• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADI CAHYONO D 1308080

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ADI CAHYONO D 1308080"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

I

PERAN FOTOGRAFI

DALAM MENUNJANG PEMBERITAAN DI HARIAN SUARA MERDEKA BIRO SOLO

Disusun Oleh:

Nama : ADI CAHYONO

NIM : D 1308080

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

IV

Motto

Sesungguhnya ada kesulitan itu ada juga kemudahan, maka apabila kamu

telah seleseai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendak-Nya kamu

berharap (Q.S Allam Nasryah 6-7)

“Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh

direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.

(Ibu Kartini )

Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai”

“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam

bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima,

orangtua,calon istri/suami dan calon mertua pun bahagia”

“Wisuda setelah 14 semester adalah kesuksesan yang tertunda”

“Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali”

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya

(5)

commit to user

V

Persembahan

Untuk Sang Pencipta Allah SWT

Untuk Nabi ku Muhammad SAW

Untuk yang telah merawatku Ayah dan Ibu

Untuk para Saudara ku dan Sahabat ku

(6)

commit to user

VI

Kata Pengantar

Syukur, alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala

yang telah penulis dapatkan, rahmat, kesempatan, ridho, dan anugerah, sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Media dengan tepat waktu.

Laporan kuliah kerja media ini untuk memperoleh gelar profesi Ahli Madya (A.

Md) di bidang komunikasi terapan pada program Diploma III jurusan Periklanan

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebuah bentuk tanggung jawab penulis

yang telah melakukan Kuliah Kerja Media di Harian Suara Merdeka.

Adapun judul yang kami pilih dalam laporan kerja media ini adalah

PERAN FOTOGRAFI DALAM MENUNJANG PEMBERITAAN DI

HARIAN SUARA MERDEKA BIRO SOLO

Judul ini kami fokuskan pada bidang kerja penulis ketika melaksanakan

Kuliah Kerja Media di Harian Suara Merdeka, adapun pelaksanaan Kuliah Kerja

Media dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 11 April 2011 sampai dengan 1 Mei

(7)

commit to user

VII

Keberhasilan penulis dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Media juga

atas bantuan, petunjuk, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

2. Prof. Drs. Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Aryanto Budhy S, M.Si selaku Ketua Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Haryanto, M. Lib selaku Dosen Penguji.

5. Diah Kusumawati, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing. 6. Drs, Nuryanto, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. 7. Ayah dan Ibu yang telah Merawatku.

8. Kakak Perempuanku

9. Budi Santoso, M.Si Selaku Pimpinan Redaksi Harian Suara Merdeka Solo

10.Para Teman-teman Advertising 2008

11.Sahabat-sahabat ku

(8)

commit to user

VIII

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran agar bisa

menjadikan pelajaran yang baik bagi penulis.

Akhirnya, penulis berharap semoga laporan Kuliah Kerja Media ini dapat

bermanfaat buat kita semua.

Surakarta, 2012

Adi Cahyono

(9)

commit to user

IX DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Persetujuan ... ii

Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 2

C. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Komunikasi dan Jurnalistik ... 5

B. Fotografi ... 12

C. Fotografi Jurnalistik ... 24

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ... 32

A. Latar Belakang Perusahaan ... 32

B. Visi dan Misi Suara Merdeka ... 37

C. Struktur Organisasi Suara Merdeka ... 38

D. Proses Produks ... 46

(10)

commit to user

X

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG ... 52

A. Pelaksanaan Magang ... 52

B. Aktifitas Selama Pelaksanaan KKM 2011 ... 53

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran – saran ... 61

Daftar Pustaka ... 63

(11)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa sekarang, media massa baik cetak maupun elektronik makin

bersaing dalam mencapai khalayaknya serta berebut dalam menyampaikan

informasi. Surat kabar sebagai media cetak, dinilai memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi opini khalayak dan mampu menjadi wahana informasi bagi

khalayak luas. Oleh karena itu penting bagi media cetak untuk menentukan

strategi dan perencanaan komunikasi guna mengantisipasi perkembangan

informasi yang semakin maju. Kini informasi bukan lagi suatu kebutuhan,

namun sudah menjasi komoditas bagi masyarakat luas, maka dari itu

diperlukan sikap kritis dari masyarakat terhadap informasi yang begitu

melimpah sehingga bisa memilah antara informasi yang positif dan negatif.

Dalam suatu surat kabar, fotografi merupakan salah satu penguat

suatu iklan di media cetak agar menarik. Oleh karena itu fotografi sangat

penting bagi berlangsungnya pemasaran dari surat kabar itu sendiri.

Fotografi biasanya menjadi salah satu hal yang penting dalam

kegiatan pemberitaan. Hal tersebut benar adanya karena fotografi

mempertegas berita yang ada di suatu surat kabar. Apabila suatu berita hanya

sekedar tulisan yang disusun, tanpa adanya tambahan typografi foto akan

(12)

commit to user

2 B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis membuat laporan ini adalah untuk mengetahui dan

mengerti tentang fotografi dalam jurnalistik atau pemberitaan di media massa,

selain itu ada tujuan lain yaitu :

1. Mempelajari praktek perencanaan dan pelaksanaan kerja dalam dunia

yaitu Fotografi Jurnalistik

2. Memperoleh pengalaman baru dan memperluas wawasan serta

pengetahuan baru dalam dunia yaitu Fotografi Jurnalistik

3. Mengetahui dan memahami proses kerja Fotografi

4. Melatih menjadi seorang pekerja profesional dan dapat bekerja maksimal

sesuai dengan keahliannya.

5. Mempraktekkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di dapat selama

perkuliahan.

6. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar professional Ahli Madya

(A. Md) di bidang komunikasi terapan FISIP UNS SURAKARTA.

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Bagi Wacana Keilmuan

Menambah pengetahuan bagi mahasiswa periklanan mengenai

peran fotografi dalam suatu perusahaan surat kabar.

2. Manfaat Bagi Penulis

- Membuat penulis lebih memahami tentang teknik-teknik, manfaat,

(13)

commit to user

3

- Membuat penulis mengetahui tentang peran dan tugas seorang

fotografer sebagai ujung tombak bagi perusahaan dan dalam

menunjang kegiatan jurnalistik.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan mengenai proses kegiatan fotografi

dalam surat kabar.

4. Bagi Lembaga Pendidikan

KKM yang dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan salah satu

cara evaluasi pencapaian teori baik secara lisan maupun praktek yang telah

dikuasai oleh mahasiswa selama pendidikan di kampus selain itu dengan

KKM ini akan menjadi suatu kebanggan tersendiri, dikarenakan para

didikannya mampu memberikan kontribusi melalui ide-ide dan kreatifitas

bagi perusahaan yang ditempati. Sehingga adanya KKM itulah, instansi

pendidikan merasa tidak sia-sia telah memberikan ilmu kepada mahasiswa,

karena satu hal yang pasti yaitu tuntunan yang harus dimiliki oleh

mahasiswa yang merupakan salah satu kunci pokok berhasilnya suatu

akademi, yaitu tanggung jawab, kerja keras, dan juga dedikasi yang tinggi.

5. Bagi Perusahaan

Dengan adanya KKM, perusahaan tentunya juga mempunyai

keuntungan yaitu akan mendapatkan ide-ide yang segar dan baru dari

desain mahasiswa yang melaksanakan KKM, juga perusahaan bisa

memperoleh sumber daya manusia yang terdidik untuk dilibatkan dalam

(14)

commit to user

4

dalam suatu perencanaan media yang akan dikerjakan sehingga

menguntungkan kedua belah pihak yang mengakibatkan adanya kemajuan

(15)

commit to user

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi dan Jurnalistik

Sebelum masuk pada pembahasan tentang jurnalistik, saya akan

menjelaskan tentang komunikasi. Dimana komunikasi merupakan salah satu

unsur di dalam jurnalistik. Karena sama dengan prinsip komunikasi yang

memiliki komunikator, pesan dan komunikan sebagai syarat terjadinya

komunikasi, jurnalistik juga harus memiliki unsur-unsur tersebut, yaitu

adanya jurnalis / wartawan (komunikator) dan informasi sebagai produknya

(pesan) kepada target audience / konsumen (komunikan).

Banyak sekali definisi tentang komunikasi oleh para ahli yang

sebenarnya memiliki arti yang hampir sama, tetapi diungkapkan dengan

bahasa yang berbeda menurut gaya dan disiplin ilmu mereka masing-masing.

Seperti dinyatakan Kathrine Miller bahwa “terdapat begitu banyak

konseptualisasi mengenai komunikasi, dan konseptualisasi ini telah

mengalami banyak perubahan dalam tahun-tahun terakhir ini” (Katherine

Miller, 2005 : 3).

Beberapa kutipan tentang definisi komunikasi dari para ahli akan

saya kemukakan, antara lain seperti “Komunikasi (communication) adalah

proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk

menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka”

(16)

commit to user

6

adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu

atau antara organisasi dengan individu” (Terence A. Shimp, 2003 : 4).

Dari dua definisi yang saya paparkan diatas dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses interaksi yang

terjadi di dalam lingkungan sosial yang melibatkan manusia sebagai

pelakunya.

Namun agar lebih memudahkan kita untuk memahami istilah

komunikasi, berdasarkan definisi komunikasi yang dikemukakan oleh

Richard West & Lynn H. Turner, kita dapat mengambil beberapa kata kunci,

yaitu : sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan. Berdasarkan kaitannya

dengan komunikasi, Richard West & Lynn H. Turner telah memberikan

penjelasan untuk setiap kata kunci yang terdapat di dalam definisinya tentang

komunikasi. Sosial dijelaskan sebagai “suatu konsep bahwa manusia dan

interaksi adalah bagian dari proses komunikasi”. Kemudian juga proses

dijelaskan sebagai “suatu kejadian yang berkesinambungan, dinamis dan

tidak memiliki akhir” (Richard West & Lynn H. Turner, 2008 : 6). Kata kunci

selanjutnya yang kita ambil ialah simbol yang diartikan “sebuah label arbitrer

atau representasi dari fenomena”. Kemudian kata makna diartikan sebagai

“sesuatu yang diambil orang dari suatu pesan. Dalam episode-episode

komunikasi, pesan dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan

berlapis-lapis makna” (Richard West & Lynn H. Turner, 2008 : 7). Kemudian yang

terakhir ialah lingkungan yang dijelaskan sebagai “situasi atau konteks di

(17)

commit to user

7

Setelah definisi-definisi tentang komunikasi, saya akan memberi

sedikit gambaran terjadinya proses komunikasi. Mari kita lihat gambar Model

[image:17.612.153.511.181.458.2]

Komunikasi oleh Harold Lasswell berikut ini:

Gambar 2.1 Model Komunikasi Harold Lasswell

Gambar di atas menjelaskan tentang proses komunikasi yang terjadi

melalui beberapa tahap. Tahap pertama ialah “dari siapa” ini berarti siapa

yang menjadi subyek komunikasi (komunikator) atau pihak yang ingin

menyampaikan pesan.

Kemudian tahap “mengatakan apa” merupakan isi pesan yang ingin

disampaikan oleh komunikator. Selanjutnya tahap “melalui apa” ialah tentang

pemilihan media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan.

Selanjutnya “kepada siapa” ialah siapa target audience (komunikan) yang

dituju. Selanjutnya sampai pada tahap terakhir yaitu “efek” merupakan

rangkaian feedback dari penerima pesan (komunikan) yang secara langsung

maupun tidak langsung akan dirasakan oleh pengirim pesan (komunikator).

Jika tahapan-tahapan di atas mampu berjalan dengan baik, maka dapat

dipastikan bahwa proses komunikasi akan berjalan dengan baik pula.

Setelah sedikit penjelasan tentang komunikasi di atas, sebenarnya

sudah sangat terlihat jelas di mana peran komunikasi sangat vital di dalam

(18)

commit to user

8

Selanjutnya saya akan memberikan gambaran tentang jutnalistik:

Jurnalistik selalu diidentikkan dengan wartawan. Wartawan selalu identik

dengan berita. Berita selalu disamakan artinya dengan informasi. Bicara

tentang jurnalistik berarti bicara tentang informasi.

Meski demikian, hal tersebut tak sepenuhnya benar. Jika jurnalistik

hanya disejajarkan dengan informasi saja, maka sesungguhnya kinerja

jurnalistik tidaklah maksimal karena informasi saja tidak dapat disebut

sebagai karya jurnalistik. Selain itu, sesungguhnya kinerja jurnalistik sangat

berkaitan dengan proses penyampaian informasi dari media kepada khalayak.

Menurut Suhandang, jurnalistik adalah seni dan ketrampilan

mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyajikan berita

tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan

nurani khalayak sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat dan

perilaku khalayak sesuai kehendak jurnalisnya. Jadi, secara garis besar, dalam

proses jurnalistik, ada proses informasi yang disampaikan kepada khalayak

melalui media. (Suhandang, Kustadi, 2004 : 21)

Jurnalistik berasal dari kata journal (bahasa Inggris) atau de jour

(Perancis) yang berarti catatan sehari-hari. Kedua kata itu sendiri berakar dari

kata Acta Diurna yakni sebuah papan pengumuman yang diletakkan di

tengah-tengah kota Roma pada masa pemerintahan Julius Caesar. Para

bangsawan dan pedagang memiliki budak untuk diperintah membaca

(19)

commit to user

9

Sejak saat itu, jurnalistik berkembang menjadi profesi. Orang yang

menguasai dunia adalah mereka yang menguasai informasi.

Secara tidak sadar, setiap hari pun kita melakukan kegiatan

jurnalistik. Sebagian besar dari kita memiliki accoount pada Facebook

maupun Twitter, juga beberapa media sosial lain seperti Plurk, Kaskus dan

sebagainya. Tak jarang kita menuliskan ’apa yang ada dalam pikiran kita’

maupun ’apa yang terjadi’ pada dinding media sosial tersebut. Dengan

menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita maupun apa yang terjadi pada

kita, secara tidak langsung kita sudah melaporkan sebuah informasi kepada

orang-orang yang dapat melihat dinding kita.

Beberapa bentuk komunikasi meliputi: Komunikasi Interpersonal,

Komunikasi Organisasi serta Komunikasi Massa. Selain itu, ada juga

Komunikasi Intrapersona dan Komunikasi Publik. Jurnalistik termasuk di

dalam ranah komunikasi massa, karena komunikasi massa merupakan bentuk

komunikasi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyampaian

informasi. Di sisi lain, jurnalistik menggunakan media massa sebagai saluran

untuk penyampaian informasinya.

Yang dimaksud dengan media massa bisa dibagi menjadi media

cetak, media online dan media elektronik (televisi dan radio). Media massa

lainnya bisa berupa buku maupun film. Proses atau kinerja jurnalistik berada

pada media cetak, media online maupun media elektronik.

Orang yang bekerja di bidang jurnalistik disebut jurnalis. Ada juga

(20)

commit to user

10

sebagai jurnalis memiliki beberapa karakteristik mendasar. Tidak semua

orang bisa menjadi jurnalis apalagi menjadi jurnalis yang handal. Ilmu

jurnalistik merupakan bagian dari ilmu komunikasi dan ilmu jurnalistik

merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial manusia saat ini.

Ciri-ciri seorang jurnalis:

a) Memiliki rasa ingin tahu

Ini syarat mutlak seorang jurnalis. Tanpa rasa ingin tahu, mustahil

seorang jurnalis akan mendapatkan peristiwa yang menarik. Seorang

jurnalis diperintahkan untuk meliput sebuah pertunjukan opera. Tiba di

gedung pertunjukan, ternyata pertunjukan dibatalkan lantaran sang

penyanyi opera ditemukan meninggal dunia. Jurnalis ini pulang karena

merasa tidak ada hal yang perlu diberitakan. Padahal, jurnalis seharusnya

mencari tahu penyebab kematian penyanyi opera tersebut untuk

menggantikan berita tentang pertunjukan opera.

b) Skeptis

Keraguan sepatutnya menjadi hal yang sangat penting bagi

jurnalis. Sangat berbahaya jika jurnalis tidak ragu-ragu ketika mendapat

sebuah informasi. Banyak informasi keliru yang kemudian disampaikan

kepada masyarakat yang berakibat pada tidak dipercayanya sebuah media.

c) Keyakinan kebenaran bersifat sementara

Kebenaran tidak bersifat mutlak karena peristiwa terus bergulir.

(21)

commit to user

11

seorang jurnalis tidak pernah boleh berhenti mencari tahu hal-hal yang

terbaru terkait sebuah peristiwa.

Menjadi wartawan atau jurnalis adalah hal yang menarik. mencari

dan mengumpulkan berita bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan

tapi hal itu membuat jurnalis dapat lebih berkembang, baik dalam

pemikiran maupun dalam pengalaman.

a. Jurnalistis

Yang dimaksud dengan karya jurnalistik adalah produk yang

dihasilkan dari kinerja jurnalistik. Secara ringkas, karya jurnalistik dapat

disebutkan sebagai karya sebagai hasil dari proses pengamatan ataupun

wawancara yang dilakukan di lapangan terhadap sebuah peristiwa. Hasil dari

pengamatan maupun wawancara tersebut mengalami proses penulisan serta

penyuntingan, kemudian disebarkan melalui media massa. (Ishwara, Luwi.

2005. Kompas : 1)

Karena itu, sebuah karya jurnalistik tidak terlepas dari proses

pengumpulan data di lapangan, proses penulisan berita di newsroom, proses

penyuntingan berita di newsroom, proses penyampaian berita serta proses

analisis berita.

Karya jurnalistik tidak hanya berupa tulisan, melainkan juga gambar,

foto maupun video. Dalam pertemuan mendatang, kita akan melihat beberapa

(22)

commit to user

12 b. Arti Foto Dalam Media Cetak

Arti foto dalam sebuah media sangatlah besar, terutama media cetak.

Selain membuat media cetak. Selain membuat media cetak tersebut tampak

lebih menarik dan tidak membosankan, foto juga dapat membuat pembaca

lebih bisa membayangkan apa yang terdapat dalam koran tersebut, apalagi

jika disertai dengan layout yang menarik dan caption yang berbobot. Itulah

sebabnya mengapa foto sangat dibutuhkan di hampir seluruh artikel dalam

koran. Seperti yang dikatakan oleh Ardianto, “Foto-foto yang ditampilkan

koran memiliki daya tarik tersendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya

eksklusif (Ardianto,2004: 114)

B. Fotografi

1. Pengertian Fotografi

Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau

proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran

dari fotografi itu tak lain berarti “menulis atau melukis dengan cahaya”.

Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri yaitu berasal

dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan.

Melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi

dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada

media yang digunakannya.

Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan

(23)

commit to user

13

cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya yang masuk dan

terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta.

Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi

media penyimpan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam

gambar tersebut terdiri dari sebuah lapisan tipis. Lapisan itu mengandung

emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung

zat perak halida, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang

menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena

cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembunyi akan terbentuk.

Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika film yang telah digulung ke dalam

selongsongnya kemudian dicuci dengan proses khusus.

Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat

berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap

pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang kondisi cuaca,

pemandangan alam, tumbuhan, kehidupan hewan serta aktivitas manusia

ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah

yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya

foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto.

Andreas Feininger (1955) pernah menyatakan bahwa “kamera

hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan “karya seni”. Nilai lebih dari karya

seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera

(24)

commit to user

14

Tampaknya ungkapan Feininger ada benarnya. Bila kamera

diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang bisa memetik dawai gitar

tersebut. Tapi belum tentu mampu memainkan lagu yang indah dan enak

didengar. Begitu halnya dengan kamera, setiap orang dapat saja

menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto. Tapi tidak

semua orang yang mampu memotret itu menghasilkan karya imaji yang

mengesankan. Sebuah foto yang sarat akan nilai di balik guratan warna dan

komposisi gambarnya.

Bila sebuah karya foto adalah hasil kreativitas dari si pemotret, tentu

saja ada respon dari orang yang memandangnya. Almarhum Kartono

Ryadi, fotografer kawakan di negeri ini pernah berkomentar, bahwa foto yang

bagus adalah foto yang mempunyai daya kejut dari yang lain. Pandangan

tentang bagaimana nilai foto yang bagus itu juga dikemukakan oleh seorang

fotografer professional, Ferry Ardianto.

Menurut Ferry Ardianto foto yang bagus adalah foto yang informatif

yang mencakup konteks, konten, dan komposisi (tata letak dan pencahayaan).

Maksud Ferry Aridianto, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan

dengan jelas, misalnya tentang pemandangan. Di sisi lain, istilah content

maksudnya apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar

(25)

commit to user

15 2. Elemen dasar fotografi

Sebelum memotret seorang fotografer harus cukup bekal dalam teknis

memotret. Elemen – elemen dasar fotografi sebagagi berikut :

a. Aperture / Diafragma

Untuk menambah atau mengurangi cahaya yang melewati lensa, dapat

mengatur ukuran bukaan lensa / aperture. Sistem kerja bukaan lensa

mirip sekali dengan bukaan pada retina mata manusia atau disebut iris.

Bukaan lensa pada sistem kamera terdiri dari beberapa metal tipis yang

saling ditumpuk hingga memebentuk bukaan yang dapat diatur

ukurannya. Bukaan lubang cahaya tersebut dapat merapat maupun

melebar dengan ukuran diameter tertentu. Saat lubang dibuka

lebar-lebar, cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam kamera. Demikian

sebaliknya, jika bukaan lensa itu dikecilkan, maka cahaya yang masuk

akan semakin sedikit. Saat melihat objek melalui viewfinder pada

kamera SLR, aperture pada lensa akan terbuka secara penuh sehingga

image objek akan mudah terlihat dan diatur fokusnya, baik oleh sistem

kamera maupun secara manual oleh penggunanya. Pengaturan bukaan

lensa atau aperture stop itu akan dikombinasikan dengan kecepatan

rana atau shutter speed agar menghasilkan tingkat penyinaran yang

tepat untuk mencapai sensor kanera.

b. Shutter / Shutter speed

Shutter atau shutter speed digunakan untuk mengatur durasi sinar yang

(26)

commit to user

16

diatur dengan menggunakan bukaan diafragma. Bukaan diafragma atau

aperture akan menghasilkan depth of field objek, sedangkan shutter

akan menghasilkan efek gerak atau menangkap pergerakan objek yang

terekam di sensor. Tidak seperti pada aperture yang selalu ada dalam

keadaan terbuka, shutter selalu dalam keadaan tertutup. Setiap

tingkatan kecepatan shutter disebut step. Sebagai contoh, jika shutter

speed diposisikan pada angka 2, atau 1/2, berarti ada 2 step. Sebagai

tambahan, terdapat shutter indikator yang berupa huruf, biasanya T, B,

atau X.

a. T (Time)

Tirai depan akan terbuka saat tombol shutter ditekan dan akan tetap

terbuka meskipun tombol shutter dibiarkan lepas. Saat menekan

kembali shutter kedua, tirai kedua akan menutup shutter. Teknik

tersebut digunakan dalam pencahayaan yang membutuhkan waktu

hingga beberapa menit.

b. B (Bulb)

Shutter akan tetap terbuka saat tombol shutter ditekan. Saat tombol

shutter dilepaskan, shutter akan tertutup kembali. Fitur tersebut

juga digunakan dalam teknik pencahayaan yang lama meskipun

(27)

commit to user

17 c. X (Sinkronisasi lampu kilat)

X merupakan kecepatan shutter optimal saat menggunakan lampu

kilat (flash). Sinkronisasi maksimal shutter speed itu bervariasi

tergantung pada mekanisme shutter dari setiap kamera.

Kecepatan shutter yang rendah memungkinkan sensor kamera

digital disinari dengan waktu yang lama. Jika sensor terkena sinar

dengan jumlah yang banyak, maka kecerahan gambar akan semakin

bertambah pula. Sifat seperti itu memungkinkan pengambilan gambar

dengan keadaan lingkungan yang gelap seperti malam dapat dilakukan

dengan cara melambatkan shutter speed. Pengambilan gambar dapat

dilakukan dengan keadaan lingkungan yang minim cahaya, atau

dengan terpaksa menggunakan lampu kilat. Tentu saja lampu kilat

tidak akan menangkap warna-warna lampu alami pada malam hari.

Ada bebereapa kondisi yang menjadi syarat untuk melakukan

pengambilan gambar di malam hari, yaitu objek yang tentunya dalam

keadaan diam, tidak bergerak. Kamera harus dalam keadaan yang

stabil dan diam sehingga penggunaan penopang atau monopod/tripod

memang disarankan. Terakhir, dapat menggunakan fungsi self-timer

atau remote untuk menekan tombol shutter.

c. ISO/ASA

(28)

commit to user

18

tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya,

apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi,

sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan

menerima cahaya lebih banyak. ISO adalah tingkat sensitifitas sensor

(medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium),

jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama.

Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA

tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun

banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise

(seperti bentuk cacing namun banyak). Nilai ISO pada kamera pada

umumnya adalah 100,200,400,800,1600,3200 . Kamera DSLR

profesional , NIKON D3 , bahkan mampu mencapai ISO hingga

6400,12800 dan 25600 dengan noise yang sangat rendah . Seiring

perkembangan teknologi jangan heran kalau beberapa tahun kedepan

sensor digital akan lebih baik , mampu mendukung ISO tinggi tapi

dengan noise minimal.

3. Aspek Teknis Fotografi a. Exposure / Pencahayaan

Inti fotografi adalah pencahayaan, maka itu sangat penting

kita memahami hal ini. Ada tiga faktor utama yang menentukan

pencahayaan yaitu bukaan (aperture), kecepatan pemantik (shutter

(29)

commit to user

19

Jenis mode kamera yang bisa dipilih

Berkaitan erat dengan pencahayaan, pertanyaan yang sangat

sering saya dapatkan adalah mode kamera apa yang saya harus pakai.

Bagi yang memahami prinsip pencahayaan, tentunya lebih cenderung

memakai Manual (M), Aperture Priority (A/Av) atau Shutter Priority

(S/Tv).

Lalu bagaimana dengan Auto mode, atau Program (P)

mode atau scene modes seperti landscape mode atau portrait mode?

Apakah boleh memakai mode itu? Boleh saja kalau belum memahami

pencahayaan, tapi bila telah memahami, otomatis kita tidak butuh lagi

mode-mode tersebut.

b. Exposur Compensation / Kompensasi

Histogram: Kalau kurva berwarna hitamnya banyak menumpuk di sebelah kanan seperti ilustrasi

(30)

commit to user

20

Masih berkaitan dengan pencahayaan, hal yang perlu

diperhatikan terutama fotografi digital adalah menghindari

pencahayaan berlebih sehingga foto menjadi terlalu terang karena akan

banyak detail yang hilang dan tidak bisa dimunculkan kembali. Untuk

mengecek apakah foto kita terlalu terang, kita bisa lihat di layar LCD

atau histogram.

Selain itu seringkali bila pemandangan di depan kita lebih

banyak warna gelapnya daripada terangnya, kamera sering salah

menafsirkan, sehingga foto menjadi lebih terang. Untuk itu, kita bisa

mengakalinya dengan mengunakan fungsi kompensasi pencahayaan.

Nilai kompensasi tergantung pemandangan, jenis pengukur

cahaya /metering yang aktif dan jenis kamera. Saran saya coba-coba

saja sampai menemukan pencahayaan yang optimal.

Dalam foto ini, kompensasi pencahayaan diperlukan karena sebagian besar area di dalam foto

berwarna gelap. Bila tidak, wajah akan terlalu terang dan jubah akan berwarna abu-abu. Data

(31)

commit to user

21

c. Mencegah Foto Kabur / Goyang

Dua faktor foto kabur atau goyang adalah salah fokus atau

shutter speed kurang tinggi. Untuk masalah auto fokus, jangan

mengandalkan setting automatic focus, tapi pilihlah titik fokus tertentu.

Bila subjek bergerak, maka gunakanlah continuous AF sehingga auto

focus bisa mengikuti subjek.

Untuk memastikan fokusnya benar-benar telah terkunci,

bisa dari suara “beep” atau lihat konfirmasi AF yang biasanya

berbentuk bulatan atau kotak hijau di dalam jendela bidik / viewfinder.

Berkenaan dengan masalah shutter speed, untuk foto subjek

yang bergerak, butuh shutter speed yang cukup tinggi. Contoh:

minimal 1/125 untuk foto orang berjalan. Kalau lebih rendah, foto

akan kabur. Di kondisi cahaya yang kurang baik, triknya adalah

menaikkan nilai ISO, sehingga shutter speed tinggi bisa dicapai.

Foto #2

Keterangan Foto #2: Untuk membekukan foto penari, mengunakan setting AF-C (Nikon) / Ai

(32)

commit to user

22

cepat. Juga mengunakan shutter speed yang cukup tinggi. Saya juga mengunakan kompensasi

ekposur untuk mengkompensasikan latar belakang yang hitam pekat. Data Teknis: Aperture

priority (Av) mode f/4, 1/200 detik, EC -1 1/3, AF-C, ISO 1250, 70mm.

d. Depth Of Field / Kedalaman Fokus

Kedalaman fokus yang tipis membuat subjek lebih

menonjol dan latar belakang menjadi blur sehingga berkesan artistik.

Dalam foto ini mengunakan bukaan sangat besar, yaitu f/1.4 sehingga depth of field sangat tipis,

latar belakang menjadi sangat mulus, bahkan sebagian besar rambut juga udah kabur. Selain itu,

lensa yang saya pakai juga cukup tele. Data Teknis: f/1.4, 85mm, 1/1600 detik ISO 200

e. White Balance

(33)

commit to user

23

Tips terakhir untuk artikel ini adalah menentukan setting

WB / White balance yang tepat dengan kondisi atau hasil yang ingin

dicapai. Memang di setiap kamera biasanya telah ada AWB atau Auto

White Balance, tapi sekali lagi, AWB sering kali tidak menerjemahkan

kondisi lapangan dengan baik atau tidak memahami keinginan kita.

Misalnya bila kondisi cahaya di lapangan mendung, maka

pilihlah WB cloudy (yang bergambar seperti awan). Kalau di bawah

bayangan, pilih Shade dan seterusnya. Kalau di dalam ruangan yang

lampunya kuning, maka pakailah WB tungsten (yang gambarnya

seperti bola lampu).

Bila ingin foto terlihat lebih hangat (kekuningan/jingga),

maka set WB ke cloudy atau shade. Bila ingin foto terlihat lebih dingin

/ kebiruan, maka pilihlah WB tungsten.

Untuk kamera yang canggih, kita bisa mengeset temperatur

warna sendiri dalam derajat Kelvin. Makin rendah makin biru,

makin tinggi makin kekuningan.

f. Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata

elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup

garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari

aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah

kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda

(34)

commit to user

24

foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan

pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang

mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata

sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk

menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu

mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian

yang pertama menarik perhatian.

C. Fotografi Jurnalistik

1. Pengertian Foto Jurnalistik

Terdapat beberapa pengertian mengenai fotografi jurnalistik yang

dikemukakan oleh para ahli fotografi. Menurut Hanapi yang dimaksud dengan

fotografi jurnalistik yaitu kegiatan fotografi yang bertujuan merekam jurnal

peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia. Wilson Hick dalam bukunya

Word and Picture memberi batasan fotografi jurnalistik adalah media

komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. Sedangkan Soelarko

mendefinisikan foto jurnalistik sebagai foto berita atau bisa juga disebut

sebagai sebuah berita yang disajikan dalam bentuk foto. Sementara itu Oscar

Motuloh, fotografer senior Biro Foto LKBN Antara Jakarta menyebut foto

jurnalistik adalah medium sajian untuk menyampaikan baragam bukti visual

atas suatu peristiwa pada suatu masyarakt seluas-luasnya, bahkan hingga

kerak dibalik peristiwa tersebut, tentu dalam waktu yang

(35)

commit to user

25

Dilihat dari beberapa pengertian yang ada maka foto jurnalistik dapat

disebut sebagai suatu sajian dalam bentuk foto akan sebuah peristiwa yang

terjadi, di mana peristiea tersebut berkaitan dendan apek kehidupan manusia

dan disampaikan guna kepentingan manusia itu sendiri. Kepentingan manusia

dalam hal ini berupa kebutuhan akan informasi atau juga beita yang terjadi di

seluruh belahan bumi ini.

Syarat umum untuk membuat foto berita dengan baik adalah:

a) Memiliki pengetahuan konspesional / mempersoalkan isi (picture content,

news content)

b) Memiliki keterampilan teknis: mempersoalkan penyajian teknis yang

matang secara fotografi.

Foto-foto yang dimuat dalam surat kabar memang tidak selalu

menggambarkan suatu peristiwa atau berita (newsphoto), melainkan bisa juga

bersifat ilustratif, yaitu bisa berdiri sendiri atau menyertai suatu artikel,

termasuk di dalamnya adalah foto-foto yang bersifat ‘human interest’

(menarik perhatian dan membangkitkan kesan). Foto-foto yang dimuat dalam

surat kabar itu secara ‘salah kaprah’ biasa disebut sebagai foto jurnalistik,

artinya foto yang dihasilkan oleh kerja jurnalis (wartawan) di lapangan.

Suatu foto memang tidak bisa melukiskan keterangan-keterangan

verbal yang diperoleh wartawan di lapangan, tapi dengan kemampuan

visualisasi yang disuguhkan, sebuah foto bisa mengungkapkan pandangan

mata yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Berbeda dengan berita tulis

(36)

commit to user

26

bisa memengaruhi opini. Dengan foto akan memperkecil subjektivitas

tersebut.Kepada pembaca disuguhkan secara visual apa adanya. Pembaca akan

memberi penafsiran terhadap foto tersebut; yang tentu saja satu dengan

lainnya bisa berbeda. Maka tidaklah salah ungkapan “one picture is worth one

thousand words”

2. Sekilas sejarah Foto Jurnalistik

Sudah sejak lama, setelah media massa cetak yang berbentuk

suratkabar muncul, orang memimpikan bagaimana bisa melihat

peristiwa/kejadian secara visual lewat lembaran kertas itu. Harapan itu

menggebu teruatama setelah fotografi ditemukan tahun 1839 yaitu ketika

Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis pada 19 Agustus mengumumkan

penemuan alat gambar sinar oleh seniman Louis Jacques Daguerre. Alat

temuan Daguerre itu masih sederhana berupa sebuah kotak diberi lensa dan

dibelakang diberi plat logam yang sudah dilabur dengan bahan kimia tertentu.

Alat itu disebut ‘camera obscura’ atau kamar gelap, yang kemudian secara

umum disebut kamera.

Orang pun masih kesulitan memerolah jalan atau cara bagaimana

memindahkan gambar yang dibuat oleh kamera Daguerrotype itu ke dalam

surat kabar.

Setelah direkayasa maka muncullah jurnalistik foto pertama kali yaitu ketika

“The Illustrated London News” untuk pertama kalinya 30 Mei 1842 memuat

(37)

commit to user

27

sebuah foto yang dihasilkan oleh kamera daguerrotype. Gambar tersebut

merupakan spotnews atau peristiwa langsung yang menggambarkan saat

terjadi pembunuhan (penembakan) dengan pistol atas diri Ratu Victoria di

dalam keretanya.

Dalam sejarah tercatat dua wartawan foto perintis yang sangat terkenal, yaitu

Roger Fenton (Inggris) yang meliput Perang Krim (1853-1856) dan Mattew

Brady (AS) yang meliput American Civil War (perang Abolisi) tahun

1861-1865. Brady membawa peralatan lengkap ke garis depan. Perlenggkapan itu

dimuat dalam satu wagon (kereta kuda) sendiri, di mana di dalamnya terdapat

laboratorium dan kamar gelapnya.

Karena belum ditemukannya cara membuat nada warna abu-abu atau

’halftones’ dalam surat kabar, maka sampai tahun 1897 gambar yang dimuat

masih saja dibuat dari cukilan kayu. Baru 21 januari 1897 koran ”Tribune”

New York benar-benar memuat foto di dalamnya. Ini dimungkinkan berkat

ditemukan sistem penggunaan titik-titik (dots) yang kita kenal sekarang

dengan sebutan ’raster’ untuk membuat nada-nada warna ’halftones’ tadi.

3. Foto Jurnalistik Yang Menarik

Sejak itulah pemuatan gambar di surat kabar menjadi semakin tambah banyak

dan mulailah redaksi mempertimbangkan perlunya mangadakan tugas khusus

bagi wartawannya hanya untuk pekerjaan memotret saja, artinya hanya

mencari gambar melulu. Spesialisasi mulai diberlakukan di dunia

(38)

commit to user

28

jurnalis mulai memerhatikan apa sebenarnya yang sangat menarik dari sebuah

foto yang patut untuk dimuat di surat kabar.

Dari hasil pengamatan mereka, disimpulkan bahwa gambar/foto jurnalistik

yang menarik itu harus mempunyai tiga aspek utama : daya tarik visual (eye

catching), isi atau arti (meaning) dan daya tarik emosional (impact).

Namanya saja foto berita maka norma-norma atau nilai-nilai yang disandang

suatu berita (tulis) yang menarikpun juga dituntut bagi sebuah newsphoto;

seperti faktor-faktor yang menambah nilai/bobot foto tersebut, antara lain :

sifatnya menarik (interesting), lain dari biasanya (different), satu-satunya

(exlusive), peristiwanya dekat dengan pembaca (close to the readers),

akibatnya luas, mengandung ketegangan (suspense) dan menyangkut masalah

sex, humor, konflik dll.

Dari batasan-batasan foto jurnalistik itulah maka kemudian para jurnalis

foto memfokuskan perhatinnya pada hal-hal yang tersirat di dalam kriteria itu.

Untuk menjadikan diri sebagai jurnalis foto profesional maka seorang

wartawan perlu memerhatikan hal-hal tersebut, disamping mesti

memperdalam pengetahuan dan memperbanyak pengalaman. Seorang

wartawan foto dituntut tahu benar tentang kamera dan proses fotografi, tahu

pula memanfaatkan kesempatan yang baik untuk kameranya serta harus

cekatan agar tidak tertinggal oleh peristiwa. Wartawan foto mesti mampu

mengkombinasikan kerja mata, otak dan hati dalam tugasnya. Sebagaimana

tujuan surat kabar yaitu memberikan kepada pembacanya informasi, edukasi,

(39)

commit to user

29

sangatlah tidak terbatas. Apa saja yang bisa memenuhi salah satu saja dari

keempat kriteria tersebut dapat disajikan. Jadi dalam hal ini si wartawan-lah

yang memegang peranan penting. Ada ungkapan ’the singer is not the song’

atau ’the man behind the gun’. Bukan objek fotonya yang menarik tapi

bagaimana kemampuan si wartawan mengungkapkan dalam foto. Bukan

kameranya yang hebat, tapi bagaimana kepiawaian sang wartawan foto

menghasilkan gambar yang memenuhi banyak kriteria tersebut di atas.

4. Kategori dan Bidang-bidang Foto Jurnalistik

Kategori Foto jurnalistik meliputi :Spot News, Feature, General News, Tokoh,

Keseharian, Seni budaya dan Fashion, Alam dan Lingkungan, IPTEK, dan

Olahraga.Sedangkan bidang-bidang yan ada dlam foto jurnalistik di antaranya

adalah : War Correspondent ( Wartawan Perang ), Wartawan Foto Olah raga,

Glamour dan Pin –Up Fotografi, Fashion Fotografer, wartawan Foto Majalah,

General Interest.

5. Makna dan Peranan Foto Jurnalistik

Ruang lingkup foto jurnalistik adalah manusia, dan karena itu kehadiran foto

jurnalistik memiliki beberapa makna yang berperan dalam kehidupan manusia,

diantaranya yaitu : foto jurnalistik sebagai saksi mata, fotografi jurnalistik

sebagai lambang, foto jurnalistik sebagai himbauan dan foto jurnalistik

(40)

commit to user

30

6. Perbedaan Foto Jurnalistik dengan Foto Dokumentasi

Kehadiran foto jurnalistik tak lain merupakan wujud dan perkembangan foto

dokumentasi, oleh karena itu foto dokumentasi merupakan dasar dari foto

jurnalistik yang ada pada saat ini. Foto dokumentasi adalah sebutan untuk foto

berita dan foto sejarah, karena tujuannya merekam suatu peristiwa untuk

disimpan bergantung pada urgensitas peristiwa dan subjek foto yang

diabadikan.

Antara foto jurnlistik dengan foto dokumentasi memiliki perbedaan dan

batasan yang sangat tipis. Nilai berita pada sebuah foto biasanya terletak pada

sejauh mana foto itu dapat menggugah perhatian dari khalayak umum, bukan

hanya orang atau kelomppok masyarakatyang bersngkutan. Nilai tersebut bisa

disebut sebagai publik interest, maka semakin tinggi nilai beritanya. Foto

jurnalsitik memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena dapatr

menmbiu[ulkan perhatian perasaan bahkan reaksi tertentu pada semua khalyak

umum secara luas.

Berbeda pada foto dokumentasi, arti kata dokumentasi mengandung konotasi

yang lunak dalam hal nilai beritanya. Selain perbedaan, di antaranya foto

jurnalistik dan foto dokumentasi memiliki persamaan yaitu dari segi tujuan

foto terserbut. Tujuan kedua foto jurnalistik dan foto dokumentasi merekam

suatu peristiwa untuk disimpan sebagai arsip.

Menurut Hermanus Priatna ( Editor Foto di Biro Foto LKBN Antar 0

menyatakan bahwa foto jurnalistik dan foto dokumentasi memiliki perbedaan.

(41)

commit to user

31

disampaikan kepada khalayak melalui media massa, sedangkan foto

dokumentasi mengabadikan peristiwa untuk kepentingan pribadi, misalnya

(42)

commit to user

32 BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

A. Latar Belakang Perusahaan

Surat Kabar Suara Merdeka pertama kali terbit pada tanggal 11

Februari 1950 di Semarang. Ketika itu masih suasana kemerdekaan. Sehingga

kelahiran Suara Merdeka juga didasari dengan semangat perjuangan.

Surat Kabar Suara Merdeka pada awalnya diberi nama ”Mimbar

Merdeka”. Karena jumlah hurufnya tiga belas (13) yang dipercayai sebagai

angka pembawa sial, maka kemudian nama itu tudak jadi di pakai. H. Hetami

selaku pendiri surat kabar ini memerintahkan untuk mencari nama lain, namun

tetap menggunakan kata “Merdeka”. Akhirnya dipilih nama “Suara Merdeka “

dengan jumlah huruf genap yaitu dua belas (12) huruf.

H. Hetami yang pada saat itu bertindak sebagai pemimpin umum dan

sekaligus pemimpin redaksi. H. Hetami adalah putera dari pengusaha batik di

Surakarta. Dia mengenal dunia persuratkabaran sejak masih menjadi

Mahasiswa. Dia aktif menulis dan pernah menjadi pengasuh majalah kampus

yang bernama “Recht Hogeschool” (Fakultas Hukum pada zaman Belanda) di

Jakarta dan beberaoa media lainya.

Pada awal berdirinya Surat Kabar Suara Merdeka. H. Hetami hanya

bermodal dua mesin ketik dan dua meja tulis yang ditangani oleh HR.

Wahyoedi dan Moch. Soelaiman, serta tiga tenaga tata usaha. Tempat

(43)

commit to user

33

berada di jalan Kepodang Semarang. Pada saat itu Surat Kabar Suara Merdeka

terbit pada sore hari, dengan jumlah empat halaman dan oplahnya baru 5000

eksemplar. Meskipun terbit dengan kondisi terbatas, ada satu prestasi

tersendiri bagi Surat Kabar Suara Merdeka yang mendapat Kehormatan dan

Kepercayaan dari bagian kesejahteraan Terr-IV (sekarang Kodam IV

Diponegoro) yaitu adanya kepercayaan sebagai satu-satunya harian di Jawa

Tengah yang diambil langganan secara kolektif. Jumlah yang diambil adalah

1/5 dari jumlah oplah keseluruhan yaitu 1000 eksemplar.

Perkembangan Suara Merdeka tidak berjalan mulus begitu saja.

Hambatan pertama dialami Surat Kabar Suara Merdeka adalah adanya

pukulan di bidang moneter dengan adanya peristiwa “gunting Syafrudin” yang

memotong nilai mata uang menjadi setengahnya. Pemotongan ini dalam arti

yang sebenarnya pada saat itu. Hambatan yang lain adalah pemogokan

dipercetakan “De Locomotif”. Sehingga penerbitan Surat Kabar Suara

Merdeka terhenti selama satu bulan. Untuk mengatasi masalah itu selama

sebulan berikutnya Surat Kabar Suara Merdeka melakukan percetakan di

Yogyakarta.

Kemajuan yang mulai dicapai Surat Kabar Suara Merdeka pada saat

bergabungnya beberapa tenaga redaksi seperti Soewarno, SH, Mochtar

Hidayat, Drs. Soetrisno, Tjan Thwan Soen, Soejono Said, L. Poejisriono,

Hanapi, Moelyono, Soehadi, dan H. Amir A.R di bagian tata usaha.

Waktu terbit Surat Kabar Suara Merdeka juga berubah yang semula

(44)

commit to user

34

Perubahan ini terjadi pada tahun 1956. Pada tahun yang sama Suara Merdeka

menambah terbitan edisi khusus “Minggu Ini” (sekarang Cempaka Minggu

Ini), peningkatan oplah pun mulai dirasakan oleh perusahaan pers ini. Hal

yang membanggakan, yaitu pada tahun 1960 Surat Kabar Suara Merdeka

mencapai oplah puluhan ribu eksemplar, sehingga menyandang gelar Koran

terbesar di Jawa Tengah.

Seiring dengan peningkatan yang cukup pesat ini Surat Kabar Suara

Merdeka telah memiliki percetakan sendiri yang di beri nama percetakan

“Semarang” dan menggunakan mesin duplek dan sejumlah mesin penyusun

huruf inter type dan lino type.

Pada tanggal 28 Mei 1976, Surat Kabar Suara Merdeka mendapat ijin

terbit di nomor 377/DPHN/1976. Dua tahun kemudian H. Hetami digantikan

Ir. Budi Santoso sebagai pengelola baru hingga sekarang. Di bawah

kepemimpinan Ir. Budi Santoso perombakan nampak terlihat. Semua

perangkat penyusun huruf, lay out, dan semua unsur media pra cetak

mengalami penyesuaian. Mesin Duplek diganti officer Pucer. Dengan kata lain

Surat Kabar Suara Merdeka memulai babak baru dalam cetak offset. Langkah

awal ini sebagai awal pertumbuhan dan perkembangan Surat Kabar Suara

Merdeka hingga saat ini, dimana Surat Kabar Suara Merdeka kemudian

tumbuh menjadi salah satu media cetak daerah yang memiliki sirkulasi

terbesar di tanah air.

Pada tahun 1991 oplah Surat Kabar Suara Merdeka sudah melebihi

(45)

commit to user

35

Suara Merdeka untuk semankin memperluas pangsa pasarnya. Dari oplah

yang telah mencapai ratusan ribu tersebut, didistribusikannya kepada para

pembacanya di daerah Jawa Tengah dan DIY sebanyak 80% ke dua daerah

tersebut dianggap potensial sebagai daerah pemasaran Surat Kabar Suara

Merdeka. Sedangkan 20% sisanya ditujukan bagi pembaca di luar kedua

daerah tersebut.

Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta pada awalnya terletak

di Jalan Ronggowarsito No. 78 Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjar sari,

Surakarta. Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta secara resmi dibuka

oleh almarhum H. Hetami. Kemudian pada tanggal 19 November 2008 Kantor

perwakilan Suara Merdeka pindah di Jalan Dr. Wahidin No. 19 Kelurahan

Penumping, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pindahnya kantor ini

dikarenakan kantor yang lama bertempat di rumah saudara almarhum H.

Hetami selain itu pindahnya kantor Suara Merdeka karena di tempat yang baru

lebih strategis.

Salah satu alasan mengapa didirikan Kantor perwakilan Suara

Merdeka di Surakarta, karena kota Surakarta merupakan pasar keuntungan

kedua setelah Kota Semarang, karena kota Surakarta mempunyai nilai history

yaitu kota kelahiran almarhum H. Hetami.

Didirikanya suatu kantor cabang perwakilan bagi sebuah

perusahaan merupakan langkah maju untuk lebih menunjukan suatu tingkat

kredibilitas perusahaan tersebut, juga bisa sebagai langkah pengembangan

(46)

commit to user

36

Perluasan pengembangan sayap bagi perusahaan bisa dimulai

dengan mendirikan kantor cabang perwakilan, itu dapat menunjukan bahwa

perusahaan ingin menggali potensi yang ada di suatu daerah guna

meningkatkan keuntungan dan produksi perusahaan. Demikian pula yang

sedang dilakukan perusahaan Harian Umum Suara Merdeka ini. Karena

melihat adanya potensi yang cukup besar dari masyarakat pembaca di

Surakarta, maka pemasaran perusahaan perlu ditingkatkan agar dapat

bersaing. Untuk mendukung hal itu maka diperlukan sarana dan prasarana

yang cukup memadai.

Oleh karena itu perusahaan memberikan tugas dan wewenang

kepada kantor cabang perwakilan di daerah. Agar dapat mengembangkan dan

menggali potensi di daerahnya masing-masing yang dapat menunjang

perkembangan perusahaan secara keseluruhan.

B. Visi Dan Misi Suara Merdeka Visi Suara Merdeka

“Menjadi perusahaan pelopor industri informasi yang diakui

masyarakat dan merupakan pilihan pelanggan karena bermutu serta menjadi

(47)

commit to user

37 Misi Suara Merdeka

1. Mengabdi kepada masyarakat dalam peningkatan kecerdasan bangsa.

2. Memasarkan informasi informasi yang akurat, terkini, dan bertanggung

jawab melalui media cetak dan elektronik dengan memberikan layanan

pelanggan yang baik.

3. Menghasilkan keuntungan yang optimal agar :

¾ Perusahaan makin tumbuh dan berkembang

¾ Kesejahteraaan dan profesionalisme karyawan dapat ditingkatkan ¾ Berperan serta secara aktif didalam arus utama (mainstream)kehidupan

sosial masyarakat. Sehingga PT Suara Merdeka Press memiliki

keunggulan kompetitif dan berkesinambungan.

“SEMAR”

Melintas generasi

Mengemas informasi

Sahaja : Semua tindakan, sikap dan penampilan selalu mengacu terhadap perilaku kesahajaan, rendah hati, saling menghormati mampu

menempatka diri secara tepat, efektif dan efisien.

Etika : Menjadikan prinsip moral dan agama sebagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari baik kegiatan bisnins maupun masyarakat.

Mutu : Memastikan semua proses yang dikelola dan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan lalu mematuhi dan memenuhi

(48)

commit to user

38

Akuntabel : Melaksanakan tugas dan wewenang dengan sepenuh hati dedikasi tinggi dan bertanggung jawab atas proses sesuai dengan

prisnsip-prinsip yang baik (good corporate govermence)

Responsif : Cepat tanggap, poduktif dan segera dalam semua tindakan dengan mengedepankan pertimbangan bisnis.

C. Struktur Organisasi Suara Merdeka

Untuk mendapatkan struktur organisasi perusahaan yang tepat agar

perusahaan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien tidaklah mudah. Maka

untuk menetapkan struktur organisasi banyak yang harus dipertimbangkan

dengan baik dan juga disesuaikan dengan kebutuhan dan juga masalah yang

dihadapi perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Untuk itu struktur organisasi yang digunakan oleh kantor cabang

perwakilan Suara Merdeka Surakarta adalah struktur organisasi fungsional

dimana pimpinan dapat memerintahkan kepada setiap pegawai yang

kedudukannya setingkat lebih rendah di bawahnya, dan seorang bawahan

dapat berhadapan langsung kepada atasannya sesuai dengan kedudukan dan

fungsinya.

Fungsi utama kantor cabang perwakilan Suara Merdeka Surakarta

adalah mengambil alih sebagian tugas dan pekerjaan kantor pusat Semarang,

khusus untuk surakarta meliputi bidang keuangan, keredaksian, pemasaran

(49)

commit to user

39

Untuk mengetahui hubungan kerja antara satu bidang tugas dengan

bidang yang lain, dapat dilihat pada bagan struktur organisasi perushaan

sebagai berikut :

Struktur Organisasi PT. Suara Merdeka

Sumber : Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta

Susunan Organisasi PT Suara Merdeka Press :

Pendiri : H. Hetami

Komisaris Utama : Budi Santoso, M.Si

Pemimpin Umum : Kukrit Suryo Wicaksono

Pemimpin Redaksi : Hendro Basuki

Direktur Bisnis : Poerwono

(50)

commit to user

40 Direktur SDM : Sara Ariana fiestri

Sumber : Kantri perwakilan Suara Merdeka Surakarta

Tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian adlah sebagai berikut :

a. Kepala Perwakilan

Kepala perwakilan bertanggung jawab kepada kantor pusat

dan segala kegiatan yang berlangsung pada kantor perwakilan,

mewakili kantor pusat dalam kegiatan di daerah tersebut, mengangkat

dan memberhentikan karyawan atas sepengetahuan pihak yang terlibat,

melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan serta menerima

laporan dari bidang yang di bawahinya.

b. Sekertaris

Tugas seorang sekertaris tentunya sama dengan tugas

kesekertarisan antara lain membuat bermacam-macam jenis surat,

menerima surat masuk dan keluar. Selain hal tersebut tugas seorang

sekertaris juga mengagendakan pengiriman berita ke redaksi di

Semarang. Apabila suatu berita dimuat, maka tugas sekertaris

selanjutnya adalah mencatat berita yang dimuat, sesuai dengan kode

wartawan yang meliput atau membuat berita tersebut.

c. Bidang Pemasaran

Fungsi dan tugas bidang pemasaran yaitu memasarkan dan

mengembangkan harian Suara Merdeka agar dapat diperoleh

(51)

commit to user

41

dan periklanan. Berikut adalah tugas dari masing-masing bagian agar

dapat saling menunjang :

1) Keuangan

Tugas dari bagian keuangan ini adalah menerima pemasukan dan

pengeluaaran uang yang ada hubungannya dengan aktifitas kantor

perwakilan. Berikut ini adalah secara rinci tugas bagian keuangan :

1. Menerima setoran pembayaran langganan dan agen dari bagian

administrasi.

2. Memenuhi biaya pembayaran iklan dan pemasangan iklan

3. Memenuhi kebutuhan administrasi kantor

4. Melakukan pembukuan keuangan sebagai pertanggungjawaban

kepada perwakilan.

2) Bagian Sirkulasi meliputi :

1. Ekspedisi

Tugas bagian ini adalah menerima kiriman koran dari pusat di

Semarang setiap hari. Selanjutnya setelah mendapatkan kiriman

koran dari pusat, koran langsung dibagikan kepada para agen

dan setelah itu keapada para tukang loper koran. Bagian

ekspedisi ini juga bertanggung jawab atas pengiriman koran

(52)

commit to user

42 2. Administrasi dan umum

Tugas bagian ini erat hubungannya langsung dengan para

langganan. Kemudian setelah itu menghubungi bagian

ekspedisi untuk segera mengirimkan korannya. Selain itu tugas

bagian administrasi dan umum juga dapat menerima pengaduan

dan keluhan dari para pelanggan jika ada suatu hal yang ingin

disampaikan. Bagian administrasi dan umum ini juga

mempunyai kewajibanuntuk menerima setoran uang pelanggan

baik dari agen maupun pembaca langganan, serta wajib

melakukan tugas penagihan.

3. Periklanan

Untuk saat ini bagian iklan sementara masih dirangkap oleh

bagian keuangan. Dibukanya iklan di koran ini untuk

mengimbangi besarnya oplah Harian Suara Merdeka di

Surakarta, selain itu juga dapat menerima dan melayani

pemasangan iklan secara langsung dan beberapa biro iklan

yang ada di Surakarta.

4. Keredaksian

Di bidang ini merupakan kegiatan untuk koordinasi antara

wartawan yang bertugas menggali, mencari dan

mengembangkan berita-berita yang aktual dan terpercaya dari

(53)

commit to user

43

mengirimkan berita tersebut secepatnya ke bagian kantor pusat

di Semarang.

d. Personalia

1) Jumlah Tenaga Kerja

Dalam hal untuk menangani tugas sehari-hari, kantor cabang

perwakilan Harian Suara Merdeka di Surakarta memperkerjakan

lebih dari 59 karyawan. Selanjutnya dari 59 karyawan tersebut

masing-masing terbagi dalam berbagai jabatan dan bidangnya

masing-masing. Hal tersebut dimaksudkan agar masing-masing

karyawan dapat melakasanakan tugas dan tanggung jawab

pekerjaannya dengan baik.

2) Sistem Pengupahan

Untuk sistem pengupahan gaji dan upah yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan kantor cabang perwakilan ini ada dua

macam sistem penggajian yaitu :

a. Sistem penggajian Bulanan

Seorang karyawan mendapat penghasilan tetap setap bulanya.

Sistem ini berlaku untuk karyawan kantor dan wartawan tetap

perusahaan.

b. Sistem Penggajian Basis dan Produktifitas

Untuk sistem ini penggajian wartawan adalah dimana seorang

wartawan menerima gaji basis atau bisa disebut gaji pokok

(54)

commit to user

44

sejumlah upah tertentu jika wartawan tersebut memasukan

karangan atau cerita yang telah dimuat.

e. Keredaksian

Sebenarnya mengapa didirikan kantor cabang perwakilan

salah satu tujuannya adalah berfungsi mewakilkan sebagian tugas

kantor pusat. Dan salah satu tugasnya yang diwakili yaitu bidang

keredaksian yangbertugas menggali, mencari dan mengembangkan

berita-berita dan peristiwa yang terjadi di daerah Surakarta dan

sekitarnya. Selain hal itu bidang kerdaksian juga bertugas setelah

mendapat berita segera mengirimkannya secepat mungkin ke kantor

redaksi pusat Semarang, dengan prinsip berita yang didapat segera

dibaca esok harinya.

Selanjutnya untuk tugas menggali, mencari dan

mengembangkan berita ditugaskan lima orang wartawan yang bergerak

dan berdomisili di Surakarta termasuk koordinator wartawan. Dalam

setiap tugasnya tiap wartawan mempunyai bidang berita sendiri,

pembagian tugas tersebut dimaksudkan untuk menjuruskan pada

spesialisasi berita yang dicari dengan disesuaikan kepada kemampuan

wartawan tersebut dalam menangani bidang berita tersebut agar berita

dapat segera cepat terkumpul dan menjaga efisiensi kerja.

Meskipun demikian spesialisasi yang dimaksud tidak berarti

seorang wartawan hanya menangani satu berita saja. Hal tersebut

(55)

commit to user

45

Surakarta, pembagian bidang tugas tersebut dimaksudkan untuk

membagikan tanggung jawab kepada masing-masing wartawan agar

kerja mereka tepat dan efisien.

Perkecualian untuk kasus tertentu, seorang wartawan dapat

mengerjakan suatu peliputan berita atau peristiwa di luar bidang yang

menjadi tanggung jawabnya. Ini dapat terjadi apabila ada suatu

kejadian penting yang harus segera diliput, misalnya seperti terjadi

peristiwa kriminal, perampokan, pembunuhan, kebakaran, banjir, dan

lain sebagainya yang dimana kejadian peristiwa tersebut terjadi secara

mendadak. Dan untuk peliputan yang sifatnya pada spesialisasi

tanggung jawab tugas seorang wartawan baru dilaksanakan pada

follow up berita selanjutnya. Dalam hal ini seorang wartawan haruslah

mampu untuk dapat menjaring koneksi dengan berbagai pihak yang

terkait dengan bidang spesialisasinya, agar peliputan berita yang

sedang dikerjakan dan menjadi tanggung jawab dapat berjalan dengan

lancar. Untuk itu ada beberapa pihak yang dimaksud perlu ada koneksi

yaitu seperti pihak di bidang perekonomian, pemerintahan , kriminal,

ABRI, dan lain sebagainya yang dapat memperlancar dalam hal

(56)

commit to user

46 D. Proses Produksi

Proses produksi pembuatan harian Surat Kabar Suara Merdeka

secara singkat dapatdijelaskan sebagai berikut :

[image:56.612.178.509.189.461.2]

a. Tahap pertama yaitu, setelah mendapatkan berita-berita dan

gambar yang diperoleh dari kantor berita dalam dan luar negeri

seperti dari radio, fax, televisi, dan wartawan dari perushaan

diterima bagian redaksi berita-berita tersebut dipilih dan disunting

mana yang layak di muat dan tidak oleh tiap bagian. Selanjutnya

dibuatkan bagian lay out halaman depan dan halaman selanjutnya

oleh masing-masing penanggung jawab, setelah otu copy berita

dan tata muka halaman depan dan seterusnya diserahkan kepada

bagian percetakan.

b. Tahap kedua adalah tahap copy berita dari bagian redaksi

kemudian masuk ke bagian setting atau photo setting. Di bagian ini

berita disusun hurufnya atau photo type setting, kemudian direkam

ke dalam media rekam yang disebut diskets yang di dalamnya telah

terisi susunan copy berita ke mesin out put melalui mesin edit

wrinter.

c. Tahap ke tiga yaitu pengolahan bagian setting, copy berita

diserahkan bagian koreksi atau kolektor. Selanjutnya setelah

dikoreksi, kemudian diserahkan ke bagian paste up.

d. Tahap ke empat adalah bagian paste up yang menjalankan

(57)

commit to user

47

tinggal menempelkan saja lembaran-lembaran akta, ektik yang

berisi susunan-susunan berita tadi sesuai dengan skema tersebut.

Selanjutnya setelah semua lay out selesai di flat, maka hasil lay out

dikirm ke bagian reproduksi.

e. Tahap ke lima yaitu bagian reproduksi yang dimana menerima

bahan-bahan berupa :

3) Gambar-gambar dari bagian redaksi

4) Halaman koran yang telah jadi dari bagian paste up

5) Gambar-gambar atau model dari bagian iklan

6) Setelah bahan-bahan tersebut diterima lalu dikerjakan

pemotretannya, setelah pembuatan negatif film selesai.

ƒ Tahap ke enam adalah pembukaan plate yang ada klisenya dan

negatif film.

Alat-alat yang digunakan di bagian ini yaitu :

¾ Mesing Plate Maker

¾ Alat-alat pencuci / pemroses plate, lalu hasil produksi

ditempelkan diatas plate (lembar seng alumunium). Setelah

itu tiap lembar-lembar film dicetak pada suatu plate.

ƒ Tahap ke tujuh plate-plate yang diterima dan bagian plate maker

yang dimasukan/dipasang di mesin cetak, dihasilkan surat kabar

(58)

commit to user

48 E. Pemasaran Suara Merdeka

Untuk bidang daerah pemasaran ini mulai dikembangkan dikantor

perwakilan Surakarta sekitar pada tahun 1983. Dalam usahanya untuk

meningkatkan oplah dan penjualan koran langganan pada tahun tersebut,

diadakanlah suatu pendataan penduduk di daerah Surakarta yang belum

berlangganan Surat Kabar Suara Merdeka. Kegiatan pendataan ini

dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pangsa pasar yang belum

terjangkau dan kemungkinannya untuk dijajaki pengembangannya agar mau

berlangganan koran Suara Merdeka. Selanjutnya kegiatan pemasaran

perusahaan diarahkan pada usaha-usaha untuk memasuki pasar, dengan

melakukan promosi dan iklan secara gencar. Salah satu kegiatan periklanan

yang dilakukan kantor cabang perwakilan Surakarta yaitu melalui Slide Show

(sorotan iklan di layar bioskop sebelum film mulai), iklan di radio (melalui

jingle lagu), pemasaran Billboard dijalan-jalan besar dan strategis, disamping

itu juga pemasangan spanduk saat perusahaan mensponsori suatu kegiatan

tertentu dan juga memberikan block note atau kartu pengenal. Sedangkan

untuk kegiatan promosinya kantor cabang perwakilan Suara Merdeka

Surakarta yaitu memberikan koran gratis selama seminggu di lokasi tertentu

yang sudah ditentukan, kemudian perusahaan mencoba menawarkan kepada

konsumen yang telah di beru sample Koran Suara Merdeka. Selain itu ada

keuntungan tersendiri yang diberikan oleh perusahaan kepada agen dan

(59)

commit to user

49

diskon bagi mereka, yang dimana juga termasuk salah satu contoh kebijakan

kegiatan promosi oenjualaan yang dilakukan oleh perusahaan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapat

kepercayaan dan menambah pembacaca maupun pelanggan tetap yaitu dengan

selalu memberikan pelayanan dan kenyamanan yang baik kepada pelanggan

maupun konsumen baru. Antara lain hal yang dilakukan ialah dengan jalan

mengontrol ketepatan pengiriman surat kabar sampai di tangan pelanggan.

Pengontrolan ini juga dilakukan terhadap potongan harga yang akan

perusahaan berikan kepada para agen, sub agen, pengecer, dan tukang loper

koran yang masing-masing harganya sudah ditentukan oleh perusahaan agar

mereka mendapatkan keuntungan sendiri-sendiri.

Agar hal yang dijelaskan diatas dapat berjalan secara lancar untuk itu

diperlukan adannya saluran distribusi yang barik, Harian Suara Merdeka yang

produsen dan pusatnya berada di Semarang dalam hal pemasarannya kepada

konsumen di Surakarta, saluran distibusinya dapat digambarkan sebagai

(60)

commit to user

50

Bentuk Saluran Distribusi Surat Kabar Suara Merdeka

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kantor perwakilan di

Surakarta dalam menyalurkan surat kabar Suara Merdeka kepada konsumen

menggunakan empat cara penyaluran yaitu sebagai berikut :

ƒ Perwakilan-Konsumen

Untuk fungsi penyaluran ini konsumen dapat berlangganan langsung

melalui kantor perwakilan.

ƒ Perwakilan-Pengecer-Konsumen

Dalam hal ini pengecer yang langsung membeli kantor perwakilan lalu

kaoran itu dijual kepada konsumen.

ƒ Perwakilan-Agen-Konsumen

Dari fungsi agen yang menjadi perantara dan mendapat barang dari kantor

(61)

commit to user

51

barang/surat Kabar Suara Merdeka kepada pelanggannya atau

konsumennya.

ƒ Perwakilan-Agen-Pengecer-Konsumen

Cara penyaluran fungsi ini yaitu agen mendistribusikan korannya kepada

sub agen atau pengecer yang kemudian menjualnya langsung kepada

ko

Gambar

Gambar 2.1 Model Komunikasi Harold Lasswell
gambar yang diperoleh dari kantor berita dalam dan luar negeri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencitraan PT Kereta Api Indonesia yang terbentuk dari berita-berita kecelakaan yang dimuat dalam Surat Kabar Harian

Foto jurnalistik pada media massa surat kabar ditampilkan dengan tujuan. memperkuat dan memvisualkan isi berita, karena itu foto jurnalistik pada

Jika dilihat dari pengguna internet yang mengakses berita yang masih sangat sedikit di Indonesia, memang surat kabar di Indonesia masih bisa berlega hati untuk, setahun sampai

Dan di surat kabar Hamburg Paula dan Philipp melihat satu foto ikan hiu dan juga foto rekannya Laura dan Paul, yang benar-benar terlihat takut?. Tetapi apa hubungan

Bleyer, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat di surat kabar karena ia dapat menarik dan mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia

Tujuan penelitian adalah menganalisis: (1) proporsi foto berita keras dalam surat kabar Republika, (2) proporsi lingkup foto, sumber foto dan penempatan foto, (3)

peristiwa (foto menggambarkan bahwa peristiwa itu benar - benar terjadi) , konflik (Konflik selalu menarik untuk didengar, diketahui dan dilihat, walaupun untuk sebagian

Berita-berita tentang ibadah haji di SKH Republika dilakukan dengan frekuensi jauh lebih banyak daripada berita yang dimuat di surat kabar lainnya tidak lepas