuantitatif sedangkan

19 Alfan Rizky Putra Mas’ud, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Asphalt Hotmix Dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus Pada PT. Sunan Muria) (Skripsi: Universitas Jember, 2016).

(32)

penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

3. Diana Ina Novitasari Dewi, (2017), dalam skripsinya di Universitas Muhammadiyah Jember yang berjudul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi AMDK Nurja Water di CV Cahya Baru Bondowoso”.

Penelitian ini berfokus pada penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air minum dalam kemasan pada CV Cahya Baru, apakah telah sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya atau tidak. Data menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan data primer yang di dapat dari interview pengelola perusahaan atau yang memiliki kewenangan perusahaan. Hasil penelitian dan hasil analisis dapat diketahui bahwa harga pokok produksi menurut AMDK Tuah Bumi untuk kemasan gelas sebesar RP.11.385/dos dan untuk air isi ulang galon sebesar Rp.3.965/galon. Sedangkan menurut perhitungan akuntansi biaya untuk kemasan gelas sebesar Rp.11.305/dos dan untuk isi ulang air galon sebesar Rp.6.125/galon.

Kesimpulannya yaitu bahwa penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air minum dalam kemasan pada AMDK Nurja Water Bondowoso masih belum sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya.20

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Diana yaitu sama-sama meneliti tentang HPP dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Diana menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang saya

20Diana Ina Novitasari Dewi, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi AMDK Nurja Water di CV Cahya Baru Bondowoso (Skripsi: Universitas Muhammadiyah Jember, 2017).

(33)

lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

4. Dian Purnama, 2017, dalam skripsinya di Uin Alauddin Makassar yang berjudul “Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual Melalui Metode Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Costing (Studi Pada PT. Prima Istiqamah Sejahtera di Makassar)”.

Maka dari permasalahan di atas peneliti berfokus pada, Apakah ada perbedaan perhitungan harga pokok produksi (HPP) dalam menentukan harga jual antara metode perusahaan dengan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing dan Apakah metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing mampu menentukan harga jual yang mampu bersaing.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian pendekatan deskriptif kuantitatif, sumber data yang digunakan primer dengan pengumpulan data melalui studi lapangan, studi pustaka, dokumentasi dan internet searching.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

a. Terdapat perbedaan perhitungan HPP menurut metode perusahaan dengan metode full costing, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pembebanan biaya sejak awal. Metode perusahaan tidak memperhitungkan BOP tetap sebagai biaya produksi. Sedangkan metode full costing akan membebankan semua BOP baik yang bersifat tetap maupun variabel. Karena itu, metode full costing lebih

(34)

menguntungkan bagi pihak perusahaan karena akan membebankan semua biaya-biaya yang mempengaruhi proses produksi, sehingga menghasilkan HPP yang lebih akurat.

b. Penentuan harga jual pada perusahaan hanya menggunakan estimasi atau perkiraan dari harga per kg abon ikan untuk menetapkan harga jual untuk kemasan gram. Harga jual untuk kemasan kg dari hasil perhitungan perusahaan yaitu sebesar Rp. 120.000 dengan tingkat keuntungan sebesar 40 persen. Sedangkan menurut perhitungan dengan metode cost plus pricing yaitu sebesar Rp. 120.950/kg. Namun untuk setiap kemasan dalam bentuk gram mengalami peningkatan presentase laba yang diharapkan yaitu 70 persen dan menyebabkan harga jual yang ditawakan perusahaan lebih besar dibandingkan menurut metode cost plus pricing dengan presentase laba hanya sebesar 40 persen.21

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dian Purnama yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP dengan menggunakan metode Full Costing dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Dian Purnama menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

5. Irham Ibrahim, (2017), dalam skripsinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang berjudul“Analisis Biaya Produksi Budidaya Ikan

21 Dian Purnama, Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual Melalui Metode Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Costing (Studi Pada PT. Prima Istiqamah Sejahtera di Makassar) (Skripsi: Uin Alauddin Makassar, 2017).

(35)

Hias di Desa Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember”.

Maka dari permasalahan di atas peneliti berfokus pada, Bagaimana biaya produksi budidaya ikan hias di Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember dan Bagaimana biaya produksi budidaya ikan hias dalam jangka waktu panjang di Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian pendekatan kualitatif deskriptif, sumber data yang digunakan primer dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

a. Dalam memproduksi ikan hias memerlukan biaya ekonomis yang digunakan dalam proses produksi sampai produk tersebut terjual.

b. Ketika memproduksi ikan hias memerlukan waktu proses pembukuan dari seluruh biaya tetap yang dikeluarkan terhadap tingkat produksi dalam proses pembudidayaan ikan hias dalam periode waktu jangka panjang harus melakukan penjumlahan dari semua pengeluaran tergantung besar kecilnya pada banyak sedikitnya barang yang di produksi hingga produk jual.22

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Irham Ibrahim yaitu sama-sama meneliti tentang biaya produksi dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Irham Ibrahim menggunakan metode

22Irham Ibrahim, Analisis Biaya Produksi Budidaya Ikan Hias di Desa Sumberlesung Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Jember, 2017).

(36)

kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu metode penelitian yang digunakan hanya menggunakan metode biasa sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode full Costing.

6. Safira Fauzia, (2017), dalam skripsinya di Univesitas Jember yang berjudul “Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Produk Rengginang Berdasarkan Metode Full Costing (Studi kasus pada UMKM Firma)”.

Menurut peneliti ini perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh UMKM Firma dirasa masih belum tepat. Hal tersebut karena HPP produk rengginang dihitung berdasarkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Sehingga belum dapat diketahui dengan pasti HPP yang digunakan UMKM Firma sudah tepat atau belum. Penetapan HPP pada UMKM Firma masih belum memperhatikan biaya overhead pabrik seperti biaya telepon dan biaya penyusutan aset tetap yang seharusnya dimasukkan kedalam perhitungan HPP. Apabila UMKM Firma salah dalam menentukan HPP, maka akan berdampak pada penentuan harga jual yang kurang tepat.

Fokus penelitian ini yaitu bagaimana perhitungan HPP menurut UMKM Firma dan perbandingan HPP yang digunakan UMKM Firma selama ini dengan metode full costing. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

(37)

perbedaan perhitungan antara UMKM Firma dengan metode full costing dimana hasil perhitungan HPP yang dilakukan oleh UMKM Firma terlalu rendah dibandingkan dengan metode full costing. Hal ini dikarenakan UMKM Firma kurang tepat dan kurang merinci dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya yang seharusnya dimasukkan kedalam biaya produksi, sehingga perhitungan HPP oleh UMKM Firma terlalu rendah dan berdampak pada harga jual dan laba yang diperoleh terlalu rendah.23

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Safira Fauzia yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP menggunakan metode full costing dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Safira Fauzia menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

7. Bayu Nugroho, 2018, dalam skripsinya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi

Jamu dengan Menggunakan Metode Full Costing (Studi Kasus di Usaha Mikro Jamu Bu Tini Yogyakarta)”

Maka dari permasalahan di atas peneliti berfokus pada, Bagaimana penghitungan harga pokok Produksi UMKM jamu Bu Tini menurut perusahaan dan Bagaimana penghitungan harga pokok produksi jamu Bu Tini sudah tepat menurut metode full costing.

23 Safira Fauzia, Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Produk Rengginang Berdasarkan Metode Full Costing (studi kasus pada UMKM firma) (Skripsi: Universitas Jember, 2017).

(38)

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian pendekatan kualitatif deskriptif, sumber data yang digunakan primer dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perhitungan harga pokok produksi perusahaan dan menurut metode full costing menunjukkan hasil yang berbeda dikarenakan perusahaan membebankan biaya bahan baku dengan jumlah yang sama untuk semua jenis produk, sedangkan secara teori biaya bahan baku untuk jamu beras kencur berbeda dengan kunir asem karena komposisi bahan bakunya berbeda.

Pada perhitungan menurut perusahaan HPP jamu beras kencur per botolnya yaitu sebesar Rp. 5.031, sementara menurut metode full costing menghasilkan HPP sebesar Rp. 5.025, dengan begitu terdapat selisih sekitar Rp. 6 dengan presentase selisih sebesar 0,11 persen. Sedangkan perhitungan HPP jamu kunir asem menurut perusahaan per botolnya yaitu sebesar Rp. 5.031, sementara menurut metode full costing menghasilkan HPP sebesar Rp. 4.972 dengan begitu terdapat selisih sekitar Rp. 59,00 dengan presentase selisih sebesar 1,1 persen. Meskipun demikian dari hasil perhitungan tidak ada perbedaan yang material antara harga pokok produk menurutperusahaan dengan menurut kajian teori.24

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Bayu Nugroho yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP dengan menggunakan metode

24Bayu Nugroho, Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Jamu dengan Menggunakan Metode Full Costing (Studi Kasus di Usaha Mikro Jamu Bu Tini Yogyakarta) (Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2018).

(39)

Full Costing dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Irham Ibrahim menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

8. Fitri Solekhah, 2018, dalam skripsinya di Universitas Lampung yang berjudul “Analisis Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan Jagung di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur”

Maka dari permasalahan di atas peneliti berfokus pada, Berapa Harga Pokok Produksi (HPP) jagung dan harga pokok penjualan jagung di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur dan Apakah jenis benih jagung yang digunakan dalam usaha tani jagung mempengaruhi harga pokok produksi jagung Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian pendekatan deskriptif kuantitatif, sumber data yang digunakan primer dan sekunder dengan pengumpulan data melalui wawancara, kuisioner, studi pustaka dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

a. HPP jagung perkilogram dari beberapa macam jenis benih yaitu sebesar Rp. 1.383,00 untuk BS-18 Rp. 1.379,28 untuk NK-33 Rp.

1.448,77 untuk PR-27 dan Rp. 1.359,52 untuk DK-95. Adapun harga pokok penjualan jagung perkilogram dengan margin keuntungan 15 persen sebesar Rp. 1.590,45 untuk jenis benih BS-18 RP. 1.586,18

(40)

untuk NK-33 Rp. 1.666,09 untuk PIR-27 dan Rp. 1.560,00 untuk DK- 95. Usaha tani jagung di Desa Sidorejo Kecamatan Udik Kabupaten Lampung Timur menguntungkan.

b. Perbedaan merek benih jagung yang digunakan tidak mempengaruhi HPP.25

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Solekha yaitu sama- sama meneliti tentang penentuan HPP dan metode yang digunakan sama- sama menggunaka metode kualitatif dan perbedaannya letak, objek penelitian, dan waktu penelitian.

9. Pipit Anggoro Raras, 2018, dalam skripsinya di Universitas Jember yang berjudul “Analisis Differensial Menjual atau Memproses Lebih Lanjut dan Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Berdasarkan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Sumber Rejeki”.

Maka dari permasalahan di atas peneliti berfokus pada, Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) tahu di UD. Sumber Rejeki, Bagaimana perhitungan HPP tahu menggunakan metode ABC dengan hanya membebankan biaya variabel di UD. Sumber Rejeki, Bagaimana perhitungan HPP tahu menggunakan metode ABC dengan membebankan semua biaya di UD. Sumber Rejeki, Bagaimana perbandingan antara perhitungan HPP menurut UD. Sumber Rejeki dengan HPP menurut ABC hanya membebankan biaya variabel dan HPP menurut metode ABC

25 Fitri Solekhah, Analisis Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan Jagung di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur (Skripsi: Universitas Lampung, 2018).

(41)

membebankan semua biaya dan Bagaimana analisis differensial menjual langsung atau memproses lebih lanjut tahu UD. Sumber Rejeki.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan primer dan sekunder dengan pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

a. Cara sederhana yang digunakan UD. Sumber Rejeki dengan membebankan semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi UD. Sumber Rejeki. Hasil perhitungan HPP menggunakan metode perusahaan untuk tahu goreng sebesar Rp. 124 per unit. Sedangkan HPP tahu putih sebesar Rp. 84 per unit.

b. Hasil perhitungan HPP pada UD. Sumber Rejeki dengan menggunakan metode ABC untuk tahu goreng sebesar Rp. 132 per unit. Sedangkan untuk tahu putih sebesar Rp. 80 per unit. Sedangkan HPP pada UD.

Sumber Rejeki dengan menggunakan metode ABC untuk tahu goreng sebesar Rp. 121 per unit dan untuk tahu putih sebesar Rp. 68 per unit.

c. Terdapat selisih antara perhitungan HPP menggunakan metode perusahaan dan metode ABC. Untuk HPP antara metode perusahaan dan metode ABC sebesar Rp. 8 per unit tahu goreng dan Rp. 5 per unit tahu putih. Sedangkan selisih antara metode ABC biaya atau variabel sebesar Rp. 11 per unit tahu goreng dan Rp. 11 per unit tahu putih.

Berdasarkan HPP masing-masing metode tersebut laba paling besar

(42)

bagi perusahaan diperoleh dari metode ABC variabel sebesar Rp. 29 per unit tahu goreng dan Rp. 57 per unit tahu putih.

d. Dari hasil analisis differensial dapat diketahui bahwa laba differensial yang di dapatkan oleh perusahaan sebesar Rp. 28 per unit tahu dan Rp.

17.681.250 untuk Rp. 641.700 unit tahu yang dihasilkan perusahaan dalam satu bulan. Laba differensial yang diperoleh berdasarkan analisis differensial negatif. Perusahaan akan mengalami penurunan laba sebesar Rp. 28 dari laba yang seharusnya di dapatkan perusahaan dengan menjual langsung tahu putih sebanyak Rp. 45 per unit tahu putih menjadi Rp. 18 per unit tahu goreng.26

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Pipit Anggoro Raras yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Pipit Anggoro menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

10. Nur Sarifillah, 2019, dalam skripsinya di Institut Agama Islam Negeri Surakarta yang berjudul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahu Bapak Paiman”.

Maka dari permasalahan di atas peneliti berfokus pada, Bagaimana perhitungan harga pokok produksi (HPP) yang dilakukan oleh UMKM tahu Bapak Paiman, Bagaimana perhitungan HPP UMKM tahu Bapak

26 Pipit Anggoro Raras, Analisis Diferensial Menjual atau Memproses Lebih Lanjut dan Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Berdasarkan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Sumber Rejeki (Skripsi: Universitas Jember, 2018).

(43)

Paiman dengan menggunakan metode full costing, Bagaimana perhitungan HPP UMKM tahu Bapak Paiman dengan menggunakan metode variable costing, Bagaimana perbedaan perhitungan HPP yang dilakukan UMKM tahu Bapak Paiman dengan metode full costing dan metode variable costing.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif kualitatif, sumber data yang digunakan primer dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

a. HPP yang dilakukan UMKM tahu Bapak Paiman masih menggunakan metode sederhana, dimana biaya-biaya yang diakui dalam perhitungan hpp adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya pembelian solar dan kayu bakar. Total keseluruhan biaya produksi yang dihasilkan dari jumlah-jumlah biaya tersebut adalah Rp.

31.904.175,00 sedangkan HPP per potong tahu sebesar Rp. 184.

b. Penelitian ini menggunakan metode full costing agar informasi HPP lebih akurat. Perhitungan HPP menggunakan metode full costing mengakui seluruh biaya produksi. Total biaya produksi yang dihasilkan menggunakan metode full costing sebesar Rp.

32.057.192,00 sedangkan HPP per potong tahu sebesar Rp. 185.

c. Perhitungan HPP menggunakan metode variable costing mengakui biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Total biaya produksi yang dihasilkan dengan metode

(44)

variable costing sebesar Rp. 31.993.894,00 sedangkan HPP per potongnya sebesar Rp. 184,5.

d. Berdasarkan perbandingan perhitungan HPP menggunakan metode full costing dan variable costing, nilai HPP dihasilkan perbedaan meskipun sedikit. Selisih nilai HPP dari ketiga metode tersebut sebesar Rp. 1 dan Rp 0,5. Hal ini karena pemilik usaha tidak mengetahui cara perhitungan HPP yang tepat, yaitu tidak memasukkan biaya-biaya secara tepat ke dalam perhitungan HPPnya.27

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nur Sarifillah yaitu sama-sama meneliti tentang penentuan HPP dengan menggunakan metode Full Costing dan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Nur Sarifillah menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang saya lakukan menggunakan metode kualitatif selain itu letak, objek penelitian, dan waktu penelitian juga berbeda.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

27 Nur Sarifillah, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahu Bapak Paiman (Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2019).

No Nama & Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Ayu

Dwi Cahyani ngrum (2015)

Analisis penentuan dan pelaporan harga pokok produksi produk AF Bakery berdasarkan metode full costing dengan menggunakan aplikasi excel pada UMKM (studi kasus pada AF Bakery Jember)

Meneliti tentang penentuan harga pokok produksi (HPP)

menggunakan metode full costing

Letak, objek penelitian dan waktu penelitian

(45)

2. Alfan Rizky Putra Mas’ud (2016)

Analisis perhitungan harga pokok produksi asphalt hotmix dengan menggunakan metode activity based costing (ABC) (studi kasus pada PT. Sunan Muria)

Meneliti tentang perhitungan harga pokok Produksi (HPP)

Letak, objek penelitian dan waktu penelitian

3. Diana Ina Novitasari Dewi (2017)

Analisis perhitungan harga pokok produksi AMDK Nurja Water di CV. Cahya Baru Bondowoso

Meneliti tentang penentuan harga pokok produksi (HPP)

Letak,objek penelitian dan waktu penelitian

4. Dian Purnama (2017)

Perhitungan harga pokok produksi dalam menentukan harga jual melalui metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing (Studi pada PT. Prima Istiqamah Sejahtera di

Makassar)

Meneliti tentang harga pokok produksi (HPP) dengan

menggunakan metode full costing

Letak, objek penelitian dan waktu penelitian

5. Irham Ibrahim (2017)

Analisis biaya produksi budidaya ikan hias di Desa Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

Meneliti tentang biaya produksi

Letak, objek penelitian dan waktu penelitian

6. Safira Fauzia (2017)

Analisis penetapan harga pokok produksi produk rengginang berdasarkan metode full costing (Studi kasus pada UMKM Firma)

Sama- sama meneliti tentang penetapan harga pokok produksi (HPP)

Metode yang

digunakan yaitu metode full costing

Letak, objek penelitian dan waktu penelitian

7. Bayu Nugroho (2018)

Analisis penentuan harga pokok produksi jamu dengan

menggunakan metode full costing (Studi kasus di usaha mikro

Meneliti tentang harga pokok produksi (HPP) dengan

menggunakan metode full costing

Letak, objek penelitian dan waktu penelitian

(46)

Sumber: Data diolah dari penelitian terdahulu.

B. Kajian Teori

1. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya memiliki beraneka ragam definisi atau pengertian yang masing-masing berbeda penjelasannya. Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan. Objek dari kegiatan akuntansibiaya adalah biaya tersebut. Disamping itu akuntansi biaya juga membahas mengenai penentuan harga pokok dari suatu produk yang di produksi dan dijual di pasar baik guna memenuhi

jamu Bu Tini Yogyakarta) 8. Fitri Solekhah

(2018)

Analisis harga pokok produksi dan harga pokok penjualan jagung di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Meneliti tentang harga pokok produksi (HPP)

Letak, metode perhitungan, objek penelitian dan waktu penelitian

9. Pipit Anggoro Raras (2018)

Analisis differensial menjual atau

memproses lebih lanjut dan perhitungan harga pokok produksi tahu berdasarkan Activity based costing (ABC) pada UD.

Sumber Rejeki

Meneliti tentang harga pokok produksi (HPP)

Letak, metode perhitungan dan waktu penelitian

10. Nur Sarifillah (2019)

Analisis perhitungan harga pokok produksi pada usaha mikro kecil dan menengah tahu Bapak Paiman

Meneliti tentang harga pokok produksi (HPP) menggunakan metode full costing

Letak, metode perhitungan dan waktu penelitian

(47)

keinginan pemesan maupun menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.28

Akuntansi biaya adalah salah satu dari sekian banyak disiplin ilmu dalam akuntansi. Akuntansi biaya secara sederhana dapat diartikan dari istilahnya sebagai akuntansi yang khusus digunakan untuk pengukuran dan pelaporan biaya. Penulis sendiri berpendapat bahwa akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni mencatat, mengakumulasikan, mengukur serta menyajikan informasi berkenaan dengan biaya dan beban.

Dari definisi akuntansi biaya di atas, dapat diuraikan beberapa pengertian dalam akuntansi biaya sebagai berikut:

a. Akuntansi biaya merupakan ilmu yang artinya bahwa hal yang dapat dipelajari dan tentu saja tidak memenuhi kaidah-kaidah tertentu untuk dapat diakui sebagai suatu disiplin ilmu antara lain logis dan telah diterima serta dipraktekkan oleh banyak orang.

b. Akuntansi biaya merupakan seni yang artinya bahwa bagian disiplin ilmu sosial yang karakteristiknya antara lain didasarkan atas suatu asumsi tertentu.29

Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua kesamaan, yang pertama kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan. Kesamaan lainnya adalah dua tipe

28Bastian Bustami Nurlela, Akuntansi Biaya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 2.

29Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 1-3.

(48)

akuntansi tersebut berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk pengambilan keputusan.30Dari beberapa pengertian akuntansi biaya diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah gabungan dari dua akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen yang bisa diartikan bahwa akuntansi biaya juga dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni serta suatu alat manajemen yang meliputi beberapa proses yaitu pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya langsung dan juga tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2. Siklus Akuntansi Biaya Siklus akuntansi biaya dimulai:

a. Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi.

b. Penentuan biaya tenaga kerja langsung dan persediaan barang yang dalam proses.

c. Penentuan biaya overhead pabrik.

Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi yang selanjutnya dapat menentukan harga pokok produk selesai.31

30Mulyadi, 1.

31Bastian Bustami Nurlela, 52.

(49)

3. Manfaat Akuntansi Biaya

Tidak banyak orang yang memahami bahwa harga pokok produk dan jasa merupakan refleksi kemampuan suatu organisasi dalam memproduksi barang dan jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola cost, maka akan semakin baik produk dan jasa yang ditawarkan pada pelanggan baik dari sisi harga maupun kualitas.

Dalam konteks ini perlu disadari bahwa sistem akuntansi biaya adalah alat

“tool” atau sarana “infrastructure”, namun kemampuan memanfaatkan

informasi alias brainware jauh lebih menentukan. Manfaat lain dari akuntansi biaya ini yaitu :

a. Sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga jual produk barang dan jasa.

b. Sebagai bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer pusat pertanggung jawaban.

c. Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya operasi, misalnya saja untuk kepentingan pajak.32 4. Biaya

Biaya memiliki beraneka ragam definisi atau pengertian yang masing-masing berbeda pengertiannya, hal ini menunjukkan bahwasannya biaya memiliki peran penting dalam menjalankan tujuan sehari-hari. Di

32Armanto Witjaksono, 4.

(50)

bawah ini terdapat beberapa definisi atau pengertian dari biaya itu sendiri, antara lain :

Telah disebutkan dimuka bahwa biaya merupakan objek yang di catat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur harga pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.33

Para akuntan, insinyur, sarjana ekonomi dan pihak-pihak lainnya yang menghadapi masalah biaya telah menyusun konsep biaya dan istilah- istilah biaya yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidaklah mudah untuk memberikan batasan atau menjelaskan istilah biaya tanpa menimbulkan keraguan akan apa yang kita maksudkan. Committee on cost concepts and standards of the American accounting association misalnya menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam Tentative set of broad accounting principle for business enterprises, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat.34

33Mulyadi, 8.

34Abas Kartadinata, 24.

(51)

Biaya atau cost merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan ke dalam neraca.35

5. Penggolongan Biaya

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akurat dan tepat bagi manjemen dalam mengelola perusahaan atau divisi secara efektif. Oleh karena itu biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan dengan konsep “ Different Cost Different Purposes” yang artinya berbeda biaya berbeda tujuan.

Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.36 Biaya dapat digolongkan menjadi 5 golongan besar antara lain yaitu:37

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.

35Bastian Bustami Nurlela, 4.

36Ibid, 9.

37Mulyadi, 13.

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing memiliki nilai lebih tinggi karena semua unsur biaya dihitung secara rinci yang terdiri dari

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungakan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari

UKM Tahu “ABC” sebaiknya menggunakan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dalam proses produksi dibandingkan dengan menggunakan metode perusahaan

Perbandingan metode full costing dan variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan untuk penentuan harga jual menunjukkan metode full costing memiliki

Menurut Mulyadi (2016:17), “ Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang

“Analisis Penerapan Metode Full Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Penetapan Harga Jual (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Lestari)”. Dokumen Karya Ilmiah Universitas

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari

Perbandingan Metode Variable Costing dengan Metode Full Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Pengolahan Usaha Kopra.. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,