• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI

DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN

Agroindustri kerapu budi daya terdiri atas rangkaian kegiatan usaha yang saling bergantung satu dengan yang lainnya, yaitu pembenihan, pembesaran, dan pascapanen. Sebagaimana dapat dilihat di diagram pada Lampiran 5, usaha pembenihan akan berkembang apabila usaha pembesaran yang menggunakan benih juga berkembang. Sebaliknya, usaha pembesaran membutuhkan pasokan dari pembenihan. Selanjutnya usaha pembesaran membutuhkan pembeli, yaitu usaha pascapanen (merangkap pedagang pengumpul ikan hidup) dan demikian pula sebaliknya. Kelemahan pada salah satu mata rantai dapat mengakibatkan tidak bekerjanya sistem secara keseluruhan. Sebagai contoh, keengganan para pelaku usaha untuk memasuki segmen usaha pembesaran karena sulitnya mencari lahan perairan yang bebas dari gangguan polusi maupun keamanan akan mengakibatkan tidak terjualnya benih ikan yang dihasilkan oleh pembenihan. Sebaliknya tidak diproduksinya benih ikan akibat kondisi alam yang kurang mendukung akan mengakibatkan terhentinya usaha pembesaran dan pascapanen.

Selain masalah keterkaitan antar kegiatan usaha, permasalahan penting lainnya dalam pengembangan agroindustri kerapu budi daya adalah kecenderungan terjadinya produksi yang berlebih terdorong oleh keinginan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya karena harga jual ikan kerapu yang tinggi. Kecenderungan ini dapat terjadi karena permintaan pasar ikan kerapu hidup masih terbatas pada pasaran Hong Kong, sedangkan pemasok ikan kerapu ke pasar tersebut terdiri atas berbagai negara di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Produksi yang berlebih terhadap ikan kerapu jenis tertentu akan mengakibatkan penurunan harga kerena berlebihnya suplai di pasaran. Kecenderungan berlebihnya pasokan di pasaran terlihat dari menurunnya harga jual ikan kerapu yang lebih banyak ditentukan oleh pembeli (buyer’s market).

Masalah potensial lainnya yang dapat menghambat perkembangan agroindustri kerapu budi daya adalah adanya ketimpangan pendapatan antar mata rantai kegiatan usaha satu dengan yang lainnya. Ketimpangan tersebut dapat mengakibatkan kurang diminatinya mata rantai usaha yang kurang menguntungkan atau memiliki tingkat risiko yang tinggi. Terhambatnya

(2)

perkembangan pada salah satu mata rantai dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan sistem agroindustri kerapu budi daya secara keseluruhan.

Memperhatikan permasalahan tersebut di atas maka diperlukan upaya untuk menata dan memperkuat struktur agroindustri kerapu budi daya sehingga terbentuk keterkaitan yang erat antar subsistem yang terlibat di dalamnya. Model dinamik dirancang bangun untuk menggambarkan perilaku agroindustri kerapu budi daya, dan dengan menggunakan model tersebut dapat disimulasikan dinamika yang terjadi pada sistem akibat adanya perubahan pada komponen sistem tersebut. Proses simulasi telah dilaksanakan pada bab terdahulu yaitu optimasi perencanaan kapasitas agroindustri kerapu budi daya yang sesuai dengan kapasitas pasar dan simulasi distribusi keuntungan antar subsistem produksi.

8.1 Perencanaan Kapasitas Produksi Agregat

Berdasarkan hasil simulasi telah dapat diketahui kapasitas produksi maksimum pembenihan, pembesaran dan penanganan pascapanen yang harus dikembangkan untuk mengantisipasi permintaan pasar. Analisis tersebut dilakukan khusus untuk ikan kerapu macan dan khusus untuk pasar Hong Kong. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh tiga perhitungan kecenderungan permintaan pasar yaitu berdasarkan skenario optimistik, skenario moderat, dan skenario pesimistik untuk tiga subsistem usaha, yaitu pembenihan, pembesaran, dan pascapanen (Tabel 35). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila permintaan pasar mengikuti kecenderungan sesuai dengan skenario optimistik dibutuhkan produksi sebanyak 1.938.144 benih kerapu macan per tahun, pembesaran sebanyak 1.596.516 ekor per tahun dan produksi pascapanen/pemasaran sebanyak 1.271.976 ekor per tahun. Perhitungan ini dapat dilakukan untuk jenis-jenis kerapu lainnya seperti kerapu bebek, kerapu lumpur, kerapu sunu, dan kerapu malabar yang tersdia informasinya.

Peningkatan keunggulan kompetitif agroindustri kerapu budi daya Indonesia terhadap negara pesaing, selain dengan menentukan kapasitas produksi yang optimal sesuai dengan permintaan pasar adalah dengan menetapkan spesies ikan kerapu yang merupakan keunggulan komparatif Indonesia. Secara alami Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah tropis yang sesuai untuk jenis ikan kerapu tertentu. Untuk itu perlu perlu pengkajian yang lebih

(3)

mendalam untuk memilih spesies kerapu yang menjadi unggulan Indonesia. Dengan menentukan spesialisasi produk, maka upaya penciptaan keunggulan kompetitif sektor perikanan laut, khususnya ikan kerapu, melalui pemfokusan kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan.

Hasil analisis ini dapat dijadikan dasar bagi kebijakan boleh atau tidaknya ekspor benih. Apabila berdasarkan hasil simulasi diperoleh informasi bahwa pada musim tertentu kapasitas produksi benih melebihi kemampuan budi daya untuk menyerap benih, maka dapat dilakukan ekspor benih. Sebaliknya apabila kapasitas produksi kurang dari kebutuhan maka dilakukan pelarangan ekspor.

Perencanaan kapasitas produksi agroindustri kerapu budi daya secara makro nasional diperlukan untuk menghindarkan terjadinya produksi yang melampaui kemampuan pasar untuk menyerapnya, terlebih pada komoditi ikan kerapu yang diperdagangkan dalam keadaan hidup dan memiliki pasar yang sebagian besar ditujukan ke pasar Hong Kong. Informasi tentang kapasitas produksi maksimal selanjutnya dapat dijadikan dasar bagi perencanaan pengembangan produksi ikan kerapu.

Informasi tentang penyerapan ikan kerapu di pasaran Hong Kong dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari informasi tersebut terlihat bahwa paling tidak ada 7 jenis ikan kerapu asal Indonesia yang diperjual-belikan di pasaran Hong Kong. Dilihat dari volumenya, impor Hong Kong tersebut memperlihatkan kecenderungan meningkat. Untuk kerapu macan, volume impor dari Indonesia meningkat dari 2.280 kg/bulan pada awal tahun 2002 menjadi 33.140 kg/bulan pada pertengahan tahun 2006. Berdasarkan hasil proyeksi, melalui skenario optimistik, maka volume impor ikan kerapu macan hidup dari Indonesia akan mencapai 51.807 kg/bulan pada akhir tahun 2008. Apabila dilihat dari semua jenis kerapu hidup yang diimpor Hong Kong dari Indonesia, maka angka impor tersebut meningkat dari 78.655 kg/bulan pada awal tahun 2003 menjadi 95.293 kg/bulan pada pertengahan tahun 2006 dan diproyeksikan menjadi sebesar 119.706 kg/bulan pada akhir tahun 2008.

Informasi mengenai volume impor kerapu Hong Kong asal Indonesia tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam memperkirakan seberapa besar kapasitas produksi pembenihan, pembesaran, dan penanganan pascapanen ikan kerapu macan yang dapat dikembangkan di Indonesia. Besarnya kapasitas produksi tersebut belum memperhitungkan ekspor kerapu ke negara lain dan juga angka ekspor yang tidak tercatat.

(4)

8.2 Pemerataan Distribusi Keuntungan

Tingkat profitabilitas ketiga pelaku usaha dalam agroindustri kerapu budi daya mengalami ketimpangan. Ketimpangan ini terjadi karena karakter kegiatan usahanya yang lebih rentan terhadap risiko kegagalan dan membutuhkan investasi yang cukup besar. Berdasarkan hasil simulasi, kegiatan pembenihan memiliki tingkat risiko yang tinggi. Apabila hal ini dibiarkan maka ada kecenderungan pelaku usaha untuk menghindari kegiatan tersebut yang akhirnya merugikan industri secara keseluruhan karena terputusnya mata rantai industri.

Alternatif jalan keluar yang mungkin dilakukan adalah melalui intervensi pemerintah, dimana segmen usaha yang memiliki risiko tinggi diambil alih oleh pemerintah. Hal ini dimungkinkan karena beberapa pembenihan kerapu yang dinilai berhasil berada di bawah pengelolaan pemerintah, dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan. Untuk menyelamatkan agroindustri kerapu budi daya secara keseluruhan, maka pemerintah perlu mensubsidi kegiatan usaha tersebut. Dapat pula dilakukan langkah bahwa pihak swasta tetap menangani pembenihan, namun diberi subsidi oleh pemerintah. Dapat juga, segmen kegiatan tertentu seperti pemeliharaan induk ditangani oleh pemerintah dan pembenih swasta boleh menggunakan induk yang disediakan pada saat diperlukan.

Berdasarkan hasil simulasi telah dapat diketahui variabel-variabel mana yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keuntungan pembenihan, pembesaran dan pascapanen. Untuk subsistem pembenihan, faktor-faktor teknis yang sangat berpengaruh terhadap keuntungan adalah produktivitas induk (fekunditas dan frekuensi memijah) dan sintasan benih. Untuk faktor ekonomis, maka faktor yang berpengaruh adalah harga jual benih dan biaya produksi per unit benih. Untuk subsistem pembesaran, faktor teknis yang berpengaruh adalah sintasan ikan, kecepatan tumbuh ikan (lama pemeliharaan), dan padat penebaran, sedangkan faktor ekonomis yang menentukan keuntungan adalah harga jual ikan hasil pembesaran, harga benih, dan biaya produksi. Untuk subsistem pascapanen, faktor teknis yang berpengaruh adalah sama dengan subsistem pembesaran, sedangkan faktor ekonomis penentu keuntungan adalah harga jual ikan pascapanen, harga beli ikan, dan biaya pemeliharaan.

(5)

Melalui intervensi pemerintah dapat dilakukan upaya menyeimbangkan pendapatan para pelaku usaha di bidang perikanan kerapu, misalnya melalui pemberian insentif langsung maupun tidak langsung. Bentuk insentif fiskal dapat berupa subsidi bunga pinjaman bagi usaha pembenihan atau pembebasan tarif impor barang modal untuk pembenihan yang belum diproduksi di dalam negeri. Bentuk insentif non fiskal untuk kegiatan pembenihan antara lain adalah kemudahan perizinan, bantuan survey lokasi, bantuan tenaga akhli dan pendidikan dan pelatihan di bidang pembenihan. Melalui berbagai insentif ini maka akan tercipta iklim usaha yang kondusif bagi terciptanya keunggulan kompetitif agroindustri kerapu budi daya di antara negara pesaing di kawasan Asia Pasifik.

Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri pembenihan ikan kerapu, dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengizinkan pemasaran benih ikan kerapu ke luar negeri, terutama negara konsumen ikan kerapu. Dapat pula dipertimbangkan kemungkinana memfasilitasi usaha budi daya di negara lain dengan pasokan benih dari Indonesia. Hal ini dapat dilakukan untuk jenis-jenis ikan kerapu yang merupakan spesialisasi Indonesia seperti kerapu tikus atau kerapu sunu karena sesuai dengan ekosistem Indonesia. Meskipun demikian, kebijakan ini perlu didukung oleh perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual (HAKI), sehingga menghindarkan terjadinya perpindahan sumber daya dan tenaga akhli Indonesia ke negara lain.

Untuk subsistem pembesaran (budi daya), permasalahan umum yang dihadapi oleh pelaku usaha adalah kepastian hukum untuk penggunaan kawasan perairan untuk kegiatan budi daya laut. Tumpang tindih penggunaan kawasan dengan kegiatan lain seperti pariwisata atau kegiatan penambangan dapat mengakibatkan berkurangnya minan investor memasuki bidang budi daya kerapu. Untuk mengatasi hal ini, maka upaya implementasi dari Undang-undang tentang Perikanan Nomor 31 / 2004 terutama yang menyangkut tata pemanfaatan air dan lahan pembudidayaan ikan dalam bentuk peraturan pemerintah akan sangat membantu mendorong peningkatan industri kerapu budi daya.

Referensi

Dokumen terkait

Alat oklusal mempunyai beberapa kegunaan, salah satu diantaranya adalah untuk menyediakan secara sementara suantu kondisi oklusal yang mengizinkan TMJ untuk menerima posisi

Upaya pencegahan sebagai bentuk perlindungan secara preventif dapat dilakukan melalui penataan aset HKI yang ada di UKM yaitu dengan manajemen HKI melalui audit

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rerata peningkatan jumlah mikronukleus dari kelompok yang diberikan aplikasi patch gingiva mukoadesif β-carotene mengalami penurunan

Selanjutnya Natawidjaja (1987:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu

Model penyelenggaraan program pendidikan berasrama bagi Pendidikan Profesi Guru pasca SM-3T di Universitas Negeri Makassar, bentuk dan jadwal kegiatannya dilakukan

Ada kalanya anda menjumpai segment atau string yang belum di break sama sekali Padahal anda menginginkan bentuk macro di point tersebut,maka dapat kita gunakan

Paradigma penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif karena meneliti fenomena yang terjadi pada minat belajar para siswa/i sekolah menengah ke atas terhadap

Adapun yang menjadi dasar perbedaan diantara kedua imam tersebut ialah bagaimana keduanya memahami tentang adzan itu, serta hadits yang dipergunakan oleh imam